Load and Resistance Factor Design dibandingkan Allowable Stress Design/ASD dalam Perencanaan Stuktur Baja
Abstrak Dua metode yang sering digunakan digunakan dalam perencanaan perencanaan struktur baja yakni yakni perencanaan perencanaan berdasarkan tegangan kerja/ working stress design ( Allowable Stress Design/ASD) Design/ASD) dan perencanaan kondisi batas/ limit states design ( Load and Resistance Factor Design/ LRFD). LRFD). Berbeda dengan konsep tegangan kerja/ ijin dengan faktor keamanan tunggal dalam dalam perenc perencana anaan an struktu strukturr baja, baja, Load Resistance Faktor Design mengenal mengenal berbagai faktor faktor keamanan keamanan untuk untuk mengakom mengakomodasi odasi berbagai berbagai kemungki kemungkinan nan kelebihan kelebihan beban dan kemungkinan kegagalan elemen struktur yang direncanakan pada berbagai kondisi batas. Kondisi batas yang dimaksudkan adalah leleh, fraktur, tekuk lokal penampang, tekuk global global kompon komponen en struktu strukturr dan kondis kondisii batas batas lainny lainnya. a. Hal ini memberi memberikan kan gambar gambaran an perencanaan lebih rasional dan memeberikan keleluasaan kepada perencana untuk menentukan desain berdasarkan kondisi batas yang dipilihnya.
Pendahulua n etode tegangan kerja/!"D telah digunakan kurang lebih #$$ tahun, dan selama %$ tahun terakhir prinsip perencanaan struktur baja telah beralih ke konsep &'D yang lebih rasional berdasarkan konsep probabilitas. erencanaan struktur baja yang dilakukan di *ndonesia mengacu kepada eraturan erencanaan Bangunan Baja *ndonesia ( BB*, #+-). #+-). erenc erencana anaan an tersebu tersebutt mengan menganut ut konsep konsep tegang tegangan an ijin/!" ijin/!"D, D, dimana dimana dalam dalam perencanaan tegangan yang terjadi pada elemen struktur yang diakibatkan oleh beban kerja direncanakan tidak melebihi tegangan ijin. Konsep LRFD Dalam Desain Struktur Baja erencanaan struktur baja dalam konsep &'D adalah mengacu kepada kondisi batas kemampuan dalam memenuhi fungsifungsinya. Kadaan batas dibagi dua dua yakni tahanan dan kemampuan kemampuan layan. layan. Keadaan Keadaan batas tahanan (keamanan) (keamanan) adalah perilaku perilaku struktur struktur saat mencapai plasis, tekuk , leleh, fracture dan gelincir. Keadaan batas kemampuan layan berkaitan dengan kenyamanan pengguna bangunan yakni yakni lendutan, getaran, perpindahan dan retakretak retakretak yang yang mungkin mungkin terjadi. Keadaan Keadaan batas tersebut tersebut dapat tercapai tercapai dengan dengan memperhitungkan kelebihan beban atau pengurangan kekuatan struktur yang terjadi pada masa layan dibandingkan dengan beban nominal dan kuat nominal. Kelebihan beban dapat diakibatkan oleh kemungkinan perubahan fungsi bangunan yang mengakibatkan berubahnya nilai bebanbeban yang dipikul struktur, sedangkan pengurangan kekuatan stru strukt ktur ur dapa dapatt dise diseba babk bkan an oleh oleh kemu kemung ngki kina nan n keti ketida dak k semp sempur urna naan an baha bahan n dan dan penyederhanaan perhitungan kekuatan dibandingkan dengan kondisi bahan dan perhitungan teoritis yang digunakan. digunakan.
Konsep Konsep probabilitas probabilitas dalam mengkaji mengkaji keamanan keamanan struktur struktur adalah metode keandalan keandalan mean alue first 0 order secound secound moment moment dimana dimana pengaruh pengaruh beban beban ( 1) dan tahanan tahanan ( ' ) dianggap sebagai ariable acak yang saling tak bergantung dengan frekuensi distribusi tipikal sebagai berikut2
#
!gar lebih sederhana maka diturunkan diturunkan ariable '/1 atau ln ( '/1) dengan ln ( '/1) 3 $ menunjukkan kegagalan seperti yang ditunjukkan dalam gambar berikut 2
Besaran βσln('/1) ln('/1) manjadi manjadi defenisi defenisi kegagalan. kegagalan. 4a 4ariabel β disebut indeks keandalan ( reliability indeks) indeks) dan bermanfaat bermanfaat untuk halhal sebagai berikut2 berikut2 • enunjukkan konsistensi perencanaan berbagai jenis komponen struktur. • Dapat digunakan untuk menemukan metode baru dalam perencanaan komponen struktur. • Dapat digunakan sebagai indicator dalam mengkalibrasi tingkat faktor keamanan komponen struktur. Konsep Konsep perencanaan &'D mengadopsi mengadopsi indeks keandalan β kedalam persamaan yang lebih umum dikenal sebagai 2 φ Rn
≥ ∑ γ i Qi
(#)
%
!gar lebih sederhana maka diturunkan diturunkan ariable '/1 atau ln ( '/1) dengan ln ( '/1) 3 $ menunjukkan kegagalan seperti yang ditunjukkan dalam gambar berikut 2
Besaran βσln('/1) ln('/1) manjadi manjadi defenisi defenisi kegagalan. kegagalan. 4a 4ariabel β disebut indeks keandalan ( reliability indeks) indeks) dan bermanfaat bermanfaat untuk halhal sebagai berikut2 berikut2 • enunjukkan konsistensi perencanaan berbagai jenis komponen struktur. • Dapat digunakan untuk menemukan metode baru dalam perencanaan komponen struktur. • Dapat digunakan sebagai indicator dalam mengkalibrasi tingkat faktor keamanan komponen struktur. Konsep Konsep perencanaan &'D mengadopsi mengadopsi indeks keandalan β kedalam persamaan yang lebih umum dikenal sebagai 2 φ Rn
≥ ∑ γ i Qi
(#)
%
Dimana 2 φ 2 faktor keamanan untuk sisi kekuatan atau kactor reduksi kekuatan 'n 2 kuat nominal komponen str struktur, diambil nilai terk erkeci ecil dari bebera erapa kemungkinan kegagalan ( kondisi batas) yang mungkin terjadi. γ i 2 factor keamanan untuk sisi beban atau factor pengali beban ( oerload factors). 1i 2 berbagai jenis beban yang direncanakan untuk dipikul komponen struktur. φ Rn
2 representasi tahanan atau kekuatan rencana suatu komponen struktur.
∑ γ Q i
i
2 beban terfaktor yang harus dipikul oleh komponen struktur.
aktor 'eduksi Kekuatan aktor reduksi kekuatan φ diad diadak akan an untu untuk k meme memepr prhi hitu tung ngka kan n kemu kemung ngki kina nan n ketida ketidakse ksempu mpurna rnaaan aan dan penyi penyimpa mpanga ngan n kekuat kekuatan an bahan bahan serta serta perbed perbedaan aan kekuat kekuatan an diband dibanding ingkan kan dengan dengan perhit perhitun ungan gan kekuat kekuatan an secara secara teorit teoritis is yang yang diguna digunakan kan.. 5ilai 5ilai φ diambil lebih kecil dari satu, sehingga kekuatan rencana sebuah komponen struktur φ Rn akan lebih kecil dara pada kekuatan nominalnya, ' n. Besar nilai φ berariasi menurut jenis komponen struktur dan kondisi kondisi batas yang diperhitungkan. aktor reduksi kekuatan komponen struktur berdasarkan metode &'D Kuat 'encana aktor 'eduksi ( φ ) Komponen struktur memikul gaya tarik $.+$ • Keadaan batas leleh $.67 • Keadaan batas fracture Komponen struktur memikul gaya tekan Komponen struktur memikul lentur, geser "ambungan las &as tumpul penuh &as sudut, las pengisi dan las tumpul sebagian
$.7 $.+$ $.+$ $.67
aktor dan Kombinasi Beban akt aktor or baban baban γ i dimaksudkan dimaksudkan untuk untuk memparhitun memparhitungkan gkan kemungki kemungkinan nan meningkat meningkatnya nya beban dari nilai beban minimum yang disyaratkan. 5ilai γ i umumnya lebih besar dari #.$ sehingga beban rencana yang kan dipikul oleh struktur ditingkatkan menjadi γ i Qi . 5ilai factor beban yang digunakan tergantung pada kombinasi beban yang diperhitungkan. !dapun !dapun factor dan kombinasi beban tersebut adalah sebagai berikut2 a. #.- D b. #.% D 8 #.9 & 8 $.7 ( &a atau H) c. #.% #.% D 8 #.9 #.9 (&a (&a atau atau H) 8 (γ & & atau $. :) d. #.% D 8 #. #.; : 8 γ & & (&a atau H) e. #.% D ± #.$ < 8 γ & & f. $.+ D ± ( #.; : atau #.$ <)
;
Dimana 2 D 2 beban mati yang diakibatkan oleh berat struktur permanent, termasuk dinding, lantai, plafon, partisi tetap, tangga dan peralatan tetap lainnya. & 2 beban hidup yang diakibatkan oleh pengguna gedung termasuk kejut. &a 2 beban hidup diatap yang ditimbulkan oleh pekerja, pera=atan oleh pekerja dan material. H 2 beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan oleh genangan air. < 2 beban gempa yang ditentukan sesuai peraturan gempa γ & > $.7 apabila & 3 7 ka dan γ & > # apabila & ≥ 7 ka. actor beban & > # untuk garasi parker gedung pertemuan umum dan semua daerah yang memikul beban hidup lebih besar dari 7 ka. Komponen Struktur ang !emikul "a#a $arik
ada struktur baja batang tarik banyak ditemukan, batang ini dapat berupa profil tunggal maupun profil ganda atau tersusun. Batang tarik dapat berupa baja bulat, pelat, siku tunggal, siku ganda, kanal tunggal, kanal ganda dll. ?ntuk komponen struktur baja memikul gaya tarik/ batang tarik harus di desain sedemikian rupa sehingga harus memenuhi rumus sebagai berikut2 N u
=≤ φ t N n
dimana 2 5u 2 kuat tarik perlu yakni nilai gaya tarik akibat beban terfaktor dengan nilai terbesar yang diambil dari kombinasi pembebanan. 5n 2 kuat tarik nominal, yakni kuat tarik pada kondisi batas yang di perhitungkan. φ t 2 factor reduksi untuk komponen struktur yang memikul gaya tarik, $.+$ untuk kondisi batas leleh dan $.67 untuk kondisi batas fraktur. @ahanan tarik nominal komponen struktur tarik ditentukan oleh beberapa factor yakni 2 #. &eleh penampang (yielding) pada seluruh penampang bruto %. racture pada penampang efektif ;. Aeser pada sambungan Kondisi leleh penampang ?ntuk kondisi leleh penampang tahanan nominal adalah 2 N n
= f y A g
Kondisi racture ?ntuk kondidi fracture dimana sambungan adalah menggunakan sambungan baut tahan nominalnya adalah 2 N n
= f u . Ae
Dimana 2 f y 2 kuat leleh material, a !g 2 luas penampang bruto, mm % fu 2 tegangan tarik putus, a !e 2 luas penampang effektif, mm% -
enampang
= AnU
U = # −
L
≤ $.+
dimana !n 2 luas penampang netto, mm% ? 2 koefisien reduksi 2 eksentrisitas sambungan, jarak tegak lurus arah gaya tarik , antara titik berat penampang komponen yang disambung dengan bidang sambungan, mm. & 2 panjang sambungan dalam arah gaya tarik , yakni jarak antara dua baut yang terjauh pada suatu sambungan atau panjang las dalam arah gaya tarik, mm. Aeser Blok Kombinasi keruntuntuhan yang diakibatkan oleh kombinsi geser dan tarik dinamakan geser blok. Keruntuhan ini sering terjadi pada sambungan dengan baut terhadap pelat badan yang tipis pada komponen struktur yang memikul gaya tarik. Keruntuhan ini bisanya dijumpai pada sambungan pendek yang menggunakan dua baut atau kurang pada garis searah dengan gaya yang bekerja.
engujian menunjukkan bah=a keruntuhan geser blok merupakan penjumlahan tarik leleh atau tarik fraktur pada suatu irisan dengan geser fraktur atau geser leleh pada irisan lainnya yang salaing tegak lurus. @ahanan tarik blok geser ditentukan oleh dua persamaan sebagai berikut2
•
Aeser &eleh 0 @arik raktur
" n
= $.9 f y A g! + f u Ant
• •
Aeser raktur 0 @arik &eleh "n = $.9 f u An! + f y A gt
Dimana 2 !g 2 luas bruto akibat geser !gt 2 luas bruto akibat tarik !n 2 luas netto akibat geser !nt 2 luas netto akibat tarik f u 2 kuat tarik f y 2 kuat leleh
Komponen Struktur ang !emikul "a#a $ekan
7
Komponen struktur baja yang memikul gaya tekan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga memenuhi rumus sebagai berikut2 N u
≤ φ c N n
Dimana 2 5u 2 kuat perlu tekan, yaitu gaya tekan akibat beban terfaktor, diambil dari nilai terbesar dari kombinasi pembebanan. 5n 2 kuat tekan nominal, yaitu nilai gaya tekan terkecil dengan memperhitungkan berbagai kondisi batas batang tekan sebagai fungsi kondisi tekuk. φ c 2 factor reduksi untuk komponen struktur yang memikul gaya tekan, $.7. Kondisi batas yang harus di perhitungkan dalam perencanaan komponen struktur yang memikul gaya tekan.
• • • •
Kelelehan penampang ( yielding) @ekuk local ( local buckling) @ekuk lentur( fleural buckling) @ekuk torsi ( torsional buckling) @ekuk local adalah peristi=a menekuknya elemen pelat penampang ( sayap atau badan) akibat rasio tebal yang terlalu besar. @ekuk local mungkin terjadi sebelum batang/kolom menekuk lentur. ?ntuk itu di syaratkan nilai maksimum bagi rasio lebar tebal pelat penampang batang yang memikul gaya tekan. @ekuk lentur adalah peristi=a menekuknya batang tekan pada arah sumbu lemah secara tibatiba ketika terjadi ketidak stabilan. Kondisi ini sangat umum terjadi pada elemen batang tekan. Kuat tekan nominal 5n struktur yang memikul gaya tarik adalah dengan rumus sebagai berikut2 N n
= A g . f cr = A g
f y
ω Dengan besarnya ω yang ditentukan oleh λ c sebagai berikut2 untuk λ c 3 $.%7 maka ω > #
untuk $.%7 3 untuk
λ c
λ c
C #.%
3 #.%
maka ω =
#.-; #.9 − $.96λ c
maka ω = #.%7λ c
%
@ekuk torsi adalah peristi=a tekuk yang terjadi pada sumbu batang yang menyebabkan penampang tekan terputar/terpuntir. @ekuk torsi umumnya terjadi pada konfigurasi elemen batang tertentu, seperti profil siku ganda dan profil @. Kuat tekan nominal pada kondisi batas tekuk torsi dirumuskan sebagai berikut2 N nlt
= A g f clt
9
f + f = cry cr# # − % $ Dan besaranbesaran !g, λ , ω , f cl t
Dimana
c
#−
( f cry + f cr# ) % - f cry f cr# $
f y, f clt, f cry, f cr dan H adalah parameter 0 parameter
penampang Komponen Struktur ang !emikul Lentur
Komponen struktur baja yang memikul lentur sehingga memenuhi rumus sebagai berikut2 % u
harus direncanakan sedemikian rupa
≤ φ f % n
Dimana 2 φ f 2 factor reduksi kekuatan untuk komponen struktur memikul lentur > $.+$. n 2 kuat lentur nominal terkecil dari berbagai kondisi batas yang diperhiungkan. u 2 kuat lentur perlu yakni nilai momen lentur akibat beban terfaktor yang diambil diantara berbagai kombinasi yang mungkin terjadi. Dalam perhitungan momen tahan nominal dibedakan antara penampang kompak, tak kompak dan langsing. Batasan penampang kompak, tak kompak dan la ngsing adalah 2 #. enampang kompak %. anampang tak kompak ;. langsing
2 λ < λ & 2 λ & < λ < λ r 2 λ > λ r
n @ak kompak
kompak
langsing
p r
r
r
r
Aambar. @ahanan omen 5ominal Kompak, @ak Kompak Dan &angsing enampang Kompak @ahanan momen nominal untuk balok terkekang lateral dengan penampang kompak adalah 2 % n
= % & = ' . f y
Dimana 2 p 2 tahanan momen plastis
6
E f y
2 modulus penampang plastis 2 kuat leleh
enampang @ak Kompak @ahanan momen nominal tak kompak pada saat λ = λ r % n
= % r = ( fy − fr ).S
Dimana2 f y 2 kuat leleh f r 2 tegangan sisa " 2 modulus penampang ?ntuk penampang balok dengan λ & < λ < λ r maka tahanan lentur nominal ditentukan dengan cara interpolasi linier sebagai berikut 2 % n
=
λ r − λ λ r − λ &
% &
+
λ − λ & λ r − λ &
% r
Dimana2 λ 2 kelangsingan penampang balok, flens dan =eb > λ = b / %t f λ r , λ & 2 lihat peraturan baka *ndonesia ?ntuk balok hibrida di mana f yf > f yw maka perhitungan r didasarkan pada nilai terkecil antara (f yf f r ) dengan f y=. Komponen "truktur emikul Kombinasi Aaya !ksial dan &entur Komponen struktur yang memikul kombinasi gaya aksial dan lentur harus direncanakan dengan rumus sebagai berikut2
N u ?ntuk
φ t / c N n N u
?ntuk
φ t / c N n
≥ $.% < $.%
maka
maka
N u
φ t / c N n N u
φ t / c N n
+
(
% u
+ φ f % n
+(
% u
φ f % n
+
+
% uy
φ f % ny
% uy
φ f % ny
) ≤ #.$
) ≤ # .$
5ilai parameter persamaan interaksi tersebut mengacu pada harga kuat perlu, kuat nominal dan faktor reduksi kekuatan untuk masingmasing gaya dalam dan 5.
A% Perencanaan Batang $arik Dan Batang $ekan
D > %7 k5 & > ;7 k5
#%
7
6
9
+ F
%
# ;.$$ m
#;
-
;
;.$$ m
-.$$ m
##
#$
;.$$ m
;.$$ m
&% Perhitungan ga#a batang 'analisa dengan ritter(
Daftar gaya batang pada Buhul F a. Aaya Batang !kibat Beban ati Aaya Batang
Batang
@arik ( k5) %,#%7 %,#%7
"% "; "6 " "+
@ekan ( k5)
#7,9%7 #7,9%7
b. Aaya Batang !kibat Beban Hidup Aaya Batang
Batang
@arik ( k5) ;+,;67 ;+,;67
"% "; "6 " "+
@ekan ( k5)
%#,67 %#,67
)% Perencanaan Batang $arik
f y > %-$ pa f u > ;6$ pa %.#. ethode !"D σ
=
( Anetto
≤ σ
> D 8 & > %,#%7 8 ;+,#%7 > 96,7 k5
+
a. &entur σ
(
=
=
Anetto ( Anetto
$,67 σ
≤
$,67
96,7
= Ag
≤
$,7 Ag
σ
≤ $,67
96 ,7 #,96 $,7 $,67 %-
≥
" > #,96
SF %#,96
≥
6,;9 ( % &rofil )
≥ ;,9-
(# &rofil )
b. Kelangsingan lk
λ =
i min
;$$ i min i min
≤
%-$
≤
%-$
;$$ %-$
≥
≥
lk > ;$$ cm
#,%7 cm
Direncanakan profil Ag ≥ ;,9- cm % i
i y
≥ #,%7 cm
& -7.-7.7 !g > -,;# cm % i > #,;7 cm iy > #,;7 cm in > $,6 cm e > #,% cm Fheck &entur σ
=
( Anetto
≤
$,67
σ SF
!netto > !g 0 !lob > -,;# 0 #,% $,7
lob G #7 !g d t G $,#7 -,;# d
> ;,6# cm
≤
$,#7 -,;# $,7
d G #,%+; cm 96,7 ;,6# %
≤ $,67
d > #% mm
%#,96
+,$+6 G #$,66 ................................................................!man @erhadap &entur
Fheck Kelangsingan λ =
l k i / i y
=
;$$ #,;7
≤
%-$
%%%,%% G %-$ #$
l k
λ =
l k
=
n
≥
%-$
≤ %-$
n in
=
≤
imin
n
= diafragma
;$$ ≤ %-$ n $,6 ;$$ ≥ #,-- ambil n > % buah diafragma $,6 %-$
%.%. ethode &'D ' u G I ' n I > $,+ ' u > #,% D 8 #,9 & > #,% %,#%7 8 #,9 ;+,;67 > +9,67 k5 lk > ;$$ cm a. &entur ' u G I ' n ' u > +9,67 k5 b. Kelangsingan
=
i min
L
i min
%-$
≥
;$$ %-$
≥
#, %7 cm
c. enghitung !g minimum yang dibutuhkan dari batas leleh A g min
=
Nu
φ f y
=
Ru
φ f y
J -,- cm% J %,;+ cm %
=
+9,67 $,+ %-
untuk % profil untuk # profil
d. enghitung !e minimum yang dibutuhkan dari kondisi batas fracture Ae min
=
Nu
φ f u
=
Ru
φ f u
J ;,-9 cm% J #,6-7 cm%
=
+9,67 $,67 ;6
untuk % profil untuk # profil
e. 'encanakan rofil & -7.-7.7 !g > -,;# cm % i > #,;7 cm iy > #,;7 cm
##
in > $,6 cm e > #,% cm f. enghitung !e dari rofil 'encana !lat sambung yang dipakai adalah Baut 'encana I baut > #% mm nbaut
=
Ru
'u G I 'n "d
φ Rn
= φ f . "n = φ f . $,67 . f u . Ab
> $,67 $,67 -# #,#;$> %9,$6 k5 Baut Bj -# nbaut
=
f y > %7$ pa f u > -#$ pa
+6,67 %9,$6
=
;,6-
Direncanakan baut - buah u>;d s>%d
s
u
u
u
!e > !n . ? = # − An L
!n > !g 0 n . d . t > -,;# 0 # . #,% . $,7 > ;,6# cm% aka
Ae
#,% = # − ;,6# #$,
> ;,%6 cm% g. enghitung I 5n penampang rencana L 5n leleh L 5n > $,+ f y !g > $,+ %- % -,;# > #9,#+% k5 L 5n aktual L 5n > $,67 f u !e > $,67 ;6 % ;,%6 > ##,-7 k5 Kondisi yang menentukan adalah I 5n actual L 5n > ##,-7 k5 J 'u ##,-7 J +9,67 Resume
#%
ethode !"D
2 Dimensi %& -7.-7.7 Mterjadi G Mijin +,$+6 G #$,66
ethode &'D
2 Dimensi %& -7.-7.7 'u G I 'n +9,67 G ##,-7
Fatatan Dari hasil tersebut dapat dilihat bah=a &'D lebih ekonomis dibandingkan dengan !"D tetapi karena kelangsingan yang menentukan, maka dimensi besarnya sama untuk kedua methode Pembahasan/Komentar
Dimensi profil akibat aial tarik baik methode !"D maupun &'D mempunyai % syarat yang harus dipenuhi yakni lentur dan kelangsingan. Dari analisa yang diperoleh dapat dijelaskan sebagai berikut2 #. !nalisa &entur @erdapat dimensi yang berbeda pada methode !"D dan &'D, dimana dimensi dengan methode &'D lebih ekonomis dibandingkan methode !"D. Hal ini dimungkinkan oleh perbedaan faktor keamanan tunggal pada !"D dan faktor keamanan ganda serta faktor reduksi pada &'D. Dimensi !"D memperlakukan sama beban mati dan beban hidup. %. !nalisa Kelangsingan 5ilai kelangsingan pada kedua methode adalah sama sehingga dimensi yang diperoleh sama. Hal ini dikarenakan rumus kedua methode adalah sama. Kesimpulan a. !pabila yang menentukan adalah &entur, maka methode &'D lebih ekonomis dibandingkan methode !"D. b. !pabila yang menentukan adalah kelangsingan, maka hasil yang diperoleh kedua methode adalah sama.
*% Perencanaan Batang $ekan
ethode !"D ( BB* ) D > #7,9%7 k5 & > %#,%7 k5 &k > 7$$ cm
#;
> D 8 & > #7,9%7 8 %#,%7
> ;6,7 k5
erhitungan imin lk
λ =
i / i y
i / i y
≤
%$$
7$$
≥
%$$
i / iy J %,7 cm erhitungan !g σ
( w
=
A g
≤ σ
⇒
=
( w
=
;6 ,7 w
A g
≤
A g
A g
≥
( w A g
≤
σ SF
f y
#,96
≤
%#,96
;6,7 #,96 w %-
J %,9$+ J #,;$-
untuk % profil untuk # profil
'encanakan rofil & +$.+$.## !g > #,6$ cm % e > %,9% cm i > iy > %,6% cm in > #,67 cm * > *y > #; cm emeriksaan dimensi terhadap lentur σ
=
λ = σ
=
( w A g
lk i / i y
≤
=
f y SF
7$$ %,6%
;6 ,7 9,7;% #,6$
= #;,% ⇒ ≤
w
=
9,7;-
%#,96
9,77# G #-,;6#NNNNNNNNNNNNN.OK emeriksaan kestabilan kelangsingan a. Kelangsingan arah sumbu bahan 0
#-
λ
=
λ L
=
lk
=
i
7$$ %,6%
lk
≤
n i min
= #;,% ≤ ⇒
7$
n
%$$
≥
7$$ 7$ #,67
n J 7,6# NNNNNNNNNNNN.n diambil 9 7$$ 9 #,67
λ L
=
=
λ
≥ #,% λ L NNNNNNNOK
-6 ,9#
λ
= #;,% →
w = 9,7;-
9,77# G #-,;6# b. Kelangsingan arah sumbu bebas bahan y 0 y *y@ > % P *y o 8 !g ( e 8 Q t ) % R > % P #; 8 #,6 ( %,9% 8 Q #,# ) % R > 97#,% i y
)y"
=
λ y
λ y λ λ y
A
=
=
lk i y tot
97#,%
= =
% #,6 7$$
-,#67
##+ ,69 -6 ,9#
=
= ##+ ,69 →
;6 ,7 %,66+ % #,6
≤
-,#67 cm
= ##+,69
%,7% w y
=
=
≥ #,% λ L ...............................Ok %,66+
%#,96
%,69 G #-,;6# .....................................................Ok
ethode &'D D > #7,9%7 k5 & > %#,67 k5 ? > #,% D 8 #,9 & > #,% #7,9%7 8 #,9 %#,67 > 7;,67 k5 ;.%.#. enghitung 5n yang dibutuhkan Nn
=
Nu
φ
=
7;,67 $,7
=
9;,%% kN
;.%.%. enghitung i min yang dibutuhkan
#7
i / i y
min
=
=
lk
%$$ 7$$
%$$
=
%,7 cm
;.%.;. 'encana profil %& +$.+$.## !g > #,6$ cm % i > iy > %,6% cm e > %,9% cm in > #,67 cm * > *y > #; cm ;.%.-. erbandingan lebar/tebal =eb dan flange Kelangsingan pelat penyambung λ
b t f
=
=
+$ ##
=
,#%
⇒
λ n
=
%$$ f y
=
%$$ %-
= #%,+#
λ < λ n ..............................................................................Ok
;.%.7. enghitung kapasitas tekan penampang terhadap kondisi tekan lentur Nn
= A g f cr =
Nn y
= A g f cr y =
f y w f y w y
A g A g
estimasi jarak dan jumlah koppel minimum k l kL# L 7$$ = $,67 ⇒ # = $,67 #,67 %,6% imin i !mbil 9 daerah kl 7$$ λ L = = i min 9 #,67
=
⇒
L#
=
%-#,; cm
-6,9%
a. kelangsingan arah sumbu 0
λ
=
kl i
=
7$$ %,6%
=
#$;,%
Fheck kestabilan batang λ #;,% = = ;,9 ≥ #,% λ L -6,9% b. kelangsingan arah sumbu bebas bahan y 0 y *y@ > % P *y O 8 !g ( e 8 Q t )% R > % P #; 8 #,6$ ( %,9% 8 Q #,# ) % R > 97#,%
#9
)y "
=
i y λ y
Ag " 7$$ -,#67
=
97#,% % #,6$
= =
=
-6,9;
=
λ cr
≥ #,%
w
#,%
→ tekuk arah 0
f y
λ π
=
≥
%,7%
Diperoleh λ ≥ λ y
λ cr
-,#67
##+,69
Fheck kestabilan batang λ y ##+,69
λ L
=
#;,%
=
*
;,#-
%-
= #,+66
% #$ 7
= #,%7 λ cr % = #,%7 #,+66 % =
-,9
I 5 > I !g f cr > $,7 % #,6$ %- / -,9 > #79,#7% k5 ;.%.9. enghitung kapasitas tekan penampang pada kondisi @ekuk &entur@orsi 5n > !g fcr > A g
fcr #
( fcr + fcr ) y
% N
+ ,
=
#
%
⇒
+
# − # −
+ fcr # N ( fcr y + fcr # ) %
- fcr y
=
* % (# + υ )
=
% #$ % (# + $,;)
= 69+%,;# kN
r o S > % Σ T b. t ; > % P T + #,# ; 8 T ( + 0 (#,#/% )) #,# ; R > #7,-yo > ey 0 I% > %,9% 0 $,-7 > %,#6 λ o
=
$
%
=
)
r o
= fcr #
+ )y
+
Ag #; + #; % #,6$
=
+ , Ag r o
%
λ o
%
+ y o %
+
$
+
=
%,$6 %
=
##,96;
69+%,;# #7,-% #,6$ ##,96;
=
%6%,%
(λ o % + y o % ) ( $ + %,#6 % ) = N = #− = #− % r o ##,96; fcr y
=
f y w
=
%-,9
=
$,9;%+
-,+##
#6
>
( -,+## + %6% ,% ) % $,9;%+
# − # −
-,+## %6% ,% $,9;+ - ( -,+## + %6% ,% ) %
> -,+%7 I5lt > $,7 !g f lt > $,7 % #,6$ -,+%7 > #79,79767 aka I5 > #79,#7% k5 (@ekan 0 &entur) I5 > #79,79767 k5 (@ekan 0 @orsi) 5? > 7;,67 k5 5? G I5n
Pembahasan / Komentar
Hasil dimensi akibat aial tekan yang diperoleh untuk contoh/kasus adalah sama, baik methode !"D maupun methode &'D. Hal ini dimungkinkan karena dari syarat lentur dan kelangsingan, yang menentukan adalah kelangsingan. Di mana kelangsingan untuk !"D dan &'D mempunyai rumus atau pendekatan yang sama. 5amun hal ini terjadi adalah untuk kasus contoh soal yang penulis rencanakan sendiri. ?ntuk kasus lain di mana lentur yang menentukan akan diperoleh hasil yang berbeda. Di mana methode &'D menghasilkan dimensi yang lebih ekonomis dibanding methode !"D. !dapun faktorfaktor yang membedakannya adalah2 #. perlakuan sama untuk semua beban pada methode !"D sedangkan methode &'D memberikan perlakuan berbeda pada beban yang berbeda. %. !ngka keamanan tunggal pada methode !"D sedangkan methode &'D sesuai dengan jenis pembebanan yang bekerja sehingga lebih rasional. Di samping hal tersebut di atas, methode &'D memberikan gambaran kenyamanan.karena kemungkinankemungkinan / resiko kegagalan struktur dideteksi dengan perhitungan 2 #. Kondisi tekuk lentur %. Kondisi tekuk lentur torsi
B% Perencanaan "elagar
U
UD > %,% @/m > %% k5/m U& > ;,% @/m > ;% k5/m
& > 6,7 m #
utu Baja > BS ;6 V < > %$$.$$$ a
f y > %-$ a > %- k5/m % u > ;6$a > ;6 k5/m % > %$.$$$ k5/m %
#. Desain Balok &entur Dengan ethode !"D (BB*) !nalisa "truktur Utot > UD 8 U& > %% 8 ;%
> 7- k5/m
@ > #/ U tot &% > #/ 7- 6,7% > ;6+,967 k5 m Dimensi enampang σ
=
% w w
%
≤
≥
≤ σ
w f y
SF
% SF
≥
f y
;6+ ,967 #$ % #,96 %-
= J %9-#,++% cm ;
Direncanakan
* : 7$$.;$$.##.# H > - mm B > ;$$ mm U > #% kg/mW r > %9 cm ! > #9;,7 cm % * > 6#.$$$ cm *y > ##$ cm -
i > %$, cm iy > 6,$- cm > %+#$ cm ; y > 7-# cm ;
Fheck @egangan σ
= % ≤ σ &r
@ > 8 bs
w
;,967 #$ % %+#$
&*+*,- . &+*0&
≤
%#,96
> ;6+,9 8 #/ #,% 6.7 % > ;,967 k5m
Kontrol Aeser
#+
τ
=
τ
=
D S
D
) b %$6,; S 6#$$$ ##
≤
$,7 σ
= # / % -
tot
L
> Q ( 7- 8 #,% ) 6,7
> %$6,; k5 " > (;$$ # ( - 0 # )) 8 ## (#/% - 0 # ) % > ;$++;9 mm ; > ;$++,;9 cm ; τ
=
%$6 ,; ;$++,;9 6#$$$ ##
≤
$,7
%#,96
1+))0 . 1+,*,
Fheck Kestabilan a. elat sayap b ≤ %$ t s ;$$ ≤ %$ # &-+-0 . )2 b. elat badan $ t b
≤
6$
- ≤ 6$ ## +*- . 02
%. Desain Balok &entur Dengan ethode &'D !nalisa struktur u > #,% D 8 #,9 & Uu > #,% UD 8 #,9 U& > #,% %% 8 #,9 ;% > 66,9 k5/m D > #/ Uu &% X > #/ 66,9 6,7 % > 7-7,9%7 k5 m 4u > Q Uu & > Q 66,9 6,7 > %+# k5 'encanakan dimensi penampang kuat lentur tanpa pengaruh tekuk
%$
"ebagai asumsi Balok endek I n > $,+ . . f y . J u #
≥
%u
=
$,+ f y
7-7,9%7 #$$ $,+ %-
J%7%9,$#7#+ S
=
#
#,#% %7%9,$#7#+ > #,#%
> %%77,;6- cm ; Direncanakan
* : 7$$.;$$.##.#7 * > 9$-$$ cm *y > 969$ cmi > %$,- cm iy > 9,% cm s > %7$$ cm; sy > -7# cm; U > ##- kg/mW H > -% mm B > ;$$ mm r > % mm
%.;. Fheck kelangsingan #. elat sayap (flange) b f
% t f
=
;$$ % #7
= #$ ≤
#6$ %-$
= #$,+6
................OkYYY
elat
sayap
kompak %. elat badan ( =eb) -% − % (#7 + %) . = t w ## > ;9,;9
≤
#9$ %-$
= #$, - .............................OkYYY elat badan kompak
;. &@B OkYYY, !sumsi ditahan sempurna, balok pendek & b 3 & p & p > #,69 r y
* f y
> #,69 6,$-
%$$$$ %-
> ;76,9 !mbil 2 & b > %7$ cm V ; bentang sama panjang Fheck kekakuan terhadap lentur dan geser
%#
Fheck kelangsingan geser k n Z 7,$ k * . = ;9,;9 ≤ #,# n t w f y
≤ #,#
7 %$.$$$
≤
%-
6#,$$ .....elat badan kompak terhadap
tekuk I 4n > $,+ $,9 ! = f y > $,+ $,9 P -,% 0 % ( #,7 8 %,9 ) #,# R %> 76$,%- J 4u > 76$,%- J %+# k5 a. ethode distribusi f > !f df f y > ;$ #,7 ( -,% 0 #,7 ) %> 7$-;9 k5 cm > 7$-,;9 k5 m G 5u NNNNNNNNNNN..@idak OkY b. ethode interaksi %u
φ %n
+
$,9%7
/u
φ /n 7-7,9%7 #$$
≤ #,7%7
$,+ ( #,#% ) %%77,;6- %-
+
$,9%7 %+# 76$, %-
≤ #,7%7
#,$$ 8 $,;# 3 #,7%7 #,;# 3 #,7%7 NNNNNNNNNN..OkY Fheck defleksi akibat beban tetap δ
=
7 ( - d
+ -l ) L-
;- * )
7 ( %% + #,#- + ;% ) 67$ # > ;- %$ .$$$ 6# .$$$ #$$
> #,7++ cm G δ =
L %-$
≤
67$ %-$
> #,7++ cm G ;,#%7 cm !pabila balok dipasang tanpa penopang lateral l b > 67$ cm a. "ebagai balok pendek ( runtuh 0 leleh ) l p J l b 67$
≥ #,69 r y
r y J #-,69#
%$.$$$ %-
NNNNN.. Dari ly > r y
J
#-,69#
Dimensi badan dalam table tidak ada yang memenuhi. Balok langsing ( 'untuh pada tekuk ekstrim) %%
%n
= %cr =
I n J
eb π l b
* )y
# + π % * e w
+ , l b
%
u
'encanakan
-7$.;$$.##.# H > --$ mm B > ;$$ mm r > %- mm !g > #76,- cm % * > 79.#$$ cm*y > .##$ cm i > #,+ cm iy > 6,# cm > %77$ cm ; y > 7-# cm;
X
S > #/; P % ;$ #, ; 8 ( -- 0 % #, ) #,# ; R > #;-,79- cm e= >
)y . %
Lr
=
α #
=
α # r y
f y f r
π S
( -- − #, ) %
= .##$
-
# + # + α % P f y
* + , A
=
%
=
;9#$97;,# cm -
− f r R %
;,#%77$
%$.$$$ #;-,79- 69+%,;# #76,%
> #76#,67
=
α %
- e w )
%
%
S + ,
=
- ;.9#$ .97;,# %77$ .##$ 69+%,;# #;-,79-
> $,$#$$ Lr
=
#76#,67 6,# ( %- − 6 )
#+
# + $,$#$$ ( %- − 6 ) %
> ##77,97 cm L&
= #,69 r y
* f y
=
%$.$$$ %-
#,69 6,#
> ;9-,6+; aka 2 &p G &b G &r ;9-,6+; G 67$ G ##77,97 r > " Pf y 0 f rR > %77$ ( %- 0 6 ) > -;;,7$ k5m p > #,#% " f y > #,#% %77$ %-
> -;;7$ k5 cm
> 97-- k5 cm %;
> 97,-- k5m
6,7 − ;,97 R ##,77 − ;,97
n > #,#;9 P 97,-- 0 ( 97,-- 0 -;;,7$ ) > 9;+,# k5m I n > $,+ 9;+,# 3 !n 4 ,0,+)- 5 !u
b. "ebagai balok bentang menengah ( runtuh pada tekuk inelastis )
L − L = eb % ( − ( % ( − % n ) b ( ≤ % ( − L L r (
%n
eb
#%,7 % maB
=
%,7 % maB
+ ; % a + - % b + ; % c
ma > 7-7,9%7 8 #/ U bs &% > 7-7,9%7 8 #/ #,#- 6,7 % > 77;,9-$9%7 k5m ma > B ! > F > ( %+# 8 Q #,#- 6,7 ) 6,7/- 0 ( Q 66,9 8 Q #,#- ) (6,7/-) % > -#7,%; k5 eb
=
#%,7 77;,9-$9%7 9,7 77;,9-$9%7 + 9 -#7,%;
=
#,#;9
'encanakan 9$$ %$$ ## #6 !g > #;-,- cm% * > 669$9 cm*y > %%$ cmi > %- cm iy > -,#% cm > %7+$ cm; y > %% cm; U > #$9 kg/mW r > %% mm ; > #/; P % %$ #,6 8 ( 9$ 0 % #,6 ) #,# ; R
S
α #
=
ew
= )y
Ln
=
π S
.%
α # r y
f y f r
=
%%$
-
# + # + α % ( f y
* + , A
%
( 9$ −#,6 ) %
=
;,#%7+$
=
− f r )
> +$,9#% cm-
#+;6;96,; cm % %
%$$$$ +$,9#% 69+%,; #;-,%
%-
>
##6;,-7
=
α %
- ew )y
S + ,
%
=
- #+;6;96,; %%$
%7+$ 69+%,; +$,9#%
%
> $,$-9+%
=
Ln
##6;, -7 -,#% %- − 6
#+
# + $,$-9+% ( %- − 6 )
%
> 9%-,$9 &n 3 &b NNNNN. 'untuh
%n
= %cr =
eb π Lb
* )y # +
π % * e w + , Lb %
> #,#;9 ;,#67$
%$.$$$ %%$ 69+%,; +$,9#%
#+
;,#- % %$.$$$ #+;6;96,; 69+%,; +$,9#% 67$ %
> 67 k5 cm > 6,7 k5 m I n > 3 !n 4
$,+ 6,7 062+6- k7 m 5
!u
Pembahasan / Komentar
!da beberapa factor yang menyebabkan perbedaan analisa pada perencanaan lentur methode !"D dan &'D. !dapun perbedaan tersebut adalah2 #. aktor Kelangsingan ethode &'D memberikan gambaran yang lebih detail dan jelas tentang kelangsingan baik kestabilan elemen, kestabilan geometri maupun kestabilan struktur, sehingga perencana dapat merencanakan struktur sesuai kondisi yang ada. "edangkan methode !"D lebih sederhana. %. Besarnya factor reduksi kapasitas ( capacity factor ) !"D tidak mengenal factor reduksi memperlakukan prilaku struktur untuk semua jenis pembebanan baik tarik, tekan maupun lentur. ;. Besarnya factor beban &'D memiliki factor beban yang berbeda untuk semua jenis beban, hal ini lebih proporsional karena memperlakukan beban tidak sama. Dan pada kenyataan di lapangan memang jelas berbeda baik besar terjadinya dan frekuensi terjadinya. Dari hasil analisa terhadap contoh kasar yang diperoleh dapat disimpulkan 2 #. Dimensi methode &'D untuk kasus contoh soal lebih ekonomis dibanding methode !"D.
%7
%. emberikan gambaran yang jelas akan kemungkinan kegagalan struktur pada &'D, sedangkan !"D tidak, hal ini dikarenakan methode &'D menghitung kondisi leleh, kombinasi lentur dan geser.
8% Komponen Struktur !emikul "a#a Kombinasi
#. ethode !"D σ
=
N A
+
% 0
≤ σ i#in
%. ethode &'D 'u G
I 'n
Kasus &%
Kasus )% !danya momen lentur tambahan akibat gaya tekan ( delta effect ) berupa 2 eksentrisitas pada kolom tidak bergoyang akibat beban grafitasi eksentrisitas pada kolom yang bergoyang akibat beban lateral
[ \
u > [ b n 8 [s lt Di mana 2 em ≥# Nu [ b > # − Ncr b [s >
#−
atau
# ∑ Nu Ao. ∑ $ L
≥
#
# [s > # −
∑ Nu ∑ Ncr s
Fontoh "oal m
f y < 4
> %-$ a > % #$7 a > $,+
%9
D &
> ;$$ k5 > 7$$ k5
D &
> #$$ k5.m > #7$ k5.m
#. erencanaan ethode !"D σ
=
N
N
+
%
F
+
F
w
%
≤ σ
w f y
≤
⇒
SF
5 > D 8 & > D 8 &
> ;$$ 8 7$$ > #$$ 8 #7$
$$
aka 2
F
'encanakan
SF = #,96
2
%7$ #$$
+
w
> $$ k5 > %7$ k5. m
≤
%#,96
;7$.;7$.#-.%% r * *y i iy = =y
> %$% cm% > %$ mm > -69$$ cm> #9$$$ cm> #7,; cm > ,+; cm > %96$ cm; > +$+ cm;
Kontrol @egangan $$ %
%$+
%7$ #$$ %96$
;,+9$ 8 +,;9; #;,;%;
G
≤
%#,96
#-,;6 G #-,;6
Fheck Kestabilan b ts
≤
%$
%6
;7$ %%
.
=
≤
tb ;7$ ##
#7,+#
≤
%$ NNNNNNNN..OkYYY
≤
6$ NNNNNNNNNOkYYY
6$
=
;#,#
%. erencanaan ethode &'D ? > #,% D 8 #,9 & > #,% ;$$ 8 #,9 7$$ > ##9$ k5 ? > #,% D 8 #,9 & > #,% #$$ 8 #,9 #7$ > ;9$ k5 m 'encanakan 2
;7$.;7$.#-.%% r * *y i iy = =y
> %$% cm% > %$ mm > -6+$$ cm> #9$$$ cm> #7,; cm > ,+$ cm > %96$ cm; > +$+ cm;
Fheck Kestabilan #. elat sayap b f % t f
=
;7$ % %%
=
6,+7
≤
#6$ %-$
=
#$,+6
NNNNNNNOk
%. elat badan . t w
=
;7$
− (% %%) #-
=
%#,76
≤
#9$ %-$
=
#$,- NN......Ok
;. &@B & b 3
&
%
&y
*
> #,69 r y
f y
%$$$$
> #,69 ,+$ &
-7;,6+ cm
*
> #,69 r
f y
%$$$$ %-
> #,69 #7,; S
=
%-
=
66;, - cm
> #/; P ( % ;7 %,% ; ) 8 ( ;7 0 ( ( % %,% ) #,- ; ) ) R > %69,-- cm
e=
> ) ×
&r
>
]#
>
.%
α # × r y f y
− f r
π
×
S
=
-
#9$$$ ×
( ;7 − %,%) % -
# + # + α % × ( f y
×
* × + × , × A
%
=
=
-;$;;9$ cm
− f r ) % ;,#%96$
%$$$$ × %$% × 69+%,%; × %69,--
×
%
> %-;6,;97 ]%
&r &
>
- × ew )
×(
S )
%
+ × ,
=
- × -;$;;9$ #9$$$
( %96$ ) % × 69+%,%; × %69,--
> #,9+9; #$ ; %-;6,;97 × .+; × # + # + #,9+9; × #$ − ; × ( %- − 6 ) % > %- − 6 > #+$6,+6 cm > -7;,6+ aka 2
&
3
& b
3
&r ;9$ %m
r
> " P fy 0 f r R > %96$ P %- 0 6 R > -7;+$ k5 cm > -7;,+$ k5 m > #,#% " f y > #,#% %96$ %> 6#69+,9 k5 cm > 6#6,9+9 k5 m
%m %m %m
( Lb − L ( )
n
> eb × % ( − ( % ( − % r ) ×
e b
> %,7 × % maB + ; × %a + - × %b + %c >
Lr − L (
#% × % maB
#$
#% × ;9$ %,7 × ;9$ + ; × %%-,+% + - × +,; + ; × -7,#9
> %,$6
%+
> %,$6 × [ 6#6,9+ − ( 6#6,9+ − -7;,+) ] ×
n
( $$ − -7;,6+) (#+$6,+6 − -7;,6+)
> #;99,96 k5m aka 2
I n
=
f cr
> I !s fcr f y l → λ = k As × π × r y w >
×
f y *
$$ × ;,#- × ,+;
%%$$$$
> $,+ w
=
#, -; #,9 − $,96 × λ
=
#,-;; f y
>
n
> !s fcr > %$% #9,6- > ;;;,## k5
w
% U +× ≤ φ e × (n + φ b × %nα ( U
?]
Bi
%-
=
f cr
#, -;;
=
#9,6-
#
> nt Bi
>
#−
em ( U
⇒
em
=
$,9 − $,- ×
% %
( e# > $,9 − $,- ×
% #
#$
π % × * × As %
L r y
e# >
=
;9$
=
$,-
× %$$$$ × %$% % $$ ,+;
;,#-
%
> -+9;,%% k5 $,-
Bi
>
##9$ -+9;,%%
#−
> $,7%%$
3
aka 2
nt Bi uy
aka 2
(u
φ (n
#
+
+
×
> uy > nt Bi > ;9$ # > ;9$ k5m %ut
φ %nα
≤
#
;$
##9$ ;;;,##
;9$
+
6#6,9+9
+ ×
≤
#
$,;-% 8 $,--7 G # 2+010 . & NNNNNNNOkYYYYY Pembahasan / Komentar
Dari hasil analisa untuk kasus soal yang penulis buat, dapat disimpulkan2 ;. ?ntuk dimensi yang sama yakni ;7$.;7$.#-.%%, methode &'D mempunyai kemampulayanan terhadap beban yang bekerja, hal ini dibuktikan dengan kemampuan / kapasitas struktur jauh lebih besar dibandingkan dengan beban yang bekerja. -. &'D memberikan kesempatan kepada perencana untuk mengkondisikan struktur pada kondisi kompak, elastis dan inelastis, sehingga apabila kondisi material memaksa maka &'D hanya memeriksa pada kondisi struktur ( desain ). 7. &'D mrmberikan gambaran lebih luas terhadap segala kemungkinan kegagalan struktur karena pengecekan yang dilakukan baik kestabilan maupun kapasitas struktur. Dari kesimpulan di atas dapat dikatakan bah=a methode !"D lebih konseratif.
Kesimpulan
Dari hasil analisa methode !"D dan &'D untuk aial tarik, aial tekan, lentur dan kombinasi aial lentur dapat diambil kesimpulan sebagai berikut 2 #. ethoda !"D adalah perencanaan elastic yang konseratif dengan factor keamanan tunggal yamng diamati. %. ethoda !"D membutuhkan material baja yang lebih besar dibandingkan &'D, yakni dengan dimensi yang besar. ;. !danya factor beban dan factor reduksi kapasitas pada methoda &'D mengakibatkan methoda &'D lebih realistis karena beban yang bekerja pada komponen struktur tidak sama. Demikian halnya dengan prilaku komponen struktur, prilaku akibat pembebanan yang berbeda (tarik, tekan dan lentur) akan memberikan prilaku struktur yang berbada. -. &'D lebih berani untuk memakai profil yang lebih efisien / ekonomis namun aman.
;#