KESENIAN LUDRUK DI JAWA TIMUR
Tugas individu ini untuk memenuhi Sejarah Seni Pertunjukan
Disusun oleh: Rattih Virdian Prestiwi (121114061)
ILMU SEJARAH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yanag telah memberikan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat manyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah yang bejudul "kesenian ludruk dijawa timur" ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Sejarah seni pertunjukan.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberi bimbingan dan masukan. Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan kita dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan yang lebih baik. Sebagai manusia biasa, tentu kami memliki banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
Surabaya, 22 oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KOVER………………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….. 1
2.1 Rumusan Masalah………………………………………………………………..... 1
3.1 Tujuan Pembahasan……………………………………………………………...... 2
BAB II KESENIAN LUDRUK
2.1 Sejarah Ludruk……………………………………………………………………. 3
2.2 Pengertian Ludruk……………………………………………………………….. 4
2.3 Bentuk Media Penyajian Ludruk…………………………………………………. 5
2.4 Elemen Pembentuk Pementasan Ludruk…………………………………………. 5
2.5 Jenis-jenis ludruk
Jenis ludruk bedasarkan lokasi pementasan………………………………….. 6
Jenis ludruk bedasarkan media penyajian……………………………………. 6
Jenis ludruk bedasrkan elemenyang ditampilkan……………………………. 6
2.6 Alat Musik Pementasan Ludruk…………………………………………………. 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………. 8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….. 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota surabaya memiliki banyak macam kesenian tradisional antara lain tari remo yaitu tarian selamat datang khas jawa timur yang menggambarkan karakter dinamis masyarakat surabaya atau jawa timur yang dikemas sebagai gambaran keberanian seorang pangeran. Biasanya tari ini ditampilkan sebagai tari pembukaan dari seni ludruk atau wayang kulit jawa timuran. Diantara kesemua kesenian yang berkembang dikota surabaya terdapat satu kesenian yang menjadi maskot khas budaya kota surabaya yaitu kesenian ludruk.
Ludruk merupakan salah satu kesenian Jawa Timuran yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang umumnya seluruh pemainnya adalah laki-laki. Ludruk merupakan suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan disebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari (cerita wong cilik), cerita perjuangan dan lain sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik. Dialog/monolog dalam ludruk bersifat menghibur dan membuat penontonnya tertawa, menggunakan bahasa khas Surabaya, meski kadang-kadang ada bintang tamu dari daerah lain seperti Jombang, Malang, Madura, Madiun dengan logat yang berbeda. Bahasa lugas yang digunakan pada ludruk, membuat dia mudah diserap oleh kalangan non intelek (tukang becak, peronda, sopir angkutan umum, dll).
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cerita tentang sejarah ludruk?
Apa pengertian ludruk?
Bagaimana bentuk media penyajian ludruk dan elemen pementasan ludruk?
Apa saja jenis-jenis ludruk?
Apa saja alat musik yang digunakan dalam pementasan ludruk?
1.3 Tujuan Pembahasan
Untuk mengetahui tentang cerita sejarah ludruk.
Dapat mengetahui definisi dari ludruk
Untuk mengetahui bentuk media penyajian ludruk dan elemen pementasan ludruk.
Untuk mengetahui jenis-jenis ludruk dan alat musik yang digunakan dalam pementasan ludruk.
BAB II
KESENIAN LUDRUK
2.1 Sejarah Ludruk:
Hendrik suprianto mencoba menetapkan secara narasumber yang masih hidup sampai tahun 1988 menyatakan bahwa ludruk sebagai teater rakyat dimulai tahun 1907, oleh santik dari desa ceweng kecamatan goda kabupaten jombang. Bermula dari kesenian ngamen yang berisi syair-syair dan tabuhan sederhana, santik berteman dengan pono dan amir berkeliling dari desa ke desa. Pono mengenakan pakaian wanita dan wajahnya dirias coret-coretan agar tampak lucu. Dari sinilah penonton melahirkan kata Wong Lorek, akibat variasi dalam bahasa makna kata Lorek berubah menjadi kata Lerok. Menurut James L. Peacock seorang peneliti antropologi yang melakukan penelitian pada tahun 1962-1963 mengatakan bahwa pertujukan-pertunjukan yang disebut dengan ludruk bandan dan ludruk lerok telah ada sejak lama yaitu sejak zaman kerjaan majapahit abad XIII dijawa, namun saksi mata pertama yang menonton pertunjukan yang disebut ludruk itu baru ditemukan secara tertulis pada tahun 1822. Pertunjukan ludruk dalam tulisan tersebut diceritakan dan dibintangi oleh dua orang yaitu seorang pemain dagelan yang bercerita tentang cerita-cerita lucu dan seorang waria.
Saampai tahun 1960-an sosok waria dan pemain dagelan menjadi elemen yang dominan dalam pertunjukan ludruk. Pada awal abad ke-20, sesuai dengan pendapat sarjana dan ingatan beberapa informan yang sudah berumur, ada sebuah bentuk ludruk yang disebut besut yang menampilkan pemain dagelan yang bernama besut yang menari melagukan kidung dan menceritakan dagelan serta seorang waria yang menari. Sejak tahun 1920 ludruk besut mengalami beberapa penambahan karakter yaitu penambahan karakter istri yang dimainkan seorang waria dan karakter paman sang istri, sejak adanya penambahan karakter pertunjukan tersebut kemudian diberi dengan sebutan ludruk besutan.
Kemudian muncul karakter baru djuragan tjekep yaitu seorang saingan besut yang kaya raya terkemuka dikampung, sejak kemunculan djuragan tjekep pertunjukan itu disebut ludruk besep. Periode lerok dan besut tumbuh subur pada tahun 1920-1930, setelah masa itu banyak bermunculan ludruk didaerah jawa timur. istilah ludruk sendiri banyak ditentukan oleh masyarakat yang memecah istilah lerok. Nama lerok dan ludruk terus berdampingan sejak kemunculan sampai tahun 1955, selanjutnya masyarakat dan seniman pendukungnya cenderung memilih ludruk. Pada akhirnya abad ke-20 tjak gondo durasim mengorganisir sebuah rombongan ludruk dengan jumlah anggota yang tidak terbatas dan mulai memainkan drama pertunjukan yang utuh dengan karakter-karakter tokoh yang beragam sesuai dengan cerita yang dimainkan dan tidak lagi menggunakan nama-nama dan peran yang sama disetiap pertunjukan. Tjak gondo durasim juga menerima penghargaan oleh soetomo sebagai pelopor dalam memanfaatkan pertunjukan rakyat demi nasionalisme, sembari berucap bahwa "ludruk merupakan alat bermanfaat untuk membuat ide-ide bisa diterima dalam pikiran masyarakat".
Pada tahun 1942 jepang menduduki indonesia dan berhasil mengalahkan perlawanan belanda serta menduduki jawa selama masa perang dunia II dan menggunakan ludruk sebagai alat propaganda untuk menyebarkan ide tentang "kemakmuran bersama asia timur raya", durasim yang tampil dibawa kontrol kekuasaan pendudukan jepang melagukan kidung "pengupon omahe doro, melok nipon tambah soroh" (pengupon rumah burung dara ikut jepang tambah sengsara). Sebagai akibatnya menurut satu cerita, durasim disiksa oleh tentara jepang dan meninggal dunia pada tahun 1944. Setelah itu durasim dipandang oleh masyarakat surabaya sebagai salah satu pahlawan dan namanya diabadikan menjadi nama gedung pertunjukan dalam taman budaya surabaya.
2.2 Pengertian Ludruk
Ludruk adalah drama tradisional yang diperankan oleh sebuah grup seniman dalam sebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari kemudian pertunjukannya diselingi dagelan dan diiringi gamelan.
Jumlah pemain pertunjukan ludruk tidak terbatas tergantung dari kebutuhan sesuai dengan jalan cerita yang dibawakan. Dapat dikatakan ludruk adalah sebuah pertunjukan teater yang bercerita tentang kehidupan sehari-hari dan diperankan oleh pria yang memerankan peran wanita dan pria.
2.3 Bentuk Media Penyajian Ludruk
Ludruk menggunakan media pentas proscenium frontal, dimana ruangan pentas terbagi menjadi dua bagian yaitu ruang pentas dan ruang penonton. Antara dua ruang dibatasi oleh layar depan yang dibuka ketika pertunjukan langsung. Di kiri kanan layar terdapat dinding sebagai penghalang pandangan langsung ke dalam ruangan pentas yang tidak boleh terlihat penonton.
2.4 Elemen Pembentuk Pementasan Ludruk
Ngremo:
Tarian ini biasa dilakukan sebelum pertunjukan ludruk dipentaskan, ditarikan oleh penari yang mempunyai kemampuan yang luar biasa karena disamping bisa menari juga bisa melagukan kidungan. Terdapat dua jenis tari ngremo yaitu ngremo putra dan ngremo putri. Pada zaman ludruk lerok tahun 1950 penari ngremo putra mengenakan kostum sebagai berikut:
Penari memakai celana hitam
Penari memakai baju putih dan berdasi hitam
Penari memakai kopyah hitam
Pergelangan kaki kanan memakai gongseng (untuk mengatur irama gendhing)
Pada zaman ludruk tahun 1955 tata kostum mengalami pergeseran seperti dibawah ini:
Penari bercelana hitam atau merah
Penari berbaju dan pada leher mengenakan kace (hiasan leher)
Penari memakai ikat kepala warna merah
Pada telinga kiri memakai giwang (anting)
Kaki kanan memakai gongseng
Penari ngremo putri mengenakan tata busana sebagai penari beskalan bagian bawah mengenakan sembong seperti teater tradisional topeng malang. Tata cara penampilan penari ngremo putri yaitu:
Hiasan kepala: rambut ditata dengan dipasangi sanggul dan dihiasi dengan chunduk menthuk yang kadang dihiasi dengan melati.
Busana: memakai kemben yang dipadu dengan ilat-ilalat selendang pun juga menjadi hiasan utama karena tarian ini banyak memainkan selendang.
Bawahan: bawahan penari beskala putri sangan serupa dengan bawahan penari topeng malangan ditambah dengan kaos kaki putih (tarian-tarian khas jawa timur banyak menggunakan kaos kaki putih) dan gongseng (semacam kerincing yang dipasang di kaki berfungsi sebagai ritma saat kaki dihentakan).
2.5 Jenis-Jenis Ludruk
Jenis ludruk bedasarkan lokasi pementasan yaitu:
Ludruk tradisional adalah pementasan ludruk yang dilakukan didesa-desa yang belum dimasuki jaringan listrik. Durasi pertunjukan 6 (enam) jam.
Ludruk tobong juga dikenal dengan ludruk gedongan biasa dipentaskan dalam kota-kota besar. Waktu pementasan biasa dimulai pukul 21.00 dengan durasi pertunjukan 3-4 jam.
Jenis ludruk bedasarkan media penyajian antara lain:
Ludruk radio adalah sebuah pertunjukan ludruk yang dipentaskan melalui siaran radio. Biasa didukung oleh pihak seponsor.
Ludruk di televisi merupakan pementasan ludruk yang dibuat dan dikemas selayaknya membuat film dengan konsep pengambilan selayaknya film.
Jenis ludruk bedasrkan elemenyang ditampilkan yakni:
Ludruk pakem yaitu ludruk yang mementaskan elemen-elemen pembentuk pementasan dengan lengkap.
Ludruk padat adalah pementasan ludruk yang menampilkan dua elemen baku yaitu elemen dagelan dan cerita saja.
Ludruk transisi merupakan pementasan ludruk yang berisi penuh dengan dagelan.
2.6 Alat Musik Pementasan Ludruk
Alat musik yang digunakan dalam kesenian ludruk adalah musik gamelan yang terdiri dari boning saron, gambang gender, slentem, siter, seruling, ketuk, kenong, kempul dan gong. Ludruk juga menggunakan musik gending jawa yang diaransemen sedemikian rupa sehingga iramanya dapat mewakili cerita yang sedang ditampilkan dipanggung ludruk tersebut. bahkan dalam serangkaian acara tampil ludruk, ada beberapa tarian diselipkan di dalam atau sebelum cerita dimulai. Tarian-tarian tersebut diiringi dengan suara gamelan atau gending jawa yang menawan kedengeran telinga kita. Apalagi ketika masuk ke waktu dagelan, rasanya pertunjukkan semakin semarak dan menarik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ludruk adalah drama tradisional yang diperankan oleh sebuah grup seniman dalam sebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari kemudian pertunjukannya diselingi dagelan dan diiringi gamelan. Ludruk menggunakan media pentas proscenium frontal, dimana ruangan pentas terbagi menjadi dua bagian yaitu ruang pentas dan ruang penonton.
Elemen pembentuk pementasan ludruk adalah tari ngremo biasa dilakukan sebelum pertunjukan ludruk dipentaskan, ditarikan oleh penari yang mempunyai kemampuan yang luar biasa karena disamping bisa menari juga bisa melagukan kidungan. Terdapat dua jenis tari ngremo yaitu ngremo putra dan ngremo putri. Jenis-jenis ludruk terdiri dari 3 macam yaitu: jenis ludruk bedasarkan lokasi pementasan, jenis ludruk bedasarkan media penyajian dan Jenis ludruk bedasrkan elemenyang ditampilkan. Alat musik yang digunakan dalam kesenian ludruk adalah musik gamelan yang terdiri dari boning saron, gambang gender, slentem, siter, seruling, ketuk, kenong, kempul dan gong.
DAFTAR PUSTAKA
http://repostkaskus.blogspot.com/2012/01/10-seni-teater-tradisional-indonesia.html#ixzz29w1ytJu0
www. elib.unikom.ac.id/download.php?id=145061
www.anneahira.com/gending-jawa.htm