LIFE SUPPORT NEBULIZER Dosen : Ansor Ibrahim Usman, ST., M.T.
Disusun Oleh : 1. Adam Rahmanu
(P2.31.38.1.15.002)
2. Rahmah Nida Murbah
(P2.31.38.1.15.026)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 2018
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perkembangan pesat pada teknologi terapi inhalasi telah memberikan manfaat yang besar bagi pasien yang menderita penyakit saluran pernapasan, tidak hanya pasien yang menderita penyakit asma tetapi juga pasien bronkitis kronis, PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik), bronkiektasis, dan sistik fibrosis. Keuntungan utama pada terapi inhalasi bahwa obat dihantarkan langsung ke dalam saluran pernapasan langsung masuk ke paru-paru, kemudian menghasilkan konsentrasi lokal yang lebih tinggi dengan risiko yang jauh lebih rendah terhadap efek samping sistemik yang ditimbulkan (GINA, 2008). Bioavailabilitas obat meningkat pada terapi inhalasi karenaobat tidak melalui metabolisme lintas pertama (first-pass metabolism) (Ikawati, 2007). Inhaler dirancang untuk meningkatkan kemudahan dalam cara penggunaannya, namun tingkat penggunaan yang salah masih terdapat pada pasien asma atau PPOK meskipun mereka sudah pernah mendapatkan pelatihan (NACA, 2008). Hal ini juga ditunjukkan bahwa sejumlah besar layanan kesehatan tidak mampu menunjukkan teknik inhaler yang tepat (Interiano, 1993). Inhaler dan nebulizer merupakan jenis sediaan farmasi dengan cara penggunaan yang khusus, keberhasilan terapi sangat dipengaruhi oleh ketepatan cara penggunaannya. Pasien yang menggunakan nebulizer harus dilatih secara hati-hati mengenai cara penggunaannya, karena mereka mungkin akan tergantung alat tersebut. Percobaan terapi dengan nebulizer perlu dilakukan 3-4 minggu untuk menilai manfaat yang didapatkan secara signifikan dan untuk dinyatakan bermanfaat, terapi ini normalnya harus dapat memberikan perbaikan sedikitnya 15% dari nilai sebelum terapi (Cates et al., 2002). Nebulizer dapat digunakan pada semua usia, dan untuk beberapa tingkat keparahan penyakit tertentu (Geller, 2005). Keuntungan dari nebulizer adalah kurang diperlukannya koordinasi pasien terhadap alat ini dibandingkan dengan metered dose inhaler (MDI). Terapi inhalasi merupakan satu teknik pengobatan penting dalam proses pengobatan penyakit respiratori (saluran pernafasan) akut dan kronik. Penumpukan mukus di dalam saluran napas, peradangan dan pengecilan saluran napas ketika serangan asma dapat dikurangi secara cepat dengan obat dan teknik penggunaan inhaler yang sesuai. Obat yang diberikan dengan cara ini absorpsinya terjadi secara cepat karena permukaan absorpsinya luas, terhindar dari eliminasi lintas pertama di hati, dan pada
penyakit paru-paru misalnya asma bronkial, obat dapat diberikan langsung pada bronkus. Tidak seperti penggunaan obat secara oral (tablet dan sirup) yang terpaksa melalui sistem penghadangan oleh berbagai sistem tubuh, seperti eleminasi di hati. Terapi inhalasi dapat menghantarkan obat langsung ke paru-paru untuk segera bekerja. Dengan demikian, efek samping dapat dikurangi dan jumlah obat yang perlu diberikan lebih sedikit dibanding cara pemberian lainnya. Tapi cara pemberian obat ini diperlukan alat dan metoda khusus yang agak sulit dikerjakan, sukar mengatur dosis, dan obatnya sering mengiritasi epitel paru.
1.2. Tujuan Penulisan 1.2.1.
Tujuan Umum Mahasiswa mengetahui dan mengenal alat Nebulizer serta model terbarunya.
1.2.2.
Tujuan Khusus a.
Mahasiswa mengetahui definisi Nebulizer.
b.
Mahasiswa mengetahui jenis-jenis Nebulizer.
c.
Mahasiswa mengetahui indikasi klien yang mendapat Nebulizer.
1.3. Metode Penulisan Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan penjabaran masalah-masalah yang ada dan menggunakan studi kepustakaan dari literatur yang ada, baik di perpustakaan maupun di internet.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1. Konsep Dasar Teori 2.7.1.
Pengertian a. Pernapasan Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara mahkluk hidup (organisme) dengan ligkungannya. Secara umum, pernapasan dapat diartikan sebagai proses menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Dalam proses pernapasan, oksigen merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar.
b. Terapi Inhalasi Terapi inhalasi adalah cara pengobatan dengan cara memberi obat untuk dihirup agar dapat langsung masuk menuju paru-paru sebagai organ sasaran obatnya. Pemberian per inhalasi adalah pemberian obat secara langsung ke dalam saluran napas melalui hirupan. Terapi inhalasi adalah sistem pemberian obat dengan cara menghirup obat dengan bantuan alat tertentu, misalnya nebulizer. Nebulizer adalah suatu jenis cara inhalasi dengan menggunakan alat pemecah obat untuk menjadi bagian-bagian seperti hujan/uap untuk dihisap. Biasanya untuk pengobatan saluran pernafasan bagian lebih bawah Terapi inhalasi uap adalah cara pengobatan dengan alat nebulizer dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol terus menerus, dengan tenaga yang berasal dari udar yang dipadatkan, atau gelombang ultrasonik. aerosol yang berbentuk dihirup penderita melalui mouth piece atausungkup Bronkodilator yang diberikan dengan nebulizer . memberikan efek bronkodilatasi (pelebaran bronkus) yang bermakna tanpa menimbulkan efek samping. Hasil pengobatan dengan nebulizer lebih banyak bergantung pada jenis nebulizer yang digunakan. Ada nebulizer yang menghasilkan partikel aerosol terus-menerus, ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya timbul pada saat penderita melakukan inhalasi, sehingga obat tidak banyak terbuang.
Cara ini digunakan dengan memakai disposible nebulizer mouth piece dan pemompaan udara (pressurizer) atau oksigen. Larutan nebulizer diletakan di dalam nebulizer chamber. Cara ini memerlukan latihan khusus dan banyak digunakan di rumah sakit. Keuntungan dengan cara ini adalah dapat digunakan dengan larutan yang lebih tinggi konsentrasinya dari MDI. Kerugiannya adalah hanya 50 – 70% saja yang berubah menjadi aerosol, dan sisanya terperangkap di dalam nebulizer itu sendiri. Jumlah cairan yang terdapat di dalam hand held nebulizer adalah 4 cc dengan kecepatan gas 6 – 8 liter/menit. Biasanya dalam penggunaannya digabung dalam mukolitik (asetilsistein) atau natrium bikarbonat. Untuk pengenceran biasanya digunakan larutan NaCl.
c. Nebulizer Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerus dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan atau gelombang. Sejak ditemukannya nebulizer pada tahun 1859 di Perancis, nebulizer merupakan pilihan terbaik pada kasus kasus yang berhubungan dengan masalah inflamasi atau obstruksi bronkus pada penderita asma atau PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis). Alat nebulizer dapat mengubah obat berbentuk larutan menjadi aerosol secara terus-menerus, dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan atau gelombang ultrasonik. Aerosol merupakan suspensi berbentuk padat atau cair dalam bentuk gas dengan tujuan untuk menghantarkan obat ke target organ dengan efek samping minimal dan dengan keamanan dan efektifitas yang tinggi. Partikel aerosol yang dihasilkan nebulizer berukuran antara 2-5 μ, sehingga dapat langsung dihirup penderita dengan menggunakan mouthpiece atau masker. Berbeda dengan alat MDI (Metered Dose Inhaler) dan DPI (Dry Powder Inhaler) dimana alat dan obat merupakan satu kesatuan. Ada dua jenis nebulizer yang umumnya sering digunakan: 1) Nebulizer jet : menggunakan jet gas terkompresi (udara atau oksigen) untuk memecah larutan obat menjadi aerosol. 2) Nebulizer ultrasonik : menggunakan vibrasi ultrasonik yang dipicu secara elektronik untuk memecah larutan obat menjadi aerosol.
(a)
(b)
Gambar 1. Jenis-jenis nebulizer (a) Nebulizer jet (b) Nebulizer ultrasonik
Keterangan gambar (a) : 1. Mouthpiece 2. Tombol (On/Off) 3. Konektor tabung
(Nebulizer medication cup) 6. Aliran udara
udara (air tube
7. Kabel
connector)
8. Klip nebulizer
4. Pompa penyaring
2.7.2.
5. Jet Air Nebulizer
9. Kompresor
Klasifikasi Beberapa contoh jenis nebulizer uap antara lain: a. Simple nebulizer b. Jet nebulizer, menghasilkan partikel yang lebih halus, yakni antara 2 – 8 mikron. Biasanya tipe ini mempunyai tabel dan paling banyak dipakai di rumah sakit. c. Ultrasonik nebulizer, alat tipe ini menggunakan frekuensi vibrator yang tinggi, sehingga dengan mudah dapat mengubah cairan menjadi partikel kecil yang bervolume tinggi, yakni mencapai 6 cc/menit dengan partikel yang uniform. Besarnya partikel adalah 5 mikron dan partikel dengan mudah masuk ke saluran pernapasan, sehingga dapat terjadi reaksi, seperti bronkospasme dan dispnoe. Oleh karena itu alat ini hanya dipakai secara intermiten, yakni untuk menghasilkan sputum dalam masa yang pendek pada pasien dengan sputum yang kental.
d. Antomizer nebulizer, partikel yang dihasilkan cukup besar, yakni antara 10 – 30 mikron. Digunakan untuk pengobatan laring, terutama pada pasien dengan intubasi trakea. Beberapa bentuk jet nebulizer dapat pula diubah sesuai dengan keperluan, sehingga dapat digunakan pada ventilator dan IPPB, dimana dihubungkan dengan gas kompresor. Kelebihan dan kekurangan dari nebulizer : Nebulizer jet Kelebihan
Kekurangan
1. koordinasi minimal
1. mahal
2. dosis tinggi dapat diberikan
2. kemungkinan kontaminasi alat
3. tidak ada pelepasan freon
3. resiko, gangguan listrik dan mekanik 4. tidak semua obat bisa dinebulisasi 5. perlu kompresor, tidak praktis dibawa 6. perlu menyiapkan cairan obat 7. perlu waktu lebih lama
Nebulizer Ultrasonik Kelebihan
Kekurangan
1. koordinasi minimal
1. mahal
2. dosis tinggi dapat diberikan
2. kemungkinan kontaminasi alat
3. tidak ada pelepasan freon
3. resiko, gangguan listrik dan mekanik
4. tidak berisik
4. tidak semua obat bisa dinebulisasi
5. waktu relatif singkat
5. ukuran besar, tidak praktis dibawa 6. perlu menyiapkan cairan obat 7. perlu waktu lebih lama
2.2. Fungsi Nebulizer
Alat Nebulizer sangat berguna dalam dunia kesehatan sebagai fungsi alat terapi dan pengobatan untuk penderita yang mengalami penyakit saluran pernafasan dengan cara menghirup larutan obat yang telah diubah menjadi bentuk kabut. Nebulizer sangat cocok digunakan anak-anak atau pun usia lanjut dan mereka yang sedang mengalami serangan asma parah. Tidak ada kesulitan sama sekali dalam menggunakan nebulizer, karena pasien cukup bernafas seperti biasa dan kabut obat akan terhirup masuk ke dalam paru-paru. Beberapa contoh penderita ganguan pernafasan Asma, Bronchities, sesak pernafasan dan lain sebagainya yang menyangkut pada ganguan pernafasan dengan pengobatan seperti ini di harap kan pengobatan lebih efektif. Obat – obat yang akan digunakan biasanya terlebih dahulu dicampur dengan aquades atau pelaru obat terutama pada obat – obatan yang bukan berupa cairan dan kadar pelarut obat telah ditentukan sesuai dosis.
Ultrasound Nebulizer
Jet Nebulizer
2.3. Bagian-Bagian Nebulizer Nebulizer terdiri dari beberapa bagian yang terpisah yang terdiri dari generator aerosol, alat bantu inhalasi (masker, mouthpiece) dan obatnya sendiri. Masker dan mouthpiece pada nebulizer memiliki beberapa ukuran yang dapat disesuaikan untuk penggunaanya pada anak-anak atau orang dewasa, sehingga diharapkan jika menggunakan masker atau mouthpiece dengan ukuran yang tepat, larutan obat yang melalui nebulizer berubah menjadi gas aerosol tersebut dapat dihirup/dihisap dengan baik dan keberhasilan terapi yang didapatkan juga dirasakan optimal.
(a)
(b)
Gambar 2. Alat bantu inhalasi nebulizer (a) Masker uap (b) Mouthpiece
Nebulizer lebih disukai untuk beberapa alasan, antara lain: 1) Anak-anak, orang lanjut usia, dan pasien yang lemah mungkin kesulitan menggunakan MDI dan DPI secara benar. 2) Beberapa pasien membutuhkan dosis yang lebih tinggi daripada yang dapat dihantarkan oleh MDI dan DPI, misalnya pada pasien asma kronik, serangan akut PPOK dan sistik fibrosis. 3) Untuk pengobatan sendiri di rumah, dimana pasien membutuhkan dosis yang lebih besar daripada yang dapat diberikan menggunakan MDI. 4) Serangan pada asma akut
2.4. Prinsip Dasar Nebulizer Pada dasarnya alat ini bekerja dengan cara memanfaatkan proses nebuliza atau Proses pengkabutan yang terjadi akibat penekanan udara yang cukup tinggi dari kompresor yang kemudian masuk ke Nebulizer kit yang berfungsi sebagai pemampatan udara dan tempat cairan obat, pemampatan udara di Nebulizer kit dari kompresor menimbulkan panahanan udara sehingga udara tesrsebut meniupkan cairan obat pada Nebulizer kit yang mengakibatkan pecahnya molekul-molekul air menjadi uap yang dihasilkan dari cairan obat yang dimanfaatkan untuk pengobatan pada penderita ganguan
pernafasan dengan demikian pengobatan dapat kontak langsung dengan penyakit melalui saluran pernafasan yang menuju ke paru-paru sehingga diharapkan dalam pengobatan ini lebih efektif.
2.4.1.
Jet Nebulizer
Jet nebulizer, menghasilkan partikel yang lebih halus, yakni antara 2 – 8 mikron. Biasanya tipe ini paling banyak dipakai di rumah sakit. Nebulizer ini terhubung dengan kompresor yang menekan udara atau oksigen untuk bergerak dengan kecepatan tinggi melewati cairan obat hingga memecah cairan tersebut menjadi partikel aerosol, yang kemudian dihirup oleh pasien. Alat tipe ini terkadang cukup bising, kecuali pada beberapa alat yang dilengkapi dengan peredam bising. Nebulizer jenis ini sering digunakan di rumah sakit atau penggunaan pribadi untuk pasien yang sulit menggunakan inhaler. Alat ini terhubung dengan listrik di setiap penggunaannya sehingga kurang praktis untuk dibawa bepergian.
2.4.2.
Ultrasonic Nebulizer
Ultrasonik nebulizer, alat tipe ini menggunakan frekuensi vibrator yang tinggi, sehingga dengan mudah dapat mengubah cairan menjadi partikel kecil yang bervolume tinggi, yakni mencapai 6 cc/menit dengan partikel yang uniform. Besarnya partikel adalah 5 mikron dan partikel dengan mudah masuk ke saluran pernapasan, sehingga dapat terjadi reaksi. Pada ultrasonic nebulizer prinsip kerjanya adalah dengan mengatur tebal kabut serta mengatur waktu yang diperlukan. Pesawat ini menggunakan piezoelektrik yang menimbulkan suatu getaran akibat adanya suatu frekuensi untuk memecah cairan obat menjadi kabut. Frekuensi tersebut dihasilkan oleh suatu rangkaian osilator. a) Piezoelektrik Piezoelektrik secara langsung mengubah energi listrik menjadi mekanik. Tegangan input yang digunakan menyebabkan bagiian keramik meregang dan memancarkan gelombang ultrasonik. Sensor piezoelektrik terdiri dari bagian seperti housing, clip-type spring, crystal, dan seismic mass. Prinsipnya yaitu ketika terdapat suatu frekuensi mengenai piezoelektrik, maka clip-type spring yang terhubung dengan seismic mass akan menekan crystal, sehingga menyebabkan lapisan tipis antara crystal dengan housing akan bergetar.
b) Osilator Osilator atau pembangkit sinyal adalah suatu rangkaian yang menghasilkan keluaran yang amplitudonya berubah-ubah secara periodik dengan waktu. Keluarannya bisa berupa gelombang sinusoida, gelombang persegi, gelombang pulsa, gelombang segitiga atau gelombang gigi gergaji.
2.5. Blok Diagram 2.7.1.
Jet Nebulizer
1) Rangkaian Power Supply guna mendistribusikan tegangan DC pada setiap blok rangkaian sesuai kebutuhan supply pada masing-masing komponen 2) Rangkaian timer sebagai pengatur dan penampil lamanya waktu Nebulisa yang dibutuhkan 3) Rangkaian display untuk menampilkan waktu yang telah digunakan pada rangkaian timer 4) Rangkaian buzzer, •
Untuk menandakan bahwa alat sedang bekerja
•
Untuk menandakan bahwa waktu alat bekerja telah habis
•
Untuk menandakan proses Nebulisa
5) Rangkaian kompresor, berfungsi untuk memberikan suplai udara pada Nebulizer kit guna meniupkan cairan obat.
6) Rangkaian Optocoupler/sensor uap pada ujung Nebulizer kit guna membaca Intensitas uap yang di hasilkan pada alat.
2.7.2.
Ultrasound Nebulizer
Pada gambar ditunjukkan nebulizer ultrasonik untuk memproduksi partikel kecil bervolume tinggi. Ac to DC converter menyearahkan arus ac menjadi arus DC agar dapat memberikan tegangan DC ke rangkaian osilator. Rangkaian osilator yang telah mendapat sumber tegangan DC akan memproduksi sinyal osilasi dengan frekuensi lebih besar atau sama dengan 3MHz. Frekuensi yang diinginkan dalam hal ini adalah 3MHz atau 5MHz. Penguat terhubung dengan rangkaian osilasi untuk menguatkan sinyal osilasi. Chamber nebulasi memiliki wadah untuk menyimpan zat cair yang akan dikabutkan. Setidaknya sebuah osilator piezoelektrik keramik, diletakkan pada bagian bawah chamber nebulasi dan secara elektrik terhubung dengan sinyal yang diperkuat agar dapat memberikan keluaran ultrasonik untuk menimbulkan pengkabutan sehingga terbentuklah partikel kecil bervolume tinggi.
2.6. Standart Operational Procedure Alat terapi inhalasi nebulizer harus terus dijaga kebersihannya untuk menghindari pertumbuhan mikroba dan kemungkinan adanya infeksi. Sebaiknya alat
nebulizer dicuci setiap setiap selesai digunakan atau sedikitnya sekali sehari. Instruksi dari pabrik pembuatnya harus diikuti secara benar untuk menghindari kerusakan plastik pembungkusnya (Ikawati, 2007). Kelebihan terapi inhalasi menggunakan nebulizer adalah tidak atau sedikit memerlukan koordinasi pasien, hanya memerlukan pernapasan tidal, dan didalamnya terdapat campuran dari beberapa jenis obat (misalnya salbutamol dan ipratropium bromida). Kekurangannya adalah alat ini cukup besar sehingga kurang praktis, memerlukan sumber listrik, dan relatif mahal (Rahajoe, 2008). Berikut cara penggunaan nebulizer yaitu: 2. Selalu cuci tangan sebelum menyiapkan obat untuk penggunaan nebulizer 3. Membuka tutup tabung obat nebulizer, mengukur dosis obat dengan benar 4. Memasukkan obat ke dalam tabung nebulizer 5. Menghubungkan selang dari masker uap atau mouthpiece pada kompresor nebulizer 6. Mengenakan masker uap atau mouthpiece ke mulut, dikatupkan bibir hingga rapat 7. Menekan tombol on 8. Benapaslah dengan perlahan ketika menghirup uap yang keluar dan uap dihirup sampai obat habis 9. Menekan tombol off
2.7. Standart Maintenance Procedure 2.7.1.
Pemeliharaan Alat a. Bila cairan obat kurang atau kosong, maka tambahkan cairan obat pd mangkok tempat obat. b. Periksa membran cek valve,jangan sampai tertutup dan ganti jika sudah cacat atau kerusakan.
2.7.2. Perawatan Alat 1) Sebelum Dioperasikan a. Sebelum digunakan periksa kelengkapan pesawat nebulizer b. Tempatkan alat terpisah dari alat – alat lain c. Hindarkan alat dari sinar matahari langsung, suhu tinggi, kebisingan, kelembaban dan benturan dg benda lain
2) Pada Saat Dioperasikan a. Alat harus dalam keadaan stabil / tidak terkena goncangan b. Jaga jarak alat dari pasien c. Matikan alat jika terjadi gangguan, segera lepaskan masker nebulizer dr pasien.
3) Setelah Dioperasikan a. Buanglah air sisa pada alat b. Bersihkan bagian – bagian alat c. Kalibrasilah alat d. Simpan alat dan tutuplah dengan penutup alat
2.8. Nebulizer Terbaru Pembaruan yang dialami oleh nebulizer tidak terlalu signifikan, hanya mengalami inovasi dari segi bentuk dan portabilitas. Nebulizer hadir dengan wujur yang lebih unik dan lucu ditujukan untuk pengguna anak-anak dimaksudkan agar anak-anak tidak takut untuk melakukan terapi dengan nebulizer. Kemudian nebulizer juga hadir dalam bentuk yang lebih kecil, dan dapat dioperasikan dengan sumber tegangan yang berasal dari baterai, sehingga memungkinkan untuk dibawa ke mana-mana.
BAB III PENUTUP
Kesimpulan Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerus dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan atau gelombang. Sejak ditemukannya nebulizer pada tahun 1859 di Perancis, nebulizer merupakan pilihan terbaik pada kasus kasus yang berhubungan dengan masalah inflamasi atau obstruksi bronkus pada penderita asma atau PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis). Ada dua jenis nebulizer yang umumnya sering digunakan: 1) Nebulizer jet : menggunakan jet gas terkompresi (udara atau oksigen) untuk memecah larutan obat menjadi aerosol. 2) Nebulizer ultrasonik : menggunakan vibrasi ultrasonik yang dipicu secara elektronik untuk memecah larutan obat menjadi aerosol. Jet nebulizer, menghasilkan partikel yang lebih halus, yakni antara 2 – 8 mikron. Biasanya tipe ini paling banyak dipakai di rumah sakit. Ultrasonik nebulizer, alat tipe ini menggunakan frekuensi vibrator yang tinggi, sehingga dengan mudah dapat mengubah cairan menjadi partikel kecil yang bervolume tinggi, yakni mencapai 6 cc/menit dengan partikel yang uniform. Besarnya partikel adalah 5 mikron dan partikel dengan mudah masuk ke saluran pernapasan, sehingga dapat terjadi reaksi.
DAFTAR PUSTAKA eprints.ums.ac.id/24255/3/BAB_I.pdf
https://www.medicalogy.com/blog/nebulizer-alat-terapi-pernapasan-paling-populer/ http://kima25.blogspot.co.id/2013/07/ultrasonic-nebulizer.html