MAKALAH TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT Antiadherent
Oleh Kelompok 2 : Anggia Bia Amanda
(1606837676)
Maryam
(1606924530)
Muhammad Irsal Jumadil
(1606895865)
Nabila Alhaura
(1606881273)
Rizky Clarinta Putri
(1606923875)
Silmy Kharima Putri
(1606837133)
Tyarani Larasati
(1606823222)
Zahiya Rania Fachri
(1606924575)
Universitas Indonesia Depok 2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukut kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan kasih sayang-Nya penulis dan tim dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah Teknologi Sediaan Padat mengenai Antiadherent. Makalah ini membahas apa saja contoh dari antiadherent, persyaratannya, dan juga cara pencampurannya. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai antiadherent, proses-proses apa saja yang terjadi, bagaimana persyaratannya sebagai antadherent, bagaimana proses pencampurannya, dan lain sebagainya. Dalam proses pendalaman materi dan penulisan makalah ini, kami sengat berterimakaasih untuk saran, arahan, dan koreksi, untuk itu i tu kami ucapkan terima te rima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Effionora Anwar, Ms., Apt.,. serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat dijadikan salah satu acuan dalam pembahasan mengenai antiadherent. Kami sebagai penulis sadar masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu, kami berharap kritik dan saran dari pembaca sekalian demi perbaikan ke depannya.
Depok, 06 Maret 2018
Penulis
2
ABSTRAK
Banyak bahan yang bersifat sebagai lubricant juga dapat memberikan efek anti-adherent . Sifat anti-adherent ini penting saat obat dicetak. Anti-adherent ditambahkan ke dalam formulasi tablet untuk meningkatkan kelancaran saat dibentuk, mengurangi efek friksi, dan meningkatkan kandungan dari bubuk selama proses kompresi. Bahan ini mencegah penempelan obat dalam matriks kompresi. Sebagian besar sifat bahan ini menolak air, yang menyebabkan obat tidak melekat pada dinding ruang cetak dan pada permukaan punch selama proses pembuatan obat. Kadar anti-adherent yang ditambahkan sebagian besar berada dalam kadar yang rendah, yaitu 1 – 3 %. Kadar yang berlebih membuat waktu disintegration, kelarutan, bioavailability dari obat dapat berubah. Penambahan yang berlebih juga menyebabkan gaya antarmolekul obat melemah. Hal ini akan mempengaruhi daya obat. Bahan ini ditambahkan di tahap akhir dari pencampuran bahan aktif obat. Beberapa bahan-bahan yang digunakan sebagai anti-adherent diantaranya talc, pati jagung, Cab-O Sil, DL-Leusin, Natrium Lauril Sulfat, Magnesium stearate, dan sebagainya. Keyword : anti-adherent, friksi, disintegration time
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i ABSTRAK ....................................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 4 1.1
LATAR BELAKANG MASALAH ....................................................
1.2
PERUMUSAN MASALAH ................................................................
1.3
TUJUAN ..............................................................................................
BAB II ISI ........................................................................................................ 5 2.1.
Cab-O-Sil……………………………………………………..……...5
2.2.
Ca Stearat…………………….....…………………….....…………...7
2.3.
DL Leusin………………………………….......................………….8
2.4.
Mg Stearat…………………………………………………..……....10
2.5.
Microcrystalline Cellulose…………………….....…………………10
2.6. Na Lauril Sulfat…………………..…………………….........……...12 2.7.
Pati Jagung…………………………………….…………………....14
2.8.
Sodium Stearyl Fumarat………………………………………….....15
2.9.
Talc…………………….....…………………….....………………...15
2.10. Zinc Stearat………………………………………………………….18 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………….1 9 3.1
Kesimpulan…………………………………………………………..19
3.2
Saran…………………………………………………………………19
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..19
4
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Tablet merupakan salah satu sediaan padat farmasi yang berisikan bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Pemberian bahan pengisi bertujuan untuk meningkatkan stabilitas dan bioavailabilitas, membantu identifikasi produk, meningkatkan efektivitas dan keamanan produk, dan membantu selama proses pembuatan tablet. Salah satu bahan pengisi pada sediaan padat yang digunakan untuk membantu proses pembuatan tablet adalah antiadheren atau disebut juga anti lengket. Antiadheren atau anti lengket berfungsi untuk mengurangi adhesi bubuk dan granul pada permukaan punch atau dinding die saat pencetakan. Antiadheren memiliki sifat untuk menolak air sehingga menyebabkan bahan obat tidak melekat pada diding ruang cetak selama proses pembuatan. Pada umumnya antiadheren hanya digunakan sekitar satu persen dari keseluruhan isi tablet. Hal ini di karenakan pemberian antiadheren yang berlebih dapat menyebabkan melemahnya ikatan antarmolekul yang dapat mempengaruhi kekuatan tablet. Terdapat berbagai jenis antiadheren yang dapat digunakan dalam pembuatan tablet. Berbagai jenis antiadheren ini memiliki karakteristiknya masing-masing ketika di campurkan dengan bahan-bahan lain tertentu. Maka dari itu diperlukan pengetahuan tentang berbagai jenis antiadheren sebagai bahan pertimbangan untuk mencampurkannya dalam pembuatan tablet. Karena ketidakcocokan suatu bahan pengisi dalam pembuatan sediaan dapat menimbulkan interaksi fisika maupun kimia yang dapat merugikan bagi produk dan di dapatkan sediaan yang memenuhi persyaratan mutu yang sesuai dengan farmakope 1.2 PERUMUSAN MASALAH
Apa saja antiadheren yang dapat digunakan dalam pembuatan sediaan padat dan bagaimana cara mencampurkan antiadheren tersebut pada proses pembuatan? 1.3 TUJUAN 1. Mengetahui jenis-jenis antiadheren 2. Mengetahui sifat-sifat fisikokima antiadheren 3. Mengetahui cara pencampuran berbagai jenis antiadheren dalam pembuatan sediaan padat 4. Mengetahui efek yang terjadi pada sediaan padat bila terjadi penambahan antiadheren yang berlebih atau kurang
5
BAB II ISI
2.1.
Cab-O-Sil
Nama Nonproprietary : Silica Colloidal Anhidrous (BP) dan Colloidal Silicone Dioxide (USP-NF)
Sinonim : Cab-O-Sil, colloidal silica, fumed silica, dan fumed silicon dioxide
Nama Kimia : Silica
RE : SiO2
Kategori Fungsional :
Adsorben untuk persiapan mikrosfer wax
Anticaking
Stabilizer Emulsi (1-5%) dan Thermal
Glidan (0,1-1%)
Suspending Agent (2-10%)
Disintegran
Peningkat Viskositas
Antiadherent (0,1-0,5%)
Deskripsi :
Silica fumed submikroskopik dengan ukuran partikel 15 nm. Terang, mudah mengalir, berwarna putih kebiruan, tidak berbau, tidak berasa dan merupakan bubuk amorf.
Sifat Umum :
6
Asam/Basa : pH 3.5-4.2
Densitas :
-
Bulk : 0.029 – 0.042 g/cm3
-
Tapped : 0.04 g/cm3
Titik Leleh : 1600⁰C
Konten Uap : Higroskopis (40-50%)
Kelarutan :
-
Agak larut di pelarut organic, air dan asam (Keciali asam hidroflorat).
-
Larut di larutan panas alkali hidroksida
-
Membentuk disperse koloid dengan air
-
aUntuk aerosol dengan air : 150 mg/L di suhu kamar dengan pH 7.
Stablitas :
-
Higroskopis, tapi tidak mencair
-
Meningkatkan viskositas system dengan pH 0-7,5. Lebih dari 10,7 hilang.
Penyimpanan : Kontainer tertutup baik
Inkompabilitas : Dengan diethylstilbestrol
Metode Manufaktur :
Hidrolisis Menyala untuk Chlorosilanes di suhu 1800 derajat celcius
Pendinginan Cepat
Produk menjadi tetap amorf
Metode Pencampuran :
Membuat Formulasi Basis dari MCC Dan Starch 1500
Starch 1500 dikombinasi dengan zat aktif Dan Cab-O-Sil
Kombinasi kemudian dicampur Dalam Blender V selama 5 menut
Campuran dikeluarin dari alat Dan dilewati mesh ukuran 40
7
Kompresi tablet dengan rotary tablet press di 20 RPM dengan tekanan 3-24 kN
Magnesium Stearat ditambakan lalu dicampur selama 5 menut.
Ditambakan MCC lalu dicampur kembali selama 10 menit
Campuran yang sudah disaring dimasukin kembali ke blender ditambah sisa Starch 1500 untuk dicampur lagi selama 5 menit
2.2.
Ca Stearat
Deskripsi Kalsium stearat atau (Calcii Stearas) terutama digunakan dalam
formulasi farmasi sebagai anti adherent dalam pembuatan tablet dan kapsul pada konsentrasi sampai 1,0% b / b. Meskipun memiliki sifat antiadheren dan pelumas yang baik, kalsium stearat memiliki khasiat glidant yang buruk. Kalsium stearat juga digunakan sebagai pengemulsi, zat penstabil, dan agen pensuspensi, dan juga digunakan dalam produk kosmetik dan makanan.
Cara Pembuatan Kalsium stearat dibuat dengan reaksi kalsium klorida dengan
campuran garam natrium dari asam stearat dan palmitat. Kalsium stearat yang terbentuk dikumpulkan. Dicuci dengan air untuk menghilangkan natrium klorida
Cara pencampuran Dilakukan metode lubrikasi interinsik, yaitu langsung ditambahkan
kedalam tablet/granul ketika proses granulasi langung dalam bentuk serbuk kering. Sedangkan pada metode lain, umumnya di masukkan campurkan sebelum proses pencetakan dalam bentuk serbuk kering.
Sifat fisikokimia :
- Nilai asam: 191-203 -
Klorida: <200 ppm
-
Densitas (bulk dan disadap): 0.21 g/cm3 dan 0.26 g/cm3
-
Densitas (true): 1.064-1.096 g / cm3
-
Titik lebur: 149-160 C
8
-
kadar air: 2,96%
-
Kelarutan: Praktis tidak larut atau tidak larut dalam etanol (95%), eter, kloroform, aseton dan air. Sedikit larut dalam alkohol panas, dan minyak sayur dan mineral panas. Larut dalam piridin panas.
-
Luas permukaan spesifik: 4,73-8,03 m2 / g
-
Pemerian : Kalsium stearat terjadi sebagai bubuk putih halus dan putih kekuningan, memiliki bau yang sedikit khas. Hal ini bermanis-manis dan bebas dari butiran.
2.3.
DL Leusin
Menurut Handbook of Pharmaceutical Excipient, Leusin merupakan senyawa dengan rumus empiris C 6H13 NO2 dan Berat Molekul sebesar 131.17. Senyawa ini merupakan asam amino. Rotasi jenis dari leusin adalah +14,9 hingga 17,3. Senyawa ini memiliki fungsi sebagai anti lengket, perasa serta lubrikan. Leusin dapat larut dalam asam asetat, etanol, dan air tetapi praktis tidak larut dalam eter. Leusin sensitif cahaya dan kelembaban sehingga penyimpanan harus di tempat yang tidak terlalu panas dan juga jauh dari cahaya. Leusin inkompabilitas dengan oksidator kuat.
Struktur Kimia DL Leusin Leusin meskipun larut dalam air bersifat Hidrofobik dan punya aktifitas intrafasial. Sifatnya tersebut membuat Leusin mampu berperan menjadi anti adheren, glidan maupun stabilizer. Leusin dapat digunakan
9
pada
direct
compression,
misal
pembuatan
tablet
Effervescent.
Penggunaan Leusin sebagai anti adheren sekitar 3-10%. Leusin sebagai anti adheren yang mencegah tablet menempel pada punch dan dies akan berada di sekitar permukaan tablet sehingga pada pembuatannya penambahan Leusin
dilakukan setelah
pengisi
dan eksipien
lain
ditambahkan ke tablet. Pada
buku
Handbook
of
Polymers
for
Pharmaceutical
Technologies, Processing and Applications, terdapat percobaan untuk mengetahui mekanisme kerja eksipien Leusin. Pengikat dari bahan polimer yaitu PVP ditambahkan leusin kemudian diamati interaksi keduanya dengan SEM.
Hasil SEM dari PVP-Leusin Dari hasil SEM partikel PVP-Leu terlihat tidak beragregasi dan terpisah satu sama lain. Kemampuan Leusin menurunkan kohesi antar partikel dengan menempel pada partikel zat aktif , membuat aliran serbuk meningkat. Kemampuan Leusin ini membuat eksipien ini popular pada
10
sediaan padat lain yaitu serbuk inhalasi, L Leusin bisa menurunkan gaya kohesi interpartikel yang sangat penting dalam teknologi serbuk inhalasi. 2.4.
Mg Stearat
Sinonim: Magnesium distearate; Magnesia stearas; Magnesium octadecanoate
Pemerian: Serbuk halus berwarna putih; bubuknya berminyak saat di sentuh; bau lemah yang khas mudah melekat pada kulit
Fungsi : Lubrikan tablet dan kapsul
Cara Pencampuran: Ditambahkan saat pencampuran tahap akhir, setelah bahan-bahan lainnya tercampur homogeny
Stabilitas: Stabil dalam pentimpanan dan harus disimpan dalam wadah tertutup di tempat sejuk dan kering.
Ketidaksesuaian pencampuran: Tidak sesuai dengan asam kuat, alkali, dan garam besi. Hindari pencampuran dengan bahanpengoksidasi kuat. Tidak dapat digunakan pada produk yang mengandung aspirin beberapa vitamin, dan kebanyakan garam alkaloid.
Efek pemberian berlebihan: Mengurangi kekerasan tablet dan disolusi dari zat aktif tablet.
2.5.
Microcrystalline Cellulose
Nama Nonproprietary : Microcrystalline Cellulose (BP dan USP-NF). Sinonim : Avicel pH, Celex, Cellulose Gel, dan Celphere Nama Kimia : Cellulose
11
RE : (C6H10O5)n
Kategori Fungsional :
Adsorben (20-90%)
Suspending Agent
Diluent Tablet dan Kapsul (20-90%)
Disintegran Tablet (5-15%)
Antiadherent (5-20%)
Deskripsi :
Selulosa yang dimurnikan, sebagian di depolimerisasi sehingga berwarna putih, tidak memiliki aroma, tidak berasa, merupakan bubuk Kristal yang terdiri dari partkel berpori. Umum nya terdapat di perbedaan jenis partikel dan tingkat kelembaban.
Sifat Umum :
Asam/Basa : pH 5-7.5 (USP-NF)
Densitas :
-
Bulk : 0.337 g/cm3
-
Tapped : 0.478 g/cm3
Titik Leleh : Gosong di 260-270
Konten Uap : <5%
Kelarutan :
-
Agak larut di larutan 5% sodium hydroxide
-
Praktis tidak larut di air, asam encer dan kebanyakan pelarut organik
Stablitas : Higroskopis, tapi stabil
Penyimpanan :
-
Wadah tertutup baik
12
-
Tempat sejuk dan kering
Inkompabilitas : Dengan agen oksidasi kuat
Metode Manufaktur :
Hidrolisis dengan larutan asam encer a-cellulose
Purifikasi dengan Filtrasi
Distribusi Bentuk kering, berpori dan ukuran luas
Metode Pencampuran :
MCC dicampur dengan asetaminofen dengan konsentrasi rendah (0.1)
Kombinasi tersebar dicampur Dalam twin shell mixture selama 5 menit
Sekitar 0,5% Mg Stearat dimasukin lalu dicampur selama 5 menit
Campuran dikontrol menjadi tablet 180 mg di rotary press pada 20 Dan 40 RPM Dan tekanan 1.0 t.
2.6.
Na Lauril Sulfat
Gambar 1. Na Lauril Sulfat
Nama lain / sinonim dari Natirum Lauril Sulfat adalah dodecyl sodium sulfate, Elfan 240, sodium dodecyl sulfate, sodium laurilsulfate, sodium monododecyl sulfate, dan sodium monolauryl sulfate.
13
Na lauril sulfat berupa kristal putih atau krem hingga kuning pucat, serpih, atau bubuk yang halus, rasa seperti sabun, yaitu pahit
Sifat fisikokimia dari Na lauril sulfat adalah :
- pH -
Massa jenis
- Nilai HLB
: 7.0 – 9.5 (1% w/v aqueous solution) : 1.07 g/cm3 at 208C : 40
-
Titik leleh
: 204 – 2078C (for pure substance)
-
Kelembaban
: 45%; Na lauril Sulfat tidak higroskopis.
-
Kelarutan
: Larut dalam air
-
Wetting time
: 118 seconds (0.05% w/v aqueous solution) at
3080C
- Na Lauri Sulfat juga dapat meningkatkan pembasahan dan penetrasi pelarut ke dalam tablet dan granul sebagai akibat dari turunnya tegangan permukaan antara permukaan partikel tablet dan pelarut
Fungsi dari Na Lauril sulfat adalah sebagai anti adherent, surfaktan anionic, emulsifying agent, tablet and capsule lubricant, wetting agent.
14
Antiadherents adalah bahan yang dapat mencegah melekatnya ( sticking ) permukaan tablet pada punchatas dan punch bawah. Natrium Lauril Sulfat, digunakan sebagai anti-adherent dengan konsentrasi <1 % (Lieberman et al. 1989).
Waktu dan cara pencampuran : Na Lauril Sulfat ditambahkan saat pencampuran tahap akhir, setelah bahan-bahan lainnya tercampur homogen.
Efek jika kekurangan dan kelebihan :
-
Jika kekurangan menyebabkan mesin tablet bekerja ‘terpaksa‘, kerusakan punch bawah, terbentuknya lapisan film di permukaan dies karena ada komponen tablet yang melekat, tablet sukar dikeluarkan dari lubang kempa sehingga terdapat goresan terutama di bagian samping tablet, permukaan tablet tidak halus dan tidak mengkilap, ditemukan keretakan di bagian tepi tablet, bahkan dapat menimbulkan retakan atau fragmentasi tablet saat tablet keluar dari lubang kempa
-
Jika berlebih dapat memperlambat disintegrasi dan menurunkan disolusi, serta dapat mengurangi kohesivitas matriks tablet dan juga capping
2.7.
Pati Jagung
Nama lainnya adalah cornstarch. Senyawa ini memiliki fungsi sebagai antiadherens, binder, diluen, dan disintegran. Pati jagung biasa digunakan sebagai eksipien utama pada sediaan padat oral. Pati memiliki bentuk bubuk berwarna putih yang berbentuk bulat atau ovoid dengan ukuran dan bentuknya khas untuk masing-masing varietas, senyawa ini tidak memiliki rasa dan bau. Sifat fisikokimia dari pati jagung adalah : Densitas
: 0.462 g/cm3 (bulk) dan 1.478 g/cm3 (sebenarnya)
Flowabilitas
: 10.8 – 11.7 g/s
Ukuran pastikel: 2 – 32 mm; Kelarutan
: praktis tidak larut dalam etanol dan air dingin
Viskositas
: 13.0 mPa s (13.0 cP) for a 2%w/v dalam dispersi aqueous
15
Sebagai disintegran, mekanisme aksi dari pati meliputi wicking, yaitu inhibisi air ke dalam matriks table melalui peristiwa kapilaritas. Jumlah dari pati jagung ini di dalam formulasi tablet menjadi sangat penting. Apabila konsentrasinya berada di bawah konsentrasi normalnya maka tidak akan ada channel yang cukup untuk aksi kapilaritas. Sedangkan, apabila konsentrasinya berlebih atau di atas konsentrasi normalnya maka tablet akan menjadi sulit untuk di compress. Pati sangat baik digunakan dalam metode wet granulation dan dapat berfungsi ganda yaitu sebagai binder dan disintegran. Sebagai antiadheren, pati jagung ditambahkan dengan konsentrasi 3-10%. Sebagai binder, pati ditambahkan dengan konsentrasi 5-25%. Sebagai disintegran, pati digunakan dengan konsentrasi 3-15%. Cara mencampurkan pati jagung di dalam formulasi tablet adalah melarutkannya di dalam air yang telah dimurnikan sehingga membentuk pasta kemudian langsung dicampurkan ke dalam bahan lain. Digunakan pada massa yang lengket. 2.8.
Sodium Stearil Fumarat
Sinonim: Asam Fumarat, Ester Oktadesil, Garam sodium; Pruv®; Sodium Monostearil Fumarat.
Sodium Stearil Fumarat adalah serbuk putih halus dengan aglomerat partikel berbentuk datar dan melingkar dengan Empirical Formula : C22H39NaO4 dan mempunyai BM : 390.5
Fungsi Sodium Stearil Fumarat
mengurangi
gesekan antara dinding
cetakan dengan tablet yang baru dicetak, sebagai anti adherent, untuk
16
memperbaiki laju alir dalam kapsul dan formulasi tablet dengan konsentrasi 0,5-2,0% b / b konsentrasi dan juga digunakan dalam aplikasi pada makanan, serta sebagai oral formulasi dan umumnya dianggap tidak beracun dan bahan nonirritan.
Pemerian
Bubuk berwarna putih
Bersifat hidrofilik
Titik leleh tinggi (224 –245⁰C)
Struktur lamelar
Keuntungan Meningkatkan stabilitas obat, tablet yang lebih keras, waktu disinte grasi yang lebih singkat, karakter kekerasan yang lebih baik dibandingkan dengan magnesium stearat.
Komposisi dalam Obat (exp.)
Proses Pencampuran
-
Parteck® ODT, acetaminophen dan silicon dioksida disebar dan diblender selama 5 menit.
-
Lalu bahan melewati saringan dengan kerapatan 1.0 mm.
-
Sodium stearil fumarat disaring dengan saringan dengan kerapatan 250-μm ke dalam campuran
-
Semua bahan kembali diblender selama 5 menit dengan Turbula® shaker-mixer
-
Langkah selanjutnya campuran tablet ini dikompres dengan alat Korsch EK 0 single-punch instrumented tablet press (50 rpm, 11-mm diameter punch, flat, facetted)
-
Tablet dicetak dengan berat 500 mg
17
Pengukuran Tingkat kekerasan tablet diukur dengan Erweka TBH 30 MD Tes disintegrasi dilakukan secara otomatis dalam 800 ml air yang di demineralized pada suhu 37 °C.
Prosedur Disolusi: USP Apparatus 2 (Paddle Apparatus), 900 mL phosphate buffer, pH 5.8, 37 °C, 50 rpm, Detection wave length 243 nm.
2.9.
Talc
Deskripsi Talc atau Talcum adalah bahan alami; Oleh karena itu mungkin sering
mengandung mikroorganisme dan harus disterilkan bila digunakan dalam bentuk serbuk tabur. Talc digunakan sebagai Anti adherent
dalam
formulasi tablet dengan konsentrasi 1-5%.
Cara pembuatan Talk alami ditambang dan ditumbuk sebelum mengalami proses flotasi
untuk menghilangkan berbagai kotoran seperti asbes (tremolite); karbon; dolomit; besi oksida; dan berbagai mineral magnesium dan karbonat lainnya. Serbuk talk yang terbentuk, diolah dengan asam hidroklorat encer, dicuci dengan air, lalu dikeringkan.
Cara pencampuran Ditambahkan sebelum langkah pencetakan pada tablet/granul dalam
bentuk serbuk kering.
Sifat fisikokimia :
Keasaman / alkalinitas: pH = 7-10 untuk dispersi berair 20% b / v.
Kekerasan (Mohs): 1.0-1.5
Kelarutan: praktis tidak larut dalam asam encer dan alkali, pelarut organik, dan air.
Berat jenis: 2.7-2.8
Luas permukaan spesifik: 2,41-2,42 m2 / g
18
Pemerian : Serbuk sangat halus, putih ke putih keabu-abuan, tidak berbau, bubuk yang tidak beraturan, kristal. Mudah melekat pada kulit dan lembut saat sentuh dan bebas dari butiran.
2.10. Zinc Stearat
Seng merupakan unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan mempunyai massa atom relatif 65,39. Merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Zinc searat adalah senyawa yang banyak digunakan industri. Zinc stearat tidak larut dalam pelarut polar seperti alkohol dan eter namun dapat larut dalam hidrokarbon aromatik (misalnya, benzena) dan hidrokarbon terklorinasi saat dipanaskan. Mengandung elektrolit dan memiliki efek hidrofobik. aplikasi utamanya adalah pada pembuatan plastik dan industri karet, dimana digunakan sebagai pelepas dan pelumas yang mudah tergabung dan juga digunakan sebagai eksipien dalam sediaan obat dengan kadar 0,51,5% dan ditambahkan pada tahap akhir pembuatan obat. Ciri bahannya adalah berupa Serbuk halus, granul, atau serpihan berwarna putih, sedikit berbau lemak. Mempunyai Berat molekul 632,33 dan Titik lebur 266ºF (130ºC ). Senyawa Tidak dapat larut dalam air, alkohol dan eter namun agak larut dalam benzene. Senyawa mempunyai Reaktivitas yang cukup Stabil pada suhu dan tekanan normal. Terdapat Kondisi yang harus dihindari saat penggunaan bahan ini yaitu panas, api/ percikan, sumber api dan bahan
yang tak tercampurkan yang berupa Oksidator kuat, basa kuat, asam, peroksida, dan oksigen. Bahan harus disimpan di tempat yang kering dan tertutup rapat agar tidak rusak.
19
BAB III PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Antiadherent
atau
antilengket
bertujuan
untuk
mengurangi
melengket atau adhesi bubuk dan granul pada permukaan punch atau dinding die. Beberapa contoh senyawa yang dapat digolongkan sebagai antiadheren antara lain:.Talc, Pati jagung, Cab-O-Sil, Ca stearated, DLLeusine, Magnesium stearate Natrium lauril sulfat, Na stearil fumarate, dll. 4.2. SARAN
Dalam mempelajari mengenai eksipien farmasi, ada baiknya apabila menemukan sumber ilmu yang memiliki kredibilitas yang baik dan lengkap. Perlu diketahui juga berbagai macam cara pencampuran serta efek apabila terdapat kelebihan atau kekurangan dalam input eksipien dalam proses pembuatan sediaan padat berupa tablet.
20
DAFTAR PUSTAKA
Thakur,dkk.(2015).Handbook of Polymers for Pharmaceutical Technologies, Processing and Applications.Diakses di https://books.google.co.id/books?id=fQBSCgAAQBAJ&dq=LLeucine+excipient&source=gbs_navlinks_s pada 4 maret 2018.
Anonim. 2009. PRUV® Sodium Stearyl Fumarate, Ph, Eur., NF. J PE. Germany : JRS Pharma Family
Anonim. 2012. Technical Information of 100490 Parteck® ODT. Germany : Merckmilipore
Deshmukh, K dan Kapadia, C. 2017. Comparative evaluation of Compritol® HD5 ATO with Sodium Stearyl Fumarate and PEG 6000 as amphiphilic, hydrodispersible pharmaceutical lubricants. J. Excipients and Food Chem. 8 (1) : 5 – 18
Harwood, R. J., 2006, Hydroxypropyl Methylcellulose, In: Rowe, R. C., Shesky, P. J., and Owen, S. C. (eds.), Handbook of Pharmaceutical Excipients, Fifth Edition, Pharmaceutical Press, UK. Saniocki, I. 2014. New Insights into Tablet Sticking: Characterization and Quantification of Sticking to Punch Surfaces during Tablet Manufacture by Direct Compaction. [Disertasi]. Zur Erlangung der Würde des Doktors der Naturwissenschaften des Fachbereich Chemie der Fakultät für Mathematik, Informatik und Naturwissenschaften der Universität HamburgSandell, Erik. 1993. Industrial Aspects of Pharmaceutics. Stockhom: Swedish Pharmaceutical Press. UTC (2018) Lactose Free, Direct Compression Formulation Used to Produce Loratadine (10 mg) Tablets. Hasegawa M. (2002) Direct Compression : Microcrystalline Cellulose Grade 12 vs. Classic grade 102 Pharmaceutical Technology.