TEORI – TEORI BELAJAR DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN Pembimbing Drs. Saipurrahman, M.Pd
Di Susun Oleh Faturrahman Linda Sari Maulida Retno Safitri Kelompok 7 (Semester 1 Kelas D Banjarbaru)
YAYASAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS ACHMAD YANI BANJARMASIN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2011
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah teori-teori belajar dan implikasinya dalam pembelajaran.
Penulisan makalah ini adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Anak di Sekolah Dasar . Kami telah berusaha untuk membuat makalah ini sebaik mungkin namun tentu masih terdapat kekurangan. Untuk itu penulis sangat memerlukan kritik dan saran yang konstrukstif dalam rangka penyempurnaan penyempurnaan penulisan berikutnya.
Penulis juga ingin berterimakasih kepada orangtua dan semuanya yang telah mendukung dan membantu kami dalam menyelesaikan menyelesaikan makalah ini. i ni. Semoga bantuan yang diberikan oleh semua pihak mendapat pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT dan semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua. Amin ya rabba l „alamin.
Banjarbaru ,
Penulis
September 2011
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................. .................................................................... ............................................ ................................ .......... i DAFTAR ISI ........................................... ................................................................. ............................................ ............................................ ............................ ...... ii
I . PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................. ...................................................... ............................................ .................................... ............. 1 1.2 Tujuan dan Manfaat ........................................... ................................................................. ....................................... ................. 1
II . ISI 2.1 Teori-teori Belajar .......................................... ................................................................. ........................................... .................... 2 2.2 Implikasi teori-teori Belajar dalam dalam Pembelajaran ............................. .................................... ....... 9 III . PENUTUP 3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 17 3.2 Saran ............................................ .................................................................. ........................................... ....................................... .................. 18 IV. DAFTAR PUSTAKA... ....................... .............................................. ............................................. ............................................ ........................ .. 19
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena pembelajaran dapat dijelaskan dan dimaknai oleh teori-teori belajar, oleh karena anda merupakan personel yang akan terlibat di dalam pembelajaran maka pada bagian ini anda diajak berdiskusi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan teori-teori belajar dan implikasinya dalam suatu pembelajaran. Suatu teori bukan hanya dapat membantu dalam memahami fenomena pembelajaran, tetapi juga dapat menjelaskan dan memaknai setiap fenomena pembelajaran. Teori yang anda kuasai akan menjadi kerangka pikir dalam mengambil putusan pendidikan atau pembelajaran, pisau pemilah dalam pemecahan masalah, masalah, dan bahkan sebagai bagian hidup yang integratif. Makalah ini dirancang dengan mengetengahkan lima teori belajar dan implikasinya dalam pembelajaran. Pembahasan teoritis dan contoh-contohnya disajikan pada Bab II, yang materinya mencakup teori belajar (1) behaviourisme, (2) humanisme, (3) kognitif, (4) konsep, (5) teori belajar bermakna dan disajikan pula beberapa implikasi teori tersebut dalam suatu pembelajaran
1.2 Manfaat dan Tujuan Melalui makalah ini anda diharapkan mampu menerapkan teori-teori belajar tersebut dalam suatu pembelajaran yang anda lakukan, dan makalah ini dirancang agar anda lebih mudah memahami teori-teori tersebut sehingga betulbetul dapat dimanfaatkan dalam situasi nyata. Makalah ini menyuguhkan beberapa implikasi teoritis yang disertai contoh-contoh sehingga anda dapat mempelajarinya secara mandiri.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB II
ISI
2.1 Teori – Teori Belajar Berbagai teori belajar yang dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar akan kita bahas bersama. Adapun paparan dalam proses pembelajaran berkaitan dengan teori belajar behavioristik, humanistik, teori kognitif, teori belajar bermakna, dan teori belajar konsep.
2.1.1 Teori Behavioristik Tokoh pelopor teori behavioristik antara lain J.B. Watson, Thorndike, dan B.F. Skinner. J.B Watson (1878-1958) mengemukakan bahwa perilaku manusia disebabkan oleh pembentukan faktor lingkungan. Bagi Watson Lingkungan adalah faktor dominan dan yang paling penting bagi tumbuh berkembang anak. Bahkan ia mengemukakan pendapat untuk bayi Albert yang dinilai negatif oleh masyarakat Amerika waktu itu Beri aku bayi, selanjutnya terserah dapat dibentuk mau jadi apa saja Begitulah pendapat Watson yang akhirnya membuat para orang tua takut menyekolahkan anaknya karena khawatir anak mereka dijadikan orang gila, pemabuk, dan sebagainya. sebagainya. “
”
Ditengah keresahan masyarakat akibat teori Watson munculah pendapat Thorndike (1874-1974) yang mengemukakan bahwa belajar lebih bersifat meningkat bertahap ketimbang karena hadirnya pemahaman. Artinya, menurut teori Thorndike disini belajar melalui langkah-langkah kecil yang sistematis dan bertahap daripada sebuah lompatan yang besar. Thorndike pada tahun 1930-an terkenal akan hukum-hukum belajarnya yaitu; a. b. c. d. e. f. g. h.
Hukum kesiapan Hukum latihan Hukum akibat Hukum berganda Sikap Elemen-elemen berpotensi Respons dengan analogi, dan Pergeseran asosiatif
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
pengulangan suatu perilaku pada praktiknya terkadang tidak akurat. Dalam revisi hukum akibat, Thorndike mengemukakan bahwa reinforcement akan menguatkan suatu hubungan sedangkan hukuman tidak berpengaruh pada kekuatan hubungan. Sebagai contoh, contoh, murid yang yang diberi hukuman hukuman karena salah mengerjakan tugas tugas belum tentu membuatnya mengulangi mengulangi tugas pelajaran tersebut. Sebaliknya peserta didik yang betul mengerjakan tugas diberi reinforcement berupa pujian sehingga ia semakin sungguh-sungguh sungguh-sungguh dalam belajarnya. Adapun cara belajar menurut teori ini adalah dengan mengamati perkembangan peserta didik. Perilaku terbentuk dengan adanya ikatan asosiatif antara stimulus dan respon. Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang menghindari hal-hal yang menyakitkan dan berprilaku sesuai dengan pola stimulus respon yang terjadi. Belajar dimodifikasi oleh lingkungan. Dalam prosesnya mengandung tiga pokok yakni stimulus, respon, dan akibat. Stimulus datang dari lingkungan yang dapat membangkitkan tanggapan individu. Respon menimbulkan perilaku dari stimulus yang diberikan sedangkan akibat terjadi setelah individu memberi repson postif ataupun negatif. Reinforcement Reinforcement (penguatan) menjadi prinsip utama dalam memperkuat lekatnya hasil belajar pada individu (Agus Taufik, 2007:6.5). Suatu pemahaman yang tepat memberikan kepuasan pada diri individu tetapi mereka cenderung menghindari sesuatu yang tidak memberikan kepuasan. Pemberian penguatan juga harus mewaspadai tricky matter , yakni proses penguatan yang keliru, tidak sesuai dengan tujuan utamanya. Misalnya, seorang ibu meminta anaknya untuk menyapu rumah dengan iming-iming akan diberikan uang dengan tujuan anaknya mempunyai kebiasaan menyapu lantai hingga bersih. Masalahnya, apa kita yakin bahwa anak itu menyapu kembali rumah di lain waktu dengan kesadaran dirinya sendiri? Mari kita teruskan ke teori selanjutnya.
2.1.2 Teori Humanisme Tokoh pelopor teori belajar Humanisme antara lain Abraham Maslow dan Carl Rogers. Maslow meyakini bahwa belajar merupakan kebutuhan akan perkembangan perkembangan motivasi. Dalam mencapai sesuatu manusia tidak akan pernah puas, rasa puas hanya terjadi sesaat saja sehingga manusia mencari peluang lain untuk menutupi kebutuhannya. Menurut Maslow, puncak kebutuhan yang sekaligus sebagai ukuran keberhasilan individu ialah berhasil dalam mengaktualisasikan mengaktualisasikan diri dalam dunianya (Agus Taufik, 2007: 6.6).
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
dengan aktual serta memiliki martabat yang tinggi. Rogers menempatkan menempatkan manusia secara manusiawi dalam martabat kemanusiannya. Bagi Rogers, guru merupakan fasilitator yang memungkinkan peserta didik paham akan sesuatu hal. Selain itu, dalam membimbing perlu diberinya kebebasan. Prinsip learning to be free adalah ide Rogers untuk mengkonsepsikan pembelajaran berbasis becoming a person, freedom to be , dan courage to be. Menurutnya, pembelajaran berbasis learning to be free mampu membuat peserta didik bersikap lebih otonom, lebih spontan, dan lebih meyakini dirinya sendiri. Senada dengan pengalaman Rogers ini, Djawad Dahlan (1985:41) sampai kepada suatu ungkapan yang menyatakan bahwa learning to be free merupakan perkembangan yang berarti untuk menjadi manusia yang “menjadi” becoming human (Agus Taufik, 2007: 6.6). Adapun cara belajar menurut teori ini adalah dengan mengembangkan aktualisasi diri untuk mencapai puncak perkembangan individu. Apabila seseorang mampu mengembangkan potensinya serta merasa dirinya utuh, functioning person) maka orang itu bukan hanya bermakna dan berfungsi ( fully functioning akan berguna bagi dirinya sendiri tapi juga berguna bagi lingkungan sekitarnya. Teori ini berpendapat bahwa motivasi belajar harus datang dari dalam diri individu, intelektual dan emosional sama sekali tidak ada pengaruhnya dalam proses pembelajaran. Proses belajar harus melibatkan pengalaman langsung, berfikir serta merasakan kehendak sendiri dan melibatkan seluruh pribadi peserta didik sehingga hasil belajar dapat dirasakan diri individu. Belajar yang bermakna tidak lain hanyalah belajar yang dapat memenuhi kebutuhan nyata individu (Agus Taufik, 2007: 6.7). Carl Rogers mengemukakan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut ini. a. Manusia mempunyai dorongan alamiah untuk belajar; dorongan ingin tahu, melakukan eksplorasi dan mengasimilasikan pengalaman baru.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Menurut teori ini salah satu karakteristik yang harus ada pada diri pendidik adalah memiliki kemampuan memotivasi belajar peserta didiknya. Selain itu guru harus memiliki sikap empati ( emphatic ), terbuka (open mindedness ), keaslian (genuineness ), kekonkretan ( concreteness ), dan kehangatan ( warmth) (Agus Taufik, 2007: 6.7). Sikap empati (emphatic ) merujuk kepada sikap guru yang mau memposisikan dirinya pada kerangka berfikir peserta didik sehingga guru dapat merasakan apa yang peserta didik rasakan dan alami. Keterbukaan ( open mindedness ) merujuk pada kemampuan guru untuk membuka diri, siap dikritik, siap diberi masukan, siap dinilai, dan diberi pujian. Keaslian ( genuineness) merujuk kepada penampilan apa adanya dan tidak dibuat-buat. Kekonkretan (concreteness ) merujuk pada kejelasan dalam menyatakan sesuatu, memberikan tanggung jawab sesuai dengan kemampuan peserta didik dan realistis. Kehangatan (warmth) merujuk pada jalinan komunikasi yang secara psikologis terasa nyaman dan aman bagi peserta didik disertai ketulusan dalam memberikan pelayanan pendidikan (Agus Taufik, 2007: 6.7).
2.1.3 Teori Belajar Kognitif Tokoh pelopor teori belajar kognitif yang terkenal antara lain Max Wertheimer, Wolfgang Kohler, Kurt Koffka, Kurt Lewin, dan Jean Piaget. Max Wertheimer (1880-1943), Wolfgang Kohler (1887-1967), Kurt Koffka (18861941) merupakan pionir teori gestalt (Agus Taufik, 2007: 6.8). Teori ini menekankan bahwa keseluruhan lebih berarti daripada bagian-bagian. Artinya proses belajar dalam teori ini harus dimulai dari keseluruhan dahulu, baru menganalisa bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Misalnya, permulaan membaca untuk anak SD yang baik adalah mengajarinya keseluruhan baru dianalisis/dipisahkan dianalisis/dipisahkan per kata, per suku kata, dan per huruf. Contoh. Ini – ibu – Budi I – ini i – bu Bu – di
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
motorik, periode praoperasional, periode operasional konkret, dan periode operasional formal .
Adapun cara belajar menurut teori ini adalah dengan proses pengenalan yang bersifat kognitif. Teori ini berpendapat bahwa cara belajar anak berbeda dengan cara belajar orang dewasa. Orang dewasa menggunakan kemampuan kognitif yang lebih tinggi dalam belajar dibandingkan dengan anak. Oleh karena itu, faktor tahap perkembangan individu menjadi pertimbangan utama dalam berlangsungnya berlangsungnya proses pr oses belajar. Jean Piaget seorang ilmuan Prancis yang merupakan salah satu tokoh aliran kognitivisme melakukan penelitian tentang perkembangan kognitif individu sejak tahun 1920 sampai 1964. Piglet akhirnya berkesimpulan bahwa perkembangan kognitif seseorang melalui empat tahapan utama yang secara kualitatif setiap tahapan memunculkan kualikatif yang berbeda. Tahapan kognitf Piaglet adalah sebagai berikut. a. Periode sensori motor (0; 0-2;0) Periode ini ditandai oleh penggunaan sensori motorik (dalam pengamatan dan pengindraan) yang intensif terhadap dunia di sekitarnya. Prestasi yang dicapai dalam periode ini ialah perkembangan bahasa, hubungan tentang objek, kontrol skema, kerangka berpikir, pembentukan pengertian, dan pengenalan hubungan sebab akibat. Perilaku kognitif yang tampak, antara lain : 1) 2) 3) 4) 5)
menyadari dirinya berbeda dari benda-benda lain di sekitarnya; sensitif terhadap rangsangan suara dan cahaya; mencoba bertahan pada pengalaman-pengalaman yang menarik; mendefinisikan objek/benda dengan memanipulasinya; memanipulasinya; mulai memahami ketepatan makna suatu objek meskipun lokasi dan posisinya berubah. b. Periode praoperasional praoperasional (2; 0-7; 0)
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
3) dapat melakukan koleksi benda-benda berdasarkan suatu ciri atau kriteria tertentu; 4) dapat menyusun benda-benda, tetapi belum dapat menarik inferensi dari dua benda yang tidak bersentuhan meskipun terdapat dalam susunan yang sama. c. Periode operasional konkret (7; 0-11 atau 12;0) Tiga kemampuan dan kecakapan baru yang menandai periode ini adalah mengklasifikasikan angka-angka atau bilangan. Dalam periode ini anak mulai pula mengkonservasi pengetahuan tertentu. Perilaku kognitif yang tampak pada periode ini ialah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika meskipun masih terikat dengan objek-objek yang bersifat konkret. d. Periode operasional formal (1;0 atau 12; 0-14 atau 15;0) Periode ini ditandai dengan kemampuan untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat konkret. Perilaku kognitif yang tampak, antara lain; 1) kemampuan berpikir hipotetik-deduktif; 2) kemampuan mengembangka mengembangkan n suatu kemungkinan; 3) kemampuan mengembangkan suatu proporsi atas dasar proporsiproporsi yang diketahui; 4) kemampuan menarik generalisasi dan inferensi dari berbagai kategori objek yang beragam.
2.1.4 Teori Belajar Konsep A. Belajar Konsep
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Konsep-konsep Konsep-konsep yang dimiliki individu merupakan hasil dari proses belajar yang ia peroleh berdasarkan pengalaman kognitifnya. Hasil belajar itu akan membangun fondasi berpikir individu. Hal itulah yang dijadikan dasar untuk memecahkan masalah secara relevan dan sesuai aturan. Apa itu konsep? Tampaknya, sulit sekali mendapatkan definisi konsep yang dipandang akurat. Hal-hal yang banyak dikemukakan orang, berkenaan dengan definisi konsep adalah sesuatu yang diterima dalam pikiran atau ide yang umum dan abstrak (Agus Taufik, 2007: 6.11) B. Bagaimana individu memperoleh konsep-konsep
Kalau melihat teori Ausubel (1968) individu memperoleh konsep-konsep melalui dua cara, yaitu melalui formasi konsep dan asimilasi konsep (Agus Taufik, 2007: 6.12). Konsep-konsep yang diperoleh semenjak kecil dari lingkungan individu melahirkan formasi konsep, bisa dikatakan formasi konsep didapatkan sebelum individu itu memasuki bangku sekolah. Sementara asimilasi konsep terjadi setelah anak mulai sekolah dan berlangsung secara deduktif. Anak biasanya diberi atribut sehingga mereka belajar konseptual, misalnya atribut dari gajah ialah hewan dan belalai sehingga anak akan memahami kalau hewan yang berbelalai adalah gajah. C. Tingkat-tingkat Pencapai Konsep
Klausmeier mengemukakan 4 tingkatan pencapaian konsep sebagai berikut. a. Tingkat konkret Pencapaian konsep tingkat konkret ditandai oleh adanya pengenalan anak terhadap suatu benda yang pernah ia kenal. Pada tingkat ini anak bisa membedakan stimulus-stimulus yang ada di lingkungannya dan anak sudah mampu menyimpan gambaran mental dalam sturuktur kognitifnya. Misalnya anak sudah mengetahui apa yang namanya tali.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Pada tingkat ini anak sudah mampu membatasi konsep dengan konsep lain, membedakannya, menentukan ciri-ciri, memberikan nama atribut yang membatasinya bahkan sampai mengevaluasi atau memberikan contoh secara verbal
2.1.5 Belajar Bermakna: David Ausubel Dalam teorinya Ausubel membagi klasifikasi belajar menjadi 2 bagian yakni dimensi pertama yang menyangkut cara materi atau informasi diterima peserta didik dan dimensi kedua yang menyangkut cara bagaimana peserta didik dapat mengaitkan informasi atau materi pelajaran dengan struktur kognitif yang telah ada. Teori dimensi pertama lebih menitik beratkan pada penerimaan dan penemuan peserta didik. Sedangkan Sedangkan teori kedua lebih l ebih kepada cara berfikir anak. Apabila ia hanya mencoba-coba menghafalkan informasi atau materi pelajaran baru tanpa menghubungkannya dengan konsep-konsep yang lain di dalam struktur kognitifnya maka terjadilah yang disebut dengan belajar hafalan. Sebaliknya, jika peserta didik menghubungkan informasi atau materi pelajaran baru dengan konsep-konsep atau hal lainnya yang telah ada dalam struktur kognitifnya maka terjadilah yang disebut dengan belajar bermakna. 1. Belajar Bermakna Inti dari teori ini adalah proses belajar yang mengaitkan informasi atau materi baru dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
pandang pengembangan peserta didik maupun aktualisasi kemampuan guru itu sendiri.
2.2.1 Implikasi Teori Belajar Behaviorisme dalam Pembelajaran Proses pembelajaran berpegang teguh pada prinsip dan pemahaman aliran behaviorisme menekankan pada pentingnya keterampilan dan pengetahuan akademik maupun perilaku sosial sebagai hasil belajar (Agus Taufik, 2007: 6.20). Pendekatan akademik yang lebih menekankan pada penguasaan secara tuntas terhadap apa saja yang dipelajari menjadi langkah penting dalam pencapaian teori behaviorisme ini. Tujuan pendidikan bersifat eksternal, artinya guru yang mengendalikan mengendalikan proses pembelajaran tanpa campur tangan peseta didik. Hasil belajar akan lebih bermakna jika prosesnya menyenangkan peserta didik dan terjadi penguatan (reinforcement). Misalnya, peserta didik menjawab benar maka diberi penguatan oleh guru/pendidik dengan mengucapkan “Jawabanmu bagus ” atau “tepat” dan sebagainya. Menurut William C. Crain (1980:9) guru, orang tua, dan pendidik harus memberikan penguatan terutama yang bersifat psikologis dan menghindari penguatan yang lebih bersifat kebendaan. Sedangkan penghargaan ( rewards ) seharusnya diberikan hanya kepada perilaku yang masuk akal ( reasonable ) dan tidak bersifat memanjakan. Hindari hukuman ( punishments) yang bersifat fisik. Kurikulum yang berorientasi pada aliran behaviorisme harus sudah menggambarkan perincian tentang apa-apa yang hendak disajikan kepada peserta
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
1. Membantu menciptakan iklim kelas yang kondusif dan sikap positif terhadap pembelajaran. 2. Membantu peserta didik mengklasifikasikan tujuan belajar dengan cara memberikan kesempatan kepada peserta didik secara bebas menyatakan apa yang ingin mereka pelajari. 3. Membantu peserta didik mengembangkan dorongan dengan tujuannya sebagai kekuatan pembelajaran. 4. Menyediakan Menyediakan sumber-sumber belajar. Belajar bermakna terjadi jika kebutuhan peserta didik disertai motivasi instrinsik dapat terpenuhi. Selain itu kurikulum juga tidak bersifat kaku. Guru harus arif dan paham betul atas keunikan peserta didik. Rogers menyarankan agar terciptanya iklim kelas yang memungkinkan terjadinya belajar bermakna perlu dilakukan hal-hal berikut: 1. terimalah peserta didik apa adanya; 2. kenali dan bina minat peserta didik melalui penemuannya terhadap diri sendiri; 3. usahakan sumber belajar yang mungkin dapat diperoleh peserta didik untuk dapat memilih dan menggunakannya; 4. gunakan pendekatan inquiry-discovery ; 5. tekankan pentingnya penilaian diri sendiri dan biarkan peserta didik mengambil tanggung jawab untuk memenuhi tujuan belajarnya.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
dengan memperlihatkan 4 benda dan 2 benda. Jadi, caranya: “Empat buah jeruk ini ditambah dengan dua buah jeruk yang itu, berapa jumlahnya anak-anak? ” Dalam proses pembelajaran guru/pendidik harus memperhatikan tahapan perkembangan kognitif peserta didik. Materi harus sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif dan harus merangsang kemampuan berpikir mereka. Tahap kemampuan berpikir sensori motorik mengimplikasikan bahwa bagi proses belajar harus mencapai kerangka dasar kemampuan berbahasa, hubungan tentang objek, kontrol skema, kerangka berpikir, pembentukan pengertian, dan pengenalan hubungan sebab akibat. Ini berarti bahwa orang tua atau lingkungan harus dapat memberikan rangsangan yang banyak terhadap bayi. Rangsangan tersebut dapat dilakukan dengan cara selalu mengajak bicara pada bayi, membawa jalan-jalan kepada bayi untuk mengenalkan mengenalkan objek yang ada disekelilingnya, disekelilingnya, memberi keleluasaan gerak, dan memangku bayi dengan posisi kepala selalu menghadap depan. Tahap kemampuan berpikir pra-operasional ditandai dengan berpikir anak yang bersifat egosentrik-simbolik. Implikasi dalam proses belajarnya ialah belajar harus berpusat pada anak karena anak melihat m elihat sesuatu berdasarkan dirinya sendiri. Untuk terjadinya proses belajar harus tidak ada proses paksaan agar sifat egosentrisnya tidak terbunuh. Oleh karena itu, metode pembelajaran yang paling tepat ialah metode bermain. Metode ini selain tidak mengubur sifat egosentris anak juga merupakan dunia anak, buktinya anak senang bermain dan ia akrab dengan bermain. Begitu pun penggunaan benda-benda konkret sebagai simbol
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
discovery ). Metode inquiry-discovery dengan logika yang tinggi sudah bisa digunakan dalam proses belajar mengajar.
2.2.4 Implikasi Teori Belajar Konsep dalam Pembelajaran Ada 2 langkah dalam pembelajaran yang berbasis teori belajar konsep, yaitu (1) penemuan konsep-konsep yang akan diajarkan, dan (2) perencanaan pelajaran yang mencakup (1) penentuan tingkat pencapaian konsep, dan (2) analisis konsep 1. Penentuan Konsep-konsep yang akan diajarkan
Ada dua hal yang harus kita pertimbangkan ketika akan memberikan pembelajaran konsep. Pertama, perkembangan kognitif atau usia peserta didik yang kerap kali membuat biasnya pembelajaran konsep. Artinya, konsep-konsep yang diajarkan harus sesuai dengan perkembangan kognitif atau usia peserta didik atau tergantung pada pencapaian konsep mana yang akan diajarkan kepada peserta didik. Kedua, tingkat pencapaian konsep yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dirumuskan. Apakah konsep yang diharapkan dicapai pada tingkat konkret, tingkat klasifikasi atau tingkat formal? Hal ini harus betulbetul dipertimbangkan sebab akan terkait dengan sampai sejauh mana penganalisisannya. Tetapi kebanyakan guru lebih menenkankan pada konsepkonsep yang bersifat emergency bagi peserta didiknya.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Analisis konsep mencakup nama, atribut-atribut kriteria dan variabel, definisi, contoh-contoh dan noncontoh, dan hubungan konsep dengan konsepkonsep lain.
2.2.5 Implikasi Teori Teori Belajar Belajar Bermakna Ausubel dalam Pembelajaran Jika kita bandingkan antara Ausubel dengan teoriwan lainnya, mungkin kita akan tertarik dengan teorinya dan cara Ausubel berteori. Ini dapat terjadi pada diri kita karena ada satu hal yang menonjol dari Ausubel dalam menyusun teorinya, yaitu kemampuannya mengoperasionalkan teori tersebut dalam bentuk nyata dalam suatu proses pembelajaran. Inilah sisi yang menarik dari Ausubel sehingga banyak kalangan yang peduli terhadap teori belajarnya. Bagaimana Ausubel menerapkan teori belajarnya dalam proses pembelajaran? Untuk memberikan jawaban sementara atas pertanyaan tersebut
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
materi ciri-ciri makhluk hidup dengan konsep makhluk hidup. Dalam implikasi teori Ausubel yang diperagakan Bu Pulan merupakan salah satu contoh penerapan konsep Advance Organizer Organizer dalam proses pembelajaran versi Ausubel. Dalam penerapan teorinya pada proses pembelajaran, Ausubel mengajukan beberapa implikasi, yaitu advance organizer , diferensiasi progresif, belajar superordinat, dan penyesuaian intergratif. Dalam mendukung pendapat Ausubel tersebut, Novak (1985) mengajukan penerapan peta konsep dalam suatu proses pembelajaran dengan tujuan agar lebih bermakna. Untuk mendalami beberapa implikasi teori belajar Ausubel tersebut, mari kita pelajari bagian-bagian pemaparan berikut ini. 1. Advance Organizer
Sejak tahun 60-an, Ausubel telah memperkenalkan istilah Advance Organizer. Pada tahun 1963, konsep advance organizer menjadi bagian penting dalam bukunya yang berjudul The Psychology of Meaningful Verbal Learning
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Belajar suborinat jarang terjadi bila konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya dikenal sebagai unsur-unsur dari suatu konsep yang lebih luas, lebih inklusif (Dahar, 1996). Misalnya, ketika anak kecil belajar mengenal kucing, awalnya semua kucing sama. Tetapi setelah belajar lebih jauh maka ia mulai membedakannya dengan kucing betina, jantan dan sebagainya. Lalu, ia juga belajar dari unsur keberbuluan maka muncullah kelompok binatang menyusui atau mamalia maka kucing, sapi, anjing termasuk kelompok binatang mamalia. Di situ tampaklah bahwa mamalia sebagai superordinat dan kucing, anjing juga sapi sebagai subordinat. 4. Penyesuaian Integratif
Terkadang anak dihadapkan kepada permasalahan dwifungsi suatu konsep dan dengan kenyataan ini mereka mengalami semacam pertentangan kognitif. Misalnya, penggunaan kata bisa yang berarti dapat/mampu dan arti lainnya, yaitu racun. Pertentangan seperti itu, umumnya membuat anak bertanya kapan saya
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan -
Proses belajar belajar
terjadi dengan dengan adanya adanya tiga komponen komponen pokok pokok yaitu yaitu
stimulus, respons, dan akibat. Stimulus adalah sesuatu yang datang dari lingkungan yang dapat membangkitkan membangkitkan respons individu. Respons menimbulkan perilaku jawaban atas stimulus. Sedangkan akibat adalah sesuatu yang terjadi setelah individu merespons baik yang bersifat positif ataupun yang negatif.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
B. Saran -
Guru/tenaga kependidikan sebaiknya bukan lagi sebagai pusat proses pembelajaran, tetapi yang terpenting adalah memfasilitasi tumbuhnya motivasi belajar secara intrinsik pada diri peserta didik. Kebutuhan peserta didik harus menjadi bahan pertimbangan yang akan disampaikan.
-
Selain dapat memotivasi peserta didiknya, seorang guru/pendidik harus memiliki sikap empati, terbuka, jelas dalam menyatakan sesuatu, bertanggung jawab, berpenampilan apa adanya, dan tulus dalam memberikan pelayanan pendidikan bagi peserta didiknya.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
DAFTAR PUSTAKA
Mikarsa, Hera Lestari, Agus Taufik dan Puji Lestari Prianto. 2007. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka