MAMALIA LAUT ZONA OSEANIK Makalah ini diajukan untuk untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Laut
Disusun oleh:
Andri Nur Azizah
230210120006 230210120006
M. Faadhil Novianto 230210120021 230210120021 Widi Nugraha
230210120046 230210120046
M. Soffa Firdaus
230210120056 230210120056
Najib Wa‟dallah Wa‟dallah
230210120067
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Ekosistem laut atau disebut juga ekosistem bahari merupakan ekosistem yang terdapat di perairan laut, terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang surut. Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut. 1. Memiliki salinitas tinggi, semakin mendekati khatulistiwa semakin tinggi. 2. NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%. 3. Iklim dan cuaca tidak terlalu berpengaruh pada ekosistem laut. 4. Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman. Ekosistem laut juga berperan penting bagi lingkungan di daratan. 50% oksigen yang dihisap organisme di daratan berasal dari fitoplankton di lautan. Habitat pantai (estuari, hutan bakau, dan sebagainya) merupakan kawasan paling produktif di bumi. Ekosistem terumbu karang menyediakan sumber makanan dan tempat berlindung bagi berbagai jenis organisme dengan keanekaragaman hayati tingkat tinggi di lautan. Ekosistem lautan pada umumnya memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi sehingga diperkirakan memiliki ketahanan yang baik terhadap spesies invasif. Namun beberapa kasus yang melibatkan spesies invasif telah ditemukan dan mekanisme yang menentukan kesuksesan spesies invasif ini belum dipahami secara pasti. Laut merupakan wilayah yang sangat luas, lebih kurang dua pertiga dari permukaan bumi. Wilayah ekosistem laut sangat terbuka sehingga pengaruh cahaya Matahari sangat besar. Daya tembus cahaya Matahari ke laut terbatas, sehingga ekosistem laut terbagi menjadi dua daerah, yaitu daerah laut yang masih dapat ditembus cahaya Matahari, disebut daerah fotik, daerah laut yang gelap gulita, disebut daerah afotik. Di antara keduanya terdapat daerah remangremang cahaya yang disebut daerah disfotik. Berdasarkan jarak dari pantai dan kedalamannya ekosistem laut dibedakan menjadi zona litoral, neritik, dan oseanik. Secara vertikal kedalaman dibedakan menjadi epipelagik, mesopelagik, batio pelagik, abisal pelagik, dan hadal pelagik.
1.2
Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah apa yang dimaksud dengan mamalia laut, morfologi dan jenisnya, cara hidup, cara makan, migrasi dan reproduksi.
1.3
Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah 1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu mamalia laut zona oseanik 2. Mahasiswa mengetahui cara hidup, morfologi dan jenis-jenis serta cara reproduksi, dan migrasi dari mamalia zona oseanik.
BAB II ISI 2.1
Zona Oseanik
Zona oseanik merupakan bagian dari ekosistem laut di mana pada zona ini merupakan daerah laut terbuka yang tidak dapat ditembus oleh cahaya sinar matahari jadi bisa dipastikan kondisinya cukup gelap dan suhunya yang rendah.Akibatnya bagian air dipermukaan tidak dapat bercampur dengan air dibawahnya, karena ada perbedaan suhu. Batas dari kedua lapisan air itu disebut daerah Termoklin. Berdasarkan kedalamnnya, dibedakan menjadi zona batial (200-400 meter), zona Abisal (400-1000 m), dan zona Hadal (10.000-dasar).
Pembagian zona laut (sumber: http://id.wikipedia.org)
2.2
Mamalia Laut
Mamalia laut adalah mamalia yang hidup di lingkungan laut sesuai dengan kemampuan adapatasi fisiologisnya. Menurut para ahli, semua mamalia laut asalnya dari darat, tetapi berevolusi agar dapat beradaptasi dengan lingkungan lautan. Secara garis besar mamalia laut digolongkan kedalam dua kelompok besar yaitu Cetaceans (paus, lumba-lumba, pesut). Dan Pinnipeds (singa laut). Akan tetapi ordo yang dominan menghuni lautan zona oseanik adalah ordo Cetacean
Skema pembagian Ordo Mamalia Laut Secara Garis Besar Mamalia Laut
Pinnipeds
Cetaceans
Archaeoceti
2.2.1
Mysticeti
Odontoceti
Klasifikasi dan morfologi Cetacea
Lumba-lumba, paus dan pesut merupakan mamalia laut yang termasuk dalam ordo Cetacea, yang mempunyai 3 (tiga) sub-ordo yaitu Archaeoceti, Mysticeti dan Odontoceti. Saat ini hanya sub-ordo Odontoceti dan Mysticeti yang masih ada dibumi, sedangkan sub ordo Archaeoceti sudah punah. Paus baleen adalah anggota dari sub-ordo Mysticeti, Klasifikasi dari ordo Cetacea menurut (Jefferson et al. 1993). Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Cetacea Suborde : Odontoceti, or Mysticeti, or Archaeoceti Hewan-hewan dari ordo Cetacea adalah hewan menyusui yang sepanjang hidupnya ada di perairan dan telah melakukan berbagai adaptasi untuk kehidupan di lingkungan ini. Tubuhnya berbentuk seperti torpedo (streamline) tanpa sirip belakang. Sirip depannya mengecil dan memiliki sebuah ekor horisontal yang kuat untuk bergerak seperti baling-baling perahu. Lubang hidungnya (blowhole) berubah menjadi lubang peniup pada bagian atas kepalanya. Lubang ini berguna untuk pernapasan pada saat hewan itu berenang di permukaan air. Morfologi mamalia laut dari ordo Cetacea seperti terlihat dalam Gambar
Morfologi mamalia laut Sumber : (https://www.google.com/search?q=morfologi+ordo+cetaceans)
Carwadine et al. (1997) menerangkan ciri-ciri umum yang terdapat pada Cetacea yaitu mereka memiliki bentuk bagian tubuh yang berbeda dengan kebanyakan mamalia yang lain. Kebanyakan mamalia memiliki lubang hidung yang menghadap ke depan, tetapi Cetacea memiliki lubang hidung diatas kepala. Lebih ke belakang, terdapat cekungan di samping kepala yang merupakan posisi dari kuping namun tidak terdapat daun telinga. Cetacea memiliki leher yang pendek, tidak fleksibel dan pergerakan kepala yang terbatas. Di belakang kepala terdapat lengan depan yang berbentuk seperti sirip tanpa jari dan lengan. Bentuk seperti ikan yang terdapat pada bagian tubuh Cetacea adalah sirip dorsal dan sirip ekor (fluks). Sirip dorsal berguna untuk kestabilan dan pengaturan panas tubuh. Pada beberapa spesies, sirip dorsalnya kecil atau bahkan tidak dijumpai sama sekali. Fluks horizontal terdapat di ujung ekor dan ditunjang hanya dibagian tengah oleh bagian akhir tulang ekor (tulang belakang), dan bagian lainnya terdiri dari jaringan non tulang. Menurut Reseck (1998), satu perbedaan mendasar antara ikan dan Cetacea adalah dari bentuk tubuh yaitu pada ekor, dimana ekor mamalia adalah horinzontal dan ketika berenang bergerak keatas dan kebawah dan dikombinasikan dengan sedikit gerakan memutar, sedangkan pada ikan ekornya berbentuk vertikal dan bergerak dari sisi ke sisi ketika berenang. Cetacea termasuk kedalam golongan hewan berdarah panas, sebagian besar energi tubuhnya dihabiskan untuk menstabilkan suhu tubuhnya. Rambut atau bulu pada mamalia laut berkurang atau bahkan menghilang, hal tersebut berhubungan dengan adaptasi mengurangi hambatan dalam pergerakan. Untuk kestabilan suhu, Cetacea memiliki lapisan lemak dibawah kulitnya. Fungsi lapisan lemak tersebut untuk mempertahankan kondisi tubuh tetap pada suhu 360-370C, walaupun hidup pada lingkungan dengan suhu kurang dari 250C dan mungkin dibawah 100C. Lemak terdapat pula di bagian lain dari tubuh, pada organ seperti hati, jaringan otot dan didalam tulang dalam bentuk minyak, dengan jumlah sekitar 50 % dari berat tubuhnya (Evans 1987).
2.2.2
Jenis-jenis ordo Cetaceans
a. Paus Biru (Blue whale)
Paus Biru adalah mamalia berdarah panas, bernafas dengan paru-paru, melahirkan dan menyusui anaknya. Mamalia laut ini mempunyai ukuran berat dan volume yang luar biasa.Paus biru dalam bahasa Inggris sering disebut sebagai Blue Whale, Pygmy Blue Whale, Sibbald‟s Rorqual, Sulphur -bottom Whale. Sedangkan dalam bahasa latin, paus biru dinamai Balaenoptera musculus.Linnaeus memberi nama paus biru dengan nama genus yang berasal dari kata Latin balaena yang berarti “paus” dan kata Yunani pteron yang berarti “sirip” atau “sayap.” Nama spesiesnya, musculus, adalah kependekan kata Latin mus yang berarti “tikus”. Kata “musculus” bisa juga diartikan sebagai “otot”.Paus Biru (Balaenoptera musculus) adalah mamalia laut yang masuk kedalam subordo Paus Balin. Paus biru mempunyai tubuh panjang dan lonjong dengan panjang tubuh mencapai 33 meter dan berat (massa) mencapai 181 ton atau lebih. Dengan ukurannya ini paus biru dipercaya sebagai hewan terbesar yang pernah ada di dunia.
Sumber : (https://www.google.com/search?q=paus+biru) b. Paus Sperma (Physeter macr ocephal us )
Dinamakan paus sperma ( Physeter macrocephalus) karena didalam tubuh paus tersebut terdapat suatu organ yg disebut spermaceti. Spermaceti (berasal dari Yunani, sperma berarti benih, dan Latin cetus berarti paus) yg kadang-kadang keliru disebut parmaceti adalah zat lilin yg terdapat dalam rongga kepala paus sperma. Paus sperma diburu untuk spermacetinya, zat yang ditemukan di kepala mereka yang digunakan untuk produksi parfum, lilin, dan salep. Spermaceti diekstrak dari minyak sperma dengan kristalisasi pada suhu 6° C. Spermaceti membentuk kristal putih yang keras tapi berasa berminyak saat disentuh, dan tanpa rasa atau bau, sehingga sangat berguna sebagai bahan dalam kosmeti k, Leatherworking, dan pelumas. Zat ini juga digunakan dalam pembuatan lilin dengan nilai fotometrik standar, dan sebagai eksipien farmasi, seperti salep.
2.3
Tingkah laku (habit)
Mamalia laut melakukan berbagai macam gerakan dan tingkah laku yang berhubungan dengan kehidupannya. Tingkah laku mamalia laut ini sangat beragam, mulai dari yang sangat jelas terlihat sampai yang sangat jarang dilakukan, namun dapat dipelajari beberapa jenis tingkah laku dari Cetacea sehingga bisa mengartikan tingkah laku tersebut. Paus dan lumba-lumba sering kali melakukan aktivitas melompat ke udara dengan kepala terlebih dahulu dan menjatuhkan diri kembali ke air. Aktivitas ini disebut dengan istilah breaching. Aktivitas breaching ini masih merupakan misteri namun terdapat beberapa alasan yaitu sebagai suatu tanda, menghilangkan parasit yang menempel pada tubuh mamalia tersebut, unjuk kekuatan, sekedar kesenangan dan suatu bentuk komunikasi pada kelompok mereka (Carwadine 1995). Disamping itu aktivitas lainnya adalah bowriding. Carwadine (1995) menjelaskan bahwa bowriding adalah aktivitas berenang yang dilakukan Paus dan lumba-lumba mengikuti gerakan ombak yang terjadi akibat gerakan kapal dan mengikuti kapal tersebut. Aktivitas ini merupakan salah satu bentuk permainan yang dilakukan oleh paus dan lumba-lumba. Spyhop adalah gerakan memunculkan kepala ke permukaan air. Gerakan ini berfungsi untuk mengamati keadaan disekitarnya karena jarak pandang di udara lebih jauh dibandingkan di dalam air (Carwadine et al. 1997). Sementara aktivitas lainnya adalah gerakan mengangkat fluks atau ekor tersebut ke dalam air yang disebut dengan lobtailing. Diduga hal ini berkaitan dengan agresifitas lumba-lumba dan paus dengan salah satu cara berkomunikasi (Carwadine 1995). Paus dan lumba-lumba sering kali berdiam di suatu tempat pada permukaan perairan sehingga sering dilihat dari kapal, badan mamalia laut ini terlihat seperti sebongkah kayu.
2.4
Cara Berenang
Penghuni terbesar lautan adalah ikan paus. Jenis ikan paus yang dikenal sebagai “ikan paus biru” mempunyai berat lebih dari 150,000 kilogram dan panjangnya lebih dari 30 meter. Untuk bisa lebih membayangkan ukuran ikan paus ini, coba lihat bangunan bertingkat lima, ikan paus biru panjangnya sama dengan tinggi bangunan tersebut. Sement ara itu, ingat bahwa berat ikan paus sama dengan berat 25 sampai 30 ekor gajah. Baiklah, bagaimana seekor ikan raksasa dapat menyelam hingga kedalaman 800 – 1000 meter dan kembali ke permukaan dengan mudah? Sebagai contoh, bayangkan sebuah kapal dengan bobot 150 ton dan panjang 30 meter. Jika kapal itu tenggelam ke dasar laut sedalam 1000 meter, akan membutuhkan operasi besar-besaran selama bertahun-tahun untuk
mengangkatnya kembali. Namun seekor paus dapat muncul ke permukaan dalam waktu 15 – 20 detik. Karena tulang ikan paus terbuat dari bahan berongga yang terisi minyak, ia dapat dengan mudah mengapung di permukaan air. Ikan paus juga sangat terampil menyelam. Tubuhnya sangat tahan terhadap tekanan yang tinggi di kedalaman air laut. Oksigen yang mengalir dalam darah dan otot-ototnya bercampur dengan zat-zat kimia memberinya tenaga saat di dalam air atau saat tidak bernafas. Paus mempunyai sistem sirkulasi yang khas yang dapat mengalirkan darah secara langsung dari organ menuju otak. Melalui cara ini, sampai saat ikan paus muncul di permukaan air untuk bernafas, ia tetap dapat mengirim oksigen di dalam tubuhnya secara langsung ke otak, organ yang paling membutuhkan oksigen.Melalui cara ini ikan paus dapat tetap berada di bawah laut selama kurang lebih 15 – 20 menit tanpa bernafas. Selain itu, tidak seperti manusia, ikan paus tidak menderita „bend ‟ (kejutan) ketikan muncul secara cepat ke permukaan air.Kalian mungkin akan bertanya apa itu „bend‟. „Bend‟ adalah rasa sakit akibat penurunan tekanan di sekitar kita secara tiba-tiba. Saat penyelam ingin menyelam jauh ke dalam air, mereka berhenti sejenak di kedalaman tertentu dan menyesuaikan tubuhnya dengan tekanan di sekitarnya agar tidak terpengaruh oleh perubahan tekanan air. Cara ini membuat mereka mampu menyelam sangat dalam secara perlahanlahan. Tapi ingat mereka perlu berhenti dan beristirahat pada jarak tertentu selama mereka kembali ke permukaan air. Jika tidak, pembuluh darah penyelam akan sakit atau pecah yang dapat mengakibatkan kematiannya. Ikan paus tidak mempunyai masalah tersebut. Ikan laut dapat hidup di lautan seperti halnya manusia yang dapat hidup di daratan. Kalian mungkin tahu bahwa ikan paus menyemburkan air dari lubang di atas kepalanya. Paus menggunakan hidungnya hanya untuk bernafas. Banyak orang berpikir bahwa ikan paus hanya menyemburkan air dari lubang tersebut. Yang benar adalah, ikan paus melepaskan udara dari dalam paru-parunya. Karena udara ini mengandung uap air dan suhunya lebih panas daripada udara luar, ini tampak sebagai air dari kejauhan. Badan ikan paus biasanya berbentuk seperti torpedo dan sangat cocok untuk berenang dalam air. Sementara itu jika kebanyakan ikan ekornya tegak lurus dengan permukaan air, ekor ikan paus melintang dan sejajar dengan permukaan air. Dengan ekor seperti ini, ikan paus mampu mendorong dirinya ke depan di dalam air. Dibawah kulit ikan paus ada lapisan lemak yang tebalnya sekitar 50 centimeter. Fungsi lapisan lemak ini untuk menjaga suhu tubuhnya agar tetap sekitar 34 – 37 derajat celcius Pada bagian ini, mungkin berguna untuk mengingatkan kalian tentang hal berikut: berkebalikan dengan dugaan orang kebanyakan, ikan
dan ikan lainnya tidak minum air
laut karena air garam berbahaya bagi mereka. Karena itulah mereka mencukupi kebutuhan airnya dari makanan yang ditelannya. Setiap tahun di bulan Desember dan Januari, paus abu-abu berpindah dari Laut Utara ke pantai selatan Amerika Utara dan sampai di California. Tujuan mereka berpindah ke air yang lebih hangat adalah untuk melahirkan bayinya. Yang menarik adalah ikan paus betina yang hamil tidak makan apapun sepanjang perjalanan mereka, karena ia sama sekali tidak membutuhkannya. Selama hari-hari panjang musim panas, ia telah banyak makan dari laut yang subur di Utara, karenanya ia telah menyimpan cukup tenaga untuk perjalanan yang panjang. Setelah ikan paus betina mencapai pantai di Meksiko barat, ia segera melahirkan bayinya. Bayi ikan paus menyusu induknya dan menyimpannya sebagai lemak sebanyak mungkin. Persiapan ini membuat mereka kuat untuk berpindah kembali, yang dimulai di bulan Maret. Seperti mamalia lainnya, ikan paus juga menyusui anaknya. Tapi bayi ikan paus tidak menyusu induknya karena mereka beresiko menelan air laut. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, air laut berbahaya bagi ikan paus. Yang menarik, seperti halnya ikan lumbalumba,ada otot yang mengelilingi kelenjar susu ikan paus betina. Ketika ikan paus menggerakkan otot ini, tekanan yang dihasilkan membuat induk tersebut mampu menyemprotkan air susu langsung ke dalam mulut bayinya. Air susu ikan paus berbeda dengan yang biasa kita kenal. Bentuknya hampir seperti padatan dan sangat berlemak. Karena wujudnya seperti itu, air susu tersebut tidak dapat tercampur dengan air laut. Zat yang diminum – atau lebih tepatnya dimakan – bayi ikan paus tersebut akan terlarut di dalam perut. Makanan yang terlarut ini juga mengandung air yang dibutuhkan oleh bayi ikan paus. Lapisan berminyak, yang tembus pandang menutupi mata ikan paus untuk melindunginya dari berbagai efek yang membahayakan dari air laut. Ikan paus mempunyai indera peraba dan pendengaran yang tajam. Ia mengetahui arah di dalam air dengan mengikuti gema suara yang dibuatnya. Cara kerja indera tersebut mirip dengan radar. Sesungguhnya, keistimewaan ikan paus ini menjadi ilham bagi pembuatan radar. Para ilmuwan mempercayai bahwa suara-suara yang ditimbulkan oleh ikan paus berisi bahasa yang sangat rumit. Bahasa ini sangat penting dalam hubungan dan komunikasi di antara mereka.
2.5
Makanan dan Cara Mencari Makan
Weber and Thurman (1991) mengatakan bahwa lumba-lumba kebanyakan pemakan ikan, walaupun mereka juga memakan cumi-cumi. Mereka memangsa bermacam-macam ikan dengan giginya dan menelannya bulat-bulat. Lumba-lumba kecil makanan utamanya ikan-ikan kecil dan cumi-cumi yang berada di zona epipelagik di perairan laut terbuka, beberapa spesies makanannya adalah ikan dasar di perairan dangkal dekat pantai, teluk dan sungai. Cockcroft and Ross (1986) mengemukakan bahwa lumba-lumba hidung botol di perairan Natal, Afrika Selatan memakan berbagai jenis ikan pelagis, cepalopoda, dan beberapa jenis ikan laut dalam. Barros and Odell (1990) mengatakan bahwa lumba-lumba hidung botol lebih memilih jenis Mullet sebagai makanannya. Sementara Barros and Odell (1990) mengatakan bahwa tidak terdapat perbedaaan jenis makanan antara lumba-lumba hidung botol betina dan jantan. Makanan utama mereka adalah Cynoscion, Micropogonias dan Leiostomus. Menurut Shane (1990) lumba-lumba memiliki cara makan sebagai berikut: 1) Bottom feeding : lumba-lumba, sendiri atau pada saat bebas atau pada saatmenyebar luas biasanya menyelam dengan batang ekor atau ujung ekor diangkat ke atas, kadang-kadang Lumpur teraduk ke atas; 2) Against current feeding : lumba-lumba kadang-kadang melawan arus pasangsurut yang kuat dan tetap berada di satu tempat kecuali sedang menangkap dan mengejar ikan, paling sering berada di permukaan; 3) Horizontal circle feeding : lumba-lumba sering berenang membentuklingkaran hanya di bawah permukaan dengan dua cara. Pertama, lumba-lumba berenang cepat di sisi lingkaran dengan tubuh membongkok ke depan, lebih seperti kucing mengejar ekornya. Kedua, lumba-lumba berada pada posisi yang hamper vertikal di kolom perairan dengan kepala ke atas, kemudian lumba-lumba itu akan memutar kepalanya atau sangat jarang seluruh tubuhnya akan berputar 360 derajat membentuk busur sehingga satu atau beberapa ikan kecil akan lari ke lingkaran dipinggir mulut lumba-lumba dibawah permukaan; 4) Edge feeding : Lumba-lumba berenang sepanjang batas penghalang pasir( sand bar ), penghalang tiram (oyster bar ) di bawah permukaan air ( submerged bar ), kanal dan garis pantai mangrove untuk mencari makan; 5) Cara makan dengan menyerbu ( feeding rush) ini terlihat pada cara makan di tepi air. Lumba-lumba akan meningkatkan kecepatannya secara tiba-tiba sejauh 10-20 meter kearah garis pantai. Sebelum mencapai pantai, lumba-lumba akan bersandar pada salah
satu sisi dan berputar atau membuat tikungan tajam ke bawah untuk menangkap mangsanya; 6) Fish kicking atau menendang ikan adalah cara makan yang paling unik.Lumba-lumba menggunakan ujung atau batang ekornya untuk menendang ikan yang berada di dekat permukaan air ke udara. Fish kicking biasanya dilakukan oleh seekor lumba-lumba yang berenang ke arah schooling ikan ; 7) Sebelum membawa mangsanya ke bawah, lumba-lumba mengosongkan permukaan air dari mangsanya dengan cara menghentakkan ekornya ke permukaan. Hal ini menyebabkan hisapan ke bawah yang kemudian diikuti dengan feeding circles dan feeding rush ; 8) Pada beberapa kesempatan lumba-lumba diam di permukaan lalu melambung ke atas dan ke bawah atau menggerakkan badannya dengan kepala di bawah seperti memainkan sesuatu.
2.6
Migrasi
Penelitian melelahkan selama 8 tahun mengungkap mamalia laut oseanik seperti paus bermigrasi dengan berbagai bantuan alam. Paus menggunakan matahari, medan magnet bumi, bahkan posisi bintang untuk menuntun perjalanan sejauh hampir separuh keliling bumi. Paus mencari makanan di Samudera Antartika selama musim panas. Pada musim dingin, paus bermigrasi ke khatulistiwa untuk mencari plankton dan ikan kecil di Samudera Atlantik yang hangat. Peneliti mencoba mengikuti pola migrasi sejauh 16 ribu kilometer ini dengan memasang perangkat transponder pada tubuh paus. Setiap perangkat bisa bertahan selama empat pekan hingga tujuh bulan sembari mengirimkan posisi paus dari waktu ke waktu dengan akurat.Data posisi menunjukkan pola yang menarik. Meski diganggu arus permukaan laut dan badai kencang, paus bongkok selalu mengikuti jalur migrasi tertentu dan tak pernah melenceng lebih dari 5 derajat. Bahkan untuk beberapa paus, penyimpangan tak lebih dari 1 derajat. Namun, paus biru tak mungkin hanya menerapkan kedua metode tersebut. Medan magnetik bumi terlalu beragam, sehingga gagal menjelaskan lintasan lurus yang ditempuh Paus bongkok. Sementara bantuan navigasi menggunakan letak matahari membutuhkan titik acuan lain selain matahari yang tak terdapat di tengah lautan.Teknik navigasi lain yang mungkin dipakai Paus bongkok adalah menggunakan nyanyian. Gelombang suara yang dihasilkan nyanyian Paus terbukti mampu merambat hingga jarak
ribuan kilometer di kedalaman lautan, sehingga bisa dipakai untuk mengkomunikasikan pergerakan paus.
mber
Peta Penyebaran Paus Bungkuk (Sumber : http://www.enchanting-costarica.com)
2.7
Reproduksi
Reproduksi merupakan suatu proses dimana organisme menghasilkan individu baru, melalui material gen, dan memelihara secara berkelanjutan kehidupan individu baru tersebut. Semua jenis mamalia melahirkan dengan cara pembuahan di dalam (internal fertilization). Selain itu, semua jenis mamalia memiliki alat kelamin yang terpisah dan karakteristik sexual yang hanya dimiliki oleh masing-masing jenis kelamin. Mamalia juga memliki struktur dan fungsi sistem reproduksi yang sangat kompleks, berbeda dengan burung dan reptil. Pada kelas mamalia, sistem reproduksi jantan memiliki sepasang testis, sepasang kelenjar reproduksi, sistem pembuluh, dan alat kelamin (penis). Sedangkan pada betina terdiri dari sepasang induk telur dimana untuk menghasilkan telur dan berbagai hormone, sepasang pipa Fallopi (oviduk) dimana bertugas sebagai saluran dari induk telur pertama hingga ke yang terbesar atau disebut uteri (tempat berkembangnya embrio), vagina sebagai gerbang dari sisi luar tubuh, dan serviks dimana sebagai menyambungkan uterus dan vagina. Sistem reproduksi pada jantan, testis merupakan tempat berproduksinya sperma (gamet jantan) dan pembentukan hormon sex jantan (testoteron). Sepasang testis pada mamalia berbentuk oval, menggantung pada kantung, dan terlindung oleh kulit yang disebut skrotum. Posisi testis pada mamalia berbeda-beda. Setelah sperma matang, sperma harus disalurkan ke rangkaian pembuluh lalu berkumpul pada epididimis (gulungan pembuluh yang
tinggi yang berlokasi di permukaan pada masing-masing testis). Pembuluh ini bertugas sebagai saluran sperma dan tempat penyimpan antara sperma dan jaringan kelenjar sekresi yang diberikan terlebih dahulu untuk ejakulasi. Penis merupakan alat untuk mengirim sperma ke tubuh betina yang difasilitasi oleh pembuluh darah yang tinggi. Komposisi penis adalah bentuknya yang silinder dan corpora cavernosa (didalamnya terdapat darah yang apabila melakukan hubungan sexual akan mengakibatkan ereksi).
BAB III PENUTUP 3.1
Kesimpulan
Perairan laut banyak mengandung potensi – potensibiota laut yang beragam, selain itu laut mempunyai sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan masa kini maupun masa yang akan datang, maka dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas daerahdaerah wilayah pesisir dan lautan. Dari rangkaian yang kami susun, dapat disimpulkan bahwaMamalia laut zona oseanik adalah mamalia yang hidup di daerah laut terbuka yang tidak dapat ditembus oleh cahaya sinar matahari dan bisa dipastikan kondisinya cukup gelap dan suhunya yang rendah. Dan pada zona oseanik ordo yang dominan menghuni lautan zona oseanik adalah ordo Cetaceans (paus, lumba-lumba, pesut). Lumba-lumba, paus dan pesut merupakan mamalia laut yang termasuk dalam ordo Cetacea, yang mempunyai 3 (tiga) sub-ordo yaitu Archaeoceti, Mysticeti dan Odontoceti. Hewan-hewan dari ordo Cetacea adalah hewan menyusui yang sepanjang hidupnya ada di perairan dan telah melakukan berbagai adaptasi untuk kehidupan di lingkungan ini. Tubuhnya berbentuk seperti torpedo (streamline) tanpa sirip belakang. Sirip depannya mengecil dan memiliki sebuah ekor horisontal yang kuat untuk bergerak seperti baling-baling perahu. Lubang hidungnya (blowhole) berubah menjadi lubang peniup pada bagian atas kepalanya. Lubang ini berguna untuk pernapasan pada saat hewan itu berenang di permukaan air. Betapa pentingnya informasi tentang biologi laut khususnya mamalia yang hidup di daerah oseanik, dengan mempelajari hal tersebut kita dapat menambah pengetahuan mengenai biota-biota laut yang hidup di daerah zona oseanik dengan harapan pengembangan pengetahuan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan, pertumbuhan serta pemanfaatan biota biota laut ini.
3.2
Saran
Maksimal dalam setiap pengerjaan tugas, karena dengan mengerjakan tugas informasi yang di dapat akan lebih banyak dan bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
anonym. Ekosistem laut. http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem_laut . di akses pada hari selasa 25 februari 2014 pukul 2.46 wib. anonym. Marine mammals. http://en.wikipedia.org/wiki/Marine_mammal . diakses pada selasa 25 februari 2014 pukul 3.14 wib wibisono. Pengantar Ilmu Kelautan. 2005. http : google/books
http://admin.harunyahya.com/indo/anak/pesonaalamsatwa11.html
http://www.scribd.com/doc/84658532/IKAN-PAUS#download
http://haeryn.wordpress.com/2012/11/10/makalah-embriologi-mamalia-laut/
http://haeryn.wordpress.com/2012/11/10/makalah-embriologi-mamalia-laut/
http://www.kutembak.com/2013/10/ekosistem-laut-pengertian-dan-gambar.html
http://www.enchanting-costarica.com/activities/costa-rica-whale-watchingcelebrates-longest-migration-on-earth/
http://www.damandiri.or.id/file/stainirachelipbbab2.pdf