BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vertebrata merupakan subfilum dari Chordata yang memiliki anggota yang cukup besar dan paling dikenal. Tubuh dibagi menjadi 3 bagian yang cukup jelas : kepala, badan dan ekor. Kepala dengan rangka dalam, carnium, didalamnya terdapat otak, karena mempunyai carnium. Vertebrata terbagi menjadi enam kelas, kelas C yclostomata, kelas Pisces, kelas Amfibi, kelas Reptilia, kelas Aves, dan kelas Mamalia. Kingdom animalia memiliki beberapa tingkatan ti ngkatan untuk membagi hewan-hewan yang terdapat di muka bumi ini. Tingkatan tertinggi pada kingdom animalia tersebut adalah mamalia. Pada umumnya , semua jenis mamalia memiliki memili ki rambut yang menutupi tubuhnya. Jumlah rambut tersebut berbeda-beda antara spesies yang satu dengan yang lain. Ada spesies yang seluruh tubuhnya ditutupi oleh rambut dan ada pula spesies yang hanya memiliki rambut di tempat-tempat tertentu pada bagian tubuhnya. Mamalia merupakan hewan yang bersifat homoioterm atau sering disebut hewan berdarah panas. Hal ini dikarenakan dikarenakan kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Sebutan mamalia sendiri berasal dari keberadaan glandula ( kelenjar ) mamae pada tubuh mereka yang berfungsi sebagai penyuplai susu. Seperti yang kita ketahui bahwa mamalia betina menyusui anaknya dengan memanfaatkan keberadaan kelenjar tersebut. Walaupun mamalia jantan tidak menyusui anaknya, bukan berarti mereka tidak memiliki kelenjar mamae. Semua mamalia memiliki kelenjar mamae , tetapi pada mamalia jantan kelenjar ini tidaklah berfungsi sebagaimana pada mamalia betina. Seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa mamalia merupakan tingkatan tertinggi pada kerajaan hewan. Hal ini mengakibatkan segala proses yang dilakukan oleh mamalia lebih tinggi daripada jenis animalia lainnya. Mulai dari sistem pencernaan , pernafasan , peredaran darah , urogenital , hingga sistem syarafnya. Oleh karena itu perlulah kita mengetahui tentang karakteristik, struktur tubuh, cara hidup, dan habitat dari class mamalia beserta peranannya dalam kehidupan manusia guna menunjang pengetahuan kita. Kata Reptilia berasal dari kata Reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya ditutp oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan pergantian kulit baik secara 1|Page
total maupun sebagian. Pengelupasan secara total misalnya pada anggota subordo Ophidia dan pengelupasan sebagaian pada sub-ordo Lacerdhili a. Sedangkan pada ordo Chelonia dan Crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami pergantian atau pengkelupasan. Kulit pada Reptil memiliki sedikit sekali kelenjar kulit. Reptilia di bagi menjadi 4 ordo, yaitu Rhyncocephalia (contohnya : Tuatara), chelonia (contohnya : penyu,kura-kura dan bulus,) Squmata (contohnya : Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena) dan Crocodilia ( contohnya Buaya, Aligator, Sen yulong, dan Caiman). B.
Tujuan
1. Mengetahui Sistematika/Klasifikasi Dari Mamalia? 2. Mengetahui Sistem Pencernaan Mamalia? 3. Mengetahui Sistem Pernapasan Mamalia? 4. Mengetahui Sistem Reproduksi Mamalia? 5. Mengetahui Kelebihan dan Kelemahan Mamalia? 6. Mengetahui Sistematika/Klasifikasi Dari Reptil? 7. Mengetahui Sistem Pencernaan Reptil? 8. Mengetahui Sistem Pernapasan Reptil? 9. Mengetahui Sistem Reproduksi Reptil? 10. Mengetahui Kelebihan dan Kelemahan Reptil?
2|Page
BAB II PEMBAHASAN
1. MAMALIA A.
Klasifikasi Hewan Mamalia
Taksonomi mamalia dijelaskan sebagai berikut: Kingdom
: Animalia
Sub-Kingdom
: Metazoa
Filum
: Chordata
Sub-Filum
: Vertebrata
Kelas
: Mamalia
Berdasarkan ukurannya, mamalia dibagi menjadi dua, yakni mamalia besar dan mamalia kecil. International Biological Program mendefinisikan mamalia besar sebagai jenis-jenis mamalia yang memiliki ukuran berat badan dewasa > 5Kg, sedangkan mamalia kecil dengan ukuran berat badan dewasa < 5Kg. Jenis-jenis mamalia besar, dicontohkan sebagai berikut: rusa, harimau, dan kerbau air. Mamalia kecil, antara lain tikus, bajing, dan kelelawar. Dalam pemanfaatan waktu aktivitas, mamalia dibagi menjadi mamalia diurnal dan mamalia nokturnal. Mamalia diurnal merupakan jenis-jenis mamalia yang melakukan aktivitasnya pada pagi dan sore hari, seperti orangutan, rusa, dan beberapa jenis bajing. Mamalia nokturnal merupakan jenis-jenis mamalia yang melakukan aktivitasnya mulai menjelang malam hari hingga menjelang pagi hari, seperti kelelawar, tenggalung malaya, serta musang. Selain itu, terdapat juga jenis-jenis yang beraktivitas sepanjang hari seperti babi hutan. Berdasarkan habitatnya, mamalia dapat dibedakan menjadi dua, yakni mamalia darat d an mamalia laut. Mamalia darat merupakan mamalia yang sebagian besar aktivitasnya dilakukan di darat, sedangkan mamalia laut melakukan aktivitasnya sebagian besar di laut. Contoh dari mamalia darat, yakni monyet-ekor panjang, macan tutul, tikus, serta kuda. Mamalia laut, antara lain pesut, dugong, dan paus. Dalam pemanfaatan strata tegakan hutan, mamalia diklasifikasikan menjadi dua, yakni mamalia arboreal dan mamalia terestrial. Mamalia arboreal merupakan jenis-jenis mamalia yang banyak menghabiskan waktu aktivitasnya pada strata yang tinggi, sedangkan mamalia terestrial merupakan jenis-jenis mamalia yang menghabiskan waktu aktivitasnya pada lantai hutan atau strata terbawah. Soerianegara dan Indrawan (2002) membagi strata te gakan dalam ekologi hutan, adalah sebagai berikut: strata A (> 30m), strata B (20-30m), strata C (4-20m), strata D (1-4m) dan strata E (0-1m). Jenis-jenis yang merupakan mamalia arboreal, antara 3|Page
lain monyet, kelelawar, bajing, serta beberapa jenis dari suku Felidae (Payne et al. 2000). Bagi jenis-jenis mamalia terestrial, antara lain kijang, gajah, dan badak. Pada bagian dibawah ini, akan coba dijelaskan sedikit mengenai ordo-ordo dari kelas mamalia. Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya; adanya rambut; dan tubuh yang endoterm atau “berdarah panas”. Otak mengatur sistem peredaran darah, termasuk jantung yang beruang empat. Mamalia terdiri lebih dari 5.000 genus, yang tersebar dalam 425 keluarga dan hingga 46 ordo, meskipun hal ini tergantung klasifikasi ilmiah yang dipakai. Sebagian besar mamalia melahirkan keturunannya, tapi ada beberapa mamalia yang tergolong ke dalam monotremata yang bertelur. Kelahiran juga terjadi pada banyak spesies non-mamalia, seperti pada ikan guppy dan hiu martil; karenanya melahirkan bukan dianggap sebagai ciri khusus mamalia Evolusi mamalia yang paling awal belangsung mulai beberapa jalur yang berbeda. Dari kelompok tersebut hanya tiga yang sampai sekarang masih hidup, yaitu: 1. Monotremata, mamalia yang bertelur (sub kelas Prototheria) 2. Marsupiala, mamalia berkanting (sub kelas Metatheria) 3. Mamalia berplasenta (sub kelas Eutheria) Masing-masing dibedakan dari cara mereka merawat anak selama perkembangan embrio. Monotremata tetap bertelur seperti moyang terapasidanya. Platipus paruh bebek dan pemakan semut berduri adalah satu-satunya monotremata yang ada di bumi sekarang. Pada marsupiala, anak bertahan untuk jangka waktu yang pendek di dalam saluran reproduksi induk. Selama waktu yang pendek ini, makanan diperoleh dar i kuning telur yang tumbuh di dalam dinding uterus. Tetapi, anak itu dilahirkan pada tahap perkembangan yang sangat awal. Anak itu kemudian merayap kedalam kantung yang terdapat di perut induknya dan melekatkan diri pada puting yang mengeluarkan air susu. Disini perkembangan diselesaikan. Mamalia berplasenta mempertahankan anaknya didalam uterus induk sampai berkembang baik. Kuning hanya sedikit di dalam telur, tetapi membran ekstra embrionik itu membentuk tali pusar dan plasenta sehingga anak yang sedang bertumbuh itu mendapat makanannya langsung dari induknya. Mamalia di kelompokan kedalam banyak Ordo diantaranya sebagai berikut : 1. Monotremata mamalia berparuh dan bertelur, tidak memiliki putting susu, dan menyedot susu dari bulu induknya, misalnya : plat ypus (Ornithorynchus anatinus)/ cungur bebek, 4|Page
echidna Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mammalia
Ordo
: Monotremata
Famili
: Ornithorhynchidae
Genus
: Ornithorhynchus
Spesies
: Ornithorynchus anatinus
2. Marsupialia atau Diprotodontia mamalia berkantung, perkembangan embrionik diselesaikan dalam kantung marsupial, misalnya : kanguru (Marcropus sp) Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mammalia
Subkelas
: Marsupialia
Ordo
: Diprotodontia
Subordo
: Macropodiformes
Famili
: Macropodidae
Genus
: Macropus sp
3. Artiodactyla mamalia yang memiliki kuku dengan jumlah jari kaki yang genap pada masing-masing kaki, herbivore, misalnya : domba peliharaan (Ovis aries), r usa Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mammalia
Ordo
: Artiodactyla
Famili
: Bovidae
Subfamili
: Caprinae
Genus
: Ovis
Spesies
: Ovis aries
4. Carnivora mamalia pemakan daging, memilki gigi tajam, runcing dan geraham untuk merobek, misalnya : harimau (Panthera sp), anjing, musang Kingdom 5|Page
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mammalia
Ordo
: Carnivora
Famili
: Panthera
Spesies
: Panthera sp
5. Cetacea mamalia yang hidup di laut dengan badan berbentuk ikan, kaki depan mirip dayung dan tidak ada tungkai belakang serta lapisan tebal lemak sebagai insulasi, misalnya : ikan paus (Balaenoptera omurai), lumba-lumba Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mammalia
Subkelas
: Eutheria
Ordo
: Cetacea
Upaordo
: Mysticeti
Famili
: Balaenoptiidae
Genus
: Balaenoptera
Spesies
: Balaenoptera omurai
6. Chiroptera mamalia yang memiliki kaki seperti sayap atau bersa yap tangan dengan selaput di antara ruas jari sampai ke belakang hingga tungkai depan bagian belakang, misalnya : kelelawar (Pteropus vampeirus) Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Chiroptera
Famili
: Pteropidae
Genus
: Pteropus
Species
: Pteropus vampeirus
7. Edentata mamalia yang memiliki geligi tereduksi atau ti dak ada sama sekali, misalnya : Armadillo, kukang Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
6|Page
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Edentata
Famili
: Dasypodidae
8. Insectivora atau Soricomorpha mamalia pemakan serangga, misalnya : tikus cerurut (Crocidura mutina), landak Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mammalia
Ordo
: Soricomorpha
Famili
: Soricidae
Genus
: Crocidura
Spesies
: Crocidura mutina
9. Lagomorpha mamalia yang memiliki gigi seri mamalia yang mirip dengan ordo rodentia tetapi memiliki empat gigi seri atau lebih mirip pahat, kaki belakang lebih panjang dibandingkan dengan kaki depan dan diadaptasikan untuk berlari dan melompat, misalnya : Kelinci (Lepuhnigri collis) Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mammalia
Ordo
: Lagomorpha
Famili
: Leporidae
Genus
: Lepuhnigri
Spesies
: Lepuhnigri collis
10. Perissodactyla mamalia berkuku dan berjari kaki ganjil, herbivore, misalnya : Kuda (Equus Caballus, zebra, tapir Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mammalia
Ordo
: Perissodactyla
Famili 7|Page
: Equidae
Genus
: Equus
Spesies
: Equus caballus
11. Primata mamalia dengan ibu jari berhadapan dan yang memiliki anggota gerak yang panjang, mata yang menghadap kedepan, korteks serebral yang berkembang baik, omnivore, misalnya : monyet (Macaca mulatta), lemur, orang utan Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Primata
Famili
: Cercopithecidae
Genus
: Macaca
Spesies
: Macaca mulatta
12. Proboscidea mamalia berotot dan badan panjang, misalnya : Gajah (Elephantidae elephas) Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Subfilum
: Vertebrata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Proboscidea
Famili
: Elephantidae
Genus
: Elephantidae
Spesies
: Elephantidae elephas
13. Rodentia mamalia pengerat yang memiliki gigi seri seperti pahat yang tumbuh terusmenerus, misalnya : berang-berang (Castor sp), tikus mencit, keli nci Kingdom
: Hewan
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Rodentia
Famili
: Castoridae
Genus
: Castor
Spesies
: Castor sp
8|Page
14. Sirenia mamalia herbivora akuatik, memiliki tungkai mirip sirip, dan tidak ada kaki belakang, misalnya : sapi laut/dugong (Dugong dugong), Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Sirenia
Famili
: Dugongidae
Genus
: Dugong
Spesies
: Dugong dugong
15. Herbivora mamalia pemakan tumbuhan, misalnya : sapi (Bos taurus) Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mammalia
Ordo
: Artiodactyla
Famili
: Bovidae
Subfamili
: Bovinae
Genus
: Bos
Spesies
: Bos Taurus
16. Omnivora atau Artiodactyla mamalia pemakan segala : babi hutan (Sus scrofa) Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mammalia
Ordo
: Artiodactyla
Famili
: Suidae
Genus
: Sus
Spesies
: Sus scrofa
17. Scandentia, misalnya : tupai (Tupaia javanica) Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mammalia
9|Page
Ordo
: Scandentia
Famili
: Tupaiidae
Genus
: Tupaia
Spesies
: Tupaia javanica
18. Polidota mamalia berbisik dan tidak bergigi, misalnya : Tringgiling (Manis javanica) Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Subfilum
: Vertebrata
Kelas
: Mamalia
Subkelas
: Eutheria
Ordo
: Polidota
Famili
: Manidae
Genus
: Manis
Spesies
: Manis javanica
19. Dermoptera mamalia bersayap kulit dengan sayap mirip pada kelelawar , misalnya Lemur (Cyanocephalus volans), Galeopithecus Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Subfilum
: Vertebrata
Kelas
: Mamalia
Subkelas
: Eutheria
Ordo
: Dermoptera
Familia
: Cyanocephalidae
Genus
: Cyanocephalus
Spesies
: Cyanocephalus volans
B. Sistem Respirasi
Alur-alur hidung mengandung tulang-tulang turbinal yang berkelok-kelok yang memperluas permukaan olfaktori. Laring beratap sebuah epiglottis yang mengandung pita-pita suara. Dua paru-paru masing-masing dalam ruang pleura yang terpisah. Fase aktif dalam pernapasan adalah inspirasi yang diikuti oleh depresi (perataan) dari diafragma dan elevasi dari tulang-
10 | P a g e
tulang iga (dengan gerakan melengkung keluar).
C. Sistem Pencernaan Sistem pencernaan terdiri dari kelenjar pencernaan dan organ pencernaan. Kelenjar pencernaannya terdiri dari 4 pasang kelenjar ludah: paratiroid, infaorbital, submaksilari, dan sublingual. Terdapat kantung empedu dengan saluran empedu dan salura n getah pancreas yang bermuara dalam duodenum. Sekum (caecum) berdinding tipis, panjangnya kira-kira 50 cm, mempunyai appendiks vermiformis (umbai cacing) yang bentuknya seperti jari. Sedangkan organ pencernaannnya terdiri dari mulut, kerongkongan, ventriculus, duodenum, ileum, rectum, dan anus.
D. Sistem Reproduksi Hewan mammalia melakukan fertilisasi internal, perkembangan embrio terjadi di dalam uterus, dengan lama masa kandungan yang bervariasi tergantung pada jenis hewannya, seperti pada kelinci masa kehamilannya sekitar 30 hari. Berdasarkan cara reproduksi dan perkembangan fetusnya, beberapa mammalian memiliki tingkatan-tingkatan dari yang rendah sampai yang tinggi. Pada mammalian rendah, seperti Ordo Monotremata (platypus) dan Ordo Marsupialia (opossum dan kangguru), platypus masih bertelur dan mengerami telurnya. Sedangkan pada kangguru yang telurnya sangat kecil itu berkembang dalam uterus sel ama beberapa hari, larva yang kemudian menetas segera keluar dari uterus dan masuk dalam kantong perut (marsupium) dan menghisap air susu dari putting-putting induknya. Pada mamalia yang lebih tinggi tingkatannya, zygot yang berkembang menjadi embrio dan kemudian tumbuh menjadi fetus tinggal dalam uterus untuk waktu yang lebih lama. Sistem sirkulasi dan nutrisinya dihubungkan melalui plasenta yang mengangkut nutrisi dari tubuh induknya.
11 | P a g e
2. REPTIL
Reptil (binatang melata) adalah sebuah kelompok hewan vertebrata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda (hewan dengan empat tungkai) dan menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh membran amniotik. Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptil adalah hewan darat perta ma yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru atau pulmo. Dari segi evolusinya reptilian berasal dari amphibi dan selanjutnya reptil ian akan terjadi burung dan mamalia (history evolusinya)Pada zaman mesozoik reptilian merupakan kelompok vertebrata yang dominant. Beberapa anggota reptilia baru muncul pada akhir periode trias, tetapi beberapa anggota yang lain lenyap pada masa itu juga.Dibandingkan dengan amphibi reptilia terbilang lebih maju hidup didarat. Hal ini dikarenakan: Adanya cangkang pada telur dan adanya amnion pada embrio sehingga menjamin perlindungan terhadap bahaya kekeringan pada telur-telur yang diletakkan didarat. Sisik epidermis yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh fisik (misal luka) dan juga sebagai pelindung terhadap kekeringan. Selain itu reptilia merupakan binatang merayap yang tubuhnya ditutupi oleh kulit (Kadangkadang sebagai sisik) dari zat tanduk. Kulit atau sisik tidak berlendir karena sangat sedikit mempunyai kelenjar pada kulit. Ciri-ciri hewan reptilia adalah seperti berikut : 1. Bertulang belakang maka dikelompokkan dalam sub Phyllum Vertebrata. 2. Kulit bersisik kering (dilindungi kulit dengan lapisan bahan tanduk). 3. Bernafas dengan paru-paru. 4. Biasanya bertelur dan telur bercangkang keras.yang kemudian dikenal dengan Ovovivipar. 5. Beberapa reptilia mempunyai empat kaki dan beberapa lagi tidak berkaki. 6. Poikilotermis (Berdarah dingin) : Suhu badan berubah mengikut suhu disekitarnya. Karena reptilia berdarah dingin, maka mereka tidak dapat mengontrol suhu badan mereka. 7. Hewan reptilia mempunyai kulit yang bersisik yang terdiri dari sela put bertulang atau bergading. A. Klasifikasi Reptilia Reptilia dibedakan menjadi empat ordo, yaitu Squamata, Testudinata, Crocodilia, dan Rhynchocephala. 1. Ordo Squomata Ordo ini memiliki tubuh yang ditutupi sisik epdermis bertanduk yang secara periodic 12 | P a g e
mengelupas sebagian atau keseluruhan. Osteodem biasanya tidak ada tapi pada beberapa jenis Squamata terdapat pada kepala dan temat lain. Kepala pada dasarnya tipe diapsid. Arcade bawah tidak sempurna atau tidak ada arkade atas juga sering demikian. Tidak memiliki tulang kuadratojugal (penghubung tulang kuadrat dan jugal) sehingga memungkinkan terjadinya gerakan kinetis (pergerakan tengkorak akibat posisi tulang kuadrat). Contohnya :Phyton molurus (ular sawah)
Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Reptilia Ordo : Squamata Subordo : Serpentes Famili : Phitonidae Genus : Phyton Species : Phyton molurus 2. Ordo Testudinata (Chelonia) Spesies pada ordo ini memiliki tubuh bulat pipih dan umumnya relative besar, terbungkus oleh perisai. Perisai sebelah dorsal cembung yang disebut carapace, dan perisai sebelah ventral datra yang disebut plastron. Kedua bagian perisai itu digabungkan pada bagian lateral bawah, dibungkus oleh kulit dengan lapisan zat tanduk tebal, tidak mempunyai gigi, tetapi rahang berkulit tanduk sebagai penggantinya. Tulang kuadrat pada kranium mempunyai hubungan bebas dengan rahang bawah, sehingga rahang bawah mudah digerakkan. Tulang belakang toraks dan tulang costae (rusuk) biasanya menjadi satu dengan perisai, termasuk hewan ovipar. Telurnya diletakkan dalam lubang pasir atau tanah. Ekstrimitas sebagai alat gerak baik didarat atau di air. Ordo Testudinata dibagi 2 family:
13 | P a g e
a. Familia : Chelonidae Species : penyu hijau (Chelonia Mydas)
b. Familia : Tryonychidae Species : Kura-kura al-dabra
Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Reptilia Ordo : Testudines Subordo : Cryptodira Famili : Testudinidae Genus : Geochelone Species : Geochelone gigantean 3. Ordo Crocodilia/Loricata Tubuh panjang, kepala besar dan runcing, rahang kuat dan gigi tumpul. Kaki pendek dengan jari-jari berselaput tebal, ekor panjang, kulit tebal, jantung terbagi atas 4 ruangan terpisah. Ovipar, telinga berlubang kecil. Contoh :Crocodilus Americanus.
14 | P a g e
Klasifikasi Crocodylus porosus Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Reptilia Ordo : Crocodylia Famili : Crocodylidae Genus : Crocodylus Species : Crocodylus porosus 4. Ordo Rhynchocepholia Yang masih hidup sampai sekarang mempunyai bentuk s erupa kadal, berkulit tanduk dan bersisik, bergranula, punggungnya berduri pendek. Tulang rahangnya mudah digerakkan. Contoh yang masih hidup di Australia. Contoh :Sphenodon punctatum (tuatara).
Klasifikasi Sphenodon punctatum Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Kelas : Reptilia Ordo : Rhynchocepholia Famili : Rhynchocepholidae Genus : Sphenodon Species : Sphenodon punctatum 15 | P a g e
B. Sistem Pencernaan Reptilia Pada umumnya Reptil adalah karnivora (pemakan daging). Reptil tidak mengunyah makanan mereka. Reptil karnivora menelan binatang-binatang kecil dan serangga utuh tanpa masticating, sedangkan reptil herbivora menghadapi masalah yang sama, hanya dengan tanaman. Mencerna binatang utuh, tulang, bulu dan semua, dapat menjadi beban pada sistem pencernaanSaluran pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan kloaka. Kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar ludah, pankreas dan hati. 1. Rongga mulut, disokong oleh rahang atas dan rahang bawah. Pada masing-masing rahang terdapat gigi-gigi yang terbentuk kerucut. Gigi menempel pada gusi dan sedikit melengkung kearah rongga mulut. Khususnya pada ular berbisa akan tumbuh gigi yang dapat menghasilkan racun yang terdapat pada rongga mulut. Pada buaya giginya bisa mengalami 50 kali pergantian. Pada reptile tidak mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi sebagai penangkap mangsa. Pada rongga mulut terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua. Pada Reptilian pemakan insecta memiliki lidah yang dapat dijulurkan, sedangkan pada buaya dan kura-kura lidahnya relative kecil dan tidak dapat dijulurkan. Lidah ular berbentuk pembuluh yang terbungkus oleh selaput dan terl etak dibagian rahang bawah. Memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya berfungsi agar rongga mulut tetap basah dan dapat dengan mudah menelan mangsanya. Pada ular kelenjar labia bermodifikasi menjadi kelenjar poison yang bermuara di kantung yang terletak di daerah gigi taring dan dikeluarkan melalui gigi tersebut. 2. Kerongkongan (esophagus) merupakan saluran di belakang rongga mulut yang menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam esopagus tidak terjadi proses pencernaan. 3. Lambung (ventrikulus) merupakan tempat penampungan makanan dan pencernaan makanan berupa saluran pencernaan yang membesar dibelakang esophagus. Disini makanan baru mengalami proses pencernaan. Pada bagian fundus pylorus makanan dicerna secara mekanik dan kimia. 4. Intestinum terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus. Dalam usus halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian diteruskan ke kloaka untuk dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya. 5. Kelenjar pencernaan, terdiri atas hati dan pancr eas. Empedu yang dihasilkan oleh hati ditampung di dalam kantong yang disebut vesica fellea. Hati tediri dari dua lobus yaitu sinister dan dexter yang berwarna coklat kemerahan. Kantong empedu terletak pada t epi
16 | P a g e
sebelah kanan hati. Pancreas pada reptile terletak diantara lambung dan duodenum. Pankreas berbentuk pipih dan berwarna kekuning-kuningan. C. Sistem Reproduksi Reptilia a. Jantan 1) Memiliki alat kelamin khusus : HEMIPENIS 2) Sepasang testis 3) Memiliki epididymis 4) Memiliki vas deferens b. Betina 1) Memiliki sepasang ovarium 2) Memiliki saluran telur (oviduk) 3) Berakhir pada saluran kloaka Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di s epanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina. Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah. Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.
17 | P a g e
D. Peranan Reptilia dalam Kehidupan Manusia 1. Daging kura-kura dan penyu sering dijadikan sebagai bahan makanan 2. Banyak jenis kura-kura yang ditangkap untuk diperdagangkan sebagai hewan peliharaan 3. Ular kobra yang amat berbisa dan ular sanca berbelit kerap digunakan dalam pertunjukan pertunjukan keberanian 4. Kulit beberapa jenis ular dan buaya memiliki nilai yang tinggi sebagai bahan perhiasaan, sepatu, dan tas 5. Ular membantu manusia dalam mengontrol populasi tikus di sawah dan di kebun.
18 | P a g e
BAB III KESIMPULAN
Reptilia adalah sebuah kelompok vertebrata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya.
Reptilia dibedakan menjadi 4 ordo, yaitu Squomata, Testudinata, Crocodilia, dan Rhynchocephala.
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan kloaka. Kelenjar pencernaaan terdiri atas kelenjar ludah, pankreas dan hati.
Sistem reproduksi pada reptilia terjadi melalui fertilisasi internal.
Sistem ekskresi pada reptilia berupa ginjal, paru-paru, kulit, dan kloaka.
Berdasarkan ukurannya, mamalia dibagi menjadi dua, yakni mamalia besar dan mamalia kecil. International Biological Program mendefinisikan mamalia besar sebagai jenis-jenis mamalia yang memiliki ukuran berat badan dewasa > 5Kg, sedangkan mamalia kecil dengan ukuran berat badan dewasa < 5Kg. Jenis-jenis mamalia besar, dicontohkan sebagai berikut: rusa, harimau, dan kerbau air. Mamalia kecil, antara lain tikus, bajing, dan kelelawar.
Dalam pemanfaatan waktu aktivitas, mamalia dibagi menjadi mamalia diurnal dan mamalia nokturnal. Mamalia diurnal merupakan jenis-jenis mamal ia yang melakukan aktivitasnya pada pagi dan sore hari, seperti orangutan, rusa, dan beberapa jenis bajing. Mamalia nokturnal merupakan jenis-jenis mamalia yang melakukan aktivitasnya mulai menjelang malam hari hingga menjelang pagi hari, seperti kelelawar, tenggalung malaya, serta musang. Selain itu, terdapat juga jenis-jenis yang beraktivitas sepanjang hari seperti babi hutan.
Berdasarkan habitatnya, mamalia dapat dibedakan menjadi dua, yakni mamalia darat dan mamalia laut. Mamalia darat merupakan mamalia yang sebagian besar aktivitasnya dilakukan di darat, sedangkan mamalia laut melakukan aktivitasnya sebagian besar di laut. Contoh dari mamalia darat, yakni monyet-ekor panjang, macan tutul, tikus, serta kuda. Mamalia laut, antara lain pesut, dugong, dan paus.
19 | P a g e