RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK)
“PROGRAM
P2 DBD
(DEMAM BERDARAH DENGUE)
PUSKESMAS KAUMAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nyalah dapat
tersusun
rencana
usulan
kegiatan
(RUK)
Program
DBD
di
Puskesmas
Kauman,Kabupaten Ponorogo. Rencana Usulan Kegiatan Program DBD ( RUK) ini
disusun sebagai panduan dari
pengelola program dalam melaksanakan kegiatan selama satu tahun berikutnya.Diharapkan dengan adanya Rencana Usulan Kegiatan Program Diare ( RUK) ,dapat meningkatkan mutu kegiatan pengendalian program DBD di wilayah kerja Puskesmas Kauman. Dalam pembuatan Rencana Usulan Kerja Program DBD ( RUK) saya masih dalam tahap belajar,sehingga memerlukan berbagai masukan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan Program DBD di wilayah kerja Puskesmas Kauman,Kabupaten Ponorogo. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Program DBD ( RUK) ini,semoga Alloh SWT meridhoi usaha kita semua dalam melakukan
kegiatan
pengendalian
Program
DBD
di
wilayah
kerja
Puskesmas
Kauman,Kabupaten Ponorogo. Akhirnya saya berharap Rencana Usulan Kegiatan Kegiatan Program DBD
(RUK)
ini dapat
diterima dan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kauman, 31 Maret 2016 Pengelola Program DBD
Wiwit Widyastuti, W idyastuti, A.Md.Keb. A.Md.Keb. NIP.19750525 200701 2 024
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................
v
BAB 1
PENDAHULUAN ..............................................................................
1
A.
Latar Belakang ........................................................................
1
B.
Tujuan .....................................................................................
3
C.
Manfaat ...................................................................................
4
ANALISA SITUASI ..........................................................................
5
A.
Gambaran Umum Program DBD
...........................................
5
B.
Wilayah Kerja Program DBD
.............................................
5
C.
Sasaran Program DBD
......................................................
6
ANALISA MASALAH .........................................................................
7
A.
Identifikasi Masalah ..................................................................
7
B.
Menetapkan Prioritas Masalah .................................................
8
C.
Penentuan Prioritas Masalah ....................................................
8
D.
Rumusan Masalah ...................................................................
9
E.
Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah ...............................
10
BAB 4
RENCANA KEGIATAN TAHUN 2015 ...............................................
14
BAB 5
PENUTUP ......................................................................................
15
BAB 2
BAB 3
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan kesejahteraan suatu bangsa di samping ekonomi dan sosial. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 28 H ayat 1, yang menyatakan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Selain itu Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan juga menjelaskan dengan tegas tentang hak dan kewajiban pemerintah maupun masyarakat yang berkenaan dengan pemenuhan akan kesehatan. Pelaksanaan pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan upaya kesehatan dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan masyarakat yang dilaksanakan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut dilakukan upaya upaya kesehatan. Salah satu upaya kesehatan yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan yang optimal adalah program pencegahan dan pengendalian penyakit menular. Penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi program pemerintah di antaranya adalah program pengendalian penyakit diare yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare bersama lintas program dan sektor terkait (Kemenkes RI, 2011). Demam berdarah dengue atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue Famili Flaviviridae, dengan genusnya adalah Flaviirus. (www.Infeksi.com). Demam berdarah merupakan penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh virus, menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan sistem pembekuan darah sehingga mengakibatkan pendarahan. Demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Agypti, yang ditandai dengan demam mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, disertai tanda pendarahan di kulit berupa bintik pendarahan (patechiae), lebam (ecchymosis) atau ruam (purpura). Hingga saat ini penyakit DBD masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan DBD dari tahun ke tahun. Sejak Januari sampai dengan 5 Maret tahun 2004 total kasus DBD di seluruh propinsi di Indonesia sudah mencapai 26.015, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang (CFR=1,53% ). Kasus tertinggi terdapat di Propinsi DKI Jakarta (11.534 orang) sedangkan
1
CFR tertinggi terdapat di Propinsi NTT (3,96%). Pada tahun 2005 ada 159 kasus, 2006 sebanyak 116 kasus, tahun 2007 mencapai 264 kasus dan tahun 2009 sebanyak 399 kasus. Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Penyakit DBD sering salah didiagnosis dengan penyakit lain seperti flu atau tipus. Hal ini disebabkan karena infeksi virus dengue yang menyebabkan DBD bisa bersifat asimtomatik atau tidak jelas gejalanya. Data di bagian anak RSCM menunjukkan pasien DBD sering menunjukkan gejala batuk, pilek, muntah, mual, maupun diare. Masalah bisa bertambah karena virus tersebut dapat masuk bersamaan dengan infeksi penyakit lain seperti flu atau tipus. Oleh karena itu diperlukan kejelian pemahaman tentang perjalanan penyakit infeksi virus dengue, patofisiologi, dan ketajaman pengamatan klinis. Dengan pemeriksaan klinis yang baik dan lengkap, diagnosis DBD serta pemeriksaan penunjang (laboratorium) dapat membantu terutama bila gejala klinis kurang memadai. Provinsi Jawa Timur dan Sumatera Selatan menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak tanggal 1 Januari 2015. Terjadi peningkatan jumlah kasus DBD di 2 provinsi tersebut. Selama bulan Januari 2015 di Provinsi Jawa Timur KLB DBD terjadi di 37 Kabupaten/Kota, dengan total jumlah kasus sebanyak 3.136 kasus DBD dan angka kematian sebanyak 52 kasus, sementara di Provinsi Sumatera Selatan terjadi KLB DBD di 13 Kabupaten/Kota dengan jumlah kasus sebanyak 335 kasus DBD. Kabupaten/Kota yang mengalami KLB DBD di Provinsi Jawa Timur antara lain Kab. Bangkalan 160 kasus, Kab. Banyuwangi 154 kasus, Kota Batu 10 kasus, Kab. Blitar 53 kasus, Kota Blitar 12 kasus, Kab. Bojonegoro 30 kasus, Kab. Bondowoso 180kasus, Kab. Gresik 33 kasus, Kab. Jember 270 kasus, Kab. Jombang 136 kasus, Kab. Kediri 131 kasus, Kota Kediri 42 kasus, Kab. Lamongan 81 kasus, Kab. Lumajang 8 kasus, Kab. Madiun 58 kasus, Kota Madiun 36 kasus, Kab. Magetan 38 kasus, Kab. Malang 95 kasus, Kota Malang 11 kasus, Kab. Mojokerto 76 kasus, Kab. Nganjuk 90 kasus, Kab. Ngawi 91 kasus, Kab. Pacitan 198 kasus, Kab. Pamekasan 45 kasus, Kab. Pasuruan 34 kasus, Kota Pasuruan 12 kasus, Kab. Ponorogo 74 kasus, Kab. Probolinggo 136 kasus, Kota Probolinggo 15 kasus, Kab. Sampang 74 kasus, Kab. Sidoarjo 21 kasus, Kab. Situbondo 24 kasus, Kab. Sumenep 380 kasus, Kota Surabaya 59 kasus, Kab. Trenggalek 111 kasus, Kab. Tuban 24 kasus, dan Kab. Tulungagung 134 kasus. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang mengalami KLB melakukan upaya-upaya antara lain memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas dan rumah sakit, pemutusan rantai penularan melalui fogging massal di desa dan kecamatan, larvasidasi dan pemberantasan sarang nyamuk, surveilans ketat kasus DBD, pemantauan jentik mingguan, penyiapan logistik (insektisida, larvasida dan RDT) serta sosialisasi pemberantasan kasus DBD kepada masyarakat di tingkat desa dan kecamatan.
2
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur melakukan asistensi teknis penanganan KLB DBD kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, penyiapan logistik insektisida, larvasida dan mesin fogging serta melakukan pemantauan dan pelaporan kepada Kementerian Kesehatan. Kerjasama dengan pemerintah setempat yaitu melalui kegiatan gotong royong untuk membersihkan lingkungan atau PSN yang rutin dilaksanakan pada hari minggu setiap pekannya. Selain itu pula dalam mendukung pelaksanaan program DBD Pihak Puskesmas Kauman juga mendapatkan dukungan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) melalui kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) melalui 5 pilar yaitu stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengolahan makanan dan minuman, pengelolaan sampah rumah tangga dan pengelolaan limbah cair rumah tangga serta pemeriksaan jentik berkala. Dalam pelaksanaan program pengendalian penyakit DBD dibutuhkan adanya kerjasama lintas program dan sektor terkait. Melalui kerjasama tersebut diharapkan pelaksanaan program pengendalian penyakit DBD akan mendapat dukungan baik politis maupun operasional dari institusi lain sesuai dengan porsi masing-masing (Kemenkes RI, 2011). Puskesmas memegang peranan penting sebagai unit pelayanan kesehatan terdepan dalam upaya pengendalian penyakit menular yang salah satunya adalah penyakit DBD. Puskesmas diharapkan dapat melakukan pencegahan penularan 8 penyakit serta mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat DBD baik dengan penanganan aktif maupun dengan penyuluhan.
B. Tujuan 1. Umum : Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare bersama lintas program dan sektor terkait. 2. Khusus : 1. Tercapainya penurunan angka kesakitan. 2. Terlaksananya talalaksana DBD sesuai standar. 3. Diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya masalah penyakit DBD di masyarakat,
sehingga
dapat
dibuat
perencanaan
dalam
pencegahan,
penanggulangan maupun pemberantasannya di semua jenjang pelayanan. 4. Terwujudnya masyarakat yang mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup sehat melalui promosi kesehatan kegiatan pencegahan sehingga kesakitan dan kematian karena DBD dapat dicegah. 5. Tersusunnya rencana kegiatan Pengendalian Penyakit DBD di suatu wilayah kerja yang meliputi target, kebutuhan logistik dan pengelolaannya.
3
C Manfaat 1. Supaya pelaksanaan tatalaksana pemderita DBD sesuai standart baik disarana kesehatan maupun masyarakat. 2. Tatalaksana survaylans epidemiologi dan penanggulangan KLB DBD 3. Pengembangan pedoman pengendalian penyakit DBD. 4. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petugas dalam pengelolaan program. 5. Kerjasama lintas sektor dan lintas program. 6. Pelaksanaan evaluasi untuk mengetahui hasil kegiatan program dan sebagai dasar perencanaan selanjutnya.
4
BAB 2 ANALISA SITUASI
A. Gambaran Umum Program DBD 1. Tugas Pokok Program DBD a. Menyusun rencana kegiatan program diare berdasar data program Puskesmas. b. Melaksanakan sosialisasi termasuk kie. c. Penemuan dan pengobatan penderita. d. Melaksanakan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) DBD. e. Melakukan monitoring dan evaluasi program DBD f.
Pemberantasan vector melalui PJB
g. Melaksanankan Penyelidikan Epidemiologi DBD 2. Wilayah Kerja Program DBD
Gambar 1. Wilayah kerja Puskesmas Kauman Wilayah kerja Puskesmas Kauman dilalui oleh 1 buah anak sungai yang desa Gabel, Plosojenar, Semanding, Somoroto dan Maron. Wilayah kerja
melalui
Puskesmas
Kauman merupakan daerah dataran rendah. Adapun batas-batas wilayah Puskesmas Kauman adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sukorejo dan Sampung b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sukorejo c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jambon dan Balong d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Jambon
5
3.
Sasaran Program DBD
Tabel 2.1 Sasaran program DBD Tahun 2016
Indikator program DBD
Target
Target
2016
absolut
100 %
35
1.
Prosentase Penderita DBD ditangani
2.
Angka Bebas Jentik (ABJ)
95 %
584
3.
Cakupan PE
100 %
33
Target Pencapaian Program DBD
Penetapan target pencapaian Program DBD Puskesmas Kauman tahun 2016 mengacu pada target PKP (Pencapaian Kinerja Puskesmas) serta survey kebutuhan dan harapan masyarakat. Berikut ini target yang dicapai Program DBD pada tahun 2015 serta hasil survey kebutuhan dan harapan masyarakat tahun 2015 4. Pencapaian Program DBD Tabel 2.2 Target Pencapaian DBD berdsarkan PKP Tahun 2015 No
A.
Jenis Kegiatan
Target
Hasil
Absolut
%
Absolut
%
Program DBD
1
Angka bebas jentik(ABJ)
584
95%
491
84.04 %
2
Penderita DBD ditangani
35
100 %
35
100 %
3
Cakupan PE
33
100 %
33
100 %
Tabel 2.3 Cakupan survey ke butuhan dan harapan masyarakat 2015 No
Masukan Masyarakat
1.
Penanggulangan bila ada KLB
2.
Penyuluhan
3.
Mengaktifkan kader jumantik di lingkup Sekolah Dasar
4
Pemeriksaan jentik berkala dan larvasidasi
5
Abatisasi
6
Pembetukan kader jumantik
7
Pemantauan jentik di desa
Data pencapaian hasil kinerja adalah cakupan hasil kegiatan program DBD selama 1 tahun. Berikut ini hasil pencapaian program DBD selama tahun 2015.
6
Tabel 2.4 Penemuan kasus DBD di sarana kesehatan Puskesmas Kauman Tahun 2015 NO
BULAN
PENDERITA
KEMATIAN
JUMLAH
1
Januari
11
-
11
2
Pebruari
-
-
-
3
Maret
5
-
5
4
April
2
-
2
5
Mei
-
-
-
6
Juni
8
-
8
7
Juli
-
-
-
8
Agustus
2
-
2
9
September
3
-
3
10
Oktober
3
-
3
11
Nopember
-
-
-
12
Desember
1
-
1
Berdasarkan data di atas, angka kejadian DBD di fasilitas kesehatan tertinggi sekitar bulan Januari
BAB 3 7
ANALISA MASALAH
A. Identifikasi Masalah Penyusunan rencana usulan kegiatan dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut yaitu menyusun rencana kegiatan yang bertujuan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan memperbaiki program yang masih bermasalah dan menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kauman Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang dikelompokkan menurut jenis program, cakupan, mutu dan ketersediaan sumber daya. Adapun hasil identifikasi masalah adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 identifikasi masalah No
Program
Target
1
Prosentase Penderita DBD ditangani
2
Angka Bebas Jentik (ABJ)
3
Cakupan pe
Pencapaian
Kesenjangan
100 %
100 %
0%
95 %
81,41 %
13,59 %
100 %
100 %
0%
Berdasarkan hasil identifikasi tersebut di atas, maka didapatkan permasalahannya adalah sebagai berikut : 1.
Kurangnya cakupan Jumlah rumah yang diperiksa jentik secara berkala wilayah Puskesmas Kauman pada tahun 2014 yaitu sebesar 15,05 % dari target 100 %.
2.
Kurangnya cakupan Angka bebas jentik (ABJ) wilayah Puskesmas Kauman pada tahun 2014 yaitu sebesar 81,41 % dari target 95 %.
B. Penentuan Prioritas Masalah Mengingat keterbatasan kemampuan mengatasi masalah sekaligus, maka perlu dilakukan prioritas masalah berdasarkan pendekatan metode USG ( Urgency, Seriousness, Growth). Berikut ini adalah hasil penetapan prioritas masalah, yaitu sebagai berikut:
Kriteria
Masalah 1
Masalah 2
Tingkat urgensi (Urgency )
4,3,4=11/3=3,66
4,3,2=11/3=3,6
Tingkat Keseriusan (Seriousness)
4,4,4=12:3=4
4,3,4=11/3=3,6
Tingkat Perkembangan (Growth)
4,3,4=11:3=3,66
3,4,3=10/3=3,3
TOTAL (UxSxG)
53,58 (I)
42,76(II)
8
Berdasarkan hasil analisa prioritas masalah, maka prioritas masalah Program DBD adalah : 1. Kurangnya cakupan Angka bebas jentik (ABJ) wilayah Puskesmas Kauman pada tahun 2015 yaitu sebesar 81,41 % dari target 95 %. Menurut hasil Survei Identifikasi Kebutuhan dan Harapan Masyarakat pada tahun 2014 dari
35
responden
masyarakat
mengusulkan
kegiatan
inovasi
berupa
:
Penyuluhan
kemasyarakat bahaya dan pencegahan dini DBD pembentukan kader DBD,pelacakan kasus DBD balita dan kunjungan rumah kasus DBD. C. Rumusan Masalah Berdasarkan hasil penentuan prioritas masalah maka rumusan masalahnya adalah
“
1. Kurangnya cakupan Angka bebas jentik (ABJ) wilayah Puskesmas Kauman pada tahun 2015 yaitu sebesar 81,41 % dari target 95 %.
9
D. Penentu Penyebab Masalah
METODE
MANUSIA
Pengetahuan keluarga tentang DBD
Asupan Gizi kurang Kepatuhan petugas thd SOP rendah SDM Masyarakat kurang
Kesadaran masyarakat ttg Lingk Bebas Jentik kurang Koordinasi lintas sektor kurang
Dukungan tomas & toga kurang
Belum adanya kader jumantik
Keterbatasan waktu petugas
Kurangnya cakupan Angka bebas jentik (ABJ) wilayah Puskesmas Kauman pada tahun 2015 Sosek masyarakat rendah
Kebersihan lingk kurang Keterbatasan sarana pemeriksaan
LINGKUNGAN
SARANA/ALAT
Keterbatasan anggaran Untuk pertemuan
DANA
10
MENENTUKAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH DENGAN NGT
PENYEBAB MASALAH
TIM MANAJEMEN PUSK
TOTAL
Novika
Wiwit
Tyas
Pengetahuan keluarga tentang DBD rendah
12
12
11
35 (I)
Kesadaran masyarakat ttg Lingkungan Bebas jentik kurang
11
12
9
32
8
9
9
26
4
3
6
13
SDM Masyarakat kurang
10
11
10
31
Koordinasi lintas sektor kurang
11
10
7
28
Sosek masyarakat rendah
3
4
5
12
Keterbatasan anggaran Untuk pertemuan
9
9
7
25
Keterbatasan sarana pemeriksaan Ketebatasan waktu petugas
8 11
9 12
4 10
21 33(III)
Kebersihan lingkungan kurang
6
7
7
20
Dukungan tomas & toga kurang
5
5
3
13
Belum adanya kader Jumantik
12
12
10
34(II)
Kepatuhan petugas thd SOP rendah Asupan Gizi kurang
11
E.
Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah a.
Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah (Metode CARL) Penyebab 1 : Pengetahuan keluarga tentang DBD rendah NO
PEMECAHAN MASALAH
SKOR C
A
R
L
HASIL C xAxRxL
RANKING
1
Penyuluhan masyarakat tentang DBD
6;5;6=17/3 = 5.6
4;3;3=10/3 = 3.3
2;4;1=7/3= 2.3
2;4;1=7/3 = 2.3
97,75
III
2
Simulasi tentang DBD
5;2;4=11/3 = 3.6 3,5,2=10/3 =3,3
5,3,2=10/3 =3,3 4,5,2=11/3 =3,6
I
Sosialisasi tentang pertolongan pertama DBD
3,2,3=8/3= 2,6 2,3,3=8/3= 2,6
71,04
3
2;4;1=7/3= 2.3 3,4,2=9/3= 3
92,66
II
HASIL C xAxRxL
RANKING
Penyebab 2 : Belum adanya kader Jumantik
NO 1 2 3
PEMECAHAN MASALAH
SKOR C
A
R
L
Sosialisasi pentingnya kader Jumantik Sosialisasi pentingnya tugas dan fungsi kader Jumantik
4;4;3=11/3 = 3.6 4;3;3=10/3 = 3.3
7;6;5=18/3 =6 7;5;5=17/3 = 5,6
7;6;5=18/3 =6 6;5;5=16/3 = 5,3
1;1;2=4/3 = 1.2 1;1;2=4/3 = 1.2
155,52
III
117,53
II
Sosialisasi manfaat kader Jumantik
6;5;5=16/3 = 5,3
1;1;2=4/3 = 1.2
5,6,4=15/3 =5
4;3;3=10/3 = 3.3
104,94
I
12
Penyebab 3 : Kebersihan lingkungan kurang NO
b.
PEMECAHAN MASALAH
SKOR
HASIL C xAxRxL
RANKING
4,5,2=11/3 =3,6 3,4,2=9/3= 3
92,66
III
73
II
5,3,2=10/3 =3,3
71,04
I
C
A
R
L
2,3,3=8/3= 2,6 4,5,2=11/3 =3,6
3,5,2=10/3 =3,3 3,2,3=8/3= 2,6
3,2,3=8/3= 2,6
5;2;4=11/3 = 3.6
1
Penyuluhan tentang PSN
2
Penyuluhan tentang pencegahan DBD
3,4,2=9/3= 3 2,3,3=8/3= 2,6
3
Penyuluhan tentang pentingnya kebersihan lingkungan
2;4;1=7/3= 2.3
Penentuan Pemecahan Masalah Terpilih Priorotas masalah
Penyebab masalah
Alternatif solusi
Kurangnya cakupan Angka bebas jentik (ABJ) wilayah Puskesmas Kauman pada tahun 2015
Pengetahuan keluarga tentang DBD rendah
-
Belum adanya kader Jumantik
-
Kebersihan lingkungan kurang
-
Penyuluhan masyarakat tentang DBD Simulasi tentang DBD Sosialisasi tentang pertolongan pertama DBD Sosialisasi pentingnya kader Jumantik Sosialisasi pentingnya tugas dan fungsi kader Jumantik Sosialisasi manfaat kader Jumantik Penyuluhan tentang PSN Penyuluhan tentang pencegahan DBD Penyuluhan tentang pentingnya kebersihan lingkungan
Solusi terpilih Penyuluhan masyarakat tentang DBD
Pembentukan kader Jumantik
Penyuluhan tentang PSN
13
ANALISA HASIL IDENTIFIKASI SURVEI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT
NO
ANALISIS METODE CARL
HASIL SURVEY
C
A
R
L
HASIL
PRIORITAS
90,354
II
1
Penyuluhan secara rutin tentang DBD ke desa
3,4,4=11/3=3,7
3,4,4=11/3=3,7
2,2,2=6/3=2
3,4,3=10/3=3,3
2
Pembentukan kader Jumantik Sekolah
3,2,3=8/3=2,7
4,3,3=10/3,3=3,3
1,2,2=5/3=1,7
4,3,3=10/3,3=3,3
3
Pembinaan kader Jumantik di desa
4,4,4=12/3=4
2,3,4=9/3=3,0
1,1,2=4/3=1,3
2,3,4=9/3=3,0
4
Pengadaan fogging
4,4,4=12/3=4
2,3,4=9/3=3,0
1,1,2=4/3=1,3
2,3,4=9/3=3,0
5
Pemberian abate dan PE
3,4,4=11/3=3,7
3,4,4=11/3=3,7
2,2,2=6/3=2
3,4,3=10/3=3,7
101,306
I
6
Pemantauan jentik di desa
3,4,4=11/3=3,7
3,4,3=10/3=3,3
2,2,2=6/3=2
3,4,3=10/3=3,7
80,586
III
7
PSN Serentak
2,2,2=6/3=2
4,4,4=12/3=4
2,2,3=7/3=2,3
4,4,4=12/3=4
73,6
IV
8
Kerjasama dg masyarakat
2,3,4=9/3=3,0
1,1,2=4/3=1,3
2,3,4=9/3=3,0
2,3,4=9/3=3,0
35,1
50,0
V
46,8 46,8
REKAPAN UMPAN DALIK
14
BAB 4 RENCANA USULAN KEGIATAN Tabel 4.1 Rencana usulan kegiatan program perbaikan lansia masyarakat tahun 2015
N o 1
2
UPAYA KESEHA TAN DBD
KEGIATA N Penyelidik an Epidemiol ogi ( PE )
Pembentu kan Kader Jumantik
TUJUAN untuk memastikan adanya suatu DBD, penyebab , penyebaran , cara penyebaran DBD dan cara penanggula ngan DBD. Meningkatka n pengetahua n Jumantik dalam hal penyakit DBD
KEBUTUH AN SUMBER DAYA
TARGET SASAR AN
PENANGG UNG JAWAB
Penderit a dan lingkung an sekitar penderit a
penderit a ,Masyara kat
Pemegang Program DBD
Transporta si 30 kli x 1 orang @40000
Perawat Ponkesd es
Kader
Kader
Pemegang Program DBD
Transporta si, Konsumsi, ATK.
Perawat Ponkesd es, Petugas Promkes dari Puskes mas
SASAR AN
MITRA KERJA
KEBUTUH AN ANGGAR AN
INDIKAT OR KINERJ A
Tiap bulan atau bila ada penderita DBD
Rp 1.200.000, 00
11 Desa yang ada kasus DBD tercapai
BOK
Bulan Maret 2016
Rp 3.550.500, 00
11 Desa terbentuk kader Jumantik 100%
BOK
WAKTU PELAKSAN AAN
SUMBER PEMBIAY AAN
15
3
Penyuluh an PSN
4
Pemantau an jentik berkala
Tercapainya perubahan pengetahua n, sikap dan tindakan positif dari Individu / Masyarakat dalam bidang kesehatan Optimalisasi pelaksanaan kegiatan PJB pada program
Masyara kat
Masyara kat dan tokoh masyara kat
Pemegang Program DBD
Transporta si, Konsumsi, ATK.
Perawat Bulan April, Ponkesd Mei, Juni, es, Agustus, Petugas September, Promkes Oktober dan dari Nopember Puskes 2016 mas
Rp 4.150.000, 00
Target Penyuluh an 100%
BOK
Masyara kat
Masyara kat dan tokoh masyara kat
Pemegang Program DBD
Transporta si 40kali x 90 orang @30000
Perawat Ponkesd es, kader Jumanti k
Rp 10.800.00 0,00
Pemanta uan jentik berkala di 11 Desa terlaksan a 100%
BOK
Bulan Maret, Juni, September dan Desember 2016
16
BAB 5 PENUTUP Demikian Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Program DBD Masyarakat Puskesmas Kauman Ponorogo Tahun 2016 ini kami susun, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kemajuan dan peningkatan mutu pelayanan lansia di Puskesmas Kauman. Semoga Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) ini dapat terlaksana dengan baik pada tahun 2016 yang akan datang, sehingga dukungan dana dan partisipasi dari semua pihak sangat kami harapkan.
Kauman, 31 Maret2016
Mengetahui Kepala Puskesmas Kauman
Drg. Rahayu Kusdarini,M.Kes. NIP 19610510 198901 2 001
Pengelola Program DBD Puskesmas Kauman
WIWIT WIDYASTUTI, A.Md.Keb. NIP. 19750525 200701 2 024
17