MAKALAH KASUS 1 KEPERAWATAN KOMUNITAS Disusun oleh : KELOMPOK 11 RATNA PRATIWI
(220110080005)
IN IN SUCI SHALIHAHESFI SHALIHAH ESFI
(220110080006)
LUCKY JULIANA PERTIWI
(220110080012)
RODIAH
(220110080027)
ROLA OKTORINA
(220110080061)
LIDYA MARISA INGAI
(220110080065)
KURNIAWATI
(220110080124)
MILDAM KASSIUS WHERWINE (220110080128) SALAS AULADI
(220110080138)
MELISA SEVTIYANA
(220110080139)
LIA DEBORA
(220110080142)
KAROLUZ Y. W. WANGI
(220110080158)
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2010
KASUS I
Masyarakat RW 14 Kelurahan Y terdiri dari 525 jiwa penduduk yang terdiri dari 250 laki-laki, 275 perempuan. Berdasarkan jumlah penduduk, 58% (303 orang) termasuk usia produktif (14 – 49 tahun). Bayi dan balita 15%, usia 6 – 14 tahun 12% dan usia lansia 15%. Total TFR 1,7%, Crude Death Rate (CDR) 1,3% pada pertengahan tahun berjalan. Sebagian besar penduduk 90% memiliki rumah semi permanen dan 9% rumah tidak permanen. 57% penduduk menggunakan air sungai sebagai sumber air bersih dan juga untuk MCK. Berdasarkan hasil pendataan 20% menderita ISPA, 15% diare, 10% hipertensi, dan 2% mengalami kelumpuhan akibat rematik. Sebanyak 60% penderita hipertensi memiliki riwayat keluarga hipertensi. Masyarakat sepakat mengadakan Jumat bersih setiap minggu untuk menjaga kebersihan. Untuk mengatasi masalah hipertensi pada lansia dilaksanakan pemeriksaan TD secara rutin tiap bulan oleh tenaga kesehatan. Untuk masyarakat yang mengalami kelumpuhan akibat rematik, melatih ekstremitas klien di rumah.
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
1.1 Data inti : a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas : b. Data demografi : - Total jumlah penduduk : 525 jiwa - Jenis kelamin : pria
: 250 jiwa
wanita : 275 jiwa - Usia :
balita dan bayi : 15% (78 jiwa) 6 – 14 tahun
: 12% (63 jiwa)
produktif (15-49): 58% (303 jiwa) - Status perkawinan
:-
- Ras atau suku
:-
- Bahasa
:-
- Tingkat pendapatan
:-
- Pendidikan
:-
- Pekerjaan
:-
- Agama
:-
- Komposisi keluarga
:-
c. Vital statistik : - CDR (angka kematian kasar)
: 1,3%
- Penyebab kematian
:-
- Angka pertambahan anggota
:-
- TFR (rata-rata total kesuburan) : 1,7% d. Status kesehatan komunitas : - Mortalitas
: 1,3%
- Morbiditas
: 1,7%
- IMR
:-
- MMR
:-
Kesimpulan
: (status kesehatan dikelompokkan berdasarkan kelompok usia: bayi, balita, usia sekolah, remaja, lansia. Kelompok khusus: ibu hamil, pekerja industri, kelompok penyakit kronis, penyakit menular)
Pengkajian berikut: a. Keluhan saat ini yang dirasakan oleh komunitas: b. Tanda-tanda vital (TD, nadi, pernafasan, suhu) : c. Kejadian penyakit: - ISPA
: 25% (131 – 132 orang)
- Diare
: 15% (78 – 79 orang)
- Hipertensi
: 10% (52 -53 orang)
- Rematik (lumpuh)
: 25% (131 – 132 orang)
d. Riwayat penyakit keluarga : Penderita hipertensi memiliki riwayat keluarga menderita hipertensi e. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari - Pola pemenuhan nutrisi : - Pola pemenuhan cairan dan elektrolit : - Pola isitirahat dan tidur : - Pola eleminasi : - Pola aktivitas gerak : - Pola pemenuhan kebersihan diri : menggunakan air sungai sebagai sumber air bersih dan MCK f. Status psikososial : - Komunikasi dengan sumber-sumber kesehatan : - Hubungan dengan orang lain : - Peran di masyarakat : - Kesedihan yang dirasakan : - Stabilitas emosi : - Penelantaran anak oleh lansia : -
- Perlakuan yang salah dalam kelompok dalam hal perilaku tindak kekerasan : - Status pertumbuhan dan perkembangan : - Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan : - Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan : - Pola perilaku tidak sehat : merokok, minum kopi, alkohol, obat, dll
1.2 Data lingkungan fisik a. Pemukiman : Jenis bangunan:
semi permanen
: 90%
tidak permanen
: 9%
permanen
: 1%
b. Sanitasi : - Dari data yang ada, sekitar 57% atau 299-300 jiwa menggunakan air sungai sebagai sumber air bersih, termasuk untuk MCK. - Penyediaan air minum bisa diduga menggunakan air sungai jugadilihat dari data “menggunakan air sungai sebagai sumber air bersih”. - Pengelolaan jamban
:-
- Sarana pembuangan limbah
:-
- Pengelolaan samapah
:-
- Apakah terdapat polusi udara
:-
- Sumber polusi
:-
c. Fasilitas-fasilitas lain - Lahan
:-
- Perorangan
:-
- Sarana olahraga : - Taman
:-
- Balai RT/RW
:-
- Hiburan
:-
- Tempat ibadah : - Batas wilayah
:-
- Kondisi geografis
:-
1.3 Pelayanan kesehatan dan sosial -
Pelayan kesehatan
: melaksanakan pemeriksaan tekanan darah
secara rutin tiap bulan -
Fasilitas sosial
:-
1.4 Ekonomi
:-
1.5 Keamanan dan transportasi
:-
1.6 Politik dan pemerintahan
:-
1.7 Sistem komunikasi
:-
1.8 Pendidikan
:-
1.9 Rekreasi
:-
Analisa data
No. 1.
Data Subjektif
Data Objektif
Masalah kesehatan
Lingkungan yang
- ISPA 20%, diare 15%
Timbulnya penyakit
kurang sehat di
- 57% penduduk
menular (diare & ISPA)
RW 14 Kel. Y
menggunakan air sungai
behubungan dengan
sebagai sumber air bersih
sumber air tidak
dan MCK
memenuhi syarat dan
- 90% penduduk memiliki
kurangnya pengetahuan
rumah semi permanen dan
masyarakat dalam
9% tidak permanen
memelihara lingkuangan yang memenuhi syarat kesehatan
2.
Masyarakat RW
- 10% hipertensi , 60%
Terjadinya penurunan
14 Kel. Y
penderita hipertensi
derajat kesehatan pada
mengalami
memiliki riwayat keluarga
warga RW 141 Kel. Y
keluhan berbagai
hipertensi
berhubungan
penyakit
- 2% penduduk mengalami
dengankurangnya
kelumpuhan akibat
pengetahuan masyarakat
rematik
dalam memelihara kesehatan
2. Konsep Sehat dan Sakit 2.1 Konsep Sehat
Konsep “ sehat” yang ditinjau berdasarkan sudut pandang yang berbeda, yaitu: •
Konsep “ sehat “ dipandang dari sudut fisik secara individu
•
Konsep “ sehat “ depandang dari sudut ekologi Konsep “ sehat “ secara fisik dan bersifat individu ialah “ seseorang dikatakan sehat bila semua organ tubuh dapat berfungsi dalam batas – batas normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin”. Kesulitan yang dihadapi konsep ini adalah penentuan “ normal “ masih belum dapat dibakukan. Konsep “ sehat “ berdasarkan ekologi ialah “ sehat bearti proses penyesuaian antara individu dengan lingkungannya. Proses penyesuaian ini berjalan terus menerus dan berubah – ubah sesuai dengan perubahan lingkungan
yang
mengubah
keseimbangan
ekologi
dan
untuk
mempertahankan kesehatannya orang dituntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan “.
Karena adanya banyak perbendaan tentang konsep sehat sendiri maka kebanyakan negar menganut konsep sehat yang tercantum dalam pembukaan konstitusi WHO ( 1948 ) yang berbunyi sebagai berikut. “ health is atage of complete physical, metal and social wellbeing and not merely the absence of disease or infirmity”
2.2 Konsep Sakit
Proses Terjadinya Penyakit
Proses terjadinya penyakit sidebabkan adanya interaksi antara “ agen “ atau factor penyebab penyakit, manusia sebagai “ penjamu “ atau host, dan factor lingkungan yang mendukung. Ketiga factor tersebut dikenal sebagai Trias Penyebab Penyakit. Proses interaksi ini disebabkan adanya “ agen “ penyebab penyakit kontak dengan manusia sebagai pejamu yang rentan dan didukung oleh keadaan lingkungan. Proses interaksi ini dapat digambarkan sebagai berikut. Warna hitam pada gambar tersebut menunjukkan akibat dari terjadinya interaksi antar ketiga factor tersebut. Proses terjadinya penyakit di atas sebenarnya telah dikenal sejak zaman Romawi yaitu pada masa Galenus ( 205 – 130 SM ) yang mengungkapkan bahwa penyakit dapat terjadi karena adanya factor predisposisi, factor penyebab, dan factor lingkungan. 2.2.1 Factor Agen “ Agen “ sebagai factor penyebab penyakit dapat berupa unsur hidup atau mati yang terdapat dalam jumlah yang berlebih atau kekurangan. Agen berupa unsur gidup terdiri dari: •
Virus
•
Bakteri
•
Jamur
•
Parasit
•
Protozoa
•
Metozoa
Agen berupa unsure mati: •
Fisika: sinar radioaktif
•
Kimia: karbon monoksida, obat – obatan, peptisida, Hg, Cadmium, Arsen
•
Fisik: benturan atau tekanan
Unsur pokok kehidupan: •
Air
•
Udara
2.2.2 Factor Penjamu “ Penjamu “ adalah keadaan manusia yang sedemikian rupa sehingga menjadi factor risiko untuk terjadinya penyakit. Factor ini disebut factor intrinsic. Factor “ penjamu “ dan “ agen “ dapat diumpamakan sebagai tanah dan benih. Tumbuhnya benih tergantung keadaan tanah yang dianalogikan dengan timbulnua penyakit yang tergantung keadaan pejamu. Factor pejamu yang merupakan factor risiko untuk timbulnya penyakit adalah sebagai berikut. •
Genetik
•
Umur
•
Jenis kelamin
•
Keadaan fisiologi, misalnya kehamilan dan persalinan memudahkan terjadinya berbagai penyakit.
•
Kekebalan
•
Penyakit yang diderita sebelumnya
•
Sifat – sifat manusia
2.2.3 Faktor Lingkungan “ Lingkungan Lingkungan “ merupakan factor ketiga sebgaia penunjang terjadinya penyakit factor ini disebut “ factor instrinsik”. Factor lingkungan dapat berupa lingkungan fisisk, lingkungan biologis, atau leingkungan social ekonomi. Lingkungan dapat berupalimgkungan fisik, lingkungan blologi dan lingkungan. •
Lingkungan Fisik Yang termasuk leingkungan fisik antara lain geografik dan keadaan musim. Misalnya, Negara yang beriklim tropis mempunyai pola penyakit yang berbeda dengan Negara yang beriklim dingin atau
subtropics. Demikian satu Negara pun dapat terjadi perbedaan pola penyakit, misalnya antara daerah pantai dan daerah pegunungan •
Lingkungan Biologis Lingkungan biologis adalah seuma makhluk hidup yang berada di sekitar manusia yaitu flora dan fauna, termasuk manusia. Factor lingkungan biologis ini selain bakteri dan virus pathogen, ulah manusia juga mempunyai peran yang penting dalam terjadinya penyakit, bahkan dapat dikatakan penyakit timbul karena ulah manusia.
•
Lingkungan social ekonomi Yang termasuk dalam factor social ekonomi adalah pekerjaan, urbanisasi, perkembangan ekonomi, dan bencana alam. a. Pekerjaan. Pekerjaan berhubungan dengan zat kimia seperti pestisida atau zat fisika seperti zat radioaktif atau yang bersifat karsinogen b. Urbanisasi. Urbanisasi dapat menimbulkan berbagai masalah sosialseperti
kepadatan
penduduk
dan
timbulnya
kaerah
kumuh, perumahan, pendidikan dan sampah dan tinja atau mencemari mengungkapkan dengan kata - kata c. Perkembangan ekonomi d. Peningkatan ekonomi, peningkatan ekonomi sebelum e. Bencana
2.3 Konsep penyakit 2.3.1 ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) 2.3.1.1 Definisi
Infeksi saluran napas akut (ISPA) adalah penyakit infeksi pada satu bagian atau lebih saluran napas mulai dari hidung sampai paru-paru dan berlangsung dalam kurun waktu kurang dari 3 minggu.
2.3.1.2 Etiologi
Disebabkan oleh infeksi virus, dan dapat sembuh sendiri ( selflimited diseases) namun ISPA juga dapat menjadi berat dan menyebabkan
kematian.
2.3.1.3 Penanganan
Berikut ini beberapa tips untuk penanganan ISPA secara umum: a. Istirahat yang cukup b. Berikan anak minum lebih banyak, terutama bila anak batuk dan demam (lihat artikel Batuk dan Demam). c. Berikan obat penurun panas bila demam (lihat artikel Demam) d. Hindari penularan ke orang lain. Cara untuk menghindari penularan: menutup mulut dan hidung bila batuk/bersin, cuci tangan dengan sabun setelah batuk/bersin, gunakan masker (bila anak cukup kooperatif), hindari kontak terlalu dekat dengan bayi atau manular. e. Jangan memberikan antibiotik tanpa intruksi dokter. Antibiotik tidak diperlukan apabila ISPA yang disebabkan infeksi virus. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat meningkatkan kekebalan bakteri terhadap antibiotik tersebut. f. Hindari pemberian obat batuk/pilek pada anak. Diskusikan dengan dokter anda mengenai manfaat dan risiko obat tersebut apabila akan diberikan pada anak anda (lihat artikel Batuk). g. Kenali tanda-tanda gawat darurat h. Pemberian makanan i. Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulangulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan. j. Pemberian minuman k. Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.
l. Lain-lain Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika pilek, bersihkan hidung
yang
berguna
untuk
mempercepat
kesembuhan
dan
menghindari komplikasi yang lebih parah. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap. Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak memburuk maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan. Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar selama 5 hari penuh. Untuk penderita yang mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari anak dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang
2.3.1.4 Pencegahan 2.3.1.4.1 Pencegahan primer :
a. Mengusahakan agar anak mempunyai gizi yang baik b. Mengusahakan kekebalan anak dengan imunisasi c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan d. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA e. Pengobatan segera Pemberantasan ISPA yang dilakukan adalah : •
Penyuluhan kesehatan yang terutama di tujukan pada para ibu.
•
Pengelolaan kasus yang disempurnakan.
•
Immunisasi
Sedangkan kegiatan yang dapat dilakukan oleh kader kesehatan adalah diharapkan dapat membedakan kasus pneumonia (pneumonia berat dan pneumonia tidak berat) dari kasus-kasus bukan pneumonia sehingga dapat :
1. Memberikan penjelasan dan komunikasi perihal penyakit batuk pilek biasa (bukan pneumonia) serta penyakit pneumonia kepada ibu-ibu serta perihal tindakan yang perlu dilakukan oleh ibu yang anaknya menderita penyakit. 2. Memberikan pengobatan sederhana untuk kasus-kasus batuk pilek (bukan pneumonia) dengan tablet parasetamol dan obat batuk tradisional obat batuk putih. 3. Merujuk kasus pneumonia berat ke Puskesmas/Rumah Sakit terdekat. 4. Atas pertimbangan dokter Puskesmas maka bagi kader-kader di daerah-daerah
yang
terpencil
(atau
bila
cakupan
layanan
Puskesmas tidak menjangkau daerah tersebut) dapat diberi wewenang mengobati kasus-kasus pneumonia (tidak berat) dengan antibiotik kontrimoksasol. 5. Mencatat kasus yang ditolong dan dirujuk
2.3.1.4.2 Pencegahan Sekunder :
Pengobatan dan perawatan penderita ISPA ringan dilakukan di rumah. Jika anak menderita ISPA ringan maka yang harus dilakukan adalah hal-hal sebagai berikut (DepKes.RI, 1985 : 6 dan 7): a. Demam
1) Bila demam dilakukan kompres. Cara mengompres adalah sebagai berikut : a) Ambillah secarik kain yang bersih (saputangan atau handuk kecil). b) Basahi atau rendam kain tersebut dalam air dingin yang bersih atau rendam kain tersebut dalam air dingin yang bersih atau air es, kemudian peras. c) Letakkan kain di atas kepada atau dahi anak tapi jangan menutupi muka.
d) Jika kain sudah tidak dingin lagi basahi lagi dengan air, kemudian peras lalu letakkan lagi di atas dahi anak. e) Demikian seterusnya sampai demam berkurang.
2) Berikan obat penurun panas dari golongan parasetamol.
b. Pilek
Jika anak tersumbat hidungnya oleh ingus maka usahakanlah membersihkan hidung yang tersumbat tersebut agar anak dapat bernafas dengan lancar. Membersihkan ingus harus hati-hati agar tidak melukai hidung.
c. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan
1) Suruhlah anak beristirahat atau barbaring di tempat tidur. 2) Berikan cukup minum tapi jangan berikan air es atau minuman yang mengandung es. Dapat diberikan teh manis, air buah atau pada bayi dapat diberikan air susu ibu. 3) Berikan makanan yang cukup dan bergizi. 4) Anak jangan dibiarkan terkena hawa dingin atau hawa panas. Pakaian yang ringan hendaknya dikenakan pada anak tersebut. 5) Hindarkanlah orang merokok dekat anak yang sakit dan hindarkan asap dapur atau asap lainnya mengenai anak yang sakit. 6) Perhatikan apakah ada tanda-tanda ISPA sedang atau ISPA berat yang memerlukan bantuan khusus petugas kesehatan .
•
Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis 1/2 sendok teh dicampur dengan kecap atau madu 1/2 sendok teh , diberikan tiga kali sehari. •
Pemberian makanan
Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulangulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan. •
Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita. •
Lain-lain
Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan dan
menghindari
komplikasi
yang
lebih
parah.
Usahakan
lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap. Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak memburuk maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan. Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar selama 5 hari penuh. Dan untuk penderita yang mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari anak dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang
2.3.1.4.3 Pencegahan Tersier :
Pengobatan pada ISPA •
Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik melalui jalur infus , di beri oksigen dan sebagainya.
•
Pneumonia: diberi obat antibiotik melaui mulut. Pilihan obatnya Kotrimoksasol, jika terjadi alergi / tidak cocok dapat diberikan Amoksilin, Penisilin, Ampisilin.
•
Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk
tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik selama 10 hari.
2.3.2 DIARE 2.3.2.1 Definisi
Diare adalah suatu kondisi di mana seseorang buang air besar berkali-kali dalam satu hari yang melebihi batas normal dan tinja atau feses yang keluar berupa cairan encer atau kental disertai angin / kentut dari dalam perut.
2.3.2.2 Etiologi •
Virus (penyebab diare tersering – dan umumnya karena Rotavirus)
gejala : Berak-berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah lendir, berbau asam. •
GE ( flu perut) terbanyak karena virus.
•
Bakteri - Berak2 dengan darah/lendir , sakit perut. ----Memerlukan
antibioka sebagai terapi pengobatan. •
Parasite(Giardiasis) - Berak darah+/- dan lendir, sakit perut.------
perlu antiparasite •
Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka – Bila diare
terjadi saat anak sedang dalam pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter anda. •
Alergi susu,- diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah
minum susu tersebut , biasanya pada alergi susu sapi dan produkproduk yang terbuat dari susu sapi.
•
Infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain ;
misalnya infeksi saluran kencing, infeksi telinga, campak dll.
2.3.2.3 Penanganan a. Minum Air Putih yang Banyak
Sering-seringlah minum air putih yang banyak karena dengan sering buang air besar maka tubuh akan kehilangan banyak cairan yang harus selalu digantikan dengan cairan yang baru. Setiap setelah BAB minumlah satu atau dua gelas air putih atau air mineral yang bersih dan sudah dimasak. Minumlah oralit yang merupakan larutan gula garam untuk membantu pembentukan energi dan menahan diare / berak setelah habis BAB. Hindari minum kopi, teh dan lain sebagainya yang mampu merangsang asam lambung.
b. Pemberian obat zinc
WHO
telah
merekomedasikan
penggunaan
zinc
dalam
pengobatan diare dengan dosis 10 mg per hari (bayi 2-5 bulan), dan dosis 20 mg per hari (anak 6 bulan ke atas) selama 10 hari, untuk mencegah kemungkinan terjadinya diare selama 3 bulan ke depan. Pemberian selama 10 hari berturut-turut tersebut harus tetap dilakukan meskipun diare sudah berhenti sebelum 10 hari. Untuk bayi, pemberian tablet zinc dapat dilarutkan dengan sedikit air putih atau ASI.
c. Makan Makanan Khusus
Hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan buah karena makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan berserat hanya baik untuk penderita susah buang air besar. Bagi penderita diare sebaiknya makan makanan rendah serat dah halus seperti bubur nasi atau nasi lemes dengan lauk telur asin. Di sini
nasi akan menjadi gula untuk memberikan energi, sedangkan telur asin akan memberikan protein dan garam untuk menahan mencret dan sebagai zat pembangun tubuh. Hindari makan makanan di luar sembarangan serta makanan yang pedas mengandung cabai dan lada.
d. Istirahat yang Cukup
Tidak dapat dipungkiri bahwa orang yang buang-buang air akan terasa lemah, lemas, lesu, kurang bergairah, dan sebagainya. Untuk itu bagi anda yang sudah merasa sangat lemas sebaiknya meminta izin sekolah atau kantor untuk menghindari dari kemungkinan yang terburuk atau memalukan di tempat umum. Tidur sebanyak-banyaknya namun tidak melupakan waktu makan makanan dan obat harus teratur, banyak minum, beribadah dan berdoa dan lain-lain.
e. Minum Obat Dengan Dosis yang Tepat
Ada baiknya anda berkonsultasi dengan dokter dan meminta obat yang tepat untuk anda, karena setiap orang memiliki karakteristik masing-masing dalam pemilihan obat. Rumah sakit, dokter praktek, puskesmas atau balai pengobatan lain yang sesuai izin depkes adalah pilihan yang tepat karena memiliki dokter yang baik dengan obat-obatan yang baik pula. Bila anda ragu datangi saja dokter lain untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Setalah mendapatkan obat minumlah obat itu sesuai dosis yang waktu yang telah ditentukan. Biasanya dokter akan memberikan obat mules, obat mencret, vitamin dan antibiotik. Untuk obat mules dan mencret sebaiknya diminum jika perut mulas dan diare saja dan hentikan jika sudah berhenti mules dan diare. Sedangkan untuk antibiotik wajib dihabiskan agar kuman dan bibit penyakit lainnya mati total dan tidak membentuk resistensi. Untuk vitamin terserah anda mau dihabiskan atau tidak, akan tetapi tidak ada salahnya jika dihabiskan karena vitamin baik untuk anda asalkan tidak berlebihan.
2.3.2.4 Pencegahan 2.3.2.4.1 Pencegahan Primer :
Untuk menghindari supaya tidak tertular diare, berikut cara pencegahan yang bisa dilakukan. Diare umumnya ditularkan melaui 4 F, yaitu Food, Feces, Fly dan Finger . Oleh karena itu upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus rantai penularan tersebut. Beberapa upaya yang mudah diterapkan adalah: •
Penyiapan makanan yang higienis
•
Penyediaan air minum yang bersih
•
Kebersihan perorangan
•
Cuci tangan sebelum makan
•
Pemberian ASI eksklusif
•
Buang air besar pada tempatnya (WC, toilet)
•
Tempat buang sampah yang memadai
•
Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan
•
Lingkungan hidup yang sehat
Selain itu, bisa juga dilakukan: a. Pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif, sampai umur 4 - 6 bulan. Pemberian ASI mempunyai banyak keuntungan bagi bayi atau ibunya. Bayi yang mendapat ASI lebih sedikit dan lebih ringan episode diarenya dan lebih rendah risiko kematiannya jika dibanding bayi yang tidak mendapat ASI. Dalam 6 bulan pertama, kehidupan risiko mendapat diare yang membutuhkan perawatan dirumah sakit dapat mencapai 30 kali lebih besar pada bayi yang tidak disusui daripada bayi yang mendapat ASI penuh. Hal ini disebabkan karena ASI tidak membutuhkan botol, dot, dan air, yang mudah terkontaminasi dengan bakteri yang mungkin menyebabkan diare. ASI juga mengandung antibodi yang melindungi bayi terhadap infeksi terutama diare, yang tidak
terdapat pada susu sapi atau formula. Saat usia bayi mencapai 4 6 bulan, bayi harus menerima buah-buahan dan makanan lain untuk memenuhi kebutuhan gizi yang meningkat, tetapi ASI harus tetap terus diberikan paling tidak sampai umur 2 tahun. b. Hindarkan penggunaan susu botol. Seringkali para ibu membuat susu yang tidak langsung habis sekali minum, sehingga memungkinkan tumbuhnya bakteri. Juga dot yang jatuh, langsung diberikan bayi, tanpa dicuci. Botol juga harus dicuci dan direbus untuk mencegah pertumbuhan kuman. c. Penyimpanan dan penyiapan makanan pendamping ASI dengan baik, untuk mengurangi paparan dan perkembangan bakteri. d. Penggunaan air bersih untuk minum. Pasokan air yang cukup, bisa membantu membiasakan hidup bersih
seperti
cuci
tangan,
mencuci
peralatan
makan,
membersihkan WC dan kamar mandi. e. Mencuci tangan (sesudah buang air besar dan membuang tinja bayi, sebelum menyiapkan makanan atau makan). f. Membuang tinja, termasuk tinja bayi secara benar. Tinja merupakan sumber infeksi bagi orang lain. Keadaan ini terjadi baik pada yang diare maupun yang terinfeksi tanpa gejala. Oleh karena itu pembuangan tinja anak merupakan aspek penting pencegahan diare. g. Imunisasi Campak. Anak-anak yang menderita campak mempunyai resiko lebih tinggi untuk terjangkit diare atau disentri yang berat dan fatal. Karena kuatnya hubungan antara campak dan diare, imunisasi campak yang diberikan dapat mencegah sampai 25 % kematian balita.
2.3.2.4.2 Pencegahan Sekunder :
Bila anak menderita diare dan belum menderita dehidrasi, segera berikan minum sebanyak 10 ml per kilogram berat badan setiap
kali mencret agar cairan tubuh yang hilang bersama tinja dapat diganti untuk mencegah terjadinya dehidrasi, sehingga mencegah terjadinya kematian. Sebaiknya diberikan cairan oralit yang telah tersedia di pasaran saat ini seperti oralit 200 ml, oralit I liter , Oralit-200 dan Pharolit-200 dan juga larutan oralit siap minum seperti Pedialyte dan Renalyte. Bila tidak tersedia, dapat pula digunakan larutan yang dapat
dibuat di rumah seperti larutan garam-gula atau larutan garam-tajin (lihat Tabel 1).
Tabel 1. Cara membuat larutan garam-gula dan larutan garam-tajin Larutan Garam-Gula
Larutan Garam-Tajin
Bahan terdiri dari 1 sendok teh gula pasir,
Bahan terdiri dari 6 (enam) sendok
seperempat sendok teh garam dapur dan
makan munjung (100 gram) tepung beras,
1 gelas (200 ml) air matang.
1 (satu) sendok teh (5 gram) garam
Setelah diaduk rata pada sebuah gelas
dapur, 2 (dua) liter air. Setelah dimasak
diperoleh larutan garam-gula yang siap
hingga mendidih akan diperoleh larutan
digunakan.
garam-tajin yang siap digunakan.
•
Bila telah terjadi dehidrasi, minumkanlah oralit 50-100 ml (tergantung berat ringannya dehidrasi) per kilogram berat badan dalam 3 jam untuk mengobati dehidrasi dan bila masih mencret oralit terus diberikan seperti di atas, yaitu 10 ml per kilogram berat badan setiap mencret (lihat Tabel 2).
•
Bagaimana mengetahui keadaan anak membaik dan tidak perlu dibawa ke dokter? Tentu saja dengan melihat adanya perbaikan dari gejala-gejala yang disebutkan di atas. Kesadaran anak membaik, rasa hausnya akan menghilang, mulut dan bibirnya mulai membasah, kencing banyak, dan turgor kulit perutnya membaik.
Pengobatan diare di rumah Derajat dehidrasi
Belum dehidrasi
Dehidrasi ringan
Jenis cairan •
•
Cairan rumah
Jumlah cairan •
10 ml per kg berat
tangga atau
badan setiap kali
oralit
mencret
Oralit
Jadwal pemberian •
24 jam
•
50 ml per kgbb
•
3 jam
•
10 ml per kgbb
•
24 jam
tiap mencret Dehidrasi sedang
•
Oralit
•
100 ml per kgbb
•
3 jam
•
10 ml per kgbb
•
24 jam
tiap mencret Dehidrasi berat
Segera dibawa ke Puskesmas atau RS karena anak perlu mendapat infus
2.3.3 HIPERTENSI (Darah Tinggi) 2.3.3.1 Definisi
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh systolic dan (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya. Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja extra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit hypertensi ini merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung Penyakit darah tinggi atau Hipertensi dikenal dengan 2 type klasifikasi, diantaranya Hipertensi Primary dan Hipertensi Secondary : •
Hipertensi Primary
Hipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan
kelebihan
berat
badan
atau
bahkan
obesitas,
merupakan pencetus awal untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula sesorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi stressor tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi. •
Hipertensi Secondary
Hipertensi peningkatan
secondary tekanan
adalah
suatu
kondisi
dimana
terjadinya
darah
tinggi
sebagai
akibat
seseorang
mengalami/menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh. Sedangkan pada Ibu hamil, tekanan darah secara umum meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu. Terutama pada wanita yang berat badannya di atas normal atau gemuk (gendut). Pregnancy-induced hypertension (PIH), ini adalah sebutan dalam istilah kesehatan (medis) bagi wanita hamil yang menderita hipertensi. Kondisi Hipertensi pada ibu hamil bisa sedang ataupun tergolang parah/berbahaya, Seorang ibu hamil dengan tekanan darah tinggi bisa mengalami Preeclampsia dimasa kehamilannya itu. Preeclampsia adalah kondisi seorang wanita hamil yang mengalami hipertensi, sehingga merasakan keluhan seperti pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut, muka yang membengkak, kurang nafsu makan, mual bahkan muntah. Apabila terjadi kekejangan sebagai dampak hipertensi maka disebut Eclamsia.
2.3.3.2 Penanganan dan Pengobatan Hipertensi
a. Diet Penyakit Darah Tinggi (Hipertensi) •
Kandungan garam (Sodium/Natrium)
Seseorang yang mengidap penyakit darah tinggi sebaiknya mengontrol diri dalam mengkonsumsi asin-asinan garam, ada beberapa
tips
yang
bisa
dilakukan
untuk
pengontrolan
diet
sodium/natrium ini : - Jangan meletakkan garam diatas meja makan - Pilih jumlah kandungan sodium rendah saat membeli makan - Batasi konsumsi daging dan keju - Hindari cemilan yang asin-asin - Kurangi pemakaian saos yang umumnya memiliki kandungan sodium
Kandungan Potasium/Kalium
•
Suplements
potasium
2-4
gram
perhari
dapat
membantu
penurunan tekanan darah, Potasium umumnya bayak didapati pada beberapa buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran yang mengandung potasium dan baik untuk di konsumsi penderita tekanan darah tinggi antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam, bligo, labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang dan bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega-3 sagat dikenal
efektif
dalam
membantu
penurunan
tekanan
darah
(hipertensi).\
b. Pengobatan hipertensi : •
Diuretic
{Tablet
Hydrochlorothiazide
(HCT),
Lasix
(Furosemide)}. Merupakan golongan obat hipertensi dengan
proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan konsumsi potasium harus dilakukan.
•
Beta-blockers
{Atenolol
(Tenorim),
Capoten
(Captopril)} .
Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah
melalui
proses
memperlambat
kerja
jantung
dan
memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah. •
Calcium
channel
blockers
{Norvasc
(amlopidine),
Angiotensinconverting enzyme (ACE)}. Merupakan salah satu
obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau Hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga memperlebar pembuluh darah.
2.3.3.3Pencegahan 2.3.3.3.1 Pencegahan Primer : •
Tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari
•
Kurangi makanan berkolesterol tinggi dan perbanyak perbanyak aktifitas fisik untuk mengurangi berat badan. Berdasarkan penelitian oleh Clinical and Public Health Advisory from the National High Blood
Pressure
Education
Program Amerika
Serikat
bahwa
penurunan berat badan sebesar 4,4 kg dapat menurunkan tekanan darah sampai dengan 7.0 mmHg dan aerobik selama 30 menit setiap hari bisa menurunkan tekanan darah sampai 4.05 mmHg. •
Kurangi konsumsi alkohol.
•
Konsumsi Minyak ikan. Telah diketahui bahwa peningkatan konsumsi minyak ikan yang mengandung Asam Lemak (omega-3) dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan terutama bagi mereka yang menderita diabetes.
•
Suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan darah tapi kalsium juga cukup membantu.
•
Promosi kesehatan meliputi kegiatan dasar gaya hidup sehat: gizi yang baik dan kebersihan, olahraga dan istirahat, dan menghindari risiko kesehatan dan lingkungan.
Membuat perubahan lingkungan, seperti meningkatkan keselamatan
•
dan kemurnian makanan dan air dan memberikan imunisasi
2.3.3.3.2 Pencegahan Sekunder : Hipertensi Pencegahan Dalam 6 Langkah
Pencegahan Hipertensi termasuk mempertahankan berat badan yang sehat; secara fisik aktif; berikut pola makan yang sehat, yang menekankan buah-buahan, sayuran, dan makanan rendah lemak susu; memilih dan menyiapkan makanan dengan garam kurang dan natrium, dan, jika Anda minum minuman beralkohol, minum di moderasi. Langkah 1: Setelah Pola Makan Sehat
Penelitian telah menunjukkan bahwa mengikuti rencana makan sehat bisa baik mengurangi risiko perkembangan tekanan darah tinggi dan menurunkan tekanan darah tinggi yang sudah. Bagi penderita hipertensi dianjurkan untuk mengkonsumsi beberapa makanan berikut: •
Buah-buahan
Jenis makanan ini sangat baik untuk melawan penyakit hipertensi. Dengan mengonsumsi buah dan sayur segar secara teratur dapat menurunkan risiko kematian akibat hipertensi, stroke dan penyakit jantung koroner, menurunkan tekanan darah, dan mencegah kanker. Buah dan sayur mengandung zat kimia tanaman ( phytochemical) yang penting, seperti flavonoids, sterol, dan phenol. Flavonoids, yang terdapat dalam anggur merah dan apel dapat mengurangi bahaya kolesterol dan mencegah penggumpalan darah. Buah jenis berry bersifat antioksidan; buah yang berwarna gelap juga banyak
mengandung serat (Marzukli, 2004) Selain itu buah yang sering dikonsumsi utnuk mengatasi hipetrsi adalah buah pisang. Secara umum kandungan gizi yang terkandung dalam setiap buah pisang matang adalah sebagai berikut: kalori 99 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,2 gram, karbohidrat 25,8 mg, serat 1,7 gram, kalsium 8 gram, fosfor 28 mg, besi 0,5 mg serta vitamin A
44 RE, Vitamin B 0,08 mg, vitamin C 3 mg dan air 72 gram. Kandungan buah pisang di atas dianggap cukup baik untuk mengatasi hipertensi.bahkan lembaga food and Drug Administrition Amerika memperbolehkan pengusaha pisang untuk membuat kalim bahwa pisang dapat menurangi resiko tekanan darah dan stroke (Didinkaem, 2007) •
Sayur
Sebagaimana buah-buahan, sayur juga banyak mengandung vitamin dan phytochemical serta serat. Sayur yang dapat digunakan untuk pencegahan hipertensi ini seperti seledri, bawang dan sayur hijau lainnya. Bawang putih misalnya mampu menurunkan tekanan darah tinggi serta menurunkan kolesterol, berkat adanya senyawa yang disebut ajone, yaitu senyawa yang selain penurun hipertensi juga sebagai pemcegah pengumpalan darah. •
Serat
Makanan yang banyak mengandung serat sangat penting untuk keseimbangan kolesterol. Serat terdapat dalam tumbuhan, terutama pada sayur, buah, padi-padian, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Selain dapat menurunkan kadar kolesterol karena dapat mengangkut asam empedu, serat juga dapat mengatur kadar gula darah dan menurunkan tekanan darah (Marzukli, 2004). •
Karbohidrat jenis kompleks
Karbohidrat jenis kompleks seperti nasi, pasta, kentang, roti lebih aman bagi penderita hipertensi daripada karbohidrat sederhana seperti gula, manisan atau soda. Hal ini dikarenakan gula sederhana lebih mudah meningkatkan kadar gula darah dan ini berimplikasi kepada terjadinya hipertensi (Marzukli, 2004). •
Vitamin dan mineral
Vitamin dan mineral juga sangat penting untuk menyeimbangkan proses-proses fisiologi di dalam tubuh kita, termasuk juga untuk menyeimbangkan tekanan darah.
•
Teh
Teh telah cukup terkenal sebagai antioksidan yang efektif, selain itu teh juga dapat mengurangi resiko hipertensi ataupun stroke. Pengkonsumsian teh secara teratur dan seimbang dapat menjaga pola hidup sehat. Ada beberapa makanan yang harus dihindari atau dibatasi, antara lain: •
Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal,
paru-paru, minyak kelapa, gajih, dll) •
Makanan
yang
diolah
menggunakan
garam
natrium,
misalnya biscuit, cracer, keripik dan makanan kering yang asin. •
Makanan atau minuman kaleng, contohnya adalah sarden,
sosiS, korned, soft drink dll. Hal ini dikarenakan makananmakanan tersebut umumnya mengandung pengawet yang tidak baik bagi kesehatan. •
Makanan yang diawetka (dendeng, asinan, ikan asin, telur asin,
selai kacang, pindang dll) •
Susu full cream, mentega, margarin, keju mayonise, serta sumber protein hewani yang mengandung banyak kolesterol, seperti daging merah (baik sapi apalagi kambing), kuning telur, dan kulit ayam.
•
Penyedap makanan.
•
Alkohol serta makanan yang mengandung alkohol
Untuk pengaturan pola makanan sehari-hari bagi penderita hipertensi yaitu dengan selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam jangan sampai lebih dari 1 sendok per hari. Meningkatkan pasokan kalium 94,5 gram atau 120-175 mEq/hari) dapat memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan. Selain itu, pemberian kalium juga membantu untuk mengganti kehilangan kalium. Kecukupan kalsium juga harus dipantau untuik mencegah atau mengobati hipertensi: 2-3 gelas
susu skim atau 40 mg/hari, 115 gram keju rendah natrium dapat memenuhi kebutuhan kalsium (Anie kurniawan, 2002)
Untuk diet bagi penderita hipertensi dapat dilakukan dengan memperbaiki rasa tawar dengan menambah gula merah/putih, bawang, jahe, kencur serta bumbu-bumbu lain yang tidak asin atau mengandung banyak garam natrium. Untuk memeperbaiki ras, makanan juga dapat ditumis. Untuk mengurangi penggunaan garam yang berlebih, dapat diatasi dengan membubuhkan garan di meja makan.
Langkah 2: Mengurangi Garam dan Natrium di Diet Anda
Kunci untuk makan sehat adalah memilih makanan rendah garam dan mengkonsumsi natrium Kebanyakan. Amerika garam lebih dari yang mereka butuhkan. Rekomendasi saat ini adalah untuk mengkonsumsi kurang dari 2,4 gram (2.400 miligram [mg]) natrium hari. Itu sama dengan 6 gram (sekitar 1 sendok teh) garam meja sehari. 6 gram termasuk garam SEMUA dan natrium dikonsumsi, termasuk yang digunakan dalam memasak dan di meja. Untuk seseorang dengan tekanan darah tinggi, dokter mungkin menyarankan makan kurang garam dan sodium, karena penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang yang mengkonsumsi diet 1.500 mg natrium memiliki tekanan darah lebih baik bahkan menurunkan manfaat. Ini-sodium diet rendah juga dapat menjaga tekanan darah naik dan obat tekanan darah membantu bekerja lebih baik. Memelihara Berat Sehat
Menjadi gemuk meningkatkan risiko Anda mengalami tekanan darah tinggi. Bahkan, tekanan darah meningkat seiring dengan meningkatnya berat badan. Losing bahkan £ 10 dapat menurunkan tekanan darah dan memiliki pengaruh terbesar bagi mereka yang kelebihan berat badan dan sudah memiliki hipertensi.
Langkah 4: Menjadi Secara fisik Aktif
Menjadi aktif secara fisik merupakan salah satu langkah paling penting yang dapat Anda ambil untuk mencegah atau mengontrol tekanan darah tinggi. Hal ini juga membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Tidak perlu banyak upaya untuk menjadi aktif secara fisik.
Langkah 5: Membatasi Alkohol Intake
Minum terlalu banyak alkohol dapat menaikkan tekanan darah. Hal ini juga dapat merusak hati, otak, dan jantung. Minuman beralkohol juga mengandung kalori, yang masalah jika Anda mencoba untuk menurunkan berat badan. Jika Anda minum minuman beralkohol, hanya dalam jumlah sedang - satu gelas sehari untuk wanita; dua gelas sehari untuk pria.
Langkah 6 Berhenti Merokok:
Bebas melukai dinding pembuluh darah dan mempercepat proses pengerasan arteri. Hal ini berlaku bahkan untuk rokok filter. Sehingga meskipun tidak menimbulkan tekanan darah tinggi, merokok adalah buruk bagi siapa pun, khususnya mereka yang tekanan darah tinggi. Jika Anda tidak merokok, jangan mulai. Setelah Anda berhenti, risiko terkena serangan jantung berkurang setelah tahun pertama. Jadi Anda memiliki banyak untuk mendapatkan dengan berhenti. Salah satu cara untuk menghindari darah tinggi adalah menjaga berat tubuh ideal, kemudian melakukan hal-hal berikut ini: a. Jalan Kaki
Rutin melakukan jalan cepat ternyata efektif untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi hingga 8 mmhg.
b. Konsumsi Makanan Berpotasium
Perbanyak mengonsumsi makanan akan kaya potasium, seperti buah sayur, sangat baik untuk menurunkan tekanan darah. Sumber potasium terbaik antara lain kentang, tomat, orange juice, pisang,
kacang-kacangan, belewah, melon, serta buah yang dikeringkan, seperti kismis. Konsumsi potasium minimal 2000 - 4000 mg per hari.
Tujuan
pencegahan
sekunder
adalah
untuk
mengidentifikasi
dan
mendeteksi penyakit dalam tahap awal. Dengan deteksi dini dan diagnosis, dimungkinkan untuk menyembuhkan penyakit, memperlambat pengembangan perusahaan, mencegah atau meminimalkan komplikasi, dan membatasi kecacatan. Tujuan lain pencegahan sekunder adalah untuk mencegah penyebaran penyakit menular (penyakit yang dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain di masyarakat, identifikasi awal dan perawatan orang dengan penyakit menular, seperti penyakit menular seksual, tidak hanya memberikan pencegahan sekunder untuk mereka yang terinfeksi tetapi juga pencegahan primer untuk orang-orang yang datang dalam kontak dengan individu yang terinfeksi. Contoh pencegahan sekunder yang dilakukan oleh para profesional yang berbeda (dokter, perawat, bersekutu profesional kesehatan) dalam berbagai pengaturan (kantor medis, klinik, pameran kesehatan) adalah tekanan darah skrining untuk mengidentifikasi orang dengan hipertensi (tekanan darah tinggi). Contoh pencegahan kesehatan mental sekunder adalah upaya untuk mengidentifikasi anak-anak muda dengan masalah perilaku dalam rangka melakukan intervensi awal dan mencegah perkembangan, atau kemajuan untuk, gangguan mental yang lebih serius.
2.3.3.3.3 Pencegahan Tersier : •
Diet rendah lemak, diet rendah garam
•
Berhenti merokok dan minuman alkohol
•
Kurangi atau berhenti minum kopi
•
Hindari mengkonsumsi daging kambing, dan buah durian
•
Olahraga secara teratur yang disesuaikan dengan kondisi tubuh
•
Menurunkan berat badan bagi penderita obesitas
•
Kurangi stress. Bisa mengurangi stress dengan hipnoterapi, pijat, refleksi. Kunjungi psikolog atau berkonsultasi dengan perawat untuk membantu memecahkan masalah, jika stres terjadi karena adanya masalah yang rumit.
•
Pengontrolan tekanan darah secara rutin
•
Obat yang dapat digunakan pada penderita hipertensi diantaranya menggunakan obat untuk memperlebar pembuluh darah (vasodilator) , obat yang mengubah kecepatan kontraksi otot jantung, obat untuk menurunkan tekanan darah (antihipertensi) , obat pelancar air seni (diuretic) agar sisa metabolisme yang ada dalam darah keluar bersama
urine, sehingga darah tidak terlalu kental. Mengenai Diet penderita Hipertensi : •
Konsumsi makanan yang mengandung mineral kalium, kalsium, dan magnesium yang dapat membantu menurunkan tekanan darah seperti buah pisang, belimbing, jamur kuping hitam, bawang bombay, bawang putih, ketimun, dan lain-lain.
•
Konsumsi Makanan nabati Menurut penelitian, Vegetarian memiliki resiko lebih rendah mengidap Hipertensi dibandingkan non Vegetarian. Seledri, Wortel, Bawang Putih dan Kacang-kacangan adalah makanan wajib untuk para penderita Hipertensi karena telah terbukti mampu menurunkan tekanan darah.
•
Vitamin C Penderita Hipertensi juga disarankan cukup mengonsumsi Vitamin C terutama Vitamin C alami yang terdapat didalam buah-buahan dan sayur-sayuran. Semakin tinggi asupan Vitamin C, semakin rendah tekanan darahnya.
•
Vitamin B6
Vitamin B6 berguna untuk menstimulasi sistem syaraf yang akan mempengaruhi tekanan darah. Oleh karena itu, Vitamin B6 sangat dianjurkan bagi penderita Hipertensi. •
Multivitamin Multivitamin dan mineral diharapkan dapat membantu menurunkan tekanan darah dan menjaga tubuh agar tetap sehat.
•
Potasium Potasium atau Kalium adalah merupakan unsur esensial bagi mahluk hidup dalam menjaga keseimbangan distribusi air, tekanan darah, asam basa, fungsi otot, sel syaraf, fungsi jantung, fungsi ginjal dan adrenal. Kandungan Potasium tinggi dapat ditemukan didalam alpukat, kentang, tomat, pisang, akan salmon dan kacang-kacangan.
•
Magnesium Dengan
mengonsumsi
makanan
yang
mengandung
magnesium
ataupun suplemennya sebanyak 800 miligram perhari diharapkan dapat ikut membantu menurunkan tekanan darah. Kandungan Magnesium dapat ditemukan didalam kacang tanah, sayur bayam serta makanan laut. •
Omega 3 Penderita Hipertensi juga dianjurkan mengonsumsi minyak yang mengadung Omega-3 sebanyak 1 sendok makan setiap hari. Kandungan Omega-3 banyak terdapat didalam minyak ikan atau minyak biji rami.
•
Kalsium Kalsium bermanfaat untuk membantu menurunkan tekanan darah. Sumber Kalsium terbesar terdapat didalam kacang kedelai, tempe, tahu, kacang hijau, susu kedelai serta sayur-sayuran hijau.
Program pencegahan tersier bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup orang dengan berbagai penyakit dengan membatasi komplikasi dan cacat,
mengurangi keparahan dan progresi penyakit, dan memberikan rehabilitasi (terapi untuk mengembalikan fungsi dan swasembada). Tidak seperti pencegahan primer dan pencegahan sekunder, tersier melibatkan aktual untuk pengobatan penyakit dan dilakukan terutama oleh praktisi kesehatan, daripada lembaga kesehatan masyarakat.
2.3.4 REUMATIK 2.3.4.1 Definisi
Reumatik adalah penyakit kelainan pada sendi yang menimbulkan nyeri dan kaku pada sistem muskuloskeletal (sendi, tulang, jaringan ikat dan otot). Bagian tubuh yang diserang biasanya pada persendian di jari, lutut, pinggul, dan tulang punggung. Penyakit ini ditandai oleh peradangan sinovium yang menetap, suatu sinovitis proliferatifa kronik non spesifik. Dengan berjalannya waktu, dapat terjadi erosi tulang, destruksi (kehancuran) rawan sendi dan kerusakan total sendi. Akhirnya, kondisi ini dapat pula mengenai berbagai organ tubuh.
2.3.4.2 Etiologi
Penyakit reumatik ini tidak berhubungan dengan stroke tetapi berhubungan dengan gaya hidup, pekerjaan, imunitas dan beberapa penyakit berhubungan dengan genetika.
2.3.4.3 Penanganan •
Obat
bagi
penderita
reumatik
mempunyai
dua
tujuan,
yaitu
menghilangkan nyeri maupun gejala peradangan serta bila mungkin menghentikan progresivitas penyakit dan mencegah komplikasi. Untuk reumatik
dianjurkan
menggunakan
obat
penghilang
rasa
sakit
sederhana semacam paracetamol atau aspirin Obat ini tidak mempengaruhi proses peradangan yang terjadi. Sehingga hanya
berguna untuk keluhan nyeri ringan dan bukan untuk pengobatan jangka panjang. •
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Obat golongan ini mampu
menanggulangi gejala dan dapat menekan proses peradangan, meskipun tidak dapat menghentikan proses penyakit. Sampai saat ini OAINS memang dapat digunakan pada semua keluhan reumatik, baik pada sendi maupun di luar sendi. Tapi paling bermanfaat pada reumatik di luar sendi. Dengan catatan, perlu dibantu dengan fisioterapi maupun suntikan kortikosteroid pada persendian. Beberapa penyakit reumatik tertentu membutuhkan pengobatan spesifik bahkan terdapat
beberapa
penyakit
yang
membutuhkan
pengobatan
kortikosteroid jangka panjang dan obat sejenis kemoterapi. •
Celecoxib adalah obat rematik golongan COXIBX COX-2 ( specific inhibitors atau penghambat COX-2) produksi PT Pfizer Indonesia
yang mampu menghambat secara spesifik enzim COX-2 yang berkaitan dengan nyeri dan peradangan, sehingga lebih aman terhadap lambung dibandingkan dengan obat anti nyeri rematik ns-NSAID. Celecoxib juga mengatasi gangguan radang sendi dengan profil keamanan dalam hal saluran cerna bagian atas ( upper gastrointestinal) yang lebih baik dibandingkan dengan obat golongan ns-NSAID, serta keamanan dalam hal kardiovaskular yang sebanding dengan nsNSAID. •
Menghangatkan persendian yang sakit. Ada bermacam cara
pemanasan yang dapat dilakukan oleh setiap penderita di rumah. Salah satu di antaranya dengan cara mengompres. Sediakan air hangat dalam mangkuk dan handuk kecil. Celupkan handuk ke dalam air dan tekantekankan pada persendian yang terganggu tersebut. Ulangi cara ini berkali-kali sampai bagian yang sakit berkurang rasa nyerinya. •
Memasukkan air panas ke dalam botol. Kompreskan botol hangat
ini pada persendian yang sakit, sampai terasa nyaman. Sinar matahari
pun dapat dipakai untuk memanaskan persendian punggung yang sakit. Untuk cara ini, dibutuhkan alas tidur yang menyerap panas, misalnya terpal. Jemurlah alas ini di bawah sinar matahari sampai beberapa lama, kemudian berbaringlah di atas terpal hangat ini dengan nyaman. •
Senam rematik. merupakan latihan gerak tubuh atau program
olahraga ringan yang terdiri dari beberapa tahapan seperti pemanasan, latihan inti satu ( low impact untuk menguatkan kerja jantung dan paruparu), latihan inti dua (latihan dasar pencegahan dan terapi rematik), dan pendinginan," ungkapnya. Dengan melakukan latihan ini secara teratur dan benar, diharapkan penderita rematik dapat bebas dari gejala penyakit rematik berupa kekakuan sendi dan nyeri. Selain itu, Pfizer juga menyarankan agar senam
ini
dibarengi
dengan
konsultasi
kepada
dokter
untuk
mendapatkan hasil yang maksimal serta menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Penggunaan Herbal untuk Mengatasi Rematik Artritis Berdasarkan penelitian yang terdapat pada jurnal Agriculture Food Chemical, ditemukan senyawa-senyawa kimia yang dapat mencegah bahkan menyembuhkan rematik artritis. Senyawa tersebut adalah fenol yang bersifat antibakteri, anti radang dan aktif dapat menghilangkan rasa sakit setempat. Dan juga senyawa flavanoid yang bersifat antioksidan, yang dipercaya dapat menghambat pembentukan asam urat. Senyawa-senyawa itulah yang menjadi kelebihan 5 herbal yang kita bahas untuk melawan rematik, yaitu : •
Cakar kucing (Acalypha indica)
Cakar kucing termasuk tumbuhan obat dari family jarak-jarakan. Nama lainnya adalah lelatang atau rumput kekosongan. Sebagai herba semusim, cakar kucing tumbuh tegak dengan tinggi30-50 cm, bercabang dengan garis memanjang. Tumbuhan ini memiliki ciri
daunnya berselang bentuk bulat lonjong sampai lancip, tepinya bergerigi, dengan panjang 2,5 cm - 8 cm, lebar 1,5 cm - 3,5 cm. Daun tumbuhan ini, di Indonesia biasanya digunakan untuk obat luka, bisul, dan bengkak. Cara pemakaian cakar kucing bisa ditumbuk halus dan dicampur minyak kelapa, kapur, dan garam sebagai obat urut untuk rematik artritis. •
Kumis Kucing (Orthosipon Aristatus)
Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang banyak digunakan sebagai obat batu ginjal, radang saluran yang berhubungan dengan ginjal, radang selaput lendir kantung kemih, dan rematik akibat asam urat. Dalam Journal Etnopaharmacology (1992) menyebutkan bahwa daun kumis kucing mengandung mineral 12% dengan kadar kalium mencapai 600-700 mg/100g daun segar, lalu terdapat 0,2% kelompok flavanoid lipophilic, termasuk sinensetin, flanonol glycoside, inositol, fitosterol dan saponin. Hasil uji coba teh kumis kucing juga menunjukkan adanya bahan antimikroba, yang mencegah penimbunan cairan dan gas berat dalam rongga perut. Teh kumis kucing juga bisa menambah pengeluaran getah empedu oleh hati dan memperlancar aliran empedu. •
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
Tumbuhan ini sudah tidak asing lagi di masyarakat kita karena telah banyak digunakan diantaranya untuk mengobati penyakit hepatitis, batu empedu, dan gangguan penyakit perut. Claeson dalam Planta Medica menyebut temulawak ini mengandung minyak
terbang
xanthorrizol,
dan
sekitar
3,8%
germacrene.
dengan
senyawa
arcurcumene,
Senyawa
fenolic
sesquiterpene
xanthorrizol ditemukan pada temulawak jenis khusus.
Rimpang temulawak mengandung senyawa curcuminoids yang bisa berfungsi
sebagai
antioksidan,
antiradang,
melarutkan
protein,
menurunkan tingkat triglyceride darah pada diabetes, serta senyawa curcumin yang meyebabkan padatnya kadar kelenjar empedu. •
Jahe (Zingiber Officinale)
Tumbuhan ini juga mengandung senyawa kelompok fenol sehingga memiliki khasiat sebagai obat. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Leung dan Foster, Encyclopedia of common natural ingridient use in foods, drugs, and cosmetics menyebutkan bahwa rimpang jahe dapat mencegah infeksi pada luka, antiradang rematik artritis, menurunkan kadar kolesterol dalam darah, menurunkan tekanan darah, dan antitumor. •
Sereh (Cymbopogon citratus)
Bonggol sereh ini banyak digunakan sebagai bumbu penyedap masakan dan minuman. Anda yang bertempat tinggal di tanah Pasundan, pasti mengenal minuman yang disebut bandrek yang terbuat dari bonggol sereh. Dalam pengobatan tradisional, bonggol sereh sering digunakan sebagai obat yang berhubungan dengan usus. Sedangkan untuk pengobatan rematik biasanya dari minyak yang dihasilkan dari tumbuhan tersebut.
2.3.4.4 Pencegahan 2.3.4.4.1 Pencegahan primer :
a. Menjaga agar asupan makanan selalu seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh, terutama banyak memakan ikan dari laut dalam. Perempuan yang makan paling sedikit 2 saji makanan kaya asam lemak omega-3 seperti tuna dan mackerel berkemungkinan lebih kecil 43% mendapatkan rematik. Omega-3 mengatasi inflamasi
dan bahkan dapat mengatasi gen tertentu yang bisa menyebabkan mengembangkan rematik. Selain minyak ikan atau untuk penggantinya makan sumber omega-3 lainnya seperti walnut, flax, dan suplemen. b. Mengkonsumsi vitamin C. Dalam sebuah studi, orang-orang yang mendapatkan
kurang
dari
56
mg
vitamin
C
per
hari,
berkemungkinan 3 kali lebih besar mengembangkan rematik dibanding yang mendapatkan 95 mg, jumlah dalam jeruk. Riset menunjukkan, vitamin C, sejenis antioksidan, terutama kuat dalam menyapu radikal-radikal bebas yang menyebabkan inflamasi pada sendi. c. Hindari merokok. Merokok termasuk salah satu resiko rematik. Merokok dapat memicu serangan pada sistem imun yang menyebabkan penyakit ini. Pada kenyataannya, sebuah studi mengungkapkan, merokok meningkatkan resiko sampai dua kali lipat mengembangkan rematik. d. Menjaga berat badan agar tetap stabil. Berat badan, harus selalu dikontrol. Dengan mengontrol berat badan, berarti telah melakukan pencegahan rematik. Pasalnya, bobot badan yang berlebihan akan membebani tubuh, lutut, dan sendi. Bagi penderita rematik, mengurangi berat badan justru dapat mengurangi risiko rematik.
2.3.4.4.2 Pencegahan Sekunder :
a. Hentikan pemicu. Merokok termasuk salah satu resiko rematik. Merokok dapat memicu serangan pada sistem imun yang menyebabkan penyakit ini. Pada kenyataannya, sebuah studi mengungkapkan, merokok meningkatkan resiko sampai dua kali lipat mengembangkan rematik. b. Tidak melakukan olahraga secara berlebihan. Aktivitas yang dianjurkan untuk dihindari adalah berjalan kaki yang berjarak
jauh, naik turun tangga, dan berolahraga yang memiliki high impact seperti aerobik.
c. Konsumsi banyak jenis sayuran, misalnya jus seledri, kubis atau wortel yang bisa mengurangi gejala rematik d. Beberapa jenis herbal juga bisa membantu melawan nyeri rematik, misalnya jahe dan kunyit, biji seledri, daun lidah buaya, aroma terapi, atau minyak juniper yang bisa menghilangkan bengkak pada sendi
2.3.4.4.3 Pencegahan Tersier :
a. Olahraga yang tepat adalah olahraga yang menitikberatkan pada kelenturan sendi, kekuatan otot, dan bisa juga latihan di air hangat. Dengan latihan dalam air yang disesuaikan dengan suhu tubuh, pasien tidak perlu menggigil dan bisa berolahraga dengan lebih leluasa. b. Pasien bisa melakukan senam rematik yang berfungsi mencegah sekaligus terapi terhadap gejala rematik. Jika terapi tersebut tidak bisa menghilangkan rasa nyeri, perlu dikombinasikan dengan obat antirematik khusus karena itu bergantung pada jenis rematik pasien. Setiap jenis rematik, terangnya, mempunyai jenis obat yang sangat berbeda. Bahkan penggunaan antibiotik kepada penderita rematik juga harus berhati-hati c. Mengonsumsi obat konvensional jenis Hormon Reducement Therapy (HRT) atau dengan cara tradisional yaitu mengonsumsi kedelai atau susu kedelai d. Berjemur sinar matahari di bawah pukul 09.00. Ini bisa membantu penyerapan kalsium dalam tubuh yang bisa membantu fungsi tulang
3.
IPM (Indeks Pembangunan Manusia)
Digunakan
untuk
mengklasifikasikan
apakah
suatu
negara
dikatakan
maju/berkembang/terbelakang. Indikator IPM: a. Harapan hidup b. Melek huruf
= Jumlah anak bisa baca umur tertentu X 100 Jumlah anak seluruh
c. Pendidikan d. Standar layak hidup Contoh: IPM Indonesia : 0,800 (Indonesia adalah negara berkembang)
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Eko dan Anggraeni, Dewi. 2002. Pengantar Epidemiologi Edisi 2. EGC Mubarak, Wahit Iqbal dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Sagung Seto: Jakarta http://inalessy.blogspot.com/2010/04/pencegahan.html http://informasitips.com/zinc-mineral-esensial-untuk-kesehatan http://smartpatient.wordpress.com/2010/02/05/infeksi-saluran-napas-akutispa/