BAB I: Pendahuluan A. Pengertian dan Manfaat Zakat A.1. Pengertian Zakat
Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan apabila telah memenuhi syarat – syarat yang telah ditentukan oleh agama, dan disalurkan kepada orang –orang yang telah ditentukan pula, yaitu delapan golongan yang berhak menerima zakat sebagaimana yang tercantum dalam Al- Qur’an surat At-Taubah ayat 60 : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus pengurus-pengurus zakat, zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk untuk budak, orangorang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana .”
Zakat dalam bahasa Arab mempunyai beberapa makna : Pertama, zakat bermakna At-Thohuru, yang artinya membersihkan atau mensucikan. Makna ini menegaskan bahwa orang yang selalu menunaikan menunaika n zakat karena Allah dan bukan karena ingin dipuji manusia, Allah akan membersihkan dan mensucikan baik hartanya maupun jiwanya. Allah SWT berfirman dalam surat At-Taubah ayat 103: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan
mereka
dan mendoalah mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya Sesungguhnya doa kamu itu
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui .” Mengetahui .”
Kedua, zakat bermakna Al-Barakatu, yang artinya berkah. Makna ini menegaskan bahwa orang yang selalu membayar zakat, hartanya akan selalu dilimpahkan keberkahan oleh Allah SWT, kemudian keberkahan harta ini akan berdampak berdampak kepada keberkahan hidup. Keberkahan ini lahir karena harta yang kita gunakan adalah harta yang suci dan bersih, sebab harta kita telah dibersihkan dari kotoran dengan menunaikan zakat yang hakekatnya zakat itu sendiri berfungsi untuk membersihkan dan mensucikan harta. Ketiga, zakat bermakna An-Numuw, yang artinya tumbuh dan berkembang. Makna ini menegaskan bahwa orang yang selalu menunaikan zakat, hartanya (dengan izin Allah) akan selalu terus tumbuh dan berkembang. Hal ini disebabkan oleh kesucian dan keberkahan harta yang telah ditunaikan kewajiban zakatnya. Tentu kita tidak pernah mendengar orang yang selalu menunaikan zakat dengan ikhlas karena Allah, kemudian banyak mengalami masalah dalam harta dan usahanya, baik itu kebangkrutan, kehancuran, kerugian usaha, dan lain sebagainya. Tentu kita tidak pernah mendengar hal seperti itu, yang ada bahkan sebaliknya. A.2. Muzakki dan Mustahik Zakat
Perintah membayar zakat diwajibkan kepada setiap umat Islam yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari secara layak. Bagi muslim yang tidak mampu 1
mencukupi biaya hidup, mereka tidak wajib membayar zakat, sebaliknya, mereka malah harus diberikan zakat. Lalu siapa saja orang-orang yang berhak menerima zakat? Berikut ini 8 golongan orang Islam yang berhak menerima zakat: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Fakir (orang (orang yang tidak memiliki harta) Miskin (orang yang penghasilannya tidak mencukupi) Riqab (hamba sahaya atau budak) Gharim (orang yang memiliki banyak hutang) Mualaf (orang yang baru masuk Islam) Fisabilillah (pejuang di jalan Allah) Ibnu Sabil (musyafir dan para pelajar perantauan) Amil zakat (panitia penerima dan pengelola dana zakat)
Kelompok fakir dan miskin merupakan warga muslim yang harus diutamakan dalam penerimaan zakat. Penyaluran dana zakat kepada fakir miskin macamnya ada dua, yaitu untuk tujuan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari maupun untuk memberikan kemampuan berwirausaha. Golongan fisabilillah adalah seseorang atau sebuah lembaga yang memiliki kegiatan utama berjuang di jalan Allah dalam rangka menegakkan agama Islam. Para fisabilillah penerima zakat saat ini dapat berupa organisasi penyiaran dakwah Islam di kota-kota besar, proyek pembangunan masjid, maupun syiar Islam di daerah terpencil. Mualaf juga termasuk orang yang berhak menerima zakat untuk mendukung penguatan iman dan takwa mereka dalam memeluk agama Islam. Zakat yang diberikan kepada mualaf memiliki peran sosial sebagai alat mempererat persaudaraan sesama muslim. Sementara itu, amil zakat adalah kelompok terakhir yang berhak menerima zakat apabila 7 kelompok lainnya sudah mendapatkan zakat. (Yons Achmad/Zakat.or.id) A.3. Peran Lembaga Zakat
Lembaga Zakat, dalam mejalankan tanggung jawabnya untuk menggalang penghimpunan dana zakat dari masyarakat perlu memberikan pemahaman manfaat dan hikmah dana zakat kepada calon muzakki dan mustahik, proses komunikasi dakwah dapat dilakukan melalui media surat kabar, brosur, spanduk maupun pemanfaatan teknologi seperti media internet. Karena setiap kewajiban yang diperintahkan Allah Swt, termasuk adanya kewajiban berzakat, pasti memiliki hikmah dan manfaat. Prof. Dr. Didin Hafiduddin mengemukakan beberapa peran dan hikmah zakat, yaitu: a. Zakat sebagai perwujudan iman kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat-Nya, menumbuhkan rasa kepedulian yang tinggi, menghilangkan sifat kikir dan rakus, sekaligus mengembangkan dan mensucikan harta yang dimiliki. b. Zakat merupakan merupakan sarana untuk untuk menolong dan membina mustahiq mustahiq terutama ke arah arah kehidupan yang lebih sejahtera. Zakat sesungguhnya tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif yang bersifat sesaat, melainkan juga memberikan
2
mencukupi biaya hidup, mereka tidak wajib membayar zakat, sebaliknya, mereka malah harus diberikan zakat. Lalu siapa saja orang-orang yang berhak menerima zakat? Berikut ini 8 golongan orang Islam yang berhak menerima zakat: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Fakir (orang (orang yang tidak memiliki harta) Miskin (orang yang penghasilannya tidak mencukupi) Riqab (hamba sahaya atau budak) Gharim (orang yang memiliki banyak hutang) Mualaf (orang yang baru masuk Islam) Fisabilillah (pejuang di jalan Allah) Ibnu Sabil (musyafir dan para pelajar perantauan) Amil zakat (panitia penerima dan pengelola dana zakat)
Kelompok fakir dan miskin merupakan warga muslim yang harus diutamakan dalam penerimaan zakat. Penyaluran dana zakat kepada fakir miskin macamnya ada dua, yaitu untuk tujuan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari maupun untuk memberikan kemampuan berwirausaha. Golongan fisabilillah adalah seseorang atau sebuah lembaga yang memiliki kegiatan utama berjuang di jalan Allah dalam rangka menegakkan agama Islam. Para fisabilillah penerima zakat saat ini dapat berupa organisasi penyiaran dakwah Islam di kota-kota besar, proyek pembangunan masjid, maupun syiar Islam di daerah terpencil. Mualaf juga termasuk orang yang berhak menerima zakat untuk mendukung penguatan iman dan takwa mereka dalam memeluk agama Islam. Zakat yang diberikan kepada mualaf memiliki peran sosial sebagai alat mempererat persaudaraan sesama muslim. Sementara itu, amil zakat adalah kelompok terakhir yang berhak menerima zakat apabila 7 kelompok lainnya sudah mendapatkan zakat. (Yons Achmad/Zakat.or.id) A.3. Peran Lembaga Zakat
Lembaga Zakat, dalam mejalankan tanggung jawabnya untuk menggalang penghimpunan dana zakat dari masyarakat perlu memberikan pemahaman manfaat dan hikmah dana zakat kepada calon muzakki dan mustahik, proses komunikasi dakwah dapat dilakukan melalui media surat kabar, brosur, spanduk maupun pemanfaatan teknologi seperti media internet. Karena setiap kewajiban yang diperintahkan Allah Swt, termasuk adanya kewajiban berzakat, pasti memiliki hikmah dan manfaat. Prof. Dr. Didin Hafiduddin mengemukakan beberapa peran dan hikmah zakat, yaitu: a. Zakat sebagai perwujudan iman kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat-Nya, menumbuhkan rasa kepedulian yang tinggi, menghilangkan sifat kikir dan rakus, sekaligus mengembangkan dan mensucikan harta yang dimiliki. b. Zakat merupakan merupakan sarana untuk untuk menolong dan membina mustahiq mustahiq terutama ke arah arah kehidupan yang lebih sejahtera. Zakat sesungguhnya tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif yang bersifat sesaat, melainkan juga memberikan
2
c.
d. e.
f.
g.
h.
kecukupan kepada mustahiq dengan cara menghilangkan/ memperkecil penyebab kemiskinan. Zakat sebagai pilar amal bersama ( jama’i ) antara kelompok aghniya yang berkecukupan dengan para mujahid yang waktunya sepenuhnya untuk berjuang di jalan Allah sehingga tidak memiliki waktu yang cukup untuk berusaha bagi kepentingan nafkah diri dan keluarganya. Zakat merupakan merupakan salah satu bentuk bentuk konkrit jaminan sosial yang disyari’atkan oleh ajaran Islam bagi para mustahiq. Zakat merupakan salah satu sumber dana pembangunan sarana dan prasarana yang harus dimiliki umat Islam, seperti sarana pendidikan, kesehatan, sosialekonomi, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia muslim. Zakat dapat dapat memasyarakatkan memasyarakatkan etika etika bisnis bisnis yang benar. Hal ini karena zakat berarti berarti mengeluarkan bagian dari hak orang lain dari harta yang diusahakan dengan baik dan benar. Zakat merupakan salah satu instrumen pemerataan pemerataan pendapatan. Melalui Melalui zakat, terjadi transfer kekayaan dari muzakki yang memiliki kelebihan harta kepada mustahiq yang kekurangan harta. Dorongan ajaran Islam yang begitu kuat untuk berzakat, berinfaq, dan bershadaqah menunjukkan bahwa Islam mendorong umatnya untuk bekerja dan berusaha agar mampu memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya, serta berlomba- lomba menjadi muzakki dan munfik.
B. Manajemen Lembaga Zakat B.1. Konsep Penghimpunan Dana
Dalam kamus Inggris-Indonesia fundraising diartikan sebagai pengumpulan dana atau penghimpunan dana, sedangkan dalam kamus besar Indonesia, yang dimaksud dengan pengumpulan dana atau penghimpunan dana adalah proses, cara, perbuatan mengumpulkan, penghimpun, penyerahan.2 Penghimpunan dana (fundraising) dapat diartikan sebagai kegiatan menghimpun dana dan sumber daya lainnya dari masyarakat (baik individu, kelompok, organisasi, perusahaan ataupun pemerintah) yang akan digunakan untuk membiayai program kegiatan operasional lembaga yang ada pada akhirnya adalah untuk mencapai misi dan tujuan dari lembaga tersebut.3 Fundraising (penghimpunan dana) dapat pula diartikan sebagai proses mempengaruhi masyarakat baik perseorangan sebagai individu atau perwakilan masyarakat maupun lembaga agar menyalurkan dananya kepada sebuah organisasi.4 Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi penghimpunan dana (fundraising ) adalah rencana sebuah proses mempengaruhi masyarakat atau calon donator agar mau melakukan amal kebajikan dalam bentuk penyerahan dana atau sumber daya lainnya yang bernilai, untuk disampaikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Proses mempengaruhi disini yaitu meliputi kegiatan memberitahukan, mengingatkan, mendorong, membujuk, merayu. Dalam kerangka fundraising, Rumah Zakat terus melakukan edukasi, sosialisasi, promosi, dan transfer informasi sehingga menciptakan 3
kesadaran dan kebutuhan kepada calon donator, untuk melakukan kegiatan program atau yang berhubungan dengan pengelolaan kerja Rumah Zakat. B.1.1. Tujuan Penghimpunan Dana (Fundraising )
Adapun tujuan fundraising menurut Juwaini adalah sebagai berikut: a. Tujuan menghimpun dana adalah sebagai tujuan yang paling mendasar. Tujuan inilah yang paling pertama dan utama dalam pengelolaan lembaga dan ini pula yang menyebabkan mengapa dalam pengelolaan fundraising harus dilakukan. b. Tujuan kedua adalah menambah calon donator atau menambah populasi donator. Lembaga yang melakukan fundraising harus terus menambah jumlah donaturnya. c. Meningkatkan atau membangun citra lembaga, bahwa aktifitas fundraising yang dilakukan oleh sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), baik secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap citra lembaga. d. Menghimpun relasi dan pendukung, kadangkala ada seseorang atau sekelompok orang yang telah berinteraksi dengan aktifitas fundraising yang dilakukan oleh sebuah organisasi atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Mereka punya kesan positif dan bersimpati terhadap lembaga tersebut. Akan tetapi, pada saat itu mereka tidak mempunyai kemampuan untuk memberikan sesuatu kepada lembaga tersebut karena ketidakmampuan mereka. Kelompok seperti ini kemudian menjadi simpatisan dan pendukung lembaga meskipun tidak menjadi donatur. Kelompok seperti ini harus diperhitungkan dalam aktifitas fundraising, meskipun mereka tidak mempunyai donasi, mereka akan berusaha melakukan dan berbuat apa saja untuk mendukung lembaga dan akan fanatik terhadap lembaga. Dengan adanya kelompok ini, sebuah lembaga telah memiliki jaringan informal yang sangat menguntungkan dalam aktifitas fundraising. e. Tujuan kelima yaitu meningkatkan kepuasan donatur, tujuan ini merupakan tujuan yang tertinggi dan bernilai jangka panjang, meskipun dalam pelaksanaan kegiatan secara teknis dilakukan sehari-hari. Mengapa kepuasan donatur itu penting? Karena kepuasan donatur akan berpengaruh terhadap nilai donasi yang akan diberikan kepada lembaga. Mereka akan mendonasikan dananya kepada lembaga secara berulang-ulang, bahkan menginformasikan kepuasannya terhadap lembaga secara positif kepada orang lain. Dengan demikian, secara otomatis kegiatan fundraising juga harus bertujuan untuk memuaskan donatur. 5 B.1.2. Strategi Penghimpunan Dana Zakat
Pendekatan strategi pada hakekatnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Memusatkan perhatian pada kekuatan atau power Memusatkan pada analisa dinamik, gerak dan analisa aksi Memusatkan pada tujuan yang ingin dicapai serta gerak untuk mencapai tujuan tersebut. Memperhatikan faktor waktu dan lingkungan. Berusaha menemukan masalah-masalah yang terjadi dari peristiwa yang ditafsirkan bedasarkan konsep, kemudian mengadakan analisa mengenai kemungkinan4
kemungkinan dan langkah-langkah yang dapat diambil dalam rangka menuju tujuan itu sendiri. Selain perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengevaluasian untuk lebih mengoptimalkan strategi penghimpunan dana, maka sebelumnya perlu mengetahui unsur-unsur dalam kegiatan fundraising, yaitu: a. Analisis kebutuhan Kepercayaan dan pelayanan yang berkualitas merupakan kebutuhan donatur dan muzakki yang harus dipenuhi oleh Rumah Zakat yang berisi tentang kesesuaian dengan syariah, laporan dan pertanggungjawaban yang dibutuhkan oleh donatur dan muzakki. b. Segmentasi Segmentasi dalam pengelolaan zakat yang dimaksud adalah donatur dan muzakki, yang berperan sebagai upaya fundraising dalam mempermudah Rumah Zakat untuk menentukan langkah-langkah kebijakan strategi yang akan datang. c. Identifikasi profil donatur Profil calon donatur difungsikan untuk mengetahui lebih awal identitas calon donatur itu sendiri, berfungsi dalam membantu menentukan target dan sasaran. d. Positioning Positioning sering dijelaskan sebagai strategi untuk memenangkan dan menguasai benak donatur dan masyarakat umum melalui produk-produk yang ditawarkan. Dengan kata lain positioning juga diartikan sebagai upaya untuk membangun dan mendapatkan kepercayaan dari para donatur dan masyarakat umum. e. Produk Produk ini mengacu kepada peruntukan program yang dilakukan. Jumlah donasi atau aset yang disumbangkan dimaksudkan berapa jumlah donasi atau aset yang didonasikan sesuai dengan program apa yang dikembangkan oleh Rumah Zakat. f. Promosi Promosi dari Rumah Zakat kepada calon donatur digunakan untuk menginformasikan kepada donatur mengenai produk atau program yang ditawarkan. Promosi ini juga untuk meyakinkan kepada mereka untuk bersimpati dan mendukung terhadap kegiatan yang dilaksanakan. g. Maintenance Maintenance adalah upaya Rumah Zakat untuk senantiasa menjalin hubungan dengan donatur dan muzakki, tidak ada maksud lain yang diharapkan dalam menjalin hubungan kecuali adanya loyalitas dalam rangka meningkatkan perkembangan Rumah Zakat. B.2. Tata Kelola Dana Zakat
5
Zakat wajib dikelola dengan baik oleh sekelompok orang yang berilmu dan berdedikasi tinggi. Kewajiban mengelola zakat adalah fardu kifayah yang berarti jika tidak ada sebagian ummat yang mengelola zakat maka seluruh ummat akan menanggung dosa kelalaian perintah Allah swt. Kewajiban kifayah pengelolaan zakat ini dapat kita ambil dari surat at-Taubah: 60 yang berbicara tentang mustahik zakat. Ayat itu menyebut adanya saham zakat untuk ‘amilin/pengelola zakat yang berarti mereka harus bekerja dalam dunia zakat secara maksimal sehingga berhak atas saham ‘amilin tersebut. Di sisi lain asnaf penerima zakat
yang lain sulit untuk mendapatkan hak mereka secara memadai jika zakat tidak dikelola dengan baik oleh ummat islam. Kewajiban mengelola zakat ini juga bisa kita lihat dari pengelolaan zakat yang berkesinambungan mulai dari zaman nabi Muhammad saw, zaman para khulafaurrasyidin hingga ke khilafahan islam setelahnya yang berumur lebih dari 1.400 tahun. Ini berarti ummat Islam dan ulamanya bersepakat akan kewajiban mengelola zakat oleh ummat umumnya dan oleh Negara/pemerintah khususnya. Kesepakatan ulama Islam akan kewajiban pengelolaan zakat ini adalah ijma’ yang kuat. B.2.1. Sejarah Pengelolaan Zakat
.
-
-
Artinya: Imran bin Husain pernah diangkat untuk mengurus/mengelola harta zakat dan ia menceritakan bahwa kami menarik zakat dari pengalaman kami menarik zakat pada zaman nabi Muhamad saw begitu juga kami menyalurkannya. (HR.Bukhari no 1883)
Inti dari kisah tersebut adalah bahwa semua pengelola zakat pasca zaman nabi Muhammad saw selalu berusaha menyesuaikan kerja pengelolaan zakat mereka seperti pengelolaan di masa nabi Muhammad saw. Dengan demikian wajarlah dan sudah seharusnya kita selalu mengevaluasi kinerja pengelolaan zakat kita agar selalu sesuai dengan pengelolaan zakat di zaman nabi saw walaupun tidak harus kaku dan selalu khawatir dalam berijtihad dalam hal-hal yang multi tafsir atau tidak ada teksnya sama sekali. B.2.2. Standarisasi Pengelolaan Profesional
Adapun standarisasi kesesuaian dengan syariat dalam pengelolaan zakat menurut saya dapat disimpulkan dalam beberapa poin saja. 1. Memahami konsep zakat secara utuh.
Zakat adalah syariat islam yang memiliki konsep dan pola fikir yang utuh dan terintegrasi. Zakat adalah kewajiban dengan periode pengeluaran (haul) yang berbeda-beda dan tarif (kadar) yang berbeda-beda pula. Pengeluaran wajib itu sangat tergantung dengan nisab (batas minimal kekayaan). Maka mereka yang tidak memiliki nisab berarti tidak memiliki beban pengeluaran zakat. 6
Di sisi lain wadah distribusi juga merupakan konsep yang utuh dimana kebutuhan sosial dan penyebab kesenjangan social juga telah tercakup di dalam delapan asnaf pada surat at-Taubah: 60. Di sisi yang lain lagi para individu yang mendapat amanah kelola zakat sangat terikat dengan ketentuan seperti keharaman menerima tips dari muzaki saat bertugas sehingga dapat menjamin kredibelitas para ‘amilin zakat tersebut.
Untuk poin inilah lembaga zakat harus selalu di dampingi oleh seorang atau beberapa orang yang memiliki kapasitas ilmu fiqh secara mendalam untuk mengawasi dan mengarahkan amil zakat untuk tetap sesuai syariat pada sebuah lembaga amil zakat. 2. Memahami manajemen keuangan dengan baik.
Mengurus zakat adalah mengurus keuangan. Mengurus keuangan adalah pekerjaan yang sensitif dan penuh tantangan. Mengurus keuangan butuh ketelitian, dan kejelasan tentang sumber dan pengeluaran, juga butuh kekuatan iman agar tetap amanah. Dalam dunia modern ilmu yang berkonsentrasi dalam mengelola keuangan public adalah management keuangan atau sejenisnya maka lembaga pengelola zakat perlu merekrut tenaga yang ahli dalam manajemen keuangan. Dengan kebesaran Allah swt dewasa ini telah diciptakan sebuah ilmu yang lebih konsen dengan keuangan zakat, yaitu AKUNTANSI ZAKAT. Dengan ilmu tersebut seseorang akan dapat mengelola keuangan zakat secara lebih akuntabel dan transparan. 3. Memahami fiqh prioritas.
Membedakan yang baik dan yang buruk adalah standar tamyiz yang menjadi syarat dalam transaksi. Seorang anak yang berumur tujuh tahun dipercaya telah mumayyiz. Namun membedakan dua hal yang baik sehingga mengetahui yang lebih baik diantara keduanya adalah hal yang belum tentu dimiliki oleh setiap orang. Keahlian memprioritaskan sesuatu urusan dari yang urusan yang lain tidaklah didapat dengan banyaknya usia seseorang namun akan dimiliki oleh seseorang jika ia rajin membaca ilmu pengetahuan dan berusaha mempraktekkan untuk mengambil kebijakan dengan ilmu yang telah di dapatnya. Fiqh prioritas sangatlah dibutuhkan dalam pengelolaan harta zakat yang dititipkan oleh para muzakki sehingga harta zakat menjadi sangat efektif dalam mencapai tujuan zakat yang disyariatkan oleh Allah swt. Mustahik zakat ada delapan golongan dan itu membutuhkan fiqh prioritas dalam pengalokasian harta zakat kepada mereka. Contoh, membina lima orang miskin hingga mereka dapat mandiri dan tidak miskin lagi lebih prioritas dari pada sekedar memberikan sembako kepada lima puluh orang miskin. Karena hal itu tidak akan mengeluarkan mereka dari kemiskinan bahkan tekesan memanjakan orang miskin. Karena tujuan zakat adalah mengangkat si miskin menjadi mandiri lalu mengangkat mereka menjadi muzakki. Walau demikian kedua program dapat dijalankan. Terbatasnya harta zakat yang terkumpul dan tidak terbatasnya mustahik zakat di nusantara ini membuat amil zakat membuat skala prioritas. 4. Memiliki akhlaq Islam. 7
Mengelola zakat adalah berinteraksi dengan Allah swt dan sekaligus berinteraksi dengan manusia. Pengelola zakat hendaknya menyadari akan hal tersebut di atas. Pengelola zakat wajib berakhlak/bermental dengan akhlaq dan mental yang diajarkan oleh islam. Mereka harus ikhlas, jujur, tawadhu dan lainnya dari akhlaq yang diajarkan oleh Islam. Tanpa akhlaq Islam pengelola zakat akan menjelma menjadi perusak syariat yang memancing musuh islam untuk mendapatkan celah dan kesempatan dalam mencela dan mencerca ajaran dan syariat Islam itu sendiri. Jika mengurus masjid yang tidak becus akan mencederai keagungan Islam, jika shalat berjamaah yang berantakan mencederai kebesaran islam maka pastilah mengelola zakat tanpa akhlaq Islam yang mendarah daging akan mencoreng moreng syariat Islam. Fitnah akan menerpa syariat zakat dan lembaga zakatnya jika ada oknum pengelola zakat yang terlihat tidak berakhlaq islami dan kepercayaan masyarakat untuk menitipkan zakat mereka kepada amil zakat pastinya akan anjlok. Akibatnya zakat tidak pernah mencapai tujuannya. Ini musibah besar. 5. Siap bekerja dengan baik.
Bekerja di dunia zakat tidak bias paruh waktu ( part time). Pekerjaan zakat sangatlah banyak, tujuannya sangat mulia, dan problematikanya tak pernah usai. Maka suka atau tidak zakat harus dikelola full time bahkan melebihi jam kerja kebanyakan perusahaan yang hanya seharian tanpa malamnya. Mengurus zakat di lakukan siang dan malam, tanggung jawabnya melekat sepanjang hari dan malamnya. Di timur tengah lembaga zakat tidak hanya ada di lingkup dalam negri, tetapi juga membuka perwakilan di beberapa Negara muslim yang banyak mustahiknya. Contoh: bulan sabit merah adalah lembaga kemanusiaan dan zakat Uni Emirat Arab yang memiliki perwakilan di berbagai negara temasuk Indonesia. Juga Qatar charity adalah lembaga perwakilan dari amil zakat yang ada di Doha Qatar. B.2.3. Sekilas Tentang Pengelolaan Zakat di Indonesia
Berbicara tentang pengelolaan zakat, peran pemerintah dan masyarakat tentang pelaksanaan dan pengelolaan zakat ada baiknya kita melihat sejarah bagaimana pengelolaan zakat di jaman Rasullulah S.A.W sebagai benchmarking untuk pengelolaan zakat di jaman sekarang. Ketika rasullullah S.A.W mengutus Mu’adz bin Jabal menjadi Qadli
di yaman, Rasullulah S.A.W memberikan wejangan dan arahan kepadanya untuk menyampaikan kepada ahli kitab, beberapa hal termasuk agar menyampaikan kewajiban zakat dengan ucapan: “Sampaikan bahwa Allah telah mewajibkan zakat kepada harta benda mereka, yang dipungut dari orang – orang kaya dan diberikan kepada orang – orang miskin di antara mereka” (H.Bukhari),
Hadist ini menunjukan bahwa urgensi bagi orang – orang yang sudah masuk dalam syarat zakat untuk mengeluarkan sebagian hasil harta benda mereka untuk disalurkan kepada orang – orang miskin. Selain itu, ada perkataan dari Abu Bakar As-Shidiq terkait 8
dengan pengelolaan zakat, yaitu : “Demi Allah, sungguh aku akan memerangi orang yang
memisahkan sholat dan zakat. Zakat itu adalah kewajiban bagi orang – orang yang mempunyai harta” (H.R Tirmidzi dan Nasa’i). Dalam hal ini, di jaman Rasullulah S.A.W
pengelolaan zakat merupakan urgensi yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut Teten Kustiawan, Mantan Direktur Pelaksana BAZNAS periode 2008 – 2011 Pengelolaan zakat memiliki karakteristik khusus yang tidak sama dengan karakteristik pengelolaan dana investasi atau dana sosial. Karakter¬istik pengelolaan zakat melekat antara lain pada nilai dasar dan pengelolaan dana zakat itu sendiri. Nilai dasar pengelolaan zakat setidaknya mencakup penegakan rukun Islam, pelaksanaan iba¬dah, eksistensi peran negara, dan perantara muzaki dan mustahiq. Pengelolaan zakat harus didasari oleh nilai penegakan rukun Islam. Penunaian zakat bukan karena seorang aghniya memiliki jiwa sosial atau kepedulian terhadap sesama. Penunaian zakat berarti menegakkan rukun Islam yang berarti menegakkan Dienul Islam dan tidak menunaikannya berarti menghilangkan salah satu rukun Islam yang berarti menghancurkan Dienul Islam. Kar¬ena itu setiap muslim yang benar aqidahnya setuju dengan kebijakan Khalifah Abu Bakar Ashiddiq r.a. yang memerangi orang yang tidak mau ba¬yar zakat. Adapun bahwa penunaian zakat dapat menumbuhkan jiwa sosial dan kepedulian adalah diantara hikmah diwajibkannya zakat. Pengelolaan zakat harus didasari oleh nilai pelaksanaan ibadah. Pelaksanaan ibadah akan sah apabila memenuhi syarat dan rukunnya. Demikian juga dalam mengelola zakat. Diantara syarat ses¬eorang boleh mengelola zakat adalah apabila ada pendelegasian dari negara. Negara Kesatuan Republik Indonesia bukan negara Islam. Namun, melalui UU Pengelolaan Zakat telah mengatur bagaimana pengelolaan zakat di Negara kita. Pengelolaan zakat harus didasari oleh nilai keberadaan peran negara. Ketika negara sudah layak dan mampu, maka pengelolaan zakat semestinya hanya dilakukan oleh negara. perjalanan pengelolaan zakat sejak pada masa Rasulullah saw sampai sekarang menggambarkan begitu terang benderang tentang peran negara ini. Saat ini UU Pengelolaan Zakat yang baru menyatakan bahwa pengelolaan zakat dilakukan oleh lembaga – lembaga zakat nasional, UU RI No.23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Pengelolaan zakat harus didasari juga oleh nilai – nilaim bahwa amil adalah perantara muzaki dengan mustahik. Fokus utama para pengelola zakat adalah ba¬gaimana agar para aghniya yang menunaikan zakat semakin banyak dan yang menunaikan melalui amil semakin tinggi serta mustahik mendapatkan haknya dengan terhormat dan memperoleh man¬faat untuk hidup lebih baik dari haknya tersebut. Walaupun amil adalah salah satu mustahiq, namun tidak elok dan menjadi salah apabila fokus para pengelola zakat adalah kepada kenyamanan diri dan lembaganya. Selain titik sumber daya diatas, karakteristik pengelolaan zakat juga melekat pada dana zakat itu sendiri, baik dari sisi sumbernya, cara memperolehnya, peruntukannya, maupun pe-nyerahannya. Sudah menjadi pemahaman umum bahwa harta dan hasil usaha yang wajib dikeluar¬kan zakat harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Diantara syaratsyarat tersebut adalah halal, milik penuh, berkembang (namaa), sampai nishab, bebas dari 9
hutang, dan haul. Syarat selengkap ini tidak berlaku pada harta yang diinfaqkan, dihibahkan, donasi kepedulian, atau donasi kemanusiaan. Selain dalam syarat-syarat sumbernya, dana zakat juga berbeda dengan dana lainnya dalam cara memperolehnya. Zakat seharusnya diambil (dipaksa) bukan dihimpun berdasarkan sukarela dari pemberi dan pada saat diterima amil wajib mendoakan muzaki. Inilah pemahaman yang ada pada para pengelola zakat dalam membaca ayat 103 dari Al-Quran Surah Attaubah. Hal ini men¬guatkan bahwa untuk zakat peran negara tidak boleh dinafikan karena hanya negara yang berhak memaksa. Karakteristik pengelolaan zakat melekat juga dalam peruntukan dana zakat. Ayat Alquran ten¬tang peruntukan zakat (QS Attaubah: 60) lebih panjang dibanding Ayat AlQuran mengenai per¬intah mengambil zakat (QS Attaubah: 103). Go¬longan penerima zakat (mustahiq) sudah ditetapkan langsung oleh Allah swt, yakni orang-orang fakir, orangorang miskin, amil, muallaf, riqob, ghorimin, fi sabilillah, dan ibnu sabil. Tidak boleh zakat diberikan kepada orang atau pihak di luar delapan golongan tersebut. Hal ini tidak berlaku untuk dana non zakat. Karakteristik pen¬gelolaan zakat juga me¬lekat dalam pe¬nyerahan dana zakat. Penyera¬han dana zakat ke¬pada mustahiq pada dasarnya harus disertai perpindahan status kepemilikan. Setiap mustahiq yang men¬erima dana zakat seharusnya tidak mendapat beban sebagai debitor atas dana zakat yang diterimanya. Dalam praktik pengelolaan zakat, sering ketentuan ini sulit diterapkan jika disinkronkan dengan misi zakat yang bertujuan memberdayakan mustahiq atau yang dikenal dengan zakat produktif. Namun demikian, bukan berarti karakteristik ini harus dilupakan apalagi dihilangkan. Disinilah tantangan menarik bagi para pengelola zakat untuk membuk¬tikan bahwa mereka layak menyandang gelar amil sebagaimana yang diabadikan dalam Al-Quran Di Indonesia, satu hal yang mempunyai urgensitas yang tinggi adalah komitmen pemerintah dan masyarakat untuk pengelolaan zakat. Semua ulama sepakat bahwa keterlibatan pemerintah dan lembaga zakat dalam menata pengelolaan zakat merupakan kewajiban ketata negaraan yang baik, dan merupakan cerminan dari kehidupan yang menjunjung tinggi nilai – nilai syariah, Contohnya yusuf al-Qordhowi mengemukakan bahwa sebab – sebab pemerintah dan lembaga zakat untuk mengelola zakat, antara lain : a.
Jaminan terlaksananya syari’at, karena akan banyak yang acuh dan mangkir
b. c. d.
apabila tidak dikelola dan diawasi secara ketat dan baik. Pemerataan penduduk dan mengurangi kesenjangan social. Memelihara nama baik dan derajat para mustahik. Sektor zakat tidak terbatas individu, namun juga umum dan faktor pemerintah yang berperan.
Terdapat beberapa bidang – bidang pengelolaan zakat, antara lain : a. Bidang pendidikan, dana zis diarahkan dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui kemudahan akses pendidikan, pembinaan yang terpadu dan pengembangan potensi anak baik di dalam ataupun di luar ruang sehingga membentuk SDM yang mandiri dan berkualitas. Contoh program pengelolaan zis adalah sekolah gratis bagi yatim piatu dan dhuafa, pemberian beasiswa asuh untuk kaum dhuafa, pengembangan potensi anak dan remaja, dll. 10
b. Bidang kesehatan, dana zis diarahkan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama kepada kesehatan ibu dan anak. Diantara program yang dilakukan adalah pemberian makanan tambahan gratis dan bergizi, khitanan massal, penanggulangan bencana, search and rescue, dll c. Bidang pengembangan ekonomi umat, dana zis diarahkan memberikan program pemberdayaan masyarakat miskin di bidang ekonomi sehingga tercipta kemandirian dan peningkatan kesejahteraan. Salah satu contohnya pemberian Program Pemberdayaan dan Pendampingan Usaha, pendampingan usaha lokal dengan pengembangan usaha mikro kecil dan menengah, dll. d. Bidang pengembangan masyarakat dan pemuda, dana zis diarahkan memberikan program peningkatan peran pemuda melalui pengembangan karakter, pengetahuan dan keahlian. Program: pengembangan dan peningkatan kapasitas pemuda, mengenali potensi diri, motivasi, kewirausahaan, keahlian khusus, pembinaan akhlak, dll.
B.3. Metode Pendistribusian Zakat
Metode (method ), secara harfiah berarti cara. Selain itu metode atau metodik berasal dari bahasa Greeka, metha, (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau cara), jadi metode bisa berarti cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi metode pendistribusian zakat dapat diartikan sebagai cara penyaluran zakat k epada para kelompok yang berhak menerima zakat. Seperti sudah disebutkan, sasaran (masarif) zakat sudah ditentukan dalam Surah atTaubah, yaitu delapan golongan. Yang pertama dan yang kedua, fakir dan miskin. Mereka itulah yang pertama diberi saham harta zakat oleh Allah. Ini menunjukkan, bahwa sasaran pertama zakat ialah hendak menghapuskan kemiskinan dan kemelaratan dalam masyarakat Islam. Berdasarkan Fatwa Simposium Yayasan Zakat Internasional II, tentang Zakat Kontemporer yang diselenggarakan di Kuwait pada tanggal 11 Dzulqa’dah 1409 H,
bertepatan dengan 4/6/1989 M menjelaskan pada dasarnya penyaluran zakat dilakukan kepada mustahiq di tempat pemungutannya sendiri, kemudian baru ditransfer ke luar daerah pemungutan bila masih terdapat kelebihan, kecuali dalam masa-masa paceklik dan bencana yang dapat ditransfer sesuai urutan prioritas yang paling membutuhkan, sama halnya dengan pendapat Imam al-Mawardi. Para ulama berbeda pendapat dalam pembagiannya apakah sudah sah apabila diserahkan kepada salah satu atau beberapa mustahiq saja sedangkan ulama yang lain berpendapat bahwa zakat itu mesti dibagi secara merata di antara mustahiq yang delapan. Ulama madzhab Syafi’i berpendapat: Wajib mengeluarkan zakat (fitrah dan maal)
kepada delapan kelompok, berdasarkan ayat tersebut. Ayat tersebut menyandarkan semua zakat kepada delapan kelompok dengan memakai huruf lam yang berarti memiliki/memilikkan. Dan Allah juga menghubungkan antara satu kelompok dengan lainnya dengan menggunakan huruf wawu ‘athaf yang berarti syirkah (bersama-sama). Hal itu 11
menunjukkan bahwa semua bentuk zakat dimiliki oleh semua kelompok dengan hak yang sama. Untuk bagian fakir setengah bagiannya diberikan kepada mereka yang berperang di jalan Allah, setengah bagiannya lagi diberikan kepada fakir yang tidak ikut serta dalam perang seperti mereka yang menderita sakit lumpuh dan orang yang tidak bisa ikut berperang berdasarkan alasan syar’i. Bagian miskin, setengah diberikan kepada mereka
yang menderita sakit dan tidak bisa berusaha, setengahnya lagi kepada mereka yang meminta-minta dan meminta makanan. Bagian amil zakat dilihat dari usahanya dan prestasinya dalam memungut zakat secara amanah dan iffah. Kemudian diberikan bagian zakat sesuai dengan tugas yang telah dijalankannya, dan sesuai dengan usahanya di dalam pengumpulan zakat, ataupun sejumlah yang diberikan oleh imam, berpedoman atas kerja yang dilakukan olehnya, atau sebesar biaya pulang pergi selama mengurusnya. Menurut, Imam al-Mawardi, Allah Ta’ala menentukan gaji mereka berasal dari uang zakat , agar tidak ada lagi selain zakat yang diambil dari para muzakki (pembayar zakat). Jatah mereka diberikan kepada mereka dan besarnya sesuai gaji orang-orang selevel dengan mereka. Jika jatah mereka lebih banyak daripada orang-orang yang selevel dengan mereka, kelebihannya diberikan kepada penerima zakat yang lain. Jika jatah mereka lebih sedikit daripada gaji orang-orang yang selevel dengan mereka, kekurangannya diambilkan dari uang zakat menurut salah satu pendapat atau diambilkan dari bait al-maal (kas negara) menurut pendapat yang lain. Jatah keempat diberikan kepada orang-orang yang hatinya telah takluk. Mereka ada empat kelompok, jika seorang Muslim berada di salah satu dari keempat k elompok tersebut, ia boleh diberi zakat. Jatah kelima diberikan kepada para budak. Menurut Imam Syafi’i dan Abu Hanifah,
jatah budak diberikan kepada budak mukatib (budak dalam masa pembebasan dengan membayar sejumlah uang kepada tuannya). Mereka diberi sejumlah uang untuk membebaskan dirinya dari tuannya. Imam Malik berkata, “Zakat untuk jatah budak digunakan untuk membebaskan budak.”
Besar zakat yang diberikan kepada gharim (kelompok yang memiliki hutang) ialah sejumlah hutangnya asalkan untuk kebaikan dan bukan berlebih-lebihan, bahkan untuk kebutuhan yang sangat mendesak. Jatah ketujuh diberikan untuk fi sabilillah. Mereka adalah para tentara. Mereka diberi uang zakat sebesar yang mereka butuhkan dalam jihad mereka. Jika mereka berada di daerah perbatasan dengan musuh, mereka diberi jatah untuk keberangkatan mereka dan biaya domisili sebisa mungkin. Jika setelah berjihad mereka pulang, mereka diberi zakat untuk biaya keberangkatan dan kepulangan mereka. Sedang besar zakat yang diberikan kepada ibnu sabil (orang yang sedang dalam perjalanan) ialah sejumlah biaya yang dapat dipakai untuk pulang ke kampung halamannya. Zakat tidak boleh diberikan kepada orang kafir, kepada sanak kerabat Rasulullah saw dari Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib, kepada budak mudabbar . Suami juga tidak boleh memberikan zakatnya kepada istrinya, dan juga seseorang tidak boleh memberikan 12
zakatnya kepada orang-orang yang wajib ia tanggung nafkahnya, misalnya ayahnya atau anak, karena mereka tidak memiliki hak atas zakat tersebut, kecuali jika keduanya termasuk orang yang berhutang. Zakat juga diharamkan bagi orang kaya dengan ada pengecualian , sesuai sabda Rasulullah saw berikut: “Tidak dihalalkan zakat bagi orang kaya, kecuali lima golongan, yaitu: yang menjadi amil; yang membeli harta dengan uangnya sendiri; yang mempunyai hutang; yang berperang di jalan Allah; atau orang miskin yang menerima zakat lantas menghadiahkannya kepada orang kaya.” (HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Hakim)
13
BAB II : Studi Kasus di Rumah Zakat
A. Profil Rumah Zakat A.1. Sejarah Rumah Zakat
Rumah Zakat Indonesia adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf secara profesional dengan menitikberatkan program pendidikan, kesehatan, pembinaan komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran program unggulan. Memulai kiprahnya sejak Mei 1998 di Bandung, lembaga yang awalnya bernama Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ) ini,dan mengalami perubahan nama menjadi Rumah Zakat tanpa indonesia di belakanngya,semakin menguatkan eksistensinya sebagai lembaga amil zakat. Legalitas untuk melakukan ekspansi semakin kuat ketika lembaga ini telah mendapat sertifikasi pengukuhan sebagai lembaga amil zakat nasional berdasarkan SK Menteri Agama RI No. 157 pada tanggal 18 Maret 2003. Perkembangan cabang pun tumbuh secara cepat. Hingga awal 2006, Rumah Zakat Indonesia yang dipelopori oleh Ustadz Abu Syauqi dan tim, telah memiliki kantor pusat di Bandung dan 28 titik kantor pelayanan di 12 propinsi utama di Indonesia. Semangat membumikan nilai spritualitas menjadi kesalehan sosial membingkai gerak lembaga ini sebagai mediator antara nilai kepentingan muzakki dan mustahiq. Antara yang memberi dan menerima, antara para aghniya (orang kaya) dan mereka yang dhuafa sehingga kesenjangan sosial bisa semakin dikurangi jaraknya. Krisis global 2009 banyak diprediksikan mulai pulih pada tahun ini, namun tantangan sosial dan ekonomi tak lebih mudah dihadapi. Rumah Zakat Indonesia menyikapi hal ini dengan melakukan rangkaian adaptasi dan perubahan menuju organisasi berskala global. 5 April 2010, resmi diluncurkanlah brand baru RUMAH ZAKAT menggantikan brand sebelumnya RUMAH ZAKAT INDONESIA. Dengan mengusung tiga brand value baru : Trusted, Progressive dan Humanitarian, organisasi ini menajamkan karakter menuju “World
Class Socio-Religious Non Governance Organization (NGO). Pada bulan September 2013 Rumah Zakat mengubah diri menjadi RZ. Perubahan ini bukan hanya terjadi pada logo yang akan diaplikasikan pada berbagai perangkat, tapi juga pada budaya kerja para amil agar dapat bergerak lebih cepat, gesit, tapi menghasilkan karya yang besar dalam upaya pemberdayaan.
A.2. Sejarah Logo
Rumah Zakat berbeda dengan lembaga amil zakat yang lainnya. Dengan misi untuk membangun kemandirian dan pelayanan masyarakat, Rumah Zakat kini ada pada tingkat yang lebih tinggi; yakni sebagai organisasi sosial keagamaan yang berkelas internasional. Dengan menanamkan tiga nilai organisasi baru; trusted, progressive, dan humanitarian, serta mengusung positioning baru; yakni Sharing Confidence. 14
Makna dari brand positioning Sharing Confidence dari Rumah Zakat adalah Rumah Zakat keyakinan kuat untuk berbagi dan menciptakan masyarakat global madani yang lebih baik, dengan menjadi organisasi terdepan di kawasan ini yang menjamin program efektif dan berkesinambungan dalam memberdayakan masyarakat untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Secara singkat, Rumah Zakat yakin bahwa dengan saling berbagi, akan tercapai sebuah masyarakat yang lebih baik. Seiring dengan perubahan tersebut, identitas Rumah Zakat pun mengalami sebuah perubahan. Identitas ini mengambil inspirasi dari perjalanan panjang Rumah Zakat sebagai organisasi kemanusiaan yang membangun kemandirian dan pelayanan masyarakat. Secara keseluruhan desain menggambarkan organisasi yang berkomitmen untuk terus memberi dan berbagi kepada masyarakat. Rumah dengan pintunya menjadi perlambangan sebuah organisasi yang terbuka dan memberi kebaikan dari dan untuk masyarakat. Bentuk rumah yang tampak seperti tanda panah mengarah ke atas melambangkan pergerakan organisasi Rumah Zakat yang progresif dan terus membangun kemandirian masyarakat. Sementara hati menandakan cinta kasih yang menjadi landasan bagi Rumah Zakat dalam menjalankan aktivitas kemanusiaan dan pemberdayaan.
A.3. Legal Formal Rumah Zakat
RZ adalah Lembaga Amil Zakat Nasional yang telah memiliki legitimasi melalui aspek legal formal sebagai berikut: •
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Akta Notaris : DR. Wiratni Ahmadi, SH No. 31 Tgl. 12 Juli 2001 SK Menkeh : Y.A. 7/37/22 Lembaga Amil Zakat Daerah (LAZDA) : 451.12/Kep.478-Yansos/2002 Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) : Kep. Menag No 157 Thn. 2003 Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) : 42 tahun 2007 (revisi) Direktorat Sosial Politik : 280/LK-YAYAS/2000 Departemen Agama : W.i/I/BA/.03.2/4386/2000 Izin Domisili : 19/DM/VIII/2001 NPWP : 02.083.957.7-424.000 Keputusan Menkumham RI No. C-1490. HT.01.02.TH 2006 Tercatat pada Lembaran Berita Negara RI Tgl 22-08-2008 No. 68 Perubahan Akta Yayasan No. 02 Tanggal 21 Desember 2011
A.4. Visi Misi dan Budaya Perusahaan 1. Visi dan Misi
Sebagai Lembaga zakat nasional yang memiliki sejarah panjang, RumahZakt perlu menentukan visi dan misi yang tepat untuk menjaga keberlangsungannya. Selain itu fungsi brand value juga ditetapkan agar rumah zakat memliki positioning di hati masyarakat. Visi 15
Lembaga filantropi internasional berbasis pemberdayaan yang profesional Misi
1. Berperan aktif dalam membangun jaringan filantropi internasional 2. Memfasilitasi kemandirian masyarakat 3. Mengoptimalkan seluruh aspek sumber daya melalui keunggulan insane 2. Brand Value
1. Trusted: Menjalankan usaha dengan profesional, transparan dan terpercaya. 2. Progressive: Senantiasa berani melakukan inovasi dan edukasi untuk memperoleh manfaat yang lebih. 3. Humanitarian: Memfasilitasi segala upaya humanitarian dengan tulus secara universal kepada seluruh umat manusia. 3. Budaya Kerja
RZ (Rumah Zakat) menerapkan 5 standar Budaya Kerja bagi seluruh karyawannya sebagai bentuk profesionalitas dan tanggung jawab lembaga terhadap Masyarakat. Kelima Budaya Kerja tersebut adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Sinergis Inspiratif Amanah Profesional Pejuang Peradaban
Kelima budaya ini diterpkan oleh semua karyawan Rumah Zakat dalam bentuk salam yang dibudayakan dikantor untuk selalu digunakan. Bentuk salamnya dapat dilihat dari gambar dibawah ini:
Gambar 2: Salam Budaya Kerja Rumah Zakat
16
Gambar 3. Transformasi Rumah Zakat (1998 - 2014)
17
B. Manajemen Zakat B.1. Manajemen Penghimpunan (Funding)
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari penghimpunan dana (fundraising), Rumah Zakat telah melakukan suatu strategi dan pendekatan yang dianggap tepat serta menentukan arahan yang benar demi keberlanjutan lagkah berikutnya. Karena Rumah Zakat telah menyadari bahwa tanpa strategi yang kuat dalam menjalankan penghimpunan dana maka perolehan dana tidak akan maksimal. Berikut adalah strategi fundraising yang dilakukan oleh Rumah Zakat: 1. Visiting Counter Mengunjungi kantor Rumah Zakat terdekat, tersebar di 52* jaringan kantor dari Aceh hingga Jayapura. Di kantor kami Anda dapat berdonasi secara tunai maupun non tunai. 2. Jemput Donasi Menghubungi kantor Rumah Zakat terdekat, atau SMS centre 0815 7300, 1555 Call centre 0804 100 1000, email:
[email protected] 3. PayPal Dengan metode online purchase, PayPal menjadi salah satu pilihan kemudahan bagi muzakki melalui Klik www.rumahzakat.org/paypal.html untuk berbagi secara online. 4. Donasi Via Blackberry Berdonasi melalui RZ lewat Blackberry dengan mendownload aplikasi zakat di http://rumahzakat.petanidihital.com/ 5. Donasi Via ATM Berdonasi melalui menu donasi yang ada di beberapa ATM Bank seperti Mandiri, BNI, BNI Syariah, BRI Syariah, Permata, Permata Syariah, OCBC NISP, BJB Syariah, dan CIMB Niaga. 6. Transfer Antar Rekening Berdonasi bisa dilakukan secara mudah dengan melakukan transfer donasi ke nomor rekening donasi nasional Rumah Zakat. Dan kemudian melakukan konfirmasi ke contact centre. 7. Recurring Via Kartu Kredit Mengetik Nomor Kartu #Batas Masa Berlaku#Jenis Program#Jumlah Donasi kirim ke SMS centre di nomor 0815 7300 1555 atau email ke
[email protected]. Customer Relation Rumah Zakat akan menindaklanjuti data muzakki. 8. Donasi Via Kantor Pos Mengunjungi 4500 jaringan kantor pos di seluruh Indonesia untuk menunaikan Zakat, Infak, shadaqah serta donasi lainnya ke Rumah Zakat. 18
9. Belanja Sambil Donasi Muzakki dapat berdonasi di beberapa pusat perbelanjaan yang bekerjasama dengan Rumah Zakat, antara lain LOTTE Mart, Gramedia, SBMart, Toko Buku Tiga Serangkai (TISERA), dan SKYE Mobile Money. 10.Donasi Online Dengan mengakses laman resmi www.rumahzakat.org, Muzakki dapat langsung membayar ZIS dan donasi lainnya secara online dengan menggunakan Mandiri ClickPay, ipay88 dan lainnya. Dengan beragamnya metode dan cara penghimpunan dana yang dilakukan merupakan salah satu strategi pemasaran penghimpunan dana yang dilakukan Rumah Zakat yang menyadari keinginan dan kebutuhan serta kemudahan dalam menghimpun dana ZIS melalui promosi, distribusi, dan memberi pelayanan kepada muzakki agar muzakki merasa ingin menyalurkan hartanya melalui Rumah Zak at. Gambar 4: Grafik Perbandingan Total Donatur dan Dana Zakat Terkumpul (2010-2013)
B.2.1. Penghimpunan Donasi
RZ adalah lembaga swadaya masyarakat yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf secara profesional dengan menitikberatkan pada program pendidikan, kesehatan, pembinaan komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran program unggulan. Melalui bangunan kepercayaan dari masyarakat, pada tahun 2013 RZ diamanahkan untuk mengelola dana ZISWAF sebesar Rp186.570.489.158,- Penghimpunan donasi ini meningkat jika dibandingkan tahun 2012 yang berjumlah Rp177,810,761,563,- atau mengalami peningkatan sebesar 5%. RZ menerima titipan donasi untuk zakat, infaq, shadaqah dan wakaf. Jenis donasi terbesar yang diterima pada tahun 2013 yaitu zakat dengan komposisi sebesar 42% dari total dana yang diperoleh. Kemudian disusul oleh
19
penerimaan pada pos dana infaq/sedekah tidak terikat yang mencapai 17% dari total dana dan dana qurban yang mencapai 11% dari total penerimaan. Berikut penghimpunan donasi dalam 5 tahun terakhir dan komposisi per pos dana penerimaan donasi RZ pada tahun 2013: Gambar 5: Grafik Komposisi Penerima Dana Per Pos Zakat
B.2.2. Segmen Donatur
Adanya peningkatan pada jumlah penghimpunan donasi merupakan bagian dari kepercayaan donator dan masyarakat. Hal ini terlihat dari jumlah donatur yang semakin meningkat dari tahun ke tahunnya. Lembaga membagi segmen donatur kedalam 2 jenis, yaitu donatur retail (perseorangan) dan donatur corporate (perusahaan). Berdasarkan segmennya, jumlah donatur retail sangat mendominasi dengan komposisi 99% dibandingkan dengan donatur corporate. Pencapaian ini sejalan dengan peran Rumah Zakat sebagai lembaga yang turut serta melakukan sosialiasi perintah kewajiban berzakat yang merupakan kewajiban yang diturunkan untuk individu/perseorangan dan ajakan untuk menjadi solusi bagi permasalahan lingkungan melalui gerakan berbagi kepada sesama.
20
Gambar 6: Segmentasi Donatur
B.2. Manajemen Pengelolaan Zakat. B.2.1. Program Pengelolaan Zakat
Dalam islam, pemberantasan, pemberantasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam salah satu rukunnya adalah Zakat, oleh karena itu diperlukan pengelola zakat yang amanah, transparan, dan professional. Salah satu dari sekian banyak organisasi yang mengelola zakat secara efektif, efisien, dan transparan adalah Rumah Zakat (RZ). Untuk memaksimalkan pengelolaan dan pemberdayaan masyarakat, maka RZ mendirikan unit unit layanan sebagai sentra optimalisasi seperti 4 sekolah juara, 5 rumah bersalin gratis, 13 layanan bersalin gratis, 17 lembaga mikro keuangan syariah (LKMS), dan 2 youth development centre (YDC) Sebagai lembaga zakat nasional, RZ selalu berkomitmen meningkatkan standar pengelolaannya, terutama yang berkaitan dengan transparansi, akuntabilitas dan pertanggungjawaban. Untuk itu RZ berkomitmen untuk terus memperbaiki penerapan tata kelola lembaga yang baik demi keberlangsungan kegiatan operasi dalam jangka panjang. Pengelolaan zakat di RZ didukung oleh sumber daya alam yang berkualitas dengan struktur organisasi yang sistematis. Dalam hal pengelolaan zakat, RZ mempercayakan program – program pengelolaan zakat di RZ ada dibawah koordinasi Chief Program Officer (CPO), yaitu Ibu Heny Widiastuti. RZ, dalam pengelolaan zakatnya berkontribusi pada 4 bidang program unggulan dalam pengelolaan zakat, yaitu Senyum Juara (Pendidikan), Senyum Sehat (kesehatan), Senyum mandiri (ekonomi), dan Senyum lestari (lingkungan). RZ sebagai mitra zakat terpercaya dalam berbagi berupaya untuk menyalurkan dan menjembatani setiap sinergi secara sistematis dan tepat sasaran sehinngga menjadi bagian gaya baru dari masyarakat dan menjadikan hidup lebih bermakna. Pengelolaan zakat dalam RZ harus disalurkan ke dalam bidang – bidang yang konsituen terhadap penerimaan zakat, tidak disalurkan kepada ke sembarang mustakhik. Pengelolaan zakat di RZ sangat profesional yang dibuktikan dengan adanya program – program yang dibentuk dan tepat sasaran, adapun program pengelolaan zakat pada RZ antara lain: a. Senyum Juara, yang terdiri dari 5 program pengelolaan zakat, yaitu Bantuan Pendidikan, Beasiswa ceria, Mobil juara, Sekolah juara, dan Beasiswa juara. b. Senyum sehat, yang terdiri dari 6 program pengelolaan zakat, yaitu mobil klinik keliling, layanan bersalin gratis, ambulance gratis, khitanan masal, klinik pratama RBG, dan bantuan kesehatan. c. Senyum mandiri, yang terdiri dari 2 program pengelolaan zakat, yaitu bantuan ekonomi dan kampung mandiri pangan d. Senyum lestari, yang terdiri dari 8 program pengelolaan zakat kampung perubahan, waterwell, bantuan air bersih, kampungku hijau, berbagi buka puasa, bingkisan keluarga jompo dan pra sejahtera, kado lebaran anak yatim, dan syi’ar qur’an
Selain pengelolaan zakat, RZ juga melakukan pengelolaan terhadap daging kurban yang disampaikan oleh donatur untuk kurban di hari raya Idul Adha. Superqurban merupakan program optimalisasi pelaksanaan Ibadah qurban dengan mengolah dan mengemas daging qurban menjadi kornet. Keunggulan dari program ini antara lain, sesuai 21
syariah, kesehatan terjamin, korne tahan lama hingga 3 tahun, menjangkau seluruh pelosok Indonesia, praktis, memberdayakan petani lokal, dan solusi efektif untuk bantu korban bencana. Sesuai dengan laporan dari CEO RZ, Bp. Nur Efendi, RZ dipercaya masyarakat untuk mengelola dana titipan Zakat, Infaq, dan Shadaqah sebesar 186 Milyar rupiah, sementara untuk zakat itu sendiri memiliki kontribusi sebesar 42% atau senilai 77 milyar rupiah. Dana yang terkumpul ini merupakan kontribusi lebih dari 180 ribu donatur, baik itu perseorangan atau lembaga. Dari sisi penerima, penerima dana zakat dari RZ sebanyak lebih dari 2 juta orang mustahik. Dana zakat ini dirasakan dari berbagai program yang diselenggarakan di seluruh wilayah binaan dan sasaran program RZ, antara lain dibidang kesehatan, pendidikan, sosial ekonomi masyarakat, serta kepemudaan dan lingkungan. Dengan adanya potensi zakat sebesar 217 trilyun (riset dari Laznas dan FEM IPB), melalui pengelolaan dana zakat dapat berkontribusi untuk pembangunan madani ekonomi Indonesia dan membangun kesejahteraan bangsa. Secara umum program pengelolaanzakat di Rumah Zakat dibagi menjadi 2 yaitu, program rutin dan Program Musimam B.2.1.1. Program Rutin a. Program Senyum Sehat
Sepenuh hati melayani hingga ke pelosok negeri agar masyarakat kurang mampu dapat mengakses kesehatan secara gratis. a. Klinik RBG: Program pengadaan fasilitas kesehatan gratis berupa klinik pratama rawat inap. Berfungsi untuk memberikan layanan kesehatan tingkat dasar bagi masyarakat kurang mampu dengan mengkhususkan pelayanan pada bidang kebidanan. b. Khitanan Massal: Program layanan khitan bagi masyarakat yang membutuhkan. c. Ambulance Gratis: Program pengadaan fasilitas ambulance yang memberikan layanan pengantaran pasien atau jenazah secara gratis bagi masyarakat yang membutuhkan. d. Mobil Klinik Keliling: Program pelayanan kesehatan menggunakan armada khusus yang bergerak melayani masyarakat di daerah binaan secara mobile sesuai dengan prioritas kebutuhan kesehatan di masing-masing daerah, melalui pendekatan secara promotif, preventif, dan kuratif e. Layanan Bersalin Gratis (LBG): Program layanan kesehatan bagi ibu hamil meliputi pemeriksaan USG dan persalinan. Program ini dapat dilakukan dalam faslititas klinik yang dikelola RZ, maupun kerjasama dengan bidan praktek yang berada di sekitar wilayah binaan RZ. f. Bantuan Kesehatan: Merupakan bantuan langsung untuk program kesehatan dengan peruntukan kegiatan: Bantuan Langsung Biaya Kesehatan, Siaga Sehat dan Siaga Gizi Balita Siaga Posyandu g. Operasi Katarak Gratis
22
b. Senyum Mandiri
Bertransformasi menjadi mandiri untuk kembali memandirikan merupakan sebuah rangkaian proses dari pemberdayaan masyarakat. Anda dapat menjadi bagian di dalamnya untuk membangun peradaban yang lebih baik. a. Bantuan Ekonomi: Merupakan bantuan langsung untuk progam ekonomi dengan peruntukan kegiatan: Bantuan Wirausaha, Balai Bina Mandiri dan Pelatihan Skill Produktif b. Kampung Mandiri Pangan: Merupakan program pengembangan peternakan terintegrasi dengan pertanian, dan didukung perbaikan infrastruktur untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi masyarakat desa. c. Kampung Perubahan: Merupakan program yang dirancang untuk mendukung pengembangan infrastruktur wilayah binaan RZ, melalui kegiatan: Sarasehan warga, Ruang Terbuka Hijau, Balai Pertemuan Warga, Sumur Resapan, Pengecatan Mural dan Perbaikan Jalan Gang (Paving Block) d. Gaduh Domba dan Sapi Breeding Domba Fattening Domba Fattening Sapi c. Senyum Lestari
Berkontribusi dalam melestarikan lingkungan hidup sebagai salah satu warisan untuk masa depan, serta meringankan beban sesama umat manusia yang berada dalam kesukaran.
Water Well: Program pengadaan sarana air bersih dan sanitasi publik di wilayah binaan RZ sebagai penunjang implementasi perilaku hidup bersih di tempat tinggal warganya. Kampung Berseri (Bersih, Sehat dan Asri): Program pelestarian lingkungan berbasis pemberdayaan komunitas/rumah tangga, dengan alternatif aplikasi program sebagai berikut: • Upgrading kompetensi skill kader lingkungan di tengah masyarakat • Pelatihan pengolahan sampah berbasis masyarakat • Subsidi infrastruktur yang berorientasi kelestarian lingkungan • Bantuan sarana kebersihan warga
M-Net (Masjid Internet) Urban Farming Masjidku Merdu KPRS (Kavling Pembangunan Rumah di Surga)
d. Senyum Juara
Mengiringi generasi penerus bangsa menggapai cita dan mimpinya melalui pendidikan berkualitas di Indonesia.
Beasiswa Ceria: Program pemberian beasiswa disertai kegiatan pembinaan berkala untuk siswa SD, SMP, SMU dan Mahasiswa dari keluarga kurang mampu dan atau 23
berprestasi. Komitmen donasi Beasiswa Ceria untuk setiap anak asuh adalah minimal 1 tahun Sekolah Juara: Program pendirian sekolah untuk memberikan pendidikan gratis dan berkualitas bagi masyarakat yang membutuhkan.Aktivitas sekolah dirancanga sesuai dengan standar pemerintah dan pendekatan pembelajaran dengan konsep multipleintelligences sehingga memungkinkan para siswa untuk menggali beragam potensi agar menjadi insan mandiri dengan mental juara, yang menjadi pondasi long life motivation. Beasiswa Juara: Program pemberian beasiswa untuk siswa Sekolah Juara binaan RZ. Gizi Sang Juara Mobil Juara: Program pengadaan media pembelajaran berupa kendaraan mobil yang didesain untuk mobile dan bisa menghadirkan nuansa pembelajaran yang atraktif, terdiri dari buku, audio visual serta komputer yang terhubung ke internet
B.2.1.2. Program Musiman a. Program Senyum Romadhan
Berkah Buka Puasa (BBP): Paket makanan lengkap untukberbuka puasa yang didistibusikandiwilayah ICD dan Non ICD yang terdiri darimember pemberdayaan rumah zakat dan/ atau masyarakat yang membutuhkan secara umum. Kado Lebaran Yatim: Paket Kado berisi pakaian muslim/muslimah, susu, kue kaleng, sirup,serta tas. Diperuntukan bagi anak yatim dan kurang mampu. Bingkisan KEluarga Jompo dan Pra Sejahtera: Bingkisan berupa sarung, mukena, minyak goreng, kue kaleng, sejadah, beras, dan sarden untuk keluarga jompo dan tidak mampu.
Wakaf Qur’an: Paket pendistribusian Alquran dan Iqro yang menjangkau berbagai
wilayah di Indonesia, dari Aceh hingga Jayapura. Hadiah Lebaran Penjaga Masjid
b. Program SUPERQURBAN
Superqurban adalah program optimalisasi pelaksanaan ibadah qurban sesuai syariat dengan mengolah dan mengemas daging qurban menjadi kornet. Keunggulan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Sesuai syariah Kesehatan terjamin Kornet tahan lama hingga 3 tahun Aksi distribusi dilakukan sepanjang tahun Menjangkau pelosok Indonesia Praktis Memberdayakan petani lokal Solusi efektif bantu korban bencana
c. SIaga Bencana
24
Merupakan program penanganan bencana dengan beberapa kegiatan diantaranya mendirikan posko sebagai sentra penyaluran bantuan bagi korban bencana, dapur umum dan traumatic healing. Selama tahun 2013, RZ telah menyalurkan 144.490 paket bantuan untuk korban bencana. Dalam aksi kemanusiaan, atas partisipasi donatur, RZ menyalurkan kornet Superqurban yang bermanfaat sebagai pemenuhan kebutuhan masya rakat di daerah minus, rawan pangan dan bencana khususnya untuk kebutuhan pengadaan pangan.
B.2.2. BIG SMILE dan Model MDGs
BIG SMILE Indonesia adalah sebuah gerakan pengibaran semangat optimisme bangsa melalui rangkaian gempita aksi senyum pemberdayaan untuk Indonesia yang lebih membahagiakan. BIG; Berbagi Itu Gaya. RZ sebagai mitra Anda dalam berbagi berupaya menjembatani setiap sinergi dilakukan secara menyenangkan sehingga menjadi bagian gaya hidup baru yang lebih bermakna. Tujuan gerakan ini adalah membangkitkan partisipasi masyarakat untuk dapat memberdayakan potensi diri dan lingkungannya secara mandiri. Empat rumpun program pemberdayaan yang dikembangkan RZ antara lain Senyum Sehat, Senyum Juara, Senyum Mandiri, dan Senyum Lestari. Semua program diimplementasikan melalui pemberdayaan berbasis wilayah terpadu atau Integrated Community Development (ICD). Pendekatan inilah yang menjadi konsep pemberdayaan RZ sehingga selaras dengan Tujuan Pembangunan Millenium atau Millenium Development Goals (MDGs). RZ melalui optimalisasi zakat,infak, shadaqah, serta sumber filantropi lainnya mengajak masyarakat untuk bergabung dalam gerakan BIG SMILE Indonesia yang merupakan lanjutan dari merangkai Senyum Indonesia yang telah dimulai sejak tahun 2010 - sekarang melalui program program pemberdayaan terpadu. Tujuan dari gerakan ini adalah membangkitkan partisipasi masyarakat untuk dapat memberdayakan potensi diri dan lingkungannya secara mandiri. Empat rumpun program pemberdayaan yang dikembangkan RZ antara lain Senyum Sehat, Senyum Juara, Senyum Mandiri, dan Senyum Lestari. Semua program diimplementasikan melalui pemberdayaan berbasis wilayah terpadu atau Integrated Community Development (ICD). Pendekatan inilah yang menjadi konsep pemberdayaan RZ sehingga selaras dengan Tujuan Pembangunan Millenium atau Millenium Development Goals (MDGs). Tabel 1: Rincian Model Pendekatan Pemberdayaan Berbasi MDGs
Kategori MDGs
Nutrisi
MDGs
Target 2015
MDGs Program
Prevalensi Menanggulangi balita dengan Senyum Kemiskinan berat badan Juara dan Kelaparan rendah/ kekurangan gizi
Rumpun Output Program Senyum
Senyum Juara
1. Anak Juara Memiliki gizi yang ideal 2. Peningkatan Ketertarikan anak terhadap makanan bergizi 25
dibanding makan tidak bergizi 3. Peningkatan pengetahuan anak tentang PHBS Proporsi penduduk dengan asupan Super kalori dibawah qurban tingkat konsumsi minimum
Mencapai Pendidikan Pendidikan Untuk Semua
Angka Partisipasi Murni Sekolah DAsar
Sekolah Juara
Senyum Sehat
1. Kualitas Gizi Makanan Baik 2. Kuantitas Sebaran Kornet 3. Tepat Sasaran (Daerah GIzi Rendah dan Bencana)
Senyum Juara
1. Terbantunya anak yang kurang mampu untuk mengenyam bangku sekolah 2. Akses dan Fasilitas pendidikan terpadu yang sustainable, gratis dan berkualitas 3. Siswa Juara mampu bersaing dengan anak sekolah unggulan lainnya 4. Siswa juara lulus 90% dalam Ujian Nasional
BEasiswa Senyum Juara Juara
1. Merringankan Beban Keuarga Kurang MAmpu 2. Memeberikan Motivasi dalam 26
Semangat menyelesaikan Wajib Belajar 3. Meningkat Nilai akademik Mustahik 4. Penerima Manfaat Lulus 90% Kesehatan Mengurangi Ibu dan Kematian Anak anak, bayi dan Ibu
1. MEnurunkan Klinik tingkat RBG kematian ibu, bayi dan balita diwilayah binaan 2. Kelahiran di Bantu tenaga terlatih diwilayah binaan
Senyum Sehat
1. Pelayanan Klinik RBG yang Memuaskan 2. Ibu melahiran selamat di RBG 3. Bayi lahir selamat di RBG 4. Penerapan Pola Hiudp bersih dan sehat dilingkungan Mustahik
Air bersih Menurunkan dan hingga Sanitasi separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum yng berkelanjutan serta fasilitas sanitasi desa
Proporsi rumah Water tangga dengan Well akses berkelanjutan terhadap air minum dan sanitasi layak, perkotaan dan pedesaan
Senyum Lestari
1. Pembangunan Sarana penyediaan air bersih yang bersifat sustainable 2. Penerima Manfaat MErasakan Kemudahan dalam mengakses air bersis 3. Penerapan indicator PHBS (penggunaan air bersih dan Jamban Sehat)
27
B.2.3. Manajemen Sumber Daya Insani
Pada tahun 2013, jumlah amil terbanyak berkedudukan di head office sebanyak 121 amil, disusul oleh kantor non Regional dengan 80 amil dan kantor wilayah Regional Jawa Barat dengan 44 orang amil .
Gambar 7: Grafik SDI berdasakan Tingkat Pendidikan
Dari jumlah amil RZ tahun 2013, sebanyak 48% memiliki latar belakang pendidikan S1, disusul dengan jenjang SMU dan Diploma. B.2.3.1. Pelaksanaan Tata Kelola
Dewan Pengurus RZ adalah professional yang dipilih melalui Rapat Tahunan Yayasan. Direksi terdiri lima anggota, satu diantaranya sebagai ketua yayasan, semua dipilih oleh Dewan Pengawas, Ketua Yayasan dan Anggota. Dewan Syariah RZ berfungsi mengawasi kebijakan yang dibuat oleh direksi. Dalam mengambi tindakan tertentu, direksi perlu mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Dewan Syariah. Semua pengambilan keputusan harus didasarkan pada kaedah syariat Islam yang merupakan landasan untuk penerapan tata kelola lembaga zakat. Selama 2013, Direksi RZ telah melakukan pertemuan dengan Dewan Syariah. Direksi RZ mengadakan rapat pekanan untuk membahas kinerja operasional, kebijakankebijakan baru termasuk perubahan terhadap kebijakan yang berlaku dan permasalahan penting lainnya dalam upaya mencapai tujuan lembaga. Selama 2013, telah terlaksana 34 kali pertemuan dengan tingkat rata-rata kehadiran direksi dalam rapat tsb sebanyak 91% dari total pelaksanaan rapat. Untuk meningkatkan 28
kompetensi, Direksi secara berkala mengikuti seminar, konferensi, lokakarya yang diadakan oleh internal dan institusi eksternal. B.2.3.2. Pengembangan Amil
RZ telah mengembangkan sistem Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis kompetensi dalam merencanakan, merekrut dan menyeleksi SDM.Dalam perencanaan program pelatihan dan pengembangan tahun 2013, RZ menetapkan target keikutsertaan amil dalam pelatihan yaitu 24 jam dalam 1 tahun atau 3 kali dalam 1 tahun jika menggunakan jam kerja. Dari total 429 amil, jumlah amil yang telah mencapai target pelatihannya sejumlah 208 amil atau 48%. B.2.3.3. Sumber Daya Relawan
Selain atas kontribusi 429 orang amil yang bergabung, pencapaian kinerja 2013 juga atas kontribusi seluruh pihak yang memberikan dukungan kepada lembaga, termasuk diantaranya 1.571 orang relawan yang tersebar di 33 kota di seluruh Indonesia. B.2.3.4. Whistleblowing System
WBS merupakan salah satu alat manajemen yang digunakan untuk membantu penegakan etika bisnis dan etika kerja di RZ. Lembaga telah membangun WBS berbasis web, sehingga memungkinkan setiap orang untuk membuat dan menyampaikan laporan pelanggaran kecurangan (fraud) dan bentuk pelanggaran etika lembaga lainnya yang terjadi. Untuk mendorong setiap orang mau dan berani melaporkan suatu pelanggaran, lembaga menetapkan kebijakan untuk menjaga kerahasian identitas pelapor dan tetap menerima dan menindaklanjuti laporan anonim serta kebijakan untuk memberikan perlindungan bagi pelapor dari tindakan balasan terlapor. Penanganan informasi pengaduan melalui WBS akan ditindaklanjuti 1x24 jam oleh tim Audit Internal.
B.2.4. Inovasi Layanan Lainnya
Lembaga meyakini bahwa dalam pencapaian misi membangun jaringan filantropi internasional diperlukan sebuah usaha kreatif namun efektif dan efisien. Ditengah perkembangan teknologi yang begitu pesat, lembaga mengambil kesempatan tersebut sebagai sebuah peluang untuk strategi pemasaran zakat. Pada tahun 2013, beragam inovasi layanan yang telah dirintis sejak tahun sebelumnya mulai diperkuat. Seperti pembayaran melalui menu di ATM, mobile banking, internet banking,kartu kredit, paypal, dan e-payment. Masyarakat juga dipermudah melalui aplikasi Rumah Zakat yang telah tersedia di platform Android dan Blackberry. Selain itu, tahun 2013 ini kami meluncurkan aplikasi JAMAL (BelanJA dan BeraMAL). Aplikasi gratis ini dapat dipasang di ponsel pintar berbasis Android dan BlackBerry. JAMAL merupakan cobrand dari Skye Mobile Money. Karena tergolong transaksi dengan uang elektronik, sumber pendanaan donatur dalam aplikasi ini dapat berasal dari voucher top up, internet banking, transfer melalui ATM. Pembayaran donasi menjadi lebih mudah karena adanya lonjakan pada pengguna smartphone. 29
Dalam pengembangan layanan offline, selain kerjasama yang telah berjalan seperti dengan Lotte Mart, Gramedia, SB Mart, Rumah Makan Bebek Kaleo, dan Rumah Makan Bumbu Desa. Kami memberikan kemudahan donasi melalui kerjasama dengan 4.500 jaringan kantor pos yang terdapat di seluruh pelosok negeri. Serta produk ICard (Infaq Card) salah satu produk inovatif dari hasil sinergi Rumah Zakat bersama dengan Asuransi Adira Syariah yang dibuat dengan tujuan untuk kepedulian akan indahnya berbagi khususnya berinfaq. Layanan ini dapat diakses di 161 kantor cabang Danamon Syariah dan 178 kantor cabang pembantu. Jumlah ini, bisa melayani nasabah Danamon Syariah dari Sumatera Utara hingga Nusa Tenggara Barat.
B.3. Manajemen Penyaluran
Sebagai tangan panjang dari proses penyaluran dan pengawasan distribusi dana zakat maka dibentuklah program ICD yang lebih dekat dengan masyarakat binaan dan membawahi beberap wilayah mustahik tertentu. B.3.1. ICD (Integrated Com mu nity Developm ent )
ICD (Integrated Community Develompent ) merupakan program unggulan yang dikembangkan oleh Rumah Zakat yang merupakan pusat pemberdayaan masyarakat berbasis kecamatan/kelurahan. Setiap ICD didampingi oleh seorang MRO (Mustahiq Relation Officer) yang berfungsi sebagai penggerak, pendamping, fasilitator, dan dinamisator. Setiap MRO yang tinggal disebuah komunitas mengelola 100 – 250 keluarga. Penyaluran Rumah Zakat dilakukan melalui program – program dalam bidang pendidikan, kesehatan, kepemudaan (kerelawanan) serta bidang ekonomi. Tujuan dari ICD adalah: 1. Membantu mustahiq untuk survive di tengah kekurangan materi yang dimilikinya. 2. Terpantaunya perkembangan kesejahteraan mustahiq selama dalam pengawasan ICD 3. Tersadarkannya masyarakat terhadap tanggung jawab lokal untuk mengentaskan kemiskinan di wilayahnya (ICD). 4. Terentaskannya mustahiq dari garis kemiskinan sehingga berubah kesejahteraannya pada level muzakki. ICD adalah proses pemberdayaan melalui program yang terintegrasi sesuai dengan karakteristik wilayah dan waktu tertentu. Tujuan ICD: Menciptakan perbaikan secara terukur berdasarkan permasalahan masyarakat
yang terjadi di suatu wilayah.
B.3.2. Member Relationship Officer (MRO)
Dalam setiap wilayah pemberdayaan, RZ memiliki pendamping warga binaan yaitu MRO. Adapun fungsi MRO antara lain: Pendamping Pemberdaya Surveyor Pemberdayaan
•
•
•
30
•
•
Penggerak Lingkungan Advokat Masyarakat
Waktu •
•
Periode tahapan implementasi: maksimal 3 (tiga) tahun Periode evaluasi: 6 (enam) bulan
Wilayah
Wilayah ICD adalah sebuah wilayah administratif setingkat Desa yang diimplementasikan program tertentu menuju pada perbaikan atas permasalahan kesehatan, pendidikan, ekonomi dan lingkungan tertentu B.3.3. Infrastuktur Pemberdayaan
RZ berupaya untuk dapat melengkapi dan memperbaiki infrastuktur pemberdayaan di seluruh kota di Indonesia.Agar manfaat dari dana filantrophi itu sendiri dapat menjadi solusi bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Oleh karenanya kami mengajak kepada seluruh pihak untuk berkontribusi dalam program kebaikan ini melalui rangkaian program BIG smile Indonesia. Hingga akhir 2013, sebaran infrastruktur program telah hadir di 43 kota. Ikut berperan aktif dalam pemberdayaan diantaranya adalah ikut memfasilitasi kemandirian masyarakat itu sendiri. Selama 15 tahun RZ telah membangun infrastuktur pemberdayaan sebagai implementasi program-program yang digulirkan. Keberadaan sarana tersebut merupakan kontribusi donatur dan seluruh pihak yang telah ikut bekerjasama dengan RZ. Tabel 2: Infrastruktur Pemberdayaan
31
B.3.4. Alokasi Dana Zakat
Donasi yang diterima RZ disalurkan dalam empat rumpun program pemberdayaan yaitu Senyum Juara, Senyum Mandiri, Senyum Sehat dan Senyum Lestari. Berikut distribusi donasi yang disalurkan Rumah Zakat selama tahun 2013:
Gambar 8: Persentase Distribusi Zakat Berdasarkan Objek Zakat
B.3.5. Penerima Layanan Manfaat Program
Selama 15 tahun melayani masyarakat, RZ telah memberikan pelayanan kepada 6.268.460 penerima layanan manfaat (PLM). Pada tahun 2013 sendiri, sebanyak 2.375.692 PLM telah terlayani. Besarnya meningkat 61% dibandingkan tahun 2012. Peningkatan ini tidak lepas karena dukungan para donatur dan juga masyarakat melalui donasi yang dititipkan
32
Tabel 3: Jumlah PLM (2003-2013)
Besarnya jumlah PLM pada setiap program bergantung pada jumlah kontribusi dana yang masuk untuk program tersebut. PLM terbanyak pada tahun 2013 adalah program Senyum Sehat, disusul dengan PLM program Senyum Juara, Senyum Lestari dan Senyum Mandiri.
Gambar 9: Grafik Komposisi PLM empat rumpun senyum RZ (2009 -2013)
B.3.6. Sinergi Rumah Zakat dan Korporat Dalam Penyaluran Dana CSR
Penyaluran dana CSR dilakukan diwilayah binaan Rumah Zakat atau yang dikenal dengan sebutan ICD (Integrated Community Development) melalui berbagai program pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan. Diantara programnya adalah SD juara di Cakung Jatim yang merupakan kerjasama CSR dengan PT Pelindo II dan beasiswa 1000 anak yatim hasi kerjasama dengan OIC (Organization Islamic Conference), selain itu ada juga penyediaan Armada Sehat Keluarga (AMARA) HAsil kerja sama Indosat, PGN dan Peruri. Dan Pelatihan besserta suntikan modal bagi mustahik produktif hasil kerja sama dengan Bank BJB, PLN dan Majlis Ta’lim Telkomsel.
C. Penutup C.1. Kesimpulan
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, yang merupakan ibadah maaiyah dan memiliki dimensi social yang nyata. Di Era Rasullulah SAW dan khulafaurrasyidin, pengelolaan zakat sudah bagus dari sisi perhimpunan namun belum mempunyai teknologi dan manajemen pengelolaan yang memadai dari sisi pengelolaan dan pendistribusiannya. Dalam era modern dewasa sekarang, pengelolaan zakat secara profesional, sangat diperlukan. Membuat Lembaga Zakat merupakan salah satu langkah dalam manajemen pengelolaan zakat yang baik dan profesional. Dalam Lembaga Zakat, manajemen tata kelola zakat tidak hanya dari sisi perhimpunannya saja yang bagus, tapi mulai dari sisi perhimpunan, sisi pengelolaan, dan sisi pendistribusian. Lembaga Zakat juga meluncurkan program – program yang dapat meningkatkan kesejejahteraan dan pemberdayaan umat. 33
Rumah Zakat merupakan salah satu lembaga zakat yang mempunyai tata kelola zakat yang profesional, kompeten, transparan, dan kredibel. Melalui perhimpunan dana – dana zakat masyarakat yang bekerja sama dengan institusi keuangan dalam hal penghimpunan terutama donator individu dan menawarkan pengelolaan dana CSR untuk donator korporat, lalu disalurkan melalui program – program yang produktif yang pro kerakyatan dalam rangka pemberdayaan umat. Hal itu terlihat nyata melalui taglinenya BIG Smile yang menjadikan zakat sebagai gaya hidup dan Model MDGs nya dalam pemetaan calon mustahik dan manfaat yang didapat serta model ICD (Integrated Community Development) yang menjadikan Rumah zakat lebih dekat dengan masyarakat, yang kian dilengkapi dengan peran MRO (member Relation Officer) yang melakukan fungsi pengawasan dan pendampingan sehingga manfaat yang didapatkan mustahik bisa terukur, tepat sasaran dan bisa selalu dievaluasi untuk program selanjutnya C.2. Saran
Bagi penelitian dan kajian ke depannya, agar dapat ditambahkan kajian terkait dengan komparasi antara Rumah Zakat dan lembaga zakat yang lain. Terutama dalam inovasi program. Selain itu, dalam laporan kami belum melihat pembagian zakat berdasarkan 8 asnaf, hanya langsung dibuat prosentase berdasarkan program. Alangkah baiknya bila dalam pemetaan calon mustahik, dipetakan berdasarkan 8 asnaf terlebih dahulu, baru kemudian dibuat program apa yang tepat untuk masing-masing asnaf.
Referensi
Abidah, Atik, 2011. Zakat Filantropi Dalam Islam, Ponorogo: Stain Po Press. Abu Ubaid Al-Qasim, Kitabu Al-Amwal, diterjemahkan oleh Setiawan Budi Utomo, (Jakarta: Gema Insani, 2009), h. 696 Ahmad Juwaini, 2005. Panduan Direct Mail untuk Fundraising. Jakarta: Piramedia. Al Qardhawi, Yusuf, Fiqhuz-zakah Bairut: Darul-Irsyad. Ali Moestopo, 1978. Strategi Kebudayaan, Jakarta: CSIS Annual Report Rumah Zakat 2013 April Purwanto, 2009. Manajemen Fundraising bagi Organisasi Pengelola Zakat, Yogyakarta: Sukses. Ash-Shiddieqy, Hasby, 1976. Pedoman Zakat Jakarta: Bulan Bintang. Daud Ali, Muhammad, 1988. “System Ekonomi Islam, Zakat dan W akaf” Jakarta:
Universitas Indonesia Press. Depdiknas, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Didin Hafidhuddin, 2002. Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema Insani Press Hadi Permono, Sjechul, “Formula Zakat Menuju Kesejahteraan Sosial” Surabaya: CV. Aulia.
T.th 34