BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Asal usul Mamalia adalah bangsa Reptil, muncul pada era Mesozoikum. Mamalia merupakan kelompok hewan yang paling maju tingkatannya diantara vertebrata lain. Mamalia telah menyebar di setiaprelung ekologi di bumi dan ditemukan di laut, sepanjang pantai, di danau, sungai, bawah tanah, di atas tanah, di pohon, dan bahkan di udara. Daerah penyebaran Mamalia mulai dari daerah kutub hingga bdaerahnya. Jumlah spesiesnya melebihi semua Vertebrata terrestrial lain hingga hingga mencapai ±4060 ±4060 (Sukiya, 2003). 2003). Sangat banyak Mamalia ini berguna bagi kehidupan manusia. Mamalia terdiri dari: Monotremata (hewan berkloaka atau Mamalia petelur), Marsupialia (hewan berkantung) dan Placentalia (hewan berplacenta) (Kastawi, 1992). 1992). Mamalia memiliki ciri-ciri umum diantaranya: 1. Memiliki kelenjar mamae (merupakan modifikasi kelenjar peluh) untuk menyusui anaknya. 2. Kulit tubuh berambut. Rambut bervariasi, ada yang lebat menutupi hampir seluruh tubuh, ada yang tinggal bongkol rambut yang terdapat pada moncong, misal ikan paus. 3. Berdarah panas (homoiothermis), (homoiothermis), yaitu suhu s uhu tubuh dipertahankan dipertahankan pada pada tingkat panas yang tetap, biasanya sekitar 36°C. 4. Termasuk tetrapoda (memiliki empat anggota gerak), berupa kaki yang masing-masing masing-masing memiliki 5 jari jari
yang bentuk bentuk dan dan ukurannya ukurannya disesuaikan disesuaikan
dengan keperluan berjalan, lari, memanjat, berenang da n sebagainya. 5. Jantung Mamalia terdiri dari empat ruangan, dengan lengkung aorta sebelah kiri, butir darah merah tidak berinti dan bikonkaf. 6. Pernafasan menggunakan paru-paru. 7. Rongga dada dan rongga perut dipisahkan oleh sekat diafragma. 8. Tulang
tengkorak
memiliki
occipitale
condyle
yang
menghubungkan
tengkorak dengan tulang belakang. 9. Tulang leher umumnya tujuh ruas.
1
10. Pada mata terdapat kelenjar mata. 11. Otak berkembang dengan sangat baik diantara hewan-hewan hewan-hewan
lain dan dan
memiliki 12 saraf cranialis. 12. Fertilisasi terjadi secara internal. Memiliki kopulasi berupa penis bagi yang jantan dan berupa vagian apada yang betina. Biasanya setelah melahirkan, anaknya disusui dan diasuhnya (Kastawi, 1992).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penyebaran penyebaran dan habitat Mamalia? 2. Bagaimanakah struktur morfologi Mamalia? 3. Bagaimanakah anatomi anat omi tubuh Mamalia? Mamalia? 4. Bagaimanakah klasifikasi Mamalia? 5. Bagaimanakah manfaat Mamalia bagi lingkungan lingkungan dan manusia? manusia?
C.
Tujuan
1. Mengetahui penyebaran penyebaran dan habitat Mamalia. 2. Mengetahui struktur morfologi Mamalia. 3. Mengetahui anatomi tubuh Mamalia. 4. Mengetahui klasifikasi Mamalia. 5. Mengetahui manfaat Mamalia bagi lingkungan dan manusia. manusia.
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Penyebaran dan Habitat
Diperkirakan ada 4000 spesies Mamalia yang masih hidup, diantaranya dua pertiga adalah rodensia (hewan pengerat). Dibanding dengan ± 6000 spesies Reptilia, ± 8000 spesies burung, ± 20.000 spesies ikan bertulang, ± 75.000 speseis insekta, maka
Mamalia merupakan jumlah yang kecil dibanding dengan
kelompok hewan lain. Namun karena penampilannya yang mencolok dan ukuran tubuhnya yang relatif lebih besar, disertai perkembangan otaknya yang lebih baik, maka dengan demikian memperoleh tempat yang sangat penting dalam ekologi daerah yang dihuni. Di samping itu, salah satu spesies yang muncul terakhir dari spesies Mamalia ini, yakni manusia (menurut teori evolusi) telah mengubah lingkungan di bumi secara total, sehingga masa kini disebut sebagai periode mamalia. Hampir semua penjuru dunia dihuni oleh mamalia, mulai dari daerah kutub sampai di daerah gurun pasir. Tetpi perlu diingat bahwa hewan-hewan tertentu hidup di daerah tertentu pula menurut penyebaran ekologisnya (Kastawi, 1992).
B. Struktur Morfologi
Tubuh Mamalia dibungkus oleh kulit yang ditumbuhi rambut, kecuali pada telapak tangan dan telapak kaki. Tubuh terdiri atas caput atau kepala, cerviks atau leher dan truncus atau badan. Pada caput atau kepala terdapat : rima oris, Vibrissae (kumis) nares, organon visus dan telinga. Pada truncus terdapat: thorax, abdoman, dorsum, glutes, pinenium, dan glandula mammae. Pada bagian belkanag terdapat cauda atau ekor dan pada truncus juga dilengkapi dengan empat alat gerak (tetrapoda) (Kastawi, 1992).
C.
Anatomi Tubuh
1. Sistem Integumen
Kulit pada Mamalia tersusun atas lapisan epidermis, dermis serta hypodermis ataudaerah subkutan. Epiderpis tersusun atas 3 lapisan. Stratum
3
korneum yang tersusun atas sel sel mati ber tanduk dan dapat terkelupas. Ketebalan dar i lapisan ini bervar iasi di berbagai daerah permukaan tubuh antara hewan satu dan lainnya. Var iasi ketebalan tergantung dar i fungsinya dan letaknya, misalnya pada telapak kak i umumnya lebih tebal (Feldhamer dkk, 2003). Lapisan
selan jutnya
adalah
stratum
granulosum
yang
selselnya
mengalami keratinisasi. Lapisan terdalam adalah stratum basal. Pada bagian ini sel sel kulit lapisan terdahulu berasal dan dihasilkan melalui pembelahan sel (mitosis) yang mengarah keluar. Epidermis tidak memilik i pembuluh yang mengalirkan
darah
dan
suplai
makanan
yang
di butuhkan
sel
stratum
basaledisalurkan lewat difusi nutr isi oleh lapisan di bawahnya (dermis) (Feldhamer dkk, 2003).
Gambar 1. Lapisan kulit berambut (Campbell dan R eece, 2005).
Lapisan dermis merupakan lapisan yang tersusun atas jar ingan pengikat, beberapa kali lebih tebal dar i epidermis. Dermis di bangun oleh stratum retikulare terdir i ats jar ingan pengikat padat dan stratum papilare yang terdir i atas jar ingan pengikat longgar. Baik stratum papilare dan stratum retikulare mengandung serabut kolagen dan serabut elstis yang ber tanggung jawab terhadap elastisitas dan kekuatan kulit. Di dalam dermis juga terdapat akar-akar rambut, otot penegak
4
rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah dan syaraf (Tenzer dkk, 2001). Rambut pada Mamalia secara embriologis merupakan struktur ektodermsl yang berasal dari lapisan malpighi epidermis. Secara struktural sayatan melintang batang rambut, tersusun atas 3 lapisan utama yaitu lapisan inti atau medulla yanga bersel kuboid, longgar, terkadang berpigmen. Bagian luar medulla ini adalah lapisan seperti kulit disebut lapisan korteks, sel-sel berbentuk fusiformis tersusun sangat kuat, ada yang mengandung pigmen ada yang tidak, tebal lapisan ini berbeda-beda untuk tiap spesies. Lapisan luar batang rambut berupa kutikula, tersusun atas sel yang rata, meneyeruapi sisik, biasanya tidak berpigmen, bentuk dan susunannya berbeda-beda untuk tiap spesies, tetapi sisik umumnya terbagi menjadi dua kelompok yaitu imbrikata dan koronal. Sisik imbrikata tersusun saling tumpang tindih satu sama lain seperti sirap, sedangkan sisik koronal mengelilingi batang rambut dan menyerupai tudung bertumpul. Rambut yang dibelah melintang tampak sirkuler rata. Rambut yang lurus memiliki batang yang bundar, sedangkan rambut keriting memiliki batang yang datar (Sukiya, 2003). Rambut mamalia umumnya terbagi menjadi dua kategori yaitu rambut kasar (guard hair) dan rambut halus (under hair). Rambut kasar umumnya lebih besar dan mudah dilihat sedangkan rambut halus umumnya lebih halus, pendek, dan tidak tampak jelas kecuali rambut itu dipisah.Rambut kasar lebih dominan daripada rambut halus (Sukiya, 2003).
2.
Sistem Rangka
Sistem rangka atau skeleton pada Mamalia terdiri dari : tulang tengkorak, vertebrae singulum pectoralis beserta extremitas cranialis, singulum pelvicus beserta extremitas caudalis (Kastawi, 1992). Tulang tengkorak keras dan merupakan suatu kotak yang tersusun atas bagian tulang yang bersenyawa pada bagian sutura. Bagian fasial terdapat nostril di sebelah dorsal dan sepasang orbita sebgai tempat biji mata dan di sebelah ventral terdapat plat (dataran) dengan tepi tulang rahang atas yang mengandung gigi. Di sebelah luar orbita terdapat archus zygomaticus (Kastawi, 1992).
5
Pada permukaan sebelh posterior terdapat lubang foramen magnum yang dilalui oleh medula spinalis yang berhubungan dengan otak. Di sebelah kanan kiri foramen magnum terdapat occipiatale condyle yang merupakan sendi yang berhubungan dengan vertebrae pertama atau atlas. Rahang bawah yang mengandung gigi terdiri atas sebuah tulang yang bersendi dengan tulang aquamosa pada cranium (Kastawi, 1992). Vertebrae atau columna vertebralis tersusun sedemikian rupa sehingga lentur (flexible), sebagai pendukung tubuh dan pelindung medual spinalis (nerve cord). Antara suatu vertebrae dengan vertebrae lainnya terdapat dataran persendian dari tulang rawan fibris. Columna vertebralis dapat dibagi atas 5 bagian yaitu: (1) vertebrae cervicalia, (2) vertebrae thoraclis yang memiliki hubungan dengan costae, (3) vertebrae lumbalis, (4) vertebrae sacralis, dan (5) vertebrae caudalis. Costas di sebelah ventral bersambung dengan sternum, sehingga
membentuk
suatu
rongga
melindungi
oragn
yang
vital
dan
memungkinkan proses gerak respirasi (Kastawi, 1992). Cingulum pectoralis dilekatkan pada thorax oleh musculus dan didukung oleh extremitas cranialis. Pada masing-masing sebelh menyebelah terdiri atas sebuah tulang pipih berbentuk segitiga (scapula) yang ujungnya membentuk mangkokan tempat kepala humerus melekat, terikat bersama-sama dengan tulang setengah lingkaran clavicula oleh musculus. Extremitas caranialis terbagi atas :
Brachium (lengan atas) berupa humerus
Antibrachium (lengan bawah) berupa radius dan ulna
Manus (tangan) berupa digiti yangberupa ossa carpalis (tulang
pergelangan tangan), ossa metacarpalia (tulang telapak tangan) dan phalangus (ruang jari-jari). Cingulum pelvicus berupa tulang pinggul yang menempel secara kokoh pada sacrum dan masing-masing setengah tulang pinggul itu terdiri atas os ichium (sebelah posterior) dan os pubic (sebelah ventral). Pertemuan ketiga tulang itu membentuk mangkokan yang terkenal sebagai acerior dorsalis bersatu secara senyawa disebelah ventral di bawah vertebrae (Kastawi, 1992).
6
Extremitas caudalis terdiri atas femur sebagai tungkai atas, crus sebagai tungkai bawah terdiri atas tulang tibia dan fibula: pes (kaki) terdiri atas ossa tarsalia (tulang pergelangan tangan), ossa metacarpalia (telapak kaki) dan phalangus (ruas jari-jari). Jari ada ya ng berfucula (cakar) dan berunggula (teracak) (Kastawi, 1992).
3.
Sistem Otot
Sistem musculus pada mamalia ini bila dibandingkan dengan kelas-kelas hewan terdahulu (Pisces, Amfibia, Reptilia dan Aves) maka terutama otot yang lebih berkembang adalah otot-otot : extremitas, dibanding dengan ot ot-otot bagian tubuh yang lain. Di antara musculus- musculus tadi ialah: a. Musculus masseter : kanan kiri yang melekat pada rahang atas dan rahang bawah; musculi ini kuat berguna untuk mengunyah. b. Musculus streno cephalica : kanan kiri leher memanjang, menggadeng kepala dan sternum. c. Musculus pectoralis : berbentuk lebar melekat pada sternum dan humerus terdiri atas dua bagian. d. Musculus rectus abdominalis : di tengah-tengah perut, menghubungkan pelvicus dengan sternum. Menutup ruang perut pada ventral (bawah). e. Musculus oblique abdominalis : terdiri atas dua bagian yaitu musculus oblicus extrena dan musculus obluqus interna; musculus tersebut menutup perut bagian samping. f. Musculus transvesus abdominalis : terletak di bawah musculus oblicus interna g. Musculus intercostalis: terdiri atas dua bagian yaitu musculus intercostalis interna dan musculus intercostalis externa terdapat di antara costas. h. Musculus latissimus dorsi : terdapat di atas punggung, membujur dari leher hingga tulang pelvicus. i.
Musculus- musculus yang terdapat pada tiap-tiap extremitas anterior dan posterior berfungsi menggerakkan kaki dan bagian-bagiannya (Kastawi, 1992).
7
4.
Sistem Alat Pencernaan
Terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri atas cavum oris, pharynx, oesophagus, ventruculvus, intestinum dan anus. 1. Cavum Oris / rongga mulut Dengan bagian-bagiannya sebagai berikut: a. Atap, terdiri atas 1) Palatum durum / langit-langit keras, terdapat di s ebelah mata 2) Palatum molle / langit-langit lunak, terdapat di sebelah belakang tepi belakangnya disebut velum palatini. b. Dasar Dasar ruang mulut dibatasi oleh lingua, sedangkan dinding lateral dari ruang mulut dibatasi oleh otot pengunyah. Di dalam cavum oris terdapat gigi dan lidah.
Tiap-tiap gigi mempunyai 3
bagian: 1) Radix : akar yang berada dalam alveolus 2) Corona : mahkota, pucuk gigi yang nampak dari luar/mahkota 3) Collum : bagian leher, diantara radix dan cor ona/leher Macam gigi mamalia dibagi atas: 1) Dens incsivus (gigi seri) berbentuk seperti pahat berguna untuk memotong atau mengerat. Pada hewan pengerat hanya dataran muka yang dilapisi email yang keras, dan gigi itu tumbuh terus. 2) Dens caninus (gigi taring) : runcing berguna untuk menyobek. Pada hewan carnivora tumbuh dan berkembang dengan baik. 3) Premolare (geraham muka): coronanya mempunyai crista dari email yang melintang dan tajam, berguna untuk mengunyah. 4) Molare (geraham belakang) : terdapat di sebelah posterior dari premolare. Coronanya juga bercrista dan berfungsi untuk mengunyah. Rumus gigi disimbulkan sebagai berikut : I. C. P. M. untuk setengah rahang (Kastawi, 1992). 2. Pharinx Pharynx terbagi atas 3 bagian :
8
a. Cavum naso pharyngeum, yang berbatasan dengan cavum nasi b. Cavum oro- pharyngeum, yang berbatasan dengan cavum oris c. Cavum
pharyngeum, yang berbatasan dengan larynx
Cavum naso pharyngeum dan cavum oro
pharyngeum dipisahkan
oleh palatum molle. Pada cavum naso pharyngeum terdapatlah ostium pharyngeum tubae auditvae eusctahii. Lubang-lubang yang berhubungan dengan faring: a. Dua lubang dari cavum nasi b. Dua lubang dari tuba eustachii c. Satu lubang dari cavum oris d. Satu lubang menuju oesophagus e. Satu lubang menuju larynx (Kastawi, 1992). 3. Oesophagus Merupakan saluran yang berjalan sepanjang leher menuju ke cavum thoracis menembus diafragma melalui histus oesophagus terus ke cavum abdominalis. Oesophagus bermuara ke dalam ventriculus di bagian mediorostral (Kastawi, 1992). 4. Ventriculus Adalah kelanjutan oesophagus yang melebar dan membentuk kantung, dengan bagian-bagian: a. Curvatura major : di kiri ca udal dari ventriculus b. Curvatura monor : di kanan, rostral dari ventriculus c. Cardia : bagian permulaan dari ventriculus dimana oesophagus bermuara d. Fundus : bagian caudal dari ventriculus yang berupa kantung. Makanan yang masuk ke ventriculus berjalan sepanjang curvatura major dan di fundus makanan digiling, kemudian ditambah pepsin dan HCl yang dihasilkan fundus. e. Pylorus : bagian terakhir dari ventriculus yang mengecil, terletak disebelah kanan dari ventriculus dan melanjutkan diri ke duodenum. Pylorus merupakan bagian/daerah yang dindingnya mengandung otot-otot yang tersusun melingkar dan tebal, membatasi daerah lambung dan usus halus (Kastawi, 1992).
9
5. Intestinum tenus Intestinum tenus terdiri dari : a. Duodenum, merupakan cranial dari usus halus, padanya bermuara kelenjar-kelenjar pencernaan, seperti hati, hepar,dan pankreas yang berwarna merah muda. b. Jejenum dan ileum, berbelit-belit dan merupakan kelanjutan dari duodenum (Kastawi, 1992). 6. Intestinum crassum a. Caesum Pada herbivora umumnya caecum ini membesar karena diperlukan untuk pencernaan cellulosa oleh bakteri. 1) Haustra : kantung-kantung 2) Incisura : lekukan-lekukan di antara haustra 3) Taenia coli : garis seperti pita yang berjalan di medial sepanjang caecum b. Colon Disebelah dari ventriculus, berjalan caudo diagonal diatas caecum c. Rectum Hijau abu-abu, merupakan bagian yang terakhir dari sistem pencernaan yang bermuara pada : anus, lubang pelepasan. Kelenjar pencernaan, terdiri dari : 1) Glandulae salivarae ( kelenjar ludah) 2) Glandulae mucosae : Terdapat pada dinding sebelah dalam dari ventriculus dan intestinum (terutama intestinum tenue) 3) Hepar (hati) Suatu kelenjar yang besar berwarna ke coklat-coklatan terletak di sebelah kanan di bawah diaphragma, terbagi atas beberapa lobi. Dri tiap lobi terdapat ductus hepaticus yang mengeluarkan sekresi ke yesica fellea (kantung empedu). Dari sini akan keluar ductus cysticus yang selanjutnya akan bertemu dengan ductus pancreaticus bersama membentuk ductus choledocus yang bermuara di bagian cranial duodenum.
10
4)
Pankreas Kelen jar ini ter letak antara pars ascendens dan pars descendens dar i duodenum berwarna merah muda, bersa luran yang disebut ductus pancreaticus
yang
akhirmya
bersatu
dengan
ductus
cysticus
membentuk ductus choledocus. Saluran yang terakhir itu akan menuangkan sekresinya ke duodenum (Kastawi, 1992).
5.
Si
l
p
p
( i
pi
i)
Mamalia bernapas dengan paru-paru. Mula-mula udara masuk melalui hidung yang akhirnya menu ju paru-paru dengan urutan sebagai ber ikut: a. Nares : terdapat cavum nasi k ir i dan kanan yang di batasi oleh septum nasi (sekat rongga hidung); di dalam rongga hidung ada li patan ke hidung. Lubang hidung yang belakang disebut nares poster ior. Udara yang masuk melalui nares, terus masuk ke pharynx, larynx, dan trachea.
Gambar 2. Organ pernafasan (Campbell dan R eece, 2005).
b. Pharynx : (hulu kerongkongan) c. Larynx : dihubungkan dengan pharynx oleh r ima glottitis
11
d. Episglottis : berfungsi sebagai klep yang menutup celah glottis (rima glottitis) bila menelan makanan. e. Apparatus vocalis (alat suara) : terdiri dari ligamentum vocale, alat ini terdapat di larynx. f. Trachea : tersusun dari deretan cincin-cincin tulang rawan yang disebut annulus trachealis; trachea kemudian bercabang dua (bifurcatio) menjadi bronchi dan ini tersusun dari cincin-cincin tulang rawan yang disebut annulus bronchialis. Bronchus ini bercabang-cabang lagi dalam pulmonum. g. Pulmonum : terdapat sepasang yang kiri pulmonum sinister, yang kanan pulmonum dexter. Di dalam pulmonum terdapat gelembung-gelembung alveoli yang berhubungan dengan bronchioli (merupakan cabang-cabang dari bronchus). Gelembung alveoli ini diliputi oleh kapiler darah dan disinilah terjadi pertukaran O2 dan CO2 (Kastawi, 1992).
6.
Sistem Peredaran Darah Sistem Sirkulasi
Sistem peredaran darah mamalia merupakan sistem peredaran darah tertutup, artinya darah tersebut mengalir di dalam pembuluh-pembuluh darah dengan jantung sebagai pusatnya. Alat-alat peredaran darah adalah jantung dan pembuluh- pembuluh darah. Pembuluh darah yang meninggalkan jantung disebut pembuluh nadi atau arteri; pembuluh ini bercabang-cabang lagi yang disebut cabang nadi atau arteriol. Pembuluh darah yang menuju ke jantung disebut pembuluh balik atau vena; pembuluh-pembuluh ini bercabang-cabang pula, disebut venula. Arteriol dan venula dihubungkan oleh pembuluh halus, yaitu pembuluh kapiler (Kastawi, 1992). Jantung (cor) terletak di antara kedua paru-paru, terletak di dalam rongga dada. Jantung ini terbungkus oleh suatu selaput, yang disebut selaput jantung atau perikardium. Selaput ini berlapis dua, dan rongga di antara kedua lapisan selaput ini terisi dengan cairan limfa. Rongga jantung terpisah sempurna oleh sekat membujur, menjadi rongga jantung kiri dan rongga jantung kanan. Rongga jantung yang kiri mengandung darah yang kaya akan oksigen, yaitu darah arteriil. Rongga jantung kanan berisi darah yang mengandung karbondioksida, yaitu dara h venus. Masing-masing rongga itu tersekat lagi menjadi serambi jantung dan bilik
12
jantung, yang saling berhubungan dengan ka tup atau k lep. Bilik jantung berdinding otot yang lebih tebal dar i pada dinding otot serambi. Otot-otot bilik jantung inilah yang ber tugas memompa darah (Kastawi, 1992).
Gambar 3. Alur sirkulasi darah (Campbell dan R eece, 2005).
Pembuluh nadi yang keluar dar i bilik jantung k ir i, mula-mula menu ju ke arah kepala, kemudian melengkung ke arah badan. Lengkunga n ini disebut lengkung aor ta berabang ke k ir i, ke kanan, dan ke atas. Cabang yang ke atas disebut nadi karotis k ir i, dan nadi karotis kanan. Nadi karotis ini menu ju ke arah kak i depan. Lengkung aor ta sendir i membelok se ja jar dengan tulang punggung, yang disebut nadi besar atau aor ta. Aor ta ini bercabang dua, disebut nadi usus k ir i dan nadi usus kanan (Kastawi, 1992). Dar i bilik jantung kanan, ke luar pembuluh nadi yang bercabang dua, yaitu nadi paru-paru k ir i dan nadi paru-paru kanan. Kedua nadi paru-paru ini membawa darah venus yang akan di bersihkan oleh paru-paru. Sera mbi jantung mener ima pembuluh balik dar i paru-paru k ir i dan kanan. Peredaran darah dar i bilik jantung kanan, yaitu ke paru-paru masuk seramb i jantung k ir i, disebut peredaran darah kecil (Kastawi, 1992).
13
Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh darah yang menuju ke jantung. Pembuluh balik mudah dibedakan dari pembuluh nadi karena berdinding lebih lembek. Umumnya berwarna merah tua kebiruan. Ada dua pembuluh balik yang besar yaitu yang masuk ke dalam serambi jantung kanan. Pembuluh balik yang datang dari arah kepala dan kedua kaki depan, disebut vena kaya muka. Pembuluh ini merupakan muara dari beberapa pembuluh balik, yaitu : pembuluh balik bawah selangka kiri; pembuluh balik bawah selangka kanan, yang keduanya berasal dari bagian kaki depan; serta yang berasal dari bagian kepala, yaitu pembuluh balik jugularis kiri serta pembuluh jugularis kanan (Kastawi, 1992). Pembuluh balik yang datang dari bagian tubuh belakang disebut vena kaya belakang. Vena ini sejajar dengan aorta sepanjang tulang punggung kemudian menerima darah dari pembuluh balik usus kiri, pembuluh balik usus kanan dan dari pembuluh balik ginjal kiri serta pembuluh balik ginjal kanan. Peredaran darah sejak dari bilik jantung kiri, aorta
pembuluh balik dengan vena kavanya sampai
masuk kembali ke serambi jantung kanan, disebut peredaran darah besar (Kastawi, 1992).
7.
Sistem Pengeluaran Sistem Ekskresi
Sistem pengeluaran berupa ginjal (ren), paru-paru (pulmo), hati (hepar) dan kelenjar keringat. a. Ren Tipe metanephros, sepasang, dibungkus oleh capsula renis, berbentuk seperti kacang merah, berwarna coklat. Pada penampang membujur dari ren terlihat bagian-bagian: 1) Cortex renis Lapisan yang terluar dan banyak glomeruli 2) Medulla renis Terdapat di bagian dalam kortex, bergaris-garis radial. Di bagian medulla ini terdapat saluran ekskresi dan buluh-buluh pengumpul urine yang menuju ke pyramida malphigi. 3) Pyramida Malphigi
14
Berwarna merah muda, berbentuk kerucut dengan puncak menu ju pelvis renis. 4)
Pelvis renis Suatu ruangan yang berdinding ti pis. Ur ine berada di dalamnya yang kemudian mengalir ke ureter.
Gambar 4. Struk tur Gin jal Metanefros (Campbell dan R eece, 2005).
Dua buah ren ter letak di daerah lumbalis sebelah atas per itoneum, cairan ur ine akan keluar dar i masing-masing ren ke bawah melalui pembuluh ureter ditampung sementara dalam vesica ur inar ia yang ter letak di media ventralis dar i rectum. Secara per iodik musculus dinding vesika ur inar ia berkontraksi sehingga ur ine akan keluar melalui pembuluh urethra. Pada hewan betina berakhir pada aper tura genitalis, tapi pada hewan jantan urethra berada dalam penis dan berakhir pada u jungnya. Dengan demik ian urethra pada penis merupakan jalan umum untuk ur ine dan cairan sperma. Proses pembersihan darah dalam ren adalah proses f itlrasi dan reabsorbsi selek tif (Kastawi, 1992). b. Ureter Sepasang, warnanya agak pucat, membawa ur ine dar i ren ke vesika ur inar ia. c. Vesika Ur inar ia Terdapat ventral ke rectum d. Urethra
15
Membawa ur ine ke luar ke ductus urogenetalis, pada yang jantan urethra lebih pan jang dar i yang betina. e. Glandula suprarenalis Sepasanag,
berwarna
kuning,
ter letak
medio
ventral
dar i
metanephros/ren. Kalau glandula suprarenalis di belah, terdapat 2 bagian: 1) Bagian cor tex, lapisan luar bergar is-gar is madial, fungsinya menghasilkan zat-zat endokr in 2) Bagian medulla, merah tua, fungsinya menghasilkan hormon andrenalin (Kastawi, 1992).
Gambar 6. Struk tur nefron gin jal (Campbell dan R eece, 2005).
8.
Si
i
(Si
p
i)
Pada mamalia umumnya fer tilisasi ter jadi di dalam tubuh. Zygote berkembang dan di besarkan di dalam kandungan sampai lahir. Pada hewan jantan terdapat sepasang testis yang ter letak dalam scrotum yang merupakan per luasan kulit ganda dar i rongga abdomen di sebelah bawah atau muka anus. Antara rongga scrotum dan abdomen terdapat saluran penghubung yang disebut canalis inguinalis. Dar i masing-masing testis ( jamak : testes) sperma dikumpulkan melalui pembuluh epidydemis terus ke saluran sperma atau vasa deferensia. Saluran ini bersama-sama pembuluh darah dan syaraf pada cana lis inguinalis
16
membentuk funiculus spermaticus masuk dalam rongga abdomen. Kedua vasa deferensia pada akhirnya masuk dasar urethramembentuk saluran umum urogenatalis melalui alat kopulasi penis yang akan mentransfer sperma ke dalam vagina hewan betina pada waktu kopulasi. Di samping itu juga terdapat dua kelenjar, yakni glandulae prostata yang terletak sekitar dasar urethra dan glandulae bulbo urethralis atau glandula Cowper yang terletak juga pada sekitar urethra pangkal penis. Kelenjar-kelenjar itu mengeluarkan zat yang sifatnya memudahkan dalam transfer sprema. Beberapa jenis mamalia memiliki glandulae vesicalis dan glandulae inguinalis yang terletak pada pangkal penis; kelenjar itu mengeluarkan getah berbau yang merangsang hewan betina, untuk bercumbu. Di bagian luar, alat kelamin jantan sebagai berikut : a. Penis ini terjadi dari: 1) Corpus cavernosum penis : sepasang, di kanan kiri, mempunyai rongga yang dapat diisi oleh darah. 2) Corpus cavernosum urethrae : berjalan di bawah corpus cavrenosum penis, berakhir di ujung sebagai glans penis (kepala penis); di ujungnya mempunyai lubang yang disebut orificum urethrae externa. Penis mempunyai kulit yang diujungnya lepas (tidak menempel) yang dapat ditarik ke belakang dan dinamakan praeputium. Pada waktu copulatio darah yang dialirkan oleh arteria dalam penis lebih cepat dari pada darah yang dialirkan daripenis ke vena, sehingga penis jadi tegang (erectio) (Kastawi, 1992). Hewan betina memiliki dua ovari yang terletak di belakang ren. Sebelah lateral dari masing-masing ovarium terdapat pembuluh ostium yang selanjutnya berhubungan dengan saluran silindris oviduct (tuba Falopii). Kedua oviduct itu membentuk saluran yang berdinding tebal yang disebut uterus. Beberapa jenis mamalia masing-masing oviduct menggabungkan diri menjadi satu rongga. Dari uterus itu terjulur saluran vagina yang terletak antara vesica urinaria dan rectum dan berakhir pada muara urogenitalis. Dibagian luar, alat kelamin betian sebagai berikut: a. Vagina ; tempat uterus bermuara, bersama-sama dengan urethra membentuk ductus urogenitalis (sinus urogenitalis sive vestibulum vaginae)
17
b. Vulva : muara dari ductus urogenitalis, di sebelah luar, di kiri kanannya dibatasi oleh labium majora dan labium minora; pada pertemuan antara labium majora dan labium minora terdapat clitoris. c. Clitoris : kecil, organ ini homolog dengan penis terdiri dari: 1) Corpus spongiosum : berakhir pada glans clitoridis (ujung clitoris), pada ujung clitoris terdapat liptan kulit yaitu praeputium 2) Corpus cavornosum clitoridis (Kastawi, 1992).
9.
Sistem koordinasi Mamalia memiliki sistem saraf yang lebih komplek dari pada hewan-
hewan sebelumnya. Sistem saraf terdiri atas : sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi (Kastawi, 1992). a. Sistem nervorum central (sistem saraf pusat). Sistem saraf pusat terbagi menajdi dua adalah encephalon (otak) dan medulla spinalis (sumsum tulang belakang). Sistem nervorum c entral memiliki tugas untuk mengolah informasi yang masuk. Otak depan untuk pembau, otak tengah untul melihat, dan otak belakang untuk mendengar. Secara proporsional encephalon adalah lebih besar bila dibandingkan dengan kelaskelas sebelumnya. Seluruh bagian dari encephalon mudah dilihat, yang terdiri dari cerebrum (otak besar) dan cerebellum (otak kecil). Cerebrum memiliki permukaan yang berlekuk-lekuk yang disebut sulci, sebagai parit-parit yang masuk ke dalam gyri. Permukaan yang berlekuk-lekuk ini bertujuan untuk memperluas permukaan cerebrum, dengan membutuhkan tempat yang sedikit (Kastawi, 1992). Dibagian bawah cerebrum terdapat tonjolan ke arah depan yang disebut dengan lobus olfactorius, yang berfungsi sebagai saraf pembau. Cerebrum ini terbagi menjadi dua yaitu, lobus frontalis dan lobus parietalis (muka dan belakang). Pada bagian belakang cerebrum terdapat sepasang cerebellum (otak kecil), yang permukaannya juga berlekuk-lekuk. Kedua belahan cerebellum ini dipisahkan oleh vernis. Pada bagian bawah vernis ini terdapat jembatan varol (Kastawi, 1992).
18
Gambar 7. Sistem syaraf pusat dan sistem saraf tepi (Campbell dan R eece, 2005).
b. Sistem nervorum per iforum (sistem saraf tepi). Sistem nervorum per ifor ium memilik i fungsi untuk mengumpulkan informasi yang dalam bentuk rangsang listr ik (impul) dar i berbagai organ dalam dan luar untuk disampaikan pada saraf pusat. Juga membawa impuldar i pusat saraf menu ju pusat metor ik tubuh (Kastawi, 1992).
Gambar 8. Struk tur otak mamalia (Campbell dan R eece, 2005).
19
D. Klasifikasi
Menurut Sukiya (2003), Mamalia dibagi menjadi tiga sub-kelas, yaitu Prototheria, Allotheria, dan Theria. Pada sub-kelas Prototheria ini dibagi menjadi dua ordo, yaitu ordo Monotremata dan Ornithorhynchidae. Pada sub-kelas Allotheria dibagi menjadi dua ordo pula, yaitu Multituberculata dan Triconodata. Sedangkan pada sub-kelas Theria dibagi menjadi tiga infrakelas, yaitu (1) infrakelas Pantotheria yang dibagi menjadi dua ordo, yakni ordo Pantotheria, dan Symmetrodonta; (2) infra kelas Metatheria yang dibagi menjadi ordo Marsupialia yang memilik sembilan famili; dan (3) infrakelas Eutheria, yang dibagi menjadi enam belas ordo, yakni ordo Insectivora, Dermoptera, Chiroptera, Primates, Edentata, Philodota, Lagomorpha, Rodentia, Cetacea, Carnivora, Pinnipedia, Tubulidentata, Hyracoidea, Sirenia, Perissodactyla, dan Artiodactyla. Dalm makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai ordo Monotremata, Carnivora, Chiroptera, Dermoptera, dan Insectivora.
1. Sub-kelas Prototheria
Adapun ciri-ciri dari sub-kelas Prototheria dalam Storer dan Usinger (1957), antara lain: a. Tidak memiliki pinna didalam telinga. b. Hanya ada gigi pada saat baru dewasa dengan paruh bertanduk. c. Kloaka adalah berada di uterus dan terbukanya sinus urinogenital. d. Kelenjar susu tanpa putting susu. e. Memiliki otot dada besar mengelilingi tulang coracoids dan interclavicles. f.
Memiliki panggul mengelilingi tulang epipubic memperpanjang dari tulang pinggul.
g. Ruas-ruas tulang belakang tanpa epiphyses. h. Tulang rusuk hanya memiliki sepasang hoad, tuberculum tidak ada. i.
Terdapat tulang t engkuk.
j.
Didalam tengkorak, tympanic dan lacrimals tidak ada;jugal berkurang.
k. Tidak terdapat tubuh badan callosum didala m otak. l.
Selaput telinga adalah proses sederhana dari sacculus da n tanpa bergulung.
20
m. Testes abdominal. n. Betina merupakan oviparous. o. Ditemukan di Australia, Tasmania dan New Guinea. Contoh dari sub-kelas ini adalah ordo Monotremata. Monotremata merupakan mamalia yang paling primitif. Ordo ini terdiri dari tiga spesies, yaitu Platypus (Ornithorhynchus) dan dua Echidnas (Tachyglossus and Zaglossus).
Gambar 8. Spesies dari ordo Monotremata (http://www.enchantedlearning.com/subjects/mammals/monotreme/Monotremepri ntout.shtml)
2.
Subklas Theria
Storer dan Usinger (1957), menyebutkan ciri-ciri umum dari sub-kelas Theria, antara lain: a. Mencakup binatang berkantung dan mamalia placental. b. Pendengaran selalu dengan pinna eksternal. c. Gigi juga selalu ada pada saat mudah dan dewasa. d. Tanpa kloaka. e. Kelenjar susu terdapat puting susu. f.
Testes biasanya didalam kantong scrotal.
21
g. Vasa deverentia dan trebukanya kandung kemih melaui uretra kasar didalam penis. h. Terbukanya ureter didalam pusat kandung kemih. i.
Terbukanya oviduct didalam vagina.
j.
Betina merupakan vivipar.
Infraklas II- Eutheria
Adapun
ciri-ciri
umum
dari
Infrakelas
ini
dalam
(Storer
dan
Usinger,1957), antara lain: 1) Marsupium ( kantong perut ) adalah seluruhnya tidak ada. 2) Kelenjar susu berkembang baik dengan nipples. 3) Tulang epipubic tidak ada. 4) Dua Tulang rusuk menunjang bagian kepala, tuberculum dan capitulum. 5) Tanpa kloaka. 6) Corpus callosum tidak ada. 7) Organ urinogenital terbuka bebas dari rectum. 8) Testes biasanya mengandung scrotal sa cs. 9) Vagina dalah satu. 10) Viviparous. 11) Pada saat mudah selalu memberi makan pada suatu waktu didalam uterus dari placenta allantoic dan menuju kejalan selanjutnya yang relativ.
a. Ordo Insectivora
Hewan ini umumnya memiliki ciri-ciri, antara lain: 1. Hewan kecil dan berbulu lembut. 2. Hidung biasanya panjang meruncing. 3. Kaki biasanya lima jari dengan cakar, jari dalam tidak berlawana n. 4. Gigi tajam dan runcing. Rumus gigi: i 3/3, c 1/1, p 4/4, m 3/3. 5. Plasenta discoidal. 6. Nokturnal dan terestrial. Contoh:
E rinaceus,
Paraechinus (Hedgehog), Scapanus, Talpa (Mole),
Sorex, E chinosorex (Shrews).
22
Gambar 9. Talpa (http://cas.bellarmine.edu/tietjen/RootWeb/Insectivora.jpg)
b. Ordo Dermo tera
Adapun ciri-cirnya dalam Storer dan Usinger (1957), antara lain: 1. Umumnya diketahui sebagai ³lemur terbang´. 2. Membran direntangkan diantra depan dan belakang lengan dan juga diantara kepala dan bagian depan lengan dan diantara ekor dan lengan belakang. 3. Gigi seri 2/3. 4. Nokturnal pada kebiasaannya. Contoh: Galeopithecus
Gambar 10.
Galeopithecus
(http://www.uta.edu/biology/restricted/dermopt.jpg)
c. Ordo Chiro tera
Adapun ciri-cirinya dalam Storer dan Usinger (1957), antara lain: 1. Umumnya diketahui sebgai ³lemur terbang s ejati´. 2. Lengan bagian depan termodifikasi untuk terbang. 3. Jari kedua dan keenam diperpanjang, mendukung sayap atau membran terbang.
23
4. Lengan belakang lemah dan mempunyai cakar pada jari. Cakar tajam dan keriting. 5. Mata kecil dan daya penglihatannya lemah. 6. Telinga mempunyai pinna yang besar. 7. Gigi tajam. Rumus gigi: i 2/3, c 1/1, p 3/3, m 3/3. 8. Tulang dada mempunyai lunas. 9. Sebagian basar nokturnal pada kebiasaannya.
Subordo I-Megachiro tera
Adapun ciri-cirinya, antara lain: 1. Kelelawar pemakan buah besar dan juga diketahui sebagai ³rubah terbang´. 2. Hidung panjang dan tanpa cuping hidung. 3. Ibu jari dan jari kedua adalah cakar. 4. Tidak mempunyai ekor. 5. Rumus gigi: i 2/2, c 1/1, p 3/3, m 2/3. 6. Mereka hidup dalam kelompok dan tidur pada siang hari di dahan pohon, kepala yang menggantung ke bawah dengan sayap yang dilipat. 7. Makanan terutama terdiri dari buah-buahan, contohnya buah ara dan jambu biji. Contoh: Pteropus, Xanthorpyia, Cynopterus.
Gambar 11. Cynopterus (Sumber: Dokumen pribadi)
24
Subordo II-Microchiro tera
Adapun ciri-cirinya, antara lain: 1. Kelelawar pemakan serangga kecil. 2. Hidung pendek biasanya tanpa cuping hidung. 3. Hanya ibu jari yang bercakar. 4. Ekor, jika ada, melekat pada sayap. 5. Molar dengan gigi taring bermahkota dengan lekukan transversal. 6. Nokturnal dan biasanya gregareous pada kebiasaannya. 7. Selama siang hari, mereka menggantung dengan cakar belakang pada cabang pohon atau celah bebatuan, dalam gua atau bangunan yang ambruk dengan kepala di bawah. Contoh:
M agaderma,
Rhinolophus, Desmosus,
ptesicus E
(kelelawar
coklat).
d. Ordo Carnivora
Adapun ciri-cirinya secara umum dalam Storer dan Usinger (1957), antara lain: 1. Kecil atau quadrepels, terestrial, aboreal, atau aquatik. 2. Secara umum gigi tajam dan pinggirnya memotong dan gigi taring berkembang dengan baik. Gigi seri kecil dan selalu berjumlah 3 pada setiap sisi pada setiap rahang. 3. Jari kaki atau jari tangan tidak pernah kurang dari empat dan kuat serta berkuku tajam. 4. Forsa sementara terbuka di sa mping. 5. Selaput bulla adalah besar dan mengelilingi. 6. Klavisikel tidak lengkap atau tidak ada. 7. Di dalam skofoid tangan dan tulang lunar selalu menyatu. 8. Perut selalu sederhana, usus besar, jika ada selalu kecil. 9. Otak telah berkembang dengan baik da n belahannya berbelit dengan baik. 10. Mammae berhubungan dengan perut. 11. placenta deciduate dan zonary.
25
Subordo Fissi edia
Adapun ciri-cirinya, antara lain: 1. Gigi seri selalu berjumlah enam pada setiap rahang dan kurang berkembang dalam berbagai hal. 2. Gigi taring selalu besar dan kuat. 3. Premolar berakhir pada rahang bawah yang disebut dengan carnassial atau gigi sctorial dan yang terakhir dua geraham yang merupakan gigi penghancur. 4. Selaput bulla kadang-kadang mengembang. 5. Rahang bawah memiliki proses coronoid yang tinggi dan condyle yang memperpanjang transversely. 6. Klavisikel sellau kecil dan kadang-kadang belum sempurna atau terkadang tidak ada. 7. Jumlah jari terbanyak berjumlah lima dan tidak pernah kurang dari empat. Semua jari terpisah dan memiliki kuku. Contoh : Panthera leo (Singa), Panthera tigris (Harimau), Prionahirus bengalensis (Mangoose), Hyaera, Canis (Serigala), Vulpes (Rubah), dll.
A
B
26
C
D
E Gambar 12. Ordo Carnivora: A. Jaguar, B. Hari mau Putih, C. Harimau Sumatra, D. Singa, dan E. Kucing (Sumber: Dokumen pribadi)
Subordo II ± Pinni edia
Adapun ciri-ciri umumnya, antara lain: 1. Merupakan anggota karnivora. 2. Bagian terlebar dari tubuh tertutupi oleh kulit tubuh dan selaput secara lengkap pada tangan dan kaki. 3. Kuku tereduksi dan jari berta mbah jumlahnya. 4. Ekor sangat pendek dan digunakan untuk berenang. 5. Bagian dalam telinga kecil atau menghilang. Contoh : Otario jubata (Singa laut), Trichecus (Beruang laut), Phoca (Anjing laut).
27
E. Manfaat
Kehidupan Mamalia yang satu dengan mamalia yang lain sering merupakan hubungan yang saling ketergantungan satu sama lain. Demikianpun kaitannya Mamalia ini dengan hewan-hewan lainnya bahkan dengan tumbuhan. Kenyataan bahwa harimau memakan rusa dan rusa memakan rerumputan. Banyak juga mamalia pemakan buah-buahan tertentu dan menyebarkan bijinya, kemudian biji tanaman tersebut bisa tumbuh di tempat tertentu. Jadi kehadiran mamalia di suatu ekosistem tertentu kelihatannya sangat penting untuk keseimbangan lingkungan hidup (Kastawi, 1992). Bagi kehidupan manusia, mamalia ini sangat banyak manfaatnya, antara lain: di beberapa daerah (terpencil) hewan-hewan tertentu dipergunakan sebagai transportasi (kuda, sapi, kerbau, unta), anjing digunakan untuk menjaga rumah, untuk melacak penjahat dan sebagainya. Serta banyak pula hewan-hewan yang diternakkan untuk dimanfaatkan dagingnya dan air susunya sebagai sumber protein hewani (Kastawi, 1992).
BAB III
28
PENUTUP
1. Kesim ulan y
Mamalia hidup di bumi dengan persebaran yang luas. Habitatnya ada yang di darat, laut, udara, air tawar.
y
Secara morfologi, struktur tubuhnya tertutup oleh rambut. Tangannya dua dan kakinya juga 2. Kemudian memiliki kelenjar mamae.
y
Secara anatomi tubuhnya, strukturnya paling maju dibanding kelas sebelumnya. Dimana ruang jantungnya terdiri atas empat ruang dengan sekat yang sempurna, dan pernapasannya dengan paru-paru. Serta ia beranak (vivipar).
y
Klasifikasinya dibagi menjadi tiga sub-kelas, yaitu Prototheria, Allotheria dan Theria. Dimana ketiganya masih dibagi menjadi beberapa ordo.
y
Manfaat dari mamalia ini bermacam-macam, diantaranya sebagai hewan ternak, makanan, hewan lindung, dan lain-lain.
2.
Saran y
Hendaknya sebelum melakukan proses pembelajaran mahasiswa telah mengetahui lebih dahulu dan mengenal nama hewan-hewan yang akan dipelajari.
y
Hendaknya proses pembelajaran dilakukan seefektif mungkin supaya diperoleh hasil maksimal.
29