Setiana Wulan (Makalah Korosi)
MAKALAH TENTANG PENGKOROSIAN PADA PAGAR BESI
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Korosi atau secara awam lebih dikenal dengan istilah pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan-bahan logam di berbagai macam kondisi lingkungan. Penyelidikan tentang sistim elektrokimia telah banyak membantu menjelaskan mengenai korosi ini, yaitu reaksi kimia antara logam dengan zat-zat yang ada di sekitarnya atau dengan partikel-partikel lain yang ada di dalam matrik logam itu sendiri. Jadi dilihat dari sudut pandang kimia, korosi pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Pada umumnya suatu peralatan elektronik mengandung komponen logam yang mempunyai waktu hidup atau masa pakai tertentu. Korosi pada komponen-komponen tersebut dapat menimbulkan kerugian ekonomi akibat berkurangnya masa produktif peralatan elektronik. Korosi bahkan dapat menyebabkan terjadinya gangguan berupa terjadinya hubungan pendek (konsluiting) yang dapat mengarah kepada terjadinya kecelakaan. Masalah korosi peralatan elektronik merupakan salah satu sumber yang dapat memicu kegagaan operasional serta keselamatan kerja pada suatu industri. Oleh sebab itu, masalah ini sudah selayaknya mendapat perhatian yang serius dari berbagai kalangan. Dalam kehidupan sehari-hari, korosi dapat kita jumpai terjadi pada berbagai jenis logam. Bangunan-bangunan maupun peralatan elektronik yang memakai komponen logam seperti seng, tembaga, besi-baja dan sebagainya semuanya dapat terserang oleh korosi ini. Seng untuk atap dapat bocor karena termakan korosi. Demikian juga besi untuk pagar tidak dapat terbebas dari masalah korosi. Jembatan dari baja maupun badan mobil dapat menjadi rapuh karena peristiwa alamiah yang disebut korosi.
Setiana Wulan (Makalah Korosi)
Korosi merupakan masalah teknis dan ilmiah yang serius. Di negaranegara maju sekalipun, masalah ini secara ilmiah belum tuntas terjawab hingga saat ini. Selain merupakan masalah ilmu permukaan yang merupakan kajian dan perlu ditangani para ahli kimia. Korosi juga menjadi masalah masa lah ekonomi karena menyangkut umur, penyusutan dan efisiensi pemakaian suatu bahan maupun peralatan per alatan dalam kegiatan secara fisika, korosi juga menyangkut kinetika reaksi yang menjadi wilayah kajian Dalam bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan perkaratan yakni sesuatu yang hampir dianggap sebagai musuh umum masyarakat. Karat adalah sebutan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam. Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang mengalami korosi, tidak perrlu diingkari bahwa logam itu paling awal menimbulkan korosi serius. Karena itu tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sama. Korosi dikenal merugikan karena bersifat merusak logam dan membahayakan. Oleh karena itu, dengan pentingnya mempelajari pencegahan korosi percobaan kali ini difokuskan oleh masalah tersebut dan akan dipaparkan logam-logam apa sajakah yang dapat menghambat terjadinya korosi..
B. RUMUSAN MASALAH Dengan adanya makalah ini, ada beberapa masalah yang akan dibahas antara lain: 1. Bagaimana proses terjadinya korosi ? 2. Apa penyebab terjadinya korosi pada paga besi? 3. Bagaimana cara pencegahan korosi?
C. TUJUAN Dari rumusan masalah dapat diketahui tujuan dari disusunnya makalah ini yaitu: 1. Mengetahui proses terjadinya korosi pada paga rbesi 2. Mengetahui penyebab terjadinya korosi pada pagar besi
Setiana Wulan (Makalah Korosi)
3. Cara pencegahan korosi pada pagar besi.
Setiana Wulan (Makalah Korosi)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
PENGERTIAN BESI DAN KOROSI 1. B esi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai nil ai ekonomis yang tinggi. Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal, diantaranya:
Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,
Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi. Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi
menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi
proses
ini
terlalu
mahal
untuk
kebanyakan
penggunaan
besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi. (id.wikipedia.com)
2. Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawasenyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.Pada peristiwa
korosi,
logam
mengalami oksidasi oksidasi,, sedangkan
oksigen
(udara)
mengalami reduksi reduksi.. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe 2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Setiana Wulan (Makalah Korosi)
Korosi merupakan proses elektrokimia elektrokimia.. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode anode,, di mana besi mengalami oksidasi.Fe(s) oksidasi.Fe (s) <--> <--> Fe2+(aq) (aq) + + 2e Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode katode,, di mana oksigen tereduksi.O2(g) (g) + + 4H+(aq) (aq) + + 4e <--> 2H2O(l) (l) Atau O2(g) (g) + + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq) (aq)Ion Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijihmineralnya bijihmineralnya.. Contohnya, bijih mineral logam besi logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi senyawa besi oksida atau atau besi besi sulfida, sulfida , setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau atau baja baja paduan paduan.. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida). Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial beda potensial terhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.(id.wikipedia.com)
B.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KOROSI 1. Uap air Dilihat dari reaksi yang terjadi pada korosi, air merupakan salah satu faktor penting untuk berlangsungnya berlangsungnya proses korosi. Udara yang banyak mengandung uap air (lembab) akan mempercepat berlangsungnya proses korosi. 2. Oksigen Udara yang banyak mengandung gas oksigen akan menyebabkan terjadinya korosi. Korosi besi terjadi apabila ada oksigen (O 2) dan air (H 2O). Logam besi
Setiana Wulan (Makalah Korosi)
tidaklah murni, melainkan mengandung campuran karbon yang menyebar secara tidak merata dalam logam tersebut. Akibatnya menimbulkan perbedaan potensial listrik antara atom logam dengan atom karbon (C). Atom logam besi (Fe) bertindak sebagai anode dan atom C sebagai katode. Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi, sedangkan air sendiri berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa korosi. Semakin banyak jumlah O2 dan H2O yang mengalami kontak dengan permukaan logam, maka semakin cepat berlangsungnya korosi pada permukaan logam tersebut. 3. Larutan Garam Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk melangsungkan transfer muatan. Air hujan banyak mengandung asam, dan air laut banyak mengandung garam, maka air hujan dan air laut merupakan korosi yang utama. 4. Permukaan logam Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan, yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi sukar terjadi, sebab sukar terjadi kutub-kutub yang akan bertindak sebagai a node dan katode. 5. Keberadaan zat pengotor Zat Pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reaksi reduksi tambahan sehingga lebih banyak atom logam yang teroksidasi. Sebagai contoh, adanya tumpukan debu karbon dari hasil pembakaran BBM pada permukaan logam mampu mempercepat reaksi reduksi gas oksigen pada permukaan logam. Dengan demikian demikian peristiwa korosi semakin dipercepat. 6. Kontak dengan elektrolit Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju korosi dengan menambah terjadinya reaksi tambahan. Sedangkan konsentrasi elektrolit yang besar dapat melakukan laju aliran elektron sehingga korosi meningkat. 7. Temperatur
Setiana Wulan (Makalah Korosi)
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara umum, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar. Dengan demikian laju korosi pada logam semakin meningkat. Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat dilihat pada
perkakas-perkakas
atau
mesin-mesin
yang
dalam
pemakaiannya
menimbulkan panas akibat gesekan atau dikenai panas secara langsung (seperti mesin kendaraan bermotor). 8. Tingkat keasaman (pH) Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode yaitu: 2H+(aq) + 2e- → H2 Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom logam yang teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin besar. 9. Metalurgi Permukaan logam. Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda potensial dan memiliki kecenderungan untuk menjadi anode yang terkorosi.Permukaan logam yang kasar cenderung mengalami korosi. Efek galvanic coupling Kemurnian logam yang rendah mengindikasikan banyaknya atom-atom unsur lain yang terdapat pada logam tersebut sehingga memicu terjadinya efek Galvanic Coupling , yakni timbulnya perbedaan potensial pada permukaan logam akibat perbedaan E° antara atom-atom unsur logam yang berbeda dan terdapat pada permukaan logam dengan kemurnian rendah. Efek ini memicu korosi pada permukaan logam melalui peningkatan peningkatan reaksi oksidasi pada daerah anode. 10. Mikroba Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat menyebabkan peningkatan korosi pada logam. Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut
Setiana Wulan (Makalah Korosi)
mampu mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya. Mikroba yang mampu menyebabkan korosi, antara lain: protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat, dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida.
C.
BENTUK-BENTUK KOROSI 1) Korosi Merata Merat a (Uniform ( Uniform Attack) : Yaitu Y aitu korosi yang terjadi pada permukaan logam yang berbentuk pengikisan permukaan logam secara merata sehingga ketebalan logam berkurang sebagai akibat permukaan terkonvensi oleh produk karat yang biasanya terjadi pada peralatan peralatan terbuka, misalnya permukaan luar pipa. 2) Korosi Galvanik (Galvanic corrosion) : Bentuk korosi ini terjadi bila dua (atau lebih) logam yang berbeda secara listrik berhubungan satu sama lainnya berada dalam lingkungan korosif yang sama. Dalam kasus demikian, logam yang berpotensial paling negatif (dalam keadaan tidak berhubungan) akan terkorosi, sebaliknya logam lain (logam mulia dengan potensial tinggi akan kurang terkorosi). Korosi galvanik cenderung terlokalisir ke arah pembentukan sumuran, dan dalam sistem pipa akan terjadi
kebocoran-kebocoran.
Ini
hanyalah
merupakan
masalah
perencanaan karena dalam pabrik, sistem pipa dan rangka banyak melibatkan pemakaian lebih dari satu macam metal. Oleh karena itu harus diusahakan pemakaian paduan logam yang berbeda-beda, agar tidak sampai menimbulkan masalah korosi. 3) Korosi Sumuran (Pitting) : Korosi sumuran termasuk korosi setempat dimana daerah kecil dari permukaan metal, terkorosi membentuk sumuran. Biasanya kedalaman sumur lebih besar dari diameternya. Mekanisme terbentuknya
korosi
sumuran,sangat
kompleks
dan
sulit
diduga,
sungguhpun demikian ada situasi tertentu dimana korosi sumuran dapat diantisipasi : a) Pada baja karbon yang dilapisi oleh mill scale dibawah kondisi tercelup (air laut) akan terbentuk beda potensial antara mill scale dan
Setiana Wulan (Makalah Korosi)
baja hingga pecahnya mill scale mengarah pada situasi anode kecil / katoda besar. b) Pada paduan yang mengandalkan pada lapis pasif untuk sifat tahan korosinya seperti stainless steel. Dari segi praktis korosi sumuran terbentuk di dalam air mengandung chloride, oleh karena itu sering terjadi pada kodisi dilingkungan laut. c) Korosi Erosi : Gerakan air laut, seperti juga fluida lainnya dapat menimbulkan aksi mekanis misalnya erosi (pengikisan). Immpingement attack dan cavitation adalah bentuk extrem dari tipe korosi ini. Korosi erosi cenderung mengarah pada penghilangan lapis protektif dari permukaan metal oleh aksi partikel abrasive yang ada di dalam air. Umumnya
laju
serangan
korosi
membesar
dengan
membesarnya
kecepatan. Ada lagi bentuk erosi atau mekanisme lain, misalnya korosi lembaran baja yang terpancang di pantai, dipengaruhi oleh aksi abrasive dari pasir, dibantu oleh aksi pasang/surut atau angin. Pada kasus ini lapis protektif dihilangkan. d) Impingement Attack : Seperti namanya bentuk serangan terjadi ketika larutan menimpa dengan kecepatan cukup besar pada permukaan metal. Hal ini dapat terjadi pada sistem pipa dimana perubahan arah tiba-tiba dari aliran pada lingkungan dapat mengakibatkan kerusakan bagian lain dari pipa tidak terpengaruh. Bentuk korosi ini akan terjadi pada setiap situasi dimana
ada
impingement
(timpa,bentur,tekan)
air
yang
biasanya
mengandung gelembung udara pada kecepatan serendah 1 m/s. e) Perusakan Cavitasi : Bentuk perusakan korosi ini disebabkan oleh terbentuk dan pecahnya gelembung di dalam air laut, pada permukaan metal. Kondisi pada kecepatan tinggi dan perubahan tekanan cenderung menimbulkan korosi cavitasi. Serangan biasanya terlokalisir dan terjadi di daerah tekanan rendah, air bergejolak (boil) dan terbentuk dari partikel vacumm. Bila air kembali ke tekanan normal, cavity pecah, dengan membebaskan energi. Hal ini mengarah pada perusakan permukaan paduan logam.
Setiana Wulan (Makalah Korosi)
f) Korosi Celah (Crevice Corrosion) : Korosi ini terbentuk apabila terbentuk celah antara dua permukaan dengan bagian dalam celah lebih anodic dari permukaan luar. Pada dasarnya korosi celah timbul dari formasi differensial aeration cell, dimana metal yang terexpose di luar crevice lebih katodic terhadap metal di dalam celah. Arus katodic yang besar bekerja
pada
daerah
anodic
yang
kecil
menghasilkan
serangan
korosi yang intensif.
D.
PROSES TERJADINYA KOROSI PADA BESI Proses tejadinya korosi pada besi melalui siklus berikut: Logam besi yang kontak dengan udara dioksidasi menjadi ion Fe2+ Ion Fe2+ larut dalam air dan bergerak ke katode melalui tetesan air Elektron bergerak ke katode melalui logam. Elektron mereduksi oksigen dari udara dan menghasilkan menghasilkan air. Sebagian oksigen yang larut dalam air mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ yang membentuk karat pada besi
Proses perkaratan (korosi) adalah reaksi elektrokimia (redoks). Pada permukaan besi (Fe) bisa terbentuk bagian anoda dan katoda katoda yang disebabkan oleh dua hal : 1.
Perbedaan konsentrasi oksigen terlarut pada permukaan besi
Tetesan air pada permukaan besi mengandung perbedaan konsentrasi oksigen terlarut. Pada bagian pinggir mengandung lebih oksigen terlarut, sehingga di bagian ini bertindak sebagai katoda (reaksi
Setiana Wulan (Makalah Korosi)
reduksi). Pada bagian tengah tetesan oksigen terlarut relatif sedikit sehingga bagian ini bertindak sebagai anoda (reaksi oksidasi).
Fe → Fe2+ + 2e-Ion Fe2+ bergerak ke katoda dan teroksidasi lebih lanjut menjadi Fe3+ / besi (III) dalam senyawa besi (III) oksida terhidrat. Dengan adanya garam (oksida asam) atau zat elektrolit akan mempercepat reaksi perkaratan.
2.
Tercampur besi oleh karbon atau logam lain yang mempunyai E 0 reduksi
lebih besar dari besi Karena E0 reduksi besi lebih kecil dari logam tersebut, maka besi akan teroksidasi (anoda), hal ini dapat menyebabkan terjadinya korosi atau menghasilkan karatan besi. Secara keseluruhan perkaratan besi adalah sebagai berikut : Bila besi bersentuhan dengan oksigen dan air yang bersifat asam, yakni oksidakosida berikut akan terjadi : Fe + ½ O 2 + 2H+ → Fe2+ + H2O Reaksi setengah redoksnya : Katode
: ½ O2 + 2H+ + 2e- → H2O
Anode
: Fe →Fe2+ + 2eFe + ½ O 2 + 2H+
E0= + 1,23 volt E0= + 0,44 volt
→ Fe2+ + H2O
E0=+1,67 volt
Reaksi di atas berlangsung spontan Besi (II) itu seterusnya dioksidasi oleh oksigen membentuk karat besi atau oksida besi (III) terhidrasi. Reaksinya : Katode
: ½ O2 + 2H+ + 2e-
Anode
: 2Fe2+ → 2Fe3+ + 2e-
E0= - 0,77 volt
Reaksi sel
: 2Fe2+ +½ O2 + 2H+ → 2Fe3+ + H2O
E0= + 0,46 volt
→ H2O
E0= + 1,23 volt
Reaksi tersebut merupakan reaksi spontan, selanjutnya : 2Fe3+ + ( x+3) H 2O → Fe 2O3.x H2O + 6 H + Fe2O3.x H2O inilah yang disebut sebagai karat besi dan ion H + yang dihasilkandapat mempercepat reaksi korosi selanjutnya. Ion Fe di dalam akan teroksidasi lagi membentuk Fe 2+ atau Fe3+ . Sedangkan ion OH akan bereaksi dengan elektrolit yang ada di lingkungan biasanya dengan ion H + dari reaksi air hujan dan dengan dengan gas-gas pencemar (SOx, NOx) yang dikenal dikenal dengan hujan
Setiana Wulan (Makalah Korosi)
asam.Selanjutnya oleh oksigen di udara besi (II) di oksidasi dan sebagai hasil reaksi akhir terbentuk Fe2O3.x(H2O). Zat ini dapat bertindak sebagai autokatalis pada proses perkaratan, yaitu karat yang dapat mempercepat proses perkaratan berikutnya. Pada umumnya logam-logam yang mempunyai potensial elektroda negatif lebih mudah mengalami korosi. Logam mulia, logam yang mempunyai potensial elektroda positif, sukar mengalami korosi. Kedudukan logam dalam deret potensial bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan korosi. Faktor lain yang turut juga menentukan ialah lapisan pada permukaan logam. Alumunium dan seng mudah dioksidasi dalam udara, akan tetapi lapisan tipis dari oksida yang terbentuk pada permukaan melindungi bagian bagian bawahnya terhadap korosi selanjutnya. Kedua logam ini, alumunium dan seng mengalami oksidasi yang kurang sempurna di udara jika dibandingkan dengan besi yang kurang aktif. Karat yang terbentuk di permukaan besi merupakan lapisan tipis yang berpori sehingga bagian bawahnya mudah mengalami mengalami korosi.
E.
CARA-CARA PENCEGAHAN KOROSI
Korosi menimbulkan banyak kerugian Karena menguraikan umur berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat ( stainless ( stainless steel).akan steel).akan tetapi, proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi. Kita ketahui bahwa korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita ketahui pula bahwa berbagai jenis logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut. 1) Mengecat Jembatan, pagar dan railing biasanya railing biasanya dicat. dic at. Cat menghindarkan kontak besi dengan udara dan air. 2) Melumuri dengan oli dan gemuk Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan air. 3) Dibalut denagn plastik
Setiana Wulan (Makalah Korosi)
Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan pelastik. Pelastik mencegah kontak besi dengan udara dan dan air. 4) Tin plating (pelapisan dengan timah) Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut electroplating. timah tergolong logam yang tahan karat. Besi yang dilapisi timah tidak mengalami korosi karena tidak ada kontak dengan oksigen (udara) dan air. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang rusak,misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negativ dari pada timah ( E E O Fe = -0,44 volt; E volt; E 0 Sn = -0,14 volt). Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode. Denagan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi, hal itu justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur. 5) Cromium plating (pelapisan dengan kromium) Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Chromium plating juga juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak. 6) Zink Plating Penyepuhan besi biasanya menggunakan logam krom atau ti mah. Kedua logam ini dapat membentuk lapisan oksida yang tahan terhadap karat (pasivasi) sehingga besi terlindung te rlindung dari korosi. Pasivasi adalah pembentukan lapisan film permukaan dari oksida logam hasil oksidasi yang tahan terhadap korosi sehingga dapat mencegah korosi lebih lanjut. Logam seng juga digunakan untuk melapisi besi (galvanisir), tetapi seng tidak membentuk lapisan oksida seperti pada krom atau timah, melainkan berkorban demi besi. Seng adalah logam yang lebih reaktif dari besi, seperti dapat dilihat dari potensial setengah reaksi oksidasinya: Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e –
Eo = – = – 0,44 0,44 V
Fe(s) → Fe2+(g) + 2e –
Eo = – = – 0,76 0,76 V
Setiana Wulan (Makalah Korosi)
Oleh karena itu, seng akan terkorosi terlebih dahulu daripada besi. Jika pelapis seng habis maka besi akan terkorosi bahkan lebih cepat dari keadaan normal (tanpa seng). Paduan logam juga merupakan metode untuk mengendalikan korosi. Baja stainless steel terdiri atas baja karbon yang mengandung sejumlah kecil krom dan nikel. Kedua logam tersebut membentuk lapisan oksida yang mengubah potensial reduksi baja menyerupai sifat logam mulia sehingga tidak terkorosi.
7.
Proteksi katodik
Proteksi katodik adalah metode yang sering diterapkan untuk mengendalikan korosi besi yang dipendam dalam tanah, seperti pipa ledeng, pipa pertamina, dan tanki penyimpan BBM. Logam reaktif seperti magnesium dihubungkan dengan pipa besi. Oleh karena logam Mg merupakan reduktor yang lebih reaktif dari besi, Mg akan teroksidasi terlebih dahulu. Jika semua logam Mg sudah menjadi oksida maka besi akan terkorosi.
Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut. Anode
:
2Mg(s) → 2Mg2+(aq) + 4e –
Katode
:
O2(g) + 2H2O(l O(l ) + 4e – → 4OH – (aq)
Reaksi
:
2Mg(s) + O2(g) + 2H2O → 2Mg(OH)2(s)
Oleh sebab itu, logam magnesium harus selalu diganti dengan yang baru dan selalu diperiksa agar jangan sampai habis karena berubah menjadi hidroksidanya. 7) Penambahan Inhibitor Inhibitor adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam suatu lingkungan korosif dengan kadar sangat kecil (ukuran ppm) guna mengendalikan korosi. Inhibitor korosi dapat dikelompokkan berdasarkan mekanisme pengendaliannya, yaitu inhibitor anodik, inhibitor katodik, inhibitor campuran, dan inhibitor teradsorpsi. 1)
Inhibitor anodic
Setiana Wulan (Makalah Korosi)
Inhibitor anodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara menghambat transfer ion-ion logam ke dalam air. Contoh inhibitor anodik yang banyak digunakan adalah senyawa kromat dan senyawa molibdat. 2)
Inhibitor katodik
Inhibitor katodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara menghambat salah satu tahap dari proses katodik, misalnya penangkapan gas oksigen (oxygen scavenger) atau pengikatan ion-ion hidrogen. Contoh inhibitor katodik adalah hidrazin, tannin, dan garam sulfit. 3)
Inhibitor campuran
Inhibitor campuran mengendalikan korosi dengan cara menghambat proses di katodik dan anodik secara bersamaan. Pada umumnya inhibitor komersial berfungsi ganda, yaitu sebagai inhibitor katodik dan anodik. Contoh inhibitor jenis ini adalah senyawa silikat, molibdat, dan fosfat. 4)
Inhibitor teradsorpsi
Inhibitor teradsorpsi umumnya senyawa organik yang dapat mengisolasi permukaan logam dari lingkungan korosif dengan cara membentuk film tipis yang teradsorpsi
pada
permukaan
logam.
Contoh
jenis
inhibitor
ini
adalah
merkaptobenzotiazol dan 1,3,5,7 – tetraaza tetraaza – adamantane. adamantane. Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan / reaksi kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai kutub negatif (elektroda negatif, anoda), sementa ra bagian yang lain sebagai kutub positif positif (elektroda positif, katoda). Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi.
Setiana Wulan (Makalah Korosi)
BAB III PEMBAHASAN A. GAMBAR KASUS KOROSI
B. JENIS KOROSI YANG MENYERANG Korosi yang terjadi pada kasus pagar besi ini adalah korosi MERATA Korosi adalah suatu reaksi redoks redoks antara logam dengan berbagai berbagai zat yang ada di di lingkungannya sehingga menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam kehidupan sehari-hari korosi kita kenal dengan sebutan perkaratan. Salah bentuk korosi korosi yang terjadi pada logam adalah korosi merata. Korosi Korosi merata adalah jenis korosi dimana pada korosi tipe ini laju korosi yang terjadi pada seluruh permukaan logam atau paduan yang terpapar atau terbuka ke lingkungan berlangsung berlangsung dengan laju
yang hampir sama. Hampir seluruh
permukaan logam menampakkan terjadinya proses korosi.
C. PENYEBAB TERJADINYA KOROSI
Sebelum menuju cara menghilangkan karat pada pagar, pagar, lebih dahulu mengetahui penyebab pasti mengapa pagar bisa berkarat. Karat atau korosi biasa terjadi pada pagar yang terbuat dari besi ataupun logam-logam tertentu.Terkena percikan air, guyuran air hujan yang tidak segera kering dapat membuat pagar besi rentan berkarat. Bahkan sinar matahari menyebabkan oksidasi dan terlihat
Setiana Wulan (Makalah Korosi)
ada lubang pada beberapa bagian pagar. Itulah mengapa pagar terlihat berkarat dan membuat cat cepat mengelupas. Korosi merata terjadi karena poses anodik dan katodik yang berlangsung pada permukaan logam terdistribusi secara merata. Ini terjadi karena adanya pengaruh dari lingkungan sehingga kontak yang berlangsung mengakibatkan seluruh permukaan logam terkorosi. Korosi seperti ini umumnya dapat kita temukan pada baja di atmosfer dan pada logam atau paduan yang aktif terkorosi (potensial korosinya berada pada daerah kestabilan ionnya dalam diagram potensial-pH).
D. KERUGIAN YANG TERJADI AKIBAT KOROSI Kerugian yang terjadi akibat korosi merata pada pagar besi adalah sifat mekaniknya yang berubah tidak hanya itu pagar akan cepat rusak patah,roboh atau yang lain dan tidak hanya itu penampilannya sudah tidak menarik lagi sehingga tidak menyenangkan untuk dipandang mata.
E. MEKANISME Skematik penampang logam yang terkorosi merata Korosi pada logam terjadi karena adanya reaksi redoks antara logam dengan lingkungannya. Korosi merata berlangsung secara lambat dan korosi ini dipicu oleh korosi yang mula-mula terjadi pada sebagian permukaan logam sehingga dengan bertambahnya waktu akan menyebar ke seluruh permukaan logam.
F. PENGENDALIAN KOROSINYA Laju korosi dapat diturunkan dengan perlindungan melalui penambahan inhibitor pada larutan. Teknik-teknik perlindungan seperti proteksi katoda dan anoda, pelapisan, inhibitor, dan pemilihan material sering digunakan sebagai cara perlindungan korosi paling efektif. Pengetahuan mengenai karakteristik korosi dan laju korosi pada logam dan paduan logam sebagaimana ditunjukkan dit unjukkan dalam literatur atau yang diukur melalui teknik elektrokimia ataupun melalui pengurangan berat logam memungkinkan
Setiana Wulan (Makalah Korosi)
dilakukannya pemilihan pemilihan material yang baik. Cara terbaik untuk menghindari terjadinya korosi merata adalah dengan melakukan penanganan langsung pada bagian logam yang terkorosi sebelum korosi ini menyebar ke semua permukaan logam.dan bias juga dilakukan hal seperti berikut:
Membersihkan Karat Pada Pagar Besi
Bersihkanlah karat pada pagar rumah menggunakan kain lap bertekstur kasar. Gunakan masker dan sarung tangan tebal untuk menghindari goresan pada tangan Anda. Tuang cairan berupa tiner yang tidak memiliki aroma wangi atau tidak beraoma. Gosokan dengan kuat dan hati-hati pada setiap bagian pagar besi rumah. Terutama yang telah berkarat. Tekstur lap yang kasar akan lebih memudahkan mengangkat karat pada pagar besi. Sediakan lebih dari satu macam lap agar ketika lap sudah sangat kotor, Anda ganti dengan lap bersih.
Menggunakan Air Panas
Anda akan melihat tampilan pagar besi yang berwarna-warni. Ada yang masih terlihat bagus dan ada yang terkelupas catnya. Lebih baik Anda cat ulang pagar besi Anda. Cat ulang berfungsi untuk menghindari karat datang lebih cepat. Selain untuk memperindah tampilan eksterior rumah Anda. cara mudah dengan memanaskan air dan tuang pada ember. Gunakan lap dan celupkan lap bersih dan berikan sabun pada permukaan lap basah. Gosok kembali seluruh pagar besi rumah Anda. Baru sisa air panas dalam ember Anda siramkan pada seluruh bagian pagar besi. Anda baru dapat mengecat ulang pada keesokan harinya. Persiapkan kuas cat yang tebal dan kuat sesuaikan dengan tekstur pagar besi rumah.
Mengecat Pagar Besi
Setiana Wulan (Makalah Korosi)
Pilihlah cat dengan warna hitam, putih, merah, kuning atau biru sebagai warna dasar. Tahapan pengecatan ulang terbilang lama ketika seluruh pagar besi rumah selesai diberikan cat warna dasar, Anda baru dapat melanjutkan di hari berikutnya. Tujuannya agar cat dapat mengering sempurna. Barulah Anda berikan cat tambahan berupa cat besi yang cepat mengering. Cat ulang kembali dengan warna pagar besi rumah yang Anda inginkan. Campurkan cat menggunakan tiner agar lebih mengkilap dan cepat mengering. Gunakan kembali cat besi untuk lebih memperkuat warna cat pagar besi rumah.
Setiana Wulan (Makalah Korosi)
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN 1.
Bila besi bersentuhan dengan oksigen dan air yang bersifat asam, yakni ksida-kosida berikut akan terjadi : Fe + ½ O 2 + 2H+ → Fe2+ + H2O Ion Fe teroksidasi membentuk Fe 2+ atau Fe3+ sedangkan ion OH akan bereaksi dengan elektrolit yang ada di lingkungan biasanya dengan ion H+ dari reaksi air hujan dan dengan gas-gas gas -gas pencemar (SOx, NOx). Selanjutnya oleh oksigen di udara besi (II)
di
oksidasi
dan
sebagai
hasil
reaksi
akhir
terbentuk Fe2O3.x(H2O). 2.
Korosi merata dapat terjadi pada logam dan paduan logam karena reaksi oksidasi dan reduksinya tersebar secara merata pada logam dengan laju korosi yang yang relatif sama.
3.
Logam yang terkorosi merata terjadi akibat seluruh permukaan logam kontak dengan lingkungannya.
B. SARAN 1. Sebaiknya kita mengetahui bahan suatu benda sebelum melakukan pencegahan korosi agar tepat guna. 2. Mengetahui penyebab korosi yang terjadi dahulu agar apa yang akan kita lakukan tidak berakibat merugikan. 3. Sebaiknya melakukan pencegahan korosi terlebih dahulu karena korosi sangat merugikan apabila sudah menyerang suatu benda yang bermanfaat.
Setiana Wulan (Makalah Korosi)
DAFTAR PUSTAKA
Id.wikipedia.com taneyoroshi.blogspot.com http://www.borneo-drive.com/2011/07/mempelajari-lebih-dalam-sistemkerja.html http://www.angelfire.com/ak5/process_control/k_dlm_air_tanah.html http://www. MisbakhulUlum http://www. MisbakhulUlum .com/ak5/process_pengkorosian.html http://masokftlicon.blogspot.com/2009/11/ejemplos-de-metaleshttp://masokftlicon.blogspot.com/2009/11/ejemplos-de-metalesferrosos.htmlMarcus P., and Oudar J., 1995. Corrosion Mechanisms in Theory and Practice, Marcel Dekker Inc. http://sam-belajarblog.blogspot.com/2011/08/pengujian-laju-korosi.html
http://faisolafnan.blogspot.com/2013/04/pengujian-korosi.html
Setiana Wulan (Makalah Korosi)
22