HAK DAN KEWAJIBAN MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL MAKALAH Dosen Pembimbing
: Wajihuddin, S.Pd
Koordinator Kelompok
: Hanif Ahmad Abdul Ghofur NIM A41161787
Anggota Kelompok
:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Agung Wahyu D. Moh. Fawaid S. Muammar Khadafi M. Abriyanto Zhafirah Rahmi P. Bayu Nur Hidayat Hafidz Syahrul R. M. Bagas Wicaksono Yanti Oktaviani
NIM A41161456 NIM A41161627 NIM A41161669 NIM A41161733 NIM A41161801 NIM A41161909 NIM A41161927 NIM A41161970 NIM A41162034
PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya, maka penyusunan makalah
Hak Dan Kewajiban Manusia
Sebagai Mahluk Individu Dan Sosial ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD), selain itu makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi maupun bahan bacaan bagi para pembacanya. Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Wajihuddin, S.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD). 2. Teman-teman satu kelompok atas kerja sama dalam penyusunan makalah ini. 3. Teman-teman Teknik Produksi Benih 2016 atas masukan dan semangat yang telah diberikan. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih kurang sempurna, Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Jember, 15 Mei 2017 Penulis DAFTAR LAMPIRAN
1. Jurnal Ilmiah 2. Undang-undang hak dan kewajiban warga negara
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2 DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................3 DAFTAR ISI............................................................................................................4 BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................5 1.1 Latar Belakang...................................................................................................5 1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................6 1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................6 BAB 2. PEMBAHASAN.........................................................................................7 2.1 Karakteristik Manusia Sebagai Mahluk Individu Dan Mahluk Sosial.....7 2.2 Peranan Manusia Sebagai Mahluk Individu Dan Sosial...........................9 BAB III. PENUTUP..............................................................................................15 3.1 Kesimpulan......................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Mahluk adalah sesuatu ciptaan tuhan, dalam alam ini dapat dibagi menjadi empat yaitu : alam, tumbuhan, binatang, dan manusia, diantara empat mahluk ini manusia adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena manusia diciptakan memiliki akal dan pikiran. Semua manusia juga memiliki harga diri, derajat, dan keunikanya sendiri. Dengan akal dan pikiran yang diberikan Tuhan yang menciptakannya semua manusia bebas mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya. Dalam mengembangkan potensi dan bakat ini tidak terjadi dengan sendirinya tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia lain. Sejak lahir tidak ada satupun manusia yang mampu hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari manusia lain contohnya saat pertama kali manusia dilahirkan dalam proses kelahiranya tentunya membutuhkan bantuan manusia lain. Dari bayi hingga menjadi manusia dewasa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tentunya bayi ini membutuhkan manusia lain, hal tersebut menunjukan bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri. Dalam kehidupan bermasyarakat pasti akan muncul suatu masalah atau gejala sosial karena tidak seimbangnya hak dan kewajiban. Setiap manusia tentunya menginginkan hak dan kewajiban untuk mendapat penghidupan dan kehidupan yang layak, akan tetapi pada kenyataanya banyak manusia yang belum merasakan kesejahtraan dalam penghidupan dan kehidupanya. Semua itu terjadi karena terpenuhinya hak terlebih dahulu daripada kewajiban. Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui posisi diri kita sendiri baik secara individu maupun bermasyarakat serta hak dan kewajiban yang tercantum dalam hukum dan aturan yang berlaku.
4
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana karakteristik manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial ? b. Apa peranan manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial ? c. Apa hubungan hak dan kewajiban ? d. Bagaimana upaya mencegah pelanggaran hak dan kewajiban warga negara ? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan pembuatan makalah Hak Dan Kewajiban Manusia Sebagai Mahluk Individu Dan Sosial adalah untuk mengetahui : a. b. c. d.
Karakteristik manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial ? Peranan manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial ? Hubungan hak dan kewajiban ? Upaya mencegah pelanggaran hak dan kewajiban warga negara ?
5
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Manusia Sebagai Mahluk Individu Dan Mahluk Sosial Manusia berasal dari kata manu (Sansekerta) atau mens (Latin) yang berarti berpikir, berakal budi, atau homo (Latin) yang berarti manusia. Sedangkan makhluk adalah sebuah kata serapan dari bahasa Arab yang berarti (yang diciptakan), sebagai lawan kata Kholik (yang menciptakan). Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) mahluk adalah segala sesuatu yang dijadikan atau diciptakan oleh Tuhan (seperti manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan). Sedangkan
individu
berasal
dari
kata in dan devided.
Dalam
Bahasa
Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas. Secara kodrati, manusia merupakan mahluk monodualis. Artinya selain sebagai mahluk individu, manusia berperan juga sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk individu, manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri atas unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Jiwa dan raga inilah yang membentuk individu. Unsur-unsur tersebut tidak dapat dipisahkan dan menjadi pembentuk indvidu. Apabila unsur-unsur tersebut tidak menyatu lagi, maka seseorang tidak lagi dikatakan sebagai makhluk individu. Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tertentu, tidak ada manusia yang sama persis di dunia ini bahkan orang-orang yang kembar identikpun memliki sifat yang berbeda-beda. Manusia sebagai makhluk individu adalah perpaduan dari dua buah faktor, yaitu faktor genotip dan fenotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa oleh manusia dari orang tuanya, atau disebut juga dengan faktor keturunan. Faktor ini dibawa oleh manusia sejak dia dilahirkan di bumi ini. Faktor ini mempengaruhi sifat fisik manusia seperti, warna kulit, tinggi badan, bentuk rambut, dan lain-lain, dan juga sifat psikis, 6
seperti pendiam, aktif, dan lain-lain. Sementara itu, faktor fenotip adalah faktor pembentuk individu yang berasal dari lingkungan. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa lingkungan bisa mempengaruhi karakter manusia. Meskipun sesungguhnya sikap dasar sudah terbentuk melalui faktor genotip, tetapi lingkunganlah yang menentukan apakah sifat-sifat tersebut dapat berkembang atau tidak. Kedua faktor tersebut saling berinterkasi dan membentuk karakteristik yang khas dari seorang individu yang disebut dengan kepribadian. Disadari
atau
mengembangkan
tidak,
kemampuan
setiap
manusia
pribadinya
senantiasa guna
akan
berusaha
memenuhi
hakikat
individualitasnya (dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya). Hal terpenting yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya. Manusia adalah ciptaan Tuhan dengan derajat paling tinggi di antara ciptaan-ciptaan yang lain. Manusia secara umum dikatakan sebagai mahluk sosial karena manusia tidak dapat hidup tanpa berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak dapat hidup sendiri di bumi ini, bahkan untuk urusan sekecil apapun, manusia membutuhkan
orang
lain
atau
mahluk
lain
untuk
membantunya.
Plato mengatakan, mahluk hidup yang disebut manusia merupakan mahluk sosial dan mahluk yang senang bergaul/berkawan (animal society = hewan yang bernaluri untuk hidup bersama). Ciri manusia sebagai makhluk sosial adalah dengan adanya interaksi sosial dalam hubungannya dengan manusia lain. Secara garis besar, ada beberapa faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia dengan manusia lainnya, yaitu tekanan emosional, harga diri, dan isolasi sosial. a. Tekanan emosional Tekanan emosional yang tinggi membuat manusia bersimpati dan berempati dengan apa yang terjadi pada manusia lainnya, sehingga mendorong mereka untuk membantu manusia tersebut keluar dari permasalahannya ataupun ikut merasakannya.
7
b. Harga diri Harga diri mendorong manusia untuk berinteraksi dengan orang lain. Ketika kondisi harga diri mereka rendah, maka mereka akan terpacu untuk melakukan hubungan dengan orang lain karena pada kondisi ini mereka membutuhkan dukungan atau kasih sayang dari orang lain untuk bangkit dari masalahnya. c. Isolasi sosial Isolasi sosial memaksa seseorang untuk bersoasialisasi dengan manusia lainnya yang memiliki pemikiran yang sepaham agar terbentuk interaksi sosial yang harmonis. Status mahluk sosial selalu melekat pada diri manusia. Manusia tidak bisa bertahan hidup secara utuh hanya dengan mengandalkan dirinya sendiri saja. Sejak lahir sampai meninggal dunia, manusia memerlukan bantuan atau kerjasama dengan orang lain. 2.2 Peranan Manusia Sebagai Mahluk Individu Dan Sosial Sebagai makhluk hidup yang berada di muka bumi ini keberadaan manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, dalam arti manusia senantiasa tergantung dan atau berinteraksi dengan sesamanya. Individu manusia tidak akan bisa eksis apabila ia hidup sendirian tanpa berinteraksi dengan individu manusia lainnya. Dengan demikian, dalam kehidupan lingkungan sosial manusia senantiasa akan terkait dengan interaksi antara individu manusia, interaksi antar kelompok, kehidupan sosial manusia dengan lingkungan hidup dan alam sekitarnya, berbagai proses sosial dan interaksi sosial, keberadaan institusi sosial atau lembaga kemasyarakatan, dan berbagai hal yang timbul akibat berbagai aktivitas manusia seperti perubahan sosial. Berdasarkan sifat kodrat manusia sebagai individu, yang dapat diketahui bahwa manusia memilki harhat dan martabat yang mempunyai hak-hak dasar, dimana setiap manusia memiliki potensi diri yang khas, dan setiap manusia memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Sebagai makhluk individu manusai berperan untuk mengwjudkan hal-hal sebagai berikut : 1. Menjaga dan mempertahankan harkat dan martabatnya.
8
2. Mengupaya terpenuhinya hak-hak dasarnya sebagai manusia 3. Merealisasikan segenap potensi diri baik sisi jasmani maupun rohani 4. Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya. Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. Artinya akan senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial manusia terhadap norma-norma sosial yang tumbuh sebagai patokan dalam bertingkah laku manusia dalam kelompok,norma-norma yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Norma agama atau religi, yaitu norma yang bersumber dari Tuhan untuk umat-Nya. 2. Norma kesusilaan atau moral, yaitu yang bersumber dari hati nurani manusia untuk mengajakan kebaikan dan menjahui keburukan. 3. Norma Kesopanan atau adat, yaitu yang bersumber dari masyarakat atau dari lingkungan masyarakat yang bersangkutan. 4. Norma hukum, yaitu ma yang dibuat masyarakat secara resmi yang pemerlakuannya dapat dipaksa. 2.4 Hubungan Hak Dan Kewajiban Secara sosial sebenarnya manusia merupakan makhluk individu dan makhluk sosial yang mempunyai kesempatan sama dalam berbagai hidup dan kehidupan dalam masyarakat. Artinya, bahwa setiap manusia itu mempunyai hak, kewajiban, dan berkesempatan yang sama dalam menguasai sesuatu, seperti : melakukan pekerjaan, memperoleh pendidikan atau mencari ilmu pengetahuan, berperan dalam kehidupan masyarakat, bertangung jawab dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, serta berbagai aktivitas ekonomi, politik, dan bahkan beragama. Hak adalah segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap manusia yang telah ada sejak lahir bahkan sebelum lahir. Di dalam Kamus Bahasa Indonesia hak memiliki pengertian tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb.), kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau martabat.
9
Adapun pengertian hak menurut para ahli adalah sebagai berikut : Menurut Soerjono Soekanto, hak dibedakan menjadi 2 : 1. Hak searah atau relatif, muncul dalam hukum perikatan atau perjanjian. Misal hak menagih atau melunasi prestasi. 2. Hak jamak arah atau absolut, terdiri dari : a. Hak dalam HTN (Hukum Tata Negara) pada penguasa menagih pajak, pada warga hak asasi. b. Hak kepribadian, hak atas kehidupan, hak tubuh, hak kehormatan dan kebebasan. c. Hak kekeluargaan, hak suami istri, hak orang tua, hak anak. d. Hak atas objek imateriel, hak cipta, merek dan paten. Menurut tata bahasa Indonesia, kewajiban berasal dari kata dasar wajib yang artinya, harus; sudah semestinya. Kewajiban menurut KBBI adalah sesuatu yang diwajibkan, sesuatu yang harus dilaksankan, keharusan, sesuatu yang harus dilaksanakan, atau juga tugas, dan hak tugas menurut hukum. Hubungan antara hak dan kewajiban bisa dilihat dari teori korelasi, yang berarti hak dan kewajiban memiliki hubungan timbal balik. Hak merupakan prasyarat yang dimiliki seseorang untuk kewajiban dan, atau sebaliknya. Seseorang yang berhak atas sesuatu sudah seharusnya melakukan kewajiban, dan seseorang yang telah melakukan kewajibannya maka ia sudah seharusnya menerima apa yang menjadi haknya. Oleh karena itu, hak yang tidak disertai dengan kewajiban tidak disebut sebagai hak. Menurut sudut pandang kewajiban, dari dua contoh hak dan kewajiban diatas, kita bisa melihat bahwa tidak selalu ada hak yang dijanjikan dari sebuah kewajiban yang sama dan tidak selalu ada kewajiban yang sama dengan hak orang lain. Contoh dari defenisi kewajiban, misalnya A memiliki kewajiban untuk menolong orang miskin, tetapi bukan merupakan hak seseorang yang miskin kecuali pertolongan itu sudah diterimanya, maka pertolongan tersebut sudah tentu menjadi haknya. Oleh karena itu, di bagian jenis-jenis kewajiban yang ada diatas ada pembedaan antara yang disebut kewajiban sempurna dan kewajiban tidak sempurna. Di dalam kewajiban sempurna (demi sebuah keadilan), seseorang
10
wajib melakukan sesuatu seperti membayar utang, dan yang meminjamkan berhak untuk menuntut uangnya, sedangkan kewajiban tidak sempurna ada di dalam kasus orang kaya dan miskin, bahwa orang yang miskin tidak berhak menuntut pertolongan dari orang kaya, sekalipun orang kaya itu berkewajiban untuk menolongnya. Dari sudut pandang hak, hak selalu menuntut dari kewajiban. Akan tetapi perlu ada pembedaan. Ada dua kategori untuk penentuan hak berdasar dari sebuah kewajiban, yaitu hak-hak yang negatif dan yang positif. Hak-hak yang negatif adalah bahwa seseorang dalam mendapatkan hak-haknya, sudah menjadi kewajiban orang lain untuk tidak ikut campur. Hak-hak positif menyangkut kewajiban sosisal untuk keadilan sosial, contohnya: merupakan kewajiban negara untuk memenuhi hak-hak warga negaranya demi keadilan sosial dan tatanan sosial yang baik. Seperti yang tercantum di dalam UUD’ 45 Pasal 34, yang berisi “fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara” berarti pemiliharan atas fakir miskin dan anak-anak terlantar termasuk pemenuhan atas hak-hak mereka adalah kewajiban negara. Dalam memenuhi dan menuntut hak tidak terlepas dari pemenuhan kewajiban yang harus dlaksanakan. Begitu juga dalam memenuhi kepentingan perseorangan tidak boleh merusak kepentingan orang banyak (kepentingan umum) (Aji, 2015). 2.4 Upaya Mencegah Pelanggaran Hak Dan Kewajiban Warga Negara Pelaksanaan hak dan kewajiban yang tidak seimbang dan berat sebelah hanya akan menimbulkan pertikaian, konflik, permusuhan dan kekerasan. Dalam pelaksaan hak dan kewajiban kita sebagai warga negara tentu saja tidak berjalan mulus, masih banyak warga negara yang melakukan pelanggaran hak dan mengingkari kewajibannya sebagai warga negara. Pelanggaran hak adalah perbuatan yang sengaja atau lalai melawan hukum, mengurangi, menghalangi atau mencabut hak seseorang sebagai warga negara, dan akan dihukum secara adil berdasarkan hukum yang berlaku. Pelanggaran hak qarga negara ini tercipta akibat kurangnya pengawasan serta
11
tidak berjalannya hukum secara maksimal. Pengingkaran kewajiban adalah pola tindakan warga negara yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana memiliki kewajibannya sendiri sebagai warga negara sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Warga negara kita masih banyak yang belum menyadari betapa pentingnya kewajiban yang harus dijalani sebagai warga negara demi kemajuan negara. Contoh pelanggaran hak dan kewajiban antara lain sebagai berikut : a.
Penangkapan dan penahanan seseorang tanpa berdasarkan hukum.
b.
Pembungkaman kebebasan pers dengan cara pencabutan SIUP.
c.
Kasus pelanggaran HAM.
d.
Pembatasan hak berserikat dan berkumpul serta menyatakan pendapa.
e.
Tidak membayar pajak.
f.
Melanggar peraturan perundangan.
g.
Melakukan perbuatan anarkis
h.
Melanggar lalu lintas.
i.
Melakukan kekerasan.
j.
Tidak menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Tindakan terbaik dalam penegakan hak dan kewajiban warga negara adalah dengan mencegah timbulnya semua faktor penyebab pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara. Apabila faktor penyebabnya tidak muncul, pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan. Berikut ini upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara. a. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan. Pendekatan hukum dan pendekatan dialogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan partipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. b. Mengomptimalkan peran lembaga lembaga selain lembaga tinggi negara yang berwewenang dalam penegakan hak dan kewajiban warga negara
12
seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Lembaga Ombudsman Republik Indonesia, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM ), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) , dan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan ( Komnas Perempuan ) c. Meningkatkan kualitas pelayanan public untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara oleh pemerintah. d. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga lembaga politik terhadap setiap upaya penegakan hak dan kewajiban warga negara. e. Meingkatkan penyebarluasan prinsip prinsip kesadaran bernegara kepada masyarakat melalui lembaga pendidikan formal ( sekolah/perguruan tinggi ) maupun non formal ( kegiatan kegiatan keagamaan dan kursus kursus ). f. Meingkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara. g. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antar kelompok atau golongan dalam masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat masing masing. Tindakan penanganan dilakukan oleh lembaga-lembaga negara yang mempunyai fungsi utama untuk menegakkan hukum, seperti : a. Kepolisian melakukan penanganan terhadap kasus yang berkaitan dengan pelanggaran hak warga negara untuk mendapatkan rasa aman, seperti penangkapan pelaku tindak pidana umum. Contohnya, pembunuhan, perampokan, penganiayaan dan sebagainya. Dan juga tindak pidana yang bersifat terorisme, dan pelanggaran lalu lintas b. Tentara Nasional Indonesia melakukan penanganan terhadap kasus kasus yang berkaitan dengan gerakan separatisme, ancaman dari luar negeri, dan sebagainya c. Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan penanganan terhadap kasuskasus korupsi dan penyalahgunaan keuangan negara
13
d. Lembaga Peradilan melakukan tugasnya untuk memutus perkara yang berkaitan dengan pengingkaran hak dan kewajiban warga negara. BAB III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan Manusia merupakan salah satu mahluk ciptaan Tuhan. Tuhan menciptakan manusia di bumi ini tidak ada yang sama, walaupun orang yang kembar identik pasti memiliki perbedaan hal tersebut membuat manusia disebut sebagai mahluk individu. Dalam menjalani kehidupannya manusia selalu membutuhkan orang lain, bahkan sejak dari lahir manusia membutuhkan orang lain, hal tersebut membuat manusia disebut sebagai mahluk sosial karena interaksinya dengan orang lain. Manusia sejak lahir memiliki hak yang sama yaitu hak asasi dan kewajiban yang berbeda bagi setiap manusia, apabila hak terpenuhi sebelum kewajiban maka dapat menimbulkan pelanggaran hak, karena ada kemungkinan manusia melupakan kewajibanya jika haknya diperoleh terlebih dahulu. 3.2 Saran Sebagai manusia sebaiknya melakukan kewajiban-kewajiban yang dimiliki sebelum mendapatkan haknya, karena apabila hak yang diperoleh setelah kewajiban diberikan terlebih dahulu, ada kemungkinan kewajiban yang diberikan akan ditinggalkan.
14
DAFTAR PUSTAKA Aji, A. (2015). HAK DAN KEWAJIBAN ASASI MANUSIA DALAM PERSPEKTIF ISLAM. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 2(2). Retrieved from http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/salam/article/view/2386 Widyaningsih, S. W. 2013. Hakikat Manusia dan Hakikat Masyarakat. http://sriwahyuwidyaningsih.blogspot.co.id/2013/08/hakikat-manusia-danhakikat-masyarakat.html. [Diakses pada : 28 Februari 2017]. Suratman., M. Munir. dan U Salamah. 2015. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Edisi Revisi. Malang: Intimedia Chaniago, F. A. 2010. Hakikat Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial. https://fauziahabubakar.wordpress.com/2010/07/28/materi-hakikatmanusia-sebagai-mahluk-individu-dan-mahluk-sosial/. [Diakses pada : 2 Maret 2017]. Anonim, Mahluk. http://kbbi.web.id/makhluk. [Diakses pada 21 April 2017]. Anonim, 2016. Mahluk. https://id.wikipedia.org/wiki/Makhluk. [Diakses pada 21 April 2017]. Anonim, 2016. Individu. https://id.wikipedia.org/wiki/Individu. [Diakses pada 21 April 2017]. Ibrahim, A. 2013. Pengertian Manusia Menurut Para Ahli. https://pengertiandefinisi.com/pengertian-manusia-menurut-para-ahli/. [Diakses pada 21 April 2017]. Anonim, 2017. Hak. https://id.wikipedia.org/wiki/Hak. [Diakses pada 26 April 2017]. Maulana, A. 2015. Pelanggaran Hak Dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara. http://www.bantubelajar.com/2015/08/pelanggaran-hak-dan-pengingkarankewajiban.html. [Diakses pada 11 Mei 2017].
15