BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Jurnal Pengembangan multimedia relaksasi oleh Neila Ramdhani dan Adhyos Aulia Putra pada tahun 2006, relaksasi merupakan salah satu teknik pengelolaan diri yang didasarkan pada cara kerja sistem syaraf simpatetis dan parasimpatetis ini. Teknik relaksasi semakin sering dilakukan
karena
terbukti
efektif
mengurangi
ketegangan
dan
kecemasan,membantu orang yang mengalami insomnia, dan asma. Di Indonesia, penelitian tentang relaksasi ini juga sudah cukup banyak dilakukan. Relaksasi bermanfaat untuk mengurangi keluhan fisik. Efektivitas latihan relaksasi dan terapi kognitif untuk mengurangi kecemasan berbicara di muka umum, selanjutnya relaksasi juga efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi ringan, dan menurunkan ketegangan pada siswa penerbang.
B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari Relaksasi otot Progesif? 2. Bagaimana tujuan dari Relaksasi otot Progesif? 3. Apa saja indikasi dari Relaksasi otot Progesif? 4. Bagaimana tehnik dari Relaksasi otot Progesif?
C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari Relaksasi Otot Progesif? 2. Untuk mengetahui tujuan dari Relaksasi Otot Progesif? 3. Untuk mengetahui indikasi dari Relaksasi Otot Progesif? 4. Untuk mengetahui tehnik dari Relaksasi Otot Progesif?
1
BAB II PEMBAHASAN A. TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESSIF 1. Pengertian Terapi Relaksasi Otot Progresif Teknik relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi otot dalam yang tidak memerlukan imajinasi, ketekunan, atau sugesti (Herodes, 2010) dalam (Setyoadi & Kushariyadi, 2011). Terapi relaksasi otot progresif yaitu terapi dengan cara peregangan otot kemudian dilakukan relaksasi otot (Gemilang, 2013). Relaksasi progresif adalah cara yang efektif untuk relaksasi dan mengurangi kecemasan (Sustrani, Alam, & Hadibroto, 2004). 2. Tujuan Terapi Relaksasi Otot Progresif Menurut Herodes (2010), Alim (2009), dan Potter (2005) dalam Setyoadi dan Kushariyadi (2011) bahwa tujuan dari teknik ini adalah: a) Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, punggung, tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik. b) Mengurangi distritmia jantung, kebutuhan oksigen. c) Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan tidak memfokus perhatian seperti relaks. d) Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi. e) Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres. f) Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia ringan, gagap ringan, dan g) Membangun emosi positif dari emosi negatif. 3. Indikasi Terapi Relaksasi Otot Progresif Menurut Setyoadi dan Kushariyadi (2011, hlm.108) bahwa indikasi dari terapi relaksasi otot progresif, yaitu: a) Klien yang mengalami insomnia. b) Klien sering stres. c) Klien yang mengalami kecemasan. d) Klien yang mengalami depresi.
2
4. Teknik Terapi Relaksasi Otot Progresif Menurut Setyoadi dan Kushariyadi (2011) persiapan untuk melakukan teknik ini yaitu: a)
Persiapan Persiapan alat dan lingkungan : kursi, bantal, serta lingkungan yang tenang dan sunyi. 1) Pahami tujuan, manfaat, prosedur. 2) Posisikan tubuh secara nyaman yaitu berbaring dengan mata tertutup menggunakan bantal di bawah kepala dan lutut atau duduk di kursi dengan kepala ditopang, hindari posisi berdiri. 3) Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu. 4) Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain sifatnya mengikat.
b) Prosedur 1) Gerakan 1 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan. a) Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan. b) Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi. c) Pada saat kepala dilepaskan, rasakan relaksasi selama 10 detik. d) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga dapat membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami. e) Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan. 2)
Gerakan 2 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan bagian belakang. a) Tekuk kedua lengan ke belakang pada peregalangan tangan sehingga otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang. b) Jari-jari menghadap ke langit-langit.
3
Gambar gerakan 1 dan 2
3) Gerakan 3 : Ditunjukan untuk melatih otot biseps (otot besar padabagian atas pangkal lengan). a) Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan. b) Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak sehingga otot biseps akan menjadi tegang. Gambar gerakan 3
4
4) Gerakan 4 : Ditunjukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur. a) Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga menyentuh kedua telinga. b) Fokuskan perhatian gerekan pada kontrak ketegangan yang terjadi di bahu punggung atas, dan leher. Gambar 4
5)
Gerakan 5 dan 6: ditunjukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti dahi, mata, rahang dan mulut). a) Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa kulitnya keriput. b) Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.
6) Gerakan 7 : Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi ketegangan di sekitar otot rahang.
5
7) Gerakan 8 : Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot di sekitar mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut. Gambar 5, 6, 7 dan 8
8) Gerakan 9 : Ditujukan untuk merilekskan otot leher bagian depan maupun belakang. a) Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher bagian depan. b) Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat. c) Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga dapat merasakan ketegangan di bagian bel akang leher dan punggung atas. 9)
Gerakan 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher bagian depan. a) Gerakan membawa kepala ke muka.
6
b) Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian muka. 10)
Gerakan 11 : Ditujukan untuk melatih otot punggung a) Angkat tubuh dari sandaran kursi. b) Punggung dilengkungkan c) Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian relaks. d) Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot menjadi lurus.
11)
Gerakan 12 : Ditujukan untuk melemaskan otot dada. a) Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya. b) Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian dada sampai turun ke perut, kemudian dilepas. c) Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega. d) Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi tegang dan relaks. Gambar 9, 10, 11, 12
7
12)
Gerakan 13 : Ditujukan untuk melatih otot perut a) Tarik dengan kuat perut ke dalam. b) Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10 detik, lalu dilepaskan bebas. c) Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut.
13)
Gerakan 14-15 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan betis). a)
Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.
b) Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga ketegangan pindah ke otot betis. c)
Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
d) Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.
Gambar 13,14
8
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Ada 15 macam gerakan relaksasi yang bisa dilakukan untuk menurunkan stres dan kecemasan. Gerakan itu bisa dilatih pada area tangan, bahu, wajah, punggung, punggung, perut, dada dan kaki. Gerakan relaksasi ini bisa dilakukan kapan saja, tanpa pembatasan waktu dan akan memberikan efek relaks apabila dilakukan dengan benar.
B. Saran
Lakukan gerakan relaksasi ini secara bertahap dan tidak dalam sekali waktu. Bisa membagi 15 gerakan ini dalam 2 atau 3 sesi sesuai dengan kondisi dan kemampuan. Setiap kali mengalami stres atau cemas, terapi ini bisa dilakukan, hati- hati bagi yang memiliki tekanan darah di atas normal ( > 120/80 mmHg). Terutama pada saat melakukan penegangan pada area leher, karena dikhawatirkan akan terjadi vaso konstriksi pembuluh darah leher.
9
DAFTAR PUSTAKA Ramdani, H. (2012). Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif terhadap Penurunan Tekanan Darah Klien Hipertensi Primer di Kota Malang . Malang. Stuart, G.W & Laraia, M.T (2005). Principles (2005). Principles and practice of psychiatric nursing . (7th edition). St Louis: Mosby ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/7447/6992
10