TASAWWUF DAN TAREKAT DI INDONESIA Makalah Di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah " Akhlak Tasawwuf "
Oleh : M. Adlan Fahmi D03209064
Dosen pembimbing: Zumrotul Mukaffa, M. Ag JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2009 1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Tasawwuf dan Tariqat di Indonesia”. Sholawat serta salam tetap terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa kita harapkan syafaatnya. Makalah ini kami susun atas dasar tugas yang telah diamanatkan kepada kami oleh Ibu Zumrotul Mukaffa, M. Ag sebagai dosen pembimbing Mata Kuliah Akhlak Tasawwuf. Kami sebagai penyusun, menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini banyak sekali kekurangan. Akan tetapi, kami tetap berharap semoga makalah yang telah kami susun ini senantiasa bermanfaat bagi pembacanya. Amin. Surabaya, 31 Oktober 2009
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i KATA PENGANTAR................................................................................................ ii DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii BAB I
: PENDAHULUAN.................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN A. Pengertian Tasawwuf dan Tarekat, serta Hubungan Keduanya........................... 2 B. Sejarah Perkembangan Tasawuf dan Tarekat di Indonesia.................................. 3 C. Pengaruh Tasawwuf dan Tarekat terhadap Pemikiran Islam di Indonesia........... 6 BAB III : KESIMPULAN.......................................................................................... 7 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 8
3
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zaman sekarang disebut zaman modern, ditandai dengan kemakmuran material, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, serba mekanik dan otomatis. Materi telah mampu memberikan kesenangan dan kenyamanan lahiriyah.. Namun, semua itu, pada taraf tertentu, telah menimbulkan kebosanan. Bahkan banyak membawa bencana. Salah satunya adalah manusia modern telah dilanda kehampaan spiritual. Di tengah suasana seperti itu, manusia merasakan kerinduan akan nilai-nilai ketuhanan, nilai-nilai ilahiyah, nilai-nilai yang dapat menuntun manusia kembali kepada fitrahnya. Karena itu manusia mulai tertarik untuk mempelajari tasawwuf dan berusaha untuk mengamalkannya. Hal ini terlihat dengan tumbuhnya majlis-majlis pengajian tasawwuf dengan segala amalanamalan dan dzikir-dzikirnya.1 Majlis- majlis tasawwuf inilah yang kemudian populer dengan istilah tarekat.
Rumusan Masalah 1. Apa pengertian tarekat? 2. Apa pengertian tasawwuf? 3. Apa hubungan tarekat dan tasawuf? 4. Bagaimanakah perkembangan tarekat dan tasawuf di Indonesia? 5. Apa pengaruh tarekat dan tasawuf terhadap pemikiran islam di Indonesia? Tujuan 1
Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006) hal. 3-5
4
1. Mengetahui definisi tarekat. 2. Mengetahui definisi tasawuf. 3. Mengetahui hubungan antara keduanya. 4. Mengetahui sejarah perkembangan tarekat dan tasawuf di Indonesia. 5.Mengetahui pengaruh tarekat dan tasawuf terhadap pemikiran islam di Indonesia.
BAB II 5
PEMBAHASAN A. Pengertian Taswwuf dan Tarekat, serta Hubungan Antara Keduanya Secara ethimologi, tasawwuf berasal dari bahasa Arab yaitu kata shuuf yang berarti bulu. Pada waktu itu para ahli tasawwuf memakai pakaian dari bulu domba sebagai lambang merendahkan diri.2 Sedangkan secara terminology, para sufi dalam mendefinisikan tasawwuf itu sendiri sesuai dengan pengalaman batin yang telah mereka rasakan masing-masing. Dan karena dominannya ungkapan batin ini, maka menjadi beragamnya definisi yang ada. Sehingga sulit mengemukakan definisi yang menyeluruh. Dari beberapa definisi para sufi, Noer Iskandar mendefinisikan bahwa tasawwuf adalah kesadaran murni (fitrah) yang mengarahkan jiwa yang benar kepada amal dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah sedekat mungkin.3 Sedangkan tarekat sendiri, secara ethimologi berasal dari kata “Thoriqoh” yang berarti jalan. Dalam artian jalan yang mengacu kepada suatu system latihan meditasi maupun amalanamalan yang dihubungkan dengan guru sufi. Istilah ini kemudian berkembang menjadi organisasi yang tumbuh seputar metode sufi yang khas,4 atau institusi yang menaungi paham tasawwuf.5 Dari pengertian diatas, tampaklah pertalian yang sedemikian erat antara tasawwuf dan tarekat, bahwa antara keduanya tampak sulit dibedakan dan tak bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang lain.6 Tasawwuf adalah sebuah ideology dari institusi yang menaunginya, yaitu tarekat. Atau dengan kata lain, tarekat merupakan madzhab-madzhab dalam tasawwuf. Dan tarekat merupakan implementasi dari suatu ajaran tasawwuf yang kemudian berkembang menjadi sebuah organisasi sufi dalam rangka mengimplementasikan suatu ajaran tasawwuf secara bersama-sama.
2
Ibid hal. 8. Dalam hal ini, ada berbagai macam versi. Ada yang mengatakan bahwa tasawwuf berasal dari kata ahl al shuffah, Shuufi,sophos, dan lain-lan. Noer Iskandar Al Barsyany, Tasawwuf, Tarekat dan Para Sufi,(Jakarta: Grafindo, 2001) hal. 2-3 3
Noer Iskandar Al Barsyany, Tasawwuf, Tarekat dan Para Sufi,(Jakarta: Grafindo, 2001) hal. 2-8
4
Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006) hal. 8
5
Noer Iskandar Al Barsyany, Tasawwuf, Tarekat dan Para Sufi, (Jakarta: Grafindo, 2001) hal. 73
6
Ibid. hal. 70
6
B. Sejarah Perkembangan Tasawwuf dan Tarekat di Indonesia Dalam hal kelahiran tasawwuf dalam islam, ada beberapa pendapat yang berbeda. Menurut kayakinan sebagian besar orang Islam, lahirnya tasawwuf bersamaan dengan lahirnya islam itu sendiri.Artinya, tasawwuf murni bersumber dari sumber pokok ajaran islam itu sendiri, yaitu al Qur’an dan al Hadits. Hal ini mengingat banyaknya isyarat yang tersirat bahkan tersurat dalam al Qur’an dan al Hadits. Salah satunya adalah: .
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” ( QS. Al Baqarah: 186)
7
Ayat diatas menunjukkan bahwa sejak awal Islam telah menyinggung masalah umatnya dengan Tuhannya, yang merupakan spesialisasi ajaran tasawwuf. Setelah tasawwuf itu lahir, ajaran ini terus mengalami perkembangan. Namun para ulama berpendapat bahwa pada abad ke-5 Hijriyyah atau 13 Masehi, baru muncul tarekat sebagai kelanjutan kegiatan sufi sebelumnya. Hal ini ditandai dengan adanya silsilah tarekat yang selalu dihubungkan nama pendiri atau tokoh sufi yang yang lahir pada abad itu.8 Di Indonesia sendiri, kelahiran ajaran tasawwuf serta lembaga-lembaga tarekatnya bersamaan dengan kehadiran Islam di kawasan ini. Sebagian muballigh, yang menyebarkan Islam di Nusantara, telah mengenalkan ajaran Islam dalam kapasitas mereka sebagai guru sufi.
7
Ibid hal. 11
8
Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006) hal. 6. Pendapat lain mengatakan bahwa, tasawwuf merupakan akulturasi ajaran Islam dengan ajaran Kristen atau Hindu dan Budha. Noer Iskandar Al Barsyany, Tasawwuf, Tarekat dan Para Sufi,(Jakarta: Grafindo, 2001) hal. 8-9
7
9
Tentang kapan pribum nusantara memeluk Islam, para ahli berbeda pendapat. Hal ini terjadi karena
Islamisasi di Indonesiatidak terdokumentasi dengan baik sehingga banyak spekulasi dikalangan ilmuwan yang menimbulkan polemic yang hingga saat ini belum selesai. Mungkin orang muslim asing memang sudah ada yang menetap di pelabuhan dagang di Sumatra dan Jawa beberapa abad sebelum abad ke-16, namun baru menjelang abad ke-10 ada bukti-bukti orang-orang pribumi memeluk Islam di suatu kerajaan kecil Perlak, dilanjutkan pada abad ke-13 oleh kerajaan smudera Pasai. Selama abad ke 14 dan 15 Islam secara berangsur-angsur menyebar ke pantai utara Jawa dan Maluku. Terlepas dari semua itu,
Sejarawan mencatat bahwa karena factor tasawwuf dan tarekatlah Islamisasi Asia Tenggara, termasuk Indonesia, berlangsung damai. Ajaran tasawwuf dapat dengan mudah dipadukan dengan ide-ide sufistik India dan pribumi yang dianut masyarakat setempat.10 Dari perpaduan itulah, menyebabkan banyaknya tarekat dan organisasi mirip tarekat yang berkembang di Indonesia. Beberapa di antaranya hanya merupakan tarekat local, misalnya Wahidiyah dan Shiddiqiyah di Jawa Timur dan Syahadatain di Jawa Tengah. Bahkan ada yang merupakan cabangdari gerakan sufi Internasional, misalnya tarekat Syattariyah, Khalwatiyah, Naqsabandiyah, Syadziliyah dan lain sebagainya.11 Namun tampaknya, dari sekian banyak tarekat yang ada di seluruh dunia, hanya ada beberapa tarekat yang bisa masuk dan berkembang di Indonesia. Faktor kemudahan system komunikasi dalam kegiatan transmisinya serta tarekat – tarekat itu dibawa langsung oleh tokoh-tokoh pengembangnya, yang kebanyakan berasal dari Persia dan India, sangat mempengaruhi.12 Bahkan saat ini Indonesia telah mampu memilah dan memilih antara tarekat yang mu’tabarah dan ghoiru mu’tabarah. KH. Dzikron Abdullah memberi batasan-batasan suatu tarekat bisa dikategorikan sebagai tarekat mu’tabarah apabila memenuhi kriteria dibawah ini: a. sanad(silsilah)-nya muttashil (bersambung) sampai kepada Nabi. b. Pelaksanaan syari’at dalam suatu tarekat harus benar dan ketat.13 9
Ajid thohir, Gerakan Politik Kaum Tarekat, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2002) Hal 27.
10
Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006 hal.7-
12 11
Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia,(Bandung: Mizan, 1996), hal. 16
12
Ajid thohir, Gerakan Politik Kaum Tarekat, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2002)Hal 27-28
13
http://orgawam.wordpress.com/2008/05/01/tareqah-mutabarah-di-indonesia/
8
Bahkan lebih dari itu, ada beberapa tarekat yang lahir dan berkembang di Indonesia. Ada yang merupakan hasil ulama’ lokal yang mengkolaborasikan beberapa tarekat, dan ada juga yang memang hasil ijtihadnya. Diantaranya adalah tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah didirikan oleh Syaikh Ahmad Katib Sambas,14 tarekat Shiddiqiyah yang didirikan oleh Kyai Muchtar Mukti.15
C. Pengaruh Tasawwuf dan Tarekat Terhadap Pemikiran Islam di Indonesia Seperti telah di sebutkan di atas, bahwa ajaran tasawwuf berkembang pesat karena orangorang pribumi sangat antusias terhadap ajaran ini. Hal ini dipengaruhi oleh kekentalan kehidupan pribumi terhadap mistik sebelum Islam datang. Sehingga tidak lama setelah Islam bersama ajaran Tasawwufnya masuk ke Nusantara, banyak ulama’ nusantara yang menggeluti ajaran ini, diantaranya adalah Syaikh Yusuf Makassar, Hamzah Fansuri, Syamsuddin Al Sumatrani, Nuruddin Al Raniri, Abdul Ra’uf Singkel dan lain-lain.16 Ketika itu, corak pemikiran Islam diwarnai oleh tasawwuf. Pemikiran para sufi besar Ibn Al ‘Araby dan Abu Hamid Al Ghazali sangat berpengaruh terhadap pengamalan-pengamalan muslimin generasi pertama.17 Bahkan, kehadiran tarekat di tengah-tengah masyarakat Indonesia pada masa penjajahan itu telah memberikan angin segar bagi rakyat jajahan yang ingin melepaskan diri dari penjajahan. Timbulnya beberapa pemberontakan di Banten pada tahun 1888, Kediri pada tahun 1888, dan Sidoarjo pada tahun 1904. Dengan hal ini, terlihat bahwa pada waktu itu tarekat berfungsi tidak hanya sebagai gerakan keagamaan, tetapi juga gerakan politik dalam menghadapi penjajahan.18 Saat ini, tarekat masih mendapat tempat tempat d hati kaum muslimin Indonesia. Bahkan terus berkembang di kota-kota besar di Indonesia. Juga tidak hanya terbatas kalangan ekonomi 14
Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006) hal. 253 15
http://www.republika.co.id/berita/61218/Perkembangan_Tarekat_di_Dunia_Islam
16
http://baitulamin.org/risalah/perkembangan-tarekat-nusantara.html
17
Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006) hal.
8 18
Ajid Thohir, Gerakan Politik Kaum Tarekat, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2002)hal 32-34
9
menengah ke bawah, tetapi telah merambah pada kalangan ekonomi ke atas, bahkan para bangsawan. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme warga setiap acara rutinan jam’iyyah tarekat tertentu.
BAB III KESIMPULAN Berbicara tentang agama, tidak dapat lepas dari hubungan dengan Tuhan, yang dalam Islam dikenal dengan ajaran tasawwuf yang kemudian dalam perkembangannya telah menjadi ideology institusi-institusi yang menaunginya yang disebut tarekat. Dalam perkembangan selanjutnya, tarekat ternyata juga ikut andil dalam proses kemerdekaan bangsa Indonesia. Disadari atau tidak, diakui atau tidak, berbagai macam fakta dalam bingkai sejarah “Tasawwuf dan Tarekat di Indonesia” telah membuktikannya.
10
DAFTAR PUSTAKA Iskandar, Noer. Tasawwuf, Tarekat dan Para Sufi. Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2001. Mulyati, Sri. Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2006. van Bruinessen, Martin. Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia. Bandung: Mizan, 1996. http://orgawam.wordpress.com/2008/05/01/tareqah-mutabarah-di-indonesia/ Thohir, Ajid. Gerakan Politik Kaum Tarekat. Bandung: Pustaka Hidayah, 2002 http://www.republika.co.id/berita/61218/Perkembangan_Tarekat_di_Dunia_Islam http://baitulamin.org/risalah/perkembangan-tarekat-nusantara.html 11