BUDIDAYA IKAN MAS
I.
Pendahuluan Ikan
p r i nu nu s ( C y pr
Mas
c ar a r p io io )
O st s t e ic i c ht h t h ye ye s
a ta ta u
i k an an
O st s t ar a r io i o ph p h ys ys i
d an an
t er e r ma m a su su k
B en e n tu tu k
t ub u b uh uh
m e mb m b en e n ta t a ng ng
i ka ka n m ul u l ai ai
m as as d ar ar i
t er e r ma ma s u k
b er e r t ul u l a ng ng
k er e r a s, s,
d al a l am am
a da d a la la h u ju j u ng ng
dalam d en e n ga ga n
f am a m i li li
p ip i p ih ih ,
kela s
c yp y p ri r i ni n i da d a e. e.
d rn r n ga ga n
m on o n co c o ng ng
o rd rd o
k ep e p al al a
s am a m p ai ai
t ut u t up up
insang, dan badan mulai dari tutup insang sampai anus, kemudian sisanya adalah ekor.
L i ng n g k un u n g an a n h i du d u p y a ng n g d i pe p e r l uk u k a n i k an a n M a s a d a la la h a i r t aw a w ar ar
y an an g
L u mp mp u r .
j er e r ni ni h
d an an
t id i d ak ak
m en e n ga g a nd n d un un g
t an a n ah ah
a ta ta u
K e r in i n g g ia i a n d a er e r a h d ar a r i p e rm r m u ka k a a n l au a u t y an an g
sangat baik untuk memelihara ikan Mas adalah antara 700 – 8 0 0 M d i a t a s p er e r m u k a an an a i r l a u t .
P a d a d a er e r a h - d a e r ah ah
y n g b e r a d a d i l ua u a r k e ti t i n g gi g i a n t e r se s e b ut u t , i k an a n M a s m a si si h tetap dapat hidup dan dipelihara tetapi pertumbuhannya a g ak a k k u r an a n g c e pa pa t .
I k a n Ma M a s b e r ke k e m ba b a n g b ia i a k d e ng ng a n
t el e l ur ur ,
i ka ka n
d en e n ga ga n
c ar ar a
b er e r in in a
b er e r te t e lu lu r
p ad ad a
t e r te t e n tu t u k e m ud u d i a n d ib i b u a hi h i o l e h i ka k a n j a n ta ta n .
t em e m pa pa t
P r o se se s i n i
biasanya memerlukan campur tangan manusia agar hasil penetasan dari telur-telur tersebut dapat maksimal.
D al a l am am
k eg e g ia i a ta ta n
B u di d i da d a ya ya
i ka ka n
M as as
t er e r di d i ri ri
d ar ar i
k eg e g i at a t an an
pembenihan dan pemeliharaan. II.
1.1.
Pembenihan
Induk Ik Ikan Mas Induk harus tersedia secara berkesinambungan dan berkualitas sesuai dengan kriteria kriteria mutu genetik dan fisiologi serta fisiknya. fisiknya. Kriteria Mutu Induk Ikan Mas Strain Majalaya meliputi : a. Asal : hasil pembesaran benih sebar yang berasal
dari induk kelas induk dasar (GPS). b. Warna : mulai dari kepala bagian atas sampai
pangkal ekor bagian atas berwarna hijau keabuabuan,
mulai
kepala
bagian
bawah
sampai
kepangkal ekor berwarna putih kekuningan c. Bentuk tubuh : badan relatif pendek, perut
besar, mats menonjol, kuduk cembung, kepala kecil, sisik penuh dan teratur, pola sisik cycloid, bentuk sirip normal (tidak kumpay)/. d. Kesehatan : anggota/organ tubuh lengkap, sisik
teratur, gurat sisi tidak patch, tubuh tidak cacat dan tidak ada kelainan bentuk, alas kelamin tidak cacat (rusak), tubuh tidak ditempeli .oleh parasit, tidak ada luka dalam, insang bersih, tubuh tidak bengkak dan tidak berlumut, Cutup insang normal (tidak tebal atau tipis) dan tubuh berlendir e. Tekstur daging: kenyal, tidak lembek dan berduri f.
Gerakan
lamban dan jinak
g. Kriteria kuantitatif sifat reproduksi :
1)
Umur pertama matang kelamin : jantan 8 bulan, betina 18 bulan.
2)
Panjang standar : jantan 22 cm, betina 35,9 cm
3)
Berat tubuh pertama matang gonad : jantan 500 gram/ekor, betina 2000 gram/ekor.
4)
Fekunditas : 85.000
- 125.000
butir/kg. 5)
Diameter telur 900 - 1.100 mikron - basah 2.000 - 2.500 mikron
1.2.
Cara Mendapatkan Induk Ikan Mas
- kering
Induk ikan Mas dapat diperoleh dari UPR binaan Dinas Perikanan Kabupaten/Kota, BBI Sentral, Loka Budidaya Air Tawar, BBAT Sukabumi. Induk ikan Mas harus dipilih dengan mempertimbangkan berat, umur dan kesehatannya. Stok induk yang baik untuk keperluan pembenihan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan kriteria mutu induk di atas. Pengadaan induk ikan Mas untuk kegiatan pemberdayaan penangkar benih harus sesuai dengan kriteria Standar Induk Ikan Mas
1.3.
Pengelolaan Induk Ikan Mas Induk betina dan jantan dipelihara dalam, wadah/kolam secara terpisah. Apabila memungkinkan (lahan tersedia) sebaiknya tiap strain dipelihara dalam wadah/kolarh terpisah. Induk dipelihara dalam kolam air mengalir dengan debit air 1,5 liter/1.000 m2 luas kolam.
Selama pemeliharaan induk diberi pakan pellet dengan kandungan protein 30 % dengan dosis 3 % dari berat badan/hari yang diberikan 34 kali/hari. Padat tebar induk dalam kolam induk adalah I kg/m3 volume air kolam.
Kondisi fisika dan kimia air yang disarankan dalam pemeliharaan induk Wan mas adalah seperti tersebut di bawah ini : -
Suhu air
25-30 oC
-
pH
6,7-8,6
-
Debit air
0,4 - 0,7 liter/detik (untuk luas kolam 500
m2) -
Ketinggian air
50 - 70 cm -
1.4.
Kecerahan
> 30 cm
Teknik Penangkaran Ikan Mas Pemijahan a.Wadah pemijahan:
Induk dipijahkan dalam wadah berupa hapa, pemijahan berukuran
(4 x 2 x 1) m3 yang ditempatkan dalam kolam pemijahan seluas 200 m2 atau bak tembok. Dalam keadaan lingkungan yang optimal padat tebar ikan adalah 2 kg/m2. Apabila, perlu wadah pemijahan (hapa) didesinfektan dengan larutan PK (Kalium Permanganat) dengan cara, merendamnya atau membasuhnya.
Dalam hapa tersebut dipijahkan 4 ekor induk betina dengan berat rata-rata 2 kg/ekor. Kakaban dibuat dari ijuk berukuran panjang 100 cm dan lebar 20 cm yang diletakkan dalam wadah pemijahan. Jarak antar kakaban 10 cm sehingga jumlah kakaban setiap pemijahan adalah 30 buah. b.Proses pemijahan :
Baik hapa maupun tempat pemijahan berupa kolam/bak harus dijemur/dikeringkan terlebih dahulu. Bila hapa pemijahan yahg diletakkan dalam kolam tanah, pengeringan kolam dilakukan hingga dasar kolam retak-retak. Hapa kemudian dipasang tegak sehingga mampu menampung induk ikan yang akan dipijahkan. Setelah itu kolam diairi hingga kedalaman air didalam hapa 80 - 100 cm
Sebelum
induk ikan dimasukkan ke dalam
pemijahan,
kakaban
dipasang.
dalam
wadah
hapa/wadah pemijahan.
Pemasangan kakaban diusahakan sedemikian rupa sehingga kakaban tenggelam 5 cm dibawah permukaan air.
Menjelang sore hari induk betina dan pejantan yang telah matang telur dimasukkan bersamaan ke dalam hapa/wadah pemijahan. Padat tebar induk betina adalah 2 kg per m2 wadah pemijahan, sehingga untuk wadah dengan luas 8 m persegi diperlukan 4 ekor induk betina. Dengan perbandingan berat yang sama dengan induk betina, maka ikan jantan yang diperlukan adalah seberat 8 kg, dengan jumlah 8 ekor, bila berat rata-rata per ekornya adalah 1 kg.
Selama pemijahan berlangsung air dibiarkan mengalir masuk ke dalam kolam dengan debit 2 liter/detik/200 m 2 luas kolam. Menjelang subuh telur sudah dilepaskan dan menempel pads kakaban. Induk ikan yang telah memijah ditangkap untuk dikembalikan ke kolam induk. Teknik pemanenan larva. Telur menetas dalam waktu 48 - 72 jam, tergantung dari suhu ai r med ia . Setelah telur pads kakaban menetas, kakaban diangkat dan larva dibiarkan pads bak/hapa pemijahan sampai kuning telurnya habis. Setelah 7 hari dalam hapa , larva dipanen clan didederkan lebih lanjut. Dengan asumsi bahwa setiap induk ikan menghasilkan 100.000 butir telur, maka telur yang dihasilkan dari 8 kg induk sekitar 800.000 butir telur. Selanjutnya diasumsikan pula bahwa tingkat penetasan telur adalah 50% sehingga telur yang menetas menjadi larva sekitar 400.000 larva.
1.5.
Pendederan Sebelum larva ditebar dalam kolam pendederan seluas 1000 m 2 (2 kolam), kolam harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan cars dikeringkan, pematang yang bocor diperbaiki, tanah dasar kolam diolah, diberi kapur sebanyak 50 gram/m2 dan untuk menumbuhkan pakan alami, kolam perlu dipupuk dengan kotoran ayam dengan dosis 250 gr per m2, kemudian kolam diisi air hingga kedalaman 50 - 70 cm. Penebaran larva dilakukan setelah 2-3 hari sejak pengisian air. Benih lepas hapa ditebar dengan padat penebaran 400 ekor/m2.Selama pemeliharaan air kolam pendederan I dialiri air dengan debit 1,51/det/1000 m2.
Pakan tambahan berbentuk tepung atau remahan pellet dengan
kandungan protein 30% diberikan 10% dari total berat benih, dengan frekuensi pemberian 3 kali/ hari. Untuk menumbuhkan infusoria dan pakan phytoplankton lainnya, penyernprotan dengan insektisida jenis organophosphat dianjurkan dengan dosis 4 ppm pads saat kolam sudah diisi air.
Pemeliharaan dilakukan selama 15 hari, selanjutnya benih ikan dipanen untuk pendederan di P2 (Pendederan kedua). Tingkat kelulus hidupan larva menjadi benih di tingkat P1 adalah 60 %. Dengan demikian dari jumlah larva lepas hapa yang ditebar sebanyak 400.000 ekor untuk setiap 1.000 m 2 akan dihasilkan benih sebanyak 240.000 ekor.
III.
Pemeliharaan
Seperti pada pendederan I, sebelum benih ditebar kedalam kolam pemeliharaan/pendederan II seluas 1000 m 2, kolam harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan Cara dikeringkan, pematang yang bocor diperbaiki, tanah dasar kolam diolah, diberi kapur sebanyak 50 gram/m 2 dan untuk menumbuhkan pakan alami, kolam perlu dipupuk dengan kotoran ayam dengan dosis 200 gr per m2, kemudian kolam diisi air hingga kedalaman , 50 - 70 cm. Pefiebaran benih dilakukan setelah 2-3 hari sejak pengisian air. Benih ukuran 1-3 cm ditebar dengan padat penebaran 100 ekor/m2 . Selama pemeliharaan air kolam pendederan II dialiri air dengan debit 1,5 I/det/1000 m2.
Pakan
buatan
diberikan
dalam
bentuk
pellet
dengan
kandungan protei n 30% diberikan 5-10% dari total berat benih, dengan frekuensi pemberian 3 kali/ hari.
Pemeliharaan dilakukan selama 20 hari, selanjutnya benih ikan
dipanen untuk dibesarkan di kolam pembesaran. Tingkat kelulus hidupan larva menjadi benih di tingkat P2 adalah 50 %. Dengan demikian dari jumlah benih yang ditebar sebanyak 240.000 ekor untuk setiap 1.000 m 2 akan dihasilkan benih sebanyak 120.000 ekor.
IV.
Contoh Perhitungan Pendederan
Analisa
Usaha
Pembenihan
dan
Pernbenihan Ikan Mas a. Besarnya Modal Usaha (Dana Penguatan Modal) Dana penguatan modal hanya diberikan untuk biaya in vest as i dan bi ay a operasional (8 x siklus produksi benih). Investasi : -
Pengadaan induk betina 35 kg x Rp. 35.000 / kg
= Rp.
1.225.000 Jantan 20 kg x Rp. 25.000 / kg -
= Rp.
Peralatan kolam
500.000 = Rp.
100.000 Jumlah Investasi
= Rp. 1.825.000
Biaya Operasional (8 siklus per tahun) : -
Pakan induk 3% x 55 kg x 360 hr x Rp.4.500,-/kg
Rp.
2.710.125 -
Pupuk Kotoran Ayam 1.000 m2 x 300 gr/m2 x
8 siklus x Rp 600,-/kg
Rp. 1.440.000
-
Kapur tohor 1000 m 2 x5Ogr/m2 x 8 siklusxRp.600,-
Rp.
240.000 -
Pakan benih Pendederan I untuk 240.000 ekor : 240.000ek x 0,2gr/ekx10% x l5hr x 8siklus x Rp4.500,-Rp. 2.592.000
-
Lain-lain pengeluaran
Rp.
50.000
Jumlah Biaya Operasional
Rp. 7.032.125
Total Usulan Dana Bantuan Penguatan Modal : Rp. 1.825.000,- + Rp 7.032.125
Rp 8.857.125,-
b. Kemampuan berproduksi/operasional. •
Tiap tahun dapat beroperasi rata-rata 8 siklus
•
Hasil rata-rata benih ukuran 1-3 cm per siklus 240.000 ekor Produksi benih dalam 1 tahun .: 8 x 240.000 ekor
•
= 1.920.000 ekor c. Analisa Usaha dalam 1 tahun Perkiraan hasil produksi 1 tahun
•
Dijual 1.920.000 ek x Rp 30,-
Biaya produksi 1 tahun Operasional •
Rp. 57.600.000
Rp
8.857.125,-
Keuntungan bersih dalam 1 tahun :
Rp.
48.742.875,-
5.5.3.2. Pendederan Ikan Mas (1 orang anggota, 8 siklus) a. Besarnya Modal Usaha ( Dana Bantuan Penguatan Modal) per anggota. : Dana penguatan modal hanya diberikan untuk biaya investasi da n bi aya, operasional 8 x siklus produksi benih. Investasi :
= Rp.
0
Biaya Operasional. •
Benih ikan mas 100.000 ek x Rp 10,- x 8 = Rp
•
Pupuk Kandang 1000 m2.x 200 gr/m2 x
8 siklus x Rp 600,-/kg •
8.000.000
= Rp
960.000
Kapur tohor 1000 m2x50 gr x8 siklusx Rp. 600,- =
Rp.
240.000
•
Pakan benih Pendederan I untuk 100.000 ekor :
•
I00.000 ek x 2 gr x 5%x20 x8 xRp 4.500,-
= Rp
7.200.000 •
Lain-lain pengeluaran, 1 unit
Total biaya usaha
= Rp
45.000
= Rp. 16.445.000
b. Kemampuan berproduksi/operasional : o
Bila tiap, tahun dapat beroperasi rata-rata 8 siklus
o
Hasil rata-rata benih ukuran 3-5 cm per siklus = 50.000 ekor
o
Produksi benih dalam 1 tahun = 8 x 50.000 ekor = 400.000 ekor
c. Analisa Usaha per anggota per tahun Hasil produksi 1 tahun 400.000 ek x Rp. 100,- = Rp. 40.000.000 •
Biaya
o
operasional
= Rp 16.445.000,-
o
Hasil Produksi
= Rp 40.000.000,-
o
Keuntungan bersih per tahun
= Rp. 23.555.000,-
d.
Pemanenan Benih 12 hari setelah induk-induk ikan dimasukkan ke dalam kolam
pemijahan, benih ikan/larva ikan dapat dipanen setiap hari dengan cara menangkap benih menggunakan seser. Produksi benih dari pemijahan ini diperkirakan 2.500 ekor larva per hari. Dengan mass produksi 200 hari, selama 1 tahun maka larva yang dihasilkan berjumlah 500.000 ekor/tahun. e.
Pendederan Benih P1 Benih lepas hapa, kemudian didederkan di kolam, pendederan
(500 m2). Sebelum benih ditebar, kolam pendederan perlu diolah dulu yaitu melalui tahapan kegiatan pengeringan, pemupukan dan pengapuran. Tata cara perlakuan pengolahan kolam pendederan sama dengan pengolahan pads kolam pemijahan/penyimpanan induk. Tinggi air dalam kolam pendederan P1 sekitar 50 cm. Padat tebar benih pads P1 adalah 20 ekor larva/m2.. Pakan tambahan berupa pellet diberikan dengan dosis 3 % dari perkiraan berat badan ikan per hari. f.
Proses Pejantanan Benih Ikan Oika diperlukan). Siapkan 5 liter air bersih yang dimasukkan dalam ember beraerasi.
Masukkan benih ikan yang barn ditangkap tersebut, lalu masukkan serbuk hormon 17 Alpha Metyl Tetosteron sebanyak 5 mg yang telah dicairkan dengan alkohol 70% ke dalam, 5 liter air di ember. Biarkan selama 6 - 10 jam agar proses sex reversal berlangsung. Dengan cara ini diharapkan benih ikan nila menjadi jantan semuanya.