Mengapa Bisnis Perlu Beretika ? Etika berasal dari kata Yunani ‘Ethos’ : berarti adat istiadat Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan hidup yg baik, dan segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari satu generasi ke generasi yg lain. Etika merupakan dasar moral, yaitu nilai-nilai tentang apa yang baik dan apa yang buruk, dan berkaitan dengan hak dan kewajiban Adalah Etika untuk berbisnis secara baik dan fair, dengan menegakkan hukum dan keadilan secara konsisten dan konsekuen, setia pada prinsipprinsip kebenaran, keadaban, adil dan bermartabat Mengapa Bisnis Perlu Beretika ? Karena bisnis tidak hanya bertujuan untuk profit semata, tapi juga perlu mempertimbangkan nilai-nilai manusiawi, sehingga masyarakat pun berkepentinan agar bisnis dilaksanakan secara etis; Bisnis dilakukan diantara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya, sehingga membutuhkan etika sebagai pedoman dan orientasi bagi pengambilan keputusan, kegiatan, dan tindak tanduk manusia dalam berhubungan (bisnis) satu dengan lainnya; Bisnis saat ini dilakukan dalam persaingan yang sangat ketat, maka dalam persaingan bisnis tersebut, orang yang bersaing dengan tetap memperhatikan norma-norma etis pada iklim yang semakin profesional justru akan menang. PRINSIP-PRINSIP DALAM ETIKA BISNIS 1.
Prinsip Otonomi
2.
Prinsip Kejujuran
3.
Prinsip Keadilan
4.
Prinsip Saling menguntungkan
5.
Prinsip integritas moral PERAN ETIKA
Etika merupakan pedoman mengenai tindakan salah dan benar dalam perilaku.
Untuk membangun kultur bisnis yang sehat. Sebagai kontrol terhadap pelaku bisnis, yaitu melalui penerapan kebiasaan atau budaya moral. TUJUAN ETIKA Untuk orientasi/pedoman ketika seseorang dihadapkan pada sesuatu hal yang harus ia putuskan baik untuk menilai maupun bertindak. Untuk menggugah kesadaran moral para pelaku bisnis untuk menjalankan good business. Ketika seseorang berdagang, untuk menentukan agar mendapatkan keuntungan optimal apakah ia harus: • Menimbun barang terlebih dahulu? • Menjual dengan harga mahal? • Mengoplos dengan barang kualitas rendah? • Membodohi konsumen? • Atau menjual dengan fair dan harga wajar? MANFAAT ETIKA Etika sangat diperlukan pada saat terjadi pergeseran atau perubahan nilai-nilai sosial. Ketika masyarakat mengalami masa transisi dari suatu keadaan tertentu Berbisnis dengan etika bisnis adalahmenerapkan aturan-aturan umum mengenai etika padaperilaku bisnis. Etika bisnis menyangkut moral, kontak sosial,hak-hak dan kewajiban, prinsip-prinsip dan aturan-aturan. Penyimpangan atau pelangaran etika bisnis bisa terjadi ketika hal-hal tersebut tidak dipatuhi oleh para pelaku bisnis Dalam pengelolaan perusahaan yang baik dikenal prinsip “GCG”( Good Corporate Governance) , dengan memperhatikan prinsip-prinsip bisnis : • prinsip fairness • prinsip transparancy • prinsip accountability • prinsip responsibility.
Dunia usaha wajib memperhatikan aspek keuangan, aspek sosial, dan juga aspek lingkungan (triple bottom line). Memperhatikan kebijakan CSR (Corporate Social Responsibility)
Contoh kasus bisnis yang beretika dan tidak beretika ( Vella Nugra / 17211252 )
TUGAS SOFTSKILL ETIKA BISNIS
1. Contoh kasus bisnis yang tidak beretika
Kasus penggunaan plastik pada bahan pembuatan makanan gorengan : Pedagang gorengan karena ingin mendapatkan keuntungan yang lebih maka pedagang gorengan membuat tampilan gorengannya dengan tampilan semenarik mungkin dengan cara menggoreng barang dagangannya dengan tepung terigu pada minyak panas guna menarik konsumen, yang menjadi masalah adalah pedagang gorengan mencampurkan plastik pada minyak goreng tersebut. Kegiatan yang dilakukan oleh pedagang gorengan ini agar gorengan tersebut pada saat dikonsumsi oleh konsumen tetap garing dan renyah walaupun diletakan pada waktu yang lama. Kegiatan tersebut telah sering diungkap pada investigasi yang dilakukan oleh media massa. Plastik tersebut mempunyai bahaya, bahaya jangka pendek diantaranya dapat menyebabkan sakit perut, mual dan muntah sedangkan bahaya jangka panjang adalah kanker. Tentu saja hal ini sangat merugikan konsumen.
2. Contoh kasus bisnis yang beretika
Saya ambil contoh dari produk lampu untuk kendaraan mobil dan motor yaitu HID ( High Intensity Discharge ). Produk HID merupakan perubahan dari kemajuan jaman di dunia lampu. Lampu pertama di ciptakan oleh Thomas Alva Edison. Lampu yang bermula memakai gas argon berubah menjadi gas halogen, cahaya lampu ini jauh lebih terang dibandingkan dari pada gas argon. Kemudian berubah menjadi lampu HID yang menggunakan gas xenon. HID sangat terang dibandingkan gas halogen. Lampu HID jauh lebih efektif untuk penerangan pada malam hari dan membantu pengendara jauh lebih nyaman dalam penglihatan. Akan tetapi berdampak negatif bagi sesama pengendara dijalan, terutama pada saat berlawanan arah.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Etika memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, kepedulian seseorang akan tercermin melalui etika yang dimiliki, salah satu faktor penentu seseorang diterima atau tidak dilingkungan sosialnya ditentukan oleh etika yang dimiliki, begitupun dalam dunia bisnis, para pelaku bisnis memiliki ruang yang sangat luas untuk melakukan aktivitas dalam mengembangkan usaha yang dijalankan, dan berusaha untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh, memiliki daya saing yang tinggi, bagi pelaku usaha harus memanajemen organisasi perusahaan dengan baik, melalui perencanaan strategi, sistem dan prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Akhir-akhir ini banyak pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku bisnis untuk usahanya, persaingan yang semakin berat memicu berbagai cara untuk bertahan, walaupun cara yang ditempuh sangat merugikan orang lain dan melanggar etika dalam bisnis. Olehnya, untuk meningkatkan iklim persaingan usaha yang sehat dan kondusif etika bisnis sangat penting untuk ditegakkan. Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis.Ketidaketisan dalam berbisnis akan merugikan bisnis itu sendiri, terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Moral bisnis yang baik adalah perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang dijunjung tinggi dalam berbisnis. Dalam dunia bisnis pelaku bisnis akan selalu memiliki hubungan dan kerja sama dengan semua pihak, baik didalam maupun diluar perusahaan, menjaga agar hubungan tetap berjalan dengan baik, pelaku bisnis harus memiliki etika yang baik karena etika dalam bisnis merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu usaha. 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka kami mendapatkan batasan dan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah yang menjadi tujuan etika dalam berbisnis 2. Bagaimana peran etika dalam bisnis? 3. Faktor-faktor apa saja yang membuat pebisinis melakukan pelanggaran etika bisnis? 1. Tujuan Pembuatan Makalah Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memberikan wawasan yang utuh, komprehensip dan mendalam tentang peranan etika dalam berbisnis dengan berbagai prinsip dan tujuannya.
BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Etika Etika berasal dari kata Yunani Ethos, yang dalam bentuk jamaknya (ta etha) berarti ‘adat istiadat’ atau ‘kebiasaan’ dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari satu generasi kegenerasi yang lain. Kebiasaan ini lalu terungkap dalam perilaku berpola yang terus berulang sebagai sebuah kebiasaan. Yang menarik disini dalam pengertian ini etika justru persis sama dengan pengertian moralitas. Moralitas berasal dari kata latin mos, yang dalam bentuk jamaknya (mores) berarti “Adat istiadat’ atau ‘kebiasaan’ .Jadi secara harafiah, etika dan moralitas sama-sama berarti sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana layaknya sebuah kebiasaan. Etika juga dipahami dalam pengertian yang sekaligus berbeda dengan moralitas. Etika mempunyai pengertian yang jauh lebih luas dari moralitas dan etika dalam pengertian pertama diatas. Etika dalam pengertian kedua ini dimengerti sebagai filsafat moral atau ilmu yang membahas dan mengkaji nilai dan norma yang diberikan oleh moralitas dan etika dalam pengertian pertama diatas.Etika dalam pengertian ini lebih normatif karena itu lebih mengikat setiap peribadi manusia. Etika dalam pengertian kedua sebagai filsafat moral tidak langsung memberi perintah konkret sebagai pegangan siap pakai. Sebagai sebuah cabang filsafat, etika lalu sangat menekankan pendekatan kritis dalam melihat dan menggumuli nilai dan norma moral serta permasalahan-permasalahan moral yang timbul dalam kehidupan manusia, khususnya dalam bermasyarakat. Dengan demikian, etika dalam pengertian kedua dapat dirumuskan sebagai kritis dan rasional mengenai (a) nilai dan (b) masalah-masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai-nilai dan norma-norma moral yang umum diterima. 1. Pengertian Bisnis Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris “business”, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Di dalam melakukan bisnis, kita wajib untuk memperhatikan etika agar di pandang sebagai bisnis yang baik. Bisnis beretika adalah bisnis yang mengindahkan serangkaian nilai-nilai luhur yang bersumber dari hati nurani, empati, dan norma. Bisnis bisa disebut etis apabila dalam mengelola bisnisnya pengusaha selalu menggunakan nuraninya. Berikut ini ada beberapa pengertian bisnis menurut para ahli antara lain: 1. chwee (1990)
Bisnis merupakan suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat. 2. Grifin dan ebert Bisnis adalah suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. 3. Allan afuah (2004) Bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dana menjual barang ataupun jasa agar mendapatkan keuntungan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat dan ada di dalam industry. 1. Pengertian Etika Bisnis Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis juga merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orangorang yang ada di dalam organisasi. Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum. Berikut ini beberapa pengertian etika bisnis menurut para ahli : 1. Zimmerer (1996:20) Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai – nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan. 2. Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin (2000:80), Etika bisnis adalah istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan perilaku dari etika seseorang manajer atau karyawan suatu organisasi. 3. Bertens, (2000: 5) Etika Bisnis adalah pemikiran refleksi kritis tentang moralitas dalam kegiatan ekonomi dan bisnis 4. Velasquez, (2005)
Etika Bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis 5. Hill dan Jones, (1998) Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks. 6. Steade et al (1984: 701) Dalam bukunya ”Business, Its Natura and Environment An Introduction”.Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis. 7. Caroll&Buchholtz Dalam bukunya “Business & Society – Ethics and Stakeholder Management”, Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat 8. Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Journal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu : 1) Utilitarian Approach: setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya. 2) Individual Rights Approach: setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain. 3) Justice Approach: para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok. 1. Tujuan Etika bisnis Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral dan memberikan batasan-batasan para pelaku bisnis untuk menjalankan good business dan tidak melakukan monkey business atau dirty business yang bisa merugikan banyak pihak yang terkait dalam bisnis tersebut. Bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang baik (etis) agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang mempercayai adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau citra buruk dunia bisnis sebagai kegiatan yang kotor, licik, dan tipu muslihat. Kegiatan bisnis mempunyai implikasi etis, dan oleh karenanya membawa serta tanggungjawab etis bagi pelakunya
Etika Bisnis adalah seni dan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip etika untuk mengkaji dan memecahkan masalah-masalah moral yang kompleks.Etika bisnis merupakan etika khusus (terapan) yang pada awalnya berkembang di Amerika Serikat. Sebagai cabang filsafat terapan, etika bisnis menyoroti segi-segi moral perilaku manusia dan peraturan-peraturan yang mempunyai profesi di bidang bisnis dan manajemen. Oleh karena itu, etika bisnis dapat dilihat sebagai usaha untuk merumuskan dan menerapkan prinsip-prinsip etika dibidang hubungan ekonomi antar manusia. Secara terperinci, Richard T.de George menyebut bahwa etika bisnis menyangkut empat kegiatan sebagai berikut:
Penerapan prinsip-prinsip umum dalam praktik bisnis. Berdasarkan prinsi-prinsip etika bisnis itu kita dapat menyoroti dan menilai apakah suatu keputusan atau tindakan yang diambil dalam dunia bisnis secara moral dapat dibenarkan atau tidak. Dengan demikian etik bisnis membantu pra pelaku bisnis untuk mencari cara guna mencegah tindakan yang dinilai tidak etis. Etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip-prinsip etika pada dunia bisnis, tetapi juga metematika. Dalam hubungan ini, etika bisnis mengkaji apakah perilaku yang dinilai etis pada individu juga dapat berlaku pada organisasi atau perusahaan bisnis. Selanjutnya etika bisnis menyoroti apakah perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial atau tidak. Bidang telaah etika bisnis menyangkut pandangan – pandangan mengenai bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis mengkaji moralitas sistem ekonomi pada umumnya dan sistem ekonomi publik pada khususnya, misalnya masalah keadilan sosial, hak milik, dan persaingan. Etika bisnis juga menyentuh bidang yang sangat makro, seperti operasi perusahaan multinasional, jaringan konglomerat internasional, dan lain- lain.
1. Peranan Etika Bisnis Adapun etika bisnis perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, dimana diperlukan suatu landasan yang kokoh untuk mencapai itu semua. Dan biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil memerlukan 3 hal pokok yaitu :
Memiliki produk yang baik Memiliki managemen yang baik Memiliki Etika
Ke tiga aspek pokok tersebut dapat dijabarkan melalui 3 (tiga) sudut pandang bisnis yaitu : dari sudut pandang ekonomi, hukum dan etika.
Sudut pandang ekonomis.
Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Yang terjadi disini adalah adanya interaksi antara produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen dengan konsumen, produsen dengan
produsen dalam sebuah organisasi. Kegiatan antar manusia ini adalah bertujuan untuk mencari untung oleh karena itu menjadi kegiatan ekonomis. Pencarian keuntungan dalam bisnis tidak bersifat sepihak, tetapi dilakukan melalui interaksi yang melibatkan berbagai pihak. Dari sudut pandang ekonomis, good business adalah bisnis yang bukan saja menguntungkan, tetapi juga bisnis yang berkualitas etis.
Sudut pandang etika
Dalam bisnis, berorientasi pada profit, adalah sangat wajar, akan tetapi jangan keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak lain. Tidak semua yang bisa kita lakukan boleh dilakukan juga. Kita harus menghormati kepentingan dan hak orang lain. Pantas diperhatikan, bahwa dengan itu kita sendiri tidak dirugikan, karena menghormati kepentingan dan hak orang lain itu juga perlu dilakukan demi kepentingan bisnis kita sendiri. 3)
Sudut pandang Hukum
Bisa dipastikan bahwa kegiatan bisnis juga terikat dengan “Hukum” Hukum Dagang atau Hukum Bisnis, yang merupakan cabang penting dari ilmu hukum modern. Dan dalam praktek hukum banyak masalah timbul dalam hubungan bisnis, pada taraf nasional maupun international. Seperti etika, hukum juga merupakan sudut pandang normatif, karena menetapkan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Dari segi norma, hukum lebih jelas dan pasti daripada etika, karena peraturan hukum dituliskan hitam atas putih dan ada sanksi tertentu bila terjadi pelanggaran. Bahkan pada zaman kekaisaran Roma, ada pepatah terkenal : “Quid leges sine moribus” yang artinya : “apa artinya undang-undang kalau tidak disertai moralitas. 1. Faktor-faktor pebisnis melakukan pelanggaran etika bisnis Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan pebisnis dilatarbelakangi oleh berbagai hal, Selain untuk mencapai keuntungan yang sebanyak-banyaknya, juga dapat disebabkan beberapa Faktor antara lain:
Banyaknya kompetitor dengan produk mereka yang lebih menarik Mengejar Keuntungan dan Kepentingan Pribadi (Personal Gain and Selfish Interest) Ingin menambah pangsa pasar Ingin menguasai pasar.
Dari faktor-faktor tersebut, faktor pertama adalah faktor yang memiliki pengaruh paling kuat terhadap pelanggaran etika bisnis.Salah satu upayauntuk mempertahankan produk perusahaan tetap menjadi yang utama, dibuatlah iklan dengan sindiran-sindiran pada produk lain. Iklan dibuat hanya untuk mengunggulkan produk sendiri, dan menjelek-jelekkan produk iklan lain. Hal tersebut tentunya menyalahi prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis yang baik antara lain : Prinsip otonomi, Prinsip kejujuran, Prinsip keadilan, Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle), Prinsip integritas moral. Pertanyaan nya bagaimana menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis ini agar benar-benar dapat operasional?. Sesungguhnya banyak perusahaan besar telah mengambil langkah yang tepat kearah penerapan prinsip-prinsip etika bisnis ini, kendati prinsip yang dianut bisa beragam. Pertama-tama membangun apa yang dikenal sebagai budaya perusahaan (corporate culture). Budaya perusahaan ini mula pertama dibangun atas dasar Visi atau filsafat bisnis pendiri
suatu perusahaan sebagai penghayatan pribadi orang tersebut mengenai bisnis yang baik. Visi ini kemudian diberlakukan bagi perusahaannya, yang berarti Visi ini kemudian menjadi sikap dan perilaku organisasi dari perusahaan tersebut baik keluar maupun kedalam. Maka terbangunlah sebuah etos bisnis, sebuah kebiasaan yang ditanamkan kepada semua karyawan sejak diterima masuk dalam perusahaan maupun secara terus menerus dievaluasi dalam konteks penyegaran di perusahaan tersebut. Etos inilah yang menjadi jiwa yang menyatukan sekaligus juga menyemangati seluruh karyawan untuk bersikap dan berpola perilaku yang kurang lebih sama berdasarkan prinsip yang dianut perusahaan.
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
Bisnis adalah bagian penting dalam masyarakat, selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan pedoman bagi pihak-pihak yang melakukannya. Etika bisnis berperan penting dalam memberikan kepercayaan terhadap kelompok atau individu yang berkepentingan dengan jalannya perusahaan. Beberapa hal yang mendasari perlunya etika dalam kegiatan bisnis yaitu menentukan keberlangsungan dari suatu bisnis, selalu relevan sepanjang masa, sangat berperan bagi kemajuan suatu bangsa, menentukan kemakmuran ekonomi rakyat. Dengan ditanamkannya etika bisnis di dalam kegiatan bisnis, maka bisnis tersebut akan berkembang baik. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika yang menjamin kegiatan bisnis itu sendiri.
1. Rekomendasi Etika yang diterapkan oleh sebuah perusahaan bukanlah salah satu penghambat perusahaan untuk dapat berkompetisi dengan para pesaingnya melainkan untuk dipandang oleh masyarakat bahwa perusahaan yang menerapkan etika didalam perusahaan bisnis adalah sebagai perusahaan yang memiliki perilaku etis dan bermoral. Alasan yang mendorong perusahaan untuk menjalankan bisnisnya secara etis sebagai berikut: Penerapan etika bisnis agar perusahaan terhindar dari penyalahgunaan yang dilakukan karyawan maupun kompetitor yang bertindak tidak etis. Sebagai contoh, kejahatan pencurian uang perusahaan yang dilakukan pemilik dan pimpinan perusahaan merupakan faktor penyebab utama kebangkrutan perusahaan dibanding faktor-faktor lainnya. Penerapan etika bisnis di perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Sebagai contoh, sebuah studi yang dilakukan DePaul University menunjukkan bahwa “terdapat hubungan statistik yang signifikan antara pengendalian perusahaan yang menekankan pada penerapan etika dan perilaku bertanggung jawab di satu sisi dengan kinerja keuangan yang baik di sisi lain”. Dalam kasus lain, penerapan etika bisnis di perusahaan terhadap para manajer dan karyawan perusahaan berupa larangan minum alkohol bagi para pegawai, telah menurunkan biaya kesehatan dan meningkatkan produktivitas kerja. Penerapan etika bisnis seperti kejujuran, menepati janji, dan menolak suap dapat meningkatkan kualitas hubungan bisnis di antara dua pihak yang melakukan hubungan bisnis. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kepercayaan di antara pihak-pihak yang terlibat hubungan bisnis terhadap pihak lainnya. Sebaliknya apabila salah satu pihak tidak dapat dipercaya, maka pihak yang tidak dapat dipercaya ini akan diabaikan oleh mitra bisnisnya bahkan oleh komunitas bisnis secara umum. Penerapan etika bisnis perusahaan secara baik di dalam suatu perusahaan dapat menghindarkan terjadinya pelanggaran hak-hak pekerja oleh pemberi kerja. Contohnya, perusahaan dianggap bertindak tidak etis apabila di dalam perusahaan terjadi diskriminasi besaran gaji yang diakibatkan oleh diskriminasi rasial. Perusahaan juga dianggap berlaku tidak etis apabila perusahaan tidak memberikan kesempatan kemajuan karier yang sama kepada tenaga kerja yang ada di perusahaan hanya karena terdapat perbedaan ras antara pekerja yang satu dengan pekerja lainnya, Penerarpan etika bisnis dengan memberikan reword kepada pekerja yang berprestasidapat meningkatkan produktivitas kerja dan segaligus penyemangat bagi karyawan untuk lebih bersifat dan berperilaku baik sesuai yang dianut oleh perusahaan. Penerapan etika dengan memberikan sanksi kepada karyawan yang melakukan pelanggaran dan tindakan yang tidak etis sehingga mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian. Sebaiknya perusahan menerapkan nilai-nilai budaya kerja yang menjunjung tinggi etika bisnis yang baik, dan dituankan dalam arah dan kebijakan perusahaan sehingga menjadi pedoman seluruh jajaran perusahaan. Perusahaan perlu menerapkan etika bisnis dalam menjalankan usahanya, untukmencegah agar perusahaan tidak memperoleh sanksi hukum karena telah menjalankan bisnissecaratidaketis.Beberapa alasan diatas dapat mewakilkan banyak perusahaan yang
masih menerapkan etika didalam perusahaan bisnisnya karena selain menjadikan perusahaan tersebut menjadi perusahaan yang etis dan bermoral alasan lainnya adalah agar perusahaan tidak menelan kerugian dan mendapatkan pelanggaran-pelanggaran karena tidak menjalankan bisnis secara etis dan melanggar hak-hak pekerja oleh pemberi pekerja. Sehingga alasanalasan tersebut dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada perusahaan-perusahaan bisnis lainnya yang belum menerapkan etika didalam perusahaan bisnisnya.