METODE PENELITIAN KUANTITATIF
Bagian V
DASAR-DASAR ANALISIS DATA
ANALISIS DATA
Kategorisasi, pengurutan, pengaturan, pembandingan, dan manipulasi statistik, yang bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk-bentuk penyajian yang mudah dimengerti, dan kemudian membuat kesimpulan tentang karakteristikkarakteristik menonjol yang ada dalam data.
INTERPRETASI DATA
Pengkaitan hasil analisis data dengan hal-hal diluar data empirik yang diperoleh, baik hal-
Bivariate Analysis
Analisis karakteristik korelasi dua variabel:
Statistical Significance strong
positive
Strength
weak -
Direction
negative -
Form
lienar -
CONCOMITANT VARIATION cross-sectional - longitudinal
Tingkat Pendapatan
Tinggi
• •
• •
Pendapatan semakin
Semakin tinggi • Tingkat
Joint probability distribution: "Dalam kelompok yang memiliki Tingkat Pendapatan Tinggi, lebih banyak dijumpai mereka yang konservatif, dibanding dalam kelompok yang memiliki Tingkat Pendapatann Rendah"
Rendah 100%
67%
33%
30 30 34 35 Skor rata-rata
35 35 40 28
30
Kekuatan Hubungan Linear
° °
Rendah
Liberal
°°
° °
°
°
Konservatif
Negatif
Rendah Liberal Konservatif
• • • • •
•
r = 0.8
2500 (juta Rp.)
Biaya promosi
Pearson’s r coefficient hanya menunjukkan ada tidaknya korelasi linear
x
y
Inversed Asymmetric correlation “Political self-designation” (x) mempengaruhi ‘television use” (y) x y Symmetric “Political self-designation” (x) dan Television use” (y) sebenarnya tidak berkorelasi, namun masing2 dipengaruhi oleh kondisi psikologis tertentu (z) x z
cukup. Suatu variabel mempunyai status sebagai suatu sufficient condition apabila hanya dengan variabel itu saja telah dimungkinkan munculnya suatu gejala lain. •
Necessary condition, atau kondisi yang diperlukan bagi munculnya suatu gejala lain. Suatu gejala tidak akan muncul tanpa adanya kondisi yang diperlukan tersebut; tetapi hanya dengan kondisi itu saja, gejala tersebut juga tidak akan muncul. Contributory condition
atau kondisi
Status Teoretis Independent Variable
Sufficient Condition
Merokok Tidak Merokok
Sehat
Kanker
-
100%
100%
-
Necessary Condition
Merokok
Sehat
Kanker
20%
80%
Theoretic Media Agenda hypothesis
Public Agenda
Media Agenda: Public Agenda: Conceptual Isu-isu yang memperoleh Isu-isu yang dinilai publik definition penonjolan dalam media sebagai isu-isu yang penting Issue: "An issue -- as a category within media contents -- is either (1) cumulative news coverage of a series of related events, or (2) a single news coverage on a particular event or situation involving contention, public disagreement, conflict between identifiable groups, or involving a situation that is defined as a problem' by a particular group."
Spearman's Rho Rank-Order Correlation: 6 Σ Di2 rs = 1 - ______________ N ( N2 - 1 ) dimana contoh:
D = perbedaan atau selisih antara pasangan ranking N = jumlah isu yang diamati
10 (100 - 1 )
=
0.78
Korelasi Lebih dari dua Agenda a (4N + 2) rs = 1 -
[
______________ (a - 1)(N - 1)
12 S S2
-
_________________ a(a - 1)N(N2 - 1 )
]
dimana a = jumlah set ranking (dalam hal ini Agenda yang diteliti) S = total ranking yang diberikan untuk tiap isu N = jumlah isu ___________________________________________________________________ Media Public Party Isu Agenda Agenda Agenda S ___________________________________________________________________
S2
Analisis Data
1
Interpretasi Data: Beberapa Alternatif Theoretical Interpretations
Apa yang kita temuai dalam data Bagaimana variabel2 tadi berhubungan (`What ) ( How ) • Asymmetrical: “TelevisionUse” (X) Variabel “Television Use” (x) mempengaruhi “Political Self-designation” berhubungan dng. variabel (Y) “Political Self-designation ” : mereka yang “amat sering” x y menonton TV cenderung menyebut dirinya sebagai “moderate” -- bukan “liberal” atau “conservative” (Gerbner et al., 1984)1 x y
•
•
Mengapa variabel2 tsb berhubungan demikian ( Why ) •
TV cenderung memilih penggambran situasi atau sikap yang moderat, menghindari yang ekstrim, baik yang liberal ataupun konservatif (Gerbner, 1976)2
•
Televisis cenderung mempertemukan situasi atau sikap-sikap ekstrim secara berimbang, sehingga secara keseluruhan akan menampilkan “middle-of-the-road images and values” tentang realitas politik yang ada. Karenanya, seorang yang relatif banyak menonton TV juga cenderung menempatkan diri sebagai pihak yang “moderat”
• Inversed asymmetrical: “Political selfdesignation” (x) mempengaruhi ‘television
use” (y) x •
y Symmetrical: “political self-designation” (x) dan “television use” (y) sebenarnya
•
tidak berkorelasi, namun masing2 dipengaruhi oleh kondisi psikologis tertentu (z) x 1 2
Mereka yang merasa moderat cenderung lebih banyak mempergunakan TV, antara lain karena ia menilai TV merupakan medium yang netral (dibanding suratkabar) Suatu kondisi psikologis tertentu (z) menyebabkan individu lcenderung menarik diri dari lingkungan politik di sekitarnya (tidak ingin mengambil sikap apapun terhadap isu-isu politik yang muncul) dan lebih banyak memanfaatkan waktunya untuk membenamkan diri dalam acara TV
George Gerbner et al. (1984), Political Correlates of Television Viewing.” Public Opinion Quarterly, Vol.48; pp. 283-300. George Gerbner, and Larry Gross (1976) “Living with Television: the Violence Profile No.. 9.” Journal of Communication, No.26,; pp.176-207.
Analisis Data
2
Interpretasi Data: Beberapa Alternatif Theoretical Interpretations
Apa yang kita temuai dalam data Bagaimana variabel2 tadi berhubungan (`What ) ( How ) z
y
Mengapa variabel2 tsb berhubungan demikian ( Why )
Reciprocal: “Political self-designation” dan • “television use” saling mempengaruhi x y
Pearson’s r Correlation Coefficient rxy =
rxy
N∑ xy -
[ N∑ x2 - (∑ x)2 ] [ N∑ y2 - (∑ y)2 ] ∑xy
=
(∑ x) (∑ y)
N S x Sy
(x)(y)
Mereka yg merasa moderat, cenderung memilih saluran TV yg moderat. Pemberitaan yg moderat memperkuat sikap moderat yg telah dimiliki.
3
Coefficient of determination r2 . . . the proportion of the variability among the y scores that can be accounted for by the variability among the x scores (Sprinthall; 1982) rxy = 0.70
rxy2 = 0.49
49% of the information about y is contained in x
1
THREE CRITERIA TO ESTABLISH CAUSALITY (Neuman, 1997, pp.49-50; Nachmias & Nachmias, 1992, pp. 102-103)
1.
covariation/association
2.time-order/temporal order 3.nonspuriousness/ the elimination of plausible alternatives
2
1
Potential errors in causal explanation (Neuman, 1997, pp. 114-119)
• Ecological
. . . it occurs when a researcher gathers data at a higher or an aggregated unit of analysis but wants to make a statement about a lower or disaggregated unit.
• Reductionis
. . . occurs when a researcher observes a lower or disaggregated unit of analysis but makes a statement about the operations of higher or aggregated units
• Tautology
. . . circular reasoning – when something is “true by definition”. . . It occurs through a slip in language, a confusion between a definition and a
fallacy
m fallacy
2
1
KORELASI
• concomitant variation
crosssectional
semakin sering melihat tayangan spot “Aku Cinta Produk Indonesia” semakin cenderung untuk selalu membeli produk dalam negeri • differentiation kelompok yang pernah menonton spot “Aku Cinta Produk Indonesia” relatif lebih sering membeli produk DN dibanding kelompok yang belum menonton
joint-probability distribution persentase orang yang sering membeli produk DN diantara mereka yang pernah menonton spot “Aku Cinta Produk Indonesia” relatif lebih besar dibanding diantara mereka yang belum pernah menonton spot tsb.
Correlation
•
• before-after differentiation
longitudinal
kecenderungan untuk selalu membeli produk dalam negeri semakin besar
setelah menonton spot “Aku Cinta Produk Indonesia” dibanding sebelum menonton
2