11
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas :
Mata Kuliah : Ulumul Qur'an
Dosen Pengampu: Ahmadiy,S.Th.I, M.Hum
Disusun Oleh :
Zain Lutfi Itmamul Wafa
Faishal Nabigh Aghna
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM
ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR'AN (UNSIQ)
1.PENDAHULUAN
Kita sangat memerlukan ilmu yang berkaitan dengan makkiyah dan madaniyah karena surat-surat yang terdapat pada Al-Qur'an adakala makkiyah dan adakala madaniyah,Memang perlulah kita memperhatikan seluruh surat dan seluruh ayat untuk mengetahui makkiyah atau madaniyah dengan memperhatikan ciri-ciri yang khas dari ayat-ayat itu.
Surah makkiyah dan madaniyah pastilah ada perbedaan-perbedaan antara keduanya. Untuk itu kita perlu mempelajari lebih dalam perbedaan antara makkiyah dan madaniyah agar kita menjadi paham dan mengerti mana yang tergolong kedalam ayat makkiyah atau tergolong kedalam surat madaniyah. Sehingga kita akan menjadi lebih khusyuk dalam membaca dan mengamalkan isi kitab suci Al-Qur'an, serta semoga kita menjadi hamba Allah SWT yang senantiasa berada dalam lindungan, inayah, dan syafa'at-Nya.
2.RUMUSAN MASALAH
Apa pengertian Makkiyah dan Madaniyah?
Apa Pendapat-pendapat Ulama' tentang Makkiyah dan Madaniyah?
Bagaimana cara mengetahui antara Makkiyah dan Madaniyah?
Apa saja ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyah?
Apa kegunaan mengetahui Makkiyah dan Madaniyah?
3.PEMBAHASAN
Pengertian Makkiyah dan Madaniyah
Kata Makkiyah dan Madaniyah merupakan penisbatan terhadap kedua nama kota besar di Saudi Arabiah, yaitu "Makkah dan Madinah". Secara harfiah, Makkiyah berarti yang bersifat Makkah atau yang berasal dari Makkah, sedangkan Madaniyah berarti yang bersifat Madinah atau yang berasal dari Madinah. Maka surat atau ayat yang turun di Makkah disebut dengan Makkiyah dan yang diturunkan di Madinah disebut dengan Madaniyah.
Pendapat para Ulama' Tentang Makkiyah dan Madaniyah
Di kalangan Ulama' terdapat setidaknya tiga pendapat mengenai perbedaan antara Makkiyah dan Madaniyah. Setiap pendapat didasarkan atas tinjauan atau pertimbangan tertentu. Berikut masing-masing pendapat :
Pertama, Makkiyah adalah ayat atau surat yang turun sebelum hijrah Rasulullah Saw ke Madinah walaupun turun bukan di Makkah. Sedangkan Madaniyah adalah ayat atau surat yang turun setelah hijrah rasulullah Saw walaupun turunnya di Makkah. Definisi ini menitikberatkan unsur waktu.
Kedua, Makkiyah adalah ayat atau surat yang turun di Makkah walaupun turunnya setelah hijrah, sedangkan Madaniyah adalah ayat atau surat yang turun di Madinah. Wilayah yang termasuk Makkah antara Mina, Arafat, dan Hudaibiyah. Sedangkan wilayah yang termasuk Madinah di antaranya Badr, Uhud, dan Sal'. Definisi kedua ini lebih memperhatikan unsur tempat. Definisi kedua ini memiliki kelemahan, ia tidak dapat menampung ayat yang turun bukan di Makkah dan sekitarnya dan bukan pula di Madinah dan sekitarnya.
Ketiga, Makkiyah adalah ayat atau surat yang isi kandungannya ditujukan kepada penduduk Makkah. Sedangkan Madaniyah adalah ayat atau surat yang isi kandungannya ditujukan untuk penduduk Madinah. Definisi ketiga ini memperhatikan unsur Mukhathab (siapa yang di seru). Definisi ketiga ini memilki kelemahan, ia kurang teliti dan tidak menyeluruh. Dalam Al-Qur'an terdapat ayat yang tidak di tujukan untuk keduanya (penduduk Makkah dan Madinah).
Cara Mengetahui Makkiyah dan Madaniyah
Para Ulama' tidak semena-mena dalam berijtihad.Mereka memiliki pijakan yang kuat untuk dijadikan landasan dalam berijtihad. Khususnya dalam menentukan makkiyah dan Madaniyah ini, para Ulama' bersandar kepada dua metode utama:
Pertama,sima'inaqli, yaitu metode pendengaran sebagaimana adanya.
Kedua,Qiyasi ijtihadi, yaitu analogi hasil ijtihad.
Cara pertama, didasarkan pada riwayat shahih para Shahabat. Karena mereka hidup di sekeliling nabi, sehingga mengetahui saat turunnya wahyu. Sebagian besar penetuan Makkiyah dan Madaniyah melalui metode pertama ini. Qadhi Abu bakar Ibn Thayyib dalam Al-Intishar menegaskan, "pengetahuan tentang surah Makki dan Madani mengacu pada hafalan para Shahabat dan Tabi'in. Tidak satu keterangan pun yang datang dari nabi mengenai hal itu, sebab Ia tidak diperintahkan untuk itu, dan Allah tidak menjadikan ilmu pengetahuan mengenai sejarah naskh dan mansukh itu wajib bagi ahli ilmu, tetapi pengetahuan tersebut tidak harus diperoleh melalui dari nash nabi".
Cara kedua, dengan menggunakan cara analogi atau qiyas.Apabila dalam surah Makkiyah terdapat satu ayat yang mengandung sifat Madaniyah atau suatu peristiwa Madaniyah, maka dikatakan bahwa ayat itu Madani. Begitu juga sebaliknya, Jika dalam surah Madaniyah terdapat suatu kandungan sifat Makkiyah atau berkenaan dengan peristiwa Makkiyah, Maka dikatakan sebagai surah Makkiyah. Inilah yang disebut qiyas ijtihad.
Berkaitan dengan qiyas ijtihadi, para Ulama' mengatakan 'Setiap surah yang didalamnya mengandung kisah-kisah nabi danUmat terdahulu, maka surah itu adalah surah makkiyah. Adapun surah yang didalamnya terdapat kewajiban dan ketentuan, maka surah itu merupakan surah Madaniyah. Karena itu Ja'bari mengatakan, untuk mengetahui surah itu Makkiyah atau Madaniyah, ada dua cara :Sima'i dan qiyasi. Jadi dapat dipastikan, para Ulama' selalu memiliki pola dasar yang dijadikan pijakan untuk menentukan semua ilmu termasuk Makkiyah dan Madaniyah. Tampaknya baru dua dasar yang dipakai dalam penentuan Makkiyah dan Madaniyah. Yaitu Sima'i yang bersandar pada pendengaran riwayat-riwayat para Shahabat dan Tabiin, dan Qiyasi yang bersandar pada pola penalaran yang lurus berdasarkan logika yang sehat.
Ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyah
Beberapa Ciri Surah Makkiyah:
Untuk mengetahui surah-surah yang tergolong pada kategori Makkiyah, para Ulama' telah memberikan sejumlah rumus untuk menentukannya. Memang disamping ciri umum, terdapat juga pengecualian, dan pengecualian inilah yang harus diperhatikan dengan cermat dan teliti. Ciri–ciri umum surah Makkiyah adalah berikut ini:
-Surah yang didalamnya terdapat ayat sajadah.
-Surah yang didalamnya terdapat lafadz Kalla, kata ini digunakan untuk memberi peringatan yang tegas kepada orang-orang Makkah yang keras kepala.
-Surah yang mengandung seruan (nida') untuk beriman kepada Allah SWT dan hari kiamat dan apa-apa yang terjadi di akhirat. Disamping itu ayat-ayat Makiyyah ini menyeru untuk beriman kepada para Rasul dan para Malaikat.
-Surah yang didalamnya terdapat kisah para Nabi terdahulu dan para ummatnya, kecuali Al-Baqarah dan Ali Imron.
-Surah yang didalamnya terdapat kisah nabi Adam dan Iblis, kecuali Al-Baqarah.
-Surah yang diawali dengan huruf hija'iyah, seperti AlifLamMim, AlifLamRa',dan AlifLamnun, kecuali dua surah Al-Baqarah dan Ali Imran.
-Membantah argumen-argumen kaum Musyrikin dan menjelaskan kekeliruan mereka terhadap berhala-berhala mereka.
-Dakwah mengenai budi pekerti, kebajikan, moralitas, sanggahan, dan bantahan terhadap pikiran kaum musyrik.
-Terdapat penyataan sumpah yang lazim dinyatakan oleh orang-orang Arab dan ayatnya pendek-pendek.
Beberapa Ciri Surah Madaniyah:
Sebagaimana adanya ciri-ciri umum dalam menentukan surah Makkiyah di atas, maka dalam surah Madaniyah juga terdapat ciri-ciri umum yang dapat dipedomani dalam menentukan dan menggolongkan suatu surah kedalam surah Madaniyah. Dengan demikian juga beberapa pengecualian yang mesti diperlihatkan.
Ciri-ciri yang menonjol yang dapat dijadikan patokan menentukan surah-surah Madaniyah adalah sebagai berikut :
-Surah yang didalamnya terdapat izin berjihad, urusan –urusan perang, hukum-hukumnya, perdamaian dan perjanjian.
-Surah yang didalamnya terdapat pembagian hukum harta pusaka, hukum hadd, fara'id, hukum sipil, hukum sosial, dan hukum antar negara ,dan hubungan internasional.
-Surah yang didalamnya terdapat uraian kaum munafik, kecuali surah Al-'Ankabut yang Makkiyah, hanya sebelas ayat pertama dari surat tersebut yang termasuk Madaniyah.
-Umumnya memiliki surah yang panjang, dan gaya bahasanya cukup jelas dalam menerangkan hukum-hukum agama Islam.
-Berisi penjelasan-penjelasan tentang bukti-bukti dan dalil-dalil mengenai kebenaran agama islam secara perinci.
Klasifikasi Ayat Makkiyah dan Madaniyah
Para Ulama' begitu tertarik untuk menyelidiki surat-surat Makkiyah dan Madaniyah. Mereka meneliti Al-Qur'an, ayat demi ayat dan surat demi surat untuk ditertibkan sesuai nuzuul-nya, dengan memerhatikan waktu, tempat, dan pola kalimat. Yang terpenting dalam pengklasifikasian Makkiyah dan Madaniyah, yang dipelajari para Ulama' dalam pembahasan ini adalah :
Yang diturunkan di Madinah
Ada 20 surat Madaniyah, yakni : Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisaa', Al-Maidah, Al-Anfaal, At-Taubah, An-Nuur, Al-Ahzab, Muhammad, Al-Fath, Al-Hujaraat, Al-Hadiid, Al-Mujadalah, Al-Hasyr, Al-Mumtanah, Al-Jumu'ah, Al-Munafiquun, At-Talaq, At-Tahriim, dan An Nasr.
Yang diperselisihkan
Adapun yang masih diperselisihkan ada 12 surat, yakni : Al-Faatihah, Ar-Ra'd, Ar-Rahman, As-Saff, At-Taghabun, At-Tatfif, Al-Qadar, Al-Bayyinah, Az-Zalzalah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas.
Yang diturunkan di Makkah
Ada 82 surat sisanya, jadi jumlah surat-surat Al-Qur'an itu semuanya 114 surat.
Kegunaan Mengetahui Makkiyah dan Madaniyah
Apabila dikaji manfaat dan kegunaan yang dikandung dalam mengetahui Makkiyah dan Madaniyah, maka akan banyak ditemukan manfaat serta kegunaannya:
"Pertama, sebagai alat bantu dalam memahami Al-Qur'an, sebab pengetahuan ini memberikan kontribusi penting dalam menafsirkan ayat Al-Qur'an dengan benar. Karena, mengetahui tempat turun, kapan diturunkan, dan mengenai apa diturunkan. Pengetahuan ini akan menjadi pegangan para mansukh dan naskh.
Kedua,meresapi gaya bahasa Al-Qur'an dan memanfaatkan keindahan dan kelenturan gaya bahasa tersebut dalam metode dakwah, sebab setiap situasi dan kondisi memiliki bahasa dakwah yang berbeda pula. Dengan demikian , sebagai acuan retorika berdakwah. Sebab, mengetahui dengan pasti seruan pembicaraan setiap ayat Al-Qur'an.
Ketiga, mengetahui sejarah Nabi Muhammad SAW secara komprehensif (menyeluruh) melalui ayat-ayat Al-Qur'an, baik ketika Nabi berada di Makkah ataupun di Madinah. Pengetahuan historis peri kehidupan Nabi yang digali dari ayat-ayat tersebut akan sangat berguna sekali dalam menentukan metode dakwah yang sesuai sehingga dapat memastikan sikap terhadap siapa seruan ditunjukan".
Keempat, menumbuhkan keyakinan bahwa Al-Qur'an ini sampai kepada kita dalam keadaan selamat, tak kurang satu apa pun, bebas dari pengubahan, penambahan, atau pun pengurangan.
Kelima, membantu mengetahui Asbabun Nuzul. Mengetahui tempat turun ayat membawa kita mengetahui konteks, objek, person, atau kelompok tertentu yang tentangnya sebuah ayat atau surat turun.
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan tentang ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah merupakan bagian yang terpenting dalam 'Ulumul Qur'an. Hal ini bukan saja merupakan kepentingan kesejarahan melainkan juga untuk memahami dan menafsirkan ayat-ayat yang bersangkutan.
Definisi Makiyyah dan Madaniyah oleh para ahli tafsir berdasarkan tempat turunnya suatu ayat, berdasarkan khittab (seruan) dalam ayat tersebut, berdasarkan masa turunnya ayat tersebut,menurut objek pembicaraan.
Kegunaan mempelajari ilmu ini antara lain agar dapat membedakan ayat-ayat atau surat Makkiyah dan Madaniyah, agar dapat mengetahui sejarah hukum Islam dan tahapan-tahapannya secara umum, mendorong keyakinan yang kuat, agar mengetahui fase-fase dakwah Islamiyah yang telah ditempuh oleh Al-Qur'an secara bertahap, agar dapat mengetahui keadaan lingkungan, situasi, dan kondisi masyarakat pada waktu turun ayat-ayat Al-Qur'an, serta agar mengetahui gaya bahasanya yang berbeda-beda dalam berdakwah.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.Abad Badruzaman, Lc., M.Ag, Ulumul Qur'an, Madani Media, Malang, 2018.
Prof.Dr.H.Amroeni Drajat,M.Ag , Ulumul Qur'an Pengantar Ilmu-Ilmu Al-Qur'an, cetakan pertama, Kencana, Depok, 2017.
Abdul Hamid, Lc., M.A., Pengantar studi Al-Qur'an, Cetakan kedua, Kencana, Jakarta,2017.
Abdul Hamid, Lc., M.A., Pengantar studi Al-Qur'an, Cetakan kedua, Kencana, Jakarta,2017, Hal 119
Dr.Abad Badruzaman, Lc., M.Ag, Ulumul Qur'an, Madani Media, Malang, 2018, hal 51-52
Prof.Dr.H.Amroeni Drajat,M.Ag , Ulumul Qur'an PengantarIlmu-Ilmu Al-Qur'an, cetakan pertama, Kencana, Depok, 2017, hal 72-73
Abdul Hamid, Lc., M.A., Pengantar studi Al-Qur'an, Cetakan kedua, Kencana, Jakarta,2017, Hal 125-126
Abdul Hamid, Lc., M.A., Pengantar studi Al-Qur'an, Cetakan kedua, Kencana, Jakarta,2017, Hal 126
Abdul Hamid, Lc., M.A., Pengantar studi Al-Qur'an, Cetakan kedua, Kencana, Jakarta,2017, Hal 127
Prof.Dr.H.Amroeni Drajat,M.Ag , Ulumul Qur'an Pengantar Ilmu-Ilmu Al-Qur'an, cetakan pertama, Kencana, Depok, 2017, hal 71-72
Dr.Abad Badruzaman, Lc., M.Ag, Ulumul Qur'an, Madani Media, Malang, 2018, hal 68