BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belakan Belakang g Panduan untuk merumuskan tujuan pembelajaran merupakan hal penting yang
diperlu diperlukan kan para para prakti praktisi si pendid pendidika ikan. n. Untuk Untuk keperlu keperluan an tersebu tersebutt beberap beberapaa pakar pakar mengklasifik mengklasifikasikan asikan tujuan-tujua tujuan-tujuan n pembelajaran pembelajaran dalam suatu model model yang disebut disebut takson taksonom omi. i. Takson aksonom omii bergu berguna na sebaga sebagaii alat alat untuk untuk menjami menjamin n ketelit ketelitian ian dalam dalam komuni komunikas kasii berken berkenaan aan dengan dengan pengor pengorgan ganisa isasian sian dan interre interrelasi lasi,, dalam dalam hal ini taksonomi tujuan pendidikan (Bloom et. al , 199! Tjokrodihardjo, "##1$. Beberapa model model takson taksonomi omi tujuan tujuan pendid pendidika ikan n dianta diantarany ranyaa adalah adalah,, Takson aksonom omii Bloom Bloom,, Taksonomi Bloom Berdimensi %ua (&nderson, et al ., ., "##1$, dan Taksonomi ') (Biggs * +ollis, 19"$. Bloom, ngelhart, urst, /ill, dan 0rathohl mengklasifikasi tujuan pendidikan pada ranah kognitif menjadi enam kategori, yaitu pengetahuan (knoledge$, pemahaman
(2omprehension$,
aplikasi
(apply$,
analisis
(analysis$,
sintesis
(synthesis$, dan e3aluasi (e3aluation$ (Bloom et. al ., ., 199! &rikunto, "##"! 4inkel, 1995$. Taksonomi ini sering disebut dengan taksonomi Bloom dan menjadi satusatuny satunyaa model model takson taksonomi omi tujuan tujuan pembela pembelajara jaran n yang yang diguna digunakan kan sebaga sebagaii a2uan a2uan mengembangkan tujuan kurikulum dalam sistem pendidikan di 6ndonesia. 'elain taksonomi Bloom, terdapat model taksonomi tujuan pembelajaran lain, seperti Taksonomi '). Biggs dan +ollis pada tahun 19" mengembang-kan model taksonomi tujuan pembelajaran yang kemudian dikenal dengan taksonomi '). Taksonomi ') mengelompokkan tingkat kemampuan sisa pada lima le3el berbeda dan bersifat hirarkis, yaitu le3el #7 prastruktural (pre-stru2tural$, le3el 17 unistruktu unistruktural ral (uni-stru2tu (uni-stru2tural$, ral$, le3el "7 multistrukt multistruktural ural (multy-stru2tu (multy-stru2tural$, ral$, le3el 87 relasio relasional nal (relati (relationa onal$, l$, dan le3el le3el 7 e:tend e:tended ed abstra2 abstra2tt (Biggs (Biggs dan +ollis, +ollis, 19"$. 19"$. 'elanju 'elanjutny tnyaa takson taksonom omii ') ') ini dikemb dikembang angkan kan oleh oleh /artant /artanto o ("##5$ ("##5$ menjadi menjadi taksonomi ') Plus (T'P$ yang le3elnya menjadi le3el yaitu, prastruktural, unistru unistruktu ktural ral,, multi multistru struktu ktural, ral, semirel semirelasio asional, nal, relasio relasional nal,, abstra abstrak, k, dan e:tend e:tended ed abstra2t. Berd Berdasa asark rkan an urai uraian an di atas, atas, perb perbed edaa aan n mode model-m l-mod odel el taks takson onom omii tuju tujuan an pembelajaran tersebut dilandasi oleh 2ara pandang berbeda dalam melihat tujuan pendidikan. Biggs dan +ollis (19"$ mendesain taksonomi ') sebagai suatu alat e3alua e3aluasi si tentan tentang g kualit kualitas as respons respons sisa sisa terhada terhadap p suatu suatu tugas. tugas. Takson aksonomi omi yang yang 1
digunakan untuk mengukur kemampaun sisa dalam merespon (ba2a7 menjaab$ suatu masalah dengan 2ara membandingkan jaaban benar optimal dengan jaaban yang diberikan sisa. Taksonomi ') digunakan untuk mengukur kualitas jaaban sisa terhadap suatu masalah berdasar pada kompleksitas pemahaman atau jaaban sisa terhadap masalah yang diberikan. Taksonomi ')berperan menentukan kualitas respon sisa terhadap masalah tersebut. &rtinya taksonomi ') dapat digunakan sebagai alat menentukan kualitas jaaban sisa. Berdasarkan kualitas yang diperoleh dari hasil jaaban sisa, selanjutnya dapat ditentukan kualitas keter2apaian proses kognitif yang ingin diukur oleh alat e3aluasi tersebut. Berdasarkan peran yang berbeda ini, kedua model taksonomi seharusnya digunakan bersama-sama sebagai alternatif sistem e3aluasi yang saling melengkapi. 'elanjutnya dapat dibuat sistem taksonomi baru dua dimensi. %imensi pertama adalah ;masalah matematika; yang didesain berdasar taksonomi Bloom, sedangkan dimensi kedua adalah ;kualitas respon terhadap masalah; berdasar pada taksonomi '). Berdasarkan uraian di atas, makalah ini akan mendeskripsikan, bagaimana karakteristik kemampuan respon mahasisa dipandang dari taksonomi ') terhadap masalah matematika disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang menga2u pada taksonomi Bloom< =atriks berikut dapat menggambarkan model taksonomi dua dimensi Bloom dan '). 1.2 Rumusan Masalah
1. &pa itu yang dimaksud dengan taksonomi ') yang diutarakan oleh Biggs dan +ollis< ". Bagaimana mode yang diutarakan oleh Biggs dan +ollis dalam taksonomi ')< 8. Bagaimana kelebihan dari taksonomi ')< . Bagaimana perbedaan dari taksonomi ') dan taksonomi Bloom< 1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan taksonomi ') yang diutarakan oleh Biggs dan +ollis. ". Untuk mengetahui mode yang diutarakan oleh Biggs dan +ollis dalam taksonomi '). 8. Untuk mengetahui kelebihan dari taksonomi ').
2
. Untuk mengetahui perbedaan antara taksonomi ') dan taksonomi Bloom.
BAB II
3
ISI 2.1 Pengertan !aks"n"m #an !aks"n"m S$L$
Taksonomi adalah suatu klasifikasi khusus yang berdasar data penelitian ilmiah mengenai hal-hal yang digolong-golongkan dalam sistematika tertentu. %alam kamus besar bahasa 6ndonesia taksonomi ("##>$ adalah kaidah dan prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek. 'elain itu, taksonomi juga diartikan sebagai 2abang ilmu biologi yang menelaah penamaan, perin2ian, dan pengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan pembedaan sifatnya. ?ang dimaksud taksonomi dalam penelitian ini adalah klasifikasi respon nyata dari sisa. 'alah satu klasifikasi khusus yang dimaksud dalam pembelajaran ini adalah klasifikasi tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran menunjukkan apa yang harus di2apai sisa sebagai hasil belajar. Tujuan ini penting dalam pembelajaran, sebab pembelajaran merupakan tindakan disengaja dan beralasan. Tujuan-tujuan pembelajaran ini dapatdiklasifikasikan dalam suatu taksonomi, seperti taksonomi Bloom, taksonomi Bloom berdimensi dua, taksonomi ') (The stru2ture of The bser3ed )earning ut2omes$. Untuk menyusun seperangkat alat tes yang dapat digunakan untuk melihat respon sisa serta jenis kesalahan yang dilakukan, dalam penelitian ini digunakan taksonomi 'olo (The 'tru2ture of the bser3ed )earning ut2ome$. =enurut &ndersoon baha suatu pernyataan tentang tujuan pembelajaran memuat kata kerja dan kata benda. 0ata kerja se2ara umum dideskripsikan sebagai suatu perubahan perilaku yang diharapkan dalam proses kognitif sebagai dampak dari suatu proses pembelajaran. 'edangkan kata benda se2ara umum dideskripsikan sebagai pengetahuan sisa yang diharap dapat dikonstruknya (/amdani, "##$. ?ang dimaksud taksonomi dalam penelitian ini adalah klasifikasi respon nyata dari sisa. %alam taksonomi, ada empat jenis pengetahuan, yaitu7 a. a2tual 0noledge yaitu pengetahuan yang didapat dari informasi yang nyata dan dapat diuji kebenarannya. 6nformasi ini tidak hanya sekedar penjabaran saja, tetapi juga melingkupi elemen-elemen dan 2iri khusus. b. +on2eptual 0noledge yaitu pengetahuan yang didapat hanya sebatas teori dan kategori.
4
2. Pro2edural knoledge yaitu pengetahuan tentang bagaimana 2ara melakukan sesuatu yang didasari pada teknik dan metode yang ada. d. =eta2ognitife 0noledge yaitu pengetahuan yang didapat hanya satu yang difokuskan berdasarkan pengetahuan yang ada. 'edangkan ') adalah The 'tru2ture of the bser3ed )earning ut2ome atau struktur hasil belajar yang dapat diamati. @adi taksonomi ') adalah klasifikasi respon nyata dari sisa tentang struktur hasil belajar yang pada dasarnya terdapat dua pendapat tentang teori belajar yaitu teori belajar aliran beha3ioristik dan teori belajar kognitif. Teori belajar beha3ioristik menekankan pada pengertian belajar merupakan perubahan tingkah laku, sehingga hasil belajar adalah sesuatu yang dapat diamati dengan indra manusia langsung tertuangkan dalam tingkah laku. 'eperti yang dikemukakan oleh &hmadi dan 'upriono7 "Bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaks i dengan lingkungannya”. 'edangkan teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. 'eperti juga diungkapkan oleh 4inkel7 “Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan- perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. erubahan itu bersifat secara relatif dan berbekas”. %ari dua pengertian di atas, maka dapat disimpulkan baha pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan akti3itas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, keterampilan dan nilai sikap. 'alah satu teori yang mendukung taksonomi ') adalah teori Piaget, yaitu seorang psikolog 'iss yang sangat terkenal dalam penelitian mengenai perkembangan berpikir khususnya proses berpikir pada anak. =enurut Piaget setiap anak mengembangkan kemampuan berpikirnya menurut tahap yang teratur (=orteAa, "##9$. Pada satu tahap perkembangan tertentu akan mun2ul skema atau
5
struktur tertentu yang keberhasilannya pada setiap tahap amat bergantung pada tahap sebelumnya. &dapun tahapan-tahapan tersebut adalah7 1. Tahap 'ensori-motorik (umur #-" tahun$ %alam tahap ini akti3itas kognitif didasarkan terutama pada pengalaman langsung melalui pan2a indra. Piaget berpendapat baha dalam perkembangan kognitif selama tahap sensori-motorik ini, inteligensi anak baru nampak dalam bentuk akti3itas motorik sebagai reaksi stimulasi sensorik. ". Tahap Pra-operasional (umur "- tahun$ %alam tahap ini sangat menonjol sekali ke2enderungan anak-anak itu untuk selalu mengandalkan dirinya pada persepsinya mengenai realitas. %engan adanya perkembangan bahasa dan ingatan anak pun mampu mengingat banyak hal tentang lingkungannya. 6ntelek anak dibatasi oleh egosentrisnya yaitu ia tidak menyadari orang lain mempunyai pandangan yang berbeda dengannya. 8.
Tahap perasional 0onkrit (-11 tahun$ %alam tahap ini dapat digambarkan sebagai perubahan positif dari 2iri2iri yang negatif pada tahap berpikir pra-operasional. %alam tahap operasional konkrit 2ara berpikir anak sudah mulai logis dan mulai mengenal adanya hubungan fungsional.
. Tahap perasi ormal (11-1> tahun$ %alam
tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak yaitu berpikir
mengenai gagasan. &nak dengan operasi formal ini sudah dapat memikirkan beberapa alternatif peme2ahan masalah. =ereka dapat mengembangkan hukumhukum yang berlaku umum dan pertimbangan ilmiah. Pemikirannya tidak jauh karena selalu terikat kepada hal-hal yang bersifat konkrit, mereka dapat membuat hipotesis dan membuat kaidah mengenai hal-hal yang bersifat abstrak. Teori perkembangan intelektual anak yang banyak diikuti adalah teori perkembangan dari Piaget. Teori belajar Piaget memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap perkembangan teori pembelajaran kognitif. /al ini terbukti dengan banyaknya peneliti yang tertarik melakukan analisis serta memperluas teori tersebut. 'alah satu
6
kritik yang 2ukup tajam terhadap teori Piaget adalah berkenaan dengan asumsi baha pengertian akan suatu struktur yang sama akan diperoleh pada usia yang sama dalam berbagai domain intelektual (/amdani, "##$. Biggs dan +ollis mengamati baha ada penyimpangan dari asumsi Piaget tersebut, terutama di dalam pembelajaran. =isalnya seorang anak responnya ber3ariasi terhadap tugas-tugas yang sejenis. 'uatu saat seorang anak menunjukkan tingkat yang lebih rendah, tetapi disaat lain menunjukkan tingkat yang lebih tinggi. Bigg dan +ollis beranggapan baha hal ini bukanlah sekedarpenge2ualian tetapi memang begitu sifat alami perkembangan intelektual anak. Bigg dan +ollis adalah peneliti yang turut melakukan dan analisis teori belajar Piaget. 'alah satu isu utama yang dikaji oleh kedua peneliti ini berkaitan dengan struktur kognitif. Teori mereka dikenal dengan The 'tru2ture of bser3ed )earning ut2omes (')$. Biggs dan +ollis (19"7 ""$ membedakan antara generaliAed 2ogniti3e stru2ture; atau struktur kognitif umum anak dengan a2tual respon; atau respon langsung anak ketika diberikan perintah-perintah. =ereka menerima keberadaan konsep struktur kognitif umum namun mereka meyakini baha hal tersebut tidak dapat diukur langsung, sehingga perlu menga2u pada sebuah hypothesiAed 2ogniti3e stru2ture; (/+'$ atau struktur kognitif hipotesis. =enurut mereka /+' ini relati3e lebih stabil dari aktu ke aktu serta bebas dari pengaruh pembelajaran disaat anak diukur menggunakan taksonomi ') dalam menyelesaikan suatu tugas tertentu. Penekanan pada suatu tugas tertentu sangat penting seperti yang diasumsikan dalam taksonomi ') baha penampilan seseorang sangatlah beragam dalam menyelesaikan satu tugas dengan tugas lainnya, hal ini berkaitan erat dengan logika yang mendasarinya, selanjutnya asumsi ini juga meliputi penyimpangan yang dalam model ini dikatakan7 “siswa dapat saja berada pada awal level formal dalam matematika namun berada pada level awal konkrit dalam sejarah, atau bahkan dapat terjadi, suatu hari siswa berada pada level formal di matematika namun di lain hari dia masih berada pada level yang konkrit pada topik yang berbeda. !asil observasi seperti ini tidak dapat mengindikasikan terdapatnya “pertukaran” dalam perkembangan kognitif yang berlangsung, tetapi sedikit pertukaran terjadi pada konstruksi yang lebih proimal, pembelajaran, penampilan atau motivasi” .
7
%ari uraian di atas maka dapat dikatakan baha teori tersebut lebih menekankan pada analisis terhadap kualitas respon anak. Untuk melihat respon anak diperlukan butir-butir rangsangan. Butir-butir rangsangan dalam konteks ini tidak difokuskan untuk melihat kebenaran dari jaaban saja melainkan lebih pada melihat struktur alamiah dari respon sisa dan perubahannya dari aktu ke aktu (/amdani, "##$ Biggs dan +ollis mengutarakan > mode yaitu 7 a. =ode 'ensorimotor o2us perhatian pada mode ini adalah lingkungan fisik sekitar peserta didik. Peserta didik membangun kemampuan untuk melakukan koordiansi dan mengatur interaksinya dengan lingkungan sekitar. Perkembangan yang berkelanjutan pada mode ini ditunjukkan oleh kegiatan-kegiatan fisik ketika diperolehnya ta2it knoledge. b. =ode 6oni2 Pada
mode
ini
simbol-simbol
dan
gambar
digunakan
untuk
mempresentasikan elemen-elemen yang diperolehnya pada mode sensorimotor. 2. =ode +on2rete 'ymboli2 Pada mode ini peserta didik mengalami pertukaran dalam proses abstraksi. =ereka mulai mempresentasikan dunia fisik melalui bahasa oral ke dalam bentuk tulisan yaitu sebuah simbol yang akan mereka gunakan dalam kehidupannya di dunia. d. =ode ormal Pada mode ini titik berat kemampuan seseorang adalah pada kemampuan mengkontruksikan teori tanpa bantuan 2ontoh benda konkrit. 0emampuan berfikir pada tahap ini meliputi membuat formula hipotesis dan membuat penalaran yang proporsional . e. =ode Post ormal 0eberadaan mode ini lebih menekankan pada pembuatan hipotesis se2ara deduktif dari pada penyusunan teori berdasarkan bukti-bukti empiris.
2.2 %ele&han !aks"n"m S$L$
8
Penerapan taksonomi ') untuk mengetahui
kualitas respon sisa dan
analisa kesalahan sangatlah tepat, sebab taksonomi ') mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut7 a. Taksonomi ') merupakan alat yang mudah dan sederhana untuk menentukan le3el respon sisa terhadap suatu pertanyaan matematika. b. Taksonomi ') merupakan alat yang mudah dan sederhana untuk pengkategorian kesalahan dalam menyelesaikan soal atau pertanyaan =atematika. 2. Taksonomi ') merupakan alat yang mudah dan sederhana untuk menyusun dan menentukan tingkat kesulitan atau kompleksitas suatu soal atau pertanyaan matematika. 'elain kelebihan tersebut, 4atson juga berpendapat baha taksonomi ') dan peta respon sangat 2o2ok digunakan dalam kontek yang terjadi dalam pengajaran termasuk bagaimana pertanyaan atau soal disusun. =enurut +ollis, kegunaan taksonomi ') untuk menyusun butir soal dan untuk interpretasi respon sisa sangat nyata. %alam tulisan lain +ollis berpendapat baha pendekatan model respon dari taksonomi ') sangat berguna bagi pendidik dan peneliti untuk mendiskripsikan le3el penalaran sisa yang berkaitan dengan tugas-tugas. %eskripsi tentang taksonomi ') terdiri dari lima le3el yang dapat menggambarkan perkembangan kemampuan berpikir sisa. Berikut deskripsi dari masing-masing le3el berdasarkan taksonomi ')7 a. )e3el Prastruktural )e3el prastruktural adalah le3el dimana sisa hanya memiliki sedikit sekali informasi yang bahkan tidak saling berhubungan, sehingga tidak membentuk sebuah kesatuan konsep sama sekali dan tidak mempunyai makna apapun. Pada le3el ini sisa merespon suatu tugas dengan menggunakan pendekatan yang tidak konsisten. Cespon yang ditunjukkan berdasarkan rin2ian informasi yang tidak rele3an. 0onsepsi yang dimun2ulkan bersifat personal, subjektif dan tidak terorganisasi se2ara interinsik. &rtinya sisa tersebut tidak memahami tentang apa yang didemonstrasikan. Bila dikaitkan dengan bangunan rumah, maka semua bahan berserakan dan tidak dapat memulai membangun rumah tersebut. Pada le3el prastruktural, sisa melakukan sebuah a2uan yang salah atau proses yang digunakan dengan 2ara sederhana yang dapat mengakibatkan kesimpulan yang 9
tidak rele3an. 'isa hanya memiliki sedikit informasi, bahkan tidak saling berhubungan sehingga tidak membentuk sebuah kesatuan konsep dan tidak mempunyai makna apapun. Bila sisa diberikan masalah dan tidak ada upaya untuk meme2ahkan masalah tersebut. @enis perintah yang digunakan untuk menjalankan suatu alogaritma tidak bermakna. /al ini berarti sisa tersebut tidak memahami pertanyaan atau tugas yang harus dia selesaikan. %ia melakukan sesuatu yang tidak rele3an, tidak melakukan identifikasi terhadap konsep-konsep yang terkait dan seringmenulis fakta-fakta yang tidak ada kaitannya. 'isa yang berkarakteristik seperti ini dikatagorikan pada le3el prakstruktural (Purati, "#11$. %ari uraian di atas dapat disimpulkan baha sisa prakstruktural belum bisa mengerjakan tugas yang diberikan se2ara tepat artinya sisa tidak memiliki keterampilan yang dapat digunakan dalam menyelesaikan tugas. 'isa yang termasuk pada tahap ini tidak melakukan respon yang sesuai dengan pertanyaan yang diberikan sehingga jika sisa tersebut memberikan respon maka respon tersebut tidak rele3an dengan informasi-informasi yang diberikan. Tugas tidak diserap tepat, para sisa belum benar-benar memahami dan menggunakan 2ara untuk menyelesaikannya. b. )e3el Unistruktural Pada le3el ini terlihat adanya hubungan yang jelas dan sederhana antara satu konsep dengan konsep lainnya tetapi inti konsep tersebut se2ara luas belum dipahami. Beberapa kata kerja yang dapat mengindikasi akti3itas pada tahap ini adalah! mengindentifikasikan, mengingat dan melakukan prosedur sederhana. =enurut Biggs dan +ollis baha sisa yang melakukan respon berdasarkan satu fakta konkret yang digunakan se2ara konsisten, namun hanya dengan satu elemen dapat dikategorikan pada le3el unistruktural Untuk suatu permasalahan yang kompleks, sisa hanya menfokuskan pada satu konsep saja. 'isa pada le3el ini memberikan satu desain eksperimen, dengan satu hipotesis. %esain eksperimen ini bersifat kon3ergen dengan hanya ingin mengetahui satu jaaban. %esain eksperimen tersebut diasumsikan dapat menemukan jaaban hanya dengan satu tahapan (jika : maka y$. dia memberikan 10
satu interpretasi tanpa kualifikasi atau mendasarkan pada sesuatu yang kontekstual (Purati, "#11$. Terkait dengan problem sol3ing, sisa hanya memberikan satu solusi, dan dia menyatakan solusinya hanya itu (alaupun yang sebenarnya problem tersebut adalah di3ergen$. %alam hal berpikir kreatif, sisa tersebut mendemonstrasikan suatu pola pikir yang uni-dire2tional, yang memfokuskan pada satu aspek atau satu strategi atau satu solusi. %ia berpikir terbatas pada parameter, dan membuat hubungan antar item se2ara langsung. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan baha pada le3el ini sisa bisa merespon dengan sederhana pertanyaan yang diberikan akan tetapi belum bisa dipahami respon yang diberikan oleh sisa. 'isa pada le3el ini men2oba menjaab pertanyaan se2ara terbatas yaitu dengan 2ara memilih satu informasi yang ada pada pertanyaan yang diberikan. Tanggapan sisa hanya berfokus pada satu aspek yang rele3an (Purati, "#11$. 2. )e3el =ultistruktural Pada le3el ini sisa sudah memahami beberapa komponen namun hal ini masih bersifat terpisah satu sama lain sehingga belum membentuk pemahaman se2ara komprehensif. Beberapa koneksi sederhana sudah terbentuk namun demikian kemampuan meta-kognisi belum tampak pada tahap ini. &dapun beberapa kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan sisa pada le3el ini antara lain! membilang atau men2a2ah, mengurutkan, mengklasifikasikan, menjelaskan, membuat daftar, menggabungkan dan melakukan algoritma.Biggs dan +ollis mendeskripsikan baha sisa yang dapat meme2ahkan masalah dengan beberapa strategi yang terpisah. Banyak hubungan yang dapat mereka buat, namun hubungan-hubungan tersebut belum tepat. Cespon yang dibuat sisa pada le3el ini didasarkan pada hal-hal yang konkret tanpa memikirkan bagaimana interrelasinya. Cespon tersebut konsisten, namun belum terintegrasi dengan baik. 'isa dengan karakteristik seperti tersebut dapat dikategorikan pada le3el multistruktural. =enurut hasil penelitian Dulty menunjukkan baha sisa memberikan lebih dari satu desain eksperimen, dengan lebih dari satu hipotesis, yaitu s isa yang dikategorikan pada le3el ini. %esain eksperimen tersebut kon3ergen, namun dapat memberikan beberapa kemungkinan jaaban. 'isa pada le3el ini menggunakan dua atau lebih penggal informasi, namun urutan informasi tersebut sering gagal 11
memberikan penjelasan mengapa atau apa hubungan diantara sekumpulan data tersebut. Berkaitan dengan berpikir kritis, sisa menfokuskan pemikiran pada beberapa aspek strategi atau solusi, tanpa mampu menghubungkan aspek-aspek dan strategi-strategi yang jelas-jelas saling berkaitan.%ari uraian di atas, dapat disimpulkan baha sisa yang memiliki kemampuan merespon masalah dengan beberapa strategi yang terpisah. Banyak hubungan yang dapat mereka buat, namun hubungan-hubungan tersebut belum tepat. d. )e3el Celasional Pada le3el ini sisa dapat menghubungkan antara fakta dengan teori serta tindakan dan tujuan. Pada le3el ini sisa dapat menunjukkan pemahaman beberapa komponen dari satu kesatuan konsep, memahami peran bagian-bagian bagi keseluruhan serta telah dapat mengaplikasikan sebuah konsep pada keadaankeadaan yang serupa. &dapun kata kerja yang mengindikasikan kemampuan pada le3el ini antara lain! membandingkan, membedakan, menjelaskan hubungan sebab akibat, menggabungkan, menganalisis, mengaplikasikan, menghubungkan. Biggs dan +ollis mendeskripsikan baha mahasisa yang merespon suatu tugas berdasarkan konsep-konsep yang terintegrasi, menghubungkan semua informasi yang rele3an. 0onklusi yang diperoleh se2ara konsisten se2ara internal. 'isa dengan karakteristik seperti tersebut dapat dikategorikan pada le3el relasional.Dulty menemukan baha sisa pada le3el ini dapat memberikan lebih dari satu desain eksperimen, dengan lebih dari satu hipotesis, dan dapat mengaitkan desain hipotesis se2ara bersama-sama. 'isa pada le3el ini dapat memberikan lebih dari satu interpretasi dari suatu argumen. 'isa dapat memberikan beberapa solusi untuk suatu problem de3ergen, dan memberikan hubungan antar solusi yang mungkin. 'isa pada le3el ini juga dapat mengaitkan hubungan antara fakta dan teori serta tindakan dan tujuan. 'isa mulai mengaitkan informasi-informasi menjadi satu kesatuan yang koheren, sehingga sisa memperoleh konklusi yang konsisten. Pemahaman sisa terhadap beberapa komponen terintegrasi se2ara konseptual. 'isa dapat menerapkan konsep untuk masalah yang familiar dan tugas situasional. 'isa dapat mengaitkan bagian-bagian menjadi satu kesatuan. /elen +hi2k mengatakan baha dalam rangka untuk men2apai kesimpulan, konsep yang diterapkan oleh sisa relasional pada beberapa data dapat memberikan 12
hasil sementara yang kemudian berhubungan dengan data lainnya.%ari uraian di atas, bisa disimpulkan baha kemampuan sisa pada le3el relasional mampu meme2ah suatu kesatuan menjadi bagian-bagian dan menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut dihubungkan dengan beberapa model dan dapat menjelaskan kesetaraan model tersebut. 0emampuan memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan dan metodologi dengan lebih dari satu kriteria untuk menentukan kualitas tertentu dan dapat menjelaskan keterkaitan penilaian dengan beberapa kriteria tersebut. e. )e3el :tended &bstra2t Pada tahap ini sisa melakukan koneksi tidak hanya sebatas pada konsepkonsep yang sudah diberikan saja melainkan dengan konsep-konsep diluar itu. %apat membuat generalisasi serta dapat melakukan sebuah perumpamaan perumpamaan pada situasi-situasi
spesifik. 0ata-kerja
yang merefleksikan
kemampuan pada tahap ini antara lain, membuat suatu teori, membuat hipotesis, membuat generalisasi, melakukan refleksi serta membangun suatu konsep =enurut Biggs dan +ollis sisa yang dapat memberikan beberapa kemungkinan konklusi. Prinsip abstrak digunakan untuk menginterpretasikan faktafakta konkret dan respon yang tepat yang terpisah dengan konteks. /al ini dilakukannya se2ara konsisten. 'isa dengan karakteristik seperti tersebut dapat dikategorikan pada le3el e:tended abstra2t. Dulty juga mendiskripsikan sisa dapat memberikan lebih dari satu desain eksperimen dengan lebih satu hipotesis. %ia memberikan suatu dasar untuk mendesain eksperimen dan membuat hipotesis dari masalah aal. %iagnosis yang dilakukan tidak selalu kon3ergen, sehingga memungkinkan adanya temuan-temuan baru dan teori baru. %esain eksperimen tersebut menggunakan pendekatan tahap ganda. %ia memberikan lebih dari satu interpretasi tentang suatu argument, sehingga dapat mengaitkan keterpaduan diantara interpretasi tersebut untuk membentuk suatu gagasan baru. %alam hal problem sol3ing, sisa pada le3el ini dapat memberikan penjelasan tentang hubungan antar solusi yang mungkin, melakukan justifikasi terhadap solusi-solusi tersebut untuk membangun struktur baru. %alam hal berpikir kritis, menyajikan pemikiran dengan pandangan yang menyeluruh, imajinatif atau original untuk menghubungkan antara aspek yang tidak berhubungan
se2ara
langsung.
%ia
mampu
mendemonstrasikan
berpikir
13
multidimensi, dan dapat menghubungkan dengan item-item di luar yang ada sehingga terbentuk gagasan baru.%ari uraian di atas, dapat disimpulkan baha sisa pada tahap ini sudah menguasai materi dan memahami soal yang diberikan dengan sangat baik sehingga sisa sudah mampu untuk merealisasikan ke konsepkonsep yang ada. 'elain ke lima le3el di atas, dalam taksonomi ')
juga
terdapat tingkatan-tingkatan dari kesulitan suatu pertanyaan. Tingkatan tersebut adalah sebagai berikut 7 a$ Pertanyaan Unistruktural7 Pertanyaan dengan kriteria menggunakan sebuah informasi yang jelas dan langsung dari teks soal. b$ Pertanyaan =ultistruktural7 Pertanyaan dengan kriteria menggunakan dua informasi atau lebih dan terpisah yang termuat dalam teks soal. 2$ Pertanyaan Celasional7 Pertanyaan dengan kriteria menggunakan suatu pemahaman dari dua informasi atau lebih yang termuat dalam teks soal, namun belum bisa segera digunakan untuk mendapatkan penjelasan akhir. d$ Pertanyaan :tended &bstrak7 Pertanyaan dengan kriteria menggunakan prinsip umum yang abstrak dari informasi dalam teks soal atau data diberikan tetapi belum bisa digunakan untuk mendapatkan penyelesaian akhir. %ari data atau informasi yang diberikan itu masih diperlukan prinsip umum yang abstrak atau menggunakan hipotesis untuk mengaitkannya sehingga mendapatkan informasi atau data baru. %ari informasi atau data baru ini kemudian disintesiskan sehingga dapat diperoleh penyelesaian akhir.
!a&el. Per&e#aan #an %araterstk kateg"r masng'masng
14
15
2.3 Per&e#aan !aks"n"m Bl""m #an !aks"n"m S$L$ !a&el. Per&e#aan !aks"n"m Bl""m #an !aks"n"m S"l"
Berdasarkan uraian di atas, perbedaan model -model taksonomi tujuan pembelajaran tersebut dilandasi oleh 2ara pandang berbeda dalam melihat tujuan pendidikan. Biggs dan +ollis (19"$ mendesain taksonomi ') sebagai suatu alat e3aluasi tentang kualitas respons sisa terhadap suatu tugas. Taksonomi yang digunakan untuk mengukur kemampaun sisa dalam merespon (ba2a7 menjaab$ suatu masalah dengan 2ara membandingkan jaaban benar optimal dengan jaaban yang diberikan sisa. Taksonomi ') digunakan untuk mengukur kualitas jaaban sisa terhadap suatu masalah berdasar pada kompleksitas pemahaman atau jaaban sisa terhadap masalah yang diberikan. Taksonomi Bloom digunakan untuk mengukur pen2apaian hasil belajar sisa berdasar pada proses kognitif sisa dalam memahami suatu masalah. Pen2apaian hasil 16
belajar sisa diukur berdasar pada kemampuan sisa menjaab masalah (instrumen e3aluasi$ yang sesuai proses kognitif yang akan diukur. 'eorang sisa dipandang telah men2apai proses kognitif yang diinginkan apabila telah menjaab dengan benar masalah matematika yang sesuai dengan proses kognitif tersebut. Taksonomi Bloom sering digunakan guru untuk menentukan hasil belajar yang diinginkan, menentukan proses pembelajaran yang akan dilakukan, dan menentukan alat e3aluasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (&nderson et. al., "##1$.
BAB III PENU!UP 17
3.1 Sm(ulan Taksonomi ') dikembangkan dengan alasan menyediakan 2ara yang
sederhana dan kuat menggambarkan bagaimana hasil belajar tumbuh dalam kompleksitas dari permukaan ke dalam untuk konseptual pemahamanE (Biggs dan +ollis 19"$. Taksonomi ') ini terdiri dari lima tahap yang dapat menggambarkan perkembangan kemampuan berpikir kompleks pada sisa dan dapat diterapkan di berbagai bidang antara lain tahap re-#tructural , tahap $ni-#tructural , tahap %ulti#tructural , tahap &elational , dan tahap 'tended (bstract . Taksonomi ') mempunyai kelebihan antara lain7 1. Taksonomi ') merupakan alat yang mudah dan sederhana untuk menentukan le3el respon sisa terhadap suatu pertanyaan ". Taksonomi ') merupakan alat yang
mudah
dan
sederhana
untuk
pengkategorian kesalahan dalam menyelesaikan soal. 8. Taksonomi ') merupakan alat yang mudah
dan
sederhana
untuk
menyusun dan menentukan tingkat kesulitan atau kompleksitas suatu soal.
18