10/24/2014
Chanthonx: M AKALAH KEBU DAYAAN SUKU JAWA 0
Lainnya
Blog Berik ut»
Buat Blog
Chanthonx Selasa, 22 April 2014
Mengenai Saya Chanthonx Chantho nx cammoraness i Ikuti
MAKALAH KEBUDAYAAN SUKU JAWA
0
KATA PENGANTAR
Lihat Li hat profil lengkapku
Arsip Ar sip Blog Blog
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepa kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Kebudayaan Suku Jawa”. Makalah ini berisikan tentang informasi suku jawa dan kebudayaan di dalamnya. Diharapkan Makalah
▼ 2014 (6) ► Mei (1) (5)) ▼ April (5
dapat memberikan informasi kepada kita semua apa saja yang ada pada kebudayaan masyarakat jawa sehingga k bias bias mengetahui keunik keunikan an yang terkandung terkandung di di dalam dalam kebudayaannya kebudayaannya dan menjadi menjadikann kannya ya berbeda dengan kebuday kebudayaa
MAKALAH MAKALAH KEBUDAYAAN KEBU DAYAAN SUKU DAYAK SUKU DAYAK
– kebudayaan kebudayaan lain lain yang tersebar di Indonesi Indonesia. a.
M AKALAH KEBUDAYAAN SUKU M INANGKA BA U
pihak pihak yang bersifat membangun membangun selalu selalu kami harapkan demi kesempurn kesempurnaan aan Makalah ini. ini. Akhir Akhir kata, kami sampaik sampaik
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari sem terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai ak Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin
MAKALAH KEBUDAYAAN SUKU BATAK
Indonesia,…………………..
MAKALAH KEBUDAYAAN SUKU BUGIS
Penyusun
MAKALAH KEBUDAYAAN SUKU JAWA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB
I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belakang B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN A. Asal Usul Suku Jawa B. Letak Geografis Suku Jawa C. Sistem Sistem kekerabatan Ja wa D. Bahasa Suku Jawa E. Kepercayaan Suku Jawa F. Seni Suku Jawa G. Rumah Tra disional disional Suku Jawa H. Kejawen Pakaian Khas Jawa Yang Masih Lestari BAB III PENUTUP DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam su bangsa, bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering sering kita kita se but kebud kebudayaan. ayaan. Ke anekaragaman budaya budaya yang terdapat Indonesia merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Suku Jawa (Jawa ngoko: wong Jowo, krama: tiyang Jawi) merupakan suku bangsa terbesar di Indones yang berasal dari Jawa Tengah, Tengah, Jawa Timur , dan Yogyakarta. Setidaknya 41,7% penduduk Indones merupakan etnis Jawa. Selain di ketiga propinsi tersebut, suku Jawa banyak bermukim di Lampung, Bante Jakarta, Jakarta , dan Sumatera Utara. Di Jawa Barat mereka banyak ditemukan di Kabupaten Indramayu dan Cirebo Suku Jawa juga memiliki sub-suku, seperti suku Osing , orang Sa min, min, suku Bawean/Boyan, Naga, Naga , Nagaring, Nagaring, su Tengger dan lain-lain. Selain itu, suku Jawa ada pula yang berada di negara Suriname, Amerika Tengah kare
http://h3r cul 3z.bl og spot.com/2014/04/makal ah- kebudayaan- suku- j awa.html
1/6
10/24/2014
Chanthonx: MAKALAH KEBUDAYAAN SUKU JAWA pada masa kolonial Belanda suku ini dibawa ke sana s ebagai pekerja dan kini suku Jawa disana dikenal seba Jawa Suriname. B. Maks ud Dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas ma pelajaran IPS, juga bertujuan untuk dijadikan bahan prese ntasi sehingga siswa – siswa lainpun bisa mera sak ilmu yang terdapat dari makalah ini.
BAB II PEMBAHASAN A. Penge rtian Suku Jawa
Suku Jawa (Jawa ngoko: wong Jowo, krama: tiyang Jawi) merupakan suku bangsa terbesar di Indones yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Setidaknya 41,7% penduduk Indones merupakan etnis Jawa. Selain di ketiga propinsi tersebut, suku Jawa banyak bermukim di Lampung , Bante Jakarta, dan Sumatera Utara. Di Jawa Barat mereka banyak ditemukan di Kabupaten Indramayu dan Cirebo Suku Jawa juga memiliki sub-suku, seperti O sing dan Tengger. B. Letak Geografis Suku Jawa
Suku jawa merupakan suku yang terbesar di Indonesia, yang meliputi dari Banten, Jakarta, Jawa Bar Jawa Timur, Jawa Tenggah, Yogyakarta. Indonesia sebenarnya terkenal dengan etnis jawa yang sangat ken dengan kebudayaannya seperti letak geografis, bahasa, kepercayaan, sifat, dan seni. Letak geografis pulau ja 132.000 km², berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Jawa Tengah di timur, Samudera Hindia di selatan, se Banten dan DKI Jakarta di barat. Pulau jawa merupakan pulau yang sangat padat di Indonesia Penduduk di suku jawa ini sangat kontras survey bangsa Indonesia kurang lebih hanya 12% orang jawa menggunakan bahasa Indonesia sebagian baha mereka sehari-hari sekitar 18% menggunakan bahasa jawa dan Indonesia secara campur, dan selebihnya han menggunakan bahasa jawa saja. Dalam bahasa jawa yang sebenarnya memiliki beberapa aturan perbedaan ko kata dan intonasi setiap berbicara dengan lawan bicara. Dan tata cara bicara orang suku jawa sangat lembut d pelan. Maka dari itu suku jawa se ring dianggap oleh kalangan luas sebagai suku yang lembah lembut. Dalam kepercayaan suku jawa sangat kental dengan agama Islam. Tapi ada juga yang memeluk aga lain selain agama Islam, seperti Protestan, Keristen, Buddha, Hindu dan Katolik. Tapi ada juga orang suku ja yang mempercayai agama Kejawen. Kejawen sebagai kata benda yang memiliki arti di dalam bahasa Indones yaitu segala yang berhubungan dengan adat dan kepercayaan jawa. Kejawen merupakan sebuah kepercaya yang dianut di pulai Jawa oleh suku Jawa dan suku bangsa lainnya yang menetap di Jawa. Kesenian pulau jawa sangat beragam, seperti ludruk, wayang kulit, wayang orang, tari jaipong, d Biasanya kesenian ini di pentaskan pada acara tertentu seperti acara pernikahan dan adat. Tapi deng berjalannya waktu kesenian itu harus kita lestarikan meskipun berbagai kesenian dari Negara lain yang masuk Negara kita. Kita sebagai warga Negara Indonesia harus menjaga peninggalan nenek moyang kita dengan baik C. Sistem Kekerabatan Jawa
Suku Jawa menganut garis keturunan ayah atau disebut Patrilini/ Patriakhat. Hal ini terlihat dari pemaka nama belakang seseorang sering memakai nama ayah, anak laki-laki juga menjadi kebanggaan keluaraga d mendapatkan perhatian khusus dibanding anak perempuan karena diyakini seorang laki-laki adalah pemim rumah tangga, dalam hal warispun dikenal anak lanang sa pikul anak wadon sak gendongan. Yang mana juml harta waris yang diberikan kepada anak laki-laki diibaratkan sa pikul yang lebih besar dari sa gendongan ya diberikan kepada anak perempuan. Dikenal pula istilah lajer yaitu garis keturunan keluarga laki-laki saja. Silsilah keturunan jawa 1.
Anak
2.
Putu
3.
Buyut
4.
Canggah
5.
Wareng
6.
Udheg- udheg
7.
Gantung siwur
8.
Gropak senthe
9.
Kandhang bubrah
10. Debog bosok 11. Galih asem Dalam 7 turunan tersebut masih sapat disebut keluaraga dekat dan keturuanan 8 dan seterusn merupakan keluarga jauh. Selain itu juga di kenal Pa jipat lima/ pancer sedulur papt lima pancer yang merupakan saudara ora Jawa saat dilahirkan. Sedulu papat lima pancer ini diambil dari Kitab Kidungan Purwajati seratane , yang dimu dari tembang D handanggula yaitu :
http://h3rcul3z.blogspot.com/2014/04/makalah-kebudayaan-suku-jawa.html
2/6
10/24/2014
Chanthonx: MAKALAH KEBUDAYAAN SUKU JAWA Ana kidung ing kadang Marmati Amung tuwuh ing kuwasanira Nganakaken saciptane Kakang Kaw puniku Kang rumeksa ing awak mami Anekakake sedya Ing kuwasanipun Adhi Ari-Ari ingkang Memayu laku kuwasanireki Angenakken pangarah Ponang Getih ing rahina wengi Ngrerewangi ulah kang kuwa Andadekaken karsane Puser kuwasanipun Nguyu-uyu sabawa mami Nuruti ing panedha Kuwasanireku Jangk kadang ingsun papat Kalimane wus dadi pancer sawiji Tunggal sawujud ingwang Ing tembang dhuwur i disebutake yen ” Sedulur Papat ” iku Marmati, Kawah, Ari-Ari, lan Getih kang kaprahe diarani Rahsa. Kab kuwi mancer neng Puser (Udel) yaiku mancer ing Bayi. Cethane mancer marang uwonge kuwi. Geneya kok disebut Marmati, kakang Kawah, Adhi Ari-Ari l Rahsa kuwi?. Marmati iku tegese Samar Mati ! lire yen wong wadon pas nggarbini ( hamil ) iku sadina-di pikirane uwas Samar Mati. Rasa uwas kawa tir pralaya anane dhisik dhewe sadurunge metune Kawah, Arilan Rahsa kuwi mau, mulane Rasa Samar Mati iku banjur dianggep minangka Sadulur Tuwa. Wong nggarb yen pas babaran kae, kang dhisik dhewe iku metune Banyu Kawah sak durunge laire bayi, mula Kawah banj dianggep Sadulur Tuwa kang lumrahe diarani Kakang Kawah. Yen Kawah wis mancal medhal, banjur disus laire bayi, sakwise kuwi banjur disusul Metune Ari-Ari. Sarehne Ari-Ari iku metune sakwise bayi lair, mula Ari-Ari iku diarani Sedulur Enom lan kase but Adhi Ari-Ari Lamun ana wong abaran tar tamtu ngetokake Ra Getih ) sapirang-pirang. Wetune Rah (Rahsa) iki uga ing wektu akhir, mula Rahsa iku uga dianggep Sedu Enom. Puser (Tali Plasenta) iku umume PUPAK yen bayi wis umur pitung dina. Puser kang copot saka u kuwi uga dianggep Sedulure bayi. Iki dianggep Pancer pusate Sedulur Papat. Mula banjur tuwuh unen-unen SEDULUR PAPAT LIMA PANCER ” Kekayon wayang purwa kang kaprahe kasebut Gunungan, ana kono gambar Macan, Bantheng, Keth lan Manuk Merak. Kocape kuwi mujudake Sedulur Papat mungguhing manungsa. Yang intinya sedulur papat tadi melambangkan 4 macam nafsu yang dimiliki manusia -
Macan melambangkan nafsu amarah
-
Banteng melambangkan nafsu supiyah (seksual)
-
Kethek(monyet) melambangkan nafsu aluamah (makan tidur)
-
Merak melambangkan nafsu mutmainah (kebaikan) Artinya setiap manusia harus bisa mengendalikan keempat nafsu yang dibawanya sejak lahir. Apa be
seorang manusia tidak dapat mengendalikannya maka akan hancurlah hidupnya dan bila nafsu tersebut terkend dengan baik maka akan tercipta keselarasan atau harmoni. D. Bahasa Suku J awa
Suku bangsa Jawa sebagian besar menggunakan bahasa Jawa dalam bertutur sehari-hari. Dalam sebu survei yang diadakan majalah Tempo pada awal dasawarsa 1990-an, kurang lebih hanya 12% orang Jawa ya menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa mereka sehari-hari, sekitar 18% menggunakan bahasa Jawa d Indonesia secara campur, dan selebihnya hanya menggunakan bahasa Jawa saja. Bahasa Jawa memiliki aturan perbedaan kosa kata dan intonasi berdasarkan hubungan antara pembica dan lawan bicara, yang dikenal dengan unggah-ungguh. Aspek kebahasaan ini memiliki pengaruh sosial ya kuat dalam budaya Jawa, dan membuat orang Jawa biasanya sangat sadar akan status sosialnya di masyarakat E. Kepercayaan Suku Jawa
Masyarakat Jawa yang mayoritas beragama Islam hingga sekarang belum bisa meninggalkan tradisi d budaya J awanya. Di antara tradisi dan budaya ini terkadang bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam. Tra d dan budaya Jawa ini sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa, terutama yang abangan. Di antara tradisi d budaya ini adalah keyakinan akan adanya roh-roh leluhur yang memiliki kekuatan ghaib, keyakinan adanya de dewi yang berkedudukan seperti tuhan, tradisi ziarah ke makam orang-orang tertentu, melakukan upacar upacara ritual yang bertujuan untuk persembahan kepada tuhan atau meminta berkah serta terkabuln permintaan tertentu. Setelah dikaji inti dari tradisi dan budaya tersebut, terutama dilihat dari tujuan dan tataca melakukan ritus-nya, jelaslah bahwa semua itu tidak sesuai dengan ajaran Islam. Tuhan yang mereka tuju dala keyakinan mereka jelas bukan Allah, tetapi dalam bentuk dewa dewi seperti Dewi Sri, Ratu Pantai Selatan, ro roh leluhur, atau yang lainnya. Begitu juga bentuk-bentuk ritual yang mereka lakukan jelas bertentangan deng ajaran ibadah dalam Islam yang sudah ditetapkan dengan tegas dalam al-Quran dan hadis Nabi Saw. Kare itulah, tradisi dan budaya Jawa seperti itu sebenarnya tidak sesuai dengan ajaran Islam dan perlu diluruskan at sekalian ditinggalkan. Selain itu, masyarkat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan – kegian bes seperti : - Kematian ( Mendhak ) - Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan ) -
Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur mereka yang tel meninggal dunia )
-
Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman, Upacara Ngerik, Upacara Midodareni, Upacara dilu kamar pelaminan, Srah-srahan ata u Peningsetan, Nyantri, Upaca ra Panggih atau Temu, Balangan sur Penganten, dll )
- Upacara untuk kelahiran bayi, seperti : 1) Wahyu Tumurun Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa mendekatkan diri kepa
http://h3rcul3z.blogspot.com/2014/04/makalah-kebudayaan-suku-jawa.html
3/6
10/24/2014
Chanthonx: MAKALAH KEBUDAYAAN SUKU JAWA Tuhan Yang Maha Esa dan selalu mendapat. 2) Sido Asih Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu di cintai dan dikasihi oleh sesa serta mempunyai sifat belas kasih 3) Sidomukti. Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa, yaitu berbahagia d disegani karena kewibawaannya. 4) Truntum. Maknanya agar keluhuran budi orangtuanya menurun (tumaruntum) pada sang bayi. 5) Sidoluhur. Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur. 6) Parangkusumo. Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki ketangkasan ba parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh. 7) Semen romo. Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta kasih Rama dan Si pada rakyatnya. 8) Udan riris. Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan, enak dipandang, d menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya. 9) Cakar ayam. Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan dengan cakarn karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya, sehingga kebutuhan hidupnya tercuku syukur bisa kaya dan berlebihan. 10) Grompol. Maknanya semoga keluarga tetap bersatu, tidak bercerai-berai akibat ketidakharmonisan keuar (nggrompol : berkumpul). 11) Lasem. Bermotif garis vertikal, bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada Tuhan YME. 12) Dringin. Bermotif garis horisontal, bermakna semoga anak dapat bergaul, bermasyarakat, dan berguna ant sesama. F. Seni Suku Jawa
Orang Jawa terkenal dengan budaya seninya yang terutama dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha, ya pementasan wayang. Repertoar cerita wayang atau lakon sebagian besar berdasarkan wiracarita Ramayana d Mahabharata. Selain pengaruh India, pengaruh Islam dan Dunia Barat ada pula. Seni batik dan keris merupak dua bentuk ekspresi masyarakat Jawa. Musik gamelan, yang juga dijumpai di Bali memegang peranan penti dalam kehidupan budaya dan tradisi Jawa. Contoh kesenian yang berkembang di mastarakat jawa adalah : -
Topeng (topeng madura, topeng malang, topeng dongkrek)
-
Angklung
-
Bali-balian
-
Wayang ( kuli, klitik, purwo, godog, golek, dll )
-
Tarian (tari topeng kuncaran, tari merak, tari serimpi, tari blambangan cakil, tari remong, reog ponorogo d jaipong )
G. Rumah Tradisional Suku Jawa
Joglo merupakan rumah adat tradisional suku jawa. Ada bermacam-macam jenis rumah jong diantaranya joglo limas, joglo sinom, joglo pangrawit dan sebagainya. Rumah jenis joglo memiliki strukt bangunan yang unik dimana biasanya rumah ters ebut memiliki dua bagian utama yaitu bagian pendapa ya biasanya ukuranya sangat luas, ruangan ini biasanya dipergunakan sebagai tempat meneriam tamu maup tempat untuk musyawarah. Sedangkan bagian kedua adalah bagian dalam dari rumah joglo yang biasan bersifat tertutup untuk orang luar kare na merupakan ruang privasi yang berupa kamar dapur dan se bagain Rumah joglo pada masa lampau biasanya hanya dimiliki oleh para pembesar atau orang-orang kaya saja. Susunan Bangunan dan Ruangan dari Rumah Joglo Pada dasarnya rumah jenis ini memiiki bentuk dasar berupa persegi panjang atau bujur sangk Pembangunan rumah joglo ini sama sekali tidak menggunakan paku, hal ini berbeda dengan pembangunan jo yang kita jumpai pada jaman modern sekarang ini. Pembangunan rumah ini dulunya hanya menggunakan syste knock down, sehingga setiap bagian bisa saling berkait dan menguatkan. Kita dapat menjumpai system ini pa rumah-rumah yang memiliki struktur bangunan lama. Pada setiap rumah joglo selalu memiliki empat pilar pada ruangan utama atau pendoponya yang biasan disebut dengan nama soko guru, inilah yang merupakan sebuah ciri unik dari pembangunan rumah tersebut ya tidak dimiliki oleh rumah jenis yang lain. Pada arsitektur yang terdapat pada bangunan rumah joglo, seni arsitektur bukan hanya sekadar sebag pemahaman seni konstruksi rumah, namun juga merupakan refleksi atau pencerminan dari nilai dan norma ya
http://h3rcul3z.blogspot.com/2014/04/makalah-kebudayaan-suku-jawa.html
4/6
10/24/2014
Chanthonx: MAKALAH KEBUDAYAAN SUKU JAWA ada dalam masyarakat pendukungnya. Kecintaan manusia pada cita rasa sebuah keindahan, bahkan sik religiusitasnya ikut terefleksikan dalam seni arsitektur rumah dengan gaya seperti ini. Pada bagian pintu masuk rumah joglo memiliki tiga buah pintu, yakni pintu utama di bagian tengah d pintu kedua yang berada di samping kiri dan disamping kanan pintu utama. Ketiga bagian pintu tersebut memil makna atau arti simbolis bahwa kupu tarung yang berada di bagian tengah untuk keluarga besar, sementara d pintu di bagian samping kanan dan samping kiri untuk besan. Pada ruang bagian dalam dari rumah joglo yang disebut gedongan pada umumnya dijadikan sebag mihrab, tempat Imam untuk memimpin salat yang umumnya dikaitkan dengan makna simbolis sebagai temp yang disucikan, sakral, dan dikeramatkan oleh pemilik rumah joglo tersebut. Selain itu gedongan biasanya ju merangkap sebagai tempat tidur utama yang dihormati dan pada waktu-waktu tertentu dan dijadikan seba ruang tidur pengantin serta bagi anak-anaknya. Ruang depan dari rumah joglo yang biasanya disebut juga dengan nama jaga satru disediakan untuk u dan terbagi menjadi dua bagian, pada bagian sebelah kiri untuk jamaah wanita dan sebelah kanan untuk jama pria. Masih pada ruang jaga satru di depan pintu masuk rumah terse but terdapat satu tiang di bagian teng ruang yang disebut tiang keseimbangan atau soko geder. Selain merupakan simbol kepemilikan rumah, tia tersebut juga memiliki fungsi sebagai pertanda atau tonggak untuk mengingatkan para penghuni rumah jo tersebut tentang keesaan Tuhan. H. Kejawen Pakaian Khas Jawa Yang Masih Lestari
Aneka ragam suku budaya yang ada di Indonesia memberikan corak terhadap jenis pakaian seti sukunya salah satunya pakaian kahs Jawa memberikan keunikan serta keindahan yang sanagt menarik unt dikenakan. Kejawen sudah kenal sejak dahulu hingga sekarang kejawen merupakan jenis pakaian khas Jaw kerajaan Demak, dan kerajaan Mataram. Pakaian Kejawen terdiri dari celana panji-panji (cinden), baju surj kebayak, teni atau blenggen, iket blankon, kemben, kuluk (untuk upacara raja dengan menteri-menterinya) d lain sebagainya. Namun pakaian tradisional khas laki-laki Jawa se hari-hari adalah Surjan yang dilengkapi dengan blangk dan bebetan. Sedangkan untuk putri menggunakan Kebaya atau Jaritan. Jenis pakaian Mesiran, kebanyakan digunakan untuk menggambarkan suasana asal dari pemakai. Pakai ini berasal dari Negara Timur Tengah dan masih dipergunakan, khususnya dalam acara-acara ketopra Sedangkan pakaian yang terbuat dari kain bludru yang dibordir terdiri dari celana panjang gombyor, keme panjang, rumpai, jubah, udel, simbar. Basahan merupakan jenis pakaian tradisional gabungan antara pakaian Kejawen dengan Mesira Biasanya dipegunakan oleh para wali atau dapat dilihat saat pertunjukan tarian cerita Menak. Gedhog, pakai terdiri dari tropong, jamang dan sumping, kelat bahu, dan lain sebagainya. I.
Makanan Tradisional J awa
Salah satu makanan khas Jawa, jenang, tidak lepas dari kebudayaan dan kepercayaan orang Jaw Beberapa upacara selametan yang digelar keluarga berlatar belakang Jawa selalu menggunakan sajian at sesajen jenang. “Orang mau melahirkan, atau tujuh bulanan, syukurannya pakai jenang. Dibagikan ke pa tetangga,” kata salah satu peserta Festival Jenang, Muryati, saat ditemui Espos di stannya di Ngarsopuro, Solo BAB III KESIMPULAN
Suku jawa yang berada di daerah pulau Jawa merupakan suku yang memiliki berbagai kebudayaan, mu dari adat istiadat sehari-hari, kesenian, acara ritual, dan lain-lain. Semua itu membuktikan bahwa suku jawa merupakan suku yang kaya akan budaya daerah. Dan d kekayaan budaya yang di miliki suku jawa itulah yang menbuatnya berberda dengan kebudayaan – kebudaya lain yang ada di Indonesia. Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah i tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujuk atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membang kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempat berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pa umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.Eddy Supriyatno, 1994. "Bahan Acuan kegiatan belajar mengajar Antropologi" PT.Rakaditu, Jakarta. Yad Mulyadi, 1999. ”Antropologi" Depa rtemen Pendidikan dan Kebudayaa n. Kodiran. 1975, "Kebudayaan Jawa", dalam Koentjaraningrat, Jakarta.
http://h3rcul3z.blogspot.com/2014/04/makalah-kebudayaan-suku-jawa.html
5/6
10/24/2014
Chanthonx: MAKALAH KEBUDAYAAN SUKU JAWA Koentjaraningrat, 1975, "Antropology in Indonesia",Jakarta. Edel, May and Abraham edel, 1968. "Antropology and Ethics. The Press of Case Western Reserve Univers Press". Dewey, Alice G. "Antropology Agama" Jakarta ,1975. Kamlah, W ,1973 "philosophische Anthropology" , Mannheim/wien/Zurich ; Bibliographisches institute, Jakarta. Kartodirdjo,1975 "sejarah nasional Indonesia", Jakarta; Departemen pendidikan dan kebudayaan, Jakarta. Koentjoroningrat, 1977 "system gotong-royong dan jiwa gotong royong", dalam berita anthropology, Jakarta Mulder, Niels. 1973 "Kepribadian jawa dan pembangunan nasional". Yigyakarta; Gadjah mada University press. Sajogo, 1978 "Lapisan masyarakat yang paling lemah di pedesaan jawa". Dalam prisma.Bandung.
Diposkan oleh Chanthonx cammoranessi di 22.03 Rekomendasikan ini di Google
Tidak ada komentar: Poskan Komentar
Masukkan komentar Anda...
Beri komentar sebagai:
Publikasikan
Google Accou
Pratinjau
Posting Lebih Baru
Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Template Travel. Ga mbar template oleh Raycat . Diberdayakan oleh Blogger .
http://h3rcul3z.blogspot.com/2014/04/makalah-kebudayaan-suku-jawa.html
6/6