MAKALAH Auditing Lanjutan
Chapter 11 Sampling & Materiality
OLEH:
Rinto Hamonangan
0281702002
Alexander Linardhy S.
0281702003
Kwik Kian Gie School of Business 2017
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Deskripsi Dalam makalah ini, akan dijabarkan apa itu audit sampling dan materiality. Audit sampling adalah metode yang dipakai auditor untuk mengumpulkan bukti untuk mendapatkan pendapat terhadap laporan keuangan.seperti kita ketahui, para auditor melakukan pengambilan sample untuk mengecek transaksi, dokumen, dan akun-akun untuk diperiksa menggunakan audit sampling. Materiality adalah konsep penting yang dipakai oleh auditor untuk menentukan apakah laporan keuangan perusahaan sudah disajikan dengan benar dan tepat, tanpa adanya kesalahan pencatatan atau kesalahan pengukuran.
BAB II ISI 2.2 Materiality Materiality adalah konsep penting ketika auditor berusaha untuk menentukan apakah laporan keuangan perusahaan sudah disajikan secara benar dan nyata. Maksudnya disini adalah, bahwa laporan keuangan tersebut terhindar dari adanya salah saji, kesalahan pengukuran yang akibatnya bisa membuat keputusan yang salah dari sisi shareholders. Auditor tidak dapat mengevaluasi salah saji yang ditemukan selama pengujian audit berlangsung. Menurut SPAP SA Seksi 312, materiality adalah besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut. Menurut International Accounting Standards Board’s (IASB) informasi dikatakan material jika kesalahannya dapat mempengaruhi keputusan ekonomis dari pengguna informasi laporan keuangan tersebut. Dikatakan Material tergantung dari besar dan jumlah kesalahan dalam keadaan tertentu dari kesalahan tersebut. Dari definisi di atas, digambarkan bahwa materialitas diukur dari dampaknya dalam mempengaruhi keputusan ekonomis yang dilakukan oleh para pengguna laporan kleuangan. Seorang auditor harus menentukan dan memberitahu bagian mana dari laporan keuangan tersebut yang mengalami dampak dari kesalahan material sebelum mengubah keputusan dari para pemegang saham. Di awal melakukan audit, terutama saat perencanaan awal, auditor harus bisa mendeteksi tingkat kesalahan atau bagian salah saji yang mungkin bisa terjadi dalam laporan keuangan. Besarnya materialitas biasanya ditentukan oleh auditor pada tahap perencanaan audit, dengan menggunakan data-data dari klien. Auditor menentukan materialitas pada tahap perencanaan untuk dimasukan ke dalam resiko-resiko audit. Selanjutnya, mereka harus memberikan penilaian resiko audit seperti apa yang bisa diterima dikarenakan tidak terdeteksinya beberapa salah saji. Faktor-faktor materialitas:
yang
mempengaruhi
auditor
ketika
menentukan
tingkat
1. Pos-pos penting dalam laporan keuangan; contohnya , jika 40% dari total asset lancer perusahaan adalah persediaan, maka auditor akan mempertimbangkan akun tersebut sebagai komponen penting dalam laporan keuangan yang akan mempengaruhi auditor ketika menentukan tingkat materialitas. 2. Sifat dari akun-akun; contohnya, auditor percaya bahwa klien lebih mementingkan akun kas daripada akun pajak tangguhan. Maka dari itu, jika keduanya disajikan dengan saldo yang sama, maka auditor akan mengalokasikan tingkat materialitas lebih renda di akun kas daripada di akun pajak tangguhan. 3. Pengalaman auditor dengan klien sebelumnya; jika pada tahun sebelumnya auditor telah menemukan salah saji pada beberapa akun di laporan keuangan,, maka ia akan lebih focus untuk menentukan tingkat materialitas memakai akun lainnya. 4. Pola saldo akun; jika ada akun yang saldonya relative konstan tapi di tahun audit mengalami perkembangan yang pesat, maka auditor akan menetapkan standar materialitas di akun lainnya.
Auditor akan menghitung besarnya salah saji dan dampaknya terhadap laporan keuangan, dan akan diajukan kepada komite audit dan juga para pemegang saham / pemangku kepentingan, untuk meminta izin, apakah salah saji tersebut akan diperbaiki, jika tidak maka auditor harus memberikan atau menjelaskan konsekuensi-konsekuensi yang akan timbul jika salah saji tersebut tidak disesuaikan. Auditor selalu menyiapkan list akun-akun yang terdapat salah saji material selama audit berlangsung, untuk diinfokan kepada pihak terkait agar dilakukan penyesuaian pada transaksi-transaksi tersebut.