BAB I PENDAHULUAN A. Lata Latarr Bela Belaka kang ng
Salah satu polemik yang sudah banyak dikenal oleh masyarkaat muslim di dunia terutama di Indonesia adalah mengenai persoalan qunut pada setiap sholat subuh, sebagian yang lain berpendapat bahwa tidak di sunnahkan melakukan qunut subuh sebagian lain berpendapat bahwa disyari’atkan untuk melakukan hal tersebut, yang kedua-duanya memiliki dalil-dalil pendukungnya, oleh karena itu penulis pada kesempatan ini akan mencoba untuk menjabarkan beberapa hal mengenai qunut subuh tersebut. Apak Apakah ah sena senant ntia iasa sa berq berqun unut ut subu subuhh adal adalah ah Sunn Sunnah ah?? Siap Siapak akah ah yang yang mengatakan bahwa qunut termasuk Sunnah Aba’d yang ditambal dengan sujud sahw sahwi,p i,pent ent!! dan yang yang tidak tidak menam menambal balny nyaa berart berartii kurang kurang.. Apakah Apakah hadits hadits"" #$asulullah Senantiasa berqunut hingga berpisah dengan dunia% termasuk hadits Sohih? Apakah hadits tersebut terkait qunut tersebut? &agaimana pendapat 'lama tentan tentangg hal hal terseb tersebut? ut? &agaim &agaimana ana hujjah hujjah mereka mereka masin masing-m g-masi asing? ng? (ika (ika ingin ingin melakukan qunut na)ilah apakah boleh berdoa dengan apapun yang ia inginkan?.*al+atwa al-kubr */01.1 B. Rumu Rumusa san n Masal Masalah ah
&erangkat dari hal diatas, berikut kami jelaskan rumusan masalah yang akan menjadi bahasan pada makalah ini " 2. &agaiman &agaimanakah akah seputar seputar masala masalahh khila3iy khila3iyah ah qunut qunut.? .? . 4endap 4endapat at ulam ulamaa seputa seputarr masala masalahh 5unut 5unut ?
BAB II
1
PEMBAHASAN
A. Khilafiah Seputar unut
6alam masalah ibadah, menetapkan suatu amalan bahwa itu adalah disyariatkan *wajib maupun sunnah1 terbatas pada adanya dalil dari Al-5ur7an maupun As-sunnah yang shahih menjelaskannya. 8alau tidak ada dalil yang benar, hal itu tergolong membuat perkara baru dalam agama *bid’ah1, yang terlarang dalam syariat Islam sebagaimana dalam hadits Aisyah riwayat &ukhary-9uslim, P Q =L= R =QHL= JE = T UK HV = = : ;< = > = @ = BC =D @E @=F GH J=K L= M J =F JE = J E @ WHX =YZ =< H [ = J=N O = J=N BE = Y^ =_= BC =D HE J=F [ J H Z = .\ :< = > = @ = G @] JEH M J H ` Artinya “Siapa yang yang mengadakan hal baru dalam perkara kami ini (dalam Agama-pent.) apa yang sebenarnya bukan dari perkara maka hal itu tertolak.” Dan dalam riwayat Muslim, “Siapa yang berbuat satu amalan yang tidak di atas perkara kami maka ia (amalan) tertolak.”
al ini hendaknya dijadikan sebagai kaidah pokok oleh setiap muslim dalam menilai suatu perkara yang disandarkan kepada agama. Setelah mengetahui hal ini, kami akan berusaha menguraikan pendapat-pendapat para ulama dalam masalah ini. 'raian 4endapat 4ara 'lama Ada tiga pendapat di kalangan ulama tentang disyariatkan atau tidaknya qunut Shubuh. 4endapat pertama , qunut shubuh disunnahkan secara terus-menerus. Ini adalah pendapat 9alik, Ibnu Abi aila, Al-asan bin Shalih, dan Imam Sya3i ’iy. 4endapat kedua , qunut shubuh tidak disyariatkan karena sudah mansukh f terhapus hukumnya’. Ini adalah pendapat Abu ani3ah, Su3yan Atssaury, dan lain-lainnya dari ulama 8u3ah.
2
4endapat ketiga , qunut pada shalat shubuh tidaklah disyariatkan kecuali pada qunut na)ilah yang boleh dilakukan pada shalat shubuh dan pada shalat-shalat lainnya. Ini adalah pendapat Imam Ahmad, Al-aits bin Sa’d, ahya bin ahya Al-aitsy, dan ahli 3iqih dari para ulama Ahlul adits.
B. Pen!apat"pen!apat Seputar unut
2. 6alil 4endapat 4ertama 6alil terkuat yang dipakai oleh para ulama, yang menganggap qunut subuh itu sunnah, adalah hadits berikut ini. Artinya
@ Y K ; = @ ] @ JX = T =K ; = < =B = ; B =C J NY N = GH JK =L= H Y @> J @ < = =Yv = BE = = HY = =N JY HO = [ = Z = GHHZ = J H
“erus-menerus !asulullah shallallahu "alaihi wa alihi wa sallam #unut pada shalat Shubuh sampai beliau meninggalkan dunia.”
6ikeluarkan oleh fAbdurra))aq dalam Al-9ushanna3 22x no. /z/, Ahmad 2z, Ath-hahawy dalam Syarh 9a’ani Al Atsar 2//, Ibnu Syahin dalam {asikhul adits |a 9ansukhih no. x, Al-akim dalam AlArba’in sebagaimana dalam {ashbur $ayah 2, Al-&aihaqy x2 dan dalam Ash-Shugra 7 2}, Al-&aghawy dalam Syarhus Sunnah 2-2/ no. z, Ad-6araquthny dalam Sunan -nya , Al-9aqdasy dalam Al9ukhtarah z2-2x no. 2}, Ibnul (au)y dalam At-ahqiq no. z~-zx dan Al-fIlal Al-9utanahiyah no. }0, dan Al-8hatib Al-&aghdady dalam 9udhih Auwan Al-(ama’ |a At-a3riq 00 dan Al-5unut sebagaimana dalam At-ahqiq 2/z.
Semuanya dari jalan Abu (a’3ar Ar-$a)y, dari Ar-$abi’ bin Anas, dari Anas bin 9alik. adits ini dishahihkan oleh 9uhammad bin fAli Al-&alkhy dan Al-akim sebagaimana dalam 8hulashatul &adrul 9unir 22} dan disetujui pula oleh Imam Al-&aihaqy. {amun Imam Ibnu urkumany dalam Al-(auhar An-{aqy berkata, #&agaimana bisa sanadnya menjadi shahih sedangkan rawi yang meriwayatkannya dari Ar-$abi’ bin Anas adalah Abu (a’3ar fIsa bin 9ahan Ar-$a)y mutakallamun 3ihi *dikritik1?% &erkata Ibnu ambal dan An-{asa7i, #aisa bil qawy *bukan orang yang kuat1.% &erkata Abu •ur’ah, #ahimu katsiran *&anyak salahnya1.% &erkata Al-+allas, #Sayyi7ul hi3)h 3
*(elek ha3alannya1.% &erkata pula Ibnu ibban, #6ia bercerita dari rawi-rawi yang *membuat1 masyhur hal-hal yang mungkar.% Ibnul 5ayyim, setelah menukil suatu keterangan dari gurunya, Ibnu aimiyah, tentang salah satu bentuk hadits mungkar yang diriwayatkan oleh Abu (a’3ar Ar-$a)y, berkata, #6an yang dimaksudkan bahwa Abu (a’3ar Ar-$a)y adalah orang yang memiliki hadits-hadits yang mungkar, sama sekali tidak dipakai berhujjah oleh seorang pun dari para ahli hadits periwayatan haditsnya yang ia bersendirian dengannya.% •adul 9a’ad jilid I hal. }z &agi siapa yang membaca keterangan para ulama tentang Abu (a’3ar Ar-$a)y ini, akan melihat bahwa kritikan terhadap Abu (a’3ar ini adalah jarh mu3assar f kritikan yang jelas menerangkan penyebab kelemahan seorang rawi’. 9aka apa yang disimpulkan oleh Ibnu ajar dalam aqribut ahd)ib sudah sangat tepat. &eliau berkata, #Shaduqun sayyi7ul hi3)h khusushan fanil 9ughirah f jujur tapi jelek ha3alannya, terlebih lagi riwayatnya dari 9ughirah’.% 9aka Abu (a’3ar ini lemah haditsnya dan hadits qunut subuh yang ia riwayatkan ini adalah hadits yang lemah bahkan mungkar. 6ihukuminya hadits ini sebagai hadits yang mungkar karena sebab" $ertama , makna yang ditunjukkan oleh hadits ini bertentangan dengan hadits shahih yang menunjukkan bahwa {abi shallallahu falaihi wa alihi wa sallam tidak melakukan qunut kecuali qunut na)ilah, sebagaimana dalam hadits Anas bin 9alik, @ Y K ; @ ] @ JX = „= … =B† = T =;K ; =F € U> J = K =L= Z J=F € U> J =N HBL=: = Y‚ =Hƒ „;Hƒ N = GH JK =L= = Z = GHHZ = [ ; ‡ H] ;NY … Artinya “Sesungguhnya %abi shallallahu "alaihi wa alihi wa sallam tidak melakukan #unut ke&uali bila beliau berdoa untuk (kebaikan) suatu kaum atau berdoa (ke'elekan atas suatu kaum).”
6ikeluarkan oleh Ibnu 8hu)aimah 22/ no. zx dan Ibnul (au)i dalam Atahqiq 2/zx dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Ash-Shahihah no. z. edua , adanya perbedaan la3a)h dalam riwayat Abu (a’3ar Ar-$a)y ini sehingga menyebabkan adanya perbedaan dalam memetik hukum dari perbedaan la3a)h tersebut dan menunjukkan kelemahan dan ketidaktetapan Abu (a’3ar Ar-$a)y dalam periwayatan. 8adang ia meriwayatkan dengan la3a)h yang disebut di atas dan kadang meriwayatkan dengan la3a)h,
4
@ Y K ; = ] = = T =;K ; =F D Hˆ N = GH JK =L= J ‰ =N JY [U = Z = GHHZ = [ ; ‡ H] ;NY …
Artinya
“Sesungguhnya %abi shallahu "alahi wa alihi wa sallam #unut pada shalat
adits ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al9ushanna3 2x/ no. }xx *cet. 6arut aj1 dan disebutkan pula oleh Imam Al 9aqdasy dalam Al-9ukhtarah z2. 8emudian sebagian para ulama Sya3i’iyah menyebutkan bahwa hadits ini mempunyai beberapa jalan lain yang menguatkan hadits tersebut, maka mari kita melihat jalan-jalan tersebut. alan $ertama , dari jalan Al-asan Al&ashry, dari Anas bin 9alik, beliau berkata, Subuh.”
= ] = = T J @ @ J< =B = ; N = GH JK =L=@ Y K ; H Y @> J = BQ = JL@Z = D =Q JL@Z = D UŽ JŒ = > JŒ @F=Z = T =K ; J F=Z = … @ < = = Š ‹Œ HY< =Z = G @‡ @VH = Z = GHHZ = Artinya “!asulullah shallallahu "alaihi wa alihi wa sallam, Abu *akar, "+mar dan "+tsman, dan saya (perawi) menyangka “dan keempat” sampai saya berpisah dengan mereka” .
adits ini diriwayatkan dari Al-asan oleh dua rawi, $ertama , fAmru bin f'baid. 6ikeluarkan oleh Ath-hahawy dalam Syarh 9a’ani Al-Atsar 2/, Ad-6araquthny /x, Al-&aihaqy x, Al-8hatib dalam Al-5unut dan dari jalan Al-8hatib, Ibnul (au)y meriwayatkannya dalam At-ahqiq no. z, dan Ad)-6)ahaby dalam ad)kirah Al-u33a)h //. 6ia adalah gembong kelompok sesat 9u’ta)ilah dan, dalam periwayatan hadits, dianggap sebagai rawi yang matrukul hadits f ditinggalkan haditsnya’. edua , Isma’il bin 9uslim Al 9akky, dikeluarkan oleh Ad-6araquthny dan Al-&aihaqy. 6ia dianggap matrukul hadits oleh banyak imam *baca ahd)ibut ahd)ib 1. atatan &erkata Al-asan bin Su3yan dalam 9usnad -nya, #9enceritakan kepada kami (a’3ar bin 9ihran, *ia berkata1 menceritakan kepada kami fAbdul |arits bin Sa’id, *ia berkata1 menceritakan kepada kami Au3, dari Al-asan, dari Anas, beliau berkata, Artinya
@ Y K ; = @ ] @ JX = J =X = T J=K = T =;K @ J;K G @ @ J< =B = ; H Y H> J @ < = Š =E = = HY = =N JY HO = [ = Z = GHN HZ = GH J=K L= = = J H
“Saya shalat bersama !asulullah shallallahu "alaihi wa alihi wa sallam maka beliau terus-menerus #unut pada shalat Subuh sampai saya berpisah dengan beliau.”
%$iwayat ini merupakan kekeliruan dari (a’3ar bin 9ihran sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ad)-6)ahaby dalam 9i)anul I’tidal 2/2~, karena 5
fAbdul |arits tidak meriwayatkan dari Au3, tetapi dari fAmru bin f'baid sebagaimana dalam riwayat Abu f'mar Al audhy dan Abu 9a’mar -dan beliau*?1 ini adalah orang yang paling kuat riwayatnya dari fAbdul |arits-. alan kedua , dari jalan 8halid bin 6a’laj, dari 5atadah, dari Anas bin 9alik , @ Y K ; @ JK ; = K J = K J = K J = ] = = = … = Z = = ] = = = D =Q =L@ ‘ = Z = T =K ; = N = GH JK =L= H Y = BQ = JL@ ‘ @ < = ‘ = Z = GHHZ = = H > J Artinya “Saya shalat di belakang !asulullah shallallahu "alaihi wa alihi wa sallam lalu beliau #unut, dan di belakang "+mar lalu beliau #unut, dan di belakang "+tsman lalu beliau #unut.”
6ikeluarkan oleh Al &aihaqy x dan Ibnu Syahin dalam {asikhul adits |a 9ansukhih no. 2. adits di atas disebutkan oleh Al &aihaqy sebagai pendukung untuk hadits Abu (a’3ar Ar-$a)y, tetapi Ibnu urkumany, dalam Al-(auhar An-{aqy , menyalahkan hal tersebut dengan berkata, #&utuh dilihat keadaan 8halid, apakah bisa dipakai sebagai syahid *pendukung1 atau tidak, karena Ibnu ambal, Ibnu 9a’in dan Ad-6araquthny melemahkannya dan Ibnu 9a’in berkata *di kesempatan lain1, f aisa bi syay7in f tidak dianggap’,’ dan An-{asa7i berkata, f aisa bi tsiqah f bukan tsiqah’.’ 6an tidak seorang pun dari pengarang 8utubus Sittah yang mengeluarkan haditsnya. 6an dalam Al-9i)an, Ad 6araquthny mengategorikannya ke dalam rawi-rawi yang matruk. 8emudian yang aneh, di dalam hadits Anas yang lalu, perkataannya, f erus-menerus beliau qunut pada shalat Subuh hingga beliau meninggalkan dunia,’ tidak terdapat dalam hadits 8halid. ang ada hanyalah f &eliau *{abi1 falaihis salam qunut,’ dan ini adalah perkara yang ma’ru3 f dikenal f . 6an yang aneh hanyalah *perkataan1 f terus-menerus melakukannya sampai meninggal dunia’. 9aka, terlepas dari anggapan dia yang cocok sebagai pendukung, bagaimana haditsnya bisa dijadikan sebagai syahid *pendukung1?% alan ketiga , dari jalan Ahmad bin 9uhammad, dari 6inar bin fAbdillah, dari Anas bin 9alik, @ Y K ; = @ ] @ JX = T =;K = BE = ; “ N = GH J=K L= H Y @> J @ N JY HO @ < = =Yv = BE = = ” = [ = Z = GHHZ = J H H ‡ J Artinya “erus-menerus !asulullah shallallahu "alaihi wa alihi wa sallam #unut pada shalat Subuh sampai beliau meninggal.”
6ikeluarkan oleh Al-8hatib dalam Al-5unut , dan dari jalan Al-8hatib, Ibnul (au)y meriwayatkannya dalam At-ahqiq no. z0. 6
Ahmad bin 9uhammad, yang diberi gelar dengan nama –hulam 8halil, adalah salah seorang pemalsu hadits yang terkenal. Adapun tentang 6inar bin fAbdillah, berkata Ibnu fAdy, #9ungkarul hadits f mungkar haditsnya. %&erkata pula Ibnu ibban, #Ia meriwayatkan dari Anas bin 9alik perkara perkara palsu, tidak halal dia disebut di dalam kitab kecuali untuk mencelanya.%
. 6alil 4endapat 8edua 9ereka berdalilkan dengan hadits Abu urairah riwayat &ukhary-9uslim @ > J @X = T =;K @ Y K ; = Š @——= D JX =Z = D @——‡˜ Ž =X @Z = H™=YD =—HNJ Y =——EH D Hˆ N = GH J=K L= H Y @> J = JH J ‰ =NY HO @ < = … =B† = = JEH š@D =‰ JX = = Z = GHHZ = = = =N Z = B] =Œ ;< = ¡@ =QH € UB——› =_H = Q ==K = ——ŒJ W = Œ J = JN H> =N J=Y œ = N JY = JQ =N H@Y Š =QH = Z = H JN H> =N JY = G @ = FJ< = H C JF T ; @;K NY= T ‹HB = > =_@Z = @> J @X = T ;ž @ @Q JŸ J Z = : J @¨ = ¥ =¦ =§ J Y T ; @;K NY= = B ;L=Z = J =V [ = E @ K =L= = J]HEH© JQ @@ N JY =EH = J‰H¢ =¤ = Œ J ª J YZ = D =¤ J Q @N JYZ = W =¢ = JŒ H< = [ J ]HVH† = T J H J=K L= B =K J¢ =£ J Œ H=F = N H‚ = « = D =¥ = G @C =F= B] = =K =Œ = T ;ž @ G @N => J P LJ< HZ = … = Y H = " = =——CJ= F BQ ;N = = Y> =† J‚ =Z = O = B =Ÿ J N H J¢ =N JY T ; @K ;NY= ‘ @ < =Z = @ > JX @ = L= W = ; = L@Z = … = T J @C ; H = T J @Œ =^ ˜¢ =X @ Z J=F T J H JK =L= ® = N = M = D HE J¯=Y ** … = > JQ @N HB¬ = EH = > J @X = Z J=F ™‹[ = JN = 11 J ¨ Artinya “Adalah !asulullah shallallahu "alaihi wa alihi wa sallam, ketika selesai memba&a (surah pada rakaat kedua) dalam shalat a'r kemudian bertakbir lalu mengangkat kepalanya (itidal), berkata, " Samiallahu liman hamidah rabbana walakal hamdu, lalu beliau berdoa dalam keadaan berdiri, "a Allah, selamatkanlah Al-/alid bin Al-/alid, Salamah bin 0isyam, "Ayyasy bin Abi !abiah, dan orang-orang yang lemah dari kaum mukminin. a Allah, keraskanlah pi'akan-Mu (ad1ab-Mu) atas kabilah Mudhar dan 'adikanlah atas mereka tahun-tahun (kelaparan) seperti tahun-tahun (kelaparan yang pernah ter'adi pada masa) %abi usu2. /ahai Allah, laknatlah kabilah 3ihyan, !ilu, D1akwan, dan "Ashiyah yang bermaksiat kepada Allah dan !asul-%ya. emudian sampai kepada kami kabar bahwa beliau meninggalkan doa tersebut tatkala telah turun ayat, "ak ada sedikit pun &ur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengad1ab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orangorang yang 1halim..” *diriwayatkan oleh
&ukhary-9uslim1
7
&erdalilkan dengan hadits ini menganggap mansukh-nya qunut adalah pendalilan yang lemah karena dua hal, $ertama, ayat tersebut tidaklah menunjukkan mansukh-nya qunut, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Al-5urthuby dalam a3sir -nya, sebab ayat tersebut hanyalah menunjukkan peringatan dari Allah bahwa segala perkara itu kembali kepada-{ya. 6ialah yang menentukannya dan hanya 6ialah yang mengetahui perkara yang ghaib. 8edua , diriwayatkan oleh &ukhary-9uslim dari Abu urairah, beliau berkata, NY [H @ Y K ; = ¢HN JYZ = D H J° = @ ] @ JX = =D =X JD =_@ > JŒ @F= … ; Œ =D = J¯= = ™HB› N = GH JK =L= H Y H> J H YZ = = BŽ = = T =K ; @ < = =O = Z = GHHZ = = T JŽ @Œ H = @ ¢ =K JX =Z = < =B‰ ;Ž @N JY = J]HEH© JQ @K JN H> JL@ JX =Z = ” @ N JY HO = Z = HD =H±JY. H ‡ J Artinya “Demi Allah, sungguh saya akan mendekatkan (menun'ukkan) untuk kalian &ara shalat !asulullah shallallahu "alaihi wa alihi wa sallam. Maka Abu 0urairah melakukan #unut pada shalat 4huhur, "5sya6, dan Shubuh. *eliau mendoakan kebaikan untuk kaum mukminin dan memintakan laknat untuk orang-orang ka2ir.”
Ini menunjukkan bahwa qunut na)ilah belum mansukh. Andaikata qunut na)ilah telah mansukh, tentunya Abu urairah tidak akan mencontohkan cara shalat {abi shallallahu f alaihi wa alihi wa sallam dengan qunut na)ilah. . 6alil 4endapat 8etiga $ertama, hadits
Sa’ad bin hariq bin Asyam Al-Asyja’i
= C ;Hƒ HŒ ==F BX =² " [ @ K J @ = K J … = = J;K = BQ = JL@Z =D =Q =L@Z = D UŽ JŒ = [ @ < = ‘ = J Œ H=FZ = TKZ GNZ GKL Y K Y @> J J Œ H¯= ‹ =Ÿ ` = WH => JŽ @N JBŒ HZ = B] = @_= T J @] JL= Y [ = > J @] @ JŒ = Y> JC @BŽ = = = J]HH M J E @ [ J ‰ =NY [ = Q J J ]HŒ = ³J=F² " =B = = ²D Hˆ = ´H< = [ = K HL=Z =#. H … Artinya “Saya bertanya kepada ayahku, " /ahai ayahku, engkau shalat di belakang !asulullah shallallahu " alaihi wa alihi wa sallam dan di belakang Abu *akar, "+mar, "+tsman, dan "Ali radhiyallahu "anhum di sini dan di u2ah selama 7 tahun, apakah mereka melakukan #unut pada shalat Shubuh8 Maka dia men'awab, " /ahai anakku, (#unut Shubuh) adalah perkara baru (bidah).”
6ikeluarkan oleh irmid)y no. /x, An-{asa7i no. 2x~x dan dalam Al8ubra no. zz}, Ibnu 9ajah no. 2/, Ahmad /} dan z/, Ath8
hayalisy no. 2~, Ibnu Abi Syaibah dalam Al-9ushanna3 2x2 no. zz2, Ath-hahawy 2/, Ath-habarany ~~2}}-~2}, Ibnu ibban sebagaimana dalam Al-Ihsan no. 2~, &aihaqy 2, Al-9aqdasy dalam Al-9ukhtarah ~}-~, Ibnul (au)y dalam At-ahqiq no. z}}-z}~, dan Al9i))y dalam ahd)ibul 8amal . 6ishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Irwa7ul –halil no. /0 dan Syaikh 9uqbil dalam Ash-Shahih Al-9usnad 9imma aisa +i Ash-Shahihain edua,
hadits Ibnu f'mar, = ¢ @] =Q JX = D @‡ =ŽHN² " = B = H=K ˆ = @ K J @ = .² J ] @ JX = T J=K = ” @ J;K BE =² " =B = ,² J EH [ NY =O = D =Q =L@ = ² " J Œ H=F JL= H Œ JYH Š =E = H ‡ J @ ‰ = [ J =F JEH U ==F JL= G @° J F=#. = J Œ HBŸ Artinya “Dari Abu Dikeluarkan oleh Ath-hahawy 9:;<=, Al-*aiha#y ;:;9>, dan Ath-habarany Mi'la1, beliau berkata, " Saya shalat Shubuh bersama 5bnu "+mar lalu beliau tidak #unut. Maka saya berkata, " Apakah lan'ut usia yang menahanmu (melakukan #unut)8 5bnu "+mar berkata, " Saya tidak mengha2al hal tersebut dari para shahabatku.”.
sebagaimana dalam 9ajma’ A)-•awa’id µ2}. Al-aitsamy berkata, #$awi-rawinya tsiqah.% etiga, tidak ada dalil yang shahih menunjukkan disyariatkannya mengkhususkan qunut pada shalat Shubuh secara terus-menerus. eempat , qunut shubuh secara terus-menerus tidak dikenal di kalangan shahabat sebagaimana dikatakan oleh Ibnu f'mar pada hadits di atas, bahkan Syaikhul Islam Ibnu aimiyah, dalam 9ajmu’ Al-+atawa , berkata, #6an demikian pula selain Ibnu f'mar dari para shahabat, mereka menghitung *menganggap1 hal tersebut termasuk perkara-perkara baru yang bid’ah.% elima, berbagai nukilan orang-orang, yang berpendapat disyariatkannya qunut shubuh, dari beberapa shahabat bahwa mereka melakukan qunut, terbagi dua" ¶ Ada yang shahih tetapi tidak ada sisi pendalilan dari nukilan-nukilan tersebut. 9
¶ Ada yang sangat jelas menunjukkan bahwa mereka melakukan qunut shubuh, tetapi nukilan tersebut lemah dan tidak bisa dipakai berhujjah. eenam, setelah mengetahui penjelasan di atas, maka sangatlah mustahil mengatakan bahwa qunut shubuh, dengan membaca doa qunut #Allahummahdina 3i man hadait ·,% sampai akhir doa kemudian diaminkan oleh para makmum, disyari’atkan secara terus-menerus. Andaikan hal tersebut dilakukan secara terus menerus tentunya akan dinukil oleh para shahabat dengan nukilan yang pasti dan sangat banyak sebagaimana halnya shalat, karena qunut adalah ibadah, yang kalau dilakukan secara terus menerus maka akan dinukil oleh banyak shahabat. etapi kenyataannya, qunut hanya dinukil dalam hadits yang lemah. 6emikian keterangan Imam Ibnul 5ayyim Al-(au)iyah dalam •adul 9a’ad .
BAB III PENU$UP A. Kesimpulan
6ari uraian diatas, maka jelaslah bahwa perkara 5unut adalah polemik yang berkepanjangan yang terjadi dikalangan ulama ahli 3ikih maupun ahli hadist, akan tetapi dalam makalah ini kami mencoba melakukan penelitian yang kon3rehensi3 tanpa harus melihat doktrin ahli 3ikih tersebut, tapi pada perkembangan selanjutnya persoalan khila3iyah ini tidaklah harus dijadikan alasan untuk ber10
ta3arruk, akan tetapi yang harus diciptakan adalah toleransi yang tinggi dikalangan umat islam. &erikut sebagai uraian penutup, kami sebutkan pendapat yang mendukung 5unut subuh serta yang membid’ahkan qunut subuh secara terus menerus yaitu " 2.
4ermasalahan 5unut Adalah pemasalahan yang menjadi polemic berkepanjangan diseputar ulama-ulama ushuliyyah baik dibidang 3ikih maupun hadist. . (ikalau dirunut dari aspek histori maka dapat kami simpulkan bahwa klan-klan para pemerhati khila3iyah terbagi atas kubu, yaitu antara ulama yang menganggap 5unut shubuh sebagai tradisi {abi yang disertakan oleh dalil-dalail yang menguatkannya serta pendapat ulam yang menganggap 5unut shubuh sebagai sesuatu yang baru dan dihukumi bid’ah yang juga disertakan dalil-dalil yang menguatkan pendapatnya. B. Saran
DA%$AR PUS$AKA
Abdulshomad, 9uhyiddin, x2x, i#h radisional, 4ustaka bayan, Surabaya Abbas, Sirajuddin, xx0, Masalah Dalam Agama,
11
KA$A PEN&AN$AR
4uji serta syukur kami haturkan kepada Allah S|, atas limpahan rahmat dan kasih syang-{ya sehingga makalah ini dapat terselesaikan, serta shalawat dan salam tak lupa kami kirimkan kepada &aginda {abiyullah SA|. 9akalah ini berjudul #8hila3iah Seputar 5unut Sholat Shubuh%, merupakan tugas pada mata kuliah 6a’wah, makalah ini kami susun dengan re3erensi yang sangat rele¸an serta dalam beberapa bagian kami mengambilnya pada internet.
12
'capan terimah kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam penulisan makalah ini serta ungkapan mohon maa3 jikalau pada sebagian sisi terdapat permasalahan yang sangat sedikit kami singgung serta sedikitnya re3erensi pada bagian tersebut. erakhir kami berharap makalah ini dapat bermam3aat bagi setiap kalangan umat islam, dan akhirnya hanya kepada Allah lah kami berserah diri.
Minallahi Mustaan wa alaihit tiklan
} September x2
Penulis
DA%$AR ISI
8ata 4engantar ·························.. ii &A& I
4¹{6A''A{ 2. atar &elakang ·····················. . $umusan 9asalah ···················..
&A& II
4¹9&AASA{ 13
2. 8hila3iyah seputar masalah 5unut ············· . 4endapat 4ara ulama tentang 9asalah 5unut ·········. &A& III 4¹{''4 2. 8esimpulan ······················.. . Saran ·························. 6A+A$ 4'SA8A ·······················.
MAKALAH DA'(AH
14
)KHILA%I*AH SEPU$AR UNU$ PADA SH+LA$ SHUBUH )
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2
2. &aso Irwansyah . 9arlina . (asrianti
15
S¹8ºA I{––I A–A9A ISA9 6A$'6 6A’|A |A I$SA6 4A{–8A(¹{¹-SI6$A4 x2
16