BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ada banyak upaya yang dapat dilakukan oleh setiap insan pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya itu adalah dengan melakukan kegiatan penelitin, khususnya penilitian pendidikan. Melalui penelitian, masalah-masalah dalam pendidikan dapat "tertangkap" kemudian ditemukan solusinya. Hal-hal baru yang lebih inovatif dalam pendidikan dapat pula dikembangkan dan diaplikasikan dari sebuah penelitian. Ada beberapa jenis penelitian yang dapat dilakukan, salah satunya adalah penelitian yang bergenre research and development (R&D)/ penelitian dan pengembangan.
Pada awalnya, penelitian R&D diterapkan pada dunia industri, dan merupakan ujung tombak dari suatu industri dalam menghasilkan poduk baru yang dibutuhkan oleh pasar. Hampir 4% biaya digunakan untuk penelitian ini, bahkan untuk bidang-bidang tertentu seperti komputer dan farmasi alokasi biayanya dapat melebihi 4% (Borg and Gall, 1989). Sedangkan dalam bidang sosial dan pendidikan, peranan R&D masih sangat kecil yakni kurang dari 1% dari biaya pendidikan secara keseluruhan. Hal ini dianggap sebagai salah satu alasan utama mengapa kemajuan dalam bidang pendidikan agak tertinggal jika dibandingkan dengan bidang lain.
Oleh karena itu, kami sebagai penyusun makalah akan memaparkan sedikit tentang Metode Penelitian R&D. Di dalam makalah ini terdapat pengertian, langkah-langkah dan contoh jurnal pembelajaran matematika yang menggunakan metode R&D. Untuk pembahasan selanjutnya, dapat dibaca pada makalah ini.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, didapatlah beberapa rumusan masalah, yaitu:
Apakah pengertian dan maksud dari Metode Penelitian R&D?
Seperti apakah konsep dan pentingnya Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D) ?
Bagaimana langkah-langkah dari Metode Penelitian R&D?
Bagaimana penyusunan laporan Metode Penelitian R&D?
Apa kelebihan dan kekurangan Metode Penelitian dan Pengembangan?
Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, didapat tujuan pembahasan yaitu
Mengetahui apa itu Metode Penelitian dan Pengembangan atau R & D
Memahami konsep dan pentingnya Metode Penelitian dan Pengembangan atau R & D
Mengetahui dan memahami langkah-langkah dari Metode R & D
Mengetahui cara penyusunan laporan untuk Metode Penelitian R & D
Mengetahui kelebihan dan kekurangan Metode Penelitian dan Pengembangan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Metode Penelitian dan Pengembangan atau R & D
Apa yang dimaksud dengan Penilitian dan Pengembangan? Ada beberapa pengertian mengenai Penelitian dan Pengembangan atau dalam bahasa Inggris Research and Development (R & D).
Menurut Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya Metode Penelitan dan Pendidikan, beliau menyebutkan bahwa Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R & D) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.
Menurut Prof. Dr. Sugiono dalam bukunya Metode Penelitan dan Pendidikan, beliau menyebutkan bahwa metode Penelitian dan Pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development (R & D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R & D) adalah suatu metode atau langkah untuk menghasilkan produk baru atau mengembangkan dan menyempurnakan produk yang telah ada, dan digunakan untuk menguji kefektifan produk tersebut.
2.2 Konsep dan Pentingnya Metode Penelitian dan Pengembangan ( R & D)
Metode penelitian dan pengembangan telah banyak digunakan pada bidang-bidang Ilmu Alam dan Teknik. Namun demikian metode ini bisa juga digunakan dalam bidang ilmu;ilmu sosial seperti psikologi, sosiologi, pendidikan, manajemen, dan lain-lain.
Penelitian-penelitian di bidang pendidikan, umumnya tidak diarahkan pada pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena-fenomena yang bersifat fundamental, serta praktik-praktik pendidikan. Penelitian fenomena-fenomena yang bersifat fundamental pendidikan dilakukan melalui penelitian dasar (basic research), sedangkan penelitian tentang praktik pendidikan dilakukan melalui penelitian terapan (applied research).
Metode penelitian dan pengembangan merupakan penghubung atau pemutus kesenjangan antara penelitian dasar dengan penelitian terapan. Sering dihadapi adanya kesenjangan antara hasil-hasil penelitian dasar yang bersifat teoritis dengan penelitian yang bersifat praktis. Kesenjangan ini dapat dihilangkan atau disambungkan dengan penelitian dan pengembangan.
Suatu produk yang baik akan dihasilkan apakah itu perangkat keras atau perangkat lunak, memiliki karakteristik-karakteristik tertentu. Karakteristik tersebut merupakan perpaduan dari sejumlah konsep, prinsip, asumsi, hipotesis, prosedur berkenaan dengan hal yang telah ditemukan atau dihasilkan dari penelitian dasar. Misalnya karakteristik dari discovery learningmerupakan hasil temuan dari penelitian dasar yang menyatakan bahwa discovery learning bertolak dari asumsi bahwa siswa mempunyai potensi, kekuatan, dan kemampuan untuk belajar sendiri. Pembelajaran ini juga bertolak dari asumsi bahwa discovery learning bisa dilakukan oleh semua siswa dan pada semua mata pelajaran. Discovery learning juga bertolak dari hipotesis bahwa belajar yang menekankan aktivitas siswa lebih berhasil dibandingkan dengan hanya menekankan aktivitas guru, dikarenakan belajar yang menekankan aktivitas siswa lebih membangkitkan motivasi beajar, kemampuan berpikir tingkat tinggi, kreativitas, kemandirian, dan lainnya. Berdasarkan karakteristik-karakteristik tersebut, model pembelajaran discovery dalam mata pelajaran dan jenjang pendidikan tertentu dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan. Hasil dari pengembangan tersebut berupa pembelajaran discovery diterapkan dalam praktik pendidikan di sekolah. Penerapan dari produk-produk penelitian dan pengembangan diteliti dengan menggunakan penelitian terapan. Dengan demikian, ketiga jenis penelitian ini saling terkait dan saling mendukung satu sama lain. Kemajuan-kemajuan di dalam pendidikan dan kurikulum pembelajaran sangat didukung oleh hasil-hasil penelitian dari ketiga jenis penelitian ini. Penelitian dasar mengembangkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, teori-teori. Peneletian dan pengembangan mengambangkan model-model proses, bahan, sarana-fasilitas, dan penelitian terapan mengembangkan praktik pelaksanaan pendidikan dan kurikulum pembelajaran.
Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode: deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Metode penelitian deskriptif digunakan dala penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi tersebut mencakup: (1) kondisi produk-produk yang telah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar untuk produk yang akan dikembangkan, (2) kondisi pihak pengguna, seperti sekolah, guru, kepala sekolah, siswa, serta pengguna lainnya, (3) kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakup unsur manusia, sarana-prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan.
Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses uji oba pengembangan suatu produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba, dan setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan temuan-temuan hasil uji coba diadakan penyempurnaan-penyempurnaan.
Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi pengkuran tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara random. Pembandingan hasil dari kedua kelompok tersebut menunjukkan keampuhan dari produk yang dihasilkan.
Strategi penelitian dan pengembangan banyak digunakan dalam teknologi pembalajaran yang sekarang lebih difokuskan pada sistem pembelajaran. Strategi ini banyak digunakan untuk mengembangkan model-model, desain atau perencanaan pembelajaran, proses atau pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan model-model program pembelajaran. Penelitian dan pengembangan juga banyak digunakan untuk mengembangkan bahan ajar, media pembelajaran serta manajemen pembelajaran.
2.3 Langkah-langkah Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D)
Langkah-langkah proses penelitian dan pengembangan menunjukkan suatu siklus, yang diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu. Contohnya untuk meningkatkan kemampuan guru-guru yang tersebar dalam suatu daerah yang sangat luas membutuhkan bahan latihan atau penataran yang disusun dalam bentuk modul. Langkah selanjutnya adalah menetukan karakteristik atau spesifikasi dari produk yang akan dihasilkan. Materi latihan apa yang harus diberikan dan bagaimana proses pembelajarannya. Materi dan proses pembelajaran tersebut harus disesuaikan dengan kondisi, latar belakang dan kemampuan guru yang akan mempelajarinya, serta sumber-sumber belajar yang ada di daerah mereka masing-masing. Setelah itu barulah dibuat draf produk, atau produk awal yang masih kasar, kemudian produk tersebut diujicobakan di lapangan dengan sampel secara terbatas dan sampel lebih luas secara berulang-ulang. Selama kegiatan uji coba dilakukan pengamatan dan evaluasi. Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi diadakan penyempurnaan-penyempurnaan. Kegiatan evaluasi dan penyempurnaan dilakukan secara terus-menerus sampai dihasilkan produk yang terbaik atau produk standar. Untuk menguji keampuhan produk yang dihasilkan diadakan pengujian mutu hasil dengan menggunakan metode eksperimen.
Menurut Borg dan Gall (1989) ada sepuluh langkah pelaksanaan penelitian dan pengembangan yaitu:
Penelitian dan pengumoulan data.
Perencanaan.
Pengembangan draf produk.
Uji coba lapangan awal.
Merevisi hasil uji coba.
Uji coba lapangan.
Penyempurnaan produk hasil uji lapangan.
Uji pelaksanaan lapangan.
Penyempurnaan produk akhir.
Diseminasi dan implementasi.
Penjelasan lebih rinci dari tiap tahapan dapat diikuti dalam uraian berikut.
Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting). Meliputi pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil.
Pengukuran Kebutuhan (need assessment)
Produk yang dikembangkan dalam pendidikan dapat berupa perangkat keras seperti alat bantu pembelajaran, buku, modul atau paket belajar, dan lain-lain, atau perangkat lunak seperti program-program pendidikan dan pembelajaran, model-model pendidikan, kurikulum, implementasi, evaluasi, instrumen pengukuran, dan lain-lain. Beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam memilih produk yang akan dikembangkan.
Apakah produk yang akan dibuat penting untuk bidang pendidikan?
Apakah produk yang akan dikembangkan memiliki nilai ilmu, keindahan dan kepraktisan?
Apakah para pengembang memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam mengembangkan produk ini?
Dapatkah produk tersebut dikembangkan dalam jangka waktu yang tersedia?
Kriteria pertama merupakan kriteria pertama, produk pendidikan yang dihasilakn harus betul-betul penting dan dibutuhkan dalam pendidikan. Tidak ada gunanya yang tidak digunakan, makin banyak yang menggunakan makin bermanfaat suatu produk pendidikan. Suatu produk banyak digunakan karena banyak membawa hasil dan mudah digunakan. Dengan demikian produk yang akan dikembangkan hendaknya yang akan memberikan sumbangan bagi peningkatan mutu pendidikan, kurikulum dan pembelajaran.
Pemilihan suatu produk yang akan dikembangkan sebaiknya didasarkan atas pengukuran dan pemumpulan data kebutuhan. Masalah-masalah atau kelemahan apa yang dihadapi sekolah saat ini? Diantara masalah tersebut mana yang paling mendesak dan mempunyai pengaruh besar terhadap pelaksanaan pendidikan. Produk yang dikembangkan harus ampuh untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. pemilihan produk yang akan dikembangkan disesuaikan dengan bidang keahlian para pengembang, kelayakan waktu, peralatan dan biaya.
Studi Literatur
Untuk mengembangkan suatu produk pendidikan diperlukan studi literatur. Studi ini ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang memperkuat suatu produk. Produk pendidikan terutama produk yang berbentuk model, program, sistem, pendekatan, software dan sejenisnya memiliki dasar-dasar konsep atau teori tertentu. Untuk menggali konsep-konsep atau teori yang mendukung suatu produk perlu dilakukan kajian literatur secara intensif. Melalui studi literatur juga dikaji ruang lingkup suatu produk, keluasan penggunaan, kondisi-kondisi pendukung agar produk dapat digunakan atau diimplementasikan secara optimal, serta keunggulan dan keterbatasannya. Studi literatur juga diperlukan untuk mengetahui langkah-langkah yang paling tepat dalam pengembangan produk tersebut.
Penelitian dalam Skala Kecil
Dari beberapa pengalaman penelitian dan pengembangan, hasil pengukuran kebutuhan belum cukup untuk memberikan dasar-dasar kongkrit bagi pengembangan suatu produk. Kedua hasil studi tersebut masih perlu dilengkapi dengan penelitian langsung ke lapangan, bagaimana hal yang akan diproduksi itu dilaksanakan.
Perencanaan
Berpegang pada hasil dari studi literatur, pengukuran dan pemngumpulan data kebutuhan dan penelitoan dalam skala kecil, dapat disusun rencana pengembangan produk. Perencanaan ini meliputi rancangan produk yang akan dihasilkan, serta proses pengembangannya.
Rancangan produk yang akan dikembangkan minimal mencakup: (1) tujuan dari penggunaan produk, (2) siapa pengguna dari produk tersebut, (3) deskripsi dari komponen-komponen produk tersebut, dan (3) deskripsi dari komponen-komponen produk dan penggunaannya. Tujuan pengguna produk perlu dirumuskan sejelas dan sekongkrit mungkin. Dalam teknologi instruksional tujuan dirumuskan dalam bentuk objektif yang menggambarkan perilaku-perilaku yang bisa diamati atau diukur.
Dalam merumuskan pengguna produk disebutkan siapa subjek pengguna produk tersebut. Di samping subjeknya juga perlu dijelaskan spesifikasinya, seperti latar belakang pendidikan, jabatan atau kepangkatan, tugas dan peranannya, pengalaman, tugas-tugas non struktural yang diembannya, dll.
Hal selanjutnya yang perlu dirumuskan adalah komponen-komponen produk. Produk pendidikan yang berbentuk paket pelatihan mencakup rumusan tentang: tujuan pelatihan, materi pelatihan, proses pembelajaran dan media pembelajaran, tugas dan evaluasi hasil pembelajaran, serta sumber-sumber belajar yang digunakan baik dalam bentuk buku, maupun sumber yang ada di masyarakat.
Dalam proses pengembangan produk yang akan dihasilkan, perlu dirumuskan lebih rinci, mulai dari penentuan produk, penyusunan draf atau produk awal, uji coba draf/produk awal di lapangan, penyempurnaan draf, uji coba draf yang sudah disempurnakan, pengujian produk akhir, sampai dengan distribusi dan diseminasi produk yang dihasilkan.
Kegiatan selanjutnya adalah merencanakn subjek uji coba dan lokasi uji coba, baik untuk uji coba awal, uji coba lebih luas maupun pengujian produk akhir. Karena produk yang akan dihasilkan adalah produk standar, maka jumlah subjek yang terlibat dan lingkup lokasi penelitian dan pengembangan harus representatif unyuk populasi nasiaonal, propinsi atau kota/kabupaten.
Hal yang tidak kalah pentingnya dalam perenanaan pengembangan adalah perhitungan biaya, orang-orang yang akan membantu dan berpartisipasi dalam pelaksanaan pengembangan, alat dan bahan yang diperlukan serta perkiraan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan semua kegiatan penelitian dan pengembangan.
Untuk pelaksanaan uji coba hal yang perlu direncanakan dengan seksama adalah instrumen-instrumen yang diperlukan selama uji coba pengembangan dan pengujian, baik instumen untuk pengamtan maupun pengukuran hasil. Untuk pengolahan dan pelaporan hasil yang diperlukan adalah teknik-teknik analisis hasil pengamatan dan pengukuran serta bentuk-bentuk sajian hasil pengolahan seperti grafik, profil, tabel, deskripsi, naratif, dan lain-lain.
Pengembangan Produk Awal
Hasil-hasil pengukuran dan analisis kebutuhan memberikan masukan tentang jenis-jenis produk pendidikan apa yang diperlukan sekolah saat ini. Hasil studi literatur meberikan masukan tentang beberapa karakteristik penting dari produk yang akan dikembangkan, serta bentuk-bentuk produk yang telah dikembangkan di tempat lain. Hasil penelitian dalam lingkup terbatas memberikan gambaran tentang bahan dasar dan/atau produk-produk sejenis yang telah digunakan, pelaksanaan produk yang ada, dan kemungkinan faktor-faktor yang akan mendukung dan menghambat penggunaan produk yang akan dikembangkan. Sosok atau bangun produk tersebut masih merupakan produk awal, bersifat tentatif yang akan disempurnakan melalui serentetan kegiatan uji coba.
Meskipun masih merupakan produk awal, bersifat draf kasar, tetapi sudah disusun selengkap dan sesempurna mungkin. Draf atau produk awal dikembangkan oleh para pengembang bekerja sama atau dengan bantuan para ahli atau orang-orang yang punya keterampialn yang dibutuhkan. Sebelum diuji cobakan di lapangan diperlukan evaluasi atau "uji coba di atas meja" (desk try out atau desk evaluation).
Uji coba atau evaluasi ini semata-mata bersifat perkiraan atau judgement berdasarkan analisis dan pertimbangan logika dari para pengembangan dan para ahli. Uji coba atau evaluasi oleh para ahli juga diperlukan untuk melihat kelayakan produk secara lebih makro. Uji coba lapanagan akan mendapatkan kelayakan secara mikro, kasus demi kasus untuk kemudian ditarik kesimpulan secara umum atau digeneralisasikan.
Uji Coba dan Penyempurnaan Produk Awal
Setelah mendapat masukan dan penyempurnaan-penyempurnaan berdasarkan hasil evaluasi atau uji coba di atas meja, selanjutnya dilakukan uji coba lapangan di sekolah ataupun di laboratorium. Uji coba di lapangan lebih baik karena berpraktik dalam situasi yang sesungguhnya, karena baik keadaan dan jumlah siswa, maupun sarana dan fasilitas pembelajarannya sesuai dengan keadaan nyata di sekolah.
Untuk contoh paket latihan keterampilan mengajar, kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah mengadakan pertemuan, rapat atau diskusi dengan guru-guru peserta latihan. Dalam pertemuan tersebut pengembang pertama-tama menjelaskan tujuan umum pelatihan, langkah-langkah umum yang akan dilakukan serta beberapa hal pokok yang perlu mendapat perhatian. Setelah itu para peserta diber kesempatan untuk membaca hasil dari pengembang (paket 1) dan pengembang memberi penjelasan jika ada hal yang belum dipahami. Yang sangat penting dalam kegiatan ini adalah para peserta memberikan masukan komentar, kritik, dan saran untuk penyempurnaan paket latihan yang kemudian didiskusikan kembali, dicari kesimpulannya oleh para peserta dan para pengembang bagi penyempurnaan paket latihan.
Hasil diskusi tersebut dibahas kembali oleh para pengembang. Paket latihan tersebut yang telah disempurnakan, diberikan kembali kepada subjek uji coba untuk dilaksanakan.
Langkah selanjutnya guru-guru peserta latihan uji coba melaksanakan apa yang dirancang dalam paket latihan di kelas masing-masing. Sebelum pelaksanaan pembelajaran guru terlebih dulu membuat rencana pembelajaran atau merevisi perencanaan pembelajaran yang telah ada disesuaikan apa yang dituntut dalam paket pelatihan.
Selama pembelajaran berlangsung, para pengembang melukakan pengamatan secara intensif. Pengembang mencatat hal-hal penting berkenaan dengan respon siswa terhadap apa yang dilakukan dan disampaikan guru. Pengamatan dilakukan dengan pendekatan kualitatif (pencatatan deskriptif-naratif) dengan format yang telah disediakan.
Setelah guru mengajar dalam satu atau beberapa pertemuan, di luar jam pelajaran guru dan para pengembang mengadakan pertemuan untuk membahas hasil pengamatan yang perlu mendapatkan klarifikasi dan penyempurnaan. Berdasarkan hasil diskusi itu guru membuat atau menyempurnakan persiapan mengajar untuk pertemuan selanjutnya. Selesai melaksanakan satu paket latihan (keterampilan mengajar) guru membuat persiapan dan melaksanakan pembelajran (keterampilan mengajar) yang lain dengan topik dan bahasan yang lain lagi. Selanjutnya uji coba lagi dan dilakukan lagi proses pengamatan oleh para pengembang, dan dilakukan penyempurnaan paket latihan. Begitu seterusnya sampai produk paket-paket latihan (keterampilan mengajar) selesai disempurnakan.
Uji coba dan Penyempurnaan Produk Yang Telah Disempurnakan
Meskipun sudah diperoleh produk yang lebih sempurna, tetapi uji coba penyempurnaan produk masih harus dilakukan satu kali petaran lagi. Hal itu dilakukan karena produk yang dihasilkan adalah produk standar, yang berlaku secara nasional, atau untuk lingkup propinsi, minimal lingkup kota/kabupaten.
Kelayakan populasi dilakukan dalam uji coba dan penyempurnaan produk yang telah disempurnakan. Dalam tahap ini dilkukan uji coba produk dengan sampel yang lebih besar karena sampel harus mewakili populasi baik dalam jumlah maupun dalam karakteristiknya.
Langkah-langkah pada tahap ini sama dengan langkah-langkah pada tahap uji coba produk awal. Demikian seterusnya pengamat, diskusi dengan guru, serta rapat antar tim pengembang dilakukan secara beulang-ulang sampai semua paket selesai diujicobakan dan disempurnakan sehingga diperoleh paket latihan final.
Pengujian Produk Akhir
Untuk menguji apakah suatu produk pendidikan layak dan memiliki keunggulan dalam praktik, maka dilakukan pengujian produk akhir. Dalam pengujian ini sudah tidak ada lagi penyempurnaan produk sebab produk sudah dipandang smpurna dalam uji coba paket putaran kedua. Pengujian produk dapat dilakukan pada sekolah-sekolah dan guru-guru yang sama pada putaran kedua, tetapi dengan topik atau pokok bahasan yang berbeda. Pengujian bisa juga dilakukan pada sekolah-sekolah dan guru yang berbeda, hal ini lebih baik karena belum punya pengalaman menggunakan produk itu. Dalam penilitian disebutnya tidak ada unsur kematangan.
Dalam pengujian ini juga sebaiknya digunakan kelompok kontrol, yaitu sekolah-sekolah dan guru-guru yang memiliki karakteristik dan kemampuan yang sama (random), minimal berpasangan (matching) dengan kelompok pengujian atau kelompok eksperimen. Kegiatan pada tahap ketiga ini memang ditujukan untuk menguji dampak dari penggunaan keterampilan mengajar terhadap pengethuan dan keterampilan siswa.
Pengujian ini dilaksanakan dalam bentuk desain eksperimen. Model desain yang digunakan adalah "The Randomized Preteset-Posttest Control Group Design" merupakan desain eksperimen murni karena kedua kelompok eksperimen dirandom. Atau minimal menggunakan desain "The Mathcing Only Pretest-Posttest Control Group Design" desain ini termasuk ke dalam eksperimen kuasi, karena kedua kelompok desain hanya dipasangkan.
Dalam pelaksanaannya kedua kelompok baik yang menggunakan desain pertama maupun kedua, diberi pretest. Kemudian kelompok eksperimen belajar dengan menggunakan pendekatan keterampilan mengajar, sedangkan kelompok kontrol menggunakan pendekatan biasa. Setelai selesai mempelajari semua pokok bahasan kemudian kedua kelompok diberi post test. Hasil yang dibandingkan: antara hasil pretest dan post test pada kelompok eksperimen, pretest-posttest kelompok kontrol. Pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol serta post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Perbedaan yang signifikan antara pre test dan post test menunjukkan keberartian hasil belajar, perbedaan signifikan antara hasil post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan pengaruh penggunaan keterampilan mengajar.
Diseminasi, Implementasi dan Institusionalisasi
Setelah dihasilkan suatu produk final yang sudah teruji keampuhannya, langkah selanjutnya adalah diseminasi, implementasi dan institusionalisasi. Diseminasi merupakan langkah untuk mensosialisasikan dan menyebarkan hasil. Diseminasi produk-produk yang dikembangkan oleh lembaga-lembaga dibawah Departemen Pendidikan Nasional sangat mudah. Dengan legalisasi dan instruksi dari Menteri, Dirjen atau minimal Direktur, maka suatu produk dalam tempo yang singkat bisa didiseminasikan ke Dinas-dinas Pendidikan dan ke sekolah-sekolah untuk kemudian diimplementasikan dan diinstitusionalisasikan.
2.4 Sistematika Penyusunan Laporan Metode Penelitian dan Pengembangan
Halaman Judul
Abstrak
Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAUJUAN HIPOTESIS
Deskripsi Teori
Kerangka Berpikir
Hipotesis
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
Lagkah-langkah Penelitian
Metode Penelitian Tahap I
Populasi Sampel Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data
Instrument Penelitian
Analisis Data
Perencanaan Desain Produk
Validasi Desain
Metode Penelitian Tahap II
Model Rancangan Eksperimen Untuk Menguji Produk Rancangan
Populasi dan Sampel
Teknik Pengumpulan Data
Instrument Penelitian
Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Desain Awal Produk (Gambaran dan Penjelasan)
Hasil Pengujian Pertama
Revisi Produk (Gambaran setelah direvisi dan Penjelasan)
Hasil Pengujian Tahap ke II
Revisi Produk (Gambaran setelah direvisi dan Penjelasan)
Pengujian Tahap ke III (Bila Perlu)
Penyempurnaan Produk (Gambaran Terakhir dan Penjelasan)
Pengembangan Produk
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN PENGGUNAAN
Kesimpulan
Saran Penggunaan
Daftar Pustaka
Lampiran Instrumen
Lampiran Data
Lampiran Produk yang Dihasilkan
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Penelitian dan Pengembangan
2.5.1 Kelebihan
1. Pendekatan R & D mampu menghasilkan suatu produk / model yang memiliki nilai validasi tinggi, karena produk tersebut dihasilkan melalui serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi oleh ahli
2. Pendekatan R & D akan selalu mendorong proses inovasi produk/ model yang tiada henti / memiliki nilai suistanibility yang cukup baik sehingga diharapkan akan ditemukan produk-produk / model-model yang selalu actual sesuai dengan tuntutan kekinian
3. Pendekatan R & D merupakan penghubung antara penelitian yang bersifat teoritis dengan penelitian yang bersifat praktis
4. Metode penelitian yang ada dalam R & D cukup komprehensif , mulai dari metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimen.
2.5.2 Kekurangan
1. Pada Prinsipnya pendekatan R & D memerlukan waktu yang relative panjang, karena prosedur yang harus ditempuh pun relative kompleks.
2. Pendekatan R&D dapat dikatakan sebagai penelitian "here and now", penelitian ini tidak mampu digeneralisasikan secara utuh, karena pada dasarnya penelitian ini pemodelannya pada sampel bukan pada populasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penelitian R & D merupakan sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan, atau suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Produk-produk pendidikan yang dihasilkan baik yang berupa hardware maupun software diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efektifitas pendidikan yang berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Sehingga secara umum dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
3.2 Saran
Para pembaca yang budiman, di penghujung tulisan ini kami berharap semoga kita semua mampu menjaga dan mengamalkan perintah-perintah agama yang terkandung di dalamnya sehingga kita bias menjadi orang-orang yang beruntung dan mendapat petunjuk-Nya. Semoga pembaca yang budiman tidak puas akan hasil makalah ini dan dapat menindaklanjutinya.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta
Syaodih, Nana. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Frayudha, A. D. (2014, Agustus). Cara Menggunakan Metode Riset and Development. Retrieved November 7, 2015, from http://agadefra.blogspot.co.id/2014/08/cara-menggunakan-metode-riset-and.html
17