ii
ii
15
MAKALAH
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
(GASTROENTERITIS)
Disusun Oleh :
Dedy Setyawan (48933191584)
Laely Rahmatin Nissa (48933191595)
Saida Luthfia (48933191608)
Yulia Ulfa Kusuma Astuti (48933191619)
D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
TAHUN AJARAN 2015 / 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Semoga shalawat serta salam selalu dilimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarganya, serta pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.
Alhamdulillah penulis telah berhasil menyelesaikan makalah Keperawatan Medikal Bedah tentang "Gastroenteritis". Makalah ini disusun agar dapat menambah informasi kepada para pembaca tentang gastroenteritis.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
Bapak Ns. Muh Abdurrouf, M.Kep selaku KaProdi DIII Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung.
Ibu Ns. Furaida Khasanah, M.Kep selaku dosen pengampu Keperawatan Medikal Bedah.
Ibu Ns. Erna Melastuti, M.Kep selaku dosen pengampu Keperawatan Medikal Bedah serta dosen pembimbing.
Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi.
Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini memberi wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan, namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membutuhkan dan mendapat ridho Allah. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1
B. Tujuan Penulisan Makalah 2
BAB II KONSEP DASAR MEDIS 3
A. Definisi 3
B. Etiologi 3
C. Manifestasi Klinis 4
D. Patofisiologi 4
E. Pemeriksaan Penunjang 5
F. Penatalaksanaan Medis 6
BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN 8
A. Pengkajian 8
B. Diagnosa Keperawatan 9
C. Rencana Asuhan Keperawatan 9
D. Pathways 12
BAB IV PENUTUP 12
A. Kesimpulan 12
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang
Gastroenteritis adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai defekasi yang meningkat (Padila, 2013).
Manifestasi klinis penyakit gastroenteritis bervariasi. Berdasarkan salah satu hasil penelitian yang dilakukan pada orang dewasa, mual (93%), muntah (81%) atau diare (89%), dan nyeri abdomen (76%) adalah gejala yang paling sering dilaporkan oleh kebanyakan pasien. Tanda-tanda dehidrasi sedang sampai berat, seperti membran mukosa yang kering, penurunan turgor kulit, atau perubahan status mental, terdapat pada <10% pada hasil pemeriksaan. Gejala pernafasan yang mencakup radang tenggorokan, batuk, dan rinorea dilaporkan sekitar 10% (Bresee et al, 2012)
Berdasarkan data profil kesehatan 2011, jumlah kasus diare di Jawa Tengah berdasarkan laporan puskesmas sebanyak 420.587 sedangkan kasus gastroenteritis dirumah sakit sebanyak 7.648 sehingga jumlah keseluruhan penderita yang terdeteksi adalah 428.235 dengan jumlah kematian adalah sebanyak 54 orang. Dari laporan surveilan terpadu tahun 2010 jumlah kasus diare didapatkan 15,3 % di Puskesmas, di rumah sakit didapat 0,20% pada penderita rawat inap dan 0,05 % pasien rawat jalan. ( Haryawan, 2011).
Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, cakupan penemuan dan penanganan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 sebesar 51,32%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 (42,66%). Pada tingkat kabupaten/kota, diketahui bahwa cakupan penemuan dan penanganan diare tertinggi adalah Kota Pekalongan (106,85%) dan terendah adalah Kabupaten Boyolali (16,42%). (Dinkes Jateng, 2014).
Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit gastroenteritis
Tujuan khusus
Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan definisi gastroenteritis
Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan patofisiologis gastroenteritis
Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan manifestasi klinis gastroenteritis
Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan pemeriksaan penunjang gatroenteritis
Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan klasifikasi gastroenteritis
Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan penatalaksanaan medis gastroenteritis
Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan penatalaksanaan keperawatan gastroenteritis
BAB II KONSEP DASAR MEDIS
Definisi
Gastroenteritis adalah peradangan pada mucosa lambung dan usus halus (Lewis, 2000 ).
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus yang di tandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gejala keseimbangan elektrolit ( cecyly, Betz, 2002).
Menurut Ardiansyah (2012) Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh.
Etiologi
Menurut Mansjoer ( 2000 ) etiologi gastroenteritis adalah :
Faktor infeksi
Infeksi Internal merupakan infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama gastroenteritis. meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans)
Infeksi parenteral merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan gastroenteritis. seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab gastroenteritis yang terpenting pada bayi dan anak.
Faktor Makanan
Gastroenteritis dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
Faktor Psikologis
Gastroenteritis dapat terjadi karena faktor psikologis ( rasa takut dan cemas ).
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis klien dengan gangguan gastroenteritis menurut Cecyly dan Betz (2009) adalah :
Diare yang berlangsung lama ( berhari-hari atau berminggu-minggu) baik secara menetap atau berulang à panderita akan mengalami penurunan berat badan.
BAB kadang bercampur dengan darah.
Tinja yang berbuih.
Konsistensi tinja tampak berlendir.
Tinja dengan konsistensi encer bercampur dengan lemak
Penderita merasakan sekit perut.
Rasa kembung.
Mual, kadang-kadang sampai muntah.
Kadang-kadang demam.
Patofisiologi
Gastroenteritis dapat terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung. Mikroorganisme tersebut berkembang baik, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare. Mikroorganisme memproduksi toksin. Enterotoksin yang diproduksi agen bakteri (seperti E.coli dan Vibrio cholera) akan memberikan efek langsung dalam peningkatan pengeluaran sekresi air ke dalam lumen gastrointestinal. Beberapa agen bakteri bisa memproduksi sitotoksin (seperti Shigella dysenteriae,Vibrio parahaemolitikus, Clostridium difficile, enterohemorrhagic E.coli) yang menghasilkan kerusakan sel-sel mukosa, serta menyebabkan feses bercampur darah dan lendir bekas sisa sel-sel yang terinflamasi. Invasi enterosit dilakukan beberapa mikroba seperti Shigella, organisme campylobacter, dan enterovasif E.coli yang menyebabkan terjadinya destruksi,serta inflamasi (Jones, 2003).
Pada manifestasi lanjut dari diare dan hilangnya cairan, elektrolit memberikan manifestasi pada ketidakseimbanganan asam basa (metabolik asidosis). Hal ini terjadi karena kehilangan Na-Bikarbonat bersama feses. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh dan terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anoreksia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat kerana tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler (Levine, 2009)
Respon patologis penting dari gastroenteritis dengan diare berat adalah dehidrasi,yaitu gangguan dalam keseimbangan air yang disebabkan output melebihi intake. Meskipun yang hilang adalah cairan tubuh, tetapi dehidrasi juga disertai gangguan elektrolit (Prescilla, 2009).
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksan laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnosis yang tepat sehingga tepat juga dalam memberikan obat. Adapun pemeriksaan yang perlu dikerjakan menurut Suraatmaja (2007) adalah :
Pemeriksaan Feses
Tes tinja untuk mengetahui makroskopis dan mikroskopis, biakan kuman untuk mengetahui kuman penyebab, tes resistensi terhadap berbagai antibiotik serta untuk mengetahui pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi glukosaa.
Pemeriksaan Darah
Darah perifer lengkap, analisa darah dan elektrolit (terutama Na, Ca,K dan P serum pada diare yang disertai kejang), anemia dan dapat terjadi karena malnutrisi/malabsorbsi tekanan fungsi sum-sum tulang (proses inflamasi kronis) peningkatan sel-sel darah putih, pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
Pemeriksaan elektrolit tubuh
Untuk mengetahui kadar Natrium, Kalium, Kalsium dan Bikarbonat
Duodenal Intubation
Untuk mengetahui penyebab sevara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik
Klasifikasi
Klasifikasi gastroenteritis menurut depkes RI 1999, diare diklasifikasikan menjadi diare akut dan kronis.
Diare akut adalah diare yang serangannya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diare akut diklasifikasikkan kembali secara klinis menjadi:
Diare non-inflamasi
Diare ini disebabkan oleh enterotoksin dan menyebabkan diare menjadi cair dengan volume besar tanpa lendir dan darah. Keluhan abdomen jarang terjadi atau bahkan tidak ada sama sekali. Dehidrasi cepat terjadi apabila tidak mendapatkan cairan yang seseuai sebagai pengganti. Tidak ditemukan leukosit pada pemeriksaaan feses rutin.
Diare inflamasi
Diare ini disebabkan oleh invasi bakteri dan pengeluaran sitotoksin di kolon. Gejala klinis ditandai dengan adanya mulas sampai dengan nyeri kolik, mual, muntah, demam, tenesmus, tanda dan gejala dehidrasi. Secara makroskopis terdapat lendir dan darah pada pemeriksaan feses rutin dan secara mikroskopis terdapat sel leukosit polimorphonuklear (PMN).
Diare kronis berlangsung lebih dari 14 hari. Diare kronis diklasifikasikkan kembali secara klinis menjadi:
Diare sekresi
Diare dengan volume feses banyak yang biasanya disebabkan oleh gangguan transport elektrolit akibat peningkatan produksi dan sekresi air dan elektrolit namun kemampuan absorbs mukosa usus ke dalam usus menurun. Penyebabnya adalah toksin bakteri seperti toksin kolera, pengaruh garam empedu, asam lemak rantai pendek, laksatif non osmotic dan hormone intestinal (gastrin vasoaktif intestinal polypeptide (VIP))2)
Diare osmotic
Terjadi bila terdapat partikel yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus sehingga osmolaritas lumen meningkat dan air tertarik dari dalam plasma ke lumen usus sehingga terjadilah diare. Misalnya malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi lactase atau akibat garam magnesium.
Diare eks datif
Inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun usus besar. Inflamasi dan eksudat dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non-infeksi seperti gluten sensitive enteropathy, inflammatory bowel disease ataupun akibat radiasi. Kelompok lain akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu transit makanan dan minuman diusus menjadi lebih cepat. Pada kondisi tirotoksikosis, sindroma usus iritabel atau diabetes mellitus dapat muncul diare ini.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
Menurut Supartini ( 2004 ) penatalaksanaan medis pada pasien gastroenteritis meliputi:
1. Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien gastroenteritis dan memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan umum.
a. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang di berikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCL dan glukosa untuk diare akut.
b. Cairan Parenteral
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang di perlukan sesuai dengan kebutuhan pasien, tetapi semuanya itu tergantung tersedianya cairan setampat. Pada umumnya cairan Ringer Laktat (RL) di berikan tergantung berat / ringan dehidrasi, yang di perhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
1. Dehidrasi Ringan
1 jam pertama 25 – 50 ml / kg BB / hari, kemudian 125 ml / kg BB /oral.
2. Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50 – 100 ml / kg BB / oral kemudian 125 ml / kg BB /hari.
3. Dehidrasi berat
1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit (inperset 1 ml : 20 tetes), 16 jam nerikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral.
2. Obat- obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja dengan tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa / karbohidrat lain ( gula, air tajin, tepung beras, dsb ).
a. Obat Anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg / ch dengan dosis minimum 30 mg. Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari.
b. Obat spasmolitik
umumnya obat spasmolitik seperti papaverin ekstrak beladora, opium loperamia tidak di gunakan untuk mengatasi diare akut lagi, obat pengeras tinja seperti kaolin, pectin,charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare sehingga tidak diberikan lagi.
c. Antibiotic
Umumnya antibiotic tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas. Bila penyebabnya kolera, diberikan tetrasiklin 25 – 50 mg / kg BB / hari. Antibiotic juga diberikan bila terdapat penyakit seperti OMA, faringitis, bronchitis / bronkopeneumonia.
Penatalaksaan Keperawatan
Menurut Nugroho (2011) penatalaksanaan keperawatan antara lain :
Rencanakan dan berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Monitor tanda-tanda dehidrasi : penurunan kesadaran, takikardi, tensi turun, anuria, keadaan kulit/turgor.
Hentikan makanan padat
Monitor tanda –tanda vital
Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Pengkajian
Pola pengkajian fungsional menurut Gordon adalah :
Identitas /Biodata
Identitas Pasien
Identitas Penanggung Jawab
Riwayat kesehatan
Keluhan utama
Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan keluarga
Pola fungsi kesehatan :
Pola Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pola Nutrisi dan metabolik
Pola Eliminasi
Pola aktifitas dan latihan
Pola istirahat tidur
Pola persepsi sensoris dan kognitif
Pola hubungan dengan orang lain
Pola reproduksi / seksual
Pola persepsi diri dan konsep diri
Pola mekanisme koping
Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Pemeriksaan fisik ( head to toe)
Data umum
Pemeriksaan head to toe
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien gastroenteritis menurut NANDA adalah :
Kekurangan volume cairan behubungan dengan kehilangan volume cairan aktif (diare, muntah)
Hipertermi berhubungan dengan penyakit (proses infeksi)
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan muntah, hilangnya nafsu makan
Kurang pengetahuan tentang gastroenteritis berhubungan dengan kurangnya informasi
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi rektal karena diare
Rencana Asuhan Keperawatan
Rencana Asuhan keperawatan menurut NANDA NIC NOC adalah :
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif (diare, muntah)
Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan kekurangan volume cairan teratasi dan keseimbangan elektrolit, asam basa dapat tercapai dengan kriteria hasil: keseimbangan cairan, hidrasi yang adekuat, status nutrisi yang adekuat asupan makanan dan cairan, keseimbangan elektrolit dan asam basa.
Intervensi untuk mengatasi masalah tersebut adalah pantau warna, jumlah, dan frekuensi kehilangan volume cairan (rasional untuk mempermudah penghitungan balance cairan), pantau status hidrasi misal kelembaban membran mukosa, keadekuatan nadi (rasional untuk menentukan tingkatan dehidrasi), tingkatkan asupan cairan per oral (rasional untuk mengurangi dehidrasi), manajemen nutrisi misal diet makanan padat, pantau asupan makan klien (rasional untuk menyediakan asupan makanan dalam diet seimbang), kolaborasi pemberian cairan parenteral RL (rasional untuk menggantikan cairan dalam tubuh yang hilang saat diare)
Hipertermi berhubungan dengan penyakit ( proses infeksi )
Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan masalah hipertermi dapat teratasi dengan kriteria hasil: suhu kulit dalam rentang yang diharapkan, suhu tubuh dalam batas normal, nadi dan pernafasan dalam rentang yang diharapkan, perubahan warna kulit tidak ada.
Intervensi untuk mengatasi masalah tersebut adalah kaji tingkat kenaikan suhu tubuh (rasional untuk suhu 380 – 400C menunjukan proses infeksi sehingga membantu untuk menentukan interveni yang tepat), pantau warna kulit (rasional untuk mempermudah mengenali hipertermi), pantau suhu badan minimal setiap dua jam atau sesuai kebutuhan (rasional untuk indikator perkembangan kondisi pasien), pantau nadi dan pernafasan (rasional jika hipertermi maka nadi dan pernafasan meningkat), berikan kompres air hangat pada kening, ketiak dan lipat paha (rasional untuk menurunkan hipertermi melalui proses evaporasi), kolaborasi dalam pemberian obat antipiretik (rasional untuk menurunkan suhu tubuh dengan menstimulasi pusat pengaturan suhu dihipotalamus)
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan muntah, hilangnya nafsu makan.
Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi dengan kriteria hasil: asupan makanan dan cairan adekuat, mempertahankan berat badan atau pertambahan berat badan, ada kemauan untuk makan, tidak muntah setelah makan.
Intervensi untuk mengatasi masalah tersebut adalah kaji status nutrisi pasien serta intake dan outputnya (rasional untuk mengetahui status nutrisi pasien), timbang BB setiap hari (rasional untuk mengetahui apakah ada penurunan BB atau tidak karena ini indikator perubahan status nutrisi), observasi dan catat respon terhadap pemberian makan (rasional untuk mengkaji toleransi pemberian makan), anjurkan untuk memberikan makanan sedikit tapi sering (rasional untuk mengurangi menekan kerja gastrik sehingga mengurangi mual dan mencegah resiko muntah), kolaborasi dalam pemberian obat anti emetik (rasional untuk mencegah muntah dengan menstimulasi pusat pengaturan muntah chemoreceptor triger zone dan central vomiting centre)
Kurang pengetahuan tentang penyakit gastroenteritis dan perawatannya berhubungan dengan kurang informasi.
Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan keluarga mengerti tentang kondisi penyakit dan perawatan di rumah dengan kriteria hasil: keluarga pasien mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari gastroenteritis, cara pencegahan dan perawatan dengan gastroenteritis serta dapat mendemonstrasikan cara membuat oralit dan LGG dengan baik dan benar.
Intervensi untuk mengatasi masalah tersebut adalah kaji tingkat pengetahuan tentang penyakit dan perawatan (rasional untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan tentang penyakit tersebut), berikan penjelasan tentang penyakit dan kondisi, berikan penjelasan setiap akan melakukan prosedur tindakan keperawatan (rasional untuk membantu memahami informasi yang berhubungan dengan penyakitnya, mengurangi kecemasan pada setiap melakukan tindakan), berikan penjelasan tentang perawatan di rumah seperti pembuatan larutan gula garam (rasional untuk mengetahui penanganan awal diare dirumah)
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi rektal karena diare
Tujuan:
setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan integritas kulit tidak mengalami kerusakan dengan kriteria hasil: hidrasi, pigmentasi, dan warna jaringan dalam rentang yang diharapkan, terbebas dari adanya lesi, keutuhan kulit terjaga.
Intervensi yang dapat dilakukan adalah bersihkan daerah bokong secara perlahan dengan air (rasional untuk membersihkan, karena feses diare sangat mengiritasi kulit), pajankan dengan ringan kulit utuh yang kemerahan pada udara jika mungkin (rasional untuk meningkatkan penyembuhan), hindari menggunakan tissue basah yang mengandung alkohol (rasional untuk mencegah iritasi), observasi daerah bokong (rasional untuk mengetahui secara dini tanda-tanda infeksi), kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian salep kulit (rasional untuk mempercepat penyembuhan).
Pathways
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh. (Muhamad Ardiansyah, 2012)
Penyebabnya terjadi karena tiga faktor berikut (Mansjoer Arief, 2000) :
Faktor infeksi
Infeksi Internal: infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama gastroenteritis
Infeksi parenteral: merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan gastroenteritis
Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Gastroenteritis dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
Faktor Psikologis
Saran
Dalam melakukan perawatan Gastroenteritis hendaknya dengan hati-hati, cermat dan teliti serta selalu menjaga kesterilan alat, maka akan mempercepat proses penyembuhan.
perawat perlu mengetahui tanda gejala adanya diare serta derajat dehidrasi pada klien, perawat harus mampu mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan sehingga intervensi yang diberikan bermanfaat untuk kemampuan fungsional pasien, perawat harus mampu berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dan keluarga untuk mendukung adanya proses keperawatan serta dalam pemberian asuhan keperawatan diperlukan pemberian pendidikan kesehatan pada keluarga tentang penyakit, penyebab diare, pencegahan, dan penanganan
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, Muhammad. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogyakarta : Diva Press
Bresee, J. S., et al., 2012. The Etiology of Severe Acute Gastroenteritis Among Adults Visiting Emergency Departments in the United States. The Journal of Infectious Disease. 205 : 1374-1381.
Nugroho, d. T. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit Dalam . Yogyakarta: Nuha Medika.
M.Wilkinson Judith dan R.Ahern Nancy. (2011). Buku Saku Diagnosis keperawatan.Edisi ke-9. Jakarta: EGC
Gordon, M.(1994).nursing diagnosis: procces and application (3rd ed).st.louis: Mosby
Cecily Lynn betz & Linda A.Gowden.2009. Buku Saku Keperawatan Pediatrik, ed.5. Jakarta : EGC
Lewis, S, M. et al.2000. Medical-surgical Nursing. Assessment and Management of clinical problem. Missouri : Mosby Company
Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Jilid 2. Edisi ke-3. Jakarta:Media Aesculapins