BAB I Pengertian Haji dan Umrah Serta Keutamaannya Di dalamnya terdapat delapan pembahasan : Pembahasan Pertama : Pengertian Haji dan Umrah
Haji secara etimologi eti mologi adalah berkunjung. Adapun secara terminologi adalah mengunjungi Baitul Haram dengan dengan amalan tertentu, pada pada waktu tertentu. Adapun umrah secara etimologi adalah berkunjung. Sedangkan secara terminologi adalah mengunjungi Baitul Haram dengan amalan tertentu. Pembahasan Kedua : Keutamaan Haji dan Umrah
Haji merupakan syiar yang agung dan ibadah yang mulia, dengannya seorang hamba akan mendapatkan rahmat dan berkah yang menjadikan setiap s etiap orang muslim sangat rindu untuk segera melaksanakannya. Sesungguhnya haji merupakan jalan menuju syurga dan membebaskan dir i dari api neraka. Rasulullah shallallahu „alaihi wassalam bersabda :
“ Haji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali syurga. “ (HR. Bukhari dan Muslim) Haji dapat melebur dosa dan menghilangkan dampak maksiat dan perbutan jelek, sebagaimana ebagaimana sabda Nabi shallallahu „alaihi wassalam :
“Barang siapa yang hendak berhaji, dan tidak melakukan senggama (diwaktu terlarang) dan tidak berbuat fasiq (maksiat), maka ia akan kembali dari dosa-dosanya seperti saat ia dilahirkan oleh ibunya”. (HR Bukhari dan Muslim ) Ibadah haji sebagaimana bisa membawa kepada kejayaan di akhirat, begitu juga bisa menyelamatkan menyelamatkan dari kefakiran, sebagaimana hadist Ibnu Mas‟ ud bahwasanya Rasulullah
shallallahu „alaihi wassalam bersabda :
“Laksanakanlah haji dan umrah, karena keduanya menghapus kefa kiran dan dosa sebagaimana api menghilangkan menghilangkan karat dari besi.” (HR. Tirmidzi ) Seorang muslim jika melaksanakan ibadah haji, maka dia telah masuk dalam katagori jihad. Sebagaimana yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Ibnu Majah dari Aisyah ra bahwa beliau bertanya Nabi saw :
,
“Apakah wanita itu wajib berjihad ? Maka beliau bersabda : “ Kalian wajib berjihad yang tidak pakai perang, yaitu haji.” Oleh karena itu, saya ucapkan selamat bagi yang sangat rindu hatinya untuk mengerjakan ibadah haji dengan membawa bekal, meninggalkan keluarga d an negaranya, menjadi tamu
Allah Yang Maha Pengasih, seraya memakai ihram, mengucapkan talbiyah, berdiri, berdo‟a, berdzikir dan beribadah. Pembahasan Pembahasan Ketiga : Kewajiban Haji Dan Umrah Hanya Sekali Seumur Hidup
Haji merupakan salah satu dari ibadah-ibadah fari dhah yang agung dan salah satu rukunnya yang lima. Hal itu berdasarkan sabda Nabi saw :
: perkara yaitu syahadat laa ilaaha illallah dan Muhammad Muhammad “ Islam dibangun di atas lima perkara Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan haji ” ( HR Bukhari dan Muslim ) Seorang muslim wajib melaksanakan ibadah haji dan umrah sekali seumur hidup sebagaimana yang diriwayatkan Imam Muslim dari hadist Abu Hurairah berkata :
: : : : : “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkhutbah di hadapan kami, beliau berkata: “Wahai sekalian manusia, sungguh Allah telah mewajibkan bagi kalian haji maka berhajilah kalian!” Seseorang berkata: “Apakah setiap tahun, ya Rasulullah?” Beliau terdiam sehingga orang tersebut mengulangi mengulangi ucapannya tiga kali. Lalu Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Kalau aku katakan ya, niscaya akan wajib bagi kalian dan kalian tidak akan sanggup.” Kemudian beliau berkata: “B iarkanlah apa yang aku tinggalkan kepada kalian. Sesungguhnya orang sebelum kalian telah binasa karena mereka banyak bertanya yang tidak diperlukan dan menyelisihi nabi-nabi mereka. Jika aku memerintahkan sesuatu kepada kalian maka lakukanlah lakukanlah sesuai dengan kesanggupan kesanggupan kalian. Dan bila aku melarang kalian dari s esuatu maka tinggalkanlah.” Begitu juga seorang muslim wajib melaksanakan ibadah umrah sekali dalam hidupnya, Allah swt berfirman :
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah” (QS. Al Baqarah : 196) Ibnu Abbas Berkata : Sesungguhnya umrah disebutkan bersama haji di dalam kitab Allah, oleh karena itu, sebagaimana haji hukumnya wajib, maka umrahpun hukumnya wajib. Pembahasan Keempat : Syarat-syarat Kewajiban Haji dan Umrah
Haji diwajibkan kepada : 1. Seorang muslim, maka tidak diwajibkan kepada orang kafir, karena haji merupakan bentuk ibadah, sedang ibadah tidak boleh dilakukan oleh orang kafir, karena tidak sah niatnya 2. Aqil (berakal) 3. Baligh, haji tidak diwajibkan diwajibkan kepada orang gila gila dan orang yang kurang kurang waras pikirannya, begitu juga tidak diwajibkan diwajibkan kepada anak kecil, sebagaimana hadist Ali bin Abi Thalib bahwa Nabi saw bersabda bersabda :
“Pena itu diangkat dari tiga golongan: orang tidur hingga terbangun, anak kecil hingga ia baligh, dan orang gila (kurang sehat akalnya) hingga ia berakal” (HR. Ahmad, Abu Daud dan Nasai) 1. Merdeka, haji tidak diwajibkan kepada hamba sahaya sebagai kemudahan baginya, karena dia sibuk melayani tuannya, dan karena haji membutuhkan harta sedangkan sedangkan hamba sahaya tidak mempunyai harta. 2. Mampu, haji tidak wajib bagi orang yang tidak mampu, Allah swt berfirman :
“ Mengerjakan haji adalah kewajiban kewajiban manusia terhadap Allah, Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barang Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam ." (QS. Ali Imran : 97) Jika anak kecil melaksanakan ibadah haji, maka hajinya sah, dia dan walinya akan mendapatkan pahala, sebagaimana di dalam hadist :
"Dari Kuraib bahwasanya; Ada seorang wanita yang sedang menggendong anaknya dan berkata, "Apakah bagi anak ini juga memiliki keharusan haji?" beliau menjawab: "Ya, dan kamu juga menjadapkan ganjaran pahala." (HR. pahala." (HR. Muslim) Adapun caranya adalah wali dari anak kecil terse but berniat haji untuknya. Ini dilakukan ketika membayar ongkos haji. Maksud seorang wali mewakili niat haji untuknya adalah wali tersebut ketika membayar ongkos haji diniatkan untuk ibadah haji anak kecil tersebut. Kecuali kalau anak kecil itu sudah mumayiz, maka dia boleh berniat s endiri untuk melakukan ihram dengan izin walinya. Walaupun Wala upun begitu, kewajiban ibadah haji tidak gugur darinya, maka ketika dia sudah dewasa, dia wajib melaksanakan ibadah haji lagi. Pembahasan Pembahasan Kelima : Kriteria Mampu
Kemampuan dalam melaksanakan ibadah haji bisa diukur dengan hal-hal sebagai berikut : 1. Dikatakan mampu melaksanakan ibadah haji, haji, karena badannya sehat, sebagaimana hadist Ibnu Abbas :
: : wanita dari Khats‟am berkata: „Wahai „Wahai Rasulullah, sesungguhnya “ Bahwasanya seorang wanita ayahku telah diwajibkan untuk melaksanakan ibadah haji disaat dia tel ah tua renta, dia tidak mampu untuk tetap bertahan diatas kendaraan, apakah aku melaksanakan haji untuk mewakilinya?‟ Beliau menjawab: 'Lakukankah haji untuk (mewakilinya)” ( HR Bukhari dan Muslim ) 2. Mempunyai harta yang melebihi dari kebutuhan kebutuhan pokoknya, seperti kebutuhan untuk menafkahi istri dan anak-anaknya, uang sewa rumah, modal dagangannya yang menjadi sumber penghasilannya, seperti toko yang dari labanya dia bisa hidup dan bisa memenuhi kebutuhannya.
1. Tidak mempunyai hutang, karena barang siapa yang mempunyai hutang, tidaklah ada kewajiban haji baginya, karena membayar m embayar hutang merupakan kebutuhan dasar dan merupakan hak manusia yang pada dasarnya harus dipenuhi dan tidak bisa ditolerir.
Hutang yang berjangka hukumnya seperti hutang yang jatuh tempo, karena yang berhutang sama-sama dikatakan tidak mampu. Tetapi jika dia percaya bisa mencari harta untuk membayarnya, seperi kredit yang dibayar secara teratur dan dipotong dari gaji bulanannya atau dipotong dari upah kerja ketrampilan atau sejenisnya, maka hal ini tidak menghalanginya untuk melaksanakan ibadah haji sesudah dapat izin dari orang yang dihutanginya.
1. Dia harus mempunyai sesuatu yang bisa mengantarkannya ke kota Mekkah, tentunya disesuaikan dengan keadaannya. keadaannya. Misalnya dari kendaraan seperti mobil, kapal, dan pesawat, atau dari makanan,m, minuman serta tempat tinggal yang sesuai dengan keadaannya, sebagaimana hadist Anas ra, beliau berkata :
: , “Ada seseorang yang bertanya: Wahai Rasulullah, apakah sabil (jalan) itu? beli au bersabda: bersabda: “Bekal dan kendaraan” (HR. Daruquthni dan dishahihkan Hakim) Jika tidak mampu, seseorang tidak diharuskan membebani diri sendiri dengan menjual rumah, atau sawahnya yang merupakan sumber mata pencahariannya, atau dari sawah itu dia memberikan nafkah kepada keluarganya.
Barang siapa yang tidak bisa haji karena antrian di dalam mendapatkan visa, maka dia dihukumi sebagai orang yang tidak mampu, seperti orang yang dipenjara dan sejenisnya.
Orang tua tidak boleh melarang anaknya untuk pergi melaksanakan ibadah haji yang wajib,
berdasarkan hadist hadist yang diriwayatkan diriwayatkan Ibnu Mas‟ud radhiyallahu radhiyallahu „anhu dan dan dimarfu‟kan kepada Nabi saw :
"Tidak ada ketaatan kepada makhluq dalam bermaksiat kepada Allah ' azza wajalla." (HR. wajalla." (HR. Ahmad)
Seorang anak hendaknya hendaknya meminta keridhaan orang tuanya ketika hendak melaksanakan ibadah haji. Begitu juga seorang suami tidak boleh melarang istrinya untuk pergi haji, karena haji hukumnya wajib, sedang kedua orang tua dan suami tidak mempunyai hak untuk melarang sesuatu yang wajib, walaupun begitu mereka berdua berhak untuk melarang anak dan istrinya untuk melaksanakan ibadah haji yang sunnah.
Pembahasan Keenam : Bersegera Melaksanakan Ibadah Haji
Barang siapa yang mendapatkan dirinya mampu melaksanakan ibadah haji, dan telah terpenuhi syarat-syaratnya, maka wajib baginya untuk segera melaksanakan ibadah haji, tidak boleh diundur-undur diundur-undur lagi. Allah swt berfirman :
”Berlomba-lombalah ”Berlomba-lombalah kalian d alam alam mengerjakan kebaikan” (QS. Al Baqarah : 148) Hal itu, karena kewajiban itu sudah ada dipundaknya, dan sesungguhnya dia tidak mengetahui barangkali di masa mendatang keberangkatan hajinya bisa saja terhalangi dengan sakit, atau jatuh miskin atau bahkan datangnya kematian. Sebagaimana dalam hadist Ibnu Abbas :
“Bersegeralah melaksanakan ibadah haji ( yaitu haji yang wajib) karena kalian tidak tahu apa yang akan di hadapinya (HR. Ahmad dan Baihaqi)
Telah diriwayatkan dari Sa‟id bin Manshur dan Hasan bahwa Umar ra berkata: “Aku bertekad mengutus beberapa orang menuju wilayah -wilayah untuk meneliti siapa yang memiliki kecukupan harta namun tidak menunaikan ibadah haji agar diwajibkan atas mereka membayar jizyah. Mereka bukanlah umat Islam umat Islam ! mereka bukanlah umat Islam !”
Tidaklah pantas seseorang yang mempunyai kemampuan, untuk mengundur-undur mengundur-undur pelaksanakan ibadah haji, karena jika dia masih muda dan terus-menerus dalam maksiat, maka hal ini merupakan bisikan syetan yang menghalanginya untuk berbuat kebaikan. Dan telah diterangkan di atas tentang kewajiban seseorang untuk segera melaks anakan ibadah haji. Dan selayaknya orang yang sudah melaksankan ibadah haji, baik ketika masih kecil, atau sudah tua, untuk selalu berbuat baik dan menjauhi perbuatan buruk. Adapun syarat haji bagi bagi perempuan adalah adanya muhrim jika memang jaraknya di atas 80 km dari Mekkah. Adapun yang dimaksud muhrim adalah suami atau laki-laki yang haram untuk menikahinya selama-lamanya, karena hubungan nasab (darah) atau karena sebab lain yang mubah, jika memang laki-laki tersebut baligh dan berakal. Hal itu berdasarkan hadist Abu Hurairah bahwasanya nabi shallallahu „alaihi wassalam bersabda :
“Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk safar sejauh perjalanan sehari semalam kecuali bersama mahramnya.” mahramnya.” (HR (HR Bukhari dan Muslim ) Jika perempuan melakukan ibadah haji tanpa muhrim, maka hajinya tetap sah, tetapi dia berdosa karena melanggar larangan. Jika dia pergi haji bersama rombongan perempuan dan aman dari fitnah, maka mereka itu diangap muhrimnya. Adapun perempuan yang tinggal di Mekkah Mekkah dan sekitarnya yang jaraknya dengan Mekkah tidak lebih dari jarak dibolehkannya sholat qashar, maka muhrim bukanlah syarat didalam melaksanakan ibadah haji.
Pembahasan Pembahasan Ketujuh : Hukum Orang Yang Tidak Mampu Haji dan Menjadi Wakil Untuknya
Barangsiapa yang tidak mampu melaksanakan haji sendiri, karena sakit atau sudah lanjut usia, sehingga kesulitan untuk menaiki kendaran atau kesulitan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam ibadah haji, maka dia dia boleh mencari orang yang mampu mewakilinya, jika hal itu bisa dilakukannya. dilakukannya. Sebagaimana hadist hadist Ibnu Abbas :
, , : , , : “Sesungguhnya seorang perempuan dari Kats‟am berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya haji yang diwajibkan Allah atas hamba-Nya itu turun keti ka ayahku sudah tua bangka, tidak mampu duduk di atas kendaraan. Bolehkah aku berhaji untu knya? Beliau menjawab: “Ya Boleh.” ( HR Bukhari dan Muslim )
Dan disyaratkan bagi yang mewakili haji, bahwa dia sudah pernah melaksanakan ibadah haji. Hal ini sesuai dengan hadist :
“Dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shalla Allahu 'alaihi wa s allam men dengar seseorang mengucapkan; Labbaika 'An Syubrumah (ya Allah, aku memenuhi seruan-Mu untuk Syubrumah), beliau bertanya: "Siapakah Syubrumah tersebut?" Dia menjawab; saudaraku! Atau kerabatku! Beliau bertanya: "Apakah "Apakah engkau telah melaksanakan haji untuk dirimu sendiri?" Dia menjawab; belum! Beliau berkata: berkata: "Laksanakan haji untuk dirimu, kemudian kemudian (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan hadist ini dishahihkan Ibnu berhajilah untuk Syubrumah." (HR. Hibban)
Yang mewakili hendaknya berangkat dari kota tempat tinggal orang yang diwakilinya, seorang laki-laki boleh mewakili perempuan dan sebaliknya perempuan boleh mewakili lakilaki.
Jika yang berhalangan tadi kemudian menjadi mampu, maka tidak wajib baginya melaksanakan ibadah haji lagi, karena dia telah mengerjakan apa – apa apa yang diperintahkan kepadanya, sehingga tidak diwajibkan mengulanginya.
Yang mewakilinya berhak mengambil biaya haji darinya, dan jika dia mengambil lebih dari biaya yang dibutuhkan maka hal itu dibolehkan.
1. Adapun jika dia sudah mati, maka tidak apa-apa seorang wakil menghajikannya secara cuma-cuma tanpa seijinnya.
Pembahasan Pembahasan Kedelapan : Adab-adab Haji
Selayaknya bagi yang melakukan ibadah haji, untuk memperhatikan adab-adab di bawah ini :
1. Mengikhlaskan niat di dalam ibadah haji. Seyogyanya bagi yang ingin melaksankan ibadah haji, sebelum meninggalkan rumahnya, untuk menghadirkan niat bahwa dia keluar melaksanakan ibadah haji hanya karena Allah semata, dengan mengharap pahala dari-Nya, bukan mengharap untuk diberi gelar pak haji,
atau agar orang sekitarnya melihat bahwa dirinya pergi haji dan pergi ke Mekkah,
sebagaimana hadist Umat bahwasanya nabi shallallahu „alahi wassalam bersabda : "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; Barangsiapa Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa apa dia diniatkan" (HR Bukhari dan Muslim ) Artinya barang siapa yang hajinya diniatkan karena Allah dan benar-benar dilaksanakan karena-Nya, maka akan mendapatkan pahala di sisi Allah.
1. Mempelajari hukum-hukum tentang haji Seyogyanya bagi yang ingin pergi haji untuk mempelajari hukum-hukum terkait dengan haji dan serta mengikuti nabi dalam melaksanakan ibadah haji secar a keseluruhan, baik perkataan s esuai dengan hadist Jabir bahwasanya nabi shallallahu „alaihi dan perbuatannya Hal itu sesuai wassalam bersabda :
“Hendaknya kalian mengambil manasik haji kalian dariku” (HR. Muslim) Ini bisa terlaksana dengan mempelajari hukum-hukum terkait dengan haji serta membaca
buku yang lebih terperinci Kemudian Kemudian memperbanyak memperbanyak di dalam menela‟ahnya menela‟ahnya sehingga sehingga dia bisa melaksanakan ibadah haji ini dengan lebih sempurna dan lebih sesuai dengan sunnah. Begitu juga hendaknya dia menghadiri kajian-kajian yang membahas tentang haji, sehingga dari kajian-kajian tersebut akan diketahui hukum-hukum haji dan tata cara pelaksanaannya. Hendaknya dalam perjalanan perjalanan hajinya dia mencari orang-orang yang mulia, mempunyai sopan-santun dan berakhlaq baik, yaitu dengan cara memilih travel yang sudah terkenal profesional, melaksanakan kewajibannya, membantu orang-orang yang ikut dengannya dengannya untuk bisa melaksanakan ibadah haji dengan sebaik-baiknya. Hendaknya mencari seorang penuntut ilmu untuk menyertai rombongan haji, karena amalanamalan haji tidak cukup hanya berbekal pengetahuan saja, tetapi perlu ada se orang ulama yang berusaha mengamalkan sunnah dan mengetahui tentang hukum-hukum haji. J ika tidak didapatkan seorang ulama atau penuntut ilmu, maka paling tidak ada orang yang pernah melaksankan haji yang berusaha untuk menyempurnakan ibadah haji ini. 1. Menghindari dari para penganggur dan orang-orang yang suka bermain-main. Yaitu orang-orang yang jika bergaul dengan mereka akan menyebabkan terjatuh di dalam maksiat, membuang-buang waktu dan banyak ngobrol. 2. Menghindari dari ahli bid‟ah dan khurafat yang sering memalingkan dari beribadah dan berdo‟a kepada Allah kepada berdo‟a kepada selain -Nya serta lebih memilih untuk mencari bangunan – bangunan dari peninggalan peninggalan bersejarah untuk mengusap-
3.
4.
5.
6.
usapnya dan mengusap- usap Ka‟bah serta Maqam Ibrahim yang sering menyebabkan pertengkaran, padahal mestinya mereka menunaikan ibadah haji ini dengan baik Hendaknya berusaha untuk ekonomis di dalam berbelanja dan jangan berlebih-lebihan serta membebani diri di dalam hidupmu dan dalam perjalanan hajimu. Serta jangan berbangga-bangga dengan kehidupan kehidupan yang serba hedonis di dalam dalam melaksanakan ibadah haji. Jauhilah hal-hal yang melengahkan, seperti menonton chanel-chanel Televisi yang berisi hiburan-hiburan, atau mendengarkan musik musik dan hal-hal lain yang termasuk katagori maksiat. Berusaha untuk menerapkan akhlaq yang baik selama perjalanan, dan selama pelaksanaan ibadah haji, serta berusaha untuk melawan hawa nafsu untuk untuk mewujudkan hal itu, sehingga temanmu menjadi rela untuk bersamamu. Dan hendaknya anda bisa bersabar untuk menjauhi dari da ri permusuhan dan perkelahian yang sering timbul pada saat melakukan perjalanan dan pada saat t erjadinya desak-desakan. Selalu berdzikir dengan dzikir pagi dan petang, dan berdo‟a ketika keluar rumah dan
ketika hendak melakukan perjalanan Hendaknya dia berdo‟a ketika keluar rumah, sebagaimana di dalam hadist Ummu Salamah radhiyallahu „anha bahwa Nabi shallallahu „alaihi wassalam jika keluar rumah beliau berdo‟a :
. “Dengan nama Allah. Aku Allah. Aku bertawakkal kepadaNya dan tiada daya dan upaya upaya kecuali karena pertolongan Allah. Ya Allah Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu jangan jangan sampai aku sesat atau disesatkan, berbuat kesalahan atau disalahi, menganiaya atau dianiaya, berbuat berbuat bodoh atau dibodohi”. dibodo hi”. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi dengan sanad shahih)
Kemudian dilanjutkan dengan do‟a safar : : . “Dengan menyebut nama Allah, segala puji bagi Allah, Maha Suci T uhan T uhan yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, sedang sebelumnya kami tidak mampu. Dan sesungguhnya kami akan akan kembali kepada Tuhan kami (di hari Kiamat). Ya Allah! Sesungguhnya kami memohon kebaikan dan taqwa dalam bepergian ini, kami mohon perbuatan yang meridhakanMu. meridhakanMu. Ya Allah! Permudahlah Permudahlah perjalanan kami ini, dan dekatkan jaraknya bagi kami. Ya Allah! Allah! Engkaulah teman dalam dalam bepergian dan yang mengurusi keluarga(ku). Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelelahan dalam bepergian, pemandangan yang menyedihkan dan perubahan yang jelek dalam harta dan keluarga.” Apabila kembali, doa di atas dibaca, dan ditambah: “Kami kembali dengan bertaubat, tetap beribadah dan selalu memuji kepada Tuhan kami.” (HR. Muslim dari hadist Ibnu Umar) Jika jalan sedang menanjak hendaknya dia mengucapkan : “ Allahu Akbar ” , jika dia menuruni lembah atau tempat yang rendah, hendaknya mengucapkan : “ Subhanallah “ , ini berdasarkan hadist Jabir :
“Dari Jabir bin 'Abdullah radhiyallahu 'anhuma berkata: "Apabila kami berjalan mendaki (naik), kami bertakbir dan apabila menuruni jalan kami bertasbih” (HR. Bukhari) Hendaknya dia jangan lupa untuk selalu berdzikir ketika berpindah-pindah tempat, dan untuk
selalu mengulangi hafalan al Qur‟annya dan untuk selalu melaksanakan sholat witir
walaupun sedang berada di atas kendaran atau di atas pesawat terbang, karena sholat nafilah boleh dilakukan oleh muafir di atas kendaraannya. 1. Hendaknya dia membawa bekal lebih jika dia termasuk orang yang mampu, sehingga bisa membantu temannya dan berbuat berbuat baik kepadanya, sebagaimana di dalam hadist :
"Sesungguhnya Allah senantiasa menolong hambaNya, selama hamba ters ebut menolong saudaranya" (HR. (HR. Muslim dari hadist Abu Hurairah ) Hendaknya dia bersedekah kepada orang-orang yang membutuhkan dan orang-orang yang kehabisan bekal perjalanan. Hendaknya dia menjadikan bekal haji dari hartanya yang terbaik , karena sesungguhnya Allah adalah baik dan tidaklah menerima kecuali yang baik juga.
1. Hendaknya dia selalu menjaga kewajiban-kewajiban syari‟ah Seorang musafir harus tetap menjaga sholat dan bersuci serta kewajiban-kewajiban yang lain, dan jangan bermalas-malas untuk mengerjakan itu semua tepat pada waktunya. Dia hendaknya meng- qashar sholat dan menjama‟nya jika hal itu dibutuhkan, karena dia sedang melakukan perjalanan atau sedang istirahat, maka membutu hkan untuk menjama‟ sholatnya karena kecapaian atau mengantuk. 1.
Hal ini berdasarkan hadist bahwa nabi shallallahu „alaihi wassalam bersabda
:
“Bepergian itu adalah sepotong dari adzab, (karena) ia menghalangi seseorang daripada kamu tentang makanannya, minumannya dan tidurnya. (Oleh k arena itu) apabila salah seorang dari kamu telah menyelesaikan menyelesaikan keperluannya dari kepergiannya, hendaklah hendaklah ia segera kembali kepada keluarganya” (HR. keluarganya” (HR. Muslim dari hadist Abu Hurairah) 1. Jika dalam perjalanan pulang dia melewati jalan yang menanjak hendaknya mengucapkan :
, ,, ,, ,, ,, , ,
“ Allah Maha Besar, Allah Maha Maha Besar, Allah Maha Besar. Besar. Tiada Tuhan kecuali Allah, Allah, dzat yang Maha Esa, tidak tidak ada sekutu bagi-Nya. Kepunyaan-Nyalah Kepunyaan-Nyalah segala kekuasaan dan segala segala pujian, dan Dia Maha Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kami Kami kembali bertaubat serta kami menyembah kepada Tuhan kami , seraya kami memuji -Mu. Allah menetapi pada janji-Nya, menolong hamba-Nya, serta mampu (memporak porandakan) pasukan Ahzab dengan sendiri”.
Sesungguhnya Sesungguhnya Nabi saw mengucapkan mengucapkan do‟a tersebut dalam perjalanan pulang dari h aji atau jihad, sebagaimana dalam hadist Ibnu Umar yang disebutkan Imam Malik dalam kitab al
Muwattha‟ dalam riwayat Muhammad bin Hasan
Hendaknya dia jangan mengagetkan keluarganya pada waktu malam, tetapi memberitahu terlebih dahulu tentang waktu kedatangannya, atau hendaknya dia datang pada waktu pagi
atau sore saja Bersabda Nabi shallallahu „alahi wassalam :
“Berilah kesempatan kepada keluarga kalian untuk bersiap -siap dan berhias (untuk menyambut kedatangan kalian)." (Hr Bukhari dan Muslim dari hadist Jabir) Dan hendaknya dia menuju masjid terlebih te rlebih dahulu jika sudah sampai, untuk melakukan mel akukan sholat dua reka‟at Karena sesungguhnya perbuatan ini merupakan sunnah nabi yang pertama kali beliau laksanakan ketika sampai di kotanya.
HAJI DAN UMROH FIQIH KELAS X MA
Pengertian haji
Haji yang berasal dari kata
yang menurut bahasa artinya menyengaja , sementara haji menurut
istilah yaitu amal ibadah yang dilakukan dengan sengaja untuk mengunjungi ka’bah (kiblat umat muslim) yang ada di Makkah dengan niat beribadah kepada allah SWT pada waktu yang telah ditentukan menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan. ditentukan. Hukum melaksanakan ibadah haji wajib bagi setiap muslim yang mampu melaksanakannya. Dasar hukum tentang kewjiban haji ditetapkan dalam QS.Ali Imran:97
...
. . .
Artinya: “ ... mengerjakan ibadah haji adalah kewajiban manusia terhadap allah SWT , yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan (ke Baitullah) ... “ (QS.Ali Imran :97)
Rasulullah juga bersabda bahwasannya “ dari umroh ke umroh itu menjadi penebus diantara keduanya dan tak ada balasan bagi haji mabrur kecuali syurga ” hadist ini diriwayatkan oler HR.Bukhori dan Muslim.
Macam
macam macam haji
Terdapat tiga cara yaitu : 1. Haji ifrad yaitu , pelaksanaan haji yang melaksanakan ibadah haji terlebih dahulu kemudian melaksanakan ibadah umroh. 2. haji tamattu’ yaitu yaitu , pelaksanaan ibadah haji yang melaksanakan ibadah umroh terlebih dahulu kemudian melakukan ibadah haji . 3. haji qiran yaitu , pelaksanaan ibadah haji yang saat melaksanakan ibadah dan umroh secara bersama sama. Syarat
syarat syarat haji haji
Syarat wajib haji 1. Islam 2. Baligh 3. Berakal 4. Merdeka 5. Mampu menjalankan
Syarat sah haji 1. Mampu ONH 2. Ada kendaraan untuk melakukan perjalanan 3. Aman selama perjalanan perjalanan dari pergi pergi hingga pulang 4. Untuk wanita harus disertai muhrimnya 5. Sehat jasmani dan rohani 6. Memiliki pengetahuan tentang haji
Rukun haji
1. Ihram Ihram yaitu, berniat melaksanakan ibadah haji dengan mengenakan pakaian putih yang tak berjahit. Untuk laki-laki sebanyak 2 lembar dan untuk perempuan 3 lembar. 2. Wukuf Wukuf yaitu, berhenti di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah mulai dari waktu dhuhur sampai tebit fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah. 3. Tawaf ifadah Tawaf ifadah yaitu, mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dari Hajar H ajar Aswad. 4. Sa’i
Sa’i yaitu, berlari – lari – lari kecil dari bukit Shafa sampai di bukit Marwah. 5. Tahalul Tahalul yaitu, mencukur atau menggunting rambut kepala minimal tiga helai. 6. Tertib Tertib disini maksudnya yaitu mendahulukan sesuai dengan urutan ibadah haji. Wajib
haji
1. Ihram dari miqat Yaitu, memakai pakaian ihram yang dimulai dari batas waktu dan tempatnya yang telah ditentukan. 2. Bermalam di Muzdhalifah Yaitu, setelah wukuf di padang Arafah pada malam tanggal 10 Dzulhijjah lewat tengah malam. 3. Bermalam di Mina 4. Melempar jumrah aqabah Ini dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah. 5. Melempar tiga jumrah (jumratul ula , jumratul jumratul wustha , jumratul jumratul aqabah) pada tanggal 11 – 13 Dzulhijjah 6. Mukhramat Yaitu, tidak melakukan hal –hal –hal yang diharamkan selama melaksanakan ibadah haji. 7. Tawaf wadak Yaitu, tawaf perpisahan ketika akan meninggalkan kota Makkah. Sunah
sunah sunah haji
1. Mengejakan haji dengan cara ifrad 2. Membaca talbiyah sejak ihram sampai dengan melontar jumrah aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah 3. Berdo’a setelah membaca talbiah Bacaan talbiyah: 4. Tawaf qudum yaitu, tawaf yang dilakukan saat pertama kali datang di kota Makkah 5. Memasuki Ka’bah (bila tidak bisa disunatkan untuk memasuki Hijr Ismail)
Miqat haji Miqat yaitu batasan yang telah ditentukan untuk melaksanakan ibadah haji.
1. Miqat zamani Yaitu batasan waktu yang telah ditentukan untuk melakukan ibadah haji. 2. Miqat makani Yaitu batas tempat yang telah ditentukanuntuk memulai melaksanakan ibadah haji. Manfaat haji
1. Dapat membuka wawasan, sehingga benar-benar memahami bahwa ajaran islam i tu luas 2. Timbulnya pemahaman akan anggunnya syi’ar islam islam , dengan begitu akan timbul kesadaran untuk selalu mensyukuri nikmat Allah SWT(agar tidak timbul timbul sifat tamak dalam menjalani kehidupan)
3. Semakin meningkatnya ubudiyah 4. Dapat mengendalikan diri dari sikap qatar(rafas,fusuk, dan jidal) 5. Melahirkan kematangan hidup dengan berbekal perenungan masa lalu (persiapan yang matang dan optimisme akan menyangsang masa depan yang cerah)
Larangan ibadah haji
1. a) memakai pakaian berjahit selama ihram b) memakai penutup kepala pada waktu ihram c) memakai sepatu yang menutupi mata kaki selama ihram 2. a) Memakai tutup muka atau sarung tangan sewaktu ihram 3. a) Memotong kuku b) Mencukur rambut kepala c) Memakai harum-haruman d) Memburu atau membunuh binatang e) Mengadakan perkawinan (menikah,menikahkan,ataupun meminang) f) Bercumbu dengan syahwat atau bersenggama g) Mencaci maki, mengumpat, bertengkar, dan berkata-kata kotor h) Menebang pohon
Pengertian umroh Umroh berasal dari kata(
)yang artinya ziarah(
)menurut istilah umroh yaitu, mengunjungi
Masjidil Haram semata mata untuk beribadah kepada allah SWT . dijelaskan dalam QS.ALBaqarah:196 ... Artinya:”dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena allahSWT...” Keutamaan tentang umroh ditegaskan dalam hadist rasulullah “umrah sampai dengan den gan umrah lagi adalah menghapus dosa-dosa yang telah terjadi diantaranya, dan haji mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga “ (HR.Bukhori) Ibadah umrah merupakan rangkaian ibadah haji. Umrah juga disebut haji kecil, sedangkan haji disebut haji arafah. Ibadah haji harus dikerjakan pada bulan haji (syawal, dzulqaidah,sampai dengan 10 dzulhijjah, sedangkan umrah boleh dikerjakan sepanjang tahun.
Syarat
1. Islam 2. Baligh
wajib wajib umroh umroh
3. Berakal sehat 4. Merdeka 5. Istita’ah (mampu)
Syarat
sah sah umroh
1. Islam 2. Baligh 3. Berakal 4. Merdeka
Rukun umrah
1. ihram dengan niat umrah 2. tawaf 3. sa’i 4. tahalul 5. tertib
Wajib
umrah umrah
1. Ihram dimula dari miqat(hanya miqat makani) 2. meninggalkan semua hal yang dilarang selama ihram
hikmah
haji dan umrah
1. dengan haji kaum muslimin dapat mengambil i’tibar dan pelajaran dari seginya, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya. 2. Sebagai pertanda syi’ar agama Allah yang wajib diagungkannya 3. Sebagai wujud penghambaan kepada Allah dan bukti ubadiyah kepadan-Nya 4. Menjadikan Baitullah sebagai orientasi atau landasan dalam menjalani hidup 5. Sebagai tamu Allah yang dipenuhi segala permohonannya 6. Mendidik untuk evaluasi diri dan dapat menapak tilas perjalanan hidup Inilah diantara hikmah disyariatkannya shalat di makam Ibrahim , dimana bukti sejarah atau simbol jejak kehidupan yang bermakna. 7. Mendidik untuk berusaha tak mengenal lelah Inlah diantara disyariatkannya sa’i(berusaha) , dimana dalam pelaksanaan sa’i ini terkenang kisah nabi Ibrahim dan keluarganya yang berusaha tak tak kenal lelah untuk meraih air kehidupan. kehidupan. 8. Mendidik agar mempersiapkan masa depan Ketika mabit di Mudzdholifah jama’ah mengumpulkan mengumpulkan batu kerikil untuk persiapan melontar jumroh di keesokan harinya. Disini diajarkan untuk meraih cita-cita serta tekad dalam bersiap-siap untk menghadapi tantangan.
Tambahan:
Ketika jamaah umroh berada di padang Arafah biasanya muslim di dunia menghormati dengan cara berpuasa 2 hari yaitu puasa tarwiyah dan puasa arafah. Tujuan puasa Tarwiyah: untuk menghapus dosa-dosa kecil selama satu tahun yang telah lalu. Tujuan puasa Arafah:untuk menghapus dosa-dosa kecil selama satu tahun yang akan datang.
(mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan materi. kita sama-sama belajar, maka tolong beri kritik dan saran. Jazzkumulloh)
HAJI DAN UMROH FIQIH KELAS X MA
Pengertian haji
Haji yang berasal dari kata
yang menurut bahasa artinya menyengaja , sementara haji menurut
istilah yaitu amal ibadah yang dilakukan dengan sengaja untuk mengunjungi ka’bah (kiblat umat muslim) yang ada di Makkah dengan niat beribadah kepada allah SWT pada waktu yang telah ditentukan menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan. ditentukan. Hukum melaksanakan ibadah haji wajib bagi setiap muslim yang mampu melaksanakannya. Dasar hukum tentang kewjiban haji ditetapkan dalam QS.Ali Imran:97
...
. . .
Artinya: “ ... mengerjakan ibadah haji adalah kewajiban kewajiban manusia terhadap allah SWT , yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan (ke Baitullah) ... “ (QS.Ali Imran :97)
Rasulullah juga bersabda bahwasannya “ dari umroh ke umroh itu menjadi penebus diantara keduanya dan tak ada balasan bagi haji mabrur kecuali syurga ” hadist ini diriwayatkan oler HR.Bukhori dan Muslim.
Macam
macam macam haji
Terdapat tiga cara yaitu : 1. Haji ifrad yaitu , pelaksanaan haji yang melaksanakan ibadah haji terlebih dahulu kemudian melaksanakan ibadah umroh. 2. haji tamattu’ yaitu , pelaksanaan ibadah haji yang melaksanakan ibadah umroh terlebih dahulu kemudian melakukan ibadah haji . 3. haji qiran yaitu , pelaksanaan ibadah haji yang saat melaksanakan ibadah dan umroh secara bersama sama. Syarat
syarat syarat haji haji
Syarat wajib haji 1. Islam 2. Baligh 3. Berakal 4. Merdeka 5. Mampu menjalankan
Syarat sah haji 1. Mampu ONH 2. Ada kendaraan untuk melakukan perjalanan 3. Aman selama perjalanan perjalanan dari pergi pergi hingga pulang 4. Untuk wanita harus disertai muhrimnya 5. Sehat jasmani dan rohani 6. Memiliki pengetahuan tentang haji
Rukun haji
1. Ihram Ihram yaitu, berniat melaksanakan ibadah haji dengan mengenakan pakaian putih yang tak berjahit. Untuk laki-laki sebanyak 2 lembar dan untuk perempuan 3 lembar. 2. Wukuf Wukuf yaitu, berhenti di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah mulai dari waktu dhuhur sampai tebit fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah. 3. Tawaf ifadah Tawaf ifadah yaitu, mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dari Hajar Aswad. 4. Sa’i
Sa’i yaitu, berlari – lari – lari kecil dari bukit Shafa sampai di bukit Marwah. 5. Tahalul Tahalul yaitu, mencukur atau menggunting rambut kepala minimal tiga helai. 6. Tertib Tertib disini maksudnya yaitu mendahulukan sesuai dengan urutan ibadah haji. Wajib
haji
1. Ihram dari miqat Yaitu, memakai pakaian ihram yang dimulai dari batas waktu dan tempatnya yang telah ditentukan. 2. Bermalam di Muzdhalifah Yaitu, setelah wukuf di padang Arafah pada malam tanggal 10 Dzulhijjah lewat tengah malam. 3. Bermalam di Mina 4. Melempar jumrah aqabah Ini dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah. 5. Melempar tiga jumrah (jumratul ula , jumratul jumratul wustha , jumratul aqabah) pada tanggal 11 – 13 Dzulhijjah 6. Mukhramat Yaitu, tidak melakukan hal –hal –hal yang diharamkan selama melaksanakan ibadah haji. 7. Tawaf wadak Yaitu, tawaf perpisahan ketika akan meninggalkan kota Makkah. Sunah
sunah sunah haji
1. Mengejakan haji dengan cara ifrad 2. Membaca talbiyah sejak ihram sampai dengan melontar jumrah aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah 3. Berdo’a setelah membaca talbiah Bacaan talbiyah: 4. Tawaf qudum yaitu, tawaf yang dilakukan saat pertama kali datang di kota Makkah 5. Memasuki Ka’bah (bila tidak bisa disunatkan untuk memasuki Hijr Ismail)
Miqat haji Miqat yaitu batasan yang telah ditentukan untuk melaksanakan ibadah haji.
1. Miqat zamani Yaitu batasan waktu yang telah ditentukan untuk melakukan ibadah haji. 2. Miqat makani Yaitu batas tempat yang telah ditentukanuntuk memulai melaksanakan ibadah haji. Manfaat haji
1. Dapat membuka wawasan, sehingga benar-benar memahami bahwa ajaran islam itu luas 2. Timbulnya pemahaman akan anggunnya syi’ar islam islam , dengan begitu akan timbul kesadaran untuk selalu mensyukuri nikmat Allah SWT(agar tidak timbul timbul sifat tamak dalam menjalani kehidupan)
3. Semakin meningkatnya ubudiyah 4. Dapat mengendalikan diri dari sikap qatar(rafas,fusuk, dan jidal) 5. Melahirkan kematangan hidup dengan berbekal perenungan masa lalu (persiapan yang matang dan optimisme akan menyangsang masa depan yang cerah)
Larangan ibadah haji
1. a) memakai pakaian berjahit selama ihram b) memakai penutup kepala pada waktu ihram c) memakai sepatu yang menutupi mata kaki selama ihram 2. a) Memakai tutup muka atau sarung tangan sewaktu ihram 3. a) Memotong kuku b) Mencukur rambut kepala c) Memakai harum-haruman d) Memburu atau membunuh binatang e) Mengadakan perkawinan (menikah,menikahkan,ataupun meminang) f) Bercumbu dengan syahwat atau bersenggama g) Mencaci maki, mengumpat, bertengkar, dan berkata-kata kotor h) Menebang pohon
Pengertian umroh Umroh berasal dari kata(
)yang artinya ziarah(
)menurut istilah umroh yaitu, mengunjungi
Masjidil Haram semata mata untuk beribadah kepada allah SWT . dijelaskan dalam QS.ALBaqarah:196 ... Artinya:”dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena allahSWT...” Keutamaan tentang umroh ditegaskan dalam hadist rasulullah “umrah “um rah sampai dengan umrah lagi adalah menghapus dosa-dosa yang telah terjadi diantaranya, dan haji mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga “ (HR.Bukhori) Ibadah umrah merupakan rangkaian ibadah haji. Umrah juga disebut haji kecil, sedangkan haji disebut haji arafah. Ibadah haji harus dikerjakan pada bulan haji (syawal, dzulqaidah,sampai dengan 10 dzulhijjah, sedangkan umrah boleh dikerjakan sepanjang tahun.
Syarat
1. Islam 2. Baligh
wajib wajib umroh umroh
3. Berakal sehat 4. Merdeka 5. Istita’ah (mampu)
Syarat
sah sah umroh
1. Islam 2. Baligh 3. Berakal 4. Merdeka
Rukun umrah
1. ihram dengan niat umrah 2. tawaf 3. sa’i 4. tahalul 5. tertib
Wajib
umrah umrah
1. Ihram dimula dari miqat(hanya miqat makani) 2. meninggalkan semua hal yang dilarang selama ihram
hikmah
haji dan umrah
1. dengan haji kaum muslimin dapat mengambil i’tibar dan pelajaran dari seginya, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya. 2. Sebagai pertanda syi’ar agama Allah yang wajib diagungkannya 3. Sebagai wujud penghambaan kepada Allah dan bukti ubadiyah kepadan-Nya 4. Menjadikan Baitullah sebagai orientasi atau landasan dalam menjalani hidup 5. Sebagai tamu Allah yang dipenuhi segala permohonannya 6. Mendidik untuk evaluasi diri dan dapat menapak tilas perjalanan hidup Inilah diantara hikmah disyariatkannya shalat di makam Ibrahim , dimana bukti sejarah atau simbol jejak kehidupan yang bermakna. 7. Mendidik untuk berusaha tak mengenal lelah Inlah diantara diantara disyariatkannya sa’i(berusaha) , dimana dalam pelaksanaan sa’i ini terkenang kisah nabi Ibrahim dan keluarganya yang berusaha tak tak kenal lelah untuk meraih air kehidupan. kehidupan. 8. Mendidik agar mempersiapkan masa depan Ketika mabit di Mudzdholifah jama’ah mengumpulkan batu kerikil untuk persiapan melontar jumroh di keesokan harinya. Disini diajarkan untuk meraih cita-cita serta tekad dalam bersiap-siap untk menghadapi tantangan.
Tambahan:
Ketika jamaah umroh berada di padang Arafah biasanya muslim di dunia menghormati dengan cara berpuasa 2 hari yaitu puasa tarwiyah dan puasa arafah. Tujuan puasa Tarwiyah: untuk menghapus dosa-dosa kecil selama satu tahun yang telah lalu. Tujuan puasa Arafah:untuk menghapus dosa-dosa kecil selama satu tahun yang akan datang.
(mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan materi. kita sama-sama belajar, maka tolong beri kritik dan saran. Jazzkumulloh)
FIQIH KELAS XII MAN
KOMPETENSI II FIQH MU’AMALAH
MAWARIS TUJUAN PEMBELAJARAN : 1.
Menjelaskan pengertian warisan, kewajiban sebelum harta dibagi, kelompok ahli waris, ketenTuan harta waris, hijab dan mahjub serta hikmah mawaris.
2.
3.
A.
Mempraktekkan cara membagi warisan, baik dengan cara ashabah, al- „aul, Ar -Rad -Rad atau Gharawain Menjelaskan warisan menurut hukum adat dan UU No. 7 tahun 1989
PENGERTIAN MAWARIS.
Dalam ilmu Fiqh mawaris disebut juga dengan Ilmu Faraidh yaitu ilmu yang membicarakan tentang pembagian harta peninggalan seorang muslim yang meninggal. Harta yang ditinggalkan itu setelah dikurangi keperluan biayaorang yang meninggal disebut harta waris, orang yang berhak mendapat warisan disebut ahli waris, adapun ketentuan yang diterima ahli waris disebut Furudhul Muqaddarah.
B. HAL YANG PERLU DILAKUKAN SEBELUM HARTA WARIS DIBAGI. 1.
Zakat, bila harta yang ditinggalkan mencapai nisab.
2.
Biaya mengurus jenazah.
3.
Hutang bila ada (QS. An- Nisa‟ (4) : 12)
4.
Wasiat, yaitu pesan sebelum seseorang meninggal (QS. An- Nisa‟ (4) : 11) Dengan Syarat : a.
Tidak boleh lebih dari 1/3
b. Tidak boleh berwasiat kepada ahli waris kecuali ahli waris yang lain ridha c.
Tidak untuk maksiat
5. Nazar bila ada.
8
C.
AHLI WARIS
Ahli waris yang berhak mendapat warisan dari seseorang yang meninggal dunia semuanya ada 25 orang. 15 orang dari pihak laki-laki dan 10 orang dari pihak perempuan. 1.
Ahli waris dari pihak laki-laki a.
Anak laki-laki
b. Cucu laki-laki dari anak laki-laki c.
Bapak
d. Kakek dari Bapak e. Saudara laki-laki sekandung f.
Saudara laki-laki sebapak
g.
Saudara laki-laki seibu
h. Anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung i.
Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak
j.
Paman yang sekandung dengan bapak
k.
Paman yang sebapak dengan bapak
l.
Anak laki-laki paman yang sekandung dengan bapak
m. Anak laki-laki paman yang sebapak dengan bapak n. Suami o. Laki-laki yang memerdekakan Jika semua ahli waris di atas a tas masih ada, maka yang berhak mendapat warisan hanya tiga saja yaitu : a.
Anak laki-laki
b. Bapak c.
2.
Suami
Ahli waris dari pihak perempuan a.
Anak perempuan
b. Cucu perempuan dari anak laki-laki c.
Ibu
d. Nenek dari pihak bapak e. Nenek dari pihak ibu f.
Saudara perempuan sekandung
g.
Saudara perempuan sebapak
h. Saudara perempuan seibu i.
Istri
j.
Perempuan yang memerdekakan
9 Jika semua ahli waris itu it u ada maka yang mendapat warisan hanya 5 orang saja yaitu : a.
Istri
b. Anak perempuan c.
Ibu
d. Cucu perempuan dari anak laki-laki e. Saudara perempuan sekandung Selanjutnya bila semua ahli waris dari pihak laki-laki dan perempuan semuanya ada maka yang berhak mendapat warisan hanya 5 saja yaitu : a.
Suami / Istri
b. Ibu c.
Bapak
d. Anak laki-laki e. Anak perempuan
D. FURUDHUL MUQADDARAH 1.
Dzawil Furudh yaitu : ahli waris yang mendapat bagian dari harta peninggalan menurut ketentuan yang diterangkan dalam Al-Qur‟an atau hadits Yaitu : a.
Ahli waris yang mendapat ½ :
Anak perempuan tunggal
Cucu perempuan tunggal dari anak laki-laki
Saudara perempuan tunggal sekandung
Saudara perempuan tunggal sebapak
Suami bila tidak ada anak atau cucu
b. Ahli waris yang mendapat ¼ :
c.
Suami bila ada anak atau cucu
Istri bila tidak ada anak atau cucu
Ahli waris yang mendapat 1/8 :
Istri bila ada anak atau cucu
d. Ahli waris yang mendapat 2/3 :
2 orang anak perempuan / lebih bila tidak ada anak atau cucu laki -laki
2 orang cucu perempuan / lebih bila tidak ada anak atau cucu laki -laki
2 orang / lebih saudara perempuan sekandung
2 orang / lebih saudara perempuan sebapak
10
e. Ahli waris yang mendapat 1/3
f.
Ibu bila tidak ada anak / cucu / saudara
Dua orang atau lebih saudara laki-laki / perempuan yang seibu
Ahli waris yang mendapat 1/6
Ibu bila ada anak / cucu / saudara
Bapak bila ada anak laki-laki atau cucu laki-la ki
Nenek bila tidak ada ibu
Cucu perempuan bila bersama anak perempuan tunggal
Kakek bila tidak ada bapak
2.
Seorang saudara seibu baik laki-laki maupun perempuan
Ashabah yaitu : ahli waris yang ketentuannya mendapat sisa atau menghabiskan harta waris. Ashabah terbagi 3 yaitu : a.
Ashabah binafsihi yaitu : ahli waris yang menjadi ashabah dengan sendirinya, mereka adalah :
Anak laki-laki
Cucu laki-laki dari anak laki-laki
Bapak
Kakek dari bapak
Anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung
Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak
Paman yang sekandung dengan bapak
Anak laki-laki paman yang sekandung dengan bapak
Anak laki-laki paman yang sebapak dengan bapak
b. Ashabah bil ghoir yaitu : ahli waris yang menjadi ashabah karena sebab orang lain ( karena ditarik saudara laki-lakinya ) yaitu :
c.
Anak perempuan bila ditarik saudara laki-lakinya
Cucu perempuan bila ditarik saudara laki-lakinya
Saudara perempuan kandung bila ditarik saudara laki-lakinya
Saudara perempuan sebapak bila ditarik saudara laki-lakinya
Ashabah ma‟al ghair yaitu ahli waris yang menjadi ashabah bila bersama ahli waris perempuan yang lain. Mereka adalah :
Saudara perempuan kandung seorang / lebih bila bersama anak perempuan / cucu perempuan seorang / lebih. lebih. Saudara perempuan sebapak seorang / lebih bila bersama anak perempuan / cucu perempuan seorang / lebih.
11
E. HIJAB DAN MAHJUB
Hijab adalah : halangan seseorang untuk mendapat warisan sedangkan orang yang tidak
mendapat warisan disebut “ mahjub”
Ada halangan yang sifatnya mengurangi, seperti suami mendapat ½ bila tidak ada anak, tapi
mendapat ¼ bila ada anak, ini disebut dengan hijab “nuqsan” sedangkan hijab penuh seperti cucu tidak mendapat warisan bila ada anak laki- laki, ini disebut hijab “hirman” 1.
Sebab-sebab seseorang mendapat warisan : a.
Adanya pertalian darah dengan yang meninggal ( nasab )
b. Adanya hubungan pernikahan c.
Adanya pertalian agama
d. Karena memerdekakan 2.
Halangan seseorang menerima warisan a.
Hamba, karena seorang hamba dianggap tidak dapat berbuat sesuatu
b. Karena memebunuh ahli waris c.
Karena murtad / atau keluar dari agama Islam
d. Berbeda agama dengan ahli waris.
F. HIKMAH MAWARIS 1.
Untuk menghindari perselisihan yang mungkin terjadi antara sesama ahli waris.
2.
Untuk menjalin persaudaraan berdasarkan hak dan kewajiban yang seimbang
3.
Menghindari keserakahan terhadap ahli waris lainnya
4.
Untuk menghindari pilih kasih dari orang tua
5.
Untuk melindungi hak anak yang masih kecil atau dalam keadaan lemah
G. PERHITUNGAN MEMBAGI WARIS Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menghitung pembagian waris, yaitu : 1.
Perhatikan susunan ahli waris, apakah ada yang terhalang (tidak menerima warisan )
2.
Bedakan ahli waris dzawil furudh dan ashabah, bila ada ahli waris ashabah lebih dari satu kelompok, maka ahli waris yang lebih jauh keberadaannya dari yang meninggal menjadi ahli waris dzawil furudh.
12
Contoh : a.
Ashabah Cara membagi waris dimana ahli warisnya terdapat ashabah, misalnya : Bapak Ahmad wafat, ahli warisnya 1 orang istri, ibu, bapak, 1 orang anak laki-laki, 2 orang anak perem puan dan 3 orang saudara laki-laki. Harta yang ditinggalkan Rp. 12.400.000,- Sebelum meninggal memiliki hutang sebanyak Rp. 200.000,-, wasiat Rp. 100.000,- dan biaya me- ngurus jenazah Rp. 100.000,-, berapakah bagian masing-masing ahli waris ?
Jawab :
Harta peninggalan 12.400.000,Kewajiban yang harus dikeluarkan
Rp.
1.
Hutang
Rp. 200.000,-
2.
Wasiat
Rp. 100.000,-
3.
Biaya pengurusan jenazah
Rp. 100.000,-
Jumlah
Rp. 400.000,-
Sisa harta waris 12.000.000,-
Rp.
Ahli waris 1.
Istri
: 1/8
2.
Ibu
: 1/6
3.
Bapak
: 1/6
4.
Anak laki-laki
5.
Anak perempuan
6.
Saudara laki-laki
KPK Istri 1/8 Bapak 1/6 Ibu 1/6
Ashabah bil ghair : Mahjub
: 24 = 3/24 X Rp. 12.000.000,-
= Rp. 1.500.000,-
= 4/24 X Rp. 12.000.000,-
= Rp. 2.000.000,-
= 4/24 X Rp. 12.000.000,-
= Rp. 2.000.000,-
Jumlah
= Rp. 5.500.000,-
1 anak laki-laki (2 bagian) + 2 anak perempuan (2 bagian) = 4 bagian. Bagian = Rp. 12.000.000,- – Rp. 5.500.000,-
= Rp. 6.500.000,-
1.
Anak laki-laki = 2/4 X Rp. 6.500.000,-
= Rp. 3.250.000,-
1.
Anak perempuan = 1/4 X Rp. 6.500.000,13
b.
Al „Aul
= Rp. 1.625.000,-
Cara membagi warisan yang tidak terdapat ashabah, ashaba h, setelah KPK semua ahli waris disamakan kemudian ditambahkan, ternyata hasilnya lebih banyak dari satu bilangan, artinya jumlah pembilang lebih besar dari penyebut. penyebut. Agar bilangan menjadi genap, maka penyebutnya ditambahkan agar sama dengan pembilang, contoh : Ibu Endang meninggal, ahli warisnya suami dan 4 orang saudara perempuan, harta waris yang ditinggalkan Rp. 4.900.000,- berapakah bagian masing-masing ? Jawab : Suami ½ 4 saudara perempuan 2/3 KPK 6 di „aul 7/7 Suami + 4 Saudara perempuan = ½ + 2/3 = 3/6 + 4/6 = 7/6 Suami = ½ = 3/6 = 7/6 X Rp. 4.900.000,- = Rp. 2.100.000,4 Saudara perempuan = 2/3 = 4/6 = 4/7 X Rp. 4.900.000,- = Rp. 2.800.000,1 Saudara perempuan = Rp. 2.800.000,- / 4 = Rp. 700.000,-
c.
Ar. Rad.
Cara Membagi waris yang tidak ada waris ashabah, se telah KPK semua ahli waris di samakan kemudian ditambahkan, ternyata hasilnya kurang satu bilangan, maka cara pemecahanya adalah penyebut dikurangi sehingga sama dengan pembilang. Misalnya : Tuan Heri wafat, ahli warisnya terdiri dari ibu, istri dan satu orang anak perempuan. Harta yang ditinggalkan Rp. Rp. 19.000.000,- berapakah bagian masingmasing ? Jawab : Ibu 1/6 Istri 1/8 1 anak perempuan ½ KPK 24 Ibu + Istri + 1 Anak perempuan = 1/6 + 1/8 + ½ + 2/24 + 3/23 + 2/24 + 19/24 di rad 19/19 Ibu = 1/6 = 4/24 = 4/19 X Rp. 19.000.000,- = 4.000.000,Istri = 1/8 = 3/24 = 3/19 X Rp. 19.000.000,- = 3.000.000,-
1 Anak perempuan = ½ = 12/24 = 12/19 X Rp. 19.000.000,19.000.000,- = 1.200.000,-
14
d. Gharawain Pembagian waris yang terdiri dari bapak, ibu, suami,istri, dimana bagian ibu diambil dari bagian istri atau suami. Contoh Ibu Zainab wafat, ahli warisnya Ibu, Bapak, suami. Harta waris Rp. 12.000.000, berapakah bagian masing-masing ? Jawab : Suami 1/2 Ibu 1/3 Bapak Ashabah Suami = ½ X Rp. 12.000.000,Rp. 6.000.000,Ibu = 1/3 X (Rp. 12.000.000,- -Rp. 6.000.000,-) 2.000.000,Bapak = Rp. 12.000.000,-(Rp.6.000.000,12.000.000,-(Rp.6.000.000,- + Rp. 2.000.000,-) 4.000.000,-
= = Rp. = Rp.
H. WARISAN MENURUT HUKUM ADAT.
Warisan menurut hokum adat berbeda antara satu adat dengan adat yang lain. Bila suatu daerah sudah dipengaruhi Islam, hukum warisan pun banyak dipengaruhi hokum Islam. Lain halnya dengan daerah yang sedikit dipengaruhi Isla m, maka hokum warisnyapun jauh berbeda dengan hukum hukum Islam.
Sebab-sebab terjadinya harta pusaka (warisan) menurut hukum adat di Indonesia adalah : 1. Keturunan 2. Perkawinan 3. Adopsi Anak angkat mendapat harta waris, tetapi daerah yang sudah diwarnai Isla m anak angkat tidak mendapat warisan. 4. Masyarakat
Jika semua ahli waris sama sekali tidak ada maka harta waris menjadi milik masyarakat untuk kepentingan umum.
15
Evaluasi Kognitif Skill
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan tepat !
1. Mawaris dalam ilmu fiqh disebut dengan ilmu faraid, apa artinya ? 2. Hal-hal apa saja yang perlu dilakukan sebelum harta waris dibagikan ? 3. Tuliskan syarat-syarat wasiat ! 4. Bila semua ahli waris laki-laki dan perempuan ada, maka yang berhak mendapat warisan siapa saja ? 5. Jelaskan pengertian furudhul muqaddarah ! 6. Siapa sajakah ahli waris yang mendapat bagian tertentu yaitu, 1/2, 1/4, 1/8, 1/6, 1/3, 2/3? 7. Jelaskan perbedaan antara ashabah binafsihi dan asabah bil ghair dan beri contoh ! 8. Indonesia memakai beberapa hukum waris, kemukakan hukum waris menurut adat di Indonesia !
9. Jelaskan perbedaan antara hijab dan mahjub, serta antara hijab nuqsan dan hijab hirman serta berikan contoh ! 10. Tuan X wafat, ahli warisnya ibu, bapak, 1 anak perempuan dan 2 anak laki-laki. Harta warisnya berupa sawah seluas 9600 m2. Tentukan cara pembagiannya dan berapa bagian masing-masing ?
Evaluasi Psikomotor Skill
Kegiatan Individual. Salinlah QS. An Nisa {4} : 11, kemudian terjemahkan dan jelaskan isi is i kandungannya.
Kegiatan Kelompok. Diskusikan tentang pembagian warisan antara laki-laki dan perempuan ditinjau dari ajaran Islam, kemudian buat laporan secara berkelompok dan presentasikan.