Makalah Sosiologi dan Antropologi Kesehatan
Budaya Sehat Sakit
“
”
Disususun Oleh : Dias Tuti (G 601 11 046)
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Sehat itu mahal. Ungkapan itu benar adanya. Jika kita sakit berapa biaya yang harus dikeluarkan. Biaya obat, biaya dokter, dan biaya rumah sakit, apalagi jika sakit sampai berhari-hari. Karena itu, untuk mengantisipasi biaya sakit, sekarang ini banyak orang menyiasatinya dengan berlindung kepada asuransi, ataupun dengan melakukan pengobatan sendiri. Banyak sekali masyarakat yang bisa kita lihat di apotek-apotek maupun di banyak toko obat yang membeli obat untuk melakukan pengobatan sendiri, tetapi kebanyakan masyarakat yang berperilaku melakukan pengobatan sendiri ini menderita penyakit yang ringan. Di Indonesia, penduduk yang mengeluh sakit selama 1 bulan terakhir pada tahun 2004 sebanyak 24,41.%. Upaya pencarian pengobatan yang dilakukan masyarakat yang mengeluh sakit sebagian besar adalah pengobatan sendiri (87,37. %). Sisanya mencari pengobatan antara lain ke puskesmas, paramedis, dokter praktik, rumah sakit, balai pengobatan, dan pengobatan tradisional. Sumber pengobatan di dunia mencakup tiga sektor yang saling terkait, yaitu pengobatan rumah tangga atau pengobatan sendiri, pengobatan medis, dan pengobatan tradisional. Persentase terbesar masyarakat memilih pengobatan sendiri untuk menanggulangi keluhannya. Pengobatan sendiri adalah upaya pengobatan sakit menggunakan obat, obat tradisional atau cara tradisional tanpa petunjuk ahlinya.
Perilaku pengobatan sendiri menggunakan obat tradisional merupakan salah satu perilaku kesehatan. Setiap perilaku kesehatan dapat dilihat sebagai fungsi pengaruh kolektif dari (a) faktor predisposisi antara lain pengetahuan, sikap, dan persepsi, (b) faktor pemungkin antara lain biaya dan jarak, dan (c) factor penguat antara lain dorongan social.
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dan kesehatan yang demikian yang menjadi dambaan setiap orang sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak meskipun kadang-kadang bisa dicegah atau dihindari. Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya. Kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, social bukan hanya bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. (WHO, 1947) kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis. Untuk mengetahui lebih banyak tentang sehat sakit, maka dalam makalah ini penulis akan membahas tentang budaya sehat sakit. B. Rumusan Masalah
1. Apa itu sehat 2. Apa itu sakit 3. Bagaimana budaya sehat dan sakit
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui gambaran tentang sehat dan sakit. 2. Untuk mengetahui gambaran tentang budaya sehat sakit. 3. Agar dapat menjadi manfaat bagi pembaca dan menambah pengetahuan tentang budaya sehat sakit.
BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Sehat
1. Pengertian Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. 2. Karakteristik sehat Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif : a. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh. b. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal. c. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup. Karakteristik sehat menurut UU Kesehatan No.23 tahun 1992 yaitu kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur – unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan dan tindakan kesehatan Factor internal
Factor eksternal
o
Tahap perkembangan
o
Praktik dikeluarganya
o
Pendidikan atau tingkat
o
Factor sosioekonomi
o
Latar belakang budaya
pengetahuan o
Persepsi tentang fungsi
o
Factor emosi
o
Spiritual
B. Konsep Sakit
1. Pengertian Banyak yang memberikan pengertian atau definisi tentang sakit, diantaranya yaitu: a. Perkins
mendefinisikan
sakit
sebagai
suatu
keadaan
yang
tidak
menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga seseorang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani, rohani dan social. b. R. Susan mendefinisikan sakit adalah tidak adanya keserasian antara lingkungan dan individu. c. Oxford English Dictionary mengartikan sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana fungsinya terganggu atau menyimpang. d. Pemons (1972) mendefinisikan sakit sebagai gangguan dalam fungsi normal individu sebagai tatalitas termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya. Dari pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sakit merupakan suatu keadaan dimana terjadi gangguan aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani, rohani dan sosial. Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses penyakit. Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit. Sebagai contoh klien dengan Leukemia yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan mampu berfungsi seperti biasanya, sedangkan klien lain dengan kanker payudara yang sedang mempersiapkan diri untuk menjalanaio operasi mungkin akan merasakan akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik. Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala
yang dialami; melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan. Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa berfungsi sebagai mekanisme koping. Seseoang menggunakan 3 kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit : 1. Adanya gejala : Naiknya temperatur, nyeri. 2. Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan : baik, buruk, sakit. 3. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari : bekerja , sekolah. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sakit Factor internal o
o
Factor eksternal
Persepsi individu
o
Gejala yang Dapat Dilihat
terhadap gejala dan sifat
o
Kelompok Sosial
sakit yang dialami
o
Latar Belakang Budaya
Asal atau Jenis penyakit
o
Ekonomi
o
Kemudahan Akses Terhadap Sistem Pelayanan
o
Dukungan Sosial
3. Tahap-tahap perilaku sakit a. Tahap I (Mengalami Gejala) b. Tahap II (Asumsi Tentang Peran Sakit) c. Tahap III (Kontak Dengan Pelayanan Kesehatan) d. Tahap IV (Peran Klien Dependen) e. Tahap V (Pemulihan dan Rehabilitasi) 4. Dampak sakit a. Terhadap Perilaku dan Emosi Klien b. Terhadap Peran Keluarga
c. Terhadap Citra Tubuh d. Terhadap Konsep Diri e. Terhadap Dinamika Keluarga
C. Tentang Sehat Sakit
Keadaan sehat – Sakit 1. Kontinum Sehat – sakit Status kesehatan seseorang terletak antara dua kutub yaitu “ sehat optimal dan “ kematian “, yang sifatnya dinamis. Bila kesehatan seseorang bergerak kekutub kematian maka seseorang berada pada area sakit (illness area) dan bila status kesehatan bergerak kearah sehat (optimal well being) maka seseorang dalam area sehat (wellness area). 2. Model sehat sakit a. Model Rentang Sehat-Sakit (Neuman) Menurut Neuman (1990): ”sehat dalam suatu rentang merupakan tingkat kesejahteraan klien pada waktu tertentu , yang terdapat dalam rentang dan kondisi sejahtera yang optimal , dengan energi yang paling maksimum, sampai kondisi kematian yang menandakan habisnya energi total” Jadi menurut model ini sehat adalah keadaan dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan
pada
lingkungan
internal
dan
eksternalnya
untuk
mempertahankan keadaan fisik, emosional, inteletual, sosial, perkembangan, dan spiritual yang sehat. Sedangkan Sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya. b. Model Kesejahteraan Tingkat Tinggi (Dunn) Model yang dikembangkan oleh Dunn (1977) ini berorientasi pada cara memaksimalkan potensi sehat pada individu melalui perubahan perilaku.
Pada
pendekatn
model
ini
perawat
melakukan
intervnsi
keperawatan yang dapat membantu klien mengubah perilaku tertentu yang mengandung resiko tinggi terhadap kesehatan Model ini berhasil diterapkan
untuk perawatan lansia, dan juga digunakan dalam keperawatan keluarga maupun komunitas. c. Model Agen-Pejamu-Lingkungan (Leavell at all.) Menurut pendekatan model ini tingkat sehat dan sakit individu atau kelompok ditentukan oleh hubungan dinamis antara Agen, Pejamu, dan Lingkungan. 1. Agen : Berbagai faktor internal-eksternal yang dengan atau tanpanya dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau sakit. Agen ini bisa bersifat biologis, kimia, fisik, mekanis, atau psikososial. Jadi Agen ini bisa berupa yang merugikan kesehatan (bakteri, stress) atau yang meningkatkan kesehatan (nutrisi, dll). 2. Pejamu : Sesorang atau sekelompok orang yang rentan terhadap penyakit/sakit tertentu. 3. Lingkungan: seluruh faktor yang ada diluar pejamu. o
o
Lingkungan fisik: -
tingkat ekonomi
-
iklim,
-
kondisi tempat tinggal,
-
penerangan,
-
kebisingan
Lingkungan sosial: Hal-hal yang berkaitan dengan interaksi sosial, misalnys: stress, konflik, kesulitan ekonomi, krisis hidup. Model ini menyatakan bahwa sehat dan sakit ditentukan oleh interaksi
yang dinamis dari ketiga variabel tersebut. Menurut Berne et al (1990) respon dapat meningkatkan kesehatan atau yang dapat merusak kesehatan berasal dari interaksi antara seseorang atau sekelompok orang dengan lingkungannya.
Selain dalam keperawatan komunitas model ini juga dikembangkan dalam teori umum tentang berbagai penyebab penyakit.
d. Model Keyakinan-Kesehatan Model Keyakinan-Kesehatan menurut Rosenstoch (1974) dan Becker dan Maiman (1975) menyatakan hubungan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang ditampilkan. Model ini memberikan cara bagaimana klien akan berprilaku sehubungan dengan kesehatan mereka dan bagaimana mereka mematuhi terapi kesehatan yang diberikan. Terdapat tiga komponen dari model Keyakinan-Kesehatan antara lain: a. Persepsi Individu tentang kerentanan dirinya terhadap suatu penyakit. b. Persepsi Individu terhadap keseriusan penyakit tertentu. c. Persepsi Individu tentang manfaat yang diperoleh dari tindakan yang diambil. e. Model Peningkatan-Kesehatan (Pender) Dikemukakan oleh Pender (1982,1993,1996) yang dibuat untuk menjadi sebuah model yang menyeimbangkan dengan model perlindungan kesehatan. Fokus dari model ini adalah menjelaskan alasan keterlibatan klien dalam aktivitas kesehatan (kognitif-persepsi dan faktor pengubah). Berdasarkan gambar diatas Model ini dapat: 1. Mengidentifikasi berbagai faktor (demografik, sosial) yang dapat meningkatkan kesehatan.
atau
menurunkan
partisifasi
untuk
meningkatkan
2. Mengatur berbagai tanda kedalam sebuah pola untuk menjelaskan kemungkinan munculnya partsisipasi klien dalam perilaku peningkatan kesehatan.
3. Mempertahankan status kesehatan a. Sesuai dengan sifat sehat-sakit yang dinamis, maka keadaan seseorang dapat dibagi menjadi sehat optimal, sedikit sehat, sedikit sakit, sakit berat dan meninggal. b. Bila seseorang dalam area sehat maka perlu diupayakan pencegahan primer (primary prevention) yang meliputi health promotion dan spesific protection guna mencegah terjadinya sakit. c. Bila seseorang dalam area sakit perlu diupayakan pencegahan sekunder dan tersier yaitu early diagnosisand promt treatment, disability limitation dan rehabilitation. 4. Faktor yang berpengaruh terhadap perubahan sehat sakit A. Blum, mengemukakan terdapat 6 faktor yang mempengaruhi status sehatsakit, yaitu : a. Faktor politik meliputi keamanan, tekanan, tindasan dll. b. Faktor perilaku manusia meliputi kebutuhan manusia, kebiasaan manusia, adat istiadat. c. Faktor keturunan meliputi genetic, kecacatan, etnis, fator resiko, ras dll. d. Factor pelayanan kesehatan meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. e. Faktor lingkungan meliputi udara, air, sungai dll.
f. Factor social ekonomi meliputi pendidikan, pekerjaan dll. 5. Persepsi Masyarakat Persepsi masyarakat mengenai terjadinya penyakit berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain, karena tergantung dari kebudayaan yang ada dan berkembang dalam masyarakat tersebut. Persepsi kejadian penyakit yang berlainan dengan ilmu kesehatan sampai saat ini masih ada di masyarakat; dapat turun dari satu generasi ke generasi berikutnya dan bahkan dapat berkembang luas. Berikut ini contoh persepsi masyarakat tentang penyakit malaria, yang saat ini masih ada di beberapa daerah pedesaan di Papua (Irian Jaya). Makanan pokok penduduk Papua adalah sagu yang tumbuh di daerah rawa rawa. Selain rawa-rawa, tidak jauh dari mereka tinggal terdapat hutan lebat.Penduduk desa tersebut beranggapan bahwa hutan itu milik penguasa gaib yang dapat menghukum setiap orang yang melanggar ketentuannya. Persepsi masyarakat mengenai penyakit diperoleh dan ditentukan dari penuturan sederhana dan mudah secara turun temurun. Misalnya penyakit akibat kutukan Allah, makhluk gaib, roh-roh jahat, udara busuk, tanaman berbisa, binatang, dan sebagainya. Pada sebagian penduduk Pulau Jawa, dulu penderita demam sangat tinggi diobati dengan cara menyiram air di malam hari. Air yang telah diberi ramuan dan jampi – jampi oleh dukun dan pemuka masyarakat yang disegani digunakan sebagai obat malaria 6. Tingkat Pencegahan Untuk mengatasi masalah kesehatan di kenal tiga tahap pencegahan: 1. Pencegahan primer: promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus (specific protection).
2. Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), pembatasan cacat (disability limitation) 3. Pencegahan tersier: rehabilitasi. Pencegahan primer o
o
Promosi
Pencegahan sekunder o
Diagnosa dini dan
kesehatan/health
pengobatan segera (early
promotion
diagnosis and prompt
Perlindungan
treatment)
khusus (specific protection)
Pencegahan tersier
o
o
Rehabilitasi
Pembatasan cacat (disability limitation)
7. Budaya Hidup Sehat Ada beberapa hal yang sering dilewatkan dalam menjalani hidup, sehingga akibat buruk dari kebiasaan ini akan datang mengganggu kesehatan. Hal ini bisa terjadi hanya karena kebiasaan hidup yang tidak teratur. Kebiasaan tersebut adalah antara lain melewatkan sarapan, kurang minum air putih, kurang gerak sampai dengan ngemil snack berkalori tinggi. Menurut Pete Cohen, psikolog dan physical trainer, bahwa tidak ada manusia lahir dengan kebiasaan buruk. Kebiasaan ini dipelajari saat tumbuh dewasa. Cara yang paling jitu untuk membuang kebiasaan buruk adalah dengan menggantinya dengan kebiasaan yang lebih baik. Menurut beberapa penelitian, diperlukan pengulangan 20 - 30 kali untuk kemudian menjadi kebiasaan baru. Ada beberapa tips dibawah ini, mengenai cara menghargai hidup dengan menjalani hidup secara sehat dan teratur, yaitu: 1. Minum air putih secara cukup 2. Sarapan pagi setiap hari
3. Makan siang yang bergizi 4. Siasati makan malam
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
1. Sehat merupakan suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan
2. Sakit merupakan suatu keadaan dimana terjadi gangguan aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani, rohani dan sosial. Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses penyakit. B. Saran
1. Melakukan pencegahan sebelum penyakit menyerang. 2. Makan-makanan bergizi dan lakukan olahraga menggerakkan tubuh agar menjadi sehat dan buagar 3. Tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Tuhan YME agar pikiran dan jiwa kita menjadi lebih tenang.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2011, http://kesmas-unsoed.blogspot.com/, diakses pada 10 Mei 2012, Pukul 19.00 WITA. Anonim, 2009, http://perawattegal.wordpress.com/, diakses pada 10 Mei 2012, Pukul 19.00 WITA. Anonim, 2010, http://yandangblog.blogspot.com/, diakses pada 10 Mei 2012, Pukul 19.00 WITA. Anonim, 2011, http://www.tugaskuliah.info/, diakses pada 10 Mei 2012, Pukul 19.00 WITA.