2010
[
PERAN PEMUDA, PERMASALAHAN DAN TANTANGANNYA] eksistensi eksistensi bangsa ini di masa depan s angat ditentukan oleh seberapa jauh bangsa ini mampu berdiri sama tegak deng an negara-negara lain dalam dinamika kehidupan internasional.
OLEH:
GITA NUR ISTIQOMAH SULAWESI UTARA
PERAN PEMUDA, PERMASALAHAN dan TANTANGANNYA
PENDAHULUAN Bukanlah pemuda yang mengatakan ´inilah ayahkuµ, Sesungguhnya pemuda adalah mereka yang berkata ´inilah akuµ (Ali bin Abi Thalib)
PEMUDA merupakan generasi penerus sebuah bangsa, kader bangsa, kader masyarakat dan kader keluarga. Pemuda selalu diidentikan dengan
perubahan,
betapa
bangsa
ini,
peran
pemuda
yang
menolak
tidak
pemuda
peran
dalam
kekuasaan.
pemuda
dalam
menegakkan Didalam
membangun
keadilan,
peran
masyarakat,
pemuda
merupakan satu identitas yang yang poten sial sebagai penerus citacita
perjuangan
bangsa
dan
sumber
insani
bagi
pembangunan
bangsanya. Sejarah
telah
mencatat
kiprah kiprah
pemuda -pemuda
yang
tak
kenal
waktu yang selalu berjuang dengan penuh semangat biarpun jiwa raga
menjadi
taruhannya. taruhannya.
pemuda
Indonesia
Hatta,
Sutan
yang
Syahrir,
Indonesia
berjuang Bung Bung
Tomo
merd eka
seperti dan
Ir.
berkat
pemuda-
Sukarno,
lain -lain
dengan
Moh. penuh
mengorbankan dirinya untuk bangsa dan Negara. Dalam
sebuah
pidatonya, pidatonya,
Sukarno
pernah
mengoba rkan mengoba
semangat
juang Pemuda. Apa kata Sukarno ´Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncangkan duniaµ. Begitu besar peranan pemuda di mata Sukarno, jika ada sembilan pemuda lagi maka Indonesia menjadi negara Super Power. Lalu
bagaimanakah
sebagai mulai
pemuda?
redup,
dengan
dan
seolah
pemuda
apakah dalam
kini?
semangat kacamata
apakah
tugas
pemuda
sekarang
negara
dan
kita sudah
masyarakat
seolah-olah atau kesannya pemuda sekarang malu untuk mewarisi semangat nasionalisime.
Peran Pemuda, Permasalahan dan Tantangannya
Oleh: Gita Nur Istiqomah (SULUT)
1
1.
PERAN PEMUDA
Kebanyakan orang berpikir berpikir saat masih muda mer eka hanya menganggap tugas mereka adalah sekolah, bekerja dan menikah.Tapi apakah sesimple itu dalam memandang dan menjalani hidup tanpa memikirkan apa yang sedang terjadi pada lingkungan sekitar, krisis moral, krisis ekonomi, dan berbagai krisis multidimensial yang melanda bangsa kita. Berdasarkan berbagai potensi dan kesempatan kesempatan yang dimiliki oleh pemuda, tidak sepantasnyalah bila ia hanya mementingkan kebutuhan dirinya sendiri tanpa memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negaranya. Jangan pernah kita mengatakan kalau kita pemuda sedang kita hanya duduk-duduk, diam, menonton, dan menikmati kondisi tanpa mau mau peduli. Lalu apakah peran kita? 1.1
Pemuda Sebagai ´Iron Stockµ (Generasi Pengganti) Generasi muda adalah generasi pengganti yang tua. Jadi, pemuda diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Ia merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Sejarah telah membuktikan membuktikan bahwa di tangan tangan gene rasi mudalah perubahan-perubahan besar terjadi, dari zaman nabi, kolonialisme, hingga reformasi, pemudalah yang menjadi garda depan perubah kondisi bangsa. Lantas sekarang apa yang kita bisa lakukan dalam memenuhi peran Iron Stock tersebut ? Jawabannya tak lain adalah dengan memperkaya diri kita dengan berbagai pengetahuan baik itu dari segi keprofesian maupun kemasyarakatan, dan tak lupa untuk mempelajari berbagai kesalahan yang pernah terjadi di generasi-generasi sebelumnya. Lalu kenapa harus Iron Stock ?? Bukan Golden Stock saja? Mungkin didasarkan atas sifat besi itu sendiri yang akan berkarat dalam jangka waktu lama, sehingga diperlukanlah penggantian dengan besi-besi baru yang lebih bagus dan kokoh. Hal itu sesuai dengan kodrat manusia yang memiliki keterbatasan waktu, tenaga, dan pikiran. 1.2
Pemuda Sebagai ´Agent of Changeµ (Generasi Pembaharu)
Artinya adalah pemuda sebagai agen dari suatu perubahan. ´Kenapa harus ada perubahan ???µ. Karena menurut saya kondisi bangsa saat ini jauh sekali dari kondisi ideal, dimana banyak sekali penyakit-penyakit masyarakat yang menghinggapi hati bangsa ini, mulai dari pejabat-pejabat atas hingga bawah, dan tentunya tertular pula kepada banyak rakyatnya. Sudah seharusnyalah kita melakukan sesuatu terhadap hal ini. Lalu Peran Pemuda, Permasalahan dan Tantangannya
Oleh: Gita Nur Istiqomah (SULUT)
2
alasan selanjutnya mengapa kita harus melakukan perubahan adalah karena perubahan itu sendiri merupakan harga mutlak dan pasti akan terjadi walaupun kita diam. Bila kita diam secara tidak sadar kita telah b erkontribusi berkontribusi dalam melakukan perubahan, namun tentunya perubahan yang terjadi akan berbeda dengan ideologi yang kita anut dan kita anggap benar. Pertanyaan berikutnya yang mungkin muncul adalah mengapa harus kita yang melakukan perubahan, dan bukan bukan orang l ain. Secara sederhana jawabannya adalah karena kita adalah orang orang -orang terpilih. Dengan kata lain, kita telah sadar akan potensi yang kita miliki; dan setiap potensi bermakna adanya tanggung jawab. Makin besar potensi yang dimiliki seseorang, makin besar pula tanggung jawab yang dimilikinya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al Hakim, Rasulullah juga mengingatkan kita untuk mempergunakan lima kesempatan, yang di antaranya adalah masa muda sebelum datangnya tua. Dalam melakukan perubahan tersebut haruslah ha ruslah dibuat metode yang tidak tergesa-gesa, dimulai dari ruang lingkup terkecil yaitu diri sendiri, lalu menyebar terus hingga akhirnya sampai ke ruang lingkup yang kita harapkan, yaitu bangsa ini. 1.3
Pemuda Sebagai ´Guardian of Valueµ (Generasi Penerus)
Pemuda sebagai Guardian of Value berarti pemuda berperan sebagai penjaga nilai-nilai di masyarakat. Lalu sekarang pertanyaannya adalah, ´Nilai seperti apa yang harus dijaga ??µ Sedikit sudah jelas, bahwa nilai yang harus dijaga adalah sesuatu yang bersifat benar mutlak, dan tidak ada keraguan lagi di dalamnya. Nilai itu jelaslah bukan hasil dari pragmatisme, nilai itu haruslah bersumber dari suatu dzat yang Maha Benar dan Maha Mengetahui. Selain nilai yang di atas, masih ada satu nilai nilai lagi yang memenuhi kriteria sebagai sebagai nilai yang wajib wajib dijaga oleh pemuda, nilai tersebut adalah nilai-nilai dari kebenaran ilmiah. Kita sebagai pemuda harus mampu mencari berbagai kebenaran berlandaskan watak ilmiah ilmiah yang bersumber dari dari ilmu -ilmu yang kita dapatkan dan selanjutnya harus kita terapkan dan jaga di masyarakat. Pemikiran Guardian of Value yang berkembang selama ini hanyalah sebagai penjaga nilai -nilai yang sudah ada sebelumya, sebelumya, atau menjaga nilai-nilai kebaikan seperti kejujuran, kesigapan, dan lain sebagainya. Hal itu tidaklah salah, namun apakah sesederhana itu nilai nilai yang harus pemuda jaga ? Oleh karena itu saya saya berpendapat bahwa Guardian of Value adalah penyampai, dan penjaga nilai-nilai kebenaran mutlak dimana
Peran Pemuda, Permasalahan dan Tantangannya
Oleh: Gita Nur Istiqomah (SULUT)
3
nilai-nilai tersebut diperoleh berdasarkan watak dimiliki yaitu selalu mencari kebenaran ilmiah.
ilmu
yang
Penjelasan Guardian of Value hanya sebagai penjaga nilai-nilai yang sudah ada juga memiliki kelemahan yaitu bilamana terjadi sebuah pergeseran nilai, dan nilai yang telah bergeser tersebut sudah terlanjur menjadi sebuah perimeter kebaikan di masyarakat, maka kita akan kesulitan dalam memandang arti kebenaran nilai itu sendiri. Kenapa tugas dan beban diatas harus diserahkan kepada pemuda ? karena : a.
Pemuda mempunyai ke kekuatan kuatan inisiatif tinggi
seorang pemuda punya semangat dan inisiatif tinggi untuk mencetuskan gagasan atau ide. Sebagai contoh terkait dengan kemerdekaan, barangkali Sukarno Hatta tidak memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, jika tidak ´diculikµ terlebih dahulu oleh para pemuda yang menginginkan kemerdekaan Indonesia dipercepat yang dikenal dengan peristiwa ´Rengasdengklokµ. b. Pemuda gerak ).
memiliki
kekuatan
untuk
bergerak
(
kekuatan
Sudah menjadi karakter seorang pemuda jika melihat sesuatu mereka ingin segera melakukan reaksi saat melihat sesuatu yang dirasa tidak sewajarnya. c.
Pemuda memiliki kekuatan Pemikiran.
Pemuda banyak mempunyai ide dan cetusan gagasan. Seperti didirikannya Budi Utomo sebagai suatu gerakan sosial yang dimotori oleh kaum muda Indonesia dari STOVIA, membangkitkan semangat nasionalisme, nasionalisme, keIndonesiaan, sebagai sebagai satu upa ya untuk menghimpun seluruh kekuatan melawan penjajahan Belanda yang pada waktu-waktu sebelumnya dianggap kurang efektif, oleh karena sifatnya yang sangat lokal, sporadis dan tidak tersistem. Dan bila ditinjau dari segi orangtua kenapa tugas tugas diatas dibebankan pada pemuda dan bukan orangtua karena orang tua tidak punya kekuatan gerak, sedang orangtua hanya mempunyai kekuatan konsepsi dan lebih berperan di belakang layar karena kondisinya tersebut, tetapi tidak hanya itu sikap kebijaksanaan orangtuapun tak kalah pentingnya dibutuhkan oleh pemuda yang lebih cenderung mempunyai gejolak yang tinggi dengan darah mudanya yang yang tidak jarang sering berkesan grusa grusu dalam mengambil tindakan, disinilah peran orangtua dibutuhkan. Peran Pemuda, Permasalahan dan Tantangannya
Oleh: Gita Nur Istiqomah (SULUT)
4
2. PERMASALAHAN dan TANTANGAN Sekarang Pemuda lebih banyak melakukan peranan sebagai kelompok politik dan sedikit sekali yang melakukan peranan sebagai kelompok sosial, sehingga kemandirian pemuda sangat sulit berkembang dalam mengisi pembangunan ini. Peranan pemuda dalam sosialisi sosialisi bermasyarakat sungguh menurun drastis, dulu bisanya setiap ada kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, acara-acara keagamaan, adat istiadat biasanya yang berperan aktif dalam menyukseskan acara tersebut adalah pemuda sekitar. Pemuda sekarang sekarang lebih suka de ngan kesenangan, selalu bermain-main dan bahkan ketua RT/RW nya saja dia tidak tahu. Kini pemuda pemudi kita lebih suka peranan di dunia maya ketimbang dunia nyata. Lebih suka nge Facebook, lebih suka aktif di mailing mailing list, lebih suka suka di forum ketimbang ketimbang du duk mufakat untuk kemajuan RT, RW, Kecamatan, Provinsi bahkan di tingkat lebih tinggi adalah Negara. Sukarno, Hatta, Syahrir seandainya mereka masih hidup pasti mereka menangis melihat semangat nasionalisme pemuda Indonesia sekarang yang selalu mementingka n kesenangan dan selalu mementikan diri sendiri. Perubahan-perubahan sosial budaya yang terjadi sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni yang diikuti oleh masalah peledakan penduduk dan berbagai krisis dunia dalam bidang ekonomi, social, budaya, politik dan pertahanan keamanan, telah mempengaruhi masyarakat secara mendasar termasuk para pemudanya sebagai masalah langsung menyangkut kepentingannya di masa kini dan tantangan yang dihadapinya di masa yang akan dat ang. Permasalahan generasi muda itu dapat dilihat dari berbagai faktor yakni : 2.1. Tantangan Multidimensi
Globalisasi
&
Krisis
Nasional
Pada saat ini, generasi muda Indonesia sedang menghadapi tantangan globalisasi yang dahsyat ditengah warisan krisis multidimensi bangsa yang parah. Gajah dan semut bertarung menjadi satu, yang kuat menjadi pemenang dan yang kalah menjadi pecundang. Dengan demikian akan muncul era kolonialisme baru dalam dimensi yang lebih canggih, modern dan ´berbudayaµ. (a)
Persaingan SDM.
Dalam konteks persaingan SDM saat ini, bangsa kita tampaknya harus bekerja lebih keras meningkatkan kualitas pendidikan yang jauh tertinggal dibandingkan dibandingkan dengan negara negara -negara tetangganya di Asia. Peran Pemuda, Permasalahan dan Tantangannya
Oleh: Gita Nur Istiqomah (SULUT)
5
Dalam program survey The Third International Mathematics and Science Study-Repeat (TIMSS-R) yang diselenggarakan oleh lembaga internasional The International Association for Evaluation of Educational Educational Achievement (IEA) pada tahun 1999 yang lalu, kemampuan matematika dan IPA siswa Indonesia nyaris berada di posisi terbawah terbawah dari kemam puan rata-rata anak didik di 38 negara yaitu peringkat 34 untuk bidang matematika dan 32 untuk IPA. Berdasarkan survey tersebut, yang dirancang untuk meneliti pengetahuan dan kemampuan matematika dan IPA anak usia 13 tahun, kemampuan anak-anak kita hanya sedikit diatas kemampuan rata-rata siswa di negara-negara urutan terbawah: Turki, Tunisia, Cile, Filipina, Maroko dan Afrika Selatan. Menurut Kepala Balitbang Depdiknas, Budiono, survey ini melibatkan sample sebanyak 18.567 siswa dari 150 sekolah SLTP negeri dan swasta dari seluruh Indonesia. Dalam lingkup ASEAN, kemampuan matematika dan IPA siswa kita juga nyaris terburuk: hanya berada setingkat diatas posisi buncit Filipina dan kalah jauh dibandingkan Singapura, disusul Malaysia dan Thailand1. (b)
Krisis Ekonomi
Daya saing perekomian kita juga menunjukkan prestasi buruk yang tidak jauh berbeda. Setelah diterjang badai krisis moneter yang parah sejak pertengahan 1997 yang lalu, Indonesia anjlok menduduki peringkat 44 dari 55 negara di dunia 2. Secara teknis negara kita hampir bangkrut, karena hidup kita sangat bergantung dari hutang. Kita harus membayar cicilan pokok dan bunganya dengan utang baru. Untuk tahun anggaran 2001 saja, beban cicilan utang pokok Rp. 8 triliun dan bunganya Rp. 16 triliun. Sementara sumber daya ekonomi nasional kita banyak yang terjengkang terjerat hutang karena salah kelola dan faktor moral hazard di masa lalu. Saat ini, sahamnya pun tengah diincar diincar oleh perusahaan -perusahaan asing melalui BPPN dengan harga yang yang sangat murah. Negara donor, khususnya negara-negara barat dengan lokomotifnya Amerika, adalah bagaikan tuan majikan terhadap budaknya. Bukan rahasia lagi bahwa berbagai kebijakan luar dan dalam negeri kita selalu didikte oleh mereka. Dulu mereka tidak setuju kita membangun pabrik pupuk dan industri teknologi canggih. Tujuannya jelas, agar kita tetap tergantung kepada mereka. (c)
Disintegrasi Bangsa
Situasi politik dalam negeri yang rawan disintegrasi dan konflik horisontal telah berlangsung. Timor Timur telah lepas dari genggaman negara kesatuan RI. Aceh, dengan GAM-nya yang
1 2
Tabloid Berita Mingguan ADIL, No. 12 Tahun ke-69, 21 Desember 2000 World Economic Forum 2000
Peran Pemuda, Permasalahan dan Tantangannya
Oleh: Gita Nur Istiqomah (SULUT)
6
menuntut referendum untuk merdeka akibat akumulasi kekecewaan terhadap pemerintah pusat karena ketimpangan pembagian pendapatan ekonomi serta penindasan terhadap harkat dan martabat rakyat Aceh. Papua yang juga mengalami fase yang kritis untuk memperjuangkan kemerdekaannya dengan alasan yang relatif sama. Riau merdeka juga telah menjadi wacana yang berkembang di kalangan pemuka -pemuka masyarakat Riau dan mahasiswa. Perang agama di Kepulauan Maluku, Ambon, Ternate, Halmahera dan Poso. Kerusuhan, pembunuhan dan maraknya peledakan bom di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, Pontianak akan menstimulir konflik horisontal yang lebih jauh dan lebih serius lagi. Puncaknya, sejak bulan Maret 2001 yang lalu, kerusuhan etnis antara suku Dayak dan suku Madura membara di Sampit hingga Palangkaraya. Lebih dari 100.000 penduduk mengungsi dan lebih dari 1.000 warga Madura tewas mengerikan dengan sebagian besar kepalanya terpenggal«Sungguh kebiadaban yang tiada tara. 2.2.
Demoralisasi
Demoralisasi telah menjadi senjata ampuh untuk menghacurkan generasi muda di berbagai negara. Serbuan budaya asing secara sistematis telah menjadi kendaraan de moralisasi dan menjadi ancaman yang tidak kalah besar. Berikut ini beberapa komponen demoralisasi yang telah efektif merasuki generasi muda kita: (a)
Musik
Kini, program televisi MTV (Music Television) telah mengalahkan popularitas soft drink Coca Cola di mata remaja. MTV adalah siaran televisi musik global untuk membidik segmen remaja di seluruh dunia. Program musik ini sangat sarat dengan nilai-nilai negatif destruktif : konsumerisme, hedonisme, sekularisme, kebebasan seks, minuman keras, yang tampak dari syair lagu-lagunya, tampilan penyanyi utama dan penari latarnya, iklan-iklan, iklan- iklan, dsb. Media musik ini sangat efektif mempengaruhi psikologi para remaja sehingga mereka bangga dengan handicap generasi MTV, wadah komunitas generasi muda global. (b)
Narkoba
Di Jakarta, 60 % dari 1 ² 1,5 juta pecandu narkoba adalah remaja dimana setiap harinya 1 orang tewas karena overdosis 3. Dalam laporan Kakanwil Depdiknas DKI Jaya kepada Mendiknas Yahya Muhaimin beberapa waktu yang lalu, dilaporkan sebanyak siswa di 166 SMU di Jakarta selama tahun 1999/2000 1.015 terlibat tindak pidana narkoba: 248 orang dari 26 SMU Jakarta Utara, Jakarta Pusat (109) di 12 SMU, Jakarta Barat (167) di 3
Warta Kota, 24 Januari 2000
Peran Pemuda, Permasalahan dan Tantangannya
Oleh: Gita Nur Istiqomah (SULUT)
7
32 SMU, Jakarta Timur (305) di di 40 SMU 4. (c)
43
SMU, Jakarta Selatan (186)
Seks Bebas.
Media Cetak: Berbagai media cetak porno, baik berbentuk tabloid dan majalah, sedemikian sedemikian bebas mengumbar gambar -gambar yang porno dan berita-berita seksual yang sangat menggoda generasi muda. Belasan tabloid dan majalah ini setiap harinya dapat kita lihat lihat di berbagai pangkalan pangkalan kor an/majalah di pinggir-pinggir jalan di kota-kota besar seluruh Indonesia, al: Pop, Top, Wow, Blitz, Lipstik, Li pstik, Popular, dsb. Media Elektronik: Berbagai VCD porno juga sangat bebas didapat diberbagai pedagang kaki lima di kota -kota besar hingga hingga pelosok pedalaman kalimantan. Internet: Akses internet telah membuka peluang seluas -luasnya bagi kita untuk menyerap informasi terkini dari seluruh dunia. Namun, ia juga menjadi ancaman yang sangat keras. Jutaan gambar dan klip adegan porno porno dari berbagai situs baik loka l maupun internasional sangat mudah didapat. Bukan menjadi rahasia lagi bahwa pelanggan warnet -warnet kita sebagian besar adalah para remaja / generasi muda yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk berlayar mengunjungi mengunjungi situs -situs porno ini. Belum lagi ancaman infiltrasi pemikiran hedonistik, sekularistik, sosialis, hingga ateis menjadi sedemikian telanjang mengakses mengakses generasi muda kita melalui situs -situsnya, baik yang terang-terangan maupun samar-samar. Demikianlah, banyak sekali remaja kita yang yang sudah be rinteraksi dengan seksualitas sejak usia dini, bahkan melakukan zina tanpa merasa dosa. Perilaku seks bebas: Di Wonosobo, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) cabang Wonosobo melaporkan 1/3 remaja putri telah hamil di luar nikah 5. Sementara itu dari PKBI cabang Jogjakarta melaporkan sedikitnya 30 remaja Jogja, umumnya anak kos, kos, hamil di luar luar nikah nikah setiap bulannya bulannya6. Hasil survei yang dilakukan Chandi Salmon Conrad di Rumah Gaul binaan Yayasan Pelita Ilmu, sebagaimana dilaporkan oleh Prof Dr Fawzia Aswin Hadis pada simposium ´Menuju Era Baru Gerakan Keluarga Berencana Nasionalµ, di Hotel Sahid Jakarta mengungkapkan, ada 42 persen remaja yang menyatakan pernah berhubungan seks; persen di antaranya masih aktif 52
4 5 6
Kompas Cyber Media, 10 Agustus 2000 Republika, 16 September 2000 Kompas, 3 Juli 2000
Peran Pemuda, Permasalahan dan Tantangannya
Oleh: Gita Nur Istiqomah (SULUT)
8
menjalaninya. Survei ini dilakukan melibatkan 117 remaja berusia sekitar
di Rumah Gaul Blok 13 hingga 20 tahun 7.
M,
Dari laporan Unicef tentang situasi anak dunia tahun 2000 : setiap menit 6 remaja tertular HIV / AIDS di seluruh dunia. Di Indonesia tercatat sedikitnya dari 1.235 orang pende pende rita HIV, 611
(}
50
%) diantaranya remaja usia (d)
15
² 29 tahun8.
Tawuran
Frekuensi tawuran di DKI Jakarta tidak pernah turun. Dalam sehari terjadi berbagai peristiwa tawuran di Jakarta dengan senjata tajam dengan korban korban tewas dan luka -luka berat.9 Sedikitnya 5 pelajar tewas dalam tawuran selama 3 minggu pertama tahun ajaran 1999/2000. Pada penelitian Dr. Winarini Wildan Mansoer, dosen fak psikologi UI: pada tahun 1997 tawuran melibatkan 137 sekolah (10 % SLTP), 247 titik rawan di jalanan dan 11 titik rawan di terminal. Problematika demoralisasi di atas diperparah lagi oleh minimnya kontrol sosial, sosial, baik oleh oleh kelompok -kelompok masyarakat pada umumnya dan aparat birokrasi khususnya, didukung pula oleh buruknya regulasi dan implementasinya yang berdampak langsung pada meningkatnya kenakalan remaja. Demikianlah problematika pemuda kita yang otomatis juga menjadi tantangan generasi muda. Pembekalan nilai-nilai keagamaan, moral dan etika harus sedemikian rupa sehingga tidak saja seseorang memiliki memiliki tingkat imunitas yang sangat tinggi terhadap serangan nilai -nilai asing yang semakin deras (defensif), namun bahkan ia harus memiliki kapasitas mendakwahi secara ofensif obyek peradaban asing yang sarat dengan arus filsafat dan logika yang sekuler. Selain itu, pembekalan ketrampilan pemuda menuntut pengembangan dalam wacana globalisasi yang yang semakin deras ini.
Beberapa masukan Karakter bangsa merupakan elemen yang perlu diperkokoh melalui penguatan kualitas pemuda Indonesia. Ia perlu memiliki jatidiri, wawasan dan jiwa nasionalis-religius yang kuat, berjiwa patriotik, dan berkehidupan mandiri yang senantiasa berpegang teguh pada komitmen untuk tetap bersatu dan berdaulat di bawah naungan negara kesatuan Repunlik Indonesia.
7 8
9
Kompas, 09 Maret 2000
Kompas Cyber Media, 1 3 Juli 2000 Kompas, 11 Oktober 2000
Peran Pemuda, Permasalahan dan Tantangannya
Oleh: Gita Nur Istiqomah (SULUT)
9
Eksistensi bangsa ini di masa depan sangat ditentukan oleh seberapa jauh bangsa ini mampu berdiri sama tegak dengan negara-negara lain dalam dinamika kehidupan internasional. Pemuda harus mempunyai kesadaran yang kuat dan semangat membangun peradaban bangsa bangsa yang unggul . Demikian dikatakan Deputi Bidang I Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga yang juga Ketua Umum Pelaksana Peringatan Hari Sumpah Pemuda Nasional Alfitra Salam, Kamis (13/10) di Jakarta. Kompetensi dan daya saing merupakan bagian integral dari karakter bangsa yang harus diperkokoh. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka ada 4 pilar kompetensi yang harus dibangun secara massif terhadap pemuda, yakni: 1.
Kompetensi Imani Sebagai Bangsa yang berlandaskan Ketuhanan yang Maha Esa, maka
adalah
sewajarnyalah sewajarnyalah
para
pemudanya pemudanya
memahami
hakikat
hidupnya sesuai dengan agama yang ia anut, dimana etika dan moral pun tercakup di dalamnya. Hal ini sering kita kenal dengan istilah Spiritual Question. Mereka dalam
mampu
mengaktualisasikan
kesehariannya.
Pemahaman
nilai -nilai yang
spiritualnya
lurus,
akhlak
yang
baik, ruhani yang bersih, ibadah yang benar, wawasan yang baik,
pandai
menjaga
waktu
dan
mengatur
urusannya
adalah
bagian dari kompetensi kompetensi imani seorang pe muda. 2. Kompetensi Ilmiy Pemuda
dimotivasi,
memiliki
dibimbing,
kemampuan
dan
diarahkan
disiplin
dan
belajar
dilatih yang
agar
tinggi,
kecerdasan intelektual dalam menyerap pelajaran, kecerdasan emosional, wawasan yang luas, minat mencari ilmu yang tiada habis-habisnya. Pemuda juga mulai diarahkan untuk mengenali potensi
akademiknya
agar
dapat
melanjutkan
ke
jenjang
pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan bakat dan minat yang
telah
potensinya
teridentifikasi
akan
tumbuh
secara
sumbur
optimal,
karena
ditanam
sehingga pada
lahan
yang tepat. 3. Kompetensi Skill-Ketrampilan Pemuda
harus
ketrampilan meliputi
ditumbuhkembangkan
secara
ketrampilan
Ketrampilan
dasar
optimal. dasar
Ketrampilan dan
(basic-life
skill yang
ketrampilan
skill)
Peran Pemuda, Permasalahan dan Tantangannya
Oleh: Gita Nur Istiqomah (SULUT)
potensi
meliputi
dan
dimaksud
operasional. diantaranya
10
apa
yang
effort,
dinamakan
mega
responsibility,
teamwork,
common
skills:
confidence,
initiative,
sense,
motivation,
perseverance,
problem
solving.
caring,
Sedangkan
ketrampilan operasional seperti: dasar-dasar manajemen dan keorganisasian, hingga
kepemimpinan, kepemimpinan,
kemampuan
bahasa
tekn ik
asing
dan
komunikasi
komputer.
efektif, efektif,
Menumbuhkan
sejak dini jiwa entrepreneurship serta ketrampilan pilihan sesuai
biasanya
telah
terakomodasi dalam sistem ekstra kurikuler sekolah
dimana
kita
dengan
patut
minat
dan
mendorongnya
bakat,
seperti:
yang
fotografi,
pecinta
alam,
bela diri, karya ilmiah remaja, pramuka, palang me rah, dsb. 4.
Kompetensi Sosial-Politik Sebagai calon pemimpin di masa depan, para pemuda dilatih untuk memiliki kepekaan & jiwa sosial sebagai bekal dasar untuk menggauli masyarakat di sekitarnya. Menolong
sesama
manusia
dengan
yang
tetangga,
ditimpa
berakhlak
senantiasa khususnya
yang
menjadi bagi
kesulitan, baik
pelopor
pemuda
dan
bersilaturahmi menghormati
kebaikan
lingkungannya
dan akan
orang
suri
tua,
tauladan
memupuk
simpati
masyarakat dan siap mendukung mendukung langkah -langkah kebaikannya. Selain
itu,
kesadaran
batas
tertentu
dan
patut
kepekaan
politik
dalam
batas -
sejak
dini
untuk
ditumbuhkan
mempercepat pematangan pemikiran dan mentalitasnya sebagai calon tentang
pemimpin
masyarakat.
problematika
internasional lokal
di
dan
yang
sosial,
menuntut
internasional.
Dimulai
baik
dari
lokal,
kebutuhan
Merasakan
akan
pemahaman
regional gerakan
berbagai
isu
dan yang
dunia
sebagai permasalahan bersama dan menuntut peran serta yang lebih aktif.
Turut
serta
merasakan
konstelasi
pertarungan
ideologi dan peradaban secara global dan pengaruhnya dalam konstelasi pergulatan politik nasional. Dengan penuh harapan semoga pemuda-pemudi dan generasi penerus harapan bangsa dapat menjelma menjadi sukarno -sukarno masa depan dengan samangat juang yang tinggi. Sebagai motor perjuangan bangsa..
Peran Pemuda, Permasalahan dan Tantangannya
Oleh: Gita Nur Istiqomah (SULUT)
11