MAKALAH BENTANG ALAM
Kelompok IV DENY TANDIARA DION F AGUS ADIYANTO ROSEVELD SARAPUNG
PROGRAM STUDY PERTAMBANGAN (S1) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KUTAI KERTANEGARA TENGGARONG 2015
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Geomorfologi ( geomorphology ) adalah ilmu tentang roman muka bumi beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya. Geomorfologi bisa juga merupakan salah satu b a g i a n d a r i g e o g r a f i . D i m a n a g e o m o r f o l o g i y a n g m e r u p a k a n c a b a n g d a r i i l m u geografi, mempelajari tentang bentuk muka bumi, yang meliputi pandangan luas sebagai cakupan satu kenampakan sebagai bentang alam (landscape) sampai pada satuan terkecil sebagai bentuk lahan (landform). Hubungan geomorfologi dengan kehidupan manusia a d a l a h d e n g a n a d a n y a pegunungan-pegunungan, lembah, bukit, baik yang ada didarat maupun di dasar laut.Dan juga dengan adanya bencana alam seperti gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor dan sebagainya yang berhubungan dengan lahan yang ada di bumi yang juga mendorong manusia untuk melakukan pengamatan dan mempelajari bentukbentuk g e o m o r f o l o g i y a n g a d a d i b u m i . B a i k y a n g d a p a t b e r p o t e n s i b e r b a h a y a m a u p u n aman. Sehingga dilakukan pengamatan dan identifikasi bentuk lahan. Istilah bentang lahan berasal dari kata landscape (Inggris) atau landscap (Belanda) atau landschaft (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Arti pemandangan mengandung dua aspek, yaitu aspek visual dan aspek estetika pada suatu lingkungant e r t e n t u ( Z o n n e v e l d , 1 9 7 9 d a l a m T i m F a k u l t a s G e o g r a f i U G M , 1 9 9 6 ) . U n t u k mengadakan analisis bentanglahan diperlukan suatu unit analisis yang lebih rinci. Dengan mengacu pada definisi bentang lahan tersebut, maka dapat dimengerti, bahwaunit analisis yang sesuai adalah unit bentuklahan. Oleh karena itu, untuk menganalisis bentanglahan seperti di atas, maka d a n m e n g k l a s i f i k a s i bentang lahan selalu mendasarkan pada k e r a n g k a k e r j a bentuklahan. Berdasarkan pengertian d a p a t diketahui, bahwa ada delapan anasir bentanglahan. Kedelapan anasir bentanglahan itu adalah udara, tanah, air, batuan, bentuklahan, flora, fauna, dan manusia.
Bentuk lahan adalah bagian dari permukaan bumi y a n g m e m i l i k i b e n t u k topografis khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan dalam ruang dan waktu kronologis tertentu. Bentuk lahan terdiri dari sistem Pegunungan, Perbukitan, Vulkanik, Karst, Alluvial, Dataran sampai Marine terbentuk oleh pengaruh batuan penyusunnya yang ada di bawah lapisan permukaan bumi. Pada makalah ini akan dijelaskan kembali apa yang dimaksud dengan bentanglahan yang terbentuk berasal dari proses pelarutan.
B.
Rumusan Masalah
Dari penjelasan di atas maka dapat di rumuskan masalah, yaitu : 1.
Apa yang dimaksud dengan bentang alam ?
2.
Apa saja jenis-jenis bentang alam dan bagaimana proses terbentuknya ?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu : 1.
Mengetahui apa yang dimaksud dengan bentang alam dan bagaimana prosesnya.
2.
Mengetahui jenis-jenis bentang alam dan bagaimana proses terbentuknya.
BAB II ISI A. Pengertian Pengertian bentang alam adalah pemandangan alam atau daerah dengan aneka ragam bentuk permukaan bumi yang sekaligus merupakan suatu kesatuan. Bentang alam merupakan suatu unit geomorfologis yang dikategorikan berdasarkan karakteristik seperti elevasi, kelandaian, orientasi, stratifikasi, paparan batuan, dan jenis tanah. Jenis-jenis bentang alam antara lain adalah bukit, lembah, tanjung, dan lain-lain, sedangkan samudera dan benua adalah contoh jenis bentang alam tingkat tertinggi. Beberapa faktor, mulai dari lempeng tektonik hingga erosi dan deposisi dapat membentuk dan mempengaruhi bentang alam. Faktor biologi dapat pula mempengaruhi bentang alam, contohnya adalah peranan tumbuh-tumbuhan dan ganggang dalam pembentukan rawa serta terumbu karang. Istilah - istilah bentang alam tidak hanya dibatasi bagi bentukan dipermukaan bumi, melainkan dapat pula digunakan pada permukaan planet dan obyek-obyek lain di alam semesta. Bentang alam sering disebut juga dengan kenampakan alam. B. Jenis- Jenis Bentang Alam Faktor Endogen dan Eksogen 1. GAYA ENDOGEN Gaya endogen adalah gaya yang berasal dari dalam bumi. Gaya yang berasal dari dalam bumi dapat berupa gempa bumi, magmatisme, vulkanisme, orogenesa dan epirogenesa. - PROSES-PROSES ENDOGEN 1. Tektonisme Tenaga Tektonik (Tektonisme) adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang mengakibatkan terjadinya pergeseran dan perubahan letak lapisan batuan, baik secara horizontal (gerak orogenetik) maupun secara vertikal (gerak epirogenetik). a. Orogenesa Pembentukkan gunung meliputi daerah yang sempit dan dalam waktu yang relatif singkat. Gerak itu dapat menimbulkan, 1) Lipatan Gerakan tekanan horizontal menyebabkan lapisan kulit bumi yang elastis berkerut, melipat, dan menyebabkan relief-relief mukabumi berbentuk pegunungan. Contoh, pegunungan-pegunungan tua seperti pegunungan Ural. Lipatan ini terjadi pada zaman primer. Lipatan terjadi akibat tenaga endogen yang mendatar dan bersifat liat (plastis) sehingga permukaan bumi mengalami pengerutan. Lipatan ke atas
dinamakan punggung lipatan (antiklinal) sedangkan lipatan ke bawah dinamakan lembah lipatan (sinklinal) 2) Patahan Gerakan tekanan horizontal dan vertikal menyebabkan lapisan kulit bumi yang rapuh menjadi retak atau patah. Misalnya: tanah turun (Slenk), tanah naik (Horst), dan Fleksur. b. Epirogenesa Gerak naik atau turun dari permukaan bumi, meliputi daerah yang luas, baik samudera ataupun benua yang berlangsung lambat. 2. Vulkanisme Tenaga Vulkanik (Vulkanisme) adalah proses pergeseran magma di dalam bumi. Proses terjadinya vulkanisme dipengaruhi oleh aktifitas magma yang menyusup ke litosfer (kulit bumi). Apabila penyusupan magma hanya sebatas kulit bumi bagian dalam maka dinamakan intrusi magma', sedangkan apabila penyusupan magma sampai keluar ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma. Dilihat dari bentuk dan terjadinya, ada 3 macam gunung api, yaitu: a. Gunung Api Maar. Bentuknya seperti danau kecil (danau kawah). Terjadi karena letusan eksplosif. Bahannya terdiri dari efflata. Contohnya gunung lamongan di Jawa Timur. b. Gunung Api Kerucut (Strato). Bentuknya seperti kerucut, terjadi karena letusan dan lelehan effusif, secara bergantian. Bahannya berlapis-lapis, sehingga disebut lava gunung api strato. Jenis ini yang terbanyak terdapat di Indonesia. c. Gunung Api Perisai (Tameng). Bentuknya seperti perisai, terjadi karena lelehan maupun cairan yang keluar dan membentuk lereng yang sangat landai. Bahan lavanya bersifat cair sekali. Sudut kemiringan lereng antara 1o – 10o. contohnya Gunung Maona Loa dan Kilanca di Hawaii. Kuat atau lemahnya ledakan gunung api tergantung dari: tekanan gas, kedalaman dapur magma, luasnya sumber/dapur magma, dan sifat magma (cair/kental). 3. Seisme (gempa) Gempa dapat digolongkan menjadi beberapa kategori. Menurut proses terjadinya, gempa bumi diklasifikasikan menjadi seperti berikut. a. Gempa tektonik Terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer kulit bumi oleh tenaga tektonik. Tumbukan ini akan menghasilkan getaran. Getaran ini yang merambat sampai ke permukaan bumi. b. Gempa vulkanik
Terjadi akibat aktifitas gunung api. Oleh karena itu, gempa ini hanya dapat dirasakan di sekitar gunung api menjelang letusan, pada saat letusan, dan beberapa saat setelah letusan. c. Gempa runtuhan atau longsoran Terjadi akibat daerah kosong di bawah lahan mengalami runtuh. Getaran yang dihasilkan akibat runtuhnya lahan hanya dirasakan di sekitar daerah yang runtuh. 2. BENTANG ALAM ENDOGEN Bentuk bentang alam endogen secara geomorfologi dikenal sebagai bentuk bentangalam konstruksional (constructional landforms). Adapun bentuk-bentuk bentangalam endogen antara lain adalah : 1. Bentang Alam Struktural Bentangalam Struktural adalah bentangalam yang proses pembentukannya dikontrol oleh gaya tektonik seperti perlipatan dan atau patahan. a. Morfologi Escarpment (Gawir Sesar Morfologi Escarpment (Gawir Sesar) adalah bentangalam yang berbentuk bukit dimana salah satu lerengnya merupakan bidang sesar. b. Morfologi Pressure Ridge (bukit tertekan) Morfologi “Pressure Ridge” (Bentangalam Bukit Tertekan) adalah bentangalam yang berbentuk bukit dan terjadi sebagai akibat gaya yang bekerja pada suatu sesar mendatar dan akibat tekanan tersebut mengakibatkan batuan yang berada disepanjang patahan terpatahkan menjadi beberapa bagian yang kemudian menekan batuan tersebut kearah atas. c. Morfologi Sag Basin (Cekungan Kantong) Morfologi Sag Basin adalah bentangalam yang terbentuk dari hasil pergeseran sesar mendatar (strike slip fault), dengan bentuk relief yang lebih rendah (depresi) dibandingkan dengan pasangannya. Morfologi “Sag Basin” merupakan pasangan dari morfologi “Pressure Ridge” dan morfologi ini hanya terbentuk pada sesar mendatar saja. d. Morfologi Shutter Ridge (Bukit Terpotong) Morfologi shutter ridge (bukit terpotong) umumnya juga dijumpai pada sesar mendatar (Gambar D.1.5). Shutter ridges terjadi apabila salah satu sisi dari bidang sesar merupakan bagian tanah yang berelief tinggi dan pada sisi lainnya merupakan bagian permukaan yang lebih rendah. Perbedaan relief ini disebabkan oleh pergeseran yang terjadi disepanjang patahan mendatar dan seringkali mengakibatkan tesrumbatnya aliran sungai. e. Morfologi Stream Offset (Morfologi Sungai Sigsag)
Morfologi Stream Offset adalah bentangalam sungai yang arah alirannya berbelok secara tiba-tiba mengikuti arah arah bidang patahan dan perubahan arah aliran ini disebabkan oleh pergeseran bukit disepanjang patahan mendatar. Bentuk sungai yang membelok secara sigsag terjadi karena adanya pergeseran bukit (shutter ridges) dari pergeseran lateral suatu sesar mendatar seperti sesar yang terdapat pada sesar San Andreas di Amerika Serikat. F. Morfologi Graben (Amblesan) Morfologi Graben (Amblesan) adalah bentangalam yang berbentuk depresi dipisahkan dengan morfologi lainnya oleh bidang patahan. Morfologi Hosrt (Tonjolan) adalah bentangalam yang berbentuk bukit, merupakan bagian yang menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dibatasi oleh bidang sesar. g. Morfologi Intrusi (Morfologi Intrusive) Morfologi Intrusi (Intrusive landforms) adalah bentangalam berbentuk bukit terisolir yang tersusun oleh batuan beku dan genesanya dikontrol oleh aktifitas magma. Bukit intrusi pada awalnya dapat berada dibawah permukaan bumi, namun seiring dengan berjalannya waktu oleh proses endogenik (pelapukan dan erosi) maka bagian tanah yang menutupi tubuh batuan intrusi akan tererosi sedangkan tubuh batuan yang lebih resisten hanya mengalami erosi yang tidak signifikan. Proses endogeniknya pada akhirnya akan menyisakan tubuh batuan beku yang membentuk morfologi yang lebih menonjol dibandingkan dengan daerah sekitarnya. h. Morfologi ”Anticlinal ridges” ( Morfologi Bukit Antiklin ) Morfologi Bukit Antiklin adalah bentang alam yang berbentuk bukit dimana litologi penyusunnya telah mengalami perlipatan membentuk struktur antiklin. Morfologi bukit antiklin umumnya dijumpai di daerah daerah cekungan sedimen yang telah mengalami pengangkatan dan perlipatan. Morfologi bukit antiklin merupakan bagian dari perbukitan lipatan yang bentuknya berupa bukit dengan struktur antiklin. Jentera geomorfik ”Bukit Antiklin” diklasifikasikan ke dalam jentera geomorfikmuda, artinya bahwa proses proses eksogenik (pelapukan, erosi/denudasi) yang terjadi pada satuan morfologi ini belum sampai merubah bentuk awalnya yang berupa bukit. Morfologi jenis ini dicirikan oleh bentangalam yang berbentuk bukit yang tersusun oleh batuan sedimen berstruktur antiklin. i. Morfologi Synclinal ridges (Morfologi Bukit Sinklin) Morfologi Bukit Sinklin adalah bentang alam yang berbentuk bukit, tersusun dari batuan sedimen yang membentuk struktur sinklin. Jentera geomorfik ”Bukit Sinklin” diklasifikasikan ke dalam jentera geomorfik dewasa, artinya bahwa proses proses eksogenik (pelapukan, erosi dan denudasi) yang terjadi pada satuan ini telah merubah bentuk aslinya yang semula berbentuk ”lembah” berubah menjadi ”bukit”. Morfologi Bukit Sinklin
dalam geomorfologi dikenal sebagai ”reverse topographic” (topografi terbalik). Morfologi bukit sinklin yang dicirikan oleh bentangalam yang berbentuk bukit yang tersusun oleh batuan sedimen berstruktur sinklin. 2. Bentang Alam Gunung Api Bentang alam Gunung api (Volcanic Landforms) adalah bentangalam yang merupakan produk dari aktifitas gunung api. Bagian bagian dari morfologi gunung api sebagai berikut: a. Volcanic Landforms (Morfologi Gunung api) Morfologi Gunung api adalah bentangalam gunung api yang proses terbentukannya dikontrol oleh aktifitas gunung api. Bentuk bentuk bentangalam gunung api dapat dikelompokan berdasarkan pada tipe/jenis magmanya (magma basa, magma intermediate, magma asam) serta jenis material yang dikeluarkannya (lava atau piroklastik). 1) Morfologi Gunung api Strato adalah bentangalam gunung api yang berbentuk kerucut dan disusun oleh perulangan dari material piroklastik dan lava. Adapun jenis magma yang membentuk gunung api strato pada umumnya berupa magma yang berkompisi intermedier. 2) Morfologi Gunung Api Perisai adalah bentangalam gunung api yang bentuknya menyerupai perisai dan biasanya tersusun oleh lava yang berkomposisi basaltis. Karena magma basa yang bersifat encer maka ketika magma tersebut keluar melalui pusat erupsinya akan tersebar kesegala arah membentuk bentuk menyerupai perisai. Gunung api tipe perisai banyak dijumpai di kepulauan Hawaii, Amerika dan saat erupsi aliran lavanya bisa mencapai hingga puluhan kilometer. b. Volcanic Footslope Landforms (Morfologi Kaki Gunung api) Morfologi Kaki Gunung api adalah bentangalam gunung api yang merupakan bagian kaki dari suatu tubuh gunung api. Morfologi kaki gunung api umumnya suatu tubuh gunung api dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepundan gunung api, badan/kerucut gunung api, dan kaki gunung api. c.
Crater Landforms (Kawah Gunung api)
Morfologi Kawah adalah bentangalam gunung api yang berupa lubang tempat keluarnya material gunung api ketika terjadi erupsi. d. Caldera Landforms (Morfologi Kaldera Gunung api) Morfologi Kaldera adalah bentangalam yang terbentuk sebagai hasil erupsi gunung api tipe explosive yang mengakibatkan bagian kepundannya runtuh sehingga membentuk bentuk kawah yang sangat luas. Kadangkala bagian
dalam kaldera terisi air membentuk danau. Contoh yang paling klasik dari kaldera di Indonesia adalah Danau Toba di Sumatra Utara.
e. Volcanic-neck Landforms (Morfologi Jenjang Gunung api) Morfologi Jenjang Gunung api adalah bentangalam yang berbentuk seperti leher atau tiang merupakan sisa dari proses denudasi gunung api. f. Volcanic Remnant Landforms (Morfologi Sisa Gunung api) Sisa Gunung api (volcanic remnant) adalah sisa-sisa dari suatu gunung api yang telah mengalami proses denudasi. 3. BENTANG ALAM HASIL PENGIKISAN Pengikisan adalah suatu proses terkikisnya batuan yang berada di atas atau didalam kulit bumi yang dilakukan oleh tenaga yang berasal dari luar kulit bumi yang dilakukan oleh tenaga yang berasal dari luar kulit bumi. Tenaga yang berasal dari luar kulit bumi itu antara lain ialah air (hujan, sungai, dan laut) pasir yang ditiup angin dan Gletsyer (es mencair). Macam-macam pengikisan batuan dan bentuk muka bumi yang dapat dihasilkan: a. Erosi adalah pengikisan batuan yang dilakukan oleh air hujan atau air sungai. Contoh proses terbentuknya sungai meander, danau Tpal Kaki Kuda (Ox Bow Lake), lembah, ngarai dan jurang. b. Korasi adalah pengikisan oleh air hujan yang terdapat di daerah yang tersususn atas batuan kapur. Contoh: proses terbentuknya Danau Karst “Lokwa/Doline (danau di daerah kapur) dan Goa Kapur. c. Abrasi adalah pengikisan batuan yang dilakukan oleh air laut. Contoh: apabila pada suatu pantai terdapat suatu bukit atau pegunungan, maka ombak laut selalu memukul-mukul pantai itu, sehingga terjadi pengkisan terhadap batu-batu itu dan akhirnya terbentuklan pantai yang bertebing (Pantai Curam). d. Korasi adalah pengikisan batuan yang dilakukan oleh butir-butir pasir yang ditiup oleh angin. Sedangkan proses terbawanya pasir yang ditiup oleh angin disebut deflasi. Contoh: proses terbentuknya Mushrom (batu jamur) di daerah gurun. e. Eksarasi adalah pengkisan batuan yang dilakukan oleh gietsyar (es mencair) di daerah es. Contoh: proses terbentuknya danau glasial di daerah USA pada zaman es mencair.
4. BENTANG ALAM STRUKTUR Bentang alam struktural merupakan kenampakan morfologi yang pembentukannya dikontrol sepenuhnya oleh struktur geologi daerah yang bersangkutan. struktur yg dominan merupakan struktur sekunder, atau struktur yg terbentuk setelah batuannya ada. struktur2 ini dapat berupa sesar, lipatan dan kekar. Kenampakan pada peta topografi yg dpt dgnakan untuk interpretasi daerah tsb adlh mrupakan b.alam struktural antara lain : 1. Pola Penyaluran pola – pola khusus yang ada pada daerah menunjukan adanya struktur yg bekerja pada daerah tersebut, smisal sungai yg membelok tiba2, atau adanya pola trellis dan sub dendritik.
2. lineament lineament atau pola kelurusan dlm hal ini dpt ditunjukkan dari penampakan punggungan (ridge), lembah, bukit, yg bisa di interpretasikan adanya struktur geologi yg bekerja. Macam – macam Bentang Alam Struktural – Struktur Mendatar dibagi menjadi 2 , yaitu : dataran rendah ( 0 – 500 kaki) dataran tinggi (>500 kaki)
Pada daerah yg berstadia tua, dijumpai kenampakan bukit sisa, yang berupa messa dan butte. Yang membedakan kedua morfologi itu adalah messa memiliki ukuran yg lebih luas dari butte. Butte berasal dari bahasa perancis yang memiliki arti “bukit kecil”. Bukit kecil yang dimaksud adalah bukit yang terpencil, memiliki sisi yang terjal, butte sangat mencolok akibat dari terpencilnya bukit itu berada, biasanya dia berada dalam udara yang kering, umumnya datar berlapis-lapis karena Butte merupakan hasil dari sedimentasi, butte memiliki jenis batuan yang resisten sehingga bute tahan terhadap erosi, hute memiliki lereng yang curam. Pada badan butte ditemukan hasil dari sayatan-sayatan hasil erosi. Butte memiliki suatu karakter yang sama dengan messa karena memiliki proses pembentukan yang sama, namun memiliki suatu ciri yang membedakan, perbedaan itu antara lain adalah sebagai berikut. PERBEDAAN
BUTTE
MESA
KETINGGIAN
Tinggi
Rendah
LUAS DATARAN PADA PUNCAK
Sempit
Luas (lebar)
LAIN-LAIN
Buttememiliki bentuk yang lebih ramping karena memiliki luas permukaan puncak yang kecil namun tingginya lebih dari mesa
–
Butte terbentuk akibat erosi dan pelapukan, dimana pada mulanya terangkatnya permukaan oleh proses tektonik. Munculnya permukaan yang memiliki berbagai jenis batuan tersebut, membuat terjadinya suatu roses diferensiasi batuan, adanya batuan yang tidak resisten, sehingga batuan yang tidak resisten itu tererosi oleh angin maupun terlapukan. Sehingga pada akhirnya batuan yang tidak resisten tersebut hilang dan sampai pada batuan yang resisten, dimana batuan yang resisten membentuk suatu bukit kecil yang menjulang tinggi dengan luas yang kecil.
– Struktur Miring cuesta : memiliki scarp slope yang lebih curam sedangkan dip slopenya relatif landai pada arah sebaliknya sehingga terlihat tidak simetri. sudut lerengnya kurang dari 30 derajat hogback : sudut antara kedua sisi relatif sama, kira2 lebih dar 30 derajat , scarp slope dan dip slope hampir sama sehingga terlihat simetri.
– Struktur lipatan struktur antiklin dan sinklin antiklin dan sinklin menunjam
-struktur patahan morfologi dapat berupa triangular facet Triangular facet merupakan salahsatu penampakan oleh proses bentang alam struktural. Dimana dicirikan adanya aliran-aliran air pada suatu bidang miring, dimana aliran tersebut membentuk segitiga. Proses dimana terjadinya suatu struktur aliran seperti itu diakibatkan oleh awal mula terkbentuknya suatu bidang miringa dimana pada permukaan bidang miring tersebut adanya garis gerus akibat proses sesar. Gerus hasil sesar itu merupakan saluran bagi air untuk mengalir. Akibat adanya aliran air terjadinya pengikisan dan terbentuknya suatu aliran yang akhirnya membentuk kenampakan segitiga.
Dalam morfologi ini terbentuknya pola penyaluran distribusi, sehingga dari pusat menyebar sehingga akibat aliran air yang membetuk seperti gambaran garis membentuk segitiga.
DAFTAR PUSTAKA http://geoenviron.blogspot.com/2011/12/tipe-bentang-alam-kars-diindonesia.html http://puspacintablogs.blogspot.com/2012/05/hubungan-tipe-iklim-danbentang-alam.html http://salmansatya.blogspot.com/2011/04/geomorfologi-bentang-alamgeologi.html. http//.blogspot.com/2008/03/mengenal-tipe-bentang-alam-kars-di.html