BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata Mata meru merupa paka kan n salah salah satu satu panc pancaa inde indera ra yang yang sanga sangatt pent pentin ing g bagi bagi kehidupan manusia dan penglihatan merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan kualitas hidup manusia. Tanpa mata, manusia mungkin tidak dapat meli meliha hatt sama sama seka sekali li apa apa yang yang ada ada disek disekit itarn arnya ya.. Dalam Dalam peng pengli lihat hatan an,, mata mata mempunyai berbagai macam kelainan refraksi. Kelainan refraksi atau yang sering disebu disebutt dengan dengan ametro ametropia pia tersebu tersebut, t, terdiri terdiri dari dari miopia miopia,, hiperm hipermetro etropia pia,, dan astigma astigmatism tisme. e. Kelain Kelainan an refraksi refraksi merupak merupakan an ganggu gangguan an yang yang banya banyak k terjad terjadii di dunia tanpa memandang jenis kelamin, kela min, usia, maupun kelompok etnis. Kelainan Kelainan refraksi merupakan merupakan kelainan pada mata yang paling umum. Hal ini terjadi terjadi apabil apabilaa mata mata tidak tidak mampu mampu memfok memfokusk uskan an bayang bayangan an dengan dengan jelas, jelas, sehingga penglihatan menjadi kabur, dimana kadang-kadang keadaan ini sangat berat sehingga menyebabkan kerusakan pada penglihatan. penglihatan. Tiga kela kelain inan an refr refrak aksi si yang ang pali paling ng seri sering ng diju dijump mpai ai yaitu aitu miop miopia ia,, hipermetropia, dan astigmatisme. Namun, yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu hanya hipermetropi saja.
B. Rumusan Masalah
. #. %. &. '. (. ).
!pa defin definisi isi dari dari peny penyakit akit hiperme hipermetro tropi" pi" $epert $epertii apa etiolo etiologi gi penya penyakit kit hiperm hipermetro etropi" pi" $eperti $eperti apa simpton simpton atau tanda dan gejala gejala penyak penyakit it hipermetr hipermetropi" opi" !pa saja saja data data penunja penunjang ng penya penyakit kit hipe hipermet rmetrop ropi" i" $epert $epertii apa patofisi patofisiolo ologi gi penyaki penyakitt hipermet hipermetrop ropi" i" $epert $epertii apa kompli komplikas kasii penyakit penyakit hipe hipermet rmetrop ropi" i" !pa saja saja klas klasifik ifikasi asi peny penyaki akitt hiperm hipermetro etropi" pi"
C. Tujuan Penulisan
. #. %. &.
*ntuk mengetahui seperti apa penyakit hipermetropi. *ntuk mengetahui etiologi penyakit hipermetropi. *ntuk mengetahui tanda dan gejala atau simpton dari penyakit hipermetropi. *ntuk mengetahui apa saja yang menjadi data penunjang penyakit
hipermetropi. '. *ntuk mengetahui patofisiologi penyakit hipermetropi. (. *ntuk mengetahui komplikasi apa saja yang terjadi pada penyakit hipermetropi. ). *ntuk mengetahui klasifikasi penyakit hipermetropi.
#
BAB II TINJAUAN TERITI!
A. "#nse$ Pen%akit &. Pengertian Hi$ermetr#$i
Hipermetropi atau rabun dekat adalah cacat mata yang mengakibatkan seseorang tidak dapat melihat benda pada jarak dekat. Titik dekat penderita rabun dekat akan bertambah, tidak lagi sebesar #' cm tapi mencapai jarak tertentu yang lebih jauh. +enderita rabun dekat hanya dapat melihat benda pada jarak yang jauh. Mata hipermetropi disebabkan oleh keadaan fisik lensa mata yang terlalu pipih atau tidak dapat mencembung dengan optimal, oleh sebab itu bayangan yang dibentuk lensa mata jatuh di belakang retina. abun dekat dapat tolong menggunakan kaca mata lensa cembung, yang berfungsi untuk mengumpulkan sinar sebelum masuk mata, sehingga terbentuk bayangan yang tepat jatuh di retina.
'. Eti#l#gi
+enyebab dari hipermetropi adalah sebagai berikut a. $umbu utama bola mata yang terlalu pendek iasanya terjadi karena Mikropthalmia, renitis sentralis, arau ablasio retina /lapisan retina lepas lari ke depan sehingga titik fokus cahaya tidak tepat dibiaskan0. b. Daya pembiasan bola mata yang terlalu lemah Terjadi gangguan-gangguan refraksi pada kornea, a1ueus humor, lensa dan 2itreus humor. 3angguan yang dapat menyebabkan hipermetropi adalah perubahan pada komposisi kornea dan lensa sehingga kekuatan refraksi menurun dan perubahan pada komposisi a1ueus humor dan 2iterus humor. Misal pada penderita Diabetes Melitus terjadi hipermetopi jika kadar gula darah di ba4ah normal
c. Kelengkungan kornea dan lensa tidak adekuat
%
Kelengkungan kornea ataupun lensa berkkurang sehingga bayangan difokuskn di belakang retina. d. +erubahan posisi lensa Dalam hal ini, posisi lensa menjadi lebih posterior. (. Tan)a )an *ejala
Tanda dan gejala orang yang terkena penyakit rabun dekat secara obyektif klien susah melihat jarak dekat atau penglihatan klien akan rabun dan tidak jelas. $akit kepala frontal. $emakin memburuk pada 4aktu mulai timbul gejala hipermetropi dan sepanjang penggunaan mata dekat. a. +englihatan tidak nyaman /asthenopia0 Terjadi ketika harus fokus pada suatu jarak tertentu untuk 4aktu yang lama. b. !komodasi akan lebih cepat lelah terpaku pada suatu le2el tertentu dari ketegangan. c. ila % dioptri atau lebih, atau pada usia tua, pasien mengeluh penglihatan jauh kabur. d. +englihatan dekat lebih cepat buram, akan lebih terasa lagi pada keadaan kelelahan, atau penerangan yang kurang. e. $akit kepala biasanya pada daerah frontal dan dipacu oleh kegiatan melihat dekat jangka panjang. 5arang terjadi pada pagi hari, cenderung terjadi setelah siang hari dan bisa membaik spontan kegiatan melihat dekat dihentikan. f. 6yestrain g. $ensiti2e terhadap cahaya h. $pasme akomodasi, yaitu terjadinya cramp m. ciliaris diikuti penglihatan buram intermiten
+. Data Penunjang
+emeriksaan penunjang adalah ophtalmoscope.
,. Pat#-isi#l#gi
Diameter anterior posterior bola mata yang lebih pendek, kur2atura kornea dan lensa yang lebih lemah, dan perubahan indeks refraktif menyebabkan sinar
&
sejajar yang datang dari objek terletak jauh tak terhingga di biaskan di belakang retina.
. "#m$likasi
Komplikasi yang dapat terjadi adalah esotropia dan glaucoma. 6sotropia atau juling ke dalam terjadi akibat pasien selamanya melakukan akomodasi. 3laukoma sekunder terjadi akibat hipertrofi otot siliar pada badan siliar yang akan mempersempit sudut bilik mata.
DIA*N!A
'
Kelainan refraksi hipermetropi dapat di periksa dengan melakukan pemeriksaan 7kuler a. 8isual !cuity. Mempergunakan beberapa alat untuk mengetahui kemampuan membaca pasien hipermetropi dalam jarak dekat. $eperti 5aeger Notation, $nellen metric distance dan 9ebehnson. b. efraksi. etinoskopi merupakan prosedur yang digunakan secara luas untuk menilai hipermetropia
secara
objektif.
+rosedur yang dilakukan
meliputi static
retinoscopy, subjecti2e refraction dan autorefraction. c. +ergerakan 7kuler, +andangan inokuler dan !komodasi. +emeriksaan ini diperlukan karena gangguan pada fungsi 2isual diatas dapat menyebabkan
terganggunya
2isus
dan
performa
2isual
yang
menurun.
d. !ssesmen kesehatan okuler dan $kreening Kesehatan s istemik. +emeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosa hipermetropia dapat berupa respon pupil, uji konfrontasi lapangan pandang, uji penglihatan 4arna, pengukuran tekanan intraokuler dan pemeriksaan posterior bola mata dan adne:a. e.
Kesehatan segmen anterior +ada pasien dengan daya akomodasi yang masih sangat kuat atau pada anak-
anak, sebaiknya pemeriksaan dilakukan dengan pemberian siklopegik atau melumpuhkan otot akomodasi. Diagn#sa Ban)ing
Diagnosis anding hipermetropi adalah +resbiopi. Pemeriksaan Penunjang
+emeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis hipermetropi adalah ophtalmoscope. Pr#gn#sis
+rognosis tergantung onset kelainan, 4aktu pemberian peengobatan, pengobatan yang diberikan dan penyakit penyerta. +ada anak-anak, jika koreksi diberikan sebelum saraf optiknya matang /biasanya pada umur ;-< tahun0, maka prognosisnya lebih baik.
(
/. "lasi-ikasi
a. Hipermetropia manifest !dalah hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan kacamata positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal. Hipermetropia ini terdiri atas
hipermetropia
absolut
ditambah
dengan
hipermetropia
fakultatif.
Hipermetropia manifes didapatkan tanpa siklopegik dan hipermetropia yang dapat dilihat dengan koreksi kacamata yang maksimal. b. Hipermetropia !bsolut Dimana kelainan refraksi tidak diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan kacamata positif untuk melihat jauh. iasanya hipermetropia laten yang ada berakhir dengan hipermetropia absolut ini. Hipermetropia manifes yang tidak memakai tenaga akomodasi sama sekali disebut sebagai hipermetropia absolut, sehingga jumlah hipermatropia fakultatif dengan hipermetropia absolut adalah hipermetropia manifes. c. Hipermetropia =akultatif Dimana kelainan hipermatropia dapat diimbangi dengan akomodasi ataupun dengan kaca mata positif. +asien yang hanya mempunyai hipermetropia fakultatif akan melihat normal tanpa kaca mata yang bila diberikan kaca mata positif yang memberikan penglihatan normal maka otot akomodasinya akan mendapatkan istrahat. Hipermetropia manifes yang masih memakai tenaga akomodasi disebut sebagai hipermetropia fakultatif. d. Hipermetropia 9aten Dimana kelainan hipermetropia tanpa siklopegi / atau dengan obat yang melemahkan akomodasi0 diimbangi seluruhnya dengan akomodasi. Hipermetropia laten hanya dapat diukur bila siklopegia. Makin muda makin besar komponen hipermetropi laten seseorang. Makin tua seseorang akan terjadi kelemahan akomodasi sehingga hipermetropia laten menjadi hipermetropia fakultatif dan kemudian akan menjadi hipermetropia absolut. Hipermetropia laten sehari-hari diatasi pasien dengan akomodasi terus menerus, teritama bila pasien masih muda dan daya akomodasinya masih kuat. e. Hipermetropia Total
)
Hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah diberikan s iklopegia. 0. Penatalaksanaan
. Koreksi 7ptikal Hipermetropia dikoreksi dengan kacamata berlensa plus /kon2eks0 atau dengan lensakontak. +ada anak kecil dengan kelainan berderajat rendah yang tidak menunjukan gejala sakit kepala dan keluhan lainnya, tidak perlu diberi kacamata. Hanya orang-orang yang derajat hipermetropianya berat dengan atau tanpa disertai mata juling dianjurkan menggunakan kacamata. +ada anak-anak dengan mata juling ke dalam /crossed eye0 yang disertai hipermetropia, diharuskan memakai kacamata berlensa positif. Karena kacamata berlensa plus ini amat bermanfaat untuk menurunkan rangsangan pada otot-otot yang menarik bolamata juling ke dalam. iasanya sangat memuaskan apabila po4er yang lebih tipis / D0 daripada total fakultatif dan absolute hyperopia yang diberikan kepada pasien dengan tidak ada ketidak seimbangan otot ekstraokular. 5ika ada akomodatif esotrophia /con2ergence0, koreksi penuh harus diberikan. +ada e:ophoria, hyperopianya harus dikoreksi dengan -#D. 5ika keseluruhan refraksi manifest kecil, misalnya D atau kurang, koreksi diberikan apabila pasien memiliki gejala-gejala.
#. Terapi +englihatan. Terapi ini efektif pada pengobatan gangguan akomodasi dan disfungsi binokuler akibat dari hipermetropia. espon akomodasi habitual pasien dengan hipermetropia tidak akan memberi respon terhadap koreksi dengan lensa, sehingga
membutuhkan
terapi
penglihatan
untuk
mengurangi
gangguan
akomodasi tersebut. %. Terapi Medis. !gen !ntikolinesterase
seperti
diisophropylfluorophospate/D=+0
dan
echothiopate iodide /+hospholine >odide,+>0 telah digunakan pada pasien dengan akomodasi eksotropia dan hipermetropia untuk mengurangi rasio kon2ergensi akomodasi dan akomodasi/!?@!0.
;
%. Merubah Kebiasaan +asien. Modifikasi yang dapat dilakukan adalah pengunaan cahaya yang cukup dalam akti2itas, menjaga kualitas kebersihan mata dan apabila pasien adalah pengguna komputer sebaiknya menggunakan komputer dengan kondisi ergonomis. '. edah efraksi. Terapi pembedahan refraksi saat ini sedang dalam perkembangan Terapi pembedahan yang mungkin dilakukan adalah H79>*MA!3 laser thermal keratoplasty, !utomated 9amellar Keratoplasty, $piral He:agonal Keratotomy, 6:cimer 9aser dan ekstraksi lensa diganti dengan >ntra 7culer 9ens. !kan tetapi pembedahan masih jarang digunakan sebagai terapi terhadap hipermetropia. B. "#nse$ Asuhan "e$era1atan . +engkajian a. +engumpulan data
0 iodata •
•
•
Nama *sia 5enis kelamin
•
!lamat
•
$uku @ bangsa
•
$tatus pernikahan
•
!gama @ keyakinan
•
+ekerjaan
•
•
•
•
Diagnosa medik No. medical record Tanggal masuk Tanggal pengkajian
#0 +enanggung ja4ab •
•
•
Nama *sia 5enis kelamin
B
•
+ekerjaan
Hubungan dengan klien b. i4ayat Kesehatan 0 i4ayat kesehatan sekarang Keluhan *tama • •
Klien mengeluh susah membaca pada jarak dekat. •
i4ayat Keluhan *tama +ada saat dilakukan pengkajian klien susah membaca pada jarak dekat, keluhan ini dirasakan sudah lama, makin hari penglihatanya makin menurun, klien juga tidak mengetahui penyebap matanya kabur. Dan *paya yang dilakukan klien untuk mengurangi keluhannya yaitu menjauhkan bahan bacaan, dan yang memperberat yaitu ketika membaca dalam 4aktu yang lama klien mengalami pusing dan sakit kepala, dengan skala % /<-'0.
#0 i4ayat kesehatan lalu Klien tidak ada ri4ayat alergi terjadap makanan dan obat - obatan. • Klien tidak pernah mengkonsumsi minuman beralkohol dan klien • tidak merokok. %0 i4ayat kesehatan keluarga Menurut klien tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama dengan klien.
<
c. +emeriksaan fisik 0 Keadaan umum klien
aik
Kesadaran
?ompos mentis
Tanda-tanda 2ital
$uhu
%),' < c
Nadi
<< C@Menit
+ernafasan
#< C@Menit
Tekanan darah
#<@;< mmHg
#0 $istem pernafasan entuk hidung simetris, tidak terdapat sekret, mukosa hidung kering, tidak ada nyeri tekan pada hidung, tidak ada pernapasan cuping hidung, bentuk leher simetris, tidak ada benjolan atau massa, bentuk dada simetris, pernapasan #< C@Menit, tidak terdengar suara napas tambahan, tidak ada retraksi otot - otot dada. %0 $istem kardio2askuler unyi jantung reguler, perkusi jantung pekak, palpasi denyut nadi terdengar atau teraba jelas << C@Menit, tekanan darah #<@;< mmHg ?T# detik, tidak ada pembesaran area jantung. &0 $istem pencernaan entuk lembap, tidak ada stomatitis, jumlah gigi lengkap /%#0, lidah bebas bergerak, refleks menelan baik, terdengar peristaltik usus ;:@menit, tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak teraba pembesaran hepar dan lien, terdengar bunyi timpani.
'0 $istem indra •
Mata Kesulitan membaca tulisan dengan huruf yang kecil, menjauhkan bacaan pada saat membaca, mampu membedakan 4arna, bisa menggerakan bola mata kesegala arah, mata tampak bersih, tidak ada nyeri tekan.
•
Hidung
•
Mampu membedakan berbagai macam aroma. Tidak ada sekret.
Telinga Tampak simetris, tidak terdapat udem telinga, tidak ada sekret dan bau pada telinga, mampu membedakan bunyi, Telinga tampak bersih, tidak ada nyeri
tekan pada telinga. (0 $istem muskuloskeletal 6kstremitas !tas • entuk simetris kiri dan kanan, pergerakan bebas, kekuatan otot &@& •
6kstremitas a4ah entuk simetris kiri dan kanan, pergerakan bebas, kekuatan otot &@&
)0 $istem integumen Earna rambut hitam, penyebaran merata, bersih, tidak mudah rontok, tidak ada nyeri tekan, tidak ada udema, kuku bersih, suhu %),' o c. ;0 $istem perkemihan Tidak teraba adanya pembesaran ginjal, tidak ada distensi kandung kemih. b. +engelompokan data Data subyektif • • •
Klien mengatakan susah membaca huruf pada jarak dekat Klien mengatakan apabila lama membaca dia sering pusing dan sakit kepala. Klien sering menanyakan tentang penyakitnya. Data obyektif
• • • •
Klien tampak cemas dan gelisah 3angguan ner2us >> /7ptikus0 Kesulitan membaca huruf pada jarak dekat Menjauhkan bacaan pada saat membaca
#
• •
=ungsi penglihatan menurun pada jarak dekat $kala nyeri % /<-'0
#. Diagnosa Kepera4atan a. 3angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kelelahan otot F otot penggerak lensa yang ditandai dengan Ds •
Klien mengatakan apabila lama membaca dia sering pusing dan sakit kepala Do
•
$kala nyeri % /<-'0
•
6kspresi 4ajah tampak meringis.
b. !nsietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan yang ditandai dengan Ds •
Klien sering menanyakan tentang penyakitnya
Do •
Klien tampak cemas dan gelisah
%
%. +erencanaan Tujuan $etelah dilakukan tindakan kepera4atan selama tiga hari, nyeri berangsur-angsur berkurang dengan criteria Klien mengatakan nyeri berkurang 6kspresi 4ajah tenang Nyeri skala # /<-' $etelah dilakukan tindakan kepera4atan selama tiga hari, sedikit demi sedikit gangguan penglihatan klien teratasi, dengan kriteria Klien bisa membaca lagi +englihatan 5elas $etelah dilakukan tindakan kepera4atan selama satu hari, ansietas berangsurangsur berkurang dengan criteria Klien dapat mengerti tentang penyakit yang dideritanya. Eajah klien tampak tenang Klien tidak gelisah
>nter2ensi Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesik obser2asi keadaan,intensitas nyeri, dan tanda-tanda 2ital. Kaji kemampuan penglihatan, dan jarak pandang klien. erikan penerangan yang cukup.
erikan penyuluhan tentang penyakit klien 7bser2asi tingkat kecemasan klien
&. >mplementasi Disesuaikan dengan inter2ensi dan keadaan umum klien. '. 62aluasi Disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan metode $7!+.
&
BAB III PENUTUP
A. "esim$ulan . Hipermetropi atau rabun dekat adalah cacat mata yang mengakibatkan
seseorang tidak dapat melihat benda pada jarak dekat. #. +enyebab penyakit hipermetropi yaitu,sumbu utama bola mata yang terlalu pendek, daya pembiasan bola mata yang terlalu lemah, kelengkungan kornea dan lensa tidak adekuat, perubahan posisi lensa. %. Diameter anterior posterior bola mata yang lebih pendek, kur2atura kornea dan lensa yang lebih lemah, dan perubahan indeks refraktif menyebabkan sinar sejajar yang dating dari objek terletak jauh tak terhingga di biaskan di belakang retina. &. Komplikasi yang dapat terjadi adalah esotropia dan glaucoma. 6sotropia atau juling ke dalam terjadi akibat pasien selamanya melakukan akomodasi. B. !aran Mata merupakan salah satu panca indera yang sangat penting bagi kehidupan
manusia dan penglihatan merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan kualitas hidup manusia. Tanpa mata, manusia mungkin tidak dapat melihat sama sekali apa yang ada disekitarnya, maka dari itu jagalah mata yang dimiliki oleh kita.
'
DA2TAR PU!TA"A
>lyas, $idarta. #<<. >lmu +enyakit Mata. 5akarta =K*> >sti1omah, >ndriani N. #<<&. !$K6+ Klien 3angguan Mata. 5akarta 63?. +earce, 62elyn ?. #<<. !natomi dan =isiologi untuk +aramedis. 5akarta +T. 3ramedia 8aughan dan !sbury. #<?-N7? 6disi re2isi jilid # tahun #<%.
(