PENERAPAN GOOD HOUSE KEEPING PADA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI KAMPUS Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Bersih
Disusun Oleh: Kelompok 1 1. Edo Putra 2. Fahmi Ramadhan.P 3. Firliani Manthia
21030110120013 21030110120013
4. Mutiara Nurmawati.D
21030110110014 21030110110014
5. Destioga Kusuma.W
21030110130082 21030110130082
6. Webasyam Arhanuddin
L2C009182
7. Azza Prima.P 8. Agung Kurnia.Y 9. Naritha Swasti.Y
2103011011
10. Fakhrun Nisa
2103011011
11. Ahmad Nur Iman
2103011011
12. Viski Vitria.A
21030110130900 21030110130900
13. Mohammad Muslihudin
2103011011
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Secara Etimologi kata housekeeping berasal dari kata house dan keep (Inggris) .House : tempat tinggal, keep : mengurus rumah tangga. Secara harfiah kata house keeping diartikan sebagai pengaturan dan pemeliharaan rumah. Maka dari itu kata house keeping tersebut dapat diartikan dengan pemeliharaan dan perawatan rumah tangga yang meliputi semua perabotan yang ada baik yang bergerak atau yang tidak bergerak. Good House Keeping merupakan upaya-upaya produksi bersih berupa tindakan sederhana untuk mengurangi pemakaian air, energi dan bahan-bahan kimia. Upaya-upaya tersebut berkaitan dengan langkah praktis yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan House keeping dianggap sebagai kegiatan yang bersifat preventif sekaligus sebagai upaya pengendalian. Prinsip umum house keeping bukan sekedar kebersihan tempat kerja melainkan juga mengupayakan penempatan peralatan yang tepat,sesuai dan benar, mengutamakan proses kerja berlangsung aman dan agar kegiatan dapat berlangsung optimal, efisien dan efektif. Dalam pelaksanaan tugas-tugas dan tanggung jawab, house keeping selaluberorentasi kepada hal-hal sebagai berikut diantaranya bersih (cleanliness) , daya tarik (attractive) , rasa aman (safe) dan menyenangkan (comfortable). Universitas merupakan sebuah tempat di mana berlangsungnya sebuah proses belajar-mengajar. Dalam pelaksanaan pr oses belajar- mengajar tersebut melibatkan peran serta sumber daya manusia yaitu antara dosen dan mahasiswa selain itu terdapat juga sarana dan prasarana kuliah seperti ruangan kelas atau ruang kuliah yang tidak kalah penting perannya dalam proses belajar-mengajar yang dapat mempengaruhi hasil dari proses belajar-mengajar tersebut. Salah satu sarana pendidikan di universitas adalah ruang kuliah. Ruang kuliah atau ruang kelas adalah suatu
ruangan dalam bangunan
universitas yang berfungsi
sebagai tempat kegiatan pembelajaran teori, praktek yang tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktek dengan alat khusus yang mudah dihadirkan pada proses kegiatan belajar mengajar. Nyaman atau tidaknya suatu ruangan kelas dapat mempengaruhi konsentrasi belajar mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan di ruang kuliah tersebut. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam mendesain suatu ruang kuliah yang
mana dalam perencanaannya harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh aturan atau standar baku, agar tercipta kenyamanan di dalam ruang kuliah tersebut sehingga mahasiswa dan dosen yang melakukan proses belajar-mengajar merasa nyaman dan dapat berkonsentrasi baik dalam memberikan maupun menerima suatu mata kuliah. I.2
Tujuan
1. Menerapkan good house keeping pada proses belajar mengajar 2. Menciptakan suasana belajar mengajar yang bersih, te ratur dan menyenangkan 3. Dapat mengidentifikasikan sumber, penyebab, dan penanggulangan masalah pada proses belajar mengajar I.3
Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Apa saja yang bisa dilakukan untuk menerapkan good house keeping pada proses belajar mengajar? 2. Bagaimana
cara
menciptakan
suasana
belajar
yang
bersih,
teratur,
dan
menyenangkan? 3. Apa saja sumber, penyebab, dan penanggulangan masalah pada proses belajar mengajar?
BAB II IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi Masalah dan Penanggulangannya
Banyak masalah sosial yang terjadi di dalam kampus dikarenakan masalah masalah itu timbul oleh orang-orang yang ada dan melakukan aktivitas di dalam kampus tersebut. Banyak masalah yang terdapat dalam kampus yang harus ditangani dan diselesaikan secara bersama – sama oleh semua pihak yang terlibat didalamnya. Masalah yang sering dirasakan di kampus diantaranya : 1. Kapasitas kelas yang melebihi kuota Kapasitas kelas yang melebihi kuota merupakan salah satu contoh yang tidak mencerminkan good house keeping dalam kegiatan belajar mengajar. Sebab seperti yang telah diketahui, hal ini akan menimbulkan ketidaknyamanan baik bagi dosen maupun mahasiswa karena kelas akan menjadi sangat penuh. Pada akhirnya kegiatan belajar mengajar pun menjadi tidak efektif . Solusi untuk masalah ini adalah dengan membuka kelas baru untuk mata kuliah yang jumlah mahasiswanya melebihi kuota.
2. Kurangnya kursi untuk belajar Kurangnya fasilitas yang dibutuhkan oleh mahasiswa/i, selain kurangnya ruangan yang tidak sesuai dengan jumlah mahasiswa/i yang akan melakukan peroses belajar mengajar ada juga masalah lain seperti ketidak sesuaian jumlah kursi belajar mahasiswa/i yang terdapat dalam masing – masing ruangan. Sehingga mahasiswa harus mencari kursi ke ruangan lain yang tidak dipakai oleh mahasiswa yang sedang melangsungkan
pembelajaran,
sedangkan
dalam
pencarian/pengambilan
kursi
keruangan lain, bisa menghambat terhadap dosen dan juga mahasiswa/i yang sedang melakukan proses belajar mengajar. Selain itu karena bahyaknya mahasiswa/i yang tidak kebagian kursi otomatis akan izin mencari kursi keruangan lain yang tidak dipakai, dan itu akan menghambat dan mengganggu ke efektifan peroses belajar mengajar dan penyampaian materi dari dosen yang terhambat oleh hal tersebut. Solusi dari masalah ini adalah sebaiknya di tiap kelas disediakan kursi dengan jumlah yang sesuai. 3.Tidak sesuai jadwal kuliah dengan kesiapan dosen
Tidak sesuainya jadwal dengan kesiapan dosen sering kali terjadi, sehingga jadwal tersebut dipindah – pindahkan menurut kesiapan dosen. Terkadang ketika jadwal itu sudah disepakati oleh semua mahasiswa/i dan juga dosen, ketika mahasiswa sudah berangkat ke kampus, kadang ruangan yang sudah siap dipakai untuk dipergunakan belajar mengajar, sudah di isi dan dipakai oleh mahasiswa/i lain yang sesuai dengan jadwal dan kesiapan dosen tersebut. Jadi mahasiswa/i yang jadwalnya dialihkan tersebut menjadi terhambat lagi dan kecewa karena dalam penerimaan dan penyampaian materi kuliah menjadi tidak tersampaikan dengan sempurna. dengan tidak sesuainya masalah jadwal dengan kesiapan dosen peruses belajar mengajar menjadi tidak kondusip dan efektif, hal itu menimbulkan kejenuhan bagi mahasiswa/i, dari akibat kejenuhan tersebut menimbulkan ada sebagian mahasiswa/i yang pulang lagi dari kampus. Yang pada akhirnya menimbulkan perasangka – perasangka yang kurang baik dari mahasiswa/i terhadap lembaga kampus, karena ketidak relepanya / tidak konsistenya pemakaian jadwal oleh dosen. Solusi dari masalah ini adalah dosen sebaiknya lebih profesional dalam mengajar dan jika berhalangan untuk hadir digantikan pada hari lain . 4. Akses jaringan wi-fi yang kurang luas dan merata Di kampus kita, kecepatan akses internet yang ada masih belum merata. Karenanya untuk mengakses internet, mahasiswa harus menuju ke tempat tertentu terlebih dahulu. Ditambah lagi tempat yang disediakan kurang memadai sehingga terkadang mahasiswa harus berdesakan. Selain itu koneksinya pun terkadang masih cukup sulit dan tidak lancer. Hal ini tentu menimbulkan ketidaknyaman, sebab mahasiswa merasa kesulitan untuk mengakses internet di kampus menggunakan fasilitas wi-fi. Solusi yang dapat diberikan untuk masalah ini adalah dengan memperluas area jangkauan wi-fi dan menambah kuota internetnya, sehingga koneksinya menjadi lebih lancar.
5. Penggunaan lampu di ruang kelas Penggunaan lampu di siang hari sebenarnya tidak diperlukan, karena masih dapat memanfaatkan cahaya matahari yang masuk melalui jendela sebagai sumber penerangan. Namun seringkali kegiatan belajar mengajar di dalam kelas masih tetap menggunakan lampu meskipun ruang kelas sudah cukup terang. Hal ini merupakan salah satu bentuk pemborosan listrik yang dihilangkan. Mahasiswa sering lupa untuk
mematikan lampu karena kurang disiplin dan terkadang berasumsi bahwa akan ada kuliah kembali di ruang yang sama pada saat kuliah pertama selesai . Solusi dari masalah ini adalah dengan lebih memanfaatkan fungsi gorden yang ada di kelas, yaitu dengan membukanya saat pagi sampai siang hari sehingga cahaya matahari bisa cukup masuk untuk menerangi ruang kelas. Setelah kegiatan kuliah selesai sebaiknya mahasiswa berinisaiatif untuk mematikan lampu di kelas. 6. Pengumpulan tugas yang masih berupa hardcopy Hampir semua tugas kuliah dikumpulkan oleh para mahasiswa dalam bentuk hardcopy. Belum lagi jika tugas tersebut harus melewati beberapa tahapan revisi terlebih dahulu, yang pastinya akan menggunakan banyak kertas dan terkadang beberapa kertas tersebut akan dibuang begitu saja. Sudah sangat jelas
hal ini
merupakan bentuk pemborosan yang sebenarnya dapat diminimalisir. Solusi yang dapat diberikan adalah dengan mengganti metode pengumpulan tugas dengan memanfaatkan media online seperti email, dan baru dicetak jika sudah benar-benat melewati tahapan revisi. Alternatif yang kedua adalah dengan memanfaatkan kertas bekas yang masih layak pakai atau mencetaknya dengan pada halaman secara bolak balik. Dengan demikian pemakaian kertas yang berlebihan pun dapat diminimalisir. 7. Pendingin ruangan di kelas yang kurang optimal Di kampus kita, semua ruang kuliah sudah dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC). Ketidakefektifan dalam penggunaan AC (Air Conditioner) bisa kita lihat sendiri, seringkali di kelas-kelas yang sudah menggunakan AC, tetapi masih juga menggunakan kipas angin, lebih parah nya lagi, jendela yang ada di dalam kelas tersebut di buka. Oleh karena itu sangatlah tidak efektif dalam penggunaan AC. Di samping mengurangi kenyamanan dalam proses belajar mengajar di kelas , hal ini juga dapat menyebabkan pemborosan listrik. Selain itu juga akan memperpendek umur AC. Solusinya, alat pendingin ruangan yang ada lebih dioptimalkan lagi. Penggunaan AC yang benar dan untuk menghemat energi adalah sebagai berikut usahakan pintu, jendela, dan ventilasi udara tertutup saat AC dinyalakan, karena bila terbuka ac akan membutuhkan energi yang sangat besar untuk mendinginkan seluas daerah yang terbuka Sehingga tidak perlu lagi mengoperasikannya lagi bersamaan dengan kipas angin. Dengan demikian pemakaian listrik yang berlebihan dapat dihindari. 8. Tidak mematikan keran air di kamar mandi setelah digunakan.
Penyebab : Hal ini biasanya dilakukan oleh mahasiswa atau petugas kebersihan yang berawal dari kebiasaan menjadi sebuah kelalaian. Keran air dinyalakan untuk mengisi bak air di kamar mandi. Pada saat mahasiswa selesai menggunakan fasilitas kamar mandi, isi bak air akan berkurang sehingga keran dinyalakan dan ditinggalkan begitu saja. Pengguna toilet/kamar mandi keluar dan sering lupa kalau keran air terus menyala sehingga tanpa sadar, isi bak akan meluber. Sebaiknya mahasiswa atau warga kampus lainnya mematikan air keran di bak kamar mandi apabila telah selesai menggunakan kamar mandi agar tidak terjadi pemborosan air. 9. Charger laptop yang selalu tersambung pada listrik walaupun baterai laptop sudah penuh Hal ini terdengar sepele, tetapi sering terjadi dan dilakukan oleh mahasiswa bahkan pengajar. Saat baterai laptop habis maka perlu diisi kembali. Pada saat itu, perhatian mahasiswa dan pengajar akan 7ndic pada kegiatan belajar-mengajar sehingga sering tidah melihat 7ndicator baterai laptop dan lupa untuk melepaskan kembali saat baterai sudah terisi penuh. Solusi untuk masalah ini adalah mencabut charger laptop apabila baterai laptop sudah penuh dan tidak diperlukan agar tidak terjadi pemborosan listrik. 10. Banyak sampah yang tersimpan di kolong meja dan bertebaran di lantai Hal ini secara sadar maupun tidak sadar sering dilakukan oleh mahasiswa. Mahasiswa merasa malas untuk membuang sampah pada tempatnya di luar ruangan Oleh karena itu, sering disimpan dalam kolong meja dan lupa untuk membuangnya. Sehingga dapat mengganggu kebersihan, keindahan, dan kerapian ruang kelas. Solusi untuk masalah ini adalah sebaiknya mahasiswa dan warga kampus lainnya untuk tidak membuang dan meletakkan sampah sembarangan di ruang kelas.
PENUTUP
Kesimpulan
Good House Keeping merupakan upaya-upaya produksi bersih berupa tindakan sederhana untuk mengurangi pemakaian air, energi dan bahan-bahan kimia. House keeping dianggap sebagai kegiatan yang bersifat preventif sekaligus sebagai upaya pengendalian. Prinsip umum house keeping bukan sekedar kebersihan tempat kerja melainkan juga mengupayakan penempatan peralatan yang tepat,sesuai dan benar, mengutamakan proses kerja berlangsung aman dan agar kegiatan dapat berlangsung optimal, efisien dan efektif.
Saran
Banyak masalah sosial yang terjadi dikarenakan masalah masalah itu timbul oleh orang-orang yang ada dan melakukan aktivitas di dalam nya. Masalah yang ada harus ditangani dan diselesaikan secara bersama – sama oleh semua pihak yang terlibat didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/68759478/Pengertian-Housekeeping-Okta http://bumenmulang.blogspot.com/2009/08/alat-tulis-untuk-mengajar.html http://www.jadigitu.com/2012/06/tips-dan-cara-penggunaan-ac-yang-hemat.html