MAKALAH MPKT-B TANGGUNG JAWAB KITA SEBAGAI MANAJER ALAM
Oleh Home Group 2: Alxander Christianto P
1706022943 1706022943
Ahmad Senno Pramudika
1706023220 1706023220
Fauzi Mahdy
1706021953 1706021953
Muhammad Naufal Pratama
1706021915 1706021915
Rayhan Royaldi
1706022584 1706022584
Rangga Dwi Putra
1706022142
Tasya Nurulita Fatimah
1706023870
UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK DEPOK OKTOBER 2017
1
KATA PENGANTAR Rasa syukur syukur yang yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Tuhan Yang Maha Esa, karena kar ena berkat ber kat rahmat-Nya makalah ini ini dapat dapa t diselesaikan tepat dalam waktunya. waktunya. Dalam makalah makalah ini kami membahas “Tanggung Jawab Kita sebagai Manajer Alam”, suatu hal yang yang sangat penting pent ing bagi manusia yang derajatnya derajatn ya lebih tinggi dari dar i makhluk makhluk lain lain dikarenakan dikarenaka n kita dibekali akal ak al yang harus kita gunakan gunakan dengan baik dalam menjaga menjaga dan d an memanfaatkan alam sebagai tempat tempa t kita hidup hidup di di bumi.
Makalah Makal ah ini dibuat dalam rangka memperdalam memper dalam pemahaman masalah manajemen alam al am oleh ol eh manusia manusia dan dan sekaligus untuk untuk memenuhi memenuhi tugas CL-2 CL- 2 mata kuliah MPKTMP KT-B. B. Dalam prose pr osess pendalaman pendalam an materi manajemen alam ini, ini, tentuny tentunyaa kami mendapatkan bimbingan bimbingan,, arahan, ara han, koreksi kor eksi dan saran, untuk untuk itu rasa terima terima kasih kami kami sampaikan kepada kepad a Bapak Sakti Nugroho S.hum. S.hum .
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada teman - teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh seba se bab b itu, itu, kami sangat mengharapkan menghara pkan kritik dan da n saran yang yang membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.Terimakasih,
Depok, 9 Oktober 2017
Kelompok HG 2
2
ABSTRAK Dalam makalah ini kami membahas tentang manusia sebagai manajer dar i alam. Seperti yang kita ketahui manusia di ciptakan oleh tuhan di bumi ini dengan akal pikiran, akhlak mulia, nilai moral dan segala kesempurnaan lainya. Dengan segala pemberian itu manusi a menggunakanya untuk kehidupan sehari-hari di bumi dengan memanfaatkan segala kelebihan yang di berikan oleh alam ini. Namun, kewajiban manusia pula lah untuk menjaga dan merawat alam yang ada sehingga tetap berada di keseimbangan. Oleh karena itu di perlukan upaya oleh kita sebagai manusia yang tinggal di bumi untuk menjaga dan tidak merusak alam agar generasi kita selanjutnya tetap bisa merasakan dan memanfaatkan alam yang ada.
3
DAFTAR ISI
HALAMAN MUKA ..................................................................................................................
1
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... 2 ABSTRAK..................................................................................................................................3 DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 4 BAB I - PENDAHULUAN…………………………………………............................……....5 1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................................... 5 1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................................... 5 1.3 Tujuan .............................................................................................................................................. 6 1.4 Manfaat..................................................................................................................................... 6 BAB II – TEORI LSPB............................................................................................................7 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6
Kita sebagai Manajer Tubuh Kita Sendiri ..................................................................... 7 Kita sebagai Manajer Kesehatan Lingkungan............................................................... 8 Kita sebagai Manajer Alam Sekitar .............................................................................. 9 Kita sebagai Manajer Alam Global................................................................................. 11 Kita sebagai Manajer Pembangunan .............................................................................. 14 Kita sebagai Manajer dalam Penanggulangan Bencana ................................................ 17
BAB III – KETERKAITAN WACANA DENGAN LSPB ...................................................19 3.1
Keterkaitan LSPB 1................................................................................................ 20
3.2
Keterkaitan Keterkaitan Keterkaitan Keterkaitan Keterkaitan
3.3 3.4 3.5 3.6
LSPB 2................................................................................................ 20 LSPB 3................................................................................................ 21 LSPB 4................................................................................................ 21 LSPB 5................................................................................................ 22 LSPB 6................................................................................................ 22
BAB IV - PENUTUP.................................................................................. ……………….. 24 4.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 24 4.2 Saran .................................................................................................................... 2 4 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................... 25
4
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang Masalah Manusia tidak bisa hidup tanpa alam. Alam mempengaruhi manusia begitu juga sebaliknya, manusia mempengaruhi alam. Keduanya tidak dapat dipisahkanya karena saling membutuhkan satu sama lain. Semua yang dibutuhkan oleh manusia dapat didapatkan dari alam ini. Dan timbal baliknya kita harus menjaga alam ini agar tetap lestari dan dapat dimanfaatkan juga oleh generasi yang akan datang. Pada zaman sekarang ini kita sering mendengar banyak sekali masalah tentang alam yang muncul di media TV, Internet bahkan dengan mata dan telinga kita sendiri. Masalah- masalah yang ada di alam saat ini antara lain adalah polusi udara, sampah menumpuk di selokan yang mengakibatkan bencana alam seperti banjir, dan masih banyak lagi. Dan banyak sekali yang membicarakan bahwa masalah-masalah tersebut muncul karena ulah manusia itu sendiri. Karena sebagian manusia sejatinya hanya memakai alam ini, mereka masih belum menyadar i pentingnya alam tempat kita tinggal. . Oleh karena itu, diperlukan usaha-usaha yang nyata untuk mengajak orang lain dan diri kita sendiri untuk menjaga alam agar tetap lestari sehingga berbagai sumber daya yang terdapat di alam dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi kehidupan manusia. Di dalam makalah ini akan dibahas mengenai manusia sebagai manajer alam. Ada dua topik utama, yakni manusia sebagai manajer bagi tubuhnya dan manusia sebagai manajer alam. Di dalam makalah ini akan dibahas tentang kesehatan diri karena hanya manusia yang bisa menjaga dirinya sendiri dahulu baru bisa menjaga alam sekitar ini. Kemudian di dalam makalah ini juga membahas berbagai masalah di alam ini juga solusi-solusi yang bisa kita terapkan agar alam menjadi lebih baik.
1.2 Perumusan Masalah 1.
Apa saja tanggung jawab kita sebagai manajer alam ini?
2.
Bagaimana pengaplikasian kita untuk menjadi manajer alam?
3.
Apa dampak buruk yang terjadi jika kita tidak menjaga alam ini?
4.
Apa saja upaya yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kerusakan alam yang sudah terjadi?
5.
Bagaimana kaitan pembahasan LSPB kita sebagai manajer alam degan wacana CL-2 yang berjudul “ Bagaimana Menata Indonesia” ?
5
1.3 Tujuan a.
Memberikan informasi tentang pentingnya peranan kita sebagai manajer alam
b.
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang dampak negatif yang timbul jika kita tidak memanfaatkan alam dengan baik
c.
Memberikan solusi-solusi mengenai perbaikan alam yang rusak
d.
Memberikan informasi tentang keterkaitan materi dengan wacana CL-2
1.4 Manfaat Manfaat dari pembuatan makalah ini diantaranya adalah untuk menambah wawasan kita untuk menjadi manajer alam yang baik dan kemudian diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat lainnya adalah kita mengetahui langkah dan solusi untuk perbaikan alam untuk menjadi lebih baik.
6
BAB II Teori LSPB
2.1 Kita sebagai Manajer Tubuh Kita Sendiri Hidup Sehat
Pola hidup sehat adalah pilihan yang terbaik yang bisa dilakukan untuk menjaga badan tetap sehat. Tetapi bagi mereka yang terlanjur sakit, jangan khawatir, tidak ada kata terlambat, dengan asupan nutrisi yang seimbang dan sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh, bisa mendapatkan kembali kesehatan yang di inginkan. Makanan Sehat
Mengonsumsi pola makan yang seimbang merupakan sudah anjuran mendasar yang hakiki bagi semua orang. Dimana asupan zat gizi yang terkonsumsi menentukan aspek kesehatan nutrisi setiap individu. Pengertian ‘makanan seimbang’ pada pembahasan ini ialah penjabaran makanan-maka na n yang memiliki kandungan gizi yang sesuai dengan asupan gizi yang dibutuhkan. Penting untuk diketahui, kebutuhan asupan gizi setiap orang berbeda-beda, tergantung dari jenis kelamin, usia, kapasitas aktifitas keseharian, dan lainnya. Makanan seimbang yang dimaksud haruslah memiliki kandungan zat gizi yang meliputi: 1. Karbohidrat 2. Protein 3. Vitamin & Mineral 4. Lemak 5. Serat Jumlah & Jenis Makanan Seharihari
Sesungguhnya,
entah
dari
mana kita mengadopsi pola makan 3 kali sehari. Primordialisme tersebut telah ditanamkan secara turun temurun dari orangtua kita. Sebenarnya yang terpenting adalah pola makannya, asal kebutuhan nutrisi gizi tubuh tercukupi, pola makan yang berlebihan yang kebanyak terpicu oleh hawa nafsu semata dan bukan didasari oleh sadarnya kebutuhan gizi tubuh semata. Tidak perlu berlebihan, pola makan yang berlebihan hanyalah mengakibatkan timbulnya potensi penyakit degeneratif, seperti halnya stroke, jantung koroner, diabetes, dan lainnya.
7
Karena penting untuk menghindari kevakuman kebutuhan gizi, pola makan 3 kali sehari pada manusia secara umum setiap hari dianjurkan :
1 piring nasi atau penukarnya
1 potong ikan atau penukarnya
1 potong tempe atau penukarnya
1 mangkok sayuran
Buah-buahan
Jikalau perut sudah terasa lapar sebelum masuk jam waktu makan, diantara waktu makan dapat ditambah makanan selingan, namun ingat, jangan berlebihan. Penting untuk diketahui:
Makan berbagai jenis makanan
Makan makanan sumber tepung-tepungan, lauk pauk, sayuran dan buah
Kurangi makanan berlemak
Batasi makanan bergula
Kurangi makanan yang banyak garam
Makan teratur
2.2 Kita sebagai Manajer Kesehatan Lingkungan
Pengertian Lingkungan Sehat
Lingkungan sehat merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Jika lingkungan yang dihuni sehat, manusia tersebut juga sehat. Lingkungan sehat ada tandanya. Tanda-tanda lingkungan sehat yaitu udara, tanah, dan airnya bersih. Udara dikatakan bersih jika udara tersebut tidak berbau dan bebas dari asap. Tanah dikatakan bersih jika tanah tersebut bebas dari sampah. Air dikatakan bersih jika bebas dari sampah dan tidak tergenang. Jadi, di lingkungan sehat udaranya terasa segar. Selain itu, di lingkungan sehat tidak ada sampah berserakan. Sungai dan selokan bersih dari sampah. Oleh karena itu, air sungai dan selokan tidak tergenang. Kesehatan Lingkungan
Dan menurut, Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) – Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia & lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat & bahagia.
8
Tujuan Kesehatan lingkungan
Yang pertama untuk melakukan Koreksi, memperkecil/memodifikasi terjadinya bahaya dari lingkungan terhadap kesehatan serta kesejahteraan hidup manusia. Lalu yang kedua untuk pencegahan, mengefisienkan pengaturan berbagai sumber lingkungan untuk meningka tka n kesehatan dan juga kesejahteraan hidup manusia serta untuk menghindarkan dari bahaya penyakit.
2.3 Kita sebagai Manajer Alam Sekitar Pentingnya Kualitas air
Limbah industri dan limbah rumah tangga yang tidak terkelola dengan baik membuat sumber-sumber air tidak dapat di gunakan secara maksimal Sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaa n Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu. Pengendalian pencemaran air dilakukan untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air melalui upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air. Dua sumber utama kontaminan air tanah adalah kebocoran bahan kimia dari penyimpanan bahan kimia dan bunker yang disimpan dalam tanah, dan penampungan limbah industri yang ditampung dalam kolam besar yang terletak diatas sumber air tanah. Perembesan minyak pelumas dari perbengkelan besar, pompa bensin larutan pembersih dari suatu pabrik, bahanbahan kimia berbahaya yang tersimpan dalam gudang bawah tanah, sangat berperan dalam terjadinya kontaminasi air tanah mencapai 40% dari sumber air tanah. Penurunan kualitas air akan menurunkan daya guna, hasil guna, produktivitas, daya dukung dan daya tampung dari sumberdaya air yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumberdaya alam. Untuk mendapat air yang baik sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal, karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia, sehingga secara kualitas, sumberdaya air telah mengala m i penurunan. Demikian pula secara kuantitas, yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat. Salah satu badan air yang merupakan kekayaan sumberdaya air adalah sungai. Sungai merupakan sebuah fenomena alam yang terbentuk secara alamiah. Fungsi sungai adalah sebagai penampung, penyimpan irigasi dan bahan baku air minum bagi sejumlah kota disepanjang alirannya. Sungai merupakan suatu bentuk ekositem aquatic yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi daerah di sekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh karakteristik yang dimilik i oleh lingkungan di sekitarnya. Sungai juga merupakan tempat yang mudah dan praktis untuk pembuangan limbah, baik padat maupun cair, sebagai hasil dari kegiatan rumah tangga, industr i rumah tangga, garmen, peternakan, perbengkelan, dan usaha-usaha lainnya. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum, sehingga merupakan modal dasar dan faktor utama pembangunan (Kementerian Negara Lingkunga n Hidup, 2010).
9
Air merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat di alam secara berlimpa h- limpah akan tetapi ketersediaan air yang memenuhi syarat bagi keperluan manusia relatif sedikit karena dibatasi oleh berbagai faktor (Effendi, 2003). Dari sekitar 1.386 juta km3 air yang ada di bumi, sekitar 1.337 km3 (97,39%) berada di samudera atau lautan dan hanya sekitar 35 juta km3(25,53%) berupa air tawar di daratan dan sisanya dalam bentuk gas/uap. Jumlah air tawar tersebut sebagian besar (69%) berupa gumpalan es dan glasier yang terperangkap di daerah kutub, sekitar 30% berupa air tanah dan hanya sekitar 1% terdapat dalam sungai, danau dan waduk (Suripin, 2002). Kuantitas air di alam ini jumlahnya relatif tetap namun kualitasnya semakin lama semakin menurun. Kuantitas/jumlah air umumnya dipengaruhi oleh lingkungan fisik daerah seperti curah hujan, topografi dan jenis batuan sedangkan kualitas air sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial seperti kepadatan penduduk dan kepadatan sosial (Hadi dan Purnomo, 1996 dalam Lutfi, 2006). Air yang memadai bagi konsumsi manusia hanya 0,003% dari seluruh air yang ada (Effendi, 2003). Habitat air tawar menempati daerah yang relatif kecil pada permukaan bumi dibandingkan habitat laut dan daratan namun habitat ini mempunyai kepentingan bagi manusia yang jauh lebih berarti karena habitat air tawar merupakan sumber air yang praktis dan murah untuk berbagai keperluan, baik rumah tangga, domestik, maupun industri. Selain itu ekosistem air tawar menawarkan sistem pembuangan yang memadai dan paling murah (Odum, 1996).Ciri-ciri kualitas air yang baik secara fisiknya
Ciri-Ciri Air yang Berkualitas baik
Kualitas air yang baik sangatlah diperlukan untuk kebutuhan hidup manusia, hewan dan tumbuhan. Oleh karena itu kita perlu mengetahui ciri-ciri kualitas air yang baik untuk dikonsumsi khususnya oleh manusia. Berikut ini kita membahas tentang kualitas air yang baik secara fisik. Kualitas air yang baik secara fisik adalah; 1. Rasa Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berasa. Rasa dapat ditimbulkan karena adanya zat organik atau bakteri.usur lain yang masuk kedalam badan air 2. Bau Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berbau, karena bau ini dapat ditimbulkan oleh pembusukan zat organik seperti bakteri serta kemungkinan akibat tidak langsung dari pencemaran lingkungan, terutama sistem sanitasi. 3. Suhu Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan aktifitas biologi sehingga akan membentuk O2 lebih banyak lagi. Kenaikan suhu perairan secara alamia h biasanya disebabkan oleh aktifitas penebangan vegetasi di sekitar sumber air tersebut, sehingga menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang masuk tersebut mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung atau tidak langsung. 4. Kekeruhan Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik, kekeruhan juga dapat mewakili warna. Sedang dari segi estetika kekeruhan air dihubungka n dengan kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan sedang warna air tergantung pada warna buangan yang memasuki badan air. 5. TDS atua jumlah zat padat terlarut (total dissolved solids) Adalah bahan padat yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan pengeringa n pada suhu 103 C – 105 C dalam portable water kebanyakan bahan bakar terdapat dalam bentuk
10
terlarut yang terdiri dari garam anorganik selain itu juga gas-gas yang terlarut. Kandungan total solids pada portable water biasanya berkisaran antara 20 sampai dengan 1000 mg/l dan sebagai suatu pedoman kekerasan dari air akan meningkatnya total solids, disamping itu pada semua bahan cair jumlah koloit yang tidak terlarut dan bahan yang tersuspensi akan meningkat sesuai derajat dari pencemaran (sutrisno, 1991). Zat padat selalu terdapat dalam air dan kalau jumlahnya terlalu banyak tidak baik sebagai air minum, banyaknya zat padat yang diisyaratkan untuk air minum adalah kurang dari 500 mg/l. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan kualias air minum dalam hal total solids ini yaitu bahwa air akan memberikan rasa tidak enak pada lidah dan rasa mual
2.4 Kita sebagai Manajer AlamGlobal KATEGORI POLUTAN
Polutan adalah segala hal yang apabila tergabung ke dalam lingkungan dapat menyebabkan pencemaran. Sedangkan pencemaran adalah masuknya atau dimasukannya suatu zat,energi, dan/atau komponen lain ke dalam suatu sistem lingkungan hidup yang dapat menyebabkan berubahnya, terganggunya atau hilangnya fungsi dari lingkungan tersebut. Berdasarkan pengelompokannya, terdapat beberapa kategori polutan, yaitu sebagai berikut:
-
Penyebab Infeksi Yaitu berupa bakteri, kuman ataupun mikroorganisme lainnya yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan kepada makhluk hidup apabila terkena kontak langsung. Gangguan kesehatan yang ditimbulkan dapat berupa infeksi.
-
Logam berat yg toksik Logam berat cenderung secara bertahap berakumulasi dalam jaringan lemak tubuh. Sebagai akibat, sedikit arsenik setiap hari lama-kelamaan berakibat dosis yang fatal. Beberapa diantaranya adalah merkuri (air raksa), thallium, & timah sangat toksik bagi manusia.
-
Senyawa organic Senyawa Organik merupakan senyawa karbon yg diproduksi secara alami oleh organisme hidup atau, secara sintetik melalui proses industrial. Senyawa organik sintetik digunakan pada proses industrial, pest control, obat-obatan, & additives makanan.
11
-
Polusi Thermal Polusi Thermal terjadi apabila panas yang dilepaskan ke dalam air & udara berakibat yang tidak menyenangkan. Dapat terjadi secara mendadak, & peristiwa satu-kali seperti ledakan vulkanik. Atau masalah khronis yg berlangsung lama seperti pabrik tenaga listrik.
-
Partikel Partikel adalah partikel debu (termasuk angus & sert asbes) yg dilepas ke dalam atmosfer
-
Bidang Elektromagnetik Medan Elektromagneti (Electromagnetic fields/EMF) merupakan bagian dari kehidupan
perkotaan sehari-hari. Motor Elektrik, kawat transmisi listrik, & peranti elektrik memroduksi EMFs.
-
Bunyi Polusi bunyi ialah gelombang enerji bunyi yg tidak dikehendaki. Kenyaringa n tergantung pada intensitas enerji yg dibawa oleh gelombang bunyi. Diukur dalam satuan (unit) desibel (dB) – suatu skala logaritmik
MATERIAL BARU DAN TERBARUKAN MATERIAL
Material dengan jenisnya yang bermacam-macam telah menjadi bagian dari peradaban manusia sejak dahulu. Manusia memerlukan material untuk dapat menghasilkan sesuatu yang dapat difungsikan untuk membantu berbagai macam aktivitas manusia. Logam telah dipergunakan oleh manusia sejak 3000 SM, Tembaga telah dipergunakan sejak 3200-2300 SM, oleh karenanya disebut Zaman Tembaga. Perunggu pada kisaran waktu 2300-700 SM dan zaman ini disebut sebagai Zaman Perunggu. Penggunaan logam kemudian lebih meluas ke berbagai aspek kehidupan manusia setelah ditemukannya besI, zaman ini kemudian disebut sebagai Zaman Besi dan dimulai pada kisaran tahun 700-1 SM. Keramik juga telah dipergunakan manusia sejak lama. Pada abad 20, istilah
keramik
kemudian
dipergunakan
untuk
berbagai
mecam
aplikasi-aplikasi
keteknikan/rekayasa (engineering). Kemudian pada abad ke-21, makin banyak jenis material baru yang ditemukan. Dengan makin dieksplorasinya minyak bumi maka tidak hanya bahan bakar saja yang diproduksi dari cairanyang-memfosil tersebut akan tetapi juga material. Material yang diciptakan dari turunan
12
minyak bumi kemudian disebut sebagai polimer. Polimer kemudian dikembangkan lagi menjadi banyak sekali turunan-turunan dengan sifat yang bermacam-macam. Pengembanga n material tidak hanya berhenti pada ketiga jenis material yang telah dijelaskan sebelumnya, akan tetapi terus dilanjutkan dengan menggabungkan material- material berbeda untuk memperole h sifat material yang lebih baik. Material ini kemudian disebut sebagai
komposit.
Material komposit
dikembangkan dengan menggabungkan beberapa jenis material berbeda untuk mendapatkan sifat material yang lebih baik yang berasal dari perpaduan masing- ma s ing material penyusun komposit tersebut. MATERIAL MUTAKHIR
Material mutakhir adalah jenis-jenis material yang dirancang khusus untuk aplikasi- aplikasi teknologi tinggi (high-tech) yang memerlukan material dengan sifatsifat yang spesifik. Tidak ada domain ataupun batasan yang jelas untuk material mutakhir. Material mutakhir dapat berasal dari polimer sintetis, logam, keramik, komposit yang masing- masing difabrikasi dan dimanufaktur dengan teknologi khusus. a.
Shape memory alloy
Shape memory alloy (SMA, smart metal, memory metal, memory alloy, muscle wire, smart alloy) merupakan paduan yang dapat mengingat bentuk aslinya. Paduan ini dibentuk dengan proses tempa dingin sehingga komponen yang terbuat darI paduan ini dapat kembali ke bentuk asalnya dengan cara dipanaskan. b.
Metallic biomaterial
Untuk menjadi biomaterial maka logam harus compatible dengan lingkungan tubuh manusia dalam artian tidak ditolak oleh system kekebalan dan tidak melepaskan substansi berbahaya ke dalam tubuh manusia. Sifat tersebut dinamakan sebagai biokompatibilitas. Logam-logam yang terkenal dengan sifat biokompatibilas yang baik adalah dari jenis non- ferrous serta paduan baja tahan karat (stainless steel). c.
Amorphous metal (logam amorf)
Material ini juga dinamakan sebagi metallic glass karena tidak memiliki struktur kristal sebagaimana logam pada umumnya. Logam amorf adalah material logam dengan struktur atom yang tidak teratur (tidak kristalin).
13
d.
Geopolymer
Material ini pertamakali dikembangkan oleh Joseph Davidovits sejak tahun 1973, sedangkan terminologi geopolimer diperkenalkannya pertama kali pada tahun 1976. Material ini memiliki sifat gabungan antara polimer anorganik (plastik) dan keramik. Aplikasinya dapat sebagai pengganti semen (green technology), enkapsulasi limbah B3. e.
Biodegradable polymer
Material polimer ini umumnya disintesis dari bahan yang bersumber dari alam sehingga mudah terdegradasi ketika dibuang ke alam, berbeda dengan polimer sintesis yang tidak mudah terdegradasi. Polimer dapat dirancang agar menjadi partially degradable atau fully degradable. Polimer yang partially degradable adalah polimer yang berasal dari gabungan antara sintetic polimer yang berbasis petroleum dengan komponen organic (bisa sebagai fiber).
2.5 Kita sebagai Manajer Pembangunan Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan di Indonesia
Infrastruktur berkelanjutan merupakan sebuah konsep dari pembangunan infrastruk t ur dengan memperhatikan keseimbangan antara memenuhi kebutuhan infrastruktur pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Dengan demikian dalam pembangunan infrastruk t ur berkelanjutan perlu memperhatikan dan mengintegrasikan tiga aspek keberlanjutan meliput i keberlanjutan ekonomi, lingkungan dan sumber daya. Melalui keberlanjutan ekonomi diharapkan kegiatan ekonomi dapat terus berjalan dan berkembang untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia,meningkatkan kesejahteraan, mengurangi kemiskinan, mengurangi jumlah pengangguran serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik dari aspek pendidikan maupun kesehatan. Konsep lingkungan berkelanjutan perlu diintegrasikan dalam pembanguna n infrastruktur agar tidak mengakibatkan kerusakan lingkungan baik dalam skala lokal maupun global. Dalam skala lokal artinya aktivitas yang dilakukan tidak menghasilkan polusi atau limbah yang dapat mengganggu atau merusak keseimbangan ekosistem, baik komponen biotik (tumbuhan dan hewan) maupun komponen abiotik (tanah, air dan udara). Dalam skala global, pembangunan infrastruktur tidak menimbulkan dampak atau eksternalitas negatif terhadap keseimbangan alam secara global yang mengakibatkan terjadinya pemanasan global atau perubahan iklim. Konsep keberlanjutan dalam sumber daya perlu diupayakan mengingat pembangunan infrastruktur sebagian besar menggunakan energi yang berasal dari perut bumi yang bersifat unrenewable atau tidak terbarukan baik untuk transportasi, industri, pembangk it listrik dan fasilitas lainnya. Selain itu dengan pertumbuhan penduduk yang terus bertambah serta banyaknya alih fungsi lahan dari lahan terbuka hijau menjadi lahan tertutup, baik untuk
14
permukiman maupun industri, akan terus mengurangi ketersediaan sumber daya terutama air dan pangan dimasa yang akan datang. Pembangunan infrastruktur khususnya infrastruktur transportasi di Indonesia dihadapkan kepada tiga permasalahan utama yaitu pertumbuhan penduduk, keterbatasan sumber daya dan alokasi anggaran infrastruktur yang masih rendah. Berdasarkan laporan Bank Pembangunan Dunia 2010, laju pertumbuhan penduduk di Indonesia sebesar ± 1,3% dengan kepadatan penduduk 126 jiwa per km 2, sedangkan laju pertumbuhan infrastruktur hanya sebesar 0,01%. Bila dilihat dari tingkat daya saing infrastruktur, negara Indonesia menduduki peringkat terendah di dunia dan terburuk di asia, berada di bawah negara Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam. Salah satu komponen rendahnya daya saing infrastruktur yaitu buruknya kualitas infrastruktur transportasi. Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah, 2002, persentase infrastruk t ur jalan di Indonesia dengan kondisi rusak berat lebih tinggi (28,1 %) dibandingkan kondisi jalan yang baik (20%).
Kondisi infrastruktur yang buruk tersebut berdampak kepada aksesibilitas dan mobilitas barang dan jasa sehingga secara tidak langsung menghambat aktivitas ekonomi. Dampak lain dari kondisi infrastruktur yang buruk yaitu membengkaknya biaya operasi pemeliharaan kendaraan dan menurunnya tingkat produksi akibat terhambatnya persediaan bahan baku. Anggaran yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia masih terbil ang rendah yaitu sebesar 25,2 triliun, atau 3,01% dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN). Anggaran yang dialokasikan untuk untuk infrastruktur transportasi termasuk jalan sebesar 2,2% daritotal APBN untuk tahun 2010 (UU no. 10 tahun 2010, tentang APBN). Anggaran yang dialokasikan untuk pemeliharaan jalan sebesar 3,1 triliun hanya baru memenuhi 38,3% dari total kebutuhan untuk pemeliharaan jalan dengan status jalan Nasional dengan kondisi jalan rusak ringan. Nilai inibelum termasuk untuk memperbaiki jalan dengan kondisi rusak berat dan sedang. Artinya untuk mewujudkan kualitas infrastruktur yang lebih
15
baik akan semakin sulit. Dengan adanya otonomi daerah, kualitas infrastruktur jalan terutama untuk status jalan kota/kabupaten dan provinsi akan mengalami penurunan. Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan dan Green Infrastructure
Konsep utama pembangunan berkelanjutan yaitu bagaimana mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk mengurangi tingkat kemiskinan tanpa merusak ekosistem atau mengurangi kualitas lingkungan. Pembangunan berkelanjutan harus mampu mencakup isu- isu pendidikan dan kesehatan,budaya, teknologi tepat guna, dan penyediaan pangan, air bersih dan perumahan untuk semua lapisan masyarakat. Dengan kata lain, pembangunan berkelanjuta n harus pula didukung pula oleh sistem infrastruktur berkelanjutan sebagai wadah aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar dan mengembangkan potensi daerahnya. Salah satu konsep pembangunan berkelanjutan yang digunakan oleh negara-negara di dunia untuk mengurangi dampak perubahan iklim adalah konsep infrastruktur hijau atau green infrastructure. Infrastruktur hijau adalah sistem jaringan strategis yang direncanakan dan dikelola dari habitat alami, bekerja sama dengan sistem landsekap dan ruang terbuka lain untuk melestar ika n nilai- nilai dan fungsi ekosistem agar lebih bermanfaat untuk kelangsungan hidup manusia. Komponen utama infrastruktur hijau, menurut Benedict dan Edward (2001), yaitu mencakup berbagai ekosistem alami maupun yang telah diperbaharui dan lansekap yang membentuk sistem "pusat (hub )" dan "jaringan (link) ”. Hub merupakan pusat jaringan infrastruktur hijau . Pusat ini dapat berupa cagar alam, landsekap alami yang telah dikelola, area produksi yang terbuka, taman wilayah dan preservasi, taman komunitas dan area dimana fitur alam dan proses ekologi dilindungi dan/ atau di restorasi. Adapun link adalah koneksi yang mengikat agar pusat atau hub dari infrastruktur hijau bekerja. Yang termasuk ke dalam link diantaranya :
Jaringan lansekap, meliput i daerah alam yang luas dan dilindungi yang menghubungkan, preservasi, atau kawasan alami dan memberikan ruang yang cukup bagi tanaman dan hewan asli untuk berkembang. Jaringan lansekap juga dapat memberikan ruang untuk perlindungan situs bersejarah dan kesempatan untuk rekreasi; Koridor konservasi, meliputi kawasan lindung linier yang tidak begitu luas, seperti sungai dankoridor sungai yang berfungsi sebagai saluran biologi satwa liat dan dapat memberikan kesempatan untuk rekreasi; Jalur hijau, meliputi koridor yang dilindungi dari tanah yang telah diolah untuk konservasi sumber daya dan/atau penggunaan rekreasi; Sabuk Hijau, meliputi tanah alami yang dilindungi atau lahan yang berfungsi sebagai kerangka kerja untuk pengembangan selain itu juga melestarikan ekosistem asli dan/atau peternakan; Ecobelts – buffer yang dapat mengurangi zona ketegangan antara tanah perkotaan dan pedesaan menggunakan serta memberikan manfaat ekologi dan sosial bagi penduduk perkotaan danpedesaaan.
16
Infrastruktur hijau telah memberikan beberapa keuntungan baik terhadap aspek sosial, ekonomi, dan maupun lingkungan. Benedict dan Edward,2001 serta UNDP, 2007, mengindetifikasi manfaat besar lainnya dari infrastruktur hijau yaitu: 1.
Mengelola air permukaan dengan mengurangi laju dan volume air limpasa n, menangkap air, memungkinkan air untuk menyusup ke tanah, dan menyediakan tempat penyimpanan permanen atau sementara; 2. Mengelola suhu tinggi dimana pendinginan evaporatif dan naungan yang diberikan oleh infrastruktur hijau dapat menjamin bahwa kota-kota terus menjadi tempat menarik dan nyaman untuk hidup, bekerja, berkunjung, dan berinvestasi; 3. Menyimpan dan menyerap karbondioksida yang dihasilkan dari aktivitas manusia dengan menyimpannya di dalam tanah dan vegetasi, khususnya lahan gambut; 4. Mengelola banjir sungai dengan menyediakan tempat untuk menyimpan air, menciptakan area retensi, memperlambat arus puncak banjir dan mengurangi volume banjir sungai; 5. Meningkatkan produksi pangan; 6. Menyediakan infrastruktur yang ramah lingkungan dengan mengganti bahan baku beton dan baja dengan kayu atau bahan alam lainnya yang berasal dari proses daur ulang; 7. Menyediakan bahan bakar rendah karbon termasuk bahan bakar nabati dan energi alternatif yang berasal dari angin, air dan matahari; 8. Mengurangi kebutuhan untuk perjalanan dengan mobil dengan menyediakan area rekreasi lokal dan rute perjalanan hijau sehingga individu lebih terdorong untuk berjalan kaki dan bersepeda; 9. Menyediakan lansekap yang lebih bervegetasi dan permeabel sehingga spesies dapat bergerak ke utara menuju ruang iklim yang baru; 10. Mengurangi erosi tanah dengan menggunakan vegetasi untuk menstabilkan tanah yang rentan terhadap erosi; 11. Mengelola sumber daya air dimana infrastruktur hijau mampu menyimpan air untuk digunakan kembali, memungkinkan air untuk menyusup ke dalam tanah mempertahankan akuifer dan arus sungai, dan dapat menangkap sedimen serta menghilangkan polutan dari air, sehingga memastikan bahwa kuantitas dan kualitas air tetap terjaga; 12. Mengelola banjir pantai, infrastruktur hijau dapat menyediakan penyimpanan air dan daerah retensi, mengurangi dan memperlambat gelombang pasang, dengan demikia n membantu untuk mengurangi banjir pesisir.
2.6 Kita sebagai Manajer Penanggulangan Bencana Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengga nggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
17
Secara umum, bencana dibagi menjadi tiga jenis: 1.
2.
3.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
Mitigasi Bencana
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadap i ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelengga raa n Penanggulangan Bencana. Berikut ini adalah contoh contoh Kegiatan mitigasi bencana secara umum: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
pengenalan dan pemantauan risiko bencana; perencanaan partisipatif penanggulangan bencana; pengembangan budaya sadar bencana; penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan bencana; identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana; pemantauan terhadap pengelolaan sumber daya alam; pemantauan terhadap penggunaan teknologi tinggi; pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup kegiatan mitigasi bencana lainnya. Robot sebagai perangkat bantu manusia, dapat dikembangkan untuk turut melakukan mitigasi bencana. Robot mitigasi bencana bekerja untuk mengurangi resiko terjadinya bencana.
18
BAB III KETERKAITAN LSPB DENGAN WACANA Teks Wacana
Bagaimana Menata Indonesia?
Wilayah Indonesia, terbentang dari Pulau Weh sampai Papua, dengan sejumlah pulau besar maupun pulau-pulau kecil. Kekayaan sumber daya alam, baik hayati maupun nonhayat i, yang melimpah belum mampu menyejahterakan rakyat secara menyeluruh. Dilihat dari sisi sumber daya manusia, ada banyak masalah yang harus dihadapi bangsa Indonesia. Salah satunya problem kesehatan. Akhir-akhir ini, muncul berbagai penyakit, yang dipicu oleh asupan makanan yang tidak sehat seperti aneka sayuran dan buah yang mengandung residu pestisida, aneka makanan yang mengandung pengawet berbahaya, aneka makanan yang mengandung pewarna toksik (pewarna cat, pewarna tekstil yang digunakan untuk pewarna makanan). Contoh, baru-baru ini diketahui ada pabrik saus yang menggunakan pewarna cat, atau industri rumah tangga yang mengolah kulit atau kikil menjadi kerupuk kulit,menggunaka n formalin. Penyakit juga dapat muncul akibat penggunaan kosmetik yang mengandung bahan berbahaya. Persoalan kesehatan pun juga dijumpai di lingkungan. Artinya lingkungan yang tidak sehat baik tanah, air, maupun udara yang tercemar. Lingkungan yang tidak sehat akan berdampak pada manusia atau organisme yang lain dan ujungujungnya akan berdampak pada ketidak seimbangan ekosistem. Krisis lingkungan juga telah terjadi di beberapa wilayah seperti di Pulau jawa. Pulau Jawa berada di ambang krisis, daya dukung lingkungannya sudah mengkhawatirkan. Namun, ijin penambangan masih diberikan dengan mengonversi daerah tangkapan air, hutan, dan kawasan pertanian. Dari 2003 – 2013, ijin usaha pertambangan di jawa mencapai 1000an dengan total wilayah yang akan dikonversi 471.378 ha. Jumlah itu belum termasuk lahan yang dikuasai blok minyak, serbuan baru pabrik semen, ekstraksi perusahaan air, konversi untuk properti dan kawasan industri baru, serta infrastruktur industri internasional seperti pelabuhan Cilamaya. Konversi lahan besar-besaran itu,membuat situasi Jawa ke depan dapat dipastikan makin mengerikan dan sangat rentan konflik. Data Kompas 2014,menunjukkan sejumla h perusahaan semen dari dalam dan luar negeri telah dan siap masuk di Jawa, di antaranya Siam Cement (Thailand) di Jawa barat, Semen Merah Putih (Wilmar) di banten, Ultratech di Wonogiri, dan Jui Shin Indonesia di Jawa Barat. Adapun semen Puger akan beroperasi di Jember, dan semen Panasia di Jawa tengah. Belum, yang akan masuk ke Luar Jawa. Padahal, RPJMN (Rencana pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2015-2019 mengatakan pembangunan harus didorong untuk meningkatkan kedaulatan pangan, tidak boleh merusak daya dukung lingkungan dan mengganggu keseimbangan ekosistem. Jawa, tidak hanya dibebani industri ekstraktif, tetapi juga kepadatan penduduk yang mencapai 1.057 jiwa per km dengan bangunan serta gedung yang semakin tidak teratur dan tidak sehat. Lebih dari 50% penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa. Problem batu akik pun, harus dicermati, sebab dapat berdampak pada overeksploitasi bahan tambang. Sumber: Kompas, Rabu 11 Maret 2015
19
3.1 Keterkaitan LSPB 1 : Kita sebagai Manajer Tubuh Kita Sendiri Dalam teks wacana terdapat kata-kata yang berkaitan dengan LSPB 1 “Salah satunya problem kesehatan. Akhir-akhir ini, muncul berbagai penyakit, yang dipicu oleh asupan makanan yang tidak sehat” Keterkaitan wacana dan LSPB yang dibahas adalah makanan yang tidak sehat banyak beredar di dalam masyarakat. Kemudian berbagai penyakit bermunculan akibat makanan yang tidak sehat tersebut. Maka dari itu mulai dari sekarang kita harus lebih bisa memilah- milah makanan mana yang baik untuk dikonsumsi dan yang tidak baik untuk dikonsumsi. Dan juga memerhat ika n apakah makanan kita sudah sesuai asupan gizi 4 sehat dan 5 sempurna. Solusi dari kami adalah mengubah pola makan jika masih belum sehat dan juga lebih baik membawa makanan sendiri dari rumah, karena kesehatannya lebih terjamin daripada sering membeli makanan di luar.
3.2 Keterkaitan LSPB 2 : Kita sebagai Manajer Kesehatan Lingkungan Dalam teks wacana terdapat kata-kata yang berkaitan dengan LSPB 2. “Persoalan kesehatan pun juga dijumpai di lingkungan. Artinya lingkungan yang tidak sehat baik tanah, air, maupun udara yang tercemar. Lingkungan yang tidak sehat akan berdampak pada manusia atau organisme yang lain dan ujung- ujungnya akan berdampak pada ketidakseimbangan ekosistem.”
Keterikatan LSPB selanjutnya adalah Lingkungan Sehat. Lingkungan Sehat adalah Kondisi lingkungan yang kondusif untuk hidup sehat dengan keadaaan lingkungan yang bersih,nyaman, aman sehingga layak untuk dihuni. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengatur keseimbangan ekologis antara manusia dan lingkungan sehingga tercapai hidup manusia yang sehat, sejahtera, dan bahagia. Lingkungan yang sehat juga dapat meminimalisir terjadinya bencana sehingga membuat semua orang nyaman beraktifitas. Ciri-ciri Lingkungan Sehat : 1.
Udara segar dan bersih (bebas polusi)
2.
Kualitas air sungai yang memenuhi baku mutu
3.
Penyediaan air minum yang layak diminum
4.
Pembuangan limbah domestik yang tidak mencemari lingkungan
5.
Pengelolaan sampah yang hygienis dan saniter
6.
Pembenahan dan pengelolaan drainase yang bebas banjir
7.
Pengadaan dan penataan lingkungan perumahan / pemukiman yang sehat
Ciri-ciri Bangunan Sehat : 20
•
Bangunan terbuat dari bahan yang tidak berbahaya
•
Lantai, dinding, atap kedap air dan tidak licin
•
Pencahayaan alami cukup, terang dan tidak silau, intensitas minimal 60 lux
•
Ventilasi minimal 10% dari luas lantai
•
Memiliki cerobong asap dapur
3.3 Keterkaitan LSPB 3 : Kita sebagai Manajer Alam Sekitar Dalam teks wacana terdapat kata-kata yang berkaitan dengan LSPB 3, yaitu “Persoalan kesehatan pun juga dijumpai di lingkungan. Artinya lingkunga n yang tidak sehat baik tanah, air, maupun udara yang tercemar. Lingkungan yang tidak sehat akan berdampak pada manusia atau organisme yang lain dan ujung- ujungnya akan berdampak pada ketidak seimbangan ekosistem.” Keterkaitan wacana dengan LSPB adalah air yang tidak memenuhi standar sehat yang banyak beredar untuk saat ini, sedangkan sumber air bersih sudah mulai berkurang. Dan kurangnya sumber air bersih tersebut menjadi pemicu munculnya berbagai macam penyakit dilingkungan sekitar kita. Maka dari itu, mulai saat ini sebaiknya kita menjaga lingkungan kita agar tetap bersih salah satunya dengan tidak membuang sampah sembarangan. Karena air bersih juga datang dari lingkungan sekitar yang bersih. Sehingga ketika lingkungan kita sudah bersih, maka sumber air bersih juga akan lebih mudah untuk dipenuhi. Dan ketika air bersih sudah mudah untuk dipenuhi, maka penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan yang kotor juga akan menurun.
3.4 Keterkaitan LSPB 4 : Kita sebagai Manajer Alam Global Dalam teks wacana terdapat kata-kata yang berkaitan dengan LSPB 4, yaitu “Jawa, tidak hanya dibebani industri ekstraktif, tetapi juga kepadatan penduduk yang mencapai 1.057 jiwa per km dengan bangunan serta gedung yang semakin tidak teratur dan tidak sehat. Lebih dari 50% penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa.” Keterkaitan wacana dengan LSPB adalah teori yang ada di dalam LSPB 4 Teori Pertumbuhan Populasi Manusia: a. “Populasi merupakan perubahan yang tidak dikehendaki pada lingkungan yang disebabkan pengenalan materi berbahaya atau produksi kondisi berbahaya.” b. “Pertumbuhan manusia sangat pesat di negara berkembang, manusia akan kehabisan pangan dan ruang.”
21
3.5 Keterkaitan LSPB 5 : Kita sebagai Manajer Pembangunan Dalam teks wacana terdapat kata-kata yang berkaitan dengan LSPB 5 yaitu, “Dari 2003 – 2013, ijin usaha pertambangan di jawa mencapai 1000an dengan total wilayah yang akan dikonversi 471.378 ha. Jumlah itu belum termasuk lahan yang dikuasai blok minyak, serbuan baru pabrik semen, ekstraksi perusahaan air, konversi untuk properti dan kawasan industri baru, serta infrastruktur industri internasional seperti pelabuhan Cilamaya. Konversi lahan besar-besaran itu,membuat situasi Jawa ke depan dapat dipastikan makin mengerikan dan sangat rentankonflik.” “RPJMN (Rencana pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2015 -2019 mengatakan pembangunan harus didorong untuk meningkatkan kedaulatan pangan, tidak boleh merusak daya dukung lingkungan dan mengganggu keseimbangan ekosistem.” Keterkaitan wacana dengan LSPB adalah Teori yang ada di dalam LSPB 5, yaitu Teori Infrastruktur Berkelanjutan: “Harus adanya teknologi ramah lingkungan agar pembangunan tidak merusak lingkungan.” Saat ini pembangunan infrastruktur di Indonesia terus dilakukan diantaranya, pembangunan jalan dan pembangunan kawasan industr i sehingga untuk melakukan pembangunan infrastruktur tersebut dilakukan konversi lahan besar-besaran yang mengurangi luas sawah produktif dan tanahtanah subur lainnya. Kasus ini terjadi di salah satu daerah yaitu di Jawa Barat. Dari konversi lahan besar-besaran yang sudah terjadi tersebut, kita tahu betapa pentingnya melakukan pembangunan infrastruktur tanpa mengganggu sumber daya alam yang ada demi terpenuhinya kebutuhan manusia. Infrastruktur yang baik dibangun tanpa melakukan perusakan terhadap alam. Oleh karena itu, kita bisa menerapkan konsep pembanguna n infrastruktur yang mengoptimalkan sumber daya yang ada tanpa merusak ekosistem atau mengurangi kualitas lingkungan dengan menggunakan konsep pembangunan infrastruk t ur hijau atau green infrastructure.
3.6 Keterkaitan LSPB 6 : Kita sebagai Manajer Penanggulangan Bencana Dalam teks wacana terdapat kata kata yang berkaitan dengan LSPB 6. “Krisis lingkungan juga telah terjadi di beberapa wilayah seperti di Pulau Jawa. Pulau Jawa berada di ambang krisis, daya dukung lingkungannya sudah mengkhawatirkan.” “overeksploitasi bahan tambang....” Keterkaitan wacana dan LSPB yang dibahas adalah Teori Mitigasi Bencana , Teori Kejadian Luar Biasa: “Peningkatan frekuensi penderita penyakit pada populasi tertentu, pada tempat dan musim atau tahun yang sama disebut dengan Kejadian Luar Biasa (KLB)” Krisis lingkungan yang terjadi di Pulau Jawa merupakan Kejadian Luar Biasa (KLB) yang harus diantisipasi oleh masyarakat. Selain itu juga terdapat Teori Overeksploitasi (pengambilan sumber daya secara berlebihan) bahan tambang dapat menjadi pemicu terjadinya bencana alam karena 22
overeksploitasi dapat mengganggu kesetimbangan alam. mitigasi bencana sangat diperlukan untuk mengurangi resiko bencana yang disebabkan overeksploitasi tersebut. Oleh karena itu, kita sebagai makhluk yang bergantung pada alam haruslah berusaha sebisa mungkin untuk menjaga alam, salah satu contohnya adalah dengan melakukan mitigasi bencana alam.
23
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Manusia sebagai manajer alam yang seharusnya mengatur, menjaga, dan membena hi alam ini agar lebih baik justru melakukan hal-hal yang membuat alam ini menjadi rusak. Maka dari itu manusia harus mempunyai berbagai solusi untuk menangani permasalahan ini. Bioteknologi pangan, menggunakan bahan ramah lingkungan, penanggulanan bencana dengan baik merupakan sedikit dari sekian banyak hal yang bisa dilakukan umat manusia untuk menyelamatkan bumi ini. Tidak pernah ada kata terlambat untuk berubah. Sekecil apapun hal yang kita lakukan untuk melindungi bumi ini, akan bermanfaat besar dikemudian hari.
4.2 Saran Kepada pemerintah agar menegaskan peraturan mengenai standardisasi keamanan industri dan pembuangan limbah industri agar industri tidak menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan tidak mengganggu kesehatan masyarakat. kepada para pendidik supaya memberi pendidikan sedini mungkin mengenai perilaku hidup bersih dan sehat serta menanamkan cinta lingkungan kepada para peserta didiknya. kepada masyarakat agar menerapkan disiplin dalam hidup sehat serta menjaga kelestarian alam sekitar.
24
DAFTAR PUSTAKA
http://polahidupsehat.net/ www.artikellingkunganhidup.com (Danaryanto dkk, 2008 dalam Kodoatie dan Sjarief, 2010) (Dinas Perhubungan DKI Jakarta dalam Harian Pos Kota, 2011) (Harian Kompas, 2005) (http://ekonomi.inilah.com,3 Juli 2011) http://novawijaya86.blogdetik.com/2014/08/25/pentingnya- memelihara-air-bersih-danlingkungan-untuk- indonesia-sehat http://www.rcweb.0fees.net/index.php?p=1_27_Pengertian-Mitigasi http://www.bnpb.go.id/pengetahuan-bencana/definisi-dan-jenis-bencana
25