GASTROENTERITIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kulia h KMB I
Disusun Oleh :
Nur Asiyah
(NIM . P 17320109029)
Refiani Yusuf
(NIM. P 17320109002)
Syarif Hidayat
(NIM. P 17320109010)
Vani Cahaya Lestari
(NIM. P 17320109012)
Tingkat : 2B
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG JURUSAN KEPERAWATAN 2010
KATA PENGANTAR PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar B lakang Penyak it diare atau gastroenter itis merupakan suatu penyak it pentingdisek itar masyarakat
yang masi merupakan sebab utama kesak itan dan kematian seseorang terutama pada anak.Hal ini tercemin banyak orang yang mender ita penyak it diare atau gastroenter itis yang masuk keluar dar i R umah Sak it.Ak i bat dar i penyak it diare banyak fak tor diantaranya kesehatan lingkungan, higene perorangan, keadaan gizi, fak tor sosial ekonomi, menentukan serangan penyak it diare, walaupun banyak kasus diare yang mengalami dehidrasi namun banyak yang meninggal bila tidak dilakukan tindakan-tindakan yang tepat. Masyarakat pada umumnya selalu menganggap suatu hal penyak it diare adalah sepele, sedangkan jika mengetahui yang ter jadi sebenarnya banyak pender ita diare yang mengalami kematian. Penyak it gastrointer itis merupakan penyak it yang harus sege ra ditangani karena dapat mengalami dehidrasi berat yang mengak i batkan syok hi povolemik dan mengalami kematian. Masalah pada penyak it gastrointer itis atau diare yang dapat mengak i batkan kematian berupa komplikasi lain dan masalah lain yang berkaitan dengan diare belum sepenuhnya ditanggulangi secara memadai, namun berbagai peran untuk mencegah kematian yang berupa komplikasi dan masalah lain seper ti pelayanan kesehatan yang baik dan terpenuhi, dalam mencegah penyak it diare dengan member ikan pendidikan kesehatan kepada semua warga masyarakat tentang penyak it gastroenter ir itis ser ta peran keluarga dan warga sek itarnya sangat mendorong turunnya ter jadinya penyak it gastroenter itis karena dar i keluargalah pola hidup seseorang terbentuk.
Dengan
pola hidup yang sehat dan bersih dapat mencegah ter jadinya
penyak it gastrointer itis. Maka dar i itu muncul gagasan untuk mengurangi agar tidak muncul pender ita gastroenter itis dengan member ikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat luas dan dar i latar belakang tersebut penyusun mengambil kasus tersebut sebagai penyusunan makalah keperawatan medikal bedah dengan judul gastroenter itis.
1.2 R umusan masalah
1.3 Tu juan 1.3.1 Untuk memperdalam ka jian tentang gastroenter itis. 1.3.2 Menambah informasi kepada para pembaca tentang gastroenter itis. 1.3.3 Merumuskan asuhan keperawatan pada pasien gastroenter itis.
1.4 Manfaat Manfaat penulisan ini antara lain : 1.4.1 Dapat men jelaskan bagaimana asuhan keperawatan dengan gangguanpencernaan dengan masalah gastroenter itis. 1.4.2 Pembaca dan khususnya pender ita gastroenter itis dapat menger tiapa dan bagaimana gastroenter itis. 1.4.3 Pembaca dapat lebih mengatahui bagaimana cara mencegah danmenangani gangguan pencernaan: gastroenter itis sehingga pembaca dapat menerapkannya. 1.4.4 Penulis ingin pembaca luas lebih mengetahui tentang gangguan pencernaan: gastroenter itis. 1.4.5 Penulis lebih mengetahui dan memahami bagaimana asuhan keperawatanpada gangguan pencernaan: gastroenter itis.
BAB II TINJAUAN TEOR I
A.Penger tian Gastroenter itis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB dimana frekuensinya lebih dar i 3 kali perhar i dan banyaknya lebih dar i 200 ± 250 gram (Sya iful Noer, 1996 ). Istilah gastroenter itis digunakan secara luas untuk menguraikan pasien yang mengalami perkembangan diare dan/ atau munmtah akut. Istilah ini men jadi acuan bahwa ter jadi proses inf lamasi dalam lambung dan usus. Diare
adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tin ja yang lebih banyak dar i
biasanya (normal 100 ± 200 ml per jam tin ja), dengan tin ja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat) dapat pula diser tai frekuensi yang meningkat (Ar if Mans joer, 1999 : 501). Gastroenter itis (diare akut) adalah inf lamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai bak ter i , virus, dan pathogen parasitic. Diare adalah defekasi yang tidak normal baik frekuensi maupun konsistensinya, frekuensi diare lebih dar i 4 kali sehar i.
B.Anatomi f isiologi Saluran gastrointestinal yang ber jalan dar i mulut melalui esofagus, lambung dan usus sampai anus. Esofagus ter letak di mediastinum rongga torakal, anter ior terhadap tulang punggung dan poster ior terhadap trakea dan jantung. Selang yang dapat mengempis ini, yang pan jangnya k ira-k ira 25 cm (10 inchi) men jadi distensi bila makanan melewatinya. Bagian sisa dar i saluran gastrointestinal ter letak di dalam rongga per itoneal. Lambung ditempatkan di bagian atas abdomen sebelah k ir i dar i gar is tengah tubuh, tepat di bawah diafragma k ir i. Lambung adalah suatu kantung yang dapat berdistensi dengan kapasitas k irak ira
1500 ml. Lambung dapat di bagi ke dalam empat bagian anatomis, kardia, fundus,
korpus dan pilorus. Usus halus adalah segmen paling pan jang dar i saluran gastrointestinal, yang jumlah pan jangnya k ira-k ira dua per tiga dar i pan jang total saluran. Untuk sekresi dan absorbsi, usus halus di bagi dalam 3 bagian yaitu bagian atas disebut duodenum, bagian tengah disebut yeyunum, bagian bawah disebut ileum. Per temuan antara usus halus dan usus besar ter letak di bagian bawah kanan duodenum. Ini disebut sekum pada per temuan ini yaitu katup ileosekal. Yang berfungsi untuk mengontrol isi usus ke dalam usus besar, dan mencegah ref luks bak t er i ke dalam usus halus. Pada tempat ini terdapat apendiks ver iformis. Usus besar
terdir i dar i segmen asenden pada sisi kanan abdomen, segmen transversum yang meman jang dar i abdomen atas kanan ke k ir i dan segmen desenden pada sisi k ir i abdomen. Yang mana fungsinya mengabsorbsi air dan elek trolit yang sudah hampir lengkap pada kolon. Bagian u jung dar i usus besar terdir i dua bagian. Kolon sigmoid dan rek tum kolon sigmoid berfungsi menampung massa faeces yang sudah dehidrasi sampai defekasi ber langsung. Kolon mengabsorbsi sek itar 600 ml air perhar i sedangkan usus ha lus mengabsorbsi sek itar 8000 ml kapasitas absorbsi usus besar adalah 2000 ml perhar i. Bila jumlah ini dilampaui, misalnya adalah karena adanya k ir iman yang ber lebihan dar i ileum maka akan ter jadi diare. R ek tum ber lan jut pada anus, jalan keluar anal diatur oleh jar ingan otot lur ik yang membentuk baik sf ingter internal dan eksternal.
C.Etiologi Fak tor infeksi a.Infeksi internal, yaitu saluran pencernaan yang merupakan penyebab u tama diare. Pada sat ini telah dapat diidentif ikasi tidak kurang dar i 25 jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare pada anak dan bayi. Penyebab itu dapat digolongkan lagi kedalam penyak it yang ditimbulkan adanya virus, bak t er i, dan parasit usus. Penyebab utama oleh virus yang terutama ialah rotavirus (40-60%) sedangkan virus lainnya ialah virus Norwalk, astrovirus, calcivirus, coronavirus, minirotavirus dan virus bulat kecil. Bak ter i-bak ter i yang dapat menyebabkan penyak it itu adalah aeromonashidrophilia, bacillus cereus, campylobacter je juni, clostr idium deff icile, clostr idium perfr ingens, E, coli, plesiomonas, shigelloides, salmonella spp, staphylococcus aureus, vi br io cholerae, dan yersinia enterocolitica. Sedangkan penyebab gastroenter itis (diare akut) oleh parasit adalah balantidium coli, capillar ia phili ppinensis, cryptospor idium, entamoeba histolitica, giarsia lamblia, isospora billi, fasiolapsis busk i, sarcocystis suihominis, strongiloides stercoralis, dan tr ichur is tr ichur ia.
b.Bak ter i penyebab gastroenter itis (diare akut) di bagi dalam dua golongan besar, ialah bvak ter i non invasive dan bak ter i invasive. Yang termauk dalam golongan bak ter i non invasive adalah : vi br io cholera, E. coli pathogen (EPEC,ETEC,EIEC). Sedangkan golongan bak ter i invasiv adalah salmonella spp, shigella spp, E. coli infasif (EIEC), E. coli hemorrhagic (EHEC) dan camphylobcter.
Diare
karena bak ter i invasive dan non ihnvasiv
ter jadi melalui suatu mekanisme yang berhubungan dengan pengaturan transpor t ion di dalam sel-sel usus ber ikut ini : cAMP (cyclic adenosine monophospate), cGMP (cyclic guaniosin
monophospate),
Ca-dependent
dan
pengaturan
ulang
sitoskeleton.
c.Infeksi parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan seper ti : otitis media akut tonsilophar ingitis, dan sebagainya.
D.Insiden Data
depar temen kesehatan R I, menyebutkan bahwa angka kesak itan diare diindonesia saat
ini adalah 230-330 per 1000 pendududk intuk semua golongan umur dan 1,6 ± 2,2 ep isode diare setiap tahunnya untuk golongan umur balita. Angka kematian diare golongan umur balita adalah sek itar 4 per 1000 balita.
Di
laborator ium kesehatan anak R SUD
Dr.
soetomo
pada tahun 1996 didapatkan 871 pender ita diare yang dirawat dengan dehidrasi r ingan 5%, dehidrasi sedang 7,1%, dan dehidrasi berat 23 %.tahun 2000 terdapat 1160 pender ita diare yang dirawat dengan 227 (19,56 %) pender ita yang meninggal karena dehidrasi.
E.Patogenesis Diare
akut ak i bat infeksi( gastro enter itis) terutama dilakukan secara fekal oral. Hal ini
disebabkan masukan minuman atau makanan yang terkontaminasi tin ja ditambah dengan ekskresi yang buruk, makanan yang tidak matang, bahkan yang disa jikan tanpa dimasak penularannya transmisi orang ke orang melalui aerosolisasi (Norwalk, rotavirus), tangan yang terkontaminasi (clostr idium diff icille), atau melalui ak tivitas seksual. Fak tor penentu ter jadinya diare akut adalah fak tor penyebab (agent) dan fak tor pen jamu (host). Fak tor pen jamu adalah kemampuan per tahanan tubuh terhadap mikroorganisme, yaitu fak tor daya tahan tubuh atau lingkungan lumen saluran cerna, seper ti keasaman lambung, motilitas lambung, imunitas juga mencakup lingkungan mikrof lora usus. Fak tor penyebab yang mempengaruhi patogenesis antara lain daya penetrasi, yang merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan di usus ser ta daya lekat kuman. Kuman tersebut membentuk koloni-koloni yang dapat menginduksi diare patogenesis diare disebabkan infeksi bak ter i terbagi dua yaitu : 1.Bak ter i noninvasif (enterotoksigenik) Bak t er i masuk kedalam makanan atau minuman yang tercemar oleh bak t er i tersebut. Bak t er i kemudian ter telan dan masuk kedalam lambung, didalam lambung bak ter i akan di bunuh oleh asam lambung, namun bila jumlah bak ter i ter lalu banyak maka akan ada yang lolos kedalam usus 12 jar i (duodenum).
Di
dalam duodenum bak t er i akan berkembang biak sehingga
jumlahnya mencapai 100 juta koloni atau lebih per ml cairan usus.
Denan
memproduksi
enzim muicinase bak ter i berhasil mencairkan lapisan lendir yang menutupi permukaan sel epitel usus sehingga bak ter i dapat masuk ke dalam membrane (dinding sel epitel).
Di
dalam
membrane bak ter i mengeluarkan toksin yang disebut sub unit A dan sub unit B. sub unit B melekat di dalam membrane dar i sub unit A dan akan bersentuhan dengan membrane sel ser ta mengeluarkan cAMP (cyclic Adenosin Monophospate). cAMP berkhasiat merangsang sekresi cairan usus di bagian kr i pta vili dan menghambat absorbsi cairan di bagian kr i pta vili, tanpa menimbulkan kerusakan sel epitel tersebut. Sebagai ak i bat adanya rangsangan sekres i cairan dan hambatan absorbsi cairan tersebut, volume cairan didalam lumen usus akan ber tambah banyak. Cairan ini akan menyebabkan dinding usus menggelembung dan tegang dan sebagai reaksi dinding usus akan megadakan kontraksi sehingga ter jadi hi permotilitas atau hi perper istaltik untuk mengalirkan cairan ke baeah atau ke usus besar.
Dalam
keadaan
normal usus besar akan meningkatkan kemampuannya untuk menyerap cairan yang ber tambah banyak, tetapi tentu sa ja ada batasannya. Bila jumlah cairan meningkat sampai dengan 4500 ml (4,5 liter), masih belum ter jadi diare, tetapi bila jumlah tersebut melampaui kapasitasnya menyerap, maka akan ter jadi diare.
2.Bak ter i enteroinvasif Diare
menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekros is dan ulserasi, dan bersifat
sekretor ik eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lendir dan darah. Bak ter i yang termasuk dalam golongan ini adalah Enteroinvasif E. Coli (EIEC), S. Paratyphi B, S. Typhimur ium, S. Enter iditis, S. Choleraesuis, Shigela, Yersinia dan Perfr ingens ti pe C. Penyebab diare lainnya, seper ti parasit menyebabkan kerusakan berupa usus besar (E. Histolytica) kerusakan vili yang penting menyerap air, elek trolit dan zat makanan (lamdia) patof isologi kandida menyebabkan gastroenter itis belum jelas, mungk in karena super infeksi dengan jasad renik lain. Mekanisme yang dilakukan virus masih belum jelas kemungk inan dengan merusak sel epitel mukosa walaupun hanya superf isial, sehingga mengganggu absorpsi air, dan elek trolit. Sebaliknya sel-sel kr i pti akan berpoliferasi dan menyebabkan ber tambahnya sekresi cairan ke dalam lumen usus. Selain itu ter jadi pula kerusakan enzim-enzim disakar ida yang menyebabkan intoleransi yang akhirnya memper lama diare.
F.Ge jala K linik Pasien dengan diare ak i bat infeksi ser ing mengalami nausea, muntah, nyer i perut sampai ke jang perut, demam dan diare ter jadi ren jatan hi povolemik harus dihindar i
kekurangan cairan menyebabkan pasien akan merasa haus, lidah ker ing, tulang pi pi menon jol, turgor kulit menurun, ser ta suara men jadi serak, gangguan biok imiawi seper ti asidosis metabolik akan menyebabkan frekuensi pernafasan lebih cepat dan dalam (pernafasan kusmaul). Bila ter jadi ren jatan hi povolemik berat maka denyut nadi cepat (lebih dar i 120 kali/menit) tekanan darah menurun tak terukur, pasien gelisah, muka pucat, u jung ekstremitas dingin dan kadang sianosis, kekurangan kalium dapat menimbulkan ar itmia jantung. Perfusi gin jal dapat menurun sehingga timbul anur ia, sehingga bila kekurangan cairan tak segera diatasi dapat timbul penulit berupa nekrosis tubular akut. Secara k linis dianggap diare karena infeksi akut di bagi men jadi dua golongan per tama, koler ifrom, dengan diare yang terutama terdir i atas cairan sa ja. Kedua disentr iform, pada saat diare didapatkan lendir kental dan kadang-kadang darah.
G.Tes Diagnostik BAHAN PEMER IKSAAN: Tin ja Darah
Cairan duadenum Biakan : Siggela, salmonella, E. coli, V. Cholarae Virus : Mikroskop elek tron, elisa Parasit : Pemer iksaan mikroskopika PH dan u ji reduksi Lemak (pewarna sudam III) Elek trolit dan osmolalitas Darah
tepi lengkap
Asam folat serum dan er itrosit Mikroskopik : glordia dorstr ing dan loides. Biakan : kuman aerob dan anaerob.
H.Penatalaksanaan Dasar
pengobatan diare adalah :
1.Pember ian cairan : jenis cairan, cara member ikan dan jumlah cairan. 2.Dietetik. 3.Obat-obatan.
Ketiga dasar pengobatan tersebut dijelaskan sebagai ber ikut : 1.Pember ian cairan pada pasien diare dengan memperhatikan dera jat dehidrasinya dan keadaan umum. Jenis cairan a. Cairan peroral : Pada pasien dengan dehidrasi r ingan dan sedang atau tanpa dehidrasi dan bila anak mau minum ser ta kesadaran baik di ber ikan peroral berupa cairan yang ber isi NaCl dan NaHCO3, K CI dan glukosa. Formula lengkap ser ing disebut juga oralit. Cairan sederhana yang dapat di buat sendir i (formula tidak lengkap)hanya mengandung garam dan gula (NaCl dan sukrosa), atau air ta jin yang di ber i garam dan gula untuk pengobatan sementara sebelum di bawah berobat ke rumah sak it pelayanan kesehatan untuk mencegah dehidrasi lebih jauh. b. Cairan parenteral : 1). Belum ada dehidrasi Peroral sebanyak anak mau minum atau 1 gelas tiap defekasi. 2). Dehidrasi r ingan 1 jam per tama : 25 ± 50 ml/kg BB per oral (intragastr ik). Selan jutnya : 125 ml/kg BB /har i. 3). Dehidrasi sedang 1 jam per tama : 50 ± 100 ml/kg BB peroral /intragastr ik (sonde). Selan jutnya ; 125 ml/kg BB/har i. 4). Dehidrasi berat (a).Untuk anak umur 1 bulan ± 2 tahun, berat badan 3 ± 10 kg. ya itu 1 jam per tama : 40 ml/kg BB / jam = 10 tetes / kg BB /menit (set infus berukuran 1 ml = 15 tetes) atau 13 tetes / kg BB /menit (set infus 1 ml : 20 tetes). 7 jam ber ikutnya : 12 ml /kg BB/ jam = 33 tetes / kg BB/ m atau 4 tetes / kg BB/menit. 16 jam ber ikutnya : 125 ml/kg BB oralit peroral atau intragastr ik. Bila anak tidak mau minum, teruskan dengan intravena 2 tetes/.kg BB/menit atau 3 tetes/kgBB/menit.
(b).Untuk
anak
lebih
dar i
25
tahun
dengan
BB
10
±
15
kg
:
1 jam per tama : 30 ml /kg BB/ jam = 8 tetes/kgBB/menit. atau 10 tetes/kgBB/menit. 7 jam ber ikutnya : 10 ml /kg BB / jam = 3 tetes/kgBB/ menit. atau 4 tetes/kgBB/menit. 16 jam ber ikutnya : 125 ml /kg BB oralit peroral atau intragastr ik. Bila anak tidak mau minum dapat diteruskan dengan
DG
aa intravena 2 tetes/kgBB/m, atau 3 tetes/ kgBB/m.
(c).Untuk bayi baru lahir (neonatus) dengan BB 2 ± 3 kg. Kebutuhan cairan : 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml /kg bb /24 jam. Jenis cairan 4 : 1 (4 bagian glukosa 5 % + 1 bagian NaHCO3 1 %) dengan kecepatan 4 jam per tama = 25 ml / kg BB / jam atau 6 tetes/kgBB/menit., 8 tetes/kgBB/ menit. 20 jam ber ikutnya 150 ml /kg BB /20 jam = 2 tetes/kgBB/ menit. atau 2 ½ tetes/kgBB/menit.
2.Pengobatan dietetik Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB kurang dar i 7 kg jenis makanan
:
a. Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung lak tosa rendah dan asam lemak tak jenuh). b. Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim). c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan. Cara member ikannya : a.Har i per tama : setelah dehidrasi segera di ber ikan makanan peroral. Bila di ber i ASI/susu formula tapi masih diare di ber ikan oralit selang-seling. b. Har i kedua ± keempat : ASI /susu formula rendah lak tosa penuh. c. Har i kelima : bila tidak ada kelainan pasien di pulangkan. Kembali susu atau makanan biasa.
3.Obat-obatan a.Obat anti sekresi : dosis 25 mg /tahun dengan dosis minimum 30 mg. K lorpromazin dosis 0,5 ± 1 mg /kg bb /har i. b. Obat spasmolitik. c. Anti biotik (Ngastiyah, 1997).
I.Pr insi p Pengobatan
Dan
Managemen Perawatan
1.Pengobatan tergantung pada dera jat dehidrasi.
Dehidrasi
r ingan . ada kemungk inan lebih
disukai untuk merawat anak di rumah, asal di ber ikan perawatan medis tang efesien. a.Dihentikannya pember ian susu yang diganti dengan campuran glucose elek trolit (dioralite). b.Cairan harus di ber ikan setiap 2 jam pada siang har i dan setiap 4 jam selama malam har i, dilan jutkan selama 24 jam c.Setelah 24 jam pember ian susu dimulai kembali, jika di ber ikan jumlah kecil (15 ml susu kr im separuh) setiap 4 jam dengan salin antara wak tu makan
d.Dengan ditingkatkannya pember ian susu, jumlah campuran glucose elek trolit diturunkan secara ber imbang e.Sucrose hanya ditambahkan jika feces mulai berbentuk Dehidrasi
r ingan. Pada kasus ini, gambaran k linik ditegakkan secara baik danbayi mulai
dirawat : a.Dihentikannya pember ian susu b.Penggantian def icit cairan danelek trolit ser ta koreksi gangguan asam basa. Ini didasarkan pada penilaian k linis, atau pada rekaman kehi,angan berat badanterakhir. Pergantian dapat dilakukan baik peroral atau intravena dan akan tergantung pada kehilangan air dan elek trolit melalui diare. c.Perawatan bayi dengan terapi intra vena d.Pemer iksaan biok imia dan obsevasi k linis untuk menentukan status elek trolit e.Dimulainya pember ian cairan peroral secara per lahan ± lahan untuk kmenentukan kemampuan mener ima cairan f.Dimulainya pember ian susu secara berangsur-angsur seper ti yangdiuraikanuntuk dehidrasi r ingan g.Penimbangan berat badan har ian dan pengumpilan ur in har ian Dehidrasi
parah. Bayi dalamkedaan sak it parah dengan kegagalan sirkulasi :
a.Infuse intravena dengan larutan yang sesuai dan masukan cairan dengan peningkatan yang seksama b.Infuse plasma untukmenggantikan penurunan volume plasma c.Koreksi asidosis merabolik dengan pember ian secara intravena 8,4 % natr ium bikarbonat dengan penilaian kembali status asam basa d.Jika suatu elek trolit dan cairan telah dikoreksi, secara berangsur-angsur susu di ber ikan kembali seper ti yang diuraikan untuk dehidrasi r ingan e.Selama fase akut, bayi dirawat dalam incubator.
Di ber ikan
oksigen dan bayi diobservasi
secara seksama, karena penurunan kadar ka lium serum menimbulkan perubahan ak tivitas jantung, dan peningkatan kadar kalium secara cepat membawa resiko henti jantung. 2.Perawatan rutin a.Pember ian obat-obatan, terutama anti biotika untuk mengatasu kuman infeksi . jika muntah parah, obat-obatan yang sesuai, seper ti k loramfenikol atau streptomisin, dapat di ber ikan secara parenteral b.Isolasi
bayi
dan
penger tian
akan
proses
infeksi
silang
ser ta
pencega hannya.
c.Perawatan bokong anak. Feces yang encer akan menyebabkan kemerahan dan ekskor iasi
kulit. Bayi tidak boleh ditinggal berbar ing dengan popok yang basah dan ko tor. Area popok di basuh secara lebih dan di ber ikan kr im pelindung. Meninggalkan bokong dalam kedaan terpapar merupakan cara yang terbaik untuk mendorong ter jadinya penyembuhan. d.Inspeksi dan perawatan mulit bayi e.Dukungan bagi orang tua. Jika terdapat buk ti tidak adanya penger tian dalam hal perawatan anak,i bu harusdidorong untuk tinggal bersama anak. Perawatan dapat diawasi dan di ber ikan bantuan. Walaupun demik ian, harus diingat bahwa banyak bayi yangmender ita gastroenter itis kendati pun perawatan bayi yang bhaik, dan orang tua tidak boleh disalahkan karena keadaan ini. f.Persiapan pulang ke rumah. Segera setelah petun juk pember ian makanan mencapai tingkat sesuai umur dan kebutuhan anak, dan jika ter jadi per tambahan berat badan anak yang memuaskan dan tidak terdapat muntah atau feces yang encer, maka anak dizinkan pulang. Orang tua diminta untuk datang ke unit rawat jalan untuk mengubungi dok t er umum untuk menilai kema juan bayi.
Asuhan Keperawatan Gastroenter itis Pengka jian yang sistematis meli puti pengumpulan data, analisa data dan penentuan masalah. Pengumpulan data di peroleh dengan cara intervensi, observasi, pemer iksaan f isik. Pengka ji data menurut Cyndi Smith Greenberg, 1992 ada lah : 1. Identitas k lien. 2. Riwayat keperawatan. · Awalan serangan : Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul diare. · Keluhan utama : Faeces semak in cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elek trolit ter jadi ge jala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bi bir ker ing, frekwensi BAB lebih dar i 4 kali dengan konsistensi encer. 3. Riwayat kesehatan masa lalu. Riwayat penyak it yang dider ita, r iwayat pember ian imunisasi. 4. Riwayat psikososial keluarga. Hospitalisasi akan men jadi stressor bagi anak itu sendir i maupun bagi keluarga, kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak, setelah menyadar i penyak it anaknya, mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersa lah.
5. Kebutuhan dasar. · Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dar i 4 kali sehar i, BAK sedik it atau jarang. · Pola nutr isi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan bera t badan pasien. · Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman. · Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap har inya. · Ak tivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyer i ak i bat distensi abdomen. 6. Pemer ikasaan f isik. a. Pemer iksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat. b. Pemer iksaan sistematik : · Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bi bir ker ing, berat badan menurun, anus kemerahan. · Perkusi : adanya distensi abdomen. · Pal pasi : Turgor kulit kurang elastis · Auskultasi : terdengarnya bising usus. c. Pemer iksaan tingkat tumbuh kembang. d. Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat badan menurun. e. Pemer iksaan penun jang. f.Pemer iksaan tin ja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk mengetahui penyebab secara kuantitati p dan kualitatif.
Diagnosa
1.
Def isit
Keperawatan GE volume cairan dan elek trolit kurang dar i kebutuhan tubuh berhubungan dengan
out put cairan yang ber lebihan. 2. Gangguan kebutuhan nutr isi kurang dar i kebutuhan tubuh berhubungan dengan mua l dan muntah. 3. Gangguan integr itas kulit berhubungan dengan ir itasi, frekwensi BAB yang ber lebihan. 4. Gangguan rasa nyaman nyer i berhubungan dengan distensi abdomen.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang penyak it,
prognosis dan pengobatan. 6. Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, prosedur yang menakutkan.
Intervensi Diagnosa 1. Def isit
volume cairan dan elek trolit kurang dar i kebutuhan tubuh berhubungan dengan out put
cairan yang ber lebihan. Tu juan : Devisit
cairan dan elek trolit teratasi
Kr iter ia hasil: Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bi bir lembab, balan cairan seimbang Intervensi : Observasi tanda-tanda vital. Observasi tanda-tanda dehidrasi. Ukur input dan out put cairan (balan cairan). Ber ikan dan an jurkan keluarga untuk member ikan minum yang banyak kurang lebih 2000 ± 2500 cc per har i. Kolaborasi dengan dok ter dalam pember ian therapi cairan, pemer iksaan lab elek trolit. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pember ian cairan rendah sodium. Diagnosa 2.
Gangguan kebutuhan nutr isi kurang dar i kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual dan muntah. Tu juan : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutr isi teratasi Kr iter ia hasil : Intake nutr isi k lien meningkat, diet habis 1 porsi yang disediakan, mual, muntah tidak ada. Intervensi : Ka ji pola nutr isi k lien dan perubahan yang ter jadi. Timbang berat badan k lien. Ka ji fak tor penyebab gangguan pemenuhan nutr isi. Lakukan pemer iksaan f isik abdomen (pal pasi, perkusi, dan auskultasi). Ber ikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi ser ing. Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet k lien. Diagnosa 3.
Gangguan integr itas kulit berhubungan dengan ir itasi, frekwensi BAB yang ber lebihan. Tu juan : Gangguan integr itas kulit teratasi
Kr iter ia hasil : Integr itas kulit kembali normal, ir itasi tidak ada, tanda-tanda infeksi tidak ada Intervensi : Ganti popok anak jika basah. Bersihkan bokong secara per lahan menggunakan sabun non alkohol. Ber i zal p seper ti zinc oxsida bila ter jadi ir itasi pada kulit. Observasi bokong dan per ineum dar i infeksi. Kolaborasi dengan dok ter dalam pember ian therapi antifungi sesuai indikasi. Diagnosa 4.
Gangguan rasa nyaman nyer i berhubungan dengan distensi abdomen. Tu juan : Nyer i dapat teratasi Kr iter ia hasil : Nyer i dapat berkurang / hilang, ekspresi wa jah tenang Intervensi : Observasi tanda-tanda vital. Ka ji tingkat rasa nyer i. Atur posisi yang nyaman bagi k lien. Ber i kompres hangat pada daerah abdomen. Kolaborasi dengan dok ter dalam pember ian therapi analgetik sesuai indikasi. Diagnosa 5.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyak it, prognosis dan pengobatan. Tu juan Pengetahuan keluarga meningkat Kr iter ia hasil : Keluarga k lien menger ti dengan proses penyak it k lien, ekspresi wa jah tenang, keluarga tidak banyak ber tanya lagi tentang proses penyak it k lien. Intervensi : Ka ji tingkat pendidikan keluarga k lien. Ka ji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyak it k lien. Jelaskan tentang proses penyak it k lien dengan melalui pendidikan kesehatan. Ber ikan kesempatan pada keluarga bila ada yang belum dimenger tinya. Li batkan keluarga dalam pember ian tindakan pada k lien. Diagnosa 6.
Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, prosedur yang menakutkan. Tu juan : K lien akan memper lihatkan penurunan tingkat kecemasan
Intervensi : Ka ji tingkat kecemasan k lien. Ka ji fak tor pencetus cemas. Buat jadwal kontak dengan k lien. Ka ji hal yang disukai k lien. Ber ikan mainan sesuai kesukaan k lien. Li batkan keluarga dalam setiap tindakan. An jurkan pada keluarga untuk selalu mendampingi k lien.
Evaluasi
1. Volume cairan dan elek trolit kembali normal sesuai kebutuhan. 2. Kebutuhan nutr isi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh. 3. Integr itas kulit kembali normal. 4. R asa nyaman terpenuhi. 5. Pengetahuan kelurga meningkat. 6. Cemas pada k lien teratasi.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Gastroenter itis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB dimana frekuensinya lebih dar i 3 kali perhar i dan banyaknya lebih dar i 200 ± 250 gram Etiologi terdir i dar i 3 fak tor infeksi a.Infeksi internal b.Bak ter i penyebab gastroenter itis (diare akut) di bagi dalam dua golongan besar, ialah bak ter i non invasive dan bak t er i invasive c.Infeksi parenteral Ge jala k linik pasien dengan diare ak i bat infeksi ser ing mengalami nausea, muntah, jadi ren jatan nyer i perut sampai ke jang perut, torgor kulit menurun, demam dan diare ter hi povolemik.Tes diagnostik sangat di per lukan untuk pengka jian penyak it diare Dasar
pengobatan diare adalah :
1.Pember ian cairan : jenis cairan, cara member ikan dan jumlah cairan. 2.Dietetik. 3.Obat-obatan Pember ian asuhan keperawatan di per ikan untuk pender ita diare
3.2 Saran Saran dar i para pembaca sebagai masukan sangat di per lukan untuk perbaikan bagi penulis, diharapkan penulis mampu membuat karya tulisanya lagi lebih baik dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-gastroenteritis/ http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09/gastroenteritis/