SOSIOLOGI PEDESAAN
METODOLOGI PEMETAAN SOSIAL
Disusun Oleh: Wendi Irawan Dediarta (150310080137)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNVERSITAS PADJADJARAN 2009
PEMBAHASAN
Pengertian Pemetaan Sosial
Peme Pemeta taan an sosi sosial al (soc (social ial mapp mappin ing) g) dide didefin finis isik ikan an seba sebaga gaii
pros proses es peng pengga gamb mbar aran an
masyarakat yang sistematik serta melibatkan pengumpulan data dan informasi mengenai masyarakat termasuk di dalamnya profile dan masalah sosial yang ada pada masyarakat tersebut. Merujuk pada Netting, Kettner dan McMurtry (1993), pemetaan sosial dapat disebut juga sebagai social profiling atau “pembuatan profil suatu masyarakat”.
Pemetaan sosial dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan dalam Pengembangan Masyar Masyaraka akatt yang yang oleh oleh Twelve Twelvetree treess (1991: (1991:1) 1) didefi didefinis nisika ikan n sebaga sebagaii “the “the proces processs of assisting ordinary people to improve their own communities by undertaking collective actions.” actions.” Sebagai Sebagai sebuah sebuah pendekatan pendekatan,, pemetaan pemetaan sosial sosial sangat sangat dipengaruh dipengaruhii oleh ilmu penel penelitia itian n sosial sosial dan geograf geografi. i. Salah Salah satu satu bentuk bentuk atau hasil hasil akhir akhir pemeta pemetaan an sosial sosial biasa biasanya nya berupa berupa suatu suatu peta peta wilaya wilayah h yang yang sudah sudah diform diformat at sedemi sedemikia kian n rupa rupa sehing sehingga ga menghasilkan suatu image mengenai pemusatan karakteristik masyarakat atau masalah sosial sosial,, misaln misalnya ya jumlah jumlah orang orang miskin miskin,, rumah rumah kumuh, kumuh, anak anak terlan terlantar, tar, yang yang ditand ditandai ai dengan warna tertentu sesuai dengan tingkatan pemusatannya .
Metode Pemetaan Sosial
Siapapun pelaku pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sepakat bahwa tidak ada satu pun metode yang paling baik (A. van den Ban, 1992). Menurut Bank Dunia (2002), terdapat tiga metode bagi pelaksanaan pemetaan sosial:
1.
Survey Formal
2.
Rapid Apraisal
3.
Participatory Apraisal
Survey Formal
Deskripsi Survey Formal: •
Ragam deskripsi survey rumah tangga merupakan survey standar hidup, seperti pola penge pengelua luaran ran,, pola pola konsum konsumsi, si, kompos komposisi isi,, coppin copping g mechan mechanism ism,, pendid pendidika ikan n dan kesehatan, pekerjaan, kelahiran, tabungan, jadwal sehari, dll.
•
Inti Inti
surv survey ey
meng mengen enai ai
peru peruba baha han-p n-per erub ubah ahan an
indi indika kato torr
sosi sosial al,,
sepe sepert rtii
akse akses, s,
penggunaan dan kepuasan terhadap pelayanan sosial dan ekonomi. 30 hari efektif bagi survey ini. •
Survey Survey kepuas kepuasan an klien, klien, diguna digunakan kan untuk untuk mengka mengkaji ji efekti efektivit vitas as dan keberh keberhasi asilan lan pelayanan pemerintah berdasarkan pengalaman dan aspirasi klien.
•
Kartu laporan penduduk, mirip dengan survey kepuasan klien, tetapi lebih difokuskan pada temuan-temuan masyarakat yang dipetakan sesuai tingkat, wilayah geografis dan kemudian dilaporkan kepada publik.
•
Laporan statistik, data sekunder, seperti monografi desa, potensi desa, dll. Laporan statistik mengenai permasalahan sosial, seperti: jumlah orang miskin, desa tertinggal, status gizi, tingkat buta huruf, sanitasi, air bersih, dll.
Rapid Apraisal •
Deskripsi Rapid Apraisal:
RRA adalah aktivitas yang sistematis, tetapi cukup terstruktur, yang dilakukan di lapangan oleh sebuah tim dan dirancang untuk secara cepat mendapatkan informasi atau hipotesa tentang kehidupan di suatu desa (wilayah bencana) tanpa melibatkan masyarakat secara aktif, masyarakat diposisikan sebagai objek, bukan sebagai subjek. Metode Metode Rapid Rapid Aprais Apraisal al melipu meliputi: ti: interv interview iew,, fokus fokus grup, grup, pertem pertemuan uan,, observ observasi asi,, penelitian kecil, dan analisis data.
Wawa Wa wanc ncara ara info inform rman an kunc kuncii (Ind (Indep epth th Inte Interv rvie iew w ), wawa wawanc ncar araa (men (menda dala lam, m, kualitatif, kualitatif, semi terstruktur terstruktur)) dengan dengan menggunaka menggunakan n pertanyaan pertanyaan terbuka terbuka terhadap terhadap individu-individu tertentu (terseleksi) yang dianggap memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai topik/kasus tertentu atau keadaan wilayahnya.
Wawa Wa wanc ncara ara terst terstru rukt ktur ur yang yang difa difasi sili lita tasi si fasil fasilit itato atorr deng dengan an tekn teknis is melon melonta tark rkan an serangkaian pertanyaan-pertanyaan kepada semua anggota masyarakat dalam suatu pertemuan.
Diskusi kelompok terarah.
Wawancara kelompok masyarakat.
Pengamatan langsung (Observation). Survey kecil, meng enggunakan kuesioner terst rstruk ruktur terha rhadap sejumlah kecil masyarakat (50-75 Orang) secara acak atau sengaja pada lokasi tertentu.
•
Prinsip Rapid Rural Appraisal:
Data yang dikumpulkan harus sangat relevan.
Metode yang digunakan mengadaptasi kondisi lingkungan setempat.
Anggo Anggota ta dari dari komuni komunitas tas dapat dapat member memberikan ikan masuka masukan n terhada terhadap p pendef pendefini inisia sian n kebutuhan dan juga alternatif solusinya.
•
Contoh langkah RRA a. Wawancara Informan Kunci (Key Informant Interview). Wawancara ini terdiri serang serangkai kaian an pertan pertanyaa yaan n terbuka terbuka yang yang dilaku dilakukan kan terhada terhadap p indivi individudu-ind indivi ividu du tertentu yang sudah diseleksi karena dianggap memiliki pemahaman terhadap wilayah bencana. Wawancara bersifat kualitatif, mendalam dan semiterstruktur. b. Diskusi Kelompok Fokus (Focus Group Discussion). Diskusi kelompok dapat melibatkan 8-12 anggota yang telah dipilih berdasarkan kesamaan latar belakang. Peserta diskusi bisa dari elemen tim penanggulangan bencana yang ada. c. Wawancara Kelompok Masyarakat (Community Group Interview). Wawancara difasilitasi oleh serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada semua anggota masyar masyaraka akatt dalam dalam suatu suatu pertem pertemuan uan terbuka terbuka.. Wawanc Wawancara ara ini dapat dapat dilaku dilakukan kan kepada masyarakat yang berada di wilayah bencana. d. Pengamatan Langsung (Direct Observation). Melakukan kunjungan lapangan atau pengamatan pengamatan langsung langsung terhadap terhadap masyarakat masyarakat setempat. setempat. Data yang dikumpulk dikumpulkan an dapat berupa informasi mengenai kondisi geografi, kawasan aman, sumber air dan sumber pangan yang ada di lokasi yang dapat dimanfaatkan dalam keadaaan darurat, dan sebagainya. e. Survey Kecil (Mini-Survey). Penerapan kuesioner terstruktur (daftar pertanyaan tert tertut utup up)) terh terhad adap ap seju sejuml mlah ah keci kecill samp sample le (ant (antar araa 50-7 50-75 5 oran orang) g).. Pemi Pemili liha han n responden dapat menggunakan teknik acak (random sampling) ataupun sampel bertujuan (purposive sampling). Namun untuk teknik suvey kecil ini cukup sulit diterapkan pada kondisi bencana.
•
Kelebihan Rapid Rural Appraisal:
Membutuhkan biaiaya yang relatif rendah.
Dapat dilaksanakan dengan cepat.
Dimiliki oleh masyarakat setempat.
•
Fleksibel.
Dapat mengidentifikasikan pemahaman dari isu yang kompleks.
Multi bidang, dan memberikan dorongan bagi masyarakat setempat.
Kekekurangan Rapid Rural Appraisal:
Bias, dan terbatas.
Pengambil keputusan harus menguasai statistik.
Persiapannya membutuhkan waktu dan pelatihan skil yang dibutuhkan misalnya: Interview, komunikasi, dll.
Participatory Participatory Apraisal •
Deskripsi Participatory Apraisal:
PRA PRA dapa dapatt diar diarti tika kan n seba sebaga gaii meto metode de peng pengum umpu pula lan n data data yang yang dila dilaku kuka kan n oleh oleh perorangan maupun tim untuk mendapatkan informasi mengenai suatu wilayah atau kawasan kawasan yang masyarakat masyarakat dilibatkan dilibatkan secara aktif dan diposisika diposisikan n sebagai sebagai subjek. subjek. Dala Dalam m pela pelaks ksan anaa aan n pros proses es PRA PRA ini ini meme memerl rluk ukan an wakt waktu u yang yang relat relatif if lama lama bila bila diba diband ndin ingk gkan an deng dengan an RRA. RRA. Orie Orient ntas asii PRA PRA adal adalah ah untu untuk k memf memfas asil ilita itasi si atau atau meningkatkan kesadaran masyarakat dan kemampuan mereka untuk menangkap isu atau persoalan. Perhatian khusus dilakukan agar masyarakat lokal dapat melakkan analisi secara mandiri serta menyampaikan pengamatannya. Peran peneliti menjadi katalis, bukan sebagai ahli.
•
Dalam menggali potensi dan permasalahan yang ada dalam suatu wilayah
terdapat tiga langkah penerapan PRA, yaitu : 1. Persiapan Persiapan Kegiatan Kegiatan persiapan persiapan meliputi meliputi pelatihan, pelatihan, membentuk Tim PRA, menetapkan menetapkan tujuan tujuan PRA, membentuk desain kegiatan PRA, dan melakukan kunjungan awal. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan PRA PRA Sete Setela lah h semu semuaa kegi kegiat atan an pers persia iapa pan n PRA PRA sele selesa saii dila dilaku kuka kan, n, Tim Tim berk berkun unju jung ng kelapangan untuk memulai kegiatan PRA yaitu, pembahasan, maksud, tujuan, dan pro prose sess
PRA, PRA,
disku iskusi si
pengg enggal alia ian n
info inform rmas asi, i,
penc pencat atat atan an
mempresentasikan hasil diskusi, dan menyusun rencana program.
hasi hasill
disk iskusi, si,
3. Tindak Tindak Lanjut Lanjut Rencana program yang telah dibuat bersama masyarakat ditindaklanjuti di dalam pelaksanaannya.
•
Metode yang digunakan dalam PRA:
1. Sumb Sumberer-su sumb mber er seku sekund nder; er; beru berupa pa buku buku,, jurn jurnal al,, lapo laporan ran,, peta, peta, doku dokume men, n, memorandum, hasil survei, laporan tahunan, dokumen resmi, sensus, koran dan majalah. 2. Interview atau wawancara setengah terstruktur. Metode ini dianggap metode utama PRA. Wawancara dapat dilakukan pada perorangan maupun kelompok baik kepada masyarakat, pemerintah, maupun elit lokal pada kawasan bencana. Wawancara dilakukan dilakukan secara tidak resmi, sebaiknya sebaiknya di lingkunga lingkungan n mereka mereka sendiri. sendiri. Kuesioner Kuesioner tertulis tidak digunakan, tetapi catatan kecil digunakan untuk mencatat gagasan utama yang muncul selama wawancara. Wawancara dilakukan atas dasar beberapa pertanyaan kunci yang dianggap penting. 3. Diskusi Diskusi Kelompok Kelompok Fokus Fokus (Focus (Focus Group Discussion). Discussion). Diskusi kelompok dapat melibatkan 8-12 anggota yang telah dipilih berdasarkan kesamaan latar belakang. Bedanya dengan FGD pada RRA adalah pelibatan masyarakatnya sebagai peserta FGD. FGD. Tim Tim pena penang nggu gula lang ngan an benc bencan anaa hany hanyaa memf memfas asil ilita itasi si FGD FGD agar agar tida tidak k menyimpangdari hasil yang diharapkan. 4. Observasi Observasi langsung; langsung; dilakukan dilakukan untuk mengamati mengamati kejadian, proses, proses, hubungan hubungan dan pola secara sistematik. Metode ini mirip dengan participant observation. Observasi langsu langsung ng dilaku dilakukan kan untuk untuk mengec mengecek ek atau mendap mendapatk atkan an gambar gambaran an langsu langsung ng mengenai kebencanaan tersebut dari sumber sekunder ataupun wawancara. 5. Model-model visual; model ini semakin banyak digunakan terutama dalam kondisi adanya perbedaan budaya, di mana responden memiliki pendidikan resmi yang terbat terbatas. as. Model Model visual visual memanf memanfaat aatkan kan berbag berbagai ai bentuk bentuk diagar diagaram, am, sketsa sketsa,, peta, peta, kalender musim, serta berbagai bentuk visual lain yang memungkinkan masyarakat dan fasilitator melakukan diskusi bersama. Beberapa alat bantu yang digunakan dalam dalam metode metode ini di antaran antaranya ya kertas kertas plano, plano, kertas kertas manila manila// kertas kertas metapl metaplan, an, meteran, spidol, peta wilayah, selotip, double tip, dll.
Prinsip Prinsip PRA:
•
Berikut ini ada sekurang kurangnya 11 prinsip metode PRA: 1.
Mengutamakan Yang Terabaikan
Prinsip ini memiliki makna keberpihakan terhadap masyarakat yang terabaikan, termarjinalisasikan, mungkin tertindas atau terlindas oleh struktur. Sekelompok masyarakat seperti ini tidak boleh diabaikan oleh sekelompok masyarakat yang lain. Dalam masyarakat masyarakat nelayan nelayan misalnya, misalnya, bagaimanap bagaimanapun un masyarakat masyarakat nelayan nelayan memiliki tipologi seperti nelayan besar dan kecil atau ada majikan dan anak buah kapa kapal. l. Dala Dalam m sebu sebuah ah kelo kelomp mpok ok baga bagaim iman anaa mens mensei eimb mban angk gkan an kedu kedudu duka kan n antarmereka dalam sebuah kelompok sehingga mereka memiliki akses yang sama dalam hak. Golongan inilah yang paling memerlukan peningkatan dalam taraf hidup mereka sebab golongan ini biasanya adalah golongan masyarakat yang miskin secara ekonomi, meski mereka belum tentu miskin dalam pengalaman dan pengetahuan. 2.
Penguatan Masyarakat
Penguatan masyarakat memiliki makna bahwa masyarakat memiliki kemampuan tidak hanya ekonomi akan tetapi juga sosial politik. Artinya, kekuatan ekonomi memu memung ngki kink nkan an masy masyar arak akat at tida tidak k terga tergant ntun ung g deng dengan an oran orang g luar, luar, seda sedang ng kemampuan sosial politik memungkinkan masyarakat mampu membela haknya. Para Para kelo kelomp mpok ok nela nelaya yan n haru haruss kuat kuat secar secaraa kele kelemb mbag agaa aan n yang yang memb member erik ikan an kekuat kekuatan an secara secara ekonom ekonomii maupun maupun politi politis. s. Selain Selain itu mereka mereka juga juga memili memiliki ki kemampuan untuk mengelola lingkungannya tanpa intervensi orang luar, bahkan merek merekaa mamp mampu u meng mengad adak akan an tawar tawar mena menawa warr deng dengan an oran orang g luar luar.. Deng Dengan an kemampuan ini mereka memiliki peluang, dan kontrol terhadap lingkungan serta mampu memberikan pertimbangan terhadap orang luar jika mereka mengarah pada proses perusakan lingkungan dari usaha mereka. 3.
Masyarakat Seb Sebaagai Pelaku aku
Orang luar sebagai sebagai fasilitator: fasilitator: Posisi orang luar hanya sebagai sebagai fasilitator fasilitator artinya mereka mereka mendorong mendorong proses perubahan secara partisipatif partisipatif yang bersumber bersumber dari dalam diri masyarakat masyarakat itu sendiri. sendiri. Ada kalanya kalanya seorang seorang fasilitator fasilitator juga menjadi menjadi mediator terhadap kejadian konflik yang berlangsung dalam masyarakat. Peran fasilitator sebagai motivator adalah untuk mendorong semangat masyarakat untuk beker bekerja ja sama sama karena karena ada pengak pengakuan uan eksist eksistens ensii dari dari orang orang luar. luar. Masyar Masyaraka akatt sebag ebagai ai
pelak elaku u
dala dalam m
pemba emban nguna gunan n
mem memilik ilikii
arti arti bah bahwa
mula mulaii
dari ari
meng engiden identi tifi fik kasi asi
masal asalah ah
samp sampai ai
deng engan
pren prenca can naan aan
keg kegiata iatan n
dan dan
imlementasinya dilakukan oleh masyarakat. Ada kelemahan dari masyarakat pada umumny umumnyaa yakni yakni mereka mereka tidak tidak memili memiliki ki jaringa jaringan n sosial sosial yang yang luas, luas, terutam terutamaa jarin jaringan gan kerjas kerjasama ama dengan dengan kelom kelompok pok lain lain yang yang lebih lebih luas luas sebaga sebagaii kesatu kesatuan an komunitas komunitas.. Kalau hal ini ada hanyalah hanyalah dilakukan dilakukan oleh individu individu individu tertentu yang bukan menjadi asetnya kelompok. Fasilitaor dapat mengambil peran ini yakni sebagai orang berusaha menghubungankan antarmasyarakat dengan orang luar luar yang yang diperl diperluka ukan. n. Misaln Misalnya, ya, ketika ketika para para nelaya nelayan n terjeb terjebak ak oleh oleh tengku tengkulak lak sehingga terpaksa mereka menjual hasil tangkapan dengan harga rendah, maka fasilitator bisa menghubungkan dengan pedagang alternatif untuk mengangkat nasib mereka. 4.
Saling Belajar dan Menghargai Perbedaan
Prinsip ini lebih mengutamakan hubungan antar orang luar yang berperan sebagai fasilitator fasilitator dengan dengan kelompok kelompok masyarakat yang difasilitasi difasilitasinya. nya. Orang luar yang memfasilitasi kelompok nelayan perlu mengerti kebudayaan dan cara berfikir masyarakat setempat. Dengan cara ini seorang fasilitator atau orang luar berusaha belajar terhadap lingkungan setempat yang kemungkinan besar ada hal yang tidak terpikrkan terpikrkan oleh orang luar, akan tetapi hal itu muncul muncul sebagai sebagai teknologi maupun maupun pengetahua pengetahuan n lokal. lokal. Pada tingkat ini ada prinsip bahwa kelompok kelompok masyarakat masyarakat bel belaja ajarr deng dengan an oran orang g luar luar dan dan seba sebali likn knya ya.. Kema Kemamp mpua uan n untu untuk k mema memaha hami mi perbedaan ini lah menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh para fasilitator atau orang luar. 5.
Santai dan Informal
Kegiata Kegiatan n yang yang dilaku dilakukan kan baik baik orang orang luar luar bekerja bekerja sama sama dengan dengan masyar masyaraka akatt setemp setempat at maupu maupu antar antar masyar masyaraka akatt setemp setempat at adalah adalah memerl memerluka ukan n situsi situsi santai santai,, tidak formal, luwes dan fleksibel. Situasi ini sangat umum berlangsung dalam kelompok nelayan, petani dan seterusnya. Beginilah pada umumnya suasana desa nelaya nelayan n atau pedalam pedalaman an itu berlan berlangsu gsung. ng. Melalu Melaluii suasan suasanaa infrma infrmall seperti seperti ini semua persoalan dapat diungkapkan dengan baik meskipun sering kali juga ada perbedaan perbedaan pandangan pandangan antaranggo antaranggota ta masyarakat. masyarakat. Kedatangan orang luar sering sering disa disamb mbut ut deng dengan an sika sikap p form formal al masy masyar arak akat at yang yang seri sering ngka kali li menj menjad adii kaku kaku.. Fasili Fasilitato tatorr harus harus mampu mampu membua membuatt suasan suasanaa santai santai inform informal al dan akrab akrab dengan dengan masyarakat.
6.
Trianggulasi
Prinsip ini lebih berhubungan dengan perolehan informasi. Adakalanya informasi yang dikemukakan oleh individu ada kemungkinan tidak dibenarkan menurut kelompok. kelompok. Ada kemungkina kemungkinan n juga informasi yang diberikan diberikan kelompok kelompok tidak cocok dengan realitas. Oleh sebab itu prinsip trianggulasi merupakan tindakan untuk untuk mengontrol mengontrol sumber informasi. informasi. Dalam masyarakat nelayan misalnya misalnya kalau juragan juragan mengemukak mengemukakan an informasi informasi maka tingkat tingkat subyektivi subyektivitasny tasnyaa juga tinggi tinggi mana kala berkenaan dengan kepentingan para juragan itu. Demikian juga dengan kelomp kelompok ok yang yang lain. lain. Karena Karena sumber sumber inform informasi asi itu banyak banyak maka maka kebena kebenaran ran informasi itu perlu dicari melalui berbagai pihak dengan cara cross check. 7.
Optimalisasi Hasil
Optima Optimalis lisasi asi hasil hasil sangat sangat berkai berkaitan tan dengan dengan inform informsi si yang yang dikump dikumpulk ulkann annya. ya. Karena banyaknya banyaknya informasi informasi yang dikumpulkan dikumpulkan seringkali seringkali informasi informasi itu sulit dianalisis. Oleh sebab itu dalam hal seperti ini para pemandu atau fasilitator perlu mengajak mereka untuk mengklasifikasikan secara bersama sama informasi yang telah telah dipero diperoleh lehnya nya.. Ada baikny baiknyaa bahwa bahwa inform informasi asi yang yang dikump dikumpulk ulkan an adalah adalah sangat erat kaitanya dengan masalah yang ingin dipecahkan secara bersama sama sehing sehingga ga inform informasi asi yang yang dikump dikumpulk ulkan an sangat sangat optima optimal. l. Banyak Banyaknya nya inform informasi asi bukan berarti buruk akan tetapi banyaknya informasi jangan sampai mengganggu pencapaian tujuan. 8.
Orientasi Praktis
Artinya bahwa program program yang dikembangkan dengan metode PRA ini lebih berorientasi berorientasi pada pemecahan pemecahan masalah masalah secara praktis. Misalnya saja apa yang menjadi masalah nelayan, potensi (kemampuan manusia atau kelompok untuk mengerakkan perubahan )apa yang dimiliki, tersedianya potensi pendukung lain atau tidak, yang kemungkin kemungkinan an berada pada kelompok kelompok lain atau daerah lain, ada tidaknya sumber yang dimiliki dst dan program program yang dirancang memecahkan kebutuhan banyak pihak atau tidak. 9.
Keberlanjutan
Dalam kehidupan masyarakat masalah ekonomi itu berkembang terus, artinya selama manusia itu ada maka masalah tidak pernah akan selesai. Oleh karenannya kare nannya program yang dirancang oleh masyarakat untuk memecahkan persoalan mereka adalah adalah berkes berkesina inambu mbunga ngan n masalah dikemudian hari.
dan memung memungkin kinkan kan mengan mengantis tisipas ipasii
muncul munculnya nya
10.
Bela Belaja jarr dari dari Ke Kesala salaha han n
Dala Dalam m PRA PRA kesa kesala laha han n itu itu waja wajarr dan dan sang sangat at manu manusi siaw awi, i, oleh oleh seba sebab b itu itu peren perencan canaan aan progra program m jangan jangan terlal terlalu u sulit sulit sehing sehingga ga masyar masyaraka akatt tidak tidak mampu mampu memenuhinya. Dalam menyusun kegiatan bukan juga hal yang bersifat coba coba akan tetapi telah mempertimbangkan banyak hal termasuk tentang kesalahan. 11.
Terbuka
Dala Dalam m PRA PRA sang sangat at memu memung ngki kink nkan an keti ketida dak k semp sempur urna naan an oleh oleh seba sebab b itu itu keterbukaan atas tanggapan orang lain terhadap kegiatan PRA ini sangat positif sebab disdari bahwa disetiap metode tidak pernah ada yang berlangsung dengan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA Hikmat, Harry (2001), Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Bandung: Humaniora Utama. LCC (League of California Cities) (1977), “Problem Analysis: Data Collection Technique”, dalam Gilbert, Neil dan Harry Specht, Planning for Social Welfare: Issues, Models and Tasks, New Jersey: Prentice-Hall, hal. 311-323. Netting, F. Ellen, Peter M. Kettner dan Steven L. McMurtry (1993), Social Work Macro Practice, New York: Longman. Suhart Suharto, o, Edi (1997) (1997),, Pemban Pembangun gunan, an, Kebijak Kebijakan an Sosial Sosial dan Pekerj Pekerjaan aan Sosial: Sosial: Spekt Spektrum rum Pemikiran, Bandung: Lembaga Studi Pembangunan STKS (LSP-STKS). -------- (2002), Profiles and Dynamics of the Urban Informal Sector in Bandung: A Study of Pedagang Kakilima, unpublished PhD thesis, Palmerston North: Massey University Twelvetrees, A. (1991), Community Work, London: McMillan. Warren, R. L. (1978), The Community in America, Chicago: Rand McNally. World Bank (2002), Monitoring and Evaluation: Some Tools, Methods and Approaches, Washington D.C.: The World Bank