PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO PROSES PEMBUATAN GULA JAGUNG
OLEH KELOMPOK II : DUTA PRIMA PUTRA
(061540421938) (061540421938)
DWI AYU PRATIWI
(061540421939) (061540421939)
ISMA ULY MARANGGI
(061540421944) (061540421944)
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN (D-IV) TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 2017
KATA PENGANTAR Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah “Proses Pembuatan Gula dari Jagung” Jagung” dapat diselesaikan dengan dengan tepat waktu. Tidak lupa, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, terutama dosen pengajar mata kuliah Pengembangan Industri Agro, Ibu Erwana Dewi M.Eng. dalam membimbing penulis untuk membuat makalah yang lebih baik lagi. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengenalkan proses pembuatan gula dari jagung termasuk proses-proses yang ada didalam pembuatan mentega putih tersebut dalam skala industri yang sesuai dengan SNI-nya, SNI-n ya, yang ada kaitannya dengan teknik kimia dalam bidang ilmu kimia. Dengan adanya makalah makalah ini diharapkan baik baik penulis maupun pembaca dapat memiliki pengetahuan pengetahuan yang lebih luas mengenai proses pembuatan mentega putih. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca.
Palembang, 12 November 2017
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN DEPAN ............................................................................................................................... 1 KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 2 DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ 3 BAB I. Pendahuluan ............................................................................................................................. 4 a. Pendahuluan ....................................................................................................................5 b. Rumusan Masalah ...........................................................................................................5 c. Tujuan Makalah .............................................................................................................. 6
BAB II. Pembahasan ................................................................................................................... 6 a. Pengertian Gula Jagung .................................................................................................. 6 b. Kandungan Gizi Gula Jagung .........................................................................................5 c. Jenis – Jenis Gula Jagung ............................................................................................... 8 d. Alat dan Bahan Proses Pembuatan ................................................................................. 9 e. Proses Pembuatan Gula Jagung .................................................................................... 11 f. Kebutuhan Gula Bagi Tubuh ........................................................................................ 15 g. Manfaat Gula Jagung ....................................................................................................15 BAB III. Penutup ...................................................................................................................... 18 Kesimpulan .......................................................................................................................................... 18 Saran .........................................................................................................................................19 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 20
3
BAB I PENDAHULUAN a. Pendahuluan Sektor perkebunan adalah salah satu penyumbang devisa yang besar bagi
Indonesia. Hal ini wajar apabila dilihat dari keunggulan perekonomian Indonesia yang lebih banyak terdapat pada kegiatan produksi yang berbasis sumber daya alam dibandingkan dengan kegiatan produksi yang berbasis teknologi maupun modal (Dumairy, 1996). Sumber daya alam Indonesia yang sangat melimpah membuat Indonesia dapat memanfaatkannya menjadi suatu produk bahan jadi maupun setengah jadi. Tetapi, Indonesia terkandang hanya meningkatkan produk tersebut dari satu bahan tanpa melihat potensi dari bahan alam lainnya. Bahan alam dari hasil perkebunan salah satunya dapat dimanfaatkan menjadi gula. Menurut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, kebutuhan konsumsi gula di Indonesia tahun ini mencapai 3,5 juta ton, sementara kapasitas produksi gula dalam negeri diperkirakan hanya 2,2 juta ton. Faktanya adalah jumlah produksi gula tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumsi, sehingga Indonesia akan mengimpor gula sebanyak 1 juta ton lebih. Sedangkan untuk kebutuhan industri berupa gula rafinasi, pemerintah akan mengimpor sebanyak 3,5- 4 juta ton. Kebutuhan akan adanya gula ini membuat pemerintah melakukan hal tersebut dikarenakan gula tebu ini merupakan bahan pangan yang paling pokok. Dari hal tersebut maka dilakukan pengganti dari gula tebu dengan gula dari bahan jagung. Pada tahun 2017 produksi jagung nasional sangatlah meningkat. Hal ini dikarenakan peningkatan produksi yang terjadi karena adanya sinergi antara pemerintah dan swasta serta program luas tambah tanam. Sementara terkait untuk harga jagung pada saat ini, harga beli jagung di tingkat petani Rp 3.150 per kilogram. Untuk mengantisipasi adanya over supply, penulis dapat memanfaatkan jagung tersebut menjadi pengganti gula tebu. Jagung merupakan sumber protein yang penting dalam menu masyarakat Indonesia. Jagung memiliki kandungan gula berupa pati. Kandungan pati sebesar (72-73%). Kadar gula sederhana jagung (glukosa, fruktosa, dan sukrosa) berkisar antara 1-3%. Protein jagung (8-11%) terdiri atas lima fraksi, yaitu: albumin, globulin, prolamin, glutelin, dan nitrogen nonprotein.
4
b. Rumusan Masalah 1. Menjelaskan defenisi gula jagung
2. Menjelaskan kandungan gizi gula jagung 3. Menjelaskan jenis – jenis bentuk gula jagun 4. Menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan gula jagung 5. Menjelaskan bagaimana proses pembuatan dari gula jagung 6. Menjelaskan manfaat gula jagung
c. Tujuan Makalah 1. Mengetahui bahan baku dari pembuatan gula serta sifat kimia dan sifat fisika
dari bahan 2. Mampu menjelaskan kandungan gizi dalam jagung maupun gula jagung 3. Mengetahui proses dalam pembuatan gula jagung 4. Mampu merancang alat yang digunakan dalam proses pembuatan gula jagung
5
BAB II PEMBAHASAN a. Pengertian Gula Jagung
Jagung, merupakan komoditas tanaman pangan yang sangat potensial. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jagung Indonesia pada tahun 2003 sebesar 10,7 juta ton dan meningkat menjadi 11,35 juta ton pada tahun 2004. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga merupakan sumber protein yang penting dalam menu masyarakat Indonesia. Kandungan gizi utama jagung adalah pati (72-73%). Kadar gula sederhana jagung (glukosa, fruktosa, dan sukrosa) berkisar antara 1-3%. Protein jagung (8-11%) terdiri atas lima fraksi, yaitu: albumin, globulin, prolamin, glutelin, dan nitrogen nonprotein. Umur panen yang berbeda akan mempengaruhi kandungan gula biji jagung manis. Dan umur panen yang paling tepat adalah pada umur 70 hari setelah tanam, karena pada umur panen ini kandungan gula biji jagung manis mencapai 15.78 %. Gula alternatif yang sekarang sudah digunakan antara lain adalah gula siklamat, stearin, dan gula dari hidrolisa pati. Gula dari pati dapat berupa sirup glukosa, fruktosa, maltosa, manitol, dan sorbitol. Gula pati tersebut mempunyai rasa dan tingkat kemanisan yang hampir sama dengan gula tebu (sukrosa), bahkan beberapa jenis lebih manis. Gula pati dibuat dari bahan berpati seperti jagung. Gula jagung merupakan gula yang diekstraksi dari tanaman jagung. Gula jagung ini dikatakan baik bagi penderita diabetes karena termasuk kedalam jenis pemanis non - sintetis yang memiliki kadar kalori cukup rendah yang sangat bagus untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah. Gula jagung ini termas uk kedalam jenis gula dari pati-patian yang sering disebut juga sebagai High Fructose Syrup (HFS). HFS yang berbentuk cair sangat menguntungkan untuk penggunaan industri minuman, tetapi sekarang HFS juga banyak digunakan di industri beralkohol, makanan hewan, permen, soft drink, makanan dan farmasi. Kandungan utama gula jagung adalah glukosa dan fruktosa, kadar fruktosa antara 42% -90%. HFS merupakan kelompok sirup jagung melalui proses enzimatis untuk meningkatkan kandungan fruktosa. Pembuatan HFCS (High Fructose Corn Syrup) dapat dilakukan dengan tersedianya substrat pati jagung dan enzim isomerase yang mampu merubah glukosa menjadi fruktosa. Kini telah berkembang penggunaan
6
“immobilized enzymes”, suatu enzim yang dikurung dalam sejenis kapsul, sehingga substrat dan produknya saja yang dapat masuk ke luar, sedang enzimnya tidak ke luar (immobilize) dari kapsulnya. Dengan demikian penggunaannya dapat berulang-ulang, sampai mengalami stadium “fatigue”. Salah satu produk HFCS (yang pertama diproduksi) mengandung 71% padatan terlarut, dengan susunan 42% fruktosa, 52% dekstrosa (glukosa) dan 6% gula-gula lain, karena kandungan dektrosanya, suhu penyimpanan sebaiknya dilakukan pada 80 – 90°F, untuk mencegah terjadinya kristalisasi glukosa. Jadi gula jagung mungkin adalah gula yang dibuat dari pati jagung seperti sorbitol, maltosa, dan sirup glukosa. Maltosa adalah disakarida yang terdiri atas ikatan glukosa dan glukosa. Siat dan pemanfaatannya hampir sama dengan sirup glukosa. Pembuatan sirup maltosa hampir sama dengan glukosa, hanya saja jenis enzim yang digunakan berbeda. Maltosa memiliki karakteristik yang khas, mengatur viskositas, tidak mempengaruhi flavor, tekanan osmotik, dan kelarutan tinggi, dan tidak mengubah tekstur produk. Sorbitol merupakan polihidrat, serupa dengan gliserin dan merupakan gula alkohol yang mudah larut dalam air. Sorbitol secara komersial dibuat dari glukosa dengan Brix 45 – 50, dihidrogenasi tekanan tinggi atau reduksi elektrolit melalui reaksi kimia atau dapat dengaan teknik fermentasi. Bahan pembantu adalah katalis nikel untuk proses hidrogenasi, MgO sebagai aktivator, dan gas hidrogen untuk hidrogenasi dan gas nitrogen pada perlakuan purging, sebelum bahan masuk ke autoklaf. Konversi glukosa ke dalam bentuk sorbitol merupakan reaksi adisi dua unsur hidrogen terhadap aldosa (glukosa) melalui pemutusan ikatan rangkap C dan O pada gugus fungsional aldehid. Proses tersebut terjadi pada tahap hidrogenasi. Sebagai gula alkohol, sorbitol digunakan untuk bahan pemanis yang tidak meningkatkan kadar gula dalam darah, seperti halnya fruktosa. Pembuatan sirup glukosa menggunakan bahan baku pati yang memiliki kandungan amilosa rendah dan amilopektin tinggi yang dapat dihidrolisis secara asam maupun enzimatik. Bahan pembantu yang digunakan yaitu enzim alfa amilase, glukoamilase, karbon aktif, resin, NaOH dan HCL untuk mengatur pH, lalu NaHCO2 untuk menstabilkan pH. Tahapan pembuatan sirup glukosa ini meliputi likuifikasi, penjernihan, penetralan, dan evaporasi.
7
b. Kandungan Gizi dalam Jagung
c. Jenis – Jenis Bentuk Gula Jagung
Gula jagung memiliki karakteristik warna putih, manis seperti gula-gula lainnya. Selain itu, gula jagung kadar kalorinya rendah dibandingkan dengan gulagula lainnya. Berikut beberapa bentuk dari gula jagung, yaitu: 1.
Banyak digunakan dalam produk baking, yang rata-rata terdiri dari 90% fruktosa dan 10% glukosa
8
2.
Banyak digunakan dalam produk minuman ringan, yang rata-rata terdiri dari 55% fruktosa dan 45% glukosa
3.
Banyak digunakan dalam produk minuman olahraga, yang rata-rata terdiri dari 42% fruktosa dan 58% glukosa
d. Alat dan Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan dalam proses pembuatan gula jagung ialah : 1. Pati jagung
Gambar 1. Pati Jagung
2. Enzim amylase 3. kofaktor 4. Mg sulfat 5. Enzim kolagenase Alat yang digunakan dalam proses pembuatan gula jagung adalah : 1. Tangki
Gambar 2. Tangki Berpengaduk
9
2. Pompa
Gambar 3. Pompa
3. Reactor fixed bed
Gambar 4. Reaktor
4. Evaporator
Gambar 5. Evaporator
5. Ion exchanger
10
Gambar 6. Ion Exchanger
6. Vakum
Gambar 7. Pompa Vakum
e. Proses Pembuatan High Fructose Corn Syrup (HFCS)
Pembuatan HFCS (High Fructose Corn Syrup) dapat dilakukan dengan tersediaanya substrat pati jagung dan enzim isomerase yang mampu merubah glukosa menjadi fruktosa. Kini telah berkembang penggunaan “immobilized enzymes”, suatu enzim yang dikurung dalam sejenis kapsul, sehingga substrat dan produknya saja yang dapat masuk ke luar, sedang enzimnya tidak ke luar (immobilize) dari kapsulnya.
Dengan
demikian
penggunaannya
dapat
berulang-ulang,
sampai
mengalami stadium “fatigue”. Salah satu produk HFCS (yang pertama diproduksi) mengandung 71 persen padatan terlarut, dengan susunan 42 persen fruktosa, 52 persen dekstrosa (glukosa) dan 6 persen gula-gula lain. Karena kandungan dektrosanya, suhu penyimpanan sebaiknya dilakukan pada 0
80 – 90 F, untuk mencegah terjadinya kristalisasi glukosa. Skema produksi HFCS terlihat pada Gambar 8.
11
Gambar 8. Skema produksi HFCS 42%
f.
Pati
Likuifikasi
Decolorisasi g.
Isomerasi
Evaporasi II h.
HFCS
Filtrasi
Sacharifikasi
“ion exchange”
Evaporasi
Brix 42% Fruktosa
Tahapan pembuatan gula jagung : 1. Likuifikasi Tahap likuifikasi adalah proses hidrolisa pati menjadi dekstrin oleh a-amilase pada suhu di atas suhu gelatinisasi dan pH optimum aktivitas a-amilase, selama waktu yang telah ditentukan untuk setiap jenis enzim. Kanji pati jagung (40 – 45%) dimasukkan ke dalam pompa dengan dicampur enzim amilase dan cofaktor. PH diatur sampai sekitar 6.8 sebelum ditambah dengan enzim. Kemudian dinjeksikan uap air panas 0
sehingga mencapai suhu reaksi enzim yaitu 104 C. Dengan tekanan uap, mampu sekaligus mengocok sehingga mempercepat reaksi. Penambahan enzim dilakukan dan 0
produk dibiarkan pada suhu 93 C selama 60 menit sehingga proses likuifikasi berlangsung lengkap. Pada tahap tersebut seluruh pati telah dirubah sehingga mencapai dekstrose-eqivalen (DE) sekitar 15 – 20.
2. Sacharifikasi 0
Campuran didinginkan sehingga mencapai 60 C, suhu yang optimal untuk proses sacharifikasi.
Karena
reaksinya
eksoterm
maka
ada
kecenderungan
proses
menyebabkan bertambahnya suhu, karena itu harus diturunkan dan dikendalikan. Pengendalian suhu sangat penting pada tahap sacharifikasi. pH diatur pada angka 4,04,6. Proses ini biasanya berlangsung selama 72 jam dengan pengadukan secara terusmenerus. Proses sakarifikasi dianggap selesai bila sirup telah mencapai nilai DE minimal 94,5%, nilai warna 60%, transmiten dan Brix 30-36.
12
Produk akhir optimum mencapai DE 95 – 98%.
3. Refining sirup dekstrosa (Proses Penjernihan dan Penetralan) Proses refining dimulai dengan proses filtrasi. Filtrasi dilakukan secara vakum yang mampu menjaring protein, serat atau padatan lain dengan cara sirup ampas dikeringkan untuk kemudian dibuat pellet untuk makanan te rnak.
Sirup yang telah disaring tersebut dipompakan ke dalam kolom karbon aktif dan ion exchange dalam bentuk seri untuk lebih memurnikan sirup. Kolom karbon aktif biasanya terdiri dari dua buah kolom yang mampu menampung aliran sirup dengan “retention time” 400 jam, yang diperlengkapi dengan alat distributor yang menjamin distribusi sehomogen mungkin. Selanjutnya dilakukan proses pemucatan, penyaringan dan penguapan. Pemucatan bertujuan untuk menghilangkan bau, warna, kotoran, dan menghentikan aktivitas enzim. Absorber yang digunakan adalah karbon aktif sebanyak et. al., 1999).
Setelah melalui karbon aktif, sirup tersebut dialirkan dalam tangki-tangki “ion exchange” dan kemudian disaring lagi untuk memisahkan adanya karbon yang terikut dalam sirup. Fungsi “ion-exchange” ialah untuk menghilangkan zat-zat mineral dalam sirup dan residu protein atau zat-zat warna yang mungkin lolos dari kolom karbon aktif. Proses penukar ion dilakukan untuk memisahkan ion-ion logam yang tak diinginkan, dan tahap penguapan dilakukan untuk mendapatkan sirup glukosa dengan kekentalan seperti yang dikehendaki.
Tahap berikutnya adalah pengentalan kembali dengan dilakukan evaporator. 4. Isomerisasi Glukosa dan fruktosa adalah merupakan isomer satu dengan yang lainnya, artinya memilih berat molekul dan susunan atom yang sama tetapi dengan struktur konfigurasi yang berbeda.
Glukosa dapat dirubah strukturnya menjadi fruktosa atau sebaliknya, fruktosa dapat dirubah menjadi glukosa dengan pertolongan enzim yang sama yaitu glukosaisomerase. Proses perubahan tersebut disebut “enzymatic glucose-isomerization”.
13
Karena enzim tersebut “reversible” artinya dapat mengkatalis ke aksi bolak -balik maka produk akhir selalu merupakan campuran dari biak glukosa maupun fruktosa. Relatif komposisi campuran dari kedua jenis gula tersbut dapat bervariasi tergantung kondisi reaksi, suhu dan keasaman dimana proses isomerasi berlangsung. High Fructose yang diproduksi mengandung fruktosa 42 persen, 50 persen glukosa dan 8 persen oligomerasi (gula lain).
Sirup kental dengan kadar padatan 45 persen dimasukkan ke dalam isomerasi selama 15 menit untuk mengatur pH 8.0 dan penambahan Mg sulfat sebagai promts, sirup dipompakan ke dalam kolom-kolom isomerasi. Sebelum proses dimulai, suhu kasar 0
dan suhu tepat (60 C) diatur secara cermat, dilakukan di aerasi dalam kolom sehingga mencapai kevakuman 254 mm Hg dan enzim gluko isomerasenya telah pula disiapkan. Adanya oksigen terlarut dapat memblokir reaksi isomerasi.
Dalam industri yang berskala besar proses isomerasi dilakukan pada sembilan kolom reaktor (fixed bed, densiflow) dan beberapa “immobilized enzym” kolom reaktor. Enzim dalam kolom secara cepat berubah secara isomerisasi, glukose menjadi fruktosa.
Kadar sirup glukosa harus diatur selalu tetap yaitu antara 42.5 – 43 persen agar “flowrate”nya konstan.
5. Refining HFS “High Fructose Syrup” yang diperoleh kemudian ditampung dalam tangki penampung dan kemudian dialirkan ke dalam filter, karbon aktif dan “ion-exchange” kolom seperti yang digunakan dalam proses pemurnian sirup glukosa.
Karbon aktif mengambil senyawa berwarna yang terjadi selama proses isomerasi dan “ion-exchange” mengambil garam anorganik yang digunakan dalam proses isomerasi sehingga kadar abu dapat ditekan menjadi serendah mungkin.
14
Sirup HFS yang diperoleh disaring lagi, dipanaskan pada suhu di bawah diskolom HFS untuk meningkatkan kekentalan sirup sehingga mencapai kadar padatan terlarut 71 persen, disaring lagi baru ditampung ke dalam tangki-tangki penyimpanan.
h. Kebutuhan Gula Bagi Tubuh
Secara umum, pemilihan gula yang baik harus berdasarkan pada kebutuhan dan kondisi tubuh. Pada kondisi normal, kedua jenis gula ini layak dikonsumsi oleh tubuh dan tidak memiliki perbedaan nilai gizi yang signifikan. Namun, pastikan porsinya tidak berlebihan. Berbeda dengan kondisi normal, bagi penderita diabetes, gula yang aman dikonsumsi adalah gula yang rendah kalori. Berdasarkan kandungan kalori, gula jagung adala h gula yang baik untuk penderita diabetes, yaitu 12 kkal per satu sendok teh (4 gram) dengan kandungan karbohidrat sebesar 3 gram. Kandungan kalori gula jagung lebih rendah dari gula tebu, yaitu 15 kkal per satu sendok teh dengan kandungan karbohidrat sebesar 4 gram. Kalori gula jagung memang rendah, tapi rasa manisnya yang lebih besar akan sama berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan. Rasa manis gula jagung bisa 1,7 kali lebih manis dari gula biasa. Selain itu, sebagai panduan, pastikan gula jagung yang Anda konsumsi adalah gula jagung organik, bukan gula jagung High Fructose Corn Syrup (HFCS). Gula jagung jenis ini justru memiliki kalori yang lebih tinggi dari gula jagung organik, yakni 16 kkal untuk satu sendok teh. Tubuh manusia sebenarnya hanya membutuhkan sedikit as upan gula. Menurut standar American Health Association (AHA), laki-laki pada umumnya hanya membutuhkan 140 kkal/hari (9 sendok teh) dan perempuan membutuhkan 100 kkal/hari (6 sendok teh).
i.
Manfaat dari Gula Jagung
Gula selalu menjadi biang di balik munculnya penyakit diabetes. Penggunaan gula yang kurang bijak dan terlalu berlebihan selalu berdampak merugikan bagi kesehatan. Bagaimana tidak, mulai dari makanan utama hingga camilan selalu menggunakan gula tambahan. Kalori yang besar tentunya akan memicu kenaikan gula darah. Sebenarnya, dengan penggunaan yang tepat, gula masih bisa dimanfaatkan untuk berbagai bentuk olahan. Hanya saja, penggunaan jangka panjang memang kurang baik untuk dilakukan. Sebagai gantinya dapat menggunakan gula jagung dalam setiap sajian yang di buat. Manfaat gula jagung ialah :
15
1.
Tidak mengundang obesitas Gula jagung bersumber dari fruktosa. Menurut Dr. Joe Njenga, praktisi kesehatan sekaligus Penulis Healthy Eating, fruktosa tidak menyumbangkan penambahan berat badan pada tubuh. Jenisnya yang termasuk dalam kelompok gula sederhana, membuat gula ini lebih mudah diuraikan dalam tubuh.
2.
Bersifat alami Manfaat lain dari gula jagung ini adalah alami. Fruktosa merupakan salah satu jenis gula alami yang langsung bersumber dari buah. Meski tidak semanis gula tebu, namun gula jagung bisa memberikan kontribusi kesehatan bagi tubuh si kecil.
3.
Berasa manis Walau bersumber dari jagung, namun sejatinya gula jagung memiliki rasa manis layaknya gula pada umumnya. Bedanya, gula ini tidak sampai mempengaruhi kenaikan gula darah dalam tubuh secara signifikan. Walau demikian, penggunaan yang berlebihan tetap saja akan berpengaruh pada kesehatan.
4.
Melalui proses metabolism yang sama Meskipun memiliki bentuk yang berbeda, namun gula ja gung akan mengalami proses penguraian yang sama dalam tubuh. Fruktosa akan diuraikan menjadi lebih sederhana menjadi glukosa. Dari sini akan diubah menjadi energi yang dapat membantu aktivitas anak sehari-hari.
5.
Sumber serat Poin ini yang mungkin paling membedakan antara gula jagung dengan gulagula lainnya. Karena berasal dari jagung yang kaya serat, ma ka gula jagung juga memiliki kebaikan sebagai sumber serat yang baik. Berkat serat ini pula, kontrol gula dalam darah bisa lebih optimal.
6.
Mempertahankan kesehatan gizi Tahukah Anda bahwa beberapa pasta gigi mengandung fruktosa? Gula inilah yang membuat beberapa rasa pasta gigi berasa manis. Jika gula pada umumnya mudah membuat gigi keropos pada anak, maka gula jagung justru dapat membantu mempertahankan kesehatan gigi si kecil. Demikian yang disampaikan oleh Dr. Joe Njenga.
7.
Pemanis rendah kalori bagi penderita diabetes
16
Gula putih dan gula merah merupakan karbohidrat sederhana yang sangat mudah diserap oleh tubuh. Dalam jumlah yang besar atau berlebihan karbohidrat sederhana menyebabkan meningkatnya kadar gula dalam darah dengan cepat. Gula jagung merupakan pemanis non-nutritif yang memiliki kadar kalori cukup rendah yang sangat bagus untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah. 8.
Pemanis rendah kalori untuk makanan diet Rendahnya kadar kalori gula jagung menyebabkan gula ja gung banyak digunakan sebagai pemanis substitusi. Gula jagung juga dapat digunakan untuk meningkatkan kenikmatan cita rasa produk-produk tertentu, tetapi hanya menghasilkan sedikit energi atau sama sekali tidak ada. Pemanis jenis ini banyak membantu dalam mengatasi kelebihan berat badan.
9.
Meningkatkan cita rasa dan aroma Dengan citarasa dan aroma yang bersih maka tidak akan membuat citarasa yang menyimpang apabila digunakan dalam jumlah yang sesuai
10.
Tingkat kemanisan yang lebih tinggi dari sukrosa Gula jagung merupakan kombinasi dua jenis pemanis yaitu fruktosa dan glukosa yang saling bersinergi sehingga mempunyai tingkat kemanisan yang lebih tinggi.
11.
Memperbaiki sifat-sifat fisik
12.
Memperbaiki sifat-sifat kimia
13.
Sebagai pengawet
17
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Gula jagung merupakan gula yang diekstraksi dari tanaman jagung.
Gula jagung ini dikatakan baik bagi penderita diabetes karena termasuk kedalam jenis pemanis non - sintetis yang memiliki kadar kalori cukup rendah yang sangat bagus untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah. Gula jagung ini termasuk kedalam jenis gula dari pati-patian yang sering disebut juga sebagai High Fructose Syrup (HFS). HFS yang berbentuk cair sangat menguntungkan untuk penggunaan industri minuman, tetapi sekarang HFS juga banyak digunakan di industri beralkohol, makanan hewan, permen, soft drink, makanan dan farmasi. Kandungan utama gula jagung adalah glukosa dan fruktosa, kadar fruktosa antara 42% -90%. HFS merupakan kelompok sirup jagung melalui proses enzimatis untuk meningkatkan kandungan fruktosa. Pembuatan HFCS (High Fructose Corn Syrup) dapat dilakukan dengan tersedianya substrat pati jagung dan enzim isomerase yang mampu merubah glukosa menjadi fruktosa. Jadi gula jagung mungkin adalah gula yang dibuat dari pati jagung seperti sorbitol, maltosa, dan sirup glukosa. Maltosa adalah disakarida yang terdiri atas ikatan glukosa dan glukosa. Siat dan pemanfaatannya hampir sama dengan sirup glukosa. Pembuatan sirup maltosa hampir sama dengan glukosa, hanya saja jenis enzim yang digunakan berbeda. Maltosa memiliki karakteristik yang khas, mengatur viskositas, tidak mempengaruhi flavor, tekanan osmotik, dan kelarutan tinggi, dan tidak mengubah tekstur produk Pembuatan sirup glukosa menggunakan bahan baku pati yang memiliki kandungan amilosa rendah dan amilopektin tinggi yang dapat dihidrolisis secara asam maupun enzimatik. Bahan pembantu yang digunakan yaitu enzim alfa amilase, glukoamilase, karbon aktif, resin, NaOH dan HCL untuk mengatur pH, lalu NaHCO2 untuk menstabilkan pH. Tahapan pembuatan sirup glukosa ini meliputi likuifikasi, penjernihan, penetralan, dan evaporasi.
18
B. Saran
Demikian makalah yang dapat penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Winarno, Ahmad.2017. Pemerintah akan Gula 1 Juta Ton Lebih, (online), (http://regional.kompas.com, diakses 12 November 2017). Julianto, Pramdia Arhando. 2017. Produksi Jagung Nasional Diprediksi Over Supply, (online), (http://ekonomi.kompas.com, diakses 12 November 2017). Anonim. 2014. Jagung Merupakan Komoditas Tanaman, (online), (http://gubukktani.blogspot.co.id/2014/12/jagung-merupakan-komoditastanaman.html, diakses 12 November 2017). Anonym.2017. Manfaat Gula Jagung bagi Kesehatan Si Kecil, (online), (https://www.sahabatnestle.co.id/content/view/6-manfaat-gula-jagung-bagikesehatan-si-kecil.html, diakses 12 November 2017). Anonim.2017. Gula Tebu VS Gula Jagung, (online), (http://www.fitnessformen.co.id/article/4/2017/3815-Gula-Tebu-Vs-Gula-Jagung, diakses 12 November 2017). Pikadita.2015. Produksi Gula Jagung, (online), ( https://www.scribd.com/, diakses 12 November 2017). Nuri.2012. Sirup Glukosa, (online), (http://pustakanuri.blogspot.co.id/2012/10/kenalanyuuukkk-sama-sirup-glukosa.html, diakses 12 November 2017). Anonim.2009.
Teknologi
Pemanfaatan
Gula,
(online),
(http://kreatifitasbisnis.blogspot.co.id/2009/11/tekhnologi-pemanfaatan.html, diakses 12 November 2017). Mufin.2013. Gula Jagung Sebagai Pemanis Makanan, (online), (http://mufintersenyum.blogspot.co.id/2013/03/gula-jagung-sebagai-pemanismakanan.html, diakses 12 November 2017).
20