MAKALAH PENYULUHAN KESEHATAN HEWAN STANDARISASI PENGELOLAAN PERKANDANGAN SAPI PADA SAPI POTONG DI KELOMPOK TANI ATAU MASYARAKAT TERNAK
Nama : Erwan Budi Hartadi NIM : 2014/367934/SV/6592 2014/367934/SV/6592
PROGRAM STUDI DIPLOMA KESEHATAN HEWAN SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS UNIVERSITAS GADJAH G ADJAH MADA YOGYAKARTA 2015
Standarisasi Pengelolaan Perkandangan pada Sapi Potong di Kelompok Ternak atau Masyarakat Ternak
Kata Pengantar Dalam usaha di sektor peternakan sapi dewasa ini sudah merupakan sesuatu yang bisa diandalkan untuk menutupi kebutuhan hidup keluarga ataupun sebagai suatu usaha yang dapat dikelola secara komersial. Namun demikian,suatu usaha yang bergerak di bidang produksi memerlukan pengelolaan yang profesional untuk mencapai hasil yang optimal. Salah satunya adalah perkandangan, makalah ini dibuat untuk memberi informasi tentang petunjuk lengkap mengenai standar perkandangan sapi. Sumber-sumber tentang perkandangan sapi sudah banyak beredar di pasaran, tetapi praktek langsung ke masyarakat dirasa masih sangat kurang. Di tandai dengan masih banyaknya kandang sapi di kalangan masyarakat dibawah standar kandang sapi. Oleh karena itu perlu dilakukannya sosialisasi langsung kepada masyarakat, dengan cara penyuluhan dan pembimbingan. Karena pemberian pengetahuan sangat diperlukan supaya proses peternakan sapi lebuh efektif dan efisien. Alasan lain dibuatnya makalah “Standarisasi Pengelolaan Perkandangan pada Sapi Potong di Kelompok Ternak atau Masy arakat Ternak” adalah sudah saatnya sapi memiliki kandang yang memenuhi standar hidup mereka. Karena banyak survey mengemukakan sapi kurang tumbuh optimal. Jadi sektor kandang harus diperbaiki untuk mengoptimalkan pertumbuhan sapi. Ucapan syukur dicurahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatnya proses penyusunan makalah tentang kandang sapi ini dapat berjalan lancar. Tak lupa orang tua serta kerabat yang selalu memberikan dorongan demi tercapainya tujuan pembuatan makalah ini. Yogyakarta, 30 Mei 2015
Penyusun, Erwan Budi Hartadi
Daftar Isi
JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I : Pendahuluan BAB II : Isi Pengertian Fungsi dan Tujuan Pembuatan Kandang Ideal Tipe Kandang Konstruksi Kandang Ukuran Kandang Perlengkapan Pemeliharaan Sapi Ternak lain BAB III : Penutup Kesimpulan Saran
Bab I Pendahulan
Kebutuhan daging sapi secara nasional setiap tahun terjadi peningkatan, akan membawa dampak negatif terhadap kemampuan produksi dan perkembangan populasinya. Tingkat konsumsi daging nasional saat ini mencapai 7,75 kg/kapita/tahun, dimana pada saat ini produksi daging sapi didalam negeri mencapai volume sekitar 435,3 ribu ton atau baru mencerminkan sebesar 67% dari total kebutuhan, karena selebihnya (33%) masih harus impor. Meat Livestock Australia (2011) menyebutkan bahwa sampai akhir tahun 2010 Indonesia telah mengimpor 520.927 ekor sapi bakalan dari Australia (Priyanti, et al., 2012) Upaya pemerintah telah mencanangkan swasembada daging sapi, nyatanya belum terwujud mengingat tidak seimbangnya pertumbuhan sapi dan masyarakat Indonesia. Untuk mendukung program tersebut diperlukan talaksana pemeliharaan sapi potong melalui inovasi teknologi perkandangan. Tatalaksana perkandangan merupakan salah satu faktor produksi yang belum mendapat perhatian dalam usaha peternakan sapi potong khususnya peternakan rakyat. Kontruksi kandang belum sesuai dengan persyaratan teknis akan mengganggu produktivitas ternak, kurang efisien dalam penggunaan tenaga kerja dan berdampak terhadap lingkungan sekitarnya. Kondisi kandang belum memberikan keleluasaan, kenyamanan dan kesehatan bagi ternak. Beberapa persyaratan yang diperlukan dalam mendirikan kandang antara lain (1) memenuhi persyaratan kesehatan ternaknya, (2) mempunyai ventilasi yang baik, (3) efisiensi dalam pengelolaan (4) melindungi ternak dari pengaruh iklim dan keamanan kecurian (5) serta tidak berdampak terhadap lingkungan sekitarnya. Konstruksi kandang harus kuat dan tahan lama, penataan dan perlengkapan kandang kandang hendaknya
dapat memberikan kenyamaman kerja bagi petugas dalam dalam proses produksi seperti memberi pakan, pembersihan, pemeriksaan birahi dan penanganan kesehatan. Bentuk dan tipe kandang hendaknya disesuaikan dengan lokasi berdasarkan agroekosistemnya, pola atau tujuan pemeliharaan dan kondisi fisiologis ternak. Petunjuk teknis perkandangan sapi potong ini memuat beberapa tipe / macam kandang berdasarkan bentuk dan fungsinya serta berdasarkan tujuan atau pola pemeliharaannya. Makalah ini bertujuan untukmemberi pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat peternak sapi akan pentngnya kandang yang sesuai standar. Karena pla pikir masyarakat saat ini masih menganggap ringan kandang sapi. Alhasil standarisasi kandang yang sangat berpengaruh kepada pertumbuhan dan hasil ternak sapi, tidak dijalankan di area peternakan masyarakat. Tujuan lain adalah membiming masyarakat peternak tradisional menuju masyarakat peternak modern. Supaya profitabilitas ternak sapi dapat t erangkat. Semoga dengan adanya pembimbingan kepada masyarakat, dapat bermanfaat untuk kemajuan peternakan di daerah-daerah Indonesia dan swasembada yang di rencanakan pemerintah dapat tercapai. Sehingga nilai ekonomi masyarakat khususnya peternak dapat terangkat. Dan kesejahteraan sapi Indonesia juga dapat meningkat.
Bab II Isi
A. Pengertian Kandang bagi sapi yang digemukkan tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal selama dalam proses penggemukan,tetapi juga berfungsi sebagai perlindungan terhadap berbagai aspek yang mengganggu sapi seperti cuaca yang tidak menimbilkan kenyamanan bagi sapi, kehujanan, dan angin yang keras (Siregar, 2007). Oleh karena itu, pembuatan kandang sapi memerlukan beberapa persyaratan sebagai berikut, (1) memberi kenyamanan bagi sapi-sapi yang digemukkan dan bagi pemelihara ataupun pekerja kandang; (2) memenuhi persyarataan bagi kesehatan sapi; (3) mempunyai ventilasi atau pertukaran udara yang sempurna; (4) mudah dibersihkan dan; (5) tidak ada genangan air di dalam maupun luar kandang (Siregar, 2007). Menurut Siregar (2007) pembuatan kandang pada suatu lokasi tidaklah terlepas dari pertimbangan lingkungan. Penentuan ataupun pemilihan lokasi kandang hendaknya memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut. a. Tidak berdekatan dengan pemukiman penduduk ataupun bangunanbangunan umum seperti sekolah, masjid, rumah sakit, puskesmas, dan sebagainya. b. Tidak ada rasa keberatan dari pihak tetangga apabila pembanguna kandang terpaksa harus dilakukan pada lokasi yang berdekatan dengan perumahan penduduk. c. Pembuangan air limbah dan kotoran harus tersalurkan dengan baik. d. Persediaan air bersih cukup. e. Jarak kandang dari rumah penduduk adalah sekitar 10 m. f.
Letak areal kandang ataupun lantai kandang adalah sekitar 20-30 cm lebih tinggi dari pemukiman lahan sekitarnya.
g. Areal yang ada masih memungkinkan untuk perluasan kandang. h. Lokasi kandang agak jauh dari tempat-tempat keramaian ataupun lalu-lintas manusia dan kendaraan.
B. Fungsi dan Tujuan Pembuatan Kandang Ideal Tujuan utama dari pendirian kandang adalah melindungi hewan dari hujan dan sengatan matahari yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatannya. Disamping itu keseimbangan energi dari hewan sangar berpengaruh oleh suhu, pertukaran udara, kelebaban, makanan, kebasahan dan kelembaban lantai kandang dan ketebalan kulit dari hewan itu sendiri (Darmono, 1993). Menurut Rasyid dan Hartati (2007) fungsi dari kandang itu sendiri adalah: 1. Melindungi ternak dari perubahan cuaca atau iklim yang ekstrem (panas, hujan dan angina). 2. Mencegah dan melindungi ternak dari penyakit. 3. Menjaga keamanan ternak dari pencurian. 4. Memudahkan pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti pemberian pakan, minum, pengelolaaan kompos dan perkawinan. 5. Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja.
C. Tipe Kandang Menurut Darmono (1993) pada umumnya kandang dibagi menjadi 2, kandang tradisional dan kandang sapi intensif. Untuk kandang sapi intensif ada 2 macam : a. Kandang Anak Sapi Anak sapi jantan atau sapi muda jantan yang akan dipelihara sebagai sapi kereman biasanya dimasukkan dalam kandang tersendiri dengan ukuran tertentu. Dalam satu kamar ukuran 6,1 x 8 m biasanya dapat diisi 15 ekor anak sapi sampai umur 8 bulan. Kandang dengan lebar 8 m, panjang 24,4 m dapat dibagi menjadi 4 kamar, ditambah serambi yang beratap dengan lebar sekitar 4 m sepanjang kandang (Darmono, 1993). Dalam kandang ini dapat dibai menjadi monopitch (kandang tunggal) dan pitch roof (kandang ganda). Kebutuhan dasar perkandangan harus memenuhi alas yang kering, ventilasi, kapasitas kubik udara dan aliran udara bebas (Santosa, 1999).
b. Kandang Sapi Dewasa Kandang untuk sapi dewasa pada sistem sapi kereman intensif dibuat sedemikian rupa dengan kapasitas ratusan ekor sapi yang dibagi-bagi setiap kamar yang berisi 20 ekor. Ujung atap diberi entilasi yang dapat dibuka maupun ditutup (Darmono, 1993). Dalam modelnya, kandang sapi dewasa dapat dibagi menjadi 4, (1) kandang tidak disekat; (2) kandang disekat; (3) kandang lantai berlubang (4) kandang lantai miring (Darmono, 1993). Menentukan tipe kandang yang sesuai untuk semua daerah memang sangat sulit. Namun demikian, dapat diutarakan bahwa tipe kandang sapi pada dasarnya tergantung pada (1) jumlah sapi yang akan digemukkan; (2) selera dari peternakan itu sendiri; (3) keadaan iklim (Siregar, 2007). Dewasa ini dikenal dua tipe kandang yang dipergunakan di Indonesia, yakni kandang tipe tunggal dan kandang tipe ganda. Di dalam kandang tipe tunggal, penempatan sapi-sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran. Lain lagi di dalam kandang tipe ganda, penempatan sapi-sapi dilakukan pada dua jajaran atau baris dengan saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Di antara kedua baris atau jajaran sapi itu dibuat jalur untuk jalan (Siregar, 2007). Apabila jumlah sapi yang akan digemukkan mencapai jumlah 10 ekor maka lebih baik digunakan kandang tipe tunggal (Gb. 1). Akan tetapi , apabila jumla sapi yang akan digemukkan lebih dari 10 ekor maka sebaiknya digunakan kandang tipe ganda (Gb. 2). Kandang tipe ganda dan saling bertolak belakang merupakan tipe kandang yang paling efisien dalam penggunaan tenaga kerja (Siregar, 2007).
Gambar 1. Tipe kandang tunggal
Gambar 2. Tipe kandang ganda
Kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan. Lantai kandang terbuat dari beton dan kemiringan lantai mencapai 4 o dan kandang dapat disinari sinar matahari. Kandang juga memiliki ventilasi yang baik sehingga adanya sirkulasi udara di dalam kandang lancar, ini sesuai dengan pendapat Abidin (2002). Selokan merupakan saluran pembuangan kotoran dan air kencing. Ukuran selokan kandang disesuaikan dengan kondisi kandang dan tujuan pemeliharaan. Ukuran selokan lebar 30 – 40 cm dan kedalaman 5 – 10 cm (Makkan, et al., 2014).
D. Konstruksi Kandang Menurut Siregar (2007) bebrapa bahan dalam pembuatan kandang standar adalah sebagai berikut. 1. Lantai Kandang Lantai kandang dapat dibuat dari semen (tebal 5 cm), kayu (tebal min. 3 cm) atau tanah yang dipadatkan. Dengan kemiringan sekitar 2 %, yang artinya tinggi 2 cm setiap panjang alas 100 cm (Gb 3).
Gambar 3. Kemiringan lantai. 2. Dinding kandang
Pembuatan dinding kandang disarankan hanya pada daerah-daerah yang banyak angin dan bertiup keras. Sebaliknya, pada daerah-daerah yang berangin tenang, tidak perlu dibuat dinding kandang. Dinding kandang, kalau perlu, hanya dibuat pada kedua sisi kandang (kanan dan kiri kandang) dan pada bagian depan sapi dengan tinggi sekitar 1 m dari rantai kandang. 3. Atap kandang Pada daerah banyak angin dianjurkan menggunakan genting, sedangkan daerah yang berhawa sejuk sebaiknya bahan kandang terbuat dari asbes dedaunan ataupun ijuk. Kemiringan atap dibuat dengan mempertimbangkan hal-hal seperti berikut. a. Apabila atap terbuat dari genting maka kemiringannya 30-45 derajat, dengan ketinggian 4,5 m untuk dataran rendah dan menengah, dan 4 m untuk lokasi kandang dataran tinggi. b. Apabila atap terbuat dari asbes atau seng maka kemiringannya 15-20 derajat, dengan ketinggian 4 m untuk lokasi kandang daerah dataran rendah dam 3,5 m untuk lokasi kandang di dataran tinggi. c. Apabila atap terbuat dari dedaunan maka kemiringannya 25-30 derajat.
Gambar 4. Model atap kandang. 4. Tempat ransum dan air minum Tempat ransum dan air minum dapat dibuat dari tembok beton dengan lubang pembuangan air pada bagian bawah. Bentuk tempat ransum dan air minum sebaiknya dibuat cekung. Tempat ransum ada pula yang terbuat dari papan atau kayu dan tempat air dengan menggunakan ember.
E. Ukuran Kandang Menurut Siregar (2007) ukuran kandang untuk satu ekor sapi dewasa adalah sebagai berikut. 1. Panjang dan lebar lantai adalah 2.10 x 1,45 m untuk sapi-sapi lokal dan 2,10 x 1,50 m untuk sapi-sapi eks impor dan sapi perah jantan. 2. Panjang tempat ransum beserta air minum adalah selebar tempat sapi,yakni sekitar 1,45-1,50 cm. Di antara tempat ransum dengan air minum dibuat penyekat setebal kira-kira 7,5-10 cm. 3. Panjang tempat ransum adalah 95-100 cm, lebar 50 cm dan kedalaman 40 cm. 4. Panjang tempat air minum adalah 45-55 cm, lebar 50 cm dan kedalaman 40 cm.
F. Perlengkapan Pemeliharaan Sapi Ternak Lain Menurut Santosa (2012) bebrapa penujnang perlengkapan sapi selain kandang diantaranya. 1. Halaman Pengelolaan (Yard) Dalam suatu peternakan sapi, halaman pengelolaan diperlukan untuk mengelola ternak sapi, terutama ketika akan ditandai, ditimbang, disuntik, diobati, maupun ketika diseleksi untuk dijual. Pada yard inilah segala macam tata laksana serta pengelolaan peternakan paling banyak dikerjakan. Halaman pengelolaan berisikan pintu (gate), halaman pengumpul (collecting yard), halaman penyalur (forcing yard atau funnel), lorong tata laksana (crush atau race), halaman pemilih (drafting pound), halaman tunda/penampung (holdin yard), halaman tambahan (extra yard). 2. Tempat Pemuatan (Loading Chute) Tempat pemuatan ini berguna untuk menaikkan sapi ke atas truk atau menurunkan sapi dari truk. 3. Tempat gerak jalan (Execise Yard) Tempat gerak jalan diperlukan sapi untuk melemaskan otot-ototnya sehingga sapi tidak merasa bosan terkurung, terutama bagi sapi yang sehari-hari dikandangkan.
4. Lapang ternak (Paddock) Lapang ternak adalah suatu tempat pemeliharaan ternak sapi dalam areal terbatas atau sesuai dengan daya tampungnya yang dilengkapi dengan padang rumput, penyeiaan konsentrat, air minum, tempat gerak jalan, dan juga tempat bernaung (kandang atau shelter). 5. Naungan Naungan adalah tempat berteduh ternak sapi dari sinar matahari atau dari curahan air hujan. Bangunannya cukup dengan membuat atap dngan ukuran minimal 3 x 5 m, dengan tiang penyangga. 6. Pemagaran Pemagaran perlu dilakukan untuk membatasi tempat atau lahan yang diperlukan dalam memelihara ternak sapi, misalnya pemagaran untuk padang penggembalaan, kebun rumput, atau halaman. Pemagaran bisa dilakukan dengan 2 macam, bisa dengan pagar listrik (electric fence) dan karet punggung (backrubber). 7. Tempat penyediaan air Ketersediaan air perlu diperhitungkan terlebih dahulu sebelum suatu usaha pemeliharaan sapi daging dimulai karena air mutlak diperlukan. Ketersediaan air diperlukan untuk mencukupi kebutuhan air minum, pembersihan kandang atau halaman, dan untuk memandikan sapi. 8. Gudang Gudang diperlukan untuk menyimpan peralatan atau pakan.
Bab III Penutup
Dari materi diatas dapat disimpulkan bahwa: 1. Perkandangan sapi yang ideal di masyarakat ternak sangat penting karena mempengaruhi pertumbuhan dan hasil ternak. 2. Perkandangan sapi yang ideal memungkinkan peternak dapat dengan mudah untuk merawatnya. 3. Kandang merupakan tempat berlindung sapi dari hujan, angin, panas, dan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan pertumbuhan, keamanan dan kenyamanan sapi dan peternak. 4. Berbagai sumber mengatakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil ternak kurang maksimal salah satunya adalah kandang yang dibawah standar. 5. Dalam pembuatan kandang, juga harus mempertimbangkan letak kandang, luas lahan, kedekatan dengan pemukiman, keramaian, lalulintas, dan yang lainnya. 6. Ukuran ideal kandang sapi dewasa adalah 2,1 x 1,5 m atau sekitar 3 m persegi. Dengan ketinggian tergantung letak kandang. 7. Bahan yang gunakan dalam pembuatan kandang sebisa mungkin tahan lama, murah dan kuat. Semoga dengan adanya penyuluhan kepada masyarakat, perkembangan peternakan khususnya sapi di Indonesia dapat lebih ditingkatkan dan swasembada daging sapi dapat terpenuhi. Profitabilitas dan perekonomian masyarakat ternak juga dapa meningkat seiring majunya kualitas peternakan sapi.
Daftar Pustaka Darmono, 1993. Tatalaksana Usaha Sapi Kereman. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Gambar dimuat dari : www.google.com dengan kata kunci “kandang sapi” pada 30 Mei 2015, pukul 20.05 WIB. Makkan, R. J., Makalew, A., Elly, F. H., Lumenta, I. D. R., 2014. ANALISIS KEUNTUNGAN PENGGEMUKAN SAPI POTONG KELOMPOK TANI “KEONG MAS” DESA TAMBULANGO KECAMATAN SANGKUB BOLAANG MONGONDOW UTARA (STUDI KASUS). Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1 : 28-36 (Januari 2014). Priyanti, A., Mahendri, I.G.A.P., Kusnadi, U., 2012. Dinamika Preduksi Daging Sapi Diwilayah Sentra Usaha Sapi Potong di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. Balai Penelitian Ternak, Ciawi. Rasyid, A., Hartati, 2007. Petunjuk Teknis Perkandangan Sapi Potong. Loka Penelitian Sapi Potong Grati : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Santosa, U., 1999. Prospek Agribisnis Penggemukan Pedet. Jakarta : Penebar Swadaya. Santosa, U., 2012. Mengelola Peternakan Sapi Secara Profesional . Jakarta : Penebar Swadaya. Siregar, S. B., 2007. Penggemukan Sapi . Jakarta : Penebar Swadaya.