MAKALAH SPESIALITE OBAT DAN TERMINOLOGI KESEHATAN OBAT-OBAT PREKURSOR
Disusun Oleh : Setiani Febri Astuti (PO.71.39.0.14.032) Kelas : Reguler III A Dosen Pembimbing : Dr. Drs. Sonlimar Mangunsong, Apt, M.Kes.
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALEMBANG JURUSAN FARMASI TAHUN AKADEMIK 2016/2017
BAB I PENDAHULUAN Penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika, Psikotropika saat ini telah mencapai situasi yang mengkhawatirkan. Pengaruh arus globalisasi dibidang informasi, transportasi dan modernisasi merupakan faktor pendorong terhadap maraknya peredaran gelap Narkotika dan Psikotropika.
Berbagai
upaya pencegahan terhadap penyalahgunaan dan peredaran Narkotika dan Psikotropika telah dilakukan antara lain dengan pengawasan yang ketat sejak pengadaan bahan baku sampai dengan penggunaannya. Namun demikian peredaran gelap yang berkembang saat ini tidak hanya narkotika dan psikotropika, tetapi sudah merambah kepada bahan yang digunakan untuk membuat Narkotika dan Psikotropika yang lazimnya disebut prekursor. Sebagian dari kita mungkin banyak yang belum mengetahui dan mengenal apa yang dimaksud dengan prekursor, baik dalam artiannya dan kegunaannya. Secara umum yang dimaksud dengan prekursor adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan narkotika dan psikotropika. Pada dasarnya prekursor digunakan secara resmi di industri farmasi sebagai bahan baku obat, bahan untuk pembuatan bahan baku obat, industri makanan, industri kimia dan industri lainnya. Tetapi ada sebagian oknum yang diduga sering menyalahgunakan dan menyimpang ke jalur yang tidak resmi untuk dijadikan pembuatan Narkotika dan Psikotropika. Sesuai dengan ketentuan Internasional menurut Konvensi PBB pada tahun 1988, tentang Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika jenis prekursor yang diawasi secara internasional ada 23 jenis. Contoh prekursor yang sering disalahgunakan seperti efedrin, ergometrin dan lain-lain. Sedangkan dalam lingkup nasional sesuai Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI tentang pemantauan dan Pengawasan Prekursor ditetapkan 15 jenis prekursor yang diwajibkan menggunakan SPI/SPE untuk mengimpor/ mengekspor
perkursor. Prekursor biasa
digunakan
untuk
pembuatan bahan-bahan yang diawasi dan merupakan elemen yang penting untuk terciptanya produk.
BAB II ISI Prekursor adalah senyawa yang dapat mengalami perubahan untuk menghasilkan senyawa baru dan membutuhkan adanya regensia lain pada kondisi reaksi tertentu. Sedangkan prekursor menurut International Narcotics Control Board (INCB), prekursor adalah semua bahan kimia utama yang digunakan untuk pembuatan obat yang berada dalam pengawasan baik berupa materi utama maupun reagensia (seperti pereaksi dan pelarut). Pengadaan prekursor dilakukan melalui produksi dalam negeri dan impor. Prekursor hanya dapat diproduksi oleh industri yang telah memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yaitu : a. Pemberian Surat Persetujuan Impor setiap kali mengimpor. b. Pemberian Surat Persetujuan Ekspor setiap kali mengekspor. c. Pemberitahuan ekspor dari pemerintah negara pengekspor (pre ekspor notifikasi) d. Kewajiban menyampaikan catatan dan laporan bagi sarana pengelola prekursor. Pengaturan prekursor dalam undang-undang bertujuan untuk: a. b. c. d.
Melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan prekursor Mencegah dan memberantas peredaran gelap prekursor Mencegah terjadinya penyimpangan prekursor Menjamin ketersediaan prekursor untuk industri farmasi, industri non farmasi, dan pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.
Pengelompokkan prekursor 1. Kelompok Efedrin Asam fenil asetat dalam industri digunakan sebagai bahan untuk pembuatan parfum dan penisillin. Dalam hubungannya sebagai prekursor narkoba, asam fenil asetat diolah menjadi 1-fenil-2-propanon untuk diproses lebih lanjut menjadi narkoba golongan metamfetamin seperti shabu-shabu. Efedrin, pseudoefedrin dan non efedrin ditemukan pada komposisi obat pilek dan flu di Indonesia sebagai dekongestan. Obat berbahan komponen tersebut, bekerja dengan menyempitkan pembuluh darah di selaput lendir hidung sehingga pembentukkan lendir berkurang. Diantara ketiga jenis bahn ini, efedrin adalah bahan yang terbaik sebagai obat pilek dan flu jika dilihat dari segi harga dan efek samping.
Efedrin adalah alkaloid dalam tumbuhan efedra yang biasa tumbuh didaerah asia tengah. Contoh obat yang mengandung efedrin yaitu:
Dalam tiap tablet Mixadin (Dankos, obat batuk) mengandung 12mg efedrin
HCl. Dalam tiap tabled Demacolin (Coronet, obat demam) mengandung efedrin HCl 7,5mg. Konsumsi efedrin yang diijinkan antara 12,5-25mg/tablet. Jadi jika efedrin
digunakan untuk menurunkan berat badan dengan menekan nafsu makan dibutuhkan dosis tinggi sekitar 75mg/tablet atau lebih. Akibat pemakaian dosis tinggi efedrin dapat berakibat strok hemoragik, kondisi ini diperparah 16,58 kali jika penderita mengkonsumsi fenil propanolamin secara bersamaan. 2. Kelompok Safrol Prekursor kelompok safrol adalah safrol, isosafrol, piperonal dan 3,4metilendioksifenil-2propanon. Safrol digunakan untuk pembuatan parfum dan piperonal. Dalam kaitannya dengan sintesis narkoba, safrol diproses menjadi isosafrol
yang
diubah
menjadi
3,4-metilendioksifenil-2-propanon
sebelum
diproses menjadi metilendioksimetamfetamin. 3. Kelompok asam lisergat Ergotamin dan ergometrin digunakan sebagai obat migraine dan diolah menjadi asam lisergat yang ditransformasikan menjadi asam lisergat etilamida. 4. Kelompok piperidin Piperidin lebih dikenal pada pembuatan karet dan plastik, tetapi dalam sintesis narkoba lebih dikenal sebagai prekursor fensiklidin 5. Kelompok asam antranilat Asam antranilat digunakan untuk pembuatan parfum sedangkan setelah melewati proses asetilasi dengan anhidra asetat dapat digunakan untuk pembuatan plastik dan serangga repellan. Asam antranilat adalah prekursor untuk pembuatan metakualon. 6. Kelompok reagensia
Prekursor yang termasuk kelompok reagensia adalah asam sulfat, kalium permanganate, aseton, dietil eter, asam klorida, anhidra asetat dan metal etil keton. Prekursor ini digunakan pada pengolahan narkoba golongan narkotika. Menurut BPOM prekursor yang biasa digunakan dalam pengolahan narkoba diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu: Kelompok 1 : 1. Anhidra asetat 2. Asam fenil asetat 3. Asam lisergat 4. Asam N asetil antranilat 5. Efedrin 6. Ergometrin 7. Ergotamin 8. 1-fenil-2-propanon 9. Isosafrol 10. Kalium permanganat 11. 3,4-metilen dioksi fenil-2-propanon 12. Norefedrin 13. Piperonal 14. Pseudoefedrin 15. Safrol Kelompok 2 : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Asam antranilat Asam klodida Asam sulfat Aseton Etil eter Metil etil keton Piperidin Toluen
Importir produsen prekursor farmasi (IP prekursor farmasi) merupakan perusahaan pemilik industri farmasi yang menggunakan prekursor sebagai bahan baku atau bahan penolong proses produksi yang mendapat penunjukkan untuk mengimpor sendiri prekursor. Importir terdaftar prekursor farmasi (IT prekursor farmasi) merupakan pedagang besar bahan baku farmasi yang mendapat penunjukkan untuk mengimpor prekursor untuk didistribusikan kepada industri farmasi sebagai pengguna akhir prekursor.
BAB III KESIMPULAN Prekursor adalah semua bahan kimia utama yang digunakan untuk pembuatan obat yang berada dalam pengawasan baik berupa materi utama maupun reagensia (seperti pereaksi dan pelarut). Pengadaan prekursor harus diatur dalam undang undang agar melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan prekursor, mencegah dan memberantas peredaran gelap prekursor, mencegah terjadinya penyimpangan prekursor dan menjamin
ketersediaan prekursor untuk industri farmasi, industri non farmasi, dan pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.