ii
EVOLUSI
Disusun Oleh:
Kelompok 6
Annisa Masyitho (1730209022)
Suci Rahmah Sari (1720209018)
Oshef Apriza (1710209004)
Dosen Pengampu: Ria Putri Anggraini, M.Ke
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ii
KATA PENGANTAR iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Evolusi 3
2.2 Teori Asal Usul Kehidupan 3
2.3 Teori Evolusi Menurut Para Tokoh 7
2.4 Bukti Adanya Evolusi 11
2.5 Mekanisme Evolusi 15
BAB III PENUTUP 22
3.1 Kesimpulan 22
3.2 Saran 22
DAFTAR PUSTAKA iv
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, yang masih mengizinkan kita untuk menghela nafas hingga saat ini, yaitu saat dimana kita masih mampu melihat dunia dengan cita-cita yang menggebu.
Dan semoga dengan lantaran sholawat serta salam yang selalu kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW kita dapat menjadi salah satu makhluk yang akan mendampingi beliau kelak di hari kemudian.
Dalam kesempatan ini kami selaku penulis mengucapkan Alhamdulillah atas terselesaikannya pembuatan makalah ini dan kami ingin mengucapkan mohon maaf apabila didalam penulisan makalah ini masih terlalu banyak kesalahan dan kekeliruan baik yang dilakukan secara sengaja atapun tidak sengaja.
Makalah kami masih sangat jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang mendukung agar makalah kami kedepannya dapat lebih baik lagi.
Palembang, Mei 2018
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipotesis mengenai teori evolusi telah lama disusun oleh filsuf Yunani kuno hingga ahli biologis pada masanya. Teori evolusi merupakan buah filsafat materialistis yang muncul bersamaan dengan kebangkitan filsafat-filsafat materialistis kuno dan kemudian menyebar luas di abad ke-19. Mereka yang mengemukakan teori evolusi pada umumnya menolak penciptaan. Hal ini menyatakan bahwa segala sesuatu, hidup maupun tak hidup, muncul tidak melalui penciptaan oleh Yang Maha Kuasa tetapi dari sebuah peristiwa kebetulan yang kemudian mencapai kondisi teratur.
Makhluk hidup dapat berubah atau di modifikasi sehingga memunculkan spesies makhluk hidup yang baru. Inilah yang dimaksud dengan teori evolusi. Banyak sekali para ahli yang mencetuskan ide mereka sebagai teori yang benar. Banyak teori yang berkaitan, bahkan ada sebuah pembuktian yang menjatuhkan hipotesis yang lain. Seperti halnya, teori evolusi Darwin yang sampai sekarang membuat suatu perdebatan yang masih belum terselesaikan. Mereka saling memberi argument dengan pembuktian – pembuktian yang membuat polemik mengenai teori evolusi ini semakin berkembang dan hangat di perdebatkan.Tentu saja hipotesis yang kerap kali dianggap menentang kuasa Tuhan melakukan proses penciptaan pada makhluk hidup di bumi ini mendapat banyak sanggahan dari berbagai pihak, terutama tokoh-tokoh agama. Namun, tak sedikit juga ahli-ahli biologis serta para evolusionis yang pro terhadap hipotesis mengenai teori evolusi.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
Apa pengertian dari evolusi?
Apa pendapat para tokoh tentang evolusi?
Apa saja bukti adanya evolusi?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
Mengetahui pengertian evolusi.
Mengetahui pendapat para tokoh tentang evolusi
Mengetahui bukti adanya evolusi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Evolusi
Evolusi merupakan perkembangan makhluk hidup yang berlangsung secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama dari bentuk sederhana ke arah bentuk yang komplek. Pandangan yang merupakan pokok-pokok pikiran ahli biologi yang menjadi dasar teori evolusi. Evolusi merupakan perubahan makhluk hidup secara perlahan lahan dalam waktu yang lama sekali. Evolusi pertama kali diteliti oleh Charles Robert Darwin, yakni pada tanggal 27 Desember 1831 dengan menggunakan kapal AL Kerajaan Inggris HMS "BEAGLE", pergi meninggalkan pelabuhan Plymouth menjelajah Lautan Pasifik dan pada akhir tahun 1835 terdampar di Kepulauan Galapagos.
Dari hasil pengamatan selama 3 minggu pada burung Finch di dapat hubungan antara Burung yang terdapat di Pantai Barat Ekuador (Amerika Selatan). Hasil pengamatan tersebut dibuatlah suatu Hipotesis tentang Evolusi yang dikenal dengan Hipotesis Darwin.
2.2 Teori Asal Usul Kehidupan
Ada beberapa teori yang menjelaskan adanya evolusi, yaitu:
1. Teori Abiogenesis
Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup atau makhluk hidup ada dengan sendirinya. Teori ini dikenal sebagai teori Generatio Spontae. Tokoh pencetus teori ini yaitu Aristoteles dan John Nedham. Pada percobaan Aristoteles, tanah yang direndam air akan muncul cacing. Pada percobaan Nedham, kaldu direbus dalam wadah selama beberapa menit, setelah itu wadah ditutup menggunakan gabus. Setelah beberapa hari, terdapat bakteri dalam kaldu tersebut. Nedham berpendapat bahwa bakteri berasal dari air kaldu. Dari sekian banyak orang yang mempermasalahkan teori tersebut, terdapat seorang ahli ilmu pengetahuan alam bernama Francesco Redi ( 1626-1628 ) yang dengan teliti tidak segera menerima teori tersebut. Ia melakukan percobaan yang hasilnya kemudian membuat pikiran banyak orang menjadi goyah terhadap teori generation spontanea.
Adapun percobaan yang dilakukan oleh Francesco Redi sebagai berikut. Dia merebus dua potong daging segar sampai mendidih agar terjadi sterilisasi. Kedua potongan daging itu dimasukkan ke dalam dua stoples ; stoples pertama terbuka dan stoplrs kedua tertutup rapat. Kedua stoples tersebut dibiarkan bebrapa hari, di dalam stoples pertama yang mulutnya terbuka banyak didapatkan larva atau tempayak lalat, sedangkan di dalam stoples kedua tidak ditemukan larva lalat. Dari percobaan Francesco Redi tersebut muncul kesimpulan bahwa larva yang berada di dalam stoples pertama berasal dari telur lalat yang masuk ke dalam dan meletakkan telurnya, sedangkan di dalam stoples kedua yang tertutup rapat tidak ditemukan larva karena lalat tidak dapat masuk ke dalam dan meletakkan telurnya.
Selanjutnya, pada abad ke-18 seorang berkebangsaan Italia bernama Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799 ) melakukan eksperimen atas dasar pemikiran seperti eksperimen Francesco Redi, hanya dalam eksperimenya tidak digunakan daging, tetapi air kaldu. Percobaannya berlangsung sebagai berikut. Disediakan tiga tabung yang masing-masing diisi dengan air kaldu secukupnya.Tabung pertama dibiarkan terbuka mulutnya. Tabung kedua dan ketiga dipanaskan sampai mendidih selama 15 menit. Tabung kedua dibiarkan mulutnya terbuka, sedangkan tabung ketiga mulutnya tertutup rapat dengan lapisan lilin. Setelah dibiarkan selama tujuh hari, air kaldu di dalam tabung yang mulutnya terbuka menjadi keruh akibat timbul bakteri, sedang keadaan air kaldu di dalam tabung yang mulutnya tertutup masih seperti semula. Hasil eksperimen yang dilakukan oleh Lazzaro Spallanzani ini membuktikan bahwa timbulnya bakteri bukan terjadi secara spontan, tetapi bakteri muncul dari spora bakteri yang masuk dan kemudian berkembang pada air kaldu. Dengan percobaan Redi dan Spallanzani teori generation spontanea menjadi goyah. Namun demikian, sebagian orang menetang kebenaran percobaan Spallanzani serta mempertahankan kebenaran teori lama. Mereka menunjuk percobaan tersebut masih ada kelemahannya, yaitu pada tabung yang tertutup sebenarnya masih terdapat gejala generation spontanea, tetapi karena tertutup tidak ada gaya yang masuk untuk hidup.
Teori Biogenesis
Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.Tokoh pencetus teori ini yaitu Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Kelemahaan percobaan spallanzi kemudian dicoba disempurnakan oleh lois Pasteur ( 1822-1895 ) ahli biokimia dan mikrobiologi dari prancis. Pada tabung kedua percobaan spallanzi, mulut tabung ditutup dengan pipa berbentuk leher angsa sehingga ruangan di dalam bakteri masih berhubungan dengan udara luar. Bentuk seperti ini memungkinkan bakteri dan spora bakteri tidak dapat masuk ke dalam air kaldu. Setelah beberapa hari ternyata hasilnya sama dengan percobaan spallanzi. Maka tumbanglah teori abiogenesis dan timbul teori biogenesis dengan slogan omne ex ovo omne ovum ex vivo.
Teori Cosmozoic
Teori ini menyatakan makhluk hidup berasal dari "spora kehidupan" yang berasal dari ruang angkasa. Teori ini mengemukakan bahwa kehidupan di bumi diperkirakan berasal dari ruang angkasa. Hal yang mendasari teori ini adalah peyelidikan bahwa bahan yang terdapat pada batu meteor maupun vartu komet yang jatuh ke bumi mengandung banyak molekul organic sederhana, misalnya cyanogens, asam hidrocyanida, molekul-molekul organic tersebut tatkala jatuh ke bumi menjadi benih kehidupan. Menurut teori ini bukan hanya di bumi saja yang timbul kehidupan. Kehidupan dapat timbul sekali atau bebrapa kali di berbagai bagian galaksi dalam waktu yang berbeda.
Penciptaan ( Special Creation)
Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup diciptakan oleh tuhan seperti apa adanya. Teori ini mengemukakan bahwa kehidupan yang ada di planet diciptakan oleh Tuhan. Bumi yang dicipta Tuhan pada masa lalu sampai sekarang mempunyai ciri yang tidak berubah. Mereka mengungkapkan teori ini berdasarkan atas kejadian-kejadian gaib yang pernah dilihatnya. Kejadian gaib tersebut dianggap sebagai ciptaan Tuhan, seperti halnya bumi dan kehidupan yang ada di didalamnya juga diciptakan oleh-Nya.
Teori evolusi kimia
Ketidakpuasan para Ilmuwan terhadap apa yang dikemukakan para tokoh teori Abiogenesis maupun Biogenesis mendorong para Ilmuwan lain untuk terus mengadakan penelitian tentang asal usul kehidupan. Antara pakar-pakar tersebut antara lain Harold Urey, Stanley Miller, dan A.I.Oparin. Mereka berpendapat bahwa organisme terbentuk pertama kali di bumi ini berupa makhluk bersel satu. Selanjutnya makhluk tersebut mengalami evolusi menjadi berbagai jenis makhluk hidup seperti Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, dan lain-lain.
Teori evolusi kimia ini diawali dengan teori terbentuknya bumi dan planet-planet lain. Teori tersebut diantaranya teori kabut asal (nebula) dan teori dentuman besar (big bang). Teori nebula menyatakan bahwa bermiliar tahun yang lalu bintang-bintang di angkasa dalam keadaan tidak stabil sehingga meledak. Debu dan gas hasil ledakannya kemudian membentuk kabut asal (nebula). Kabut ini kemudian memadat lalu meledak dengan dentuman besar (big bang). Hasil dari ledakan besar tersebut berupa bintang dan planet termasuk bumi.
Semula bumi diperkirakan berupa gumpalan gas dan debu yang tersusun dari berbagai unsur seperti oksigen (O2), nitrogen (N2), karbon, silicon, besi, nikel, dan aluminium. Unsur-unsur tersebut kemudian mencair. Adapun usur yang lebih berat mengendap dan unsur yang ringan akan membentuk atmosfer. Kondisi saat itu diperkirakan amat panas dengan suhu 40.000°C – 80.000°C. Ketika mulai mendingin, karbon dan beberapa logam mengembun dan membentuk inti bumi, sedangkan permukaannya diperkirakan gersang, tandus dan tidak datar. Oleh karena adanya kegiatan vulkanik, permukaan bumi yang masih lunak itu bergerak dan berkerut terus menerus sehingga saat kulit bumi menjadi dingin akan tampak berlipat dan pecah.
Pada saat itu, kondisi atmosfer bumi juga berbeda denagn kondisi saat ini. Gas-gas ringan seperti Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2), Helium (He), dan Argon (Ar) lepas meninggalkan bumi kerena gaya gravitasi bumi tidak mampu menahannya. Namun senyawa-senyawa sederhana yang mengandung unsur-unsur tersebut, seperti uap air (H2O), Amonia (NH3), Metana (CH4), dan Karbondioksida (CO2). Senyawa sederhana tersebut tetap berbentuk uap dan tertahan dilapisan atas atmosfer. Ketika suhu atmosfer turun sekitar 1000°C berlangsunglah proses pendinginan. Akibatnya, air di atmosfer mengembun dan hujan turun, akhirnya terbentuklah sungai yang mengandung mineral mengalir dari lapisan bumi menuju ke laut.
Pada tahun 1920-an, Oparin dan Haldane mengajukan hipotesis bahwa atmosfer bumi pada zaman purba dapat menyintesis senyawa organik dari molekul nonorganik purba seprti metana (CH4), ammonia (NH3), hindrogen (H2), dan air (H2O) dengan bantuan energi yang ada pada saat itu, seperti energy panas bumi, sinar matahri, sinar ultraviolet, sinar kosmis, maupun loncatan petir. Hasil sintesis tersebut berupa molekul-molekul organik yang terkumpul di atas permukaan perairan seperti sungai, laut, dan danau. Kumpulan molekul-molekul organik tersebut dinamakan sup purba (sup primodial). Dari sinilah diperkirakan tempat kehidupan pertama kali muncul. Namun, Oparin dalam hipotesisinya tetap berpendapat bahwa sangat sulit mempertimbangkan mekanisme transformasi molekul organic sebagai benda tak hidup menjadi makhluk hidup.
2.3 Teori Evolusi Menurut Para Tokoh
Carolus Linnaeus (1707 1778)
Dia membuat sebuah ketentuan cara mencari keteraturan posisi antarmakhluk hidup dengan mencari persamaan sifat, dan mengelompokkan yang mirip ke dalam satu kelompok. Pengelompokan dilakukan secara berjenjang (diistilahkan dengan takson), mulai dari jenjang yang paling rendah (takson spesies) sampai jenjang yang paling tinggi (takson kingdom). Jenjang ditentukan dari pengelompokan dengan kemiripan sifat-sifat khusus, menempati takson terendah, sampai pada jenjang untuk pengelompokan makhluk hidup dengan kategori sifat-sifat umum pada takson yang paling tinggi. Linnaeus juga membuat suatu cara penamaan jenis makhluk hidup dengan sistem Binomial nomenklatur. Dengan sumbangan ilmunya ini Linnaeus disebut sebagai pendiri Taksonomi, suatu ilmu yang membahas tentang penamaan dan pengelompokan makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.
Georges Cuvier (1769 1832)
Seorang ahli anatomi, tetapi sangat perhatian terhadap paleontologi (ilmu mengenai fosil). Cuvier mendukung teori Katastropi (catastrophism) yang menyatakan bahwa makhluk hidup setiap strata tidak ada hubungan kekerabatan karena setiap strata terbentuk akibat terjadinya bencana alam, seperti gempa, banjir, atau kemarau yang panjang. Jika strata lenyap oleh bencana, muncul strata baru lengkap dengan makhluk hidup baru, yang berpindah dari daerah lain. Dari temuan fosil di lembah Paris, Cuvier menyimpulkan bahwa batuan yang membentuk bumi ini tersusun berupa lapisan-lapisan (strata). Setiap strata dihuni oleh berbagai makhluk hidup yang unik, berbeda strukturnya dengan makhluk penghuni strata lainnya. Cuvier yakin bahwa makhluk modern di lapisan bumi paling atas sangat berbeda dengan makhluk di strata tua di lapisan bawah.
James Hutton (1726 1797)
Mengemukakan teori gradualisme, yang menyebutkan bahwa bentuk bumi dan lapisan-lapisannya merupakan hasil perubahan yang berlangsung secara bertahap, terus-menerus, dan lambat (dalam waktu lama).
Charles Lyell (1797 1875)
Mengemukakan teori Uniformitarianisme (keseragaman). Menurut Lyell, proses perubahan lapisan batuan dan bentuk permukaan bumi dari zaman ke zaman selalu sama atau tidak berubah. Charles Darwin, terinspirasi oleh teori Hutton dan Lyell dengan membuat sebuah pemikiran bahwa perubahan bumi secara lambat menunjukkan bumi sudah tua. Kemudian proses yang lambat, tetapi terus-menerus dalam waktu lama pasti menghasilkan perubahan yang cukup besar.
Jean Baptiste Lamarck (1744 1829)
Melihat adanya kecenderungan makhluk sederhana berubah menjadi makhluk yang lebih kompleks dengan prinsip adanya proses perubahan menuju kesempurnaan. Perubahan menjadi sempurna ini menurut Lamarck karena harus beradaptasi pada lingkungannya. Proses adaptasi ini dijelaskan Lamarck melalui dua hal. Pertama, adanya proses use (menggunakan) dan disuse (tidak menggunakan) dari bagian-bagian tubuh organisme, bergantung pada kebutuhannya. Contoh yang diberikan oleh Lamarck, yaitu otot bisep (otot lengan atas) yang digunakan terus-menerus, dan otot leher jerapah yang digunakan untuk menggapai dedaunan pada pohon-pohon tinggi.
Menurut Lamarck, organ tubuh yang digunakan secara luas untuk menghadapi lingkungan akan berkembang lebih besar, sedangkan bagian tubuh yang kurang digunakan akan mengalami penyusutan. Kedua, Lamarck berkeyakinan adanya pewarisan sifat-sifat yang diperoleh. Keadaan otot bisep yang semakin besar akibat penggunaan terus-menerus akan diwariskan kepada keturunannya. Dengan kata lain, keturunan akan lahir dengan sifat otot bisep besar dengan sendirinya.
Demikian pula, leher panjang jerapah akan terwaris dengan sendirinya kepada keturunannya. Padahal perubahan organ tubuh tersebut hasil modifikasi, dan tidak ada bukti bahwa sifat-sifat yang diperoleh dapat diwariskan. Suatu kehormatan bagi Lamarck, adanya pengakuan bahwa memang adaptasi terhadap lingkungan merupakan produk evolusi.
a. Pada awalnya seluruh jerapah berleher pendek, sementara daun-daunan makanannya di pohon harus dijangkau karena letaknya yang tinggi.
b. Karena sering menjangkau daun, leher jerapah semakin panjang s ehingga jerapah generasi berikutnya semakin tinggi.
c. Penyesuaian dan pewarisan hasil adaptasi ini berlanjut sehingga jerapah masa kini berleher panjang.
Charles Darwin (1809 1882)
Menjelaskan bahwa evolusi menghasilkan keanekaragaman hayati. Makhluk hidup mengalami evolusi melalui mekanisme seleksi alam. Organisme yang kuatlah yang akan melestarikan jenisnya. Darwin, mengemukakan pula adanya kemampuan adaptasi organisme agar mampu melewati seleksi alam. Darwin menggambarkan fenomena ketiga hal ini melalui contoh yang terkenal, yaitu gambar perkembangan leher jerapah.
Contoh ini menjadi komparatif terhadap contoh perkembangan leher jerapah dari Lamarck.
a. Populasi jerapah, panjang lehernya berbeda-beda, ada yang panjang ada yang pendek.
b. Terjadi seleksi alam dalam hal mendapatkan makanan. Jerapah berleher pendek mati.
c. Seleksi alam berlanjut sehingga menghasilkan generasi jerapah seperti sekarang.
Menurut Darwin, seluruh makhluk hidup berkerabat melalui garis keturunan dari organisme yang hidup pada zaman purbakala. Keturunan yang berpencar ke berbagai macam habitat di muka bumi akan mengembangkan kemampuannya beradaptasi sampai setiap jenis sesuai dengan habitatnya. Dalam proses adaptasi inilah sebenarnya makhluk hidup sedang melewati fase seleksi alamiah. Karena adaptasi ke berbagai ragam habitat inilah sejarah makhluk hidup dapat digambarkan seperti sebuah pohon yang berangkat dari sebuah titik, menjalar menjadi batang, cabang, ranting, sampai ke ujung ranting. Pada tiap awal percabangan terdapat titik-titik nenek moyang bagi organisme yang berada di cabang-cabangnya. Sungguh analog dengan taksonomi dari Carolus Linnaeus.
Setelah melalui pengamatan dan kajian yang mendalam, akhirnya darwin mengemukakan teori evolusinya dalam bukunya yang berjudul On The Origin of Species by Means of Natural Selection atau asal mula spesies yang terjadi melalui seleksi alam. Buku ini diterbitkan pada tanggal 24 November 1859. Buku darwin tersebut mengandung dua teori utama. Pertama, spesies-spesies yang hidup sekarang ini berasal dari spesies-spesies yang hidup di masa lalu. Kedua, seleksi alam merupakan penyebab evolusi adaptif. Dua teori utama darwin tersebut merupakan hasil observasi darwin sebagai berikut.
Observasi Ke-1. setiap spesies memunyai kemampuan fertilisasi yang besar sehingga ukuran populasi akan meningkat secara eksponensial bila setip individu yang dilahirkan berhasil melakukan reproduksi
Observasi Ke-2. ukuran populasi cenderung menjadi stabil kecuali untuk fluktuasi musiman
Observasi Ke-3. sumber daya alam terbatas
Observasi Ke-4. individu-individu suatu populasi sangat berfariasi dalam hal ciri-ciri tubuh, namun tidak ada dua individu yang benar-benar sama.
Observasi Ke-5. kebanyakan variasi diwariskan pada keturunannya.
Alfred Russel Wallace (1923-1913)
Mengembangkan teori yang serupa dengan teori Darwin. Dasar teori wallace adalah penelitian Biologi perbandingan di Brasilia dan Hindia Belanda (sekarang Indonesia), dan Malaya. Buku penelitiannya berjudul "On the tendency of varieties to depart indefinitely from the original type". Teorinya sama dengan yang dikembangkan Darwin.
August Weissman
August menumbangkan teori Lamarck. Weismann memotong ekor tikus beberapa generasi. Menurut teori Lamarck, hal tersebut akan menyebabkan timbulnya jenis tikus yang tidak berekor. Namun, hasil percobaan Weismann menunjukkan bahwa sampai generasi terakhir ekor tikus tetap sama panjangnya.
2.4 Bukti Adanya Evolusi
Mengulang pernyataan Darwin tentang evolusi, evolusi mempunyai arti penurunan dari asal yang sama dengan modifikasi. Untuk menunjukan bukti-bukti bahwa evolusi itu ada, kita dapat melakukan pendekatan terhadap kenyataan ini melalui beberapa jalur, yaitu :
1. Variasi makhluk hidup yang berasal dari satu keturunan
Di dunia ini tidak pernah dijumpai dua makhluk hidup yang identik sama. Bahkan anak kembar sekalipun pasti mempunyai suatu perbedaan. Demikian juga dengan individu-individu yang termasuk dalam satu specieas. Misalnya perbedaan warna, ukuran, berat, kefaalan, kebiasaan dan lain sebagainya. Jadi antar individu dalam satu species terdapat variasi. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh berbagai faktor seperti suhu, tanah, makanan, dan lain-lain. Variasi-variasi satu species dalam perkembangan berikutnya akan menurunkan keturunan yang berbeda. Bila variasi di dalam species itu menghuni daerah yang berbeda, maka dalam perkembangannya akan menghasilkan varian yang berbeda. Proses seleksi terhadap berbagai jenis hewan dan tumbuh-tumbuhan selama bertahun-tahun akan menghasilkan varian yang makin jauh berbeda dengan moyangnya. Pemuliaan berbagai species liar secara berangsur-angsur akan menghasilkan species baru yang menguntungkan manusia. Jadi dapat disimpulkan bahwa adanya variasi merupakan petunjuk adanya evolusi yang menuju ke arah terbentuknya species-species baru.
2. Fosil di berbagai lapisan bumi
Fosil dapat diartikan sebagai sisa-sisa binatang atau tumbuhan yang telah membatu. Fosil merupakan catatan sejarah yang sangat penting sebagai penunjuk adanya evolusi. Dari hasil penelitian fosil diketahui bahwa pada masa lampau terdapat flora dan fauna yang sekarang tidak ditemukan lagi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan iklim, air, keadaan tanah, suhu, dll. Dengan membandingkan struktur tubuh hewan yang menjadi fosil dan hewan sekarang, dapat disimpulkan bahwa keadaan lingkungan di masa lampau berbeda dengan sekarang.
Beberapa tokoh yang mempelajari fosil hubungannya dengan evolusi, yaitu :
Leonardo da Vinci (Itali, 1452 – 1519)
Merupakan orang pertama yang berpendapat bahwa fosil merupakan suatu bukti adanya makhluk hidup di masa lampau.
George Cuvier (Prancis, 1769 – 1532)
Ahli anatomi perbandingan, yang mengadakan study perbandingan antara fosil-fosil dengan makhluk hidup yang ada sekarang. Selanjutnya menyimpulkan bahwa pada masa tertentu telah diciptakan makhluk hidup yang berbeda dari masa ke masa (atau pada setiap yang berbeda diciptakan makhluk yang berbeda pula. Setiap masa diakhiri dengan kehancuran alam, faham ini dikenal dengan kataklisma.
Darwin sendiri mengatakan bahwa makhluk-makhluk hidup yang terdapat pada lapisan bumi tua mengadakan perubahan sesuai dengan bumi yang lebih muda. Oleh karena itu fosil pada lapisan lapisan bumi yang lebih muda berbeda dengan fosil di lapisan bumi yang tua. Fosil yang ditemukan diberbagai lapisan bumi yang paling lengkap berupa fosil kuda, yang ditemukan oleh Marsh dan Osborn. Perubahan yang ditunjukan oleh fosil-fosil kuda itu, merupakan petunjuk tentang kebenaran evolusi, yaitu perubahan-perubahan secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang lama. Ilmu yang mempelajari tentang fosil disebut palaeontologi.
Pola sebaran geografi makhluk hidup
Di samping kepulauan Galapagos, dalam ekspedisinya Darwin selama ± 5 tahun, juga singgah ke kepulauan Cape Verde, selanjutnya Darwin membuat perbandingan kedua pulau tersebut. Keduanya mempunyai keadaan alam geografis dan iklim yang sama, tetapi mengapa jenis biotanya berbeda ?. Menurut Darwin, flora dan fauna di Cape Verde berasal dari pantai Afrika, sedang flora dan fauna di kepulauan Galapagos berasal dari daratan Amerika Selatan. Setiap makhluk hidup mempunyai kecenderungan untuk menyebar ke tempat lain. Penyebaran organisme dapat dibedakan menjadi :
Penyebaran aktif
Bila penyebarannya di dorong oleh faktor kemampuan dari dalam individu sendiri. Misalnya burung pelikan dari Amerika pindah ke Bali (Indonesia)
Penyebaran pasif
Bila penyebarannya disebabkan oleh adanya faktor-faktor luar. Misalnya kelapa, enceng gondok yang menyebar karena terbawa arus air
Homologi organ tubuh
Apabila kita mengaeemati berbagai struktur organ tubuh vertebrata maka kita dapat temukan suatu yang menarik, misalnya anggota tubuh depan dari manusia dipakai untuk memegang, sedang pada burung anggota tubuh depan adalah untuk terbang. Kedua alat tersebut asalnya sama, tetapi karena arah evolusi, kedua organisme itu menjadi berbeda dan akibatnya terjadilah perubahan adaptif yang berbeda pula sehingga fungsinya menjadi berbeda.
Homolog
Organ-organ dari berbagai makhluk hidup yang mempunyai bentuk asal sama, dan selanjutnya berubah struktur sehingga fungsinya berbeda. Contohnya:
tangan manusia homolog dengan kaki depan kuda
kaki depan gajah homolog dengan sirip dada ikan
b. analog
Organ-organ dari berbagai makhluk hidup yang mempunyai fungsi sama tanpa memperhatikan asalnya. Contohnya:
sayap burung analog dengan sayap kupu-kupu
belalai gajah analog dengan tangan manusia
Bila kita bandingkan tulang-tulang anggota tubuh depan mulai dari pisces, amphibia, reptilia, aves dan mamalia hingga manusia tampak adanya perubahan-perubahan yang disesuaikan dengan fungsinya.
2.5 Mekanisme Evolusi
Dalam suatu perkawinan akan di hasilkan keturunan dari satu induk yang bervariasi, serta keturunan yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya mempunyai kemampuan hidup dan menghasilkan keturunan yang lebih tinggi. Jadi ada hubungan antara kemampuan organisme (vitalitas) dengan sifat genetik. Variasi dalam satu keturunan terjadi karena dua penyebab utama yaitu mutasi gen dan rekombinasi gen-gen di dalam keturunannya.
Mutasi gen
Mutasi gen pada suatu populasi menyebabkan terjadinya rekombinasi gen, dan hal ini bersifat menurun. Selanjutnya dengan adanya rekombinasi gen yang baru, suatu keturunan akan mengalami perubahan sifat yang berbeda dengan generasi sebelumnya sehingga timbul variasi. Adanya berbagai variasi ini membuka peluang untuk terjadinya evolusi.
Mutasi gen yang tidak dipengaruhi faktor luar mempunyai sifat-sifat :
sangat jarang terjadi
umumnya tidak menguntungkan
jumlah generasi dari suatu species sangat banyak
Angka mutasi yaitu angka yang menunjukan berapakah jumlah gen-gen yang bermutasi dari seluruh gamet yang dihasilkan oleh suatu individu dari suatu species. Angka laju mutasi pada umumnya mulai 1 gen di antara 200.000 sampai jutaan gamet (rata-rata 1 : 100.000). Ini berarti dalam setiap gamet 100.000 gamet ada 1 gen yang dapat bermutasi, jadi kemungkinan terjadinya mutasi sangat kecil. Meskipun angka laju mutasi sangat kecil, tetapi merupakan suatu mekanisme evolusi yang penting sebab :
setiap gamet mengandung ribuan gen
setiap individu dapat menghasilkan jutaan gamet dalam satu generasi.
Penyebaran Organisasi di Bumi
Persebaran organisme di muka bumi ini sangat merata. Kadang-kadang antara satu individu satu dan individu lain yang sejenis tidak saling bertemu karena adanya penghalang tertentu. Alfred Russel Wallace mengungkapkan suatu pola mengenai penyebaran organisme. Adanya barrier menyebabkan kelompok-kelompok organisme yang saling terpisah dan tidak melakukan interhibridisasi, sehingga bila terjadi terus menerus akan menyebabkan terjadinya isolasi reproduksi dan menyebabkan adanya organisme endemis. Penyebaran organisme terjadi karena asal usul species organisme, migrasi organisme tersebut pada masa silam dan terdapatnya barrier (rintangan atau sawar) yang ditemuinya. Barrier ini dapat berupa lautan, gunung, gurun, iklim dan interaksi satu sama lainnya. Adanya barrier tersebut mencegah terjadinya penyebaran organisme di permukaan bumi. Untuk dapat memahami masalah evolusi, perlu pula pernahaman pengertian-pengertian berikut.
Pengertian species
Populasi-populasi yang masih mungkin mengadakan pertukaran gen dikatakan termasuk dalam satu spesies. Dalam pengertian ini jelas bahwa variasi-variasi yang ada tidak memisahkan dua populasi menjadi dua spesies selama masih dimungkinkan adanya pertukaran gen, hingga variasi-variasi tersebut termasuk dalam apa yang disebut variasi intraspesifik. Variasi atau perbedaan morfologi, fisiologi ataupun kelakuan tidak menjadi alasan dipisahkannya dua populasi menjadi dua spesies yang berbeda.
Isolasi repruduksi
Barier (hambatan) geografik dapat memungkinkan terjadinya pernisahan dua populasi (allopatric): Hal tersebut terjadi karena adanya penimbunan pengaruh faktor-faktor luar (ekstrinsik) yang menyebabkan terjadinya isolasi faktor-faktor intrinsik. Keadaan ini memungkinkan terjadinya isolasi reproduksi, meskipun kedua populasi tersebut berada dalam satu lingkungan kembali (sympatric).
Macam-macam mekanisme isolasi intrinsik adalah:
mekanisme yang mencegah/menghalangi terjadinya perkawinan,
mekanisme yang mencegah terbentuknya hibrida,
mekanisme yang mencegah kelangsungan hibrida.
Penjelasan lebih lanjut dapat diurai sebagai berikut.
a. Isolasi ekogeografi
Dua populasi yang terpisah oleh hambatan fisik, dapat menjadi berbecla begitu khusus sesuai dengan lingkungannya. Apabila pada suatu saat kedua populasi tersebut dikumpulkan menjadi satu, keduanya ticlak akan mampu saling mengadakan perkawinan. Hal ini disebabkan karena keduanya tidak dapat lagi menyesuaikan diri pada kondisi yang baru. Mereka telah memperoleh perubahan genetik akibat dari keadaan sekelilingnya. Sebagai contoh adalah tanaman Platanus occidentalis dan Platanus orientalis. Keduanya dapat diserbukkan secara buatan dengan hasil keturunannya tetap, fertil. Namun penyerbukan secara alam tidak pemah terjadi karena masing-masing hanya dapat hidup di lingkungannya sendiri. Dalam hal ini mereka tidak hanya terpisah secara geografi saja tetapi juga secara genetik.
b. Isolasi habitat
Antara. dua populasi simpatrik yang menghuni daerah yang berbeda lebih sering terjadi perkawinan daripada antara sesama populasi setempat namun berbecla sifat- sifat genetiknya. Dapat dikemukakan sebagai contoh adalah katak Bufo fowleri dan Bufo americanus. Keduanya dapat kawin dan menghasilkan keturunan yang fertil. Kalau pada suatu waktu tempat tinggalnya bercampur ternyata bahwa Bufo fowleri akan lebih banyak mengadakan perkawinan dengan sesamanya dibanding dengan Bufo americanus. Hal ini disebabkan karena Bufo fowleri akan memilih tempat tinggalnya untuk kawin di air yang tenang, sedangkan Bufo americanus di kubangan-kubangan air hujan.
c. Isolasi iklim musim
Pinus radiata dan Pinus muricata keduanya terclapat di beberapa tempat di California dan tergolong simpatrik. Kedua jenis Pinus tersebut dapat disilangkan tetapi perkawinan silang ini boleh dikatakan tidak pernah terjadi di alam. Hal ini disebabkan karena perbedaan masa berbunga Pinus radiata terjadi pada awal Februari sedang Pinus muricata pada bulan April. Berikut ini adalah contoh empat jenis katak yang tergolong pada genus Rana. Meskipun hidup di daerah yang sama tetapi tidak terjadi persilangan, karena perbedaan masa aktif perkawinan.
d. Isolasi perilaku
Pada berbagai jenis ikan ternyata kelakuan meminang ikan betina oleh ikan jantan berbeda. Sebagai contoh diambil 2 perbandingan sebagai berikut :
Yang satu : membuat sarang dengan 2 lubang untuk masuk dan keluar, sarang digantungkan pada tumbuhan air.
Yang lain : pada sarang hanya ada satu lubang ialah tempat masuk saja, sarang dibuat pada dasar kolam.
e. Isolasi mekanik
Yang dimaksud dengan isolasi mekanik adalah hal yang menyangkut struktur yang berkaitan dengan peristiwa perkawinan itu sendiri. Misal bila hewan jantan dari suatu spesies jauh lebih besar ukurannya daripada jenis betina. Atau jika alat kelamin yang jantan mempunyai bentuk yang sedemikian rupa sehingga tidak dapat cocok dengan alat kelamin yang betina. Pada beberapa makhluk bentuk alat kelamin itu sedemikian rupa hingga dalam hal ini berlaku apa yang disebut sistem "lock and key" (kunci dan gembok), tetapi pada kebanyakan makhluk tidaklah demikian. Pada hewan kaki sejuta yang termasuk genus Brochoria dijumpai bahwa bentuk alat kelamin pada yang jantan berbeda-beda hingga sering digunakan sebagai titik tolak untuk klasifikasi, tetapi pada yang betina bentuknya serupa. Isolasi mekanik semacam ini pada tumbuhan ternyata lebih berpengaruh dibanding dengan pada hewan, terutama yang berkaitan dengan hewan penyebar serbuk sari. Seperti disinggung di muka tentang adaptasi maka ada kekhususan bentuk bunga dalam hubungannya dengan hewan penyebar serbuk sari.
f. Isolasi gamet
Sebagaimana diketahui peristiwa penyerbukan tidak tentu mengakibatkan peristiwa fertilisasi. Pada percobaan menggunakan Drosophila virilis dan Drosophila americana, dengan inseminasi buatan maka sperma dari jenis jantan tidak dapat mencapai sel telur karena tidak dapat bergerak sebagai akibai adanya cairan penghambat dalarn saluran reproduksi. Pada spesies Drosophila lain mekanismenya berbeda; pada waktu sperma masuk dalam saluran reproduksi, saluran tersebut membengkak hingga sperma-sperma tersebut mati. Peristiwa isolasi garnet juga dijumpai pada tanaman tembakau dalam hal ini meskipun serbuk sari sudah diletakkan pada stigma tetapi tidak terjadi fertilisasi karena inti dari serbuk sari tersebut tidak dapat mencapai inti telur dalam ovula.
g. Isolasi perkembangan
Pada Rana pipiens terjadi peristiwa fertilisasi Yang berhasil tetapi embrionya tidak dapat tumbuh dan segera mati. Pada dunia ikan peristiwa semacam ini banyak terjadi; seringkali telur dari suatu spesies dibuahi oleb sperma dari spesies lain, tetapi segera terjadi seperti halnya pada Rana pipiens di atas.
h. Ketidakmampuan hidup suatu hibrida
Berturut-turut telah dibicarakan peristiwa perkawinan yang tidak dapat berlangsung karena adanya hambatan geografi, perubahan genetik, adanya perbedaan musim perkawinan, perbedaan kelakuan dan akhirnya karena hambatan mekanik. Kalau hambatan ini kita anggap sebagai hambatan pada langkah pertarna, maka hambatan selanjutnya terjadi pada langkah berikutnya. Jadi dalam hal ini perkawinan dapat terjadi, tetapi pembentukan gametnya terlambat. Berikumya adalah peristiwa yang langkah pertarna dan kedua tidak mendapat halangan suatu apa, tetapi kemudian hambatan terjadi pada langkah berikutnya. Perkawinan dapat berlangsung, pembentukan garnet dapat terjadi, tetapi embrio yang terjadi tidak dapat tumbuh dan berkembang. Pada langkah berikutnya adalah peristiwa di mana semua fase tersebut di atas dapat dilalui dengan selamat tetapi ternyata kemudian perkembangan dari hibrida adal lemah, cacat dan kebanyakan mati sebelurn dapat mengadakan reproduksi. Dari kejadian tersebut dapat disimpulkan bahwa tiada pertukaran gen antara kedua induk. Dalarn praktek dijumpai ini pada tanaman tembakau yang mati sebelum berbunga karena adanya tumor pada bagian vegetatifnya.
i. Kemandulan hibrida
Hasil perkawinan antara kambing dan biri-biri, berupa keturunan yang steril (mandul). Peristiwa lebih lanjut lagi dapat terjadi, bahwa hibrida yang terbentuk dapat hidup dengan normal ternyata steril. Contoh lain kita jumpai pada perkawinan silangan kuda dan keledai. Keturunannya selalu steril karena sesungguh tidak terjadi pertukaran gen.
j. Eliminasi hibrida karena seleksi
Hibrida fertil disertai keturunannya bila berada dalam suatu rah yang sama dan dapat hidup dengan normal dapat dianggap seb satu spesies. Tetapi bila hibrida dan keturunannya kurang mengadakan adaptasi, maka dalarn waktu yang tidak lama semua akan musnah. Antara kedua induk dalam peristiwa ini memmang benar terjadi pertukaran gen tetapi tidak banyak. Pada umur perkawinan antara induk yang berasal dari satu spesies menghasilkan keturunan yang lebih banyak dibanding dengan keturunan dari hibridanya. Akibatnya untuk taraf berikutnya terjadi koreksi terhadap perkawinan yang keliru tersebut, perkawinan dengan spesies lain. Akibat dari koreksi tersebut terjadi seleksi hingga dengan demikian pada akhirnya keturunan dari hibrida tersebut mengalami eliminasi (punah). Dalam keadaan sesungguhnya mekanisme isolasi seperti tersebut beroperasi dua atau tiga sekali jarang dijumpai hanya satu mekanisme isolasi saja yang beroperasi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Evolusi adalah proses perubahan struktur tubuh makhluk hidup yang berlangsung sangat lambat dan dalam waktu yang sangat lama. Evolusi juga merupakan perkembangan makhluk hidup yang berlangsung secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama dari bentuk sederhana ke arah bentuk yang kompleks. Alam mengadakan seleksi terhadap individu-individu yang hidup di dalamnya. Hanya individu-individu yang dapat menyesuaikan diri dengan alam lingkungannya yang akan terus hidup, sedangkan individu yang tidak dapat menyesuaikan dengan lingkungannya akan semakin berkurang, mati atau pindah tempat. Organ-organ dari berbagai makhluk hidup yang mempunyai bentuk asal sama, dan selanjutnya berubah struktur sehingga fungsinya berbeda, disebut homolog. Organ-organ dari berbagai makhluk hidup yang mempunyai fungsi sama tanpa memperhatikan asalnya, disebut analog. Berbagai jenis vertebrata menunjukan adanya persamaan, yaitu mulai dari zigot, morula, blastula, gastrula hingga fase tetentu dari perkembangan embrio. Mutasi gen pada suatu populasi menyebabkan terjadinya rekombinasi gen, dan hal ini bersifat menurun, yang selanjutnya dengan adanya rekombinasi gen yang baru, suatu keturunan akan mengalami perubahan sifat yang berbeda dengan generasi sebelumnya sehingga timbul variasi.
Saran
Kepada para pembaca kami menyarankan agar lebih banyak membaca buku yang berkaitan dengan Evolusi agar lebih memahami matei tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://henawan.blogspot.co.id/2014/11/makalah-asal-usul-kehidupan-pos-hendri.html
http://faiqanadiya.blogspot.co.id/2009/10/teori-kelangsungan-hidup-organisme.html
https://sikna.wordpress.com/2012/01/15/teori-teori-evolusi-menurut-ahli/
iv