MALPRESENTASI
PHATOFISIOLOGI Oleh : Kelompok 3 MITHA RISTISUARTI KUSUMA (201510102!"# $E$% %OHANA OKTA A%UNINGT%AS %UNINGT%AS (201510102&0# (201510102&0 # ELFA RAHMA'ATI FITRI (201510102&1# ROSITA KHAERINA (201510102&2# S% A)IS%A A)IS%ATUN TUN A$I*AH AL+I*RUS (201510102&3# (201510102&3 # NINING NA,RIH (201510102&# (201510102& # ARUM 'AH%UNINGT%AS (201510102&5# TITI 'ENN% MUL%A (201510102&!# SHUFIA AULIA -ITRA (201510102&
PROGRAM STU*I *I. $I*AN PEN*I*IK SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN /AIS%I%AH %OG%AKARTA TA TA 2015201! 201520 1!
KATA KATA PENGANTAR PENG ANTAR
Puji syukur Kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok dengan judul ”Malpresentasi” ini tepat pada wakt waktuny unya. a. Terima rima kasi kasih h kami kami ucap ucapka kan n kepa kepada da er erag agai ai piha pihak k yang yang telah telah memantu dalam penyusunan makalah ini. Kami Kami meny menyad adar arii sepe sepenu nuhn hny ya ahw ahwaa maka makala lah h ini ini masi masih h jauh jauh dari dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang ersi!at memangun guna kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini erman!aat agi penyusun khususnya serta pemaca pada umumnya.
"ogyakarta, "ogyakarta, #$ %o&emer #$'(
Tim Penyusun
*AFTAR ISI
)alaman )A*AMA% +-* . KATA P/%0A%TA1 -A2TA1 3S3 . 4A4 3 P/%-A)*A% 4A4 33 T3%+AA% PSTAKA........................................................... A Pengertian Sistem 0astrointestinal......................... 2ungsi Sistem Pencernaan.....................................
5
C 0aris 4esar Sistem Pencernaan.............................. D 7rgan87rgan Sistem Pencernaan...........................
6 9
B
E
4A4 333
ii iii ' 5 5
Pato!isiologi 0angguan Sistem 0astrointestinal.
P/%TP....................................................................... A Kesimpulan................................................................ B Saran.........................................................................
: 6$ 6$ 6$
$A$ I PEN*AHULUAN A L $elk4
Salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat pada suatu wilayah tertentu adalah angka kematian iu ;AK3< dan angka kematian ayi ;AK4<. Semakin meningkatnya AK3 dan AK4 menunjukkan ahwa semakin meningkat juga masalah kesehatan di suatu wilayah tertentu ;Kemenkes 13, #$$:<.
Angka Kematian 3u ;AK3< di 3ndonesia saat ini jauh dari target yang harus dicapai pada tahun #$'( sesuai dengan kesepakatan sasaran pemangunan milenium dengan target '$# per '$$.$$$ K). -i 3ndonesia Angka Kematian 3u ;AK3< masih tetap tinggi ahkan mengalami peningkatan dari ##=>'$$.$$$ kelahiran hidup ;S-K3, #$$?< menjadi 5(:>'$$.$$$ kelahiran hidup ;S-K3, #$'#< Persentase Penyea Kematian 3u Melahirkan menurut Kemenppa ;#$'(< perdarahan #=@, eklamsia #6@, in!eksi ''@, aortus (@, partus lama > macet (@, emoli ostetri 5@, komplikasi masa puerpureum =@, dan penyea lainnya yaitu ''@. Partus lama > macet juga merupakan penyumang penyea angka kematian iu yang mana diseakan oleh salah satunya yaitu kelainan presentasi. Presentasi janin dalam keadaan normal adalah erteB ;puncak kepala<. 4erdasarkan presentasi ini, ser&iks dapat memuka sampai '$ cm untuk mengakomodasi kepala ayi yang merupakan agian dengan diameter teresar pada tuuh ayi. Ser&iks elum memuka cukup lear untuk memungkinkan kepala ayi lewat apaila yang pertama kali memasuki panggul ukan kepala. tanpa inter&ensi medis, kepala ayi dapat tertahan di rongga ser&iks yang sempit ;Sai!udin. #$$=< 4anyak !aktor yang dapat menyeakan kelainan letak presentasi okong, diantaranya paritas iu dan entuk panggul iu. Angka kejadian presentasi okong jika dihuungkan dengan paritas iu maka kejadian teranyak adalah pada iu dengan multigra&ida dianding pada primigra&ida, sedangkan jika dihuungkan dengan panggul iu maka angka kejadian presentasi okong teranyak adalah pada panggul sempit, dikarenakan !iksasi kepala janin yang tidak aik pada PAP. ;1usmiawan. #$'#< Presentasi okong hanya terjadi pada sekitar 5 sampai 6 persen pelahiran ayi tunggal, tetapi mempunyai angka moriditas dan mortalitas janin yang tinggi. ;Cunningham, #$$9<.
B
T6764 1 Tujuan umum ntuk menjelaskan tentang malpresentasi janin. 2 Tujuan khusus a Menjelaskan pato!isiologi terjadinya malpresentasi janin. b Menjelaskan cara mendiagnosa malpresentasi pada janin. c Menjelaskan penatalaksanaan atau manajemen pada kejadian malpresentasi janin.
C
R6m684 M8lh
4erdasarkan latar elakang disimpulkan pato!isiologi terjadinya malpresentasi pada janinE”
ahwa
D4agaimana
Mentolateral Kanan Mentoanterior Mentoposterior Kiri Kanan Kiri Kiri Kanan
$A$ II TIN9AUAN PUSTAKA MALPRESENTASI A; Pe8e48 '7h
Presentasi ini terjadi ketika sikap kepala mengadopsi salah satu jenis ekstensi sempurna. Presentasi ini isa primer ;terjadi seelum persalinan< atau sekunder ;terjadi selama persalinan<. -enominatornya adalah mentum dan diameter presentasinya adalah sumentoregmatik ;:,( cm<. ;2raser. #$'#< Saat sikap kepala adalah ekstensi komplet, oksiput janin akan ersentuhan dengan spina dan wajah akan menjadi agian presentasi janin. Seagian esar kasus yang terjadi pada persalinan adalah dari posisi oksipitoposterior ;presentasi wajah sekunder<. +arang, presentasi wajah terlihat jelas seelum persalinan dan mungkin dihuungkan dengan anormalitas kongenital ;presentasi wajah primer<. ;Med!orth. #$'#<
1
Pe4;e<<
a; terus tertekuk ke samping ;olikuitas > kemiringan anterior< b; Pel&is terkontraksi c; Tali pusat kencang atau kusut > terelit d; Polihidramnion e; Anormalitas kongenital ;misalF anense!ali< f; Kehamilan multipel ;Med!orth. #$'#< 2 *4o88 -iagnosis di masa antenatal tidak mungkin ditegakkan karena presentasi iasanya terentuk selama persalinan. ;Med!orth. #$'#< a; Palpasi adomen 1; Presentasi wajah mungkin sulit didiganosis, terutama jika mentum erada di anterior. 2; 7ksiput teraa menonjol, dengan alur di antara kepala dan punggung. 3; /kstremitas dapat dipalpasi pada sisi yang erlawanan dengan oksiput. 4; +antung janin terdengar paling jelas pada dada janin di sisi yang sama seperti ekstremitas. -alam posisi mentoposterior, jantung janin sulit didengar. b; Pemeriksaan &agina 1; 4agian presentasi janin tinggi, lunak, dan tidak eraturan
3
2; 1aung orital, mata, hidung, dan mulut dapat teraa. 3; Seiring kemajuan persalinan, wajah mengalami edema, sehingga sulit diedakan dari presentasi okong. 4; )ati8hati, jangan sampai melukai atau mengin!eksi mata dengan jari pemeriksa. ;2raser. #$'#< Mek48me po88 me4o4eo k a; /kstensi. Penurunan terjadi seiring peningktan ekstensi kepala. Mentum menjadi agian presentasi paling depan. b; 1otasi internal kepala. 3ni terjadi saat dagu mencapai dasar panggul dan erotasi ke depan seperdelapan lingkaran. -agu keluar dari awah sim!isis puis. c; 2leksi. 2leksi terjadi saat sinsiput, &erteks, dan oksiput menyapu perineumG kepala lahir. d; 1estitusi. 3ni terjadi ketika dagu erputar seperdelapan lingkaran ke sisi kirir wanita e; 1otasi internal ahu. 4ahu memasuki panggul dalam diameter olik
4
5
kiri dan ahu anterior mencapai dasar panggul pertama kali, lalu erotasi ke depan seperdelapan lingkaran sepanjang sisi kanan panggul. f; 1otasi eksternal kepala. 0erakan ini terjadi secara ersamaan. -agu ergerak lagi seperdelapan lingkaran ke kiri. g; 2leksi lateral. 4ahu anterior keluar dari awah sim!isis puis, ahu posterior menyapu perineum dan adan dilahirkan dengan gerakan !leksi lateral. ;2raser. #$'#< Kem64k44 l6 =4 h8l kh pe8l44 a; Persalinan lama Kondisi ini terjadi karena agian presentasi janin kurang pas masuk dan tulang wajah tidak mengalami mulase. Tekanan aksis janin diarahkan ke dagu dan kepala ekstensi hampir mendekati sudut8sudut yang tepat terhadpa spina, sehingga diameter yang akan memasuki panggul meningkat. b; Posisi mentoanterior -engan kontraksi uterus yang aik, kepala akan turun dan erotasi dan persalinan akan mengalami kemajuan sehingga terjadi kelahiran spontan. c; Posisi mentoposterior +ika kepala mengalami ekstensi sempurna dan kontraksi erlangsung e!ekti!, mentum akan erotasi ke depan dan posisi menjadi anterior. d; Posisi mentoposterior persisten +ika kepala ekstensi secara tidak sempurna dan sinsiput mencapai dasar panggul terleih dahulu dan erotasi seperdelapan lingkaran sehingga dagu masuk ke rongga sakrum, tidak ada mekanisme lanjutan yang memungkinkan dan persalinan menjadi macet. ;2raser. #$'#< M47eme4 pe8l44 a; Manajemen persalinanF presentasi wajah
1; 3n!ormasikan dokter ostetri 2; +angan pasang elektroda kulit kepala janin dan hati8hati jangan sampai melukai atau mengin!eksi mata selama pemeriksaan &agina 3; Setelah ketuan pecah, pastikan ahwa tidak terjadi prolaps tali pusat 4; Pantau penurunan kepala dengan palpasi adomen 5; Kaji pemukaan ser&iks dan penurunan kepala melalui pemeriksaan &agina setiap #86 jam. -alam posisi mentoposterior, catat apakah mentum leih rendah dari sinsiput. +ika kepala tetap tinggi meskipun kontraksi erlangsung dengan aik, seksio sesarea cenderung dilakukan. b; Kala satu persalinan menjadi kelahiran kepala
6
1; Saat wajah tampak di &ul&a, pertahankan ekstensi dengan menahan sinsiput dan memiarkan mentum keluar dari awah simpisis puis seelum oksiput diiarkan menyapu perineum. -engan cara ini, diameter sumento&ertikal ;'',( cm<, dan ukaan diameter mento&ertikal ;'5,( cm<, yang akan mendistensi ori!isium &agina. 2; Karena perineum juga terdistensi oleh diameter iparietal ;:,( cm<, episiotomi elekti! dapat dilakukan. 3; +ika kepala tidak turun pada kala dua dan erada dalam posisi mentoanterior, dokter ostetri dapat saja melahirkan ayi dengan !orsepG ketika rotasi tidak sempurna, atau posisi tetap mentoposterior, pelahiran !orsep rotasional memungkinkan untuk dilakukan. 4; +ika kepala mengalami impaksi, atau terdapat dugaan disproporsi, seksio sesarea perlu dilakukan. ;2raser. #$'#< Sedangkan menurut Med!orth ;#$'#< penatalaksanaan persalinan dan kelahirannyaF a; Persalinan sering kali memanjang, agian presentasi kurang masuk dengan aik sehingga kemajuan persalinan erlangsung secara lamat. b; Kenyamanan maternal dan dukungan sangat penting. c; Komunikasi dan empati karena wanita mungkin menjadi kehilangan semangat dan cemas terhadap kemampuannya. d; Seelum pelahiran, jelaskan kemungkinan adanya memar pada wajah janin pada orang tua. e; Kenali keterlamatan atau komplikasi di tahap awal. f; )indari penggunaan elektroda kulit kepala janin. g; )indari penggunaan oksitosin per 3. h; Pelahiran dapat di!asilitasi dengan menopang posisi janin yang erada pada posisi ekstensi dan erikan tekanan lemut pada sinsiput sampai mentum keluar. i; /pisiotomi mungkin diindikasikan, seelum oksiput menyentuh perineum. Komplk8 a; Persalinan macet b; c; d; e; f;
Prolaps tali pusat Memar > edema wajah )emoragi sereral Trauma perineum dan trauma &agina. Ketuan pecah dini ;2raser. #$'# dan Med!orth. #$'#<
B; Pe8e48 *h
Pada kondisi ini, kepala janin seagian mengalami ekstensi, sedangkan tulang !rontal, yang diatasi oleh !ontanel anterior dan taung orital, erada di pintu atas panggul. -iameter agian presentasi janin adalah mento&ertikal ;'5,( cm<. ;2raser. #$'#< Saat sikap kepala adalah ekstensi seagian, tulang !rontal menjadi agian presentasi janin. Presentasi dahi leih jarang terjadi diandingkan presentasi wajah, terjadi satu dari '$$$ kelahiran. Penyeanya sama seperti pada presentasi wajah. ;Med!orth. #$'#< 1; Pe4;e<< Penyeanya ini sama seperti pada presentasi wajah sekunderG selama proses ekstensi dari presentasi &erteks ke presentasi wajah, dahi akan menjadi agian presentasi untuk sementara waktu, dan pada eerapa kasus, presentasi dahi ini akan menetap. ;2raser. #$'#< 2; *4o88 Presentasi dahi iasanya tidak terdeteksi seelum awitan persalinan. a; Palpasi adomen *etak kepala tinggi, kepala tampak terlalu esar dan tidak turun ke panggul meskipun kontraksi uterus aik. b; Pemeriksaan &agina 1; 4agian presentasi tinggi
2; 2ontanel anterior mungkin dirasakan di salah satu sisi panggul, sedangkan raung orital, dan kemungkinan pangkal hidung, dirasakan di sisi lain. 3; Kaput suksedaneum yang esar dapat menutupi penanda ;hand mark< ini jika wanita tlah memasuki persalinan selama eerapa jam. ;2raser. #$'#< 3; M47eme4 a; 3n!ormasikan dokter ostetri segera jika diduga ada presentasi dahiG kelahiran per&agina sangat jarang terjadi, kecuali wanita memiliki panggul yang esar dan ayi erukuran kecil. b; +ika tidak terdapat ukti gangguan pada janin, wanita mungkin diperolehkan untuk ersalin dalam waktu singkat untuk mengantisipasi apaila ekstensi kepala yang leih jauh menguah presentasi dahi ke presentasi wajah. c; Kadang kala, !leksi spontan dapat terjadi, menyeakan presentasi &erteks. ;2raser. #$'#< 4; Komplk8
Sakroanteriorkanan Sakroposterior Sakrolateral kiri kiri kanan kanan kiri
Komplikasi ini sama seperti komplikasi pada presentasi wajah, kecuali ahwa persalinan macet yang memerlukan seksio sesarea merupakan suatu proailitas, ukan kemungkinan semata. ;2rase r. #$'#< C; Pe8e48 $oko4
Pada presentasi ini, janin erada dalam posisi longitudinal, sedangkan okong erada di kutu awah uterus. Terdapat enam posisi presentasi okong. ;2raser. #$'#<
2rank 4reech 4okong Presentasi Komplet Kaki *utut
1; Tpe po88 pe8e48 !rank reech<
2; 4okong komplet 3; 4okong kaki 4; Presentasi lutut ;2raser. #$'#< 2; Pe4;e<< Sering kali tidak teridenti!ikasi penyeanya, tetapi kondisi erikut leih sering terjadi pada presentasi okongF 1; Tungkai terekstensi 2; 3; 4; 5; 6;
Persalinan prematur Kehamilan kemar Polihidramnion )idrose!ali Anormalitas uteri
7; Plasenta pre&ia ;2raser. #$'#< 3; *4o88 A4e4l 1; Pemeriksaan adomen Palpasi a; *etak longitudinal dengan presentasi lunak, yang leih mudah dirasakan dengan menggunakan genggaman Pawlik ;PawlikHs grip<
b; Kepala iasanya dapat dirasakan di !undus seagai seuah masaa undar dan keras yang dapat digerakkan dengan eas dari punggung dengan allotement menggunakan satu atau kedua tangan. c; +ika tungkai ekstensi, kaki dapat menghalangi gerakan terseut. d; Saat okong erada pada posisi anterior dan janin !leksi, mungkin sulit mencari lokasi kepala, tetapi penggunaan genggaman kominasi, yaitu memegang kutu atas dan awah secara ersamaan, dapat memantu penegakkan diagnosis. e; Wanita dapat mengeluhkan ketidaknyamanan di awah rusuk mereka, terutama di malam hari, karena tekanan kepala janin pada dia!ragma mereka. Auskultasi a; Saat okong elum memasuki pintu atas panggul, jantung janin terdengar paling jelas di atas umilikus. b; Saat tungkai terekstensi, okong turun ke dalam panggul dengan mudah. +antung janin kemudian terdengar di agian yang leih rendah. Pemeriksaan ultrasonogra!i Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk menunjukkan presentasi okong Pemeriksaan !oto rontgen ;sinar B< Meskipun seagian esar didahului oleh ultrasonogra!i, pemeriksaan sinar B memiliki keuntungan tamahan, yaitu memungkinkan dilakukannya pel&imetri pada saat yang ersamaan. ;2raser. #$'#< 4; *4o88 8elm pe8l44 a; Pemeriksaan adomen Presentasi okong dapat didiagnosis saat iu masuk rumah sakit untuk menjalani persalinan. b; Pemeriksaan &agina
1; 4okong terasa leih lunak dan tidak teratur, dan tidak teraa
sutura.
2; Anus dapat teraa dan mekonium segara pada jari pemeriksa iasanya cukup untuk menegakkan diagnosis presentasi okong. 3; +ika tungkai terkestensi, genitalia eksternal sangat jelan terlihat, tetapi harus dingat ahwa genitalia terseut mengalami edema. 4; +ika tungkai tera, idan harus memedakannya dari tangan. Presentasi dapat dikon!irmasi dengan pemindaian ultrasonogra!i atau sinar B. ;2raser. #$'#< 5; M47eme4 A4e4l +ika idan memperkirakan atau mendeteksi presentasi okong pada usia kehamilan 59 minggu atau leih, idan harus merujuk wanita ke dokter ostetri. Terdapat eragai opini di kalangan dokter ostetri tentang manajemen presentasi okonh selama kehamilna, dan keputusan tentang manajemen terseut iasanya ditunda sampai menjelang cukup ulan. a; ersi se!alik eksternal ersi se!alik eksternal ;eBternal &ersion, /C< adalah upaya manipulasi adomen iu secara eksternal untuk menguah presentasi okong menjadi presentasi kepala > se!alik. /C dapat dilakukan pada usia kehamilan ukup ulan oleh seorang praktisis terlatih dan erpengalaman dalam prosedur ini, dan hanya oleh dilakukan di unti yang memiliki !asilitas untuk pelahiran gawat darurat. Kontraindikasi /C terdiri dari F a; Preeklampsia atau hipertensi
b; c; d; e; f;
Kehamilan kemar 7ligohidramnion Pecah ketuan +anin hidrose!alus Kondisi yang memerlukan pelahiran dengan seksio sesarea. ;2raser. #$'#< 6; Pe8e48
Setiap keraguan tentang kemampuan panggul untuk mengakomodasi kepala janin harus diatasi seelum okong lahir dan kepala erupaya memasuki pintu atas panggul. b; kuran janin kuran janin, terutama erkaitan dengan ukuran tuuh iu, dapat dikaji saat palpasi adomen, tetapi akan leih akurat jika dinilai erdasarkan pemeriksaan ultrasonogra!i. c; Kapasitas panggul
7
Kapasitas panggul dapat dinilai pada saat pemeriksaan &agina. Pemeriksaan ini akan menunjukkan entuk sakrum dan menghasilkan pengukuran diameter anteroposterior yang akurat pada pintu atas panggul, rongga panggul, dan pintu awag panggul. Pada iu multigra&ida, in!ormasi tentang tipe kelahiran dan ukuran ayi seelumnya jika diandingkan dengan ukuran janin yang dikandung saat ini dapat turur memantu. ;2raser. #$'#< Mek48me po88 8ko4eo k a; Kompaksi. Penurunan terjadi seiring peningkatan kompaksi akiat peningkatan !leksi ekstremitas.
b; 1otasi internal okong. 4okong anterior mencapai dasar pIanggul pertama kali dan erotasi ke depan seperdelapan lingkaran di sepanjang sisi kanan panggul hingga posisinya ada di awah sim!isis puis. -iameter itrokanter saat ini erada dalam diameter anteroposterior pintu awah panggul. c; 2leksi lateral tuuh. 4okong anterior keluar dari sim!isis puis, okong posterior menyapu perineum dan okong dilahirkan dengan gerakan !leksi lateral. d; 1estitusi okong. 4okong anteriro erpindah sedikit ke sisi kanan iu. e; 1otasi internal ahu. 4ahu memasuki panggul pada diameter olik yang sama seperti okonh, yakni olik kiri. 4ahu anterior erotasi ke depan seperdelapan lingkaran di sepanjang sisi kanan panggul dan keluar dari awah sim!isis puis, ahu posterior menyapu perineum dan ahu dilahirkan. f; 1otasi internal kepala. Kepala memasuki panggul sedemikian rupa sehingga sutura sagitalis erada di diameter trans&ersal pintu atas panggul. 7ksiput erotasi ke depan di sepanjang sisi kriri dan area suoksipital ;tengkuk leher<, menempati permukaan awah sim!isis puis.
8
g; 1otasi eksternal tuuh. Pada saat yang sama, tuuh erputar sehingga punggung menjadi agian teratas janin. h; Kelahiran kepalas. -agu, wajah, dan sinsiput menyapu perineum dan kepala dilahirkan dalam sikap !leksi. ;2raser. #$'#< M47eme4 pe8l44 Wanita harus melihat kelahiran per &agina seagai suatu norma ;standar< untuk kasus presentasi okong selama tidak ada komplikasi, meskipun harus diperjelas ahwa pelahiran mungkin saja dilakukan dengan skdio sesarea. ;2raser. #$'#< Pengkajian cermat harus dilakukan di awal persalinan dan manajemen persalinan yang telah diantisispasi harus ditinjau kemali. Konsulen ostetri harus dieri in!ormasi tentang rpesentasi okong dalam persalinan. ;2raser. #$'#< Kala satu persalinan Perawatan dasar selama tahap ini sama seperti pada persalinan normal ; Air ketuan yang tercampur mekonium ditemukan akiat kompresi adomen janin dan tidka selalu menunjukkan tanda8tanda penurunan kondisi janin. Pemeriksaan &agina harus dilakukan untuk memastikan ahwa tidak ; terjadi prolaps tali pusat segera setelah ketuan pecah. +ika ketuan tidak pecah secara spontan pada tahap awal, memiarkannya tetap utuh dianggap leih aman sampai persalinan terjadi, dan okong erada setinggi spina iskiadika. Kala dua persalinan ; Pemukaan lengkap ser&iks harus selalu dikon!irmasi melalui pemeriksaan &agina seelum, wanita mulai mengejan secara akti!. ;
; ; ;
;
-i rumah sakit, in!ormasikan dokter ostetri tentang awitan kala dua -okter pediatrik harus hadir saat kelahiran 3n!ormasikan pula dokter anestesi untuk erjaga8jaga seandainya diutuhkan anestesi umum. Mengejan akti! dimulai saat okong mendistensi &ul&a. Kegagalan
a; Tipe kelahiran per &agina 1; Kelahiran okong spontan. Kelahiran terjadi dengan sedikit
antuan dari penolong kelahiran.
2; Kelahiran okong diantu. 4okong dilahirkan secara spontan, tetapi sedikit antuan diutuhkan untuk melahirkan tungkai atau lengan yang terekstensi dan juga kepala.
3; /kstraksi okong. Tipe ini adalah pelahiran manipulati! yang dilakukan oleh seorang doker ostetri dan ertujuan mempercepat pelahiran dalam situasi darurat, seperti penurunan kondisi janin. ;2raser. #$'#< b; Manajemen kelahiran okong 1; Saat okong mendistensi perineum, wanita erada dalam posisi tegak atau dalam posisi litotomi. Kandung kemih harus kosong dan iasanya dilakukan kateterisasi pada tahap ini. +ika analgesia epidural tidak sedang digunakan, suntikkan sampai dengan '$ ml lidokain $,(@ murni ke perineum jika episiotomi akan dilakukan. ;4ius pudential trekadang digunakan oleh dokter ostetri.< 2; 4okong dilahirkan secara spontan 3; +ika tungkai !leksi, kaki tidak engage di &ul&a dan ayi lahir sejauh umilikus. 4; 0elungan tali pusat dapat di tarik turun secara perlahan untuk mencegah traksi pada umilikus. 5; 4idan harus merasakan siku, yang iasanya terdapat di dada. +ika demikian lengan akan keluar pada kontraksi erikutnya. +ika lengan tidak ter&a, erarti legan erda dalam posisi ekstensi. ;2raser. #$'#< c; Kelahiran ahu. 1; 4ahu harus erotasi ke diameter anteroposterior pintu awah panggul. ;ada aiknya< memungkus handuk kecil ke sekeliling pinggul ayi, yang mempertahankan kehangatan dan memudahkan pegangan pada kulit yang licin<. 2; Pegang ayi pada krista ilikanya, dengan posisi kedua iu jari sejajar di atas sakrum dan miringkan tuuh ayi ke arah sakrum iu untuk memeaskan ahu anterior. 3; Saat ahu anteriror telah eas, okong diangkat menuju adomen iu agar ahu posterior dan lengan dapat melewati perineum. 4; Kepala memasuki pintu atas panggul dan turun melalui pel&is sedemikian rupa sehingga sutura sagitalis erada di diameter trans&ersal. 5; Punggung harus tetap miring sampai hal ini terjadi, tetapi setelah itu punggung akan menajdi agian paling atas. +ika punggung erputar ke atas terlalu cepat, diameter anteroposterior kepala akan memasuki diameter anteroposterior pintu atas panggul dan mengalami ekstensi. 4ahu kemudian dapat mengalami impkasi di pintus awah panggul dan ekstensi kepala dapat menyeakan kesulitan.
;2raser. #$'#< d; Kelahiran kepala 1; Saat punggung erailk, ayi diiarkan tergantung dari &ul&a tanpa ditopang.
2; 4erat dan ayi memawa kepala ke dasar panggul, tempat oksiput erotasi ke depan. Sutura sagitalis kini erada dalam diameter anteroposterior pintus awah panggul. 3; +ika rotasi kepala gagal terjadi, dua jari harus diletkakkan pada tulang malar ;pipi< dan kepala ayi diputar. 4; 4ayi dapat diiarkan tergantung selama ' atau # menit. 5; Secara ertahap leher akan memanjang, garis atas ramut terlihat dan regio suoksipital dapat dirasakan. ;2raser. #$'#< Kelahiran kepala yang terkontrol penting untuk mencegah peruahan tekanan intrakanial yang mendadak dan hemoragi sereral yang terjadi kemudian. Terdapat tiga metode F 1; Pelahiran dengan !orsep. Seagian esar kelahiran okong dilakukan > diantu oleh dokter ostetri, yang akan menggunakan !orsep untuk mengeluarkan kepala yang muncul elakangan sehingga pelahiran dapat terkontrol. 2; Metode 4urns Marshall ;jika kepala !leksi< a; 4erdiri di depan iu dan dengan menggunakan tangan kiri, pegang pergelangan kaki ayi dari elakang dengan mosisikan jari telunjuk di antara kedua pergelangan kaki. b; 4ayi diupayakan tetap teregang dengan traksi yang memadai agar leher tidak tertekuk ke elakang dan mengalami !raktur. c; 1egio suoksipital, dan ukan leher, harus menjadi poros perputaran di awah apeks arkus puis. +ika tidak, medula spinalis akan remuk. d; Kedua kaki diangkat dengan sudut lengkung '=$ derajat sampai mulut dan hidung eas di &ul&a. e; Tangan kanan dapat menjaga perineum agar kepala tidak keluar secara mendadak. 3u harus diminta untuk ernapas secara teratur dan eas sehingga kuah tengkorak dapat keluar secara ertahap.
Metode 4urns Marshall melahirkan kepala yang muncul elakangan pada presentasi okong.
4 Kedua A kaki ayi dipegang dan tuuh diiarkan t erenggang.
Mulut dan hidung eas. Kuah kepala dilahirkan secara perlahan
3; 3; 3; Perasat Mauriceau8Semmie8eit ;!leksi rahang dan traksi ahu<. Perasat ini terutama digunakan jika terjadi keterlamatan penurunan kepala karena ekstensi. a; Posisi ayi mengangkangi lengan kanan penolong dan telapak tangan menopang dada. -ua jari diletakkan pada tulang malar ;pipi<.
b; -ua jari tangan kiri diuat kait untuk memegang ahu, sedangkan jari tengah mendorong oksiput untuk memantu !leksi. c; Traksi dierikan untuk menarik kepala keluar dari &agina dan saat regio suoksipital tampak, tuuh diangkat untuk memantu kepala erputar ke sekeliling sim!isis puis. d; Kecepatan pelahiran kepala harus dikontrol sehingga kepala tidak keluar secara mendadak. e; Pemerian oat uterotonika ditunda sampai kepala lahir. ;2raser. #$'#< e; Pelahiran tungkai yang terekstensi 1; Keterlamatan dapat terjadi di pintu awah panggul karena tungkai memelat tuuh dan menghamat !leksi lateral tulang elakang. 2; Saat !osa popliteal tampak di &ul&a, dua jari diletakkan di sepanjang salah satu paha ayi dan ujung jari diletakkan di !osa. 3; Tungkai disapu ke sisi adomen ;mengaduksikan pinggul< dan lutut di!leksikan dengan memerikan tekann pada permukaan
Memantu pelahiran tungkai yang terekstensi dengan memerikan tekanan pada !osa popliteal
awahnya. Saat gerakan ini dilanjutkan, agian awah tungkai akan menyemul dari &agina. 4; langi untuk melahirkan tungkai kedua. *utut adalah seuah sendi engsel, yang hanya dapat ditekuk ke satu arah. +ika lutut ditarik ke depan dari adomen, cedera erat pada sendi dapat terjadi. ;2raser. #$'#<
f;
Pelahiran lengan yang terekstensi *engan yang terekstensi didiagnosis ketika siku tidak teraa di dada setelah umilikus lahir. Kondisi ini diatasi dengan menggunakan perasat *o&set. Perasat ini adalah kominasi rotasi dan traksi ke awah untuk melahirkan lengan, apa pun posisinya. Arah rotasi harus selalu memawa punggung menjadi agian teratas dan lengan dilahirkan dari awah arkus puis. 1; Saat umilikus lahir dan ahi erada dalam diameter anteroposterior, pegang ayi di agian krista iliakanya dengan memosisikan iu ajri di atas sakrum.
2; Traksi ke awah dierikan sampai aksila trelihat. 3; pertahankan traksi ke awah, tuuh dirotasikan sejauh setengah lingkaran '=$ derajat, dimulai dengan memutar punggung ke posisi paling atas. 2riksi lengan posterior terhadap tulang puis saat ahu erpindah ke agian anterior menyapu lengan di depan wajah. Pergerakan ini memungkinkan ahu memasuki panggul dalam diameter trans&ersal. 4; -ua jari pertama yang erada di sisi yang sama dengan punggung ayi di gungakan untuk memeelat humerus dan menariknya ke dada saat siku !leksi. 5; Tuuh kini erotasi kemali ke arah sealiknya dan lengan kedua dilahirkan dengan cara serupa. ;2raser. #$'#<
Pegangan yang enar untuk perasat *o&set
Perasat *o&set untuk pelahiran lengan yang terekstensi
0 ) 2 A 4 C /
-
g; Kelahiran kepala 1; Kepala ekstensi. +ika, saat tuuh diiarkan menggantung, leher dan
garis ramut tidak terlihat, kemungkinan kepala mengalami ekstensi. 3ni dapat diatasi dengan penggunaan !orsep atau perasat Mauriceau8Semmie8eit.
2; 1otasi posterior oksiput. Malrotasi kepala ini jarang terjadi dan iasnya terjadi akiat kesalahan manjemen. ntuk melahirakn kepala pada oksiput posteriornya, dagu dan wajah diiarkan melewati agian awah sim!isis puis sejauh pangkal hidung, dn ayi kemudian diangkat ke arah adomen iu sehingga oksiput dapat menyapu perineum. ;2raser. #$'#< 9 Komplk8 Terlepas dari kesulitan yang telah diseutkan, kompplikasi lain dapat muncul, yang seagian esar akan mengganggu jani. 4anyak di antaranya dapat dicegah dengan hanya mengiJinkan seorang operator erpengalaman, atau peserta didik yang diawasi dengan ketat, untuk melahirkan ayi denganF a; 3mpkasi okong b; Prolaps tali pusat c; Cedera lahirF 1; kerusakan jaringan super!isial 2; !raktur humerus, kla&ikula, atau !emur atau diskolaksi ahu atau pinggul 3; palsi /rs 4; trauma pada organ internal 5; kerusakan pada adrenal 6; kerusakan medula spinalis atasu !rakturtulang elakang 7; hemoragi intraknanial 8; hipoksia janin 9; pelepasan plasenta secara prematur 10; trauma maternal Komplikasi maternal akiat pelahiran okong sama seperti ditemukan dalam pelahiran &agina operati! lain. ;2raser. #$'#< D; Pe8e48 $h6
Saat letak aksis panjang janin ersilangan dengan aksis panjang uterus ;letak trans&ersal<, ahu kemungkinan esar menjadi agian presentasi. Terkadang letaknya miring, tetapi kondisi ini tidak menetap, karena kontraksi uterus selama persalinan akan menguahnya menjadi letak longitudinal atau
trans&ersal. Seelum mencapai cukup8ulan, letak trans&ersal atau olik dapat merupakan letak transisional. ;2raser. #$'#< 1; Pe4;e<< Maternal a; Kelemahan otot adomen dan uterus
b; Anormalitas uterus c; Panggul kontraksi +anin d; Kehamilan prematur e; Keamilan kemar f; Polihidramnion g; +anin mengalamai maserasi h; Plasenta pre&ia ;2raser. #$'#< 2; *4o88 a; Antenatal Palpasi adomen 1; terus tampak esar dan tinggi !undus kurang dari yang diperkirakan erdasarkan periode gestasi. 2; Pada palpasi panggul dan !undus, tidak teraa kepala ataupun okong. Kepala yang dapat digerakkan dietmukan di salah satu sisi adomen dan okong sedikit leih tinggi diandingkan kepala. ltrasonogra!i Pemindaian ultrasonogra!i dapat digunakan untuk memastikan letak dan presentasinya. b; 3ntrapartum Palpasi adomen 1; Temuan seperti di atas, tetapi ketika ketuan telah pecah, gamaran uterus yang tidak teratur menajdi semakin jelas.
2; +ika uterus erkontraksi dengan kuat dan memungkus janin dengan ketat, palpasi sangat sulit dilakukan. 3; Panggul tidak lagi kosong, ahu terjepit ke dalamnya. Pemeriksaan dalam 1; Pemeriksaan ini tidak oleh dilakukan tanpa terleih dahulu memastikan ahwa tidka terdapat plasenta pre&ia. 2; Pada persalinan awal, agian presentasi mungkin tidak teraa. 3; Ketuan iasanya pecah sejak dini 4; +ika persalinan telah erjalan selama eerapa waktu, ahu
dapat tera speerti seuah massa yang entuknya tidka teratur. 5; Kadang kala rusuk dapat dipalpasi, karakteristiknya yang erpola seperti kisi8ksiis dapat dijadikan pemeriksaan diagnostic 6; Ketika ahu memasuki pintu atas panggul, lengan dapat mengalami prolaps, agian ini harus diedakan dari tungkai. ;2raser. #$'#< 3; M47eme4 a; Antenatal Penyeanya harus dicari seelum meutuskan serangkaian manjemen. Setelah dipastikan tidak ada plasenta pre&ia atau anormalitas, /C dapat diupayakan. +ika /C gagal, atau jika janin kemali ke letak trans&ersal pada kunjungan antenatal selanjutnya, iu dirawat di rumah sakit samil tetap dilakukan pengkajian lanjutan tentang penyea kondisi terseut. 3u seringkali tetap erada di rumah sakit sampai melahirkan karena terdapat risiko prolaps tali pusat jika terjadi pecah ketuan. ;2raser. #$'#< b; 3ntrapartum +ika letak trans&ersal terdeteksi di awal persalinan, sedangkan ketuan tetap utuh, dokter ostetri atau pro!esional kesehatan yang kompeten dapat mengupayakan /C, dan jika ini erhasil, dilanjutkan dengan pecah ketuan terkontrol. +ika terjadi pecah ketuan spontan, pemeriksaan &agina harus segera dilakukan untuk menyingkirkan dugaan prolaps tali pusat. Seksio sesarea segera harus dilakukanF 1; jika tali pusat mengalami prolaps
2; jika ketuan sudah pecah 3; jika /C tidak erhasil 4; jika persalinan telah mengalami kemajuan selama eerapa jam ;2raser. #$'#< 4; Komplk8 a; Prolaps tali pusat b; Prolaps lengan c; 3mpaksi presentasi ahu yang menyeakan persalinan macet, uterus mengalami ruptur, dan ayi lahir mati. ;2raser. #$'#<
$A$ III PENUTUP A; Ke8mp6l4 B; S4
*AFTAR PUSTAKA
2raser, -. Cooper, M. #$'#. Buku Saku Praktik Klinik Kebidanan. +akartaF Penerit 4uku Kedokteran /0C Med!orth, +. 4attersy, S. -kk. #$'#. Kebidanan Oxford dari Bidan untuk Bidan . +akartaF Penerit 4uku Kedokteran /0C 1usmiawan. #$'#. httpF>>eprints.ums.ac.id>#$5:#>#>4A43.pd! . -iakses #$ %o&emer #$'( pukul ':.$$ Sai!udin A4, 1achimhadhi T, Wiknjosastro 0). #$$=. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, Edisi ke-4, Cetakan ke-. +akarta F PT 4ina Pustaka
Kemenppa. #$'(. Angka Kematian 3u Melahirkan. httpF>>kemenpppa.go.id>phocadownload>Angka@#$Kematian@#$3u @#$Melahirkan.pd! diakses #$ %o&emer #$'( pukul ':F'6