MAKALAH TRANSMISI DAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
KELOMPOK 1
DISUSUN OLEH:
ANGGI BANDAHARO NASUTION
FEBRIAN HASEA S
HERI YANTO WARDANI
INDRA
MUHAMMAD IKHSAN
PITRA HENDRAYANI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
2016
BAB I
TEORI
Tingkat Tegangan
Dalam dunia teknik yang digolongkan tegangan tinggi adalah mulai dari tegangan 0,6 KV (600 volt) sampai dengan tegangan yang mempunyai nilai ribuan Volt. Untuk jenis tegangan tinggi ini, masing-masing negara mempunyai batas pembagian yang agak berbeda. Misalnya dunia Barat tegangan tinggi ini dibagi atas beberapa bagian:
1. Tegangan Tinggi ( 30 kv-70 kv)
2. Tegangan Tinggi Menengah (70 kv-150 kv)
3. Tegangan Ekstra Tinggi (275 kv)
4. Tegangan Ultra Tinggi (500 kv)
Batas-batas penjelasan tegangan tinggi ini tidak sama, tergantung pada kemajuan suatu negara. Misalkan, yang dinamakan tegangan tinggi Eropa adalah mulai dari tegangan 0,6 / 1.,0 KV sampai dengan 2,4 KV. Untuk tegangan menengah dari 3 KV sampai dengan 30 KV. Untuk tegangan yang lebih tinggi dari 60 KV sampai 100 KV, dinamakan Tegangan Ekstra Tinggi (E.H.v) dan untuk tegangan 240 Kv s/d 1000 KV dinamakan Tegangan ultra Tinggi (u.H.v). Di Eropa Barat penyelidikan untuk pemakaian tegangan tinggi ini. baru mencapai 1000 KV, sedangkan untuk Amerika dan Rusia sudah lebih dari itu.
1.2 Saluran Untuk Tegang Tinggi
Dimana untuk terpasoknya seluruh aliran listrik mulai dari perkotaan hingga sampai kedaerah pedesaan maka salah satu penghubung jaringan tersebuat adalah menggunakan saluran jaringan. Dimana saluran terssebut antara lain:
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) 200–500 KV
Pada umumnya digunakan pada pembangkitan dengan kapasitas di atas 500 MW. Tujuannya adalah agar drop tegangan dan penampang kawat dapat direduksi secara maksimal, sehingga diperoleh operasional yang efektif dan efisien.
Saluran Udara Tegangan Tinggi (Sutt) 30 Kv – 150 Kv
Dimana tegangan ini beroperasi antara 30 KV sampai dengan 150 KV dan konfigurasi jaringan pada umumnya single/double sirkuit, dimana 1 sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan penghantar netralnya digantikan oleh tanah sbg saluran kembali.
Saluran Kabel Tegangan Tinggi (Sktt) 30 Kv – 150 Kv
Saluran kabel tegagan tinggi dipasang hanya pada kota-kota besar yang terdapat dipulau Jawa sebab diperkotaan tidak memungkinkan dibangun SUTT karena sangat sulit mencari tempat yang luas dan jika dibangun sangat banyak dampak yang terjadi.
Saluran Udara Tegangan Menengah (Sutm) 6 Kv – 30 Kv
Di Indonesia pada umumnya tegangan operasi SUTM adalah 6 KV dan 20 KV. Namun secara berangsur-angsur tegangan operasi 6 KV dihilangkan dan saat ini hampir semuanya menggunakan tegangan operasi 20 KV.
Saluran Kabel Tegangan Menengah (Sktm) 6 Kv – 20 Kv
Transmisi SKTM memiliki fungsi yang sama dengan transmisi SUTM. Perbedaan mendasar adalah SKTM ditanam di dalam tanah. Hal ini dilakukan sebab saluran kabel ini tidak aman jika dipasang seperti saluran udara dan akan menggangu aktifitas pada masyarakat sekitar.
Saluran Udara Tegangan Rendah (Sutr) 40 Volt – 1000 Volt
Transmisi SUTR adalah bagian hilir dari sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi di bawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan rendah ke konsumen. Di Indonesia, tegangan operasi transmisi SUTR saat ini adalah 220/ 380 Volt.
Saluran Kabel Tegangan Rendah (Sktr) 40 Volt – 1000 Volt
Ditinjau dari segi fungsi, transmisi SKTR memiliki fungsi yang sama dengan transmisi SUTR. Perbedaan mendasar adalah SKTR di tanam didalam di dalam tanah. Jika menggunakan SUTR sebenarnya dari segi jarak aman/ ruang bebas (ROW) tidak ada masalah, karena SUTR menggunakan penghantar berisolasi.
Regresi dan Korelasi
1.4.1 Regresi
Regresi adalah pengukur hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan dengan bentuk hubungan atau fungsi. Untuk menentukan bentuk hubungan (regresi) diperlukan pemisahan yang tegas antara variabel bebas yang sering diberi simbul X dan variabel tak bebas dengan simbul Y. Pada regresi harus ada variabel yang ditentukan dan variabel yang menentukan atau dengan kata lain adanya ketergantungan variabel yang satu dengan variabel yang lainnya dan sebaliknya.
Kedua variabel biasanya bersifat kausal atau mempunyai hubungan sebab akibat yaitu saling berpengaruh. Sehingga dengan demikian, regresi merupakan bentuk fungsi tertentu antara variabel tak bebas Y dengan variabel bebas X atau dapat dinyatakan bahwa regresi adalah sebagai suatu fungsi Y = f(X). Bentuk regresi tergantung pada fungsi yang menunjangnya atau tergantung pada persamaannya.
Analisis regresi
Analisis regresi atau kecendrungan yaitu cara mempelajari tata-laku dari deret waktu atau suatu proses waktu yang lalu dan model matematiknya sehingga tata-laku yang akan datang dapat diketahui dari sekarang.
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.
Rumus regresi linear sederhana sebagi berikut:
Y' = a + bX
Keterangan:
Y' = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y' apabila X = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
Regresi Eksponensisal
Regresi eksponensial digunakan untuk menentukan fungsi eksponensial yang paling sesuai dengan sekumpulan data. Regresi eksponensial ini merupakan pengembangan dari regresi linear dengan memanfaatkan fungsi logaritma. Salah satu bentuk fungsi eksponensial adalah = aebx . Untuk menentukan kurva regresi eksponensial, terlebih dahulu ditentukan koefisien regresinya dengan menggunakan metode kuadrat terkecil sederhana. Untuk dapat menggunakan metode ini pada regresi eksponensial, maka fungsi eksponensial y= aebx diubah ke bentuk linear dengan menggunakan logaritma natural, sehingga menghasilkan suatu persamaan linear yaitu ln y= ln a+ bx.
Korelasi
Korelasi adalah pengukur hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan dengan derajat keeratan atau tingkat hubungan antarvariabel-variabel. Mengukur derajat hubungan dengan metode korelasi yaitu dengan koefisien korelasi. Dalam hal ini, dengan tegas dinyatakan bahwa dalam analisis korelasi tidak mempersoalkan apakah variabel yang satu tergantung pada variabel yang lain atau sebaliknya. Jadi metode korelasi dapat dipakai untuk mengukur derajat hubungan antarvariabel bebas dengan variabel bebas yang lainnya atau antar fua variabel.
Beban Ekonomis Trafo
Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik ( arus da tegangan ) dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain dengan nilai yang sama maupun berbeda besarnya (lebih kecil atau lebih besar) pada frekuensi yangsama, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis, dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer, dan kumparan sekunder. Rasio perubahan tegangan akan tergantung dari rasio jumlah lilitan pada kedua kumparan itu. Biasanya kumparan terbuat dari kawat tembagayang dibelit seputar "kaki" inti transformator.
Keadaan transformator tanpa beban
Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumberteganganV1 yang sinusoidal, akan mengalir arus primer I0 yang juga sinusoidal dandengan menganggap belitan N1 reaktif murni. I0 akan tertinggal 900 dari V1. Arusprimer I0 menimbulkan fluks (Ф) yang sefasa dan juga berbentuk sinusoidal.
Gambar. Transformator Tanpa Beban.
Keadaan transformator berbeban
Apabila kumparan sekunder di hubungkan dengan beban ZL, akan mengalir
arus I2 pada kumparan sekunder, dimana I2=V2ZL
Gambar transformator dalam keadaan berbeban
Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) N2 I2 yang cenderung menentang fluks (Ф) bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan. Agar fluks bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus I2', yang menentang fluks yang dibangkitkan oleh arus beban I2, hingga keseluruhan arus yang mengalir pada kumparan primer menjadi:
I1 + I 0 + I 2 ' (ampere)
Bila komponen arus rugi inti (Ic) diabaikan, maka I0 = Im , sehingga:
I1 + I m + I 2 ' (ampere)
Dimana: I1 = arus pada sisi primer
I0 = arus penguat
Im = arus pemagnetan
Ic = arus rugi-rugi inti