Al-‘Athfu Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah Nahwu II
Disusun oleh :
E. Husni Mubarok 203 102 092
[email protected]
BAHASA DAN SASTRA ARAB FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2010 APengertian Athaf
Athaf adalah merupakan bab yang dibahas dalam Ilmu Nahwu, yang secara bahasa mempunyai arti mengikuti. Namun dalam istilah Nahwu akan mudah dipahami, kalau athaf itu dijelaskan dengan penggunaan kalimat (gramatikal arab) yang dirangkai atau dicontohkan secara kalimat, meliputi huruf-huruf athaf dan kalimat yang diathafi. BHuruf-huruf Athaf
Huruf-huruf Athaf (huruf-huruf yang untuk menggabungkan satu isim dengan isim yang lain, atau satu fi’il dengan fi’il yang lain dalam segi i’rob-nya ) itu ada sepuluh huruf yaitu: 1.
Huruf wawu (اوال)
2.
fa’ (ءف)
3.
Au (أو)
4.
Am (أم)
5.
Hatta (حتى)
6.
Tsumma (ث)
7.
Bal (ب)
8.
Laakin (لكن)
9.
Laa ()
10. Imma
(إ)
Catatan: Huruf-huruf athaf sebanyak sepuluh tersebut di atas bisa diklasifikasikan menjadi dua bagian, dengan rincian sebagai berikut: a)
Berfaedah untuk menggabungkan ma’thuf ‘laih dalam segi i’rob dan hukumnya, yaitu: wawu, fa’, tsumma, au, hatta, am,
dan
imma
( و، ،ث ، أو،تىح ، أمِ إ،).
Contoh:
د و بكر ء( جMuhammad dan Bakar datang). Bakar dalam contoh ini yang kedudukannya sebagai ma’thuf, digabungkan oleh huruf athaf “wawu” dengan Muhammad yang kedudukannya sebagai Ma’thuf Alaih dalam segi i’robnya (yakni keduanya sama-sama dibaca rofa’) dan hukumnya (ya’ni keduanya sebagai subyek yang melakukan hukum datang) begitu juga untuk yang lain. b)
Berfaedah untuk menggabungkan ma’tuhf dengan ma’thuf alaih dalam segi i’robnya saja, tidak dalam hukumnya yaitu: laa,
bal,
dan
( ،ب ن ،ل ك ) .
lakin
Contoh:
بكر د ء( جMuhammad datang bukan bakar) CPembagian Athaf
Athaf itu ada dua macam yaitu sebagai berikut: a)
Athaf Bayan (
ي عط ا ل
)
Ialah tabi’ (lafadz yang mengikuti pada lafadz sebelumnya) yang terdiri dari isim jamid yang menyerupai sifat (na’at) dalam hal menjelaskan matbu’-nya (lafadz yang diikuti) jika terdiri dari isim ma’rifah dan mengkhususkanya bila terdiri dari isim nakiroh. b)
Athaf Nasaq (
س قعط ال
)
Ialah tabi’ (lafadz yang mengikuti) pada matbu’-nya (lafadz yang diikuti) dalam Irob-nya yang antara tabi’ dan matbu’-nya tersebut terpisah/di tengah-tengah oleh salah satu dari huruf athaf sepuluh.
DPenjelasan
a) Athaf Bayan Athaf bayan itu harus mengikuti/mancocoki mubayyan-nya dalam empat hal dari sepuluh segi seperti halnya na’at hakiki mengikuti man’ut-nya, yaitu: •
Dalam segi i’rob-nya (rafa’, nashab, atau jar)
•
Dalam segi nakiroh atau ma’rifat-nya
•
Dalam segi mufrod, tasniyah dan jamak-nya
•
Dalam segi madzakkar atau mu’annas-nya
Contoh:
د ف الد الئي ت ا فتن ال يدة و التلد احراز ال خ أخوح ليةة الالس (Saudaramu Khalid berusaha memperoleh kepercayaan dan simpati/dukungan dari masyarakat dalam Pilkades yang diadakan pada tahun sekarang ini). Athaf Bayan itu yang banyak terdiri dari isim ma’rifah dan kadang-kadang juga ada yang terdiri dari isim nakiroh. Contoh:
”
ةة ت رزن ش
(yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang penuh berkahnya (yaitu) pohon zaitun). Setiap lafadz yang bisa dijadikan sebagai athaf bayan itu juga bisa dijadikan sebagai badal muthobiq/kul min kul kecuali dalam dua masalah (yakni hanya bisa dijadikan athaf bayan saja dan tidak bisa dijadikan badal muthobiq).
د
"
1) Jika lafadz yang menjadi athaf bayan itu terdiri dari isim mu’rob yang mufrod ma’rifah, sedang mubayyannya terdiri dari munada. Contoh:
ذا السخت اف تو ةلط ف در اجته مغ (wahai anak ya’mur rajinlah dalam menela’ah pelajaran-pelajaranmu maka kamu akan sukses dalam ujian tahun ini). 2) Jika lafadz yang dijadikan sebagai athaf bayan itu terdiri dari lafadz yang sunyi dari “al” (tidak bersamaan dengan “al”) sedang mubayyan-nya terdiri dari lafadz yang bersamaan dengan “al” yang menjadi mudlof ilaih dari isim sifat yang bersamaan dangan “al”. Contoh:
ع ور الطيرير ع بكر ال ابن التا (Akulah anak orang yang menjadikan biysri al-Bakriy luka dan jatuh di atas bumi, burung-burung beterbangan di atasnya karena menantikan ajal kematiannya (untuk memakan bangkainya)). b) Athaf Nasaq Huruf ahtaf أم
, حتى,ء ال, ث,اوال, dan أو.Kesemuanya itu berfungsi untuk
menggabungkan ma’thuf (lafadz yang diathafkan/yang jatuh setelah huruf athaf) pada ma’thuf alaih (lafadz yang diathofi/yang jatuh sebelum huruf athaf) secara mutlak yakni baik dalam segi lafadz maupun dalam segi hukumnya. Contoh:
ذلت فص ال فت اخ (Bapak guru masuk kelas lalu para siswa).
Dalam contoh ini, huruf athaf fa’
() yang berada pada lafadz ذلت فadalah
berfungsi untuk menggabungkan lafadz
ت اdalam
segi i’rob (yakni keduanya
dibaca rafa’) dan segi hukunya (yakni keduanya dihukumi dengan
ص ال فخ/
masuk kelas). Huruf athaf
,ب dan نلك kesemuanya
itu hanya berfungsi untuk
menggabungkan ma’thuf dengan ma’thuf alaih dalam segi i’robnya saja, sedang hukumnya tidak (bahkan berlawanan). Contoh:
رعية الة بصرم ال ال ع (Saya tidak mengajarkan ilmu akan tetapi ilmu agama). Huruf athaf wawu itu berfaedah
ق الط yakni
untuk mengumpulkan
ma’thuf dan ma’thuf aleh dalam suatu hukum secara mutlak, baik dalam hukumnya itu ma’thuf mendahului ma’thuf aleh, setelah atau bersamaan dengannya, adapun untuk menentukan salah satu dari tiga hal tersebut adalah bisa dilihat dari qorinah-nya. Contoh:
د و أخ ءج (Datang kepadaku Muhammad dan saudaranya (yang) sebelum dia). Huruf athaf “fa’”
() itu berfaedah ص ا يتر لyakni mengakhirkan
ma’thuf dari ma’thuf aleh secara berurutan dan bersambung langsung, sedang huruf athaf (ث) berfaedah
ص ا يتر لyakni mengakhirkan ma’thuf dari ma’thuf
oleh secara berurutan atau berkala. Contoh:
ق فس خالذ (yang menciptakan lalu menyempurnakanya (ciptaa-Nya).
DAFTAR PUSTAKA
H. Anwar, Moch., Kiai. 1992. Ilmu Nahwu Terjemahan Al-Ajurumiyyah dan ‘Imrithy. Bandung: Sinar Baru Algensindo. As-Shonhaji, Syekh. Al-Jurumiyyah.