BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g Awalnya sindrom kegagalan multi organ diduga sebagai akibat dari
sepsis. sep sis. Ide ini ber berdas dasark arkan an pen pengam gamatan atan bah bahwa wa ons onset et din dinii dar darii keg kegaga agalan lan respiratorik setelah sejumlah kejadian stress koinsiden dengan respon septic pada banyak pasien. Respon ini antara lain meliputi demam, leukosistosis, peningkatan cardiac output dan penurunan resistensivascular perifer. peneliti mendemonstrasikan bahwa lebih dari 50 pasien mengalami kegagalan multi system organ tanpa bukti adany adanyaa infek infeksi. si. !ebag !ebagai ai tambah tambahan, an, "uytinck dkk. menemukan menem ukan bahwa pasien dengan kegagalan multi orga organ n yang menin meninggal ggal memiliki bukti adanya inflamasi akut dan kronik pada seluruh organ mereka. #enemuan ini mengarah pada ide bahwa kegagalan multi system organ berasal dari sindrom respon inflamasi sistemik $systemic inflammatory response syndrome%!IR!& dan disregulasi respon hiperinflamasi sistemik dari pada sepsis atau infeksi. !atu kejadian tersering yang dapat menyebabkan penyakit ini adalah iskemia atau cedera reperfusi. 'ujuan tinjauan ini adalah untu un tuk k me memb mbah ahas as id idee ba bahw hwaa is iskem kemia ia at atau au ce cede dera ra rep reperf erfus usii ad adala alah h su suat atu u kejadian yang sering menjadi predisposisi sindrom klinis dari kegagalan multi system organ. (egagalan multi organ terus menjadi penyebab kematian lanjut setelah sete lah cede cedera. ra. (eg (egaga agalan lan mul multi ti org organ an jug jugaa men menjad jadii pen penyeb yebab ab terb terbany anyak ak mortalitas di unit terapi intensif setelah komplikasi bedah. #asien )engan *agal "afas. #asien dengan distres pernafasan gagal nafas, nafas, henti henti nafas nafas $apnu& $apnu& maupun maupun hipoks hipoksemi emiaa yang yang tidak tidak teratasi teratasi dengan dengan pemberian oksigen merupakan indikasi ventilasi mekanik. Idealnya pasien telah mendapat intubasi dan pemasangan ventilasi mekanik sebelum terjadi gagal nafas yang sebenarnya. )istres pernafasan disebabkan ketidakadekuatan ventilasi dan atau oksigenasi. #rosesnya dapat berupa kerusakan paru $seperti pada pneumonia& maupun karena kelemahan otot pernafasan dada $kegagalan memompa udara karena distrofi otot&. 1.2 Rumus Rumusan an Masalah Masalah dari Multiple Organ Failure + Failure + 1. Apa pengertian dari Multiple 2. Apa etiologi dari Multiple dari Multiple Organ Failure + Failure +
1
3. agaimana manifestasi dari Multiple Organ Failure + 4. #atofisiologi Multiple Organ Failure ? 5. agaimana penatalaksanaan dan penanganan Multiple Organ Failure + . Apa #engertian #erawatan Ventilator + !. 'ujuan perawatan Ventilator + ". #rosedur #erawatan Ventilator + 1.3 #u$uan Penul%san -. 'ujuan mum ntuk mengetahui penanganan pada pasien dengan Multiple Organ
Failure ata kegagalan organ ganda dan perawatan pasien dengan pemasangan Ventilator /. 'ujuan (husus a. Apa pengertian dari Multiple Organ Failure + b. Apa etiologi dari Multiple Organ Failure + c. agaimana manifestasi dari Multiple Organ Failure + d. #atofisiologi Multiple Organ Failure ? e. agaimana penatalaksanaan dan penanganan Multiple Organ Failure + f. Apa #engertian #erawatan Ventilator + g. 'ujuan perawatan Ventilator + h. #rosedur #erawatan Ventilator +
BAB II #IN&AUAN PU'#A(A
2.1 ()nse* Penanganan Pas%en +egan Multiple Organ Failure atau (egagalan ,rgan -an+a 2.1.1 #engertian Multiple Organ Failure *agal organ Multiple dapat terjadi sebagai komplikasi dari
semua bentuk syok $ipolle, dkk,. -112&, semua system organ secara
2
unik menderita kerusakan akibat kurangnya perfusi yang adekuat yang dapat menyebabkan gagal organ. *agal organ multipel dinyatakan sebagai jumlah dari masing3masing gagal organ, 4 jam setelah penderita masuk R! dari 4 organ atau lebih. *agal organ multipel adalah bentuk atau fase terakhir dari rentetan gagal tunggal ataupun AR)! yang sering berakhir dengan kematian.
/.-./ 6tiologi -. #erdarahan yang masif $oligenik& /. 7bstruktif ekstrakardiak 2. (ardiogenik 4. )isfungsi miokardial 5. 8aldistribusi pada mikrodistribusi darah 9. !emua bentuk syok $syok hipovolemik, syok anafilaktik, syok kardiogenik, dll.& :. Infeksi . idera jaringan /.-.2 8anifestasi (linis -. Rendahnya tekanan darah #erjalanan klinis Multiple Organ Failure mengikuti salah satu dari dua pola. #ada kedua pola terdapat peristiwa awal yang mengakibatkan rendahnya tekanan darah. #enyebab turunnya tekanan darah diatasi dan seolah3olah pasien berespons. #ada pola 87; pertama, terjadi lebih sering saat peristiwa awal adalah pulmonal seperti cedera paru, pasien mengalami gangguan
3
pernapasan yang membutuhkan intubasi.
Failure
kedua
terjadi
lebih
tersembunyi. #ola ini terjadi lebih sering pada pasien dengan syok septik dan secara progresif tidak teratasi selama kurun waktu bulan. #asien juga mengalami gagal napas dan membutuhkan intubasi. #asien tetap stabil secara hemodinamik selama sekitar : sampai -4 hari. 8eski tampak stabil, pasien menunjukkan status hipermetabolik
yang
ditandai
dengan
hiperglikemia,
hiperlaktatemia, dan poliuria. >aju metabolik pasien adalah -,5 sampai / kali laju metabolik basal. iasanya terdapat infeksi dan kerusakan kulit mulai terjadi. !elama tahap ini terdapat kehilangan masif masa otot skeletal, prosesnya disebut oto-katabolisme. ?ika fase hipermetabolik dapat diatasi, angka mortalitas tahap ini adalah antara /5 dan 40 $lekander dan cerra = -110&. 2. Ikterik dan hiperbilirubinemia #ada pasien dimana fase hipermetabolik tidak dapat diatasi, Multiple Organ Failure mengalami kemajuan dan hal ini ditandai dengan ikterik, hiperbilirubinemia, dan gagal ginjal sering membutuhkan dialisis. #asien menjadi kurang stabil secara hemodinamik dan mulai membutuhkan obat3obat vasoaktif secara dukungan terapi cairan. ;ase ini secara prognosis signifikan di mana angka mortalitas meningkat dari 40 sampai 90 pada tahap awal, hingga 10 sampai -00 pada tahap 87; lanjut. #asien biasanya mati dalam kira3kira / hari. /.-.4 #atofisiologi Awitan sepsis sering bertepatan dengan awitan gagal organ multipel $*78&, yang terjadi pada : sampai -/ dari pasien3pasien cedera kritis. Infeksi dan riwayat syok hipovolemik diduga dapat meningkatkan
potensi
perkembangan
*78.
)itandai
dengan
kegagalan dua organ atau lebih, *78 berkaitan dengan tingkat
4
mortalitas /5 sampai 15. #aru3paru hepar cenderung untuk gagal pertama kali, diikuti oleh ginjal, sistem pencernaan, dan jantung. *agal pulmonal dalam bentuk AR)! biasanya timbul 5 sampai : hari setelah cedera. *agal pulmonal ditandai dengan hipoksemia dengan pemirauan, penurunan komplikasi paru, takipnea, dispnea, dan timbulnya infiltrat pulmonal bilateral difus. !indrom memerlukan bantuan ventilator intensif. ;aktor3faktor penyebab termasuk trauma pulmonal mayor, transfusi darah multipel, sepsis dan syok. *agal hepar dapat diakibatkan oleh keruskan
awal,
melemahnya vaskular, syok, dan sepsis. Ikterik adalah indikator umum dari penyimpangan fungsi hepar, meskipun penyebab lain seperti obstruksi saluran empedu pasca traumatik harus disingkirkan. ji fungsi hepar merupakan diagnostik. *agal hepar dapat mengarah pada
penurunan
tingkat
kesadaran,
pemeriksaan
pembekuan
abnormali, dan hipoglikemia. *agal ginjal dapat dicetuskan oleh cedera ginjal, iskemia, bahan kontras radiografi, hipokalemia $karena hemorargi, spasium ketiga&, atau sepsis. 'anda3tanda awal termasuk peningkatan nitrogen urea darah, dan kreatinin serum. *agal ginjal dapat poliurik, oligurik. )ialisis sering kali diperlukan. *agal gastrointestinal ditunjukkan dengan perdarahan stres yang membutuhkan tranfusi darah. "etralisasi profilaktik asam lambung dapat meminimalkan risiko perdarahan. *agal jantung biasanya merupakan komplikasi
akhir@
bagaimanapun,
dapat
adanya
kpondisi
jantung
sebelumnya
mencetuskan korban trauma multipel pada awitan dini gagal jantung. )apat terlihat hipotensi, penurunan curah jantung, penurunan fraksi injeksi. 2.1.5 #enatalaksanaan dan #enanganan #encegahan adalah langkah yang utama dan terpenting, dilakukan terutama pada pasien sakit berat, karena hingga saat ini belum ditemukan terapi yang spesifik untuk Multiple Organ Failure . 8anajemen pasien Multiple Organ Failure yang terutama adalah suportif, sedangkan terapi spesifik diarahkan untuk mengidentifikasi dan menterapi penyakit dasar. Infeksi dan sepsis adalah kondisi
5
tersering sebagai penyebab Multiple Organ Failure, oleh karena itu sangat perlu dilakukan investigasi terhadap kemungkinan adanya infeksi aktif pada setiap kasus Multiple Organ Failure dengan pemeriksaan kultur dari lokasi infeksi hingga dengan pemeriksaan diagnostik lain. !trategi pencegahan yang paling efektif sekaligus merupakan strategi terapi yang paling efektif, yakni mengatasi infeksi dan membersihkan jaringan mati. ara3cara yang telah terbukti efektif meliputi aplikasi teknik pembedahan yang baik, pengendalian infeksi nosokomial, serta mencegah ulkus dekubitus. 'erapi antimikroba yang tepat $bila perlu secara empiris& dengan dosis yang tepat yang diberikan secara dini pada penyakit infeksi akan memperbaiki keluaran. 'atalaksana suportif yang utama pada pasien Multiple Organ Failure, sesuai dengan disfungsi sistem organ yang paling sering terjadi,
meliputi
manajemen
hemodinamik,
respirasi,
ginjal,
hematologi, gastrointestinal, endokrin, dan tidak kalah pentingnya adalah nutrisi. #rinsip manajemen hemodinamik adalah mempertahankan oksigenasi jaringan pada pasien risiko tinggi. #emberian oksigen cukup dipertahankan sesuai kadar yang adekuat yang dapat dipantau dari perfusi organ berupa volume urin, adanya asidosis laktat, ataupun elevasi segmen !' pada 6(*. 8anajemen yang disarankan berupa penggantian volume intravaskuler secara cepat untuk mengoreksi hipoperfusi jaringan yang ditandai oleh defisit basa arteri $atau, bila terdapat gagal ginjal, laktatemia& / mmol%>. ila koreksi tidak tercapai, dapat diberikan inotropik untuk meningkatkan curah jantung, atau dengan transfusi packed red cell untuk meningkatkan kadar hemoglobin. 8anajemen respirasi diarahkan untuk membantu oksigenasi dan ventilasi untuk menjamin suplai oksigen yang cukup ke jaringan. 8anajemen yang disarankan adalah intubasi dini dan ventilasi mekanik, inhalasi "7, serta pemberian keksametason dosis tinggi pada fase fibroproliferatif AR)!. Intubasi dini dan ventilasi mekanik dapat
6
membantu mengurangi aliran darah ke diafragma dan otot3otot bantu nafas, namun harus dilakukan penilaian apakah keuntungannya jauh melebihi kerugiannya. #ada disfungsi ginjal, dilakukan terapi pengganti ginjal. Bang terpenting
adalah
pemantauan
volume,
aliran,
dan
tekanan
intravaskuler yang adekuat. #enggunaan obatobatan seperti dopamin, furosemid, dan manitol hanya bersifat empiris dan belum didukung oleh bukti3bukti yang dapat dipercaya. 'ransfusi trombosit hanya dibutuhkan pada keadaan = -. 'rombositopenia berat $C/0 D -01%>& /. jumlah trombosit rendah $C50 D -01%>& dengan manifestasi perdarahan atau sebelum pembedahan%prosedur invasif lain. 2. )isfungsi trombosit $misalnya bila baru mengkonsumsi aspirin&. Freshfrozen plasma $dan kadang3kadang kriopresipitat& hanya perlu diberikan pada koagulopati berat $misal= I"R 2& atau pada koagulopati yang lebih ringan dengan tanda perdarahan atau sebelum pembedahan%prosedur invasif lain. 'rombosis vena dalam jarang terjadi karena adanya koagulopati pada sebagian besar pasien. 7leh karena itu manfaat heparinisasi rutin atau penggunaan stocking masih dipertanyakan. #erdarahan *I akibat stres dapat dicegah dengan pemberian antagonis histamin tipe / dan sitoprotektor.
7
2.2 ()nse* Peraatan Pas%en +engan /ent%lat)r /./.- #engertian #erawatan #asien dengan Eentilator #erawatan pasien dengan ventilator adalah perawatan pasien
dengan alat bantu pernapasan yang bersifat mekanik, sedangkan ventilator adalah suatu alat system bantuan nafas secara mekanik yang /././
2.2.3
/./.4
di desain untuk menggantikan%menunjang fungsi pernafasan. 'ujuan #erawatan 'ujuan dari perawatan pada pasien dengan ventilator adalah untuk mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi pada pasien. 'ujuan #emasangan Eentilator 1. 8emberikan kekuatan mekanis pada sistem paru untuk 2. mempertahankan ventilasi yang fisiologis 3. 8emanipulasi Fair way pressureG dan corak ventilasi untuk memperbaiki efisiensi ventilasi dan oksigenasi. 4. 8engurangi kerja miokard dengan jalan mengurangi kerja nafas. #rosedur #erawatan #asien denganEentilator -. #ersiapan Alat a. akukan suction sesuai prosedur. ntuk 6'' lakukan suction dengan tehnik tertutup agar 6'' selalu bersih sehingga tidak muncul plak pada selang 6'' dan untuk mulut gunakan suction dengan kateter no -4 f. >akukan pengempesan cuff sesuai prosedur, selanjutnya dilakukan tiap 9 jam
8
g. !elalu perhatikan batas pemasangan 6'' yang masuk kedalam mulut h. ila plester pada 6'' terlihat kotor, gantilah dengan plester i.
hypaviD dan hati3hati jaga agar posisi 6'' tidak berubah >akukan pergantian posisi 6'' ke ujung bibir kanan atau kiri
j.
setiap pagi hari $ bila memungkinkan & #eriksa posisi 6'' dengan stetoskop, cek kesamaan bunyi
napas di paru kanan dan kiri k. Amati pergerakan dada
pasien
untuk
mengetahui
pengembangan ke dua paru jika ingin mengetahui secara l.
adekuat auskultasi ke dua sisi dada pasien 7bservasi secara teratur kerja dari ventilator serta posisi dari
tubing ventilator m. ?aga level air dan temperatur dalam humidifier agar tetap adekuat $ air dalam humidifier jangan sampai kosong ataupun terlalu penuh & n. #erhatikan secara rutin air yang ada di tubing ventilator, jika water trap sudah terisi air harus segera dibuang o. #erhatikan alarm yang berbunyi dari ventilator, segera lakukan tindakan kalau diperlukan p. >akukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi secara berkala
sesuai
pesanan
dokter
untuk
mengetahui
perkembangan pasien H. !ebelum dilakukan tindakan%perawatan ini dilakukan dulu tindakan oral higiene. ila tubing sudah harus diganti= $maksimal /D/4jam& a. >epaskan sambungan tubing ventilator dari 6'' pasien b. >akukan resusitasi manual dengan ambu bag c. *anti tubing ventilator yang sudah dipakai dengan tubing ventilator yang steril dan lakukan !!' dan kalibrasi sehingga mesin ventilator siap pakai kemudian kembalikan seting ventilator ke seting awal d. !ambungkan kembali ventilator ke 6'' pasien e. Amati setiap perubahan yang terjadi pada pasien dan setting
/./.5
ventilator dan buatlah pencatatan f. #erawat melepas sarung tangan dan mencuci tangan Indikasi #enggunaan Eentilator -. #asien )engan *agal "afas.
9
#asien dengan distres pernafasan gagal nafas, henti nafas $apnu& maupun hipoksemia yang tidak teratasi dengan pemberian oksigen merupakan indikasi ventilasi mekanik. Idealnya pasien telah mendapat intubasi dan pemasangan ventilasi mekanik sebelum terjadi gagal nafas yang sebenarnya. )istres pernafasan disebabkan ketidakadekuatan ventilasi dan atau oksigenasi. #rosesnya dapat berupa kerusakan paru $seperti pada pneumonia& maupun karena kelemahan otot pernafasan dada $kegagalan memompa udara karena distrofi otot&. /. Insufisiensi jantung. 'idak semua pasien dengan ventilasi mekanik memiliki kelainan pernafasan primer. #ada pasien dengan syok kardiogenik dan <;, peningkatan kebutuhan aliran darah pada sistem pernafasan $sebagai akibat peningkatan kerja nafas dan konsumsi oksigen& dapat mengakibatkan jantung kolaps. #emberian ventilasi mekanik untuk mengurangi beban kerja sistem pernafasan sehingga beban kerja jantung juga berkurang. 2. )isfungsi neurologis. #asien dengan *! atau kurang yang beresiko mengalami apnoe berulang juga mendapatkan ventilasi mekanik. !elain itu ventilasi mekanik juga berfungsi untuk menjaga jalan nafas pasien serta memungkinkan pemberian hiperventilasi pada klien dengan peningkatan tekanan intra cranial. 4. 'indakan operasi. 'indakan operasi yang membutuhkan penggunaan anestesi dan sedative sangat terbantu dengan keberadaan alat ini. Resiko terjadinya gagal napas selama operasi akibat pengaruh obat sedative sudah bisa tertangani dengan keberadaan ventilasi mekanik. 8enurut #ontopidan $/002&, seseorang perlu mendapat bantuan ventilasi mekanik $ventilator& bila ada dalam kriteria berikut. a. ;rekuensi napas lebih dari 25 kali per menit b.
10
c. #a7/ lebih dari 90 mm
(ontraindikasi #enggunaan Eentiator -. Eentilasi "on Invasiv a. 'rauma atau luka bakar pada wajah b. #embedahan pada wajah, jalan napas atas, atau c. saluran cerna bagian atas d. !umbatan jalan napas atas e. 'idak mampu melindungi jalan napas f.
vertebra servical, sehingga sangat sulit untuk dilakukan intubasi. /./.: (omplikasi #enggunaan Eentilator -. (omplikasi saluran nafas a. Aspirasi b. 'rauma jalan nafas, kerusakan pipa suara c. )islokasi pipa 6'' d. Infeksi /. (omplikasi paru a. arotrauma, volutrauma, biotrauma b. (eracunan 7ksigen 2. (omplikasi sistem hemodinamik a. #enurunan curah jantung b. #erfusi jaringan terganggu c. alance cairan positif 4. (omplikasi saluran cerna a. )istensi abdomen b.
11
BAB III PENU#UP 3.1 '%m*ulan *agal organ multiple $87;& dapat terjadi sebagai komplikasi dari
semua bentuk syok, semua system organ secara unik menderita kerusakan akibat kurangnya perfusi yang adekuat yang dapat menyebabkan gagal organ. *agal organ multipel dinyatakan sebagai jumlah dari masing3masing gagal organ, 4 jam setelah penderita masuk R! dari 4 organ atau lebih. *agal organ multipel adalah bentuk atau fase terakhir dari rentetan gagal tunggal ataupun AR)! yang sering berakhir dengan kematian. #erawatan pasien dengan ventilator adalah perawatan pasien dengan alat bantu pernapasan yang bersifat mekanik, sedangkan ventilator adalah suatu alat system bantuan nafas secara mekanik yang di desain untuk menggantikan%menunjang fungsi pernafasan. 3.2 'aran 8eningkatkan kualitas belajar dan lebih memperbanyak literature terkait dengan penanganan kegagalan organ ganda dan perawatan pasien dengan ventilator
12
DA0#AR PU'#A(A
ippincott. $!umber asli diterbitkan -119&
13