4
18
Makalah Bahasa Indonesia
"Kehidupan Akhlaq Mahasiswa Dalam Kampus"
Disusun oleh:
Muhammad Khaerul Anwar
(201410210311028)
Agribisnis
Fakultas Pertanian Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang
2014
g
Kata Pengantar
Segala puji hanya milik Allah. Dialah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa, pengatur segala urusan dan takdir. Oleh kerana itu,sangat beralasan jika puncak segala pujian tercurah kepada Engkau atas segala nikmat yang diberikan. Dengan kucuran nikmat-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan.
Terima kasih saya ucapkan kepada kedua orang tua saya karena dengan beliau saya bisa sperti ini,juga terima kasih kepada bapak dosen yang telah memberikan pelajaran yang membantu dalam penyusunan makalah ini,serta terima kasih bagi kekasih saya yang telah menyemangati dan membantu dalam penyelesain makalah ini.
Dalam makalah ini,saya menjelaskan sedikit tentang kehidupan akhlaq mahasiswa dalam kampus.
Saya menyadari,dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan,yang disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang saya miliki. Oleh karena itu,saya mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya khususnya dan pembaca umumnya.
Malang,12 Januari 2015
Daftar Isi
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Bab 1 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
Bab 2 5
2.1 Pembahasan 5
2.1.1 Pengertian Akhlaq 5
2.1.2 Istilah Lain dari Akhlaq 6
2.1.3 Ciri-Ciri Akhlaq Dalam Islam 6
2.1.4 Akhlaq Seseorang ( Pria/Wanita ) Menurut Pandangan Islam 9
2.1.5 Akhlaq Mahasiswa di dalam Kampus 12
Bab 3 17
3.1 Penutup 17
3.2 Kesimpulan 17
Daftar Pustaka 18
Bab 1
Latar Belakang
Akhlaq bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia,tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun. Akhlaq atau khuluq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar. Disamping akhlaq, moral dan etika juga sama-sama menentukan nilai baik dan buruk seseorang. Bedanya akhlaq mempunyai standar ajaran yang bersumber kepada al-Qur'an dan sunnah Rasul, etika berstandarkan akal pikiran sedangkan moral berstandarkan adat atau kebiasaan yang terdapat didalam masyarakat.
Di dalam Al-Qur'an terdapat kira-kira 1.500 ayat yang mengandung ajaran akhlaq, baik yang teoritis maupun yang praktis. Demikian pula hadits-hadits Nabi, amat banyak jmlahnya yan memberikan pedoman akhlaq.
Rumusan Masalah
Apa definisi universal akhlaq ?
Bagaimana seharusnya akhlaq seseorang ( pria/wanita ) menurut
pandangan islam ?
Bagaimana seharusnya akhlaq mahasiswa dalam kampus ?
Bab 2
Pembahasan
Pengertian Akhlaq
Secara etimologis (lughatan) akhlaq (Bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari khuluq yang artinya budi pekerti, tingkah laku, perangai atau tabi'at. Yang mempunyai sinonim dengan moral dan etika, moral dan etika berasal dari bahasa latin yang artinya kabiasaan. Akhlaq berasal dari kata kerja khalaqa yang artiya menciptakan. Seakar dengan kata Khaliq (pencipta),makhluq (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan).
Kesamaan akar kata di atas mengisyaratkan bahwa dalam akhlaq tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak Khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluq (manusia). Atau dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlaq yang hakiki manakala tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak Khaliq (Tuhan). Dari pengertian etimologis seperti ini, akhlaq bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia,tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun.
Secara terminologis (ishthilahan) akhlaq adalah:
Iman al-Ghazali
"Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa,memerlukan pemikiran atau pertimbangan."
Ibn Miskawaih
"Ahklak adalah gerak jiwa yang mendorong kearah melakukan perbuatan dengan tidak membutuhkan pikiran."
Ahmad Amin
"Akhlaq adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan setengah manusia kepada lainnya menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat."
Dari ketiga definisi yang dikutip di atas kita dapat menyimpulkan bahwa akhlaq atau khuluq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar.
Disamping akhlaq, moral dan etika juga sama-sama menentukan nilai baik dan buruk seseorang. Bedanya akhlaq mempunyai standar ajaran yang bersumber kepada al-Qur'an dan sunnah Rasul, etika berstandarkan akal pikiran sedangkan moral berstandarkan adat atau kebiasaan yang terdapat didalam masyarakat.
Istilah Lain dari Akhlaq
Dalam pembahasan akhlaq atau ilmu akhlaq ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk mengatakan akhlaq atau ilmu akhlaq tersebut. Istilah-istilah itu adalah:
Etika
Perkataan etika berasal dari bahasa yunani ethos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus istilah pendidikan dan umum dikatakan bahwa etika adalah bagian dari filsafat yang mengajarkan keluhuran budi (baik dan buruk). Menurut Dr. H. Hamzah ya'qub " etika adalah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran".( Asmaran, 1992: 7). Etika menurut Ki Hajar Dewantara " etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya."
Moral
Perkataan moral berasal dari bahasa Latin mores yaitu jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah baik buruk perbuatan dan perkataan. Moral merupakan istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai atau hukum baik dan buruk. Perbedaan antara moral dan etika yaitu, etika lebih banyak bersifat teoritis sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis. Etika memandang tingkah laku manusia saecara umum, sedangkan moral secara lokal. Moral menyatakan ukuran, sedangkan etika menjelaskan ukuran itu.
Kesusilaan
Kesusilaan berasal dari kata susila yang mendapat awalan ke dan akhiran an. Susila berasal dari bahasa sansekerta, yaitu su dan sila. Su yang berarti baik, bagus dan sila berarti dasar, prinsip, peraturan hidup atau norma. Didalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan, susila berarti sopan, beradab, baik budi bahasanya dan kesusilaan sama dengan kesopanan. Kata susila selanjutnya digunakan untuk arti sebagai aturan hidup yang lebih baik. Orang susila adalah orang yang berkelakuan baik, sedangkan orang yang asusila adalah orang yang berkelakuan buruk.
Ciri-Ciri Akhlaq Dalam Islam
Akhlaq Rabbani
Ajaran akhlaq dalam Islam bersumber dari wahyu Ilahi yang termaktub dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Di dalam Al-Qur'an terdapat kira-kira 1.500 ayat yang mengandung ajaran akhlaq, baik yang teoritis maupun yang praktis. Demikian pula hadits-hadits Nabi, amat banyak jmlahnya yan memberikan pedoman akhlaq. Sifat rabbani dari akhlaq juga menyangkut tujuannya, yaitu untuk memproleh kebahagiaan di dunia kini, dan di akhirat nanti.
Ciri rabbani juga menegaskan bahwa akhlaq dalam Islam bukanlah moral yang kondisional dan situasional, tetapi akhlaq yang benar-benar memiliki nilai yang mutlak. Akhlaq rabbani lah yang mampu menghindari kekacauan nilai moralitas dalam hidup manusia.
Al-Qur'an mengajarkan:
"Inilah jalan-Ku yang lurus; hendaklah kamu mengikutinya; jangan kamu ikuti jalan-jalan lain,sehingga kamu bercerai berai dari jalan-Nya. Demikian diperintahkan kepadamu, agar kamu bertaqwa."(QS.Al-An'am 6:153)
Akhlaq Manusiawi
Ajaran akhlaq dalam Islam sejalan dan memenuhi tuntunan fitrah manusia. Kerinduan jiwa manusia kepada kebaikan dengan mengikuti ajaran akhlaq dalam Islam. Ajaran akhlaq dalam Islam diperuntukkan bagi manusia yang merindukan kebahagiaan dalam arti hakiki, bukan kebahagiaan semu. Akhlaq Islam adalah akhlaq yang benar-benar memelihara eksistensi manusia sebagai makhluk terhormat,sesuai dengan fitrahnya.
Akhlaq Universal
Ajaran dalam Islam sesuai dengan kemanusiaan yang universal dan mencakup segala aspek manusia, baik yang dimensinya vertikal maupun horisontal. Sebagai contoh Al-Qur'an menyebutkan sepuluh macam keburukan yang wajib dijauhi oleh setiap orang, yaitu menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh anak karena takut miskin, berbuat keji baik secara terbuka maupun secara tersembunyi, membunuh orang tanpa alas an yang sah, makan harta anak yatim, mengurangi takaran dan timbangan, membebani orang lain kewajiban melampaui kekuatannya, persaksian tidak adil, dan mengkhianati janji dengan Allah (QS.Al-An'am 6:151-152)
Akhlaq Keseimbangan
Ajaran akhlaq dalam Islam berada di tengah antara yang mengkhayalkan manusia sebagai Malaikat yang menitikberatkan segi kebaikannya dan yang mengkhayalkan manusia seperti hewan yang menitikberatkan sifat keburukannya saja. Manusia menurut pandangan Islam memiliki dua kekuatan dalam dirinya, kekuatan baik pada hati nurani dan akalnya dan kekuatan buru pada hawa nafsunya. Manusia memiliki naluriah hewani dan juga ruhaniah Malaikat. Manusia memiliki unsur ruhani dan jasmani yang memerlukan pelayanan masing-masing secara seimbang. Manusia hidup tidak hanya di dunia kini, tetapi dilanjutkan dengan kehidupan di akhirat nanti. Hidup di dunia merupakan lading bagi akhirat. Akhlaq Islam memenuhi tuntutan kebutuhan manusia, jasmani dan ruhani, secara seimbang, memenuhi tuntutan hidup bahagia di dunia dan akhirat secara seimbang pula. Bahkan memenuhi kebutuhan pribadi harus seimbang dengan memenuhi kewajiban terhadap masyarakat. Rasulullah I membenarkan ucapan Salman kepada Abu Darda':
"Sesungguhnya Tuhanmu mempunyai hak yang wajib kau penuhi; dirimu mempunyai hak yang wajib kau penuhi' isterimu mempunyai hak yang wajib kau penuhi; berikanlah orang-orang yang mempunyai hak akan haknya." (HR. Bukhari)
Akhlaq Realistik
Ajaran akhalq dalam Islam memeperhatikan kenyataan hidup manusia. Meskipun manusia telah dinyatakan sebagai mahkluk yang memiliki kelebihan dibanding makhluk-makhluk yang lain, tetapi manusia mempunyai kelemahan-kelemahan, memiliki kecenderungan manusiawi dan berbagai macam kebutuhan material dan spiritual. Dengan kelemahan-kelemahannya itu manusia sangat mungkin melakukan kesalahan- kesalahan dan pelanggaran. Oleh sebab itu Islam memberikan kesempatan kepada manusia yang melakukan kesalahan untuk memperbaiki diri dengan bertaubat. Bahkan dalam keadaan terpaksa, Islam membolehkan manusia melakukan sesuatu yang dalam keadaan biasa tidak dibenarkan. Allah berfirman:
"Barangsiapa terpaksa, bukan karena membangkang dan sengaja melanggar aturan,tiadalah ia berdosa. Sungguh Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang." (QS.Al-Baqarah 2:173)
Akhlaq Seseorang ( Pria/Wanita ) Menurut Pandangan Islam
Akhlak seseorang menurut pandangan Islam jika dilihat dari akhlak pribadi,yaitu shidiq, amanah, istiqamah, iffah, mujahadah, syaja'ah, tawadhu', malu, sabar dan pemaaf. Berikut di bawah ini penjelasannya:
Shidiq
Shidiq (ash-sidqu) artinya benar atau jujur,lawan dari dusta atau bohong (al-kazib). Seseorang muslim dituntut selalu berada dalam keadaan benar lahir batin; Benar hati (shidq al-qalb), benar perkataan (shidq al-hadits), dan benar perbuatan (shidq al-'amal). Antara hati dan perkataan harus sama, tidak boleh berbeda, apalagi perkataan dan perbuatan. Rasulullah I bersabda;
"Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga. Seseorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah sifat bohong, karena kebohongan membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa ke neraka. Orang yang selalu berbohong dan mencari-cari kebohongan akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong."(HR.Bukhari)
Amanah
Amanah artinya dipercaya, seakar dengan kata iman . sifat amanah memang lahir dari kekuatan iman. Semakin menipis keimanan seseorang semakin pudar pula sifat amanah pada dirinya. Antara keduanya terdapat kaitan yang sangat erat sekali. Rasulullah I bersabda:
"Tidak (sempurna) iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak (sempurna)agama seseorang yang tidak menunaikan janji." (HR. Ahmad)
Istiqamah
Secara etimologis, istiqamah berasal dari kata istiqama-yastaqimu,yang berarti tegak lurus. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia , istiqamah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen.
Dalam terminology akhlak, istiqamah adalah sikap teguh dalam mempetahankan keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan.
Perintah supaya beristiqamah dinyatakan dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Allah berfirman:
Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.(QS. Huud 11:112)
Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan (Nya)." (QS. Fushshilat 41:6)
Rasulullah I bersabda:
"Katakanlah:saya beriman kepada Allah,kemudian istiqamahlah!" (HR. Muslim)
Iffah
Secara etimologis, 'iffah adalah bentuk masdar dari affa-ya'iffu-'iffah yang berarti menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik. Dan juga berarti kesucian tubuh.
Secara terminologis, iffah adalah memelihara kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak dan menjauhkannya. Kita harus mampu mengendalikan hawa nafsu, tidak saja dari hal-hal haram, bahkan kadang-kadang harus juga menjaga diri dari hal-hal yang halal karena bertentangan dengan faktor kehormatan diri.
Mujahadah
Istilah mujahadah berasal dari kata jahada-yujahidu-mujahadah-jihad yang berarti mencurahkan segala kemampuan. Dalam konteks akhlaq, mujahadah adalah mencurahkan segala kemampuan untuk melepaskan diri dari segala hal yang menghambat pendekatan diri kepada Allah , baik hambatan internal maupun yang eksteral.
Hambatan yang bersifat internal dating dari jiwa yang mendorong untuk berbuat keburukan. Hawa nafsu yang tidak terkendali, dan kecintaan kepada dunia. Sedangkan hambatan eksternal dating dari syaitan, orang-orang kafir, munafik, dan para pelaku kemaksiatan dan kemungkaran.
Syaja'ah
Syaja'ah artinya berani, tapi bukan berani dalam arti siap menantang siapa saja tanpa mempedulikan apakah dia berada di pihak yang benar atau salah., dan bukan pula berani memperturutkan hawa nafsu. Tapi berani yang berlandaskan kebenaran dan dilakukan dengan penuh pertimbangan.
Rasulullah I menyatakan:
"Bukanlah yang dinamakan pemberani itu orang kuat bergulat. Sesungguhnya pemberabi itu ialah orang yang sanggup menguasai dirinya di waktu marah." (H. Muttafaqun 'Alaihi)
Tawadhu'
Tawadhu' artinya rendah hati, lawan dari sombong atau takabur. Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya lebih dari orang lain, sementara orang yang sombong mengahargai dirinya secara berlebihan. Rendah hati tidak sama dengan rendah diri, karena rendah diri berarti kehilangan kepercayaan diri. Sekalipun dalam praktiknya orang yang rendah hati cenderung merendahkan dirinya di hadapan orang lain, tapi sikap tersebut bukan lahir dari rasa tidak percaya diri.
Malu
Malu adalah sifat atau perasaan yang menimbulkan keengganan melakukan sesuatu yang rendah atau tidak baik. Orang yang memiliki rasa malu, apabila melakukan sesuatu yang tidak patut, rendah atau tidak baik dia akan terlihat gugup, atau mukanya merah. Sebaliknya orang yang tidak punya rasa malu, akan melakukannya dengan tenang tanpa ada rasa gugup sedikitpun
Sabar
Secara etimologis, sabar berate menahan dan mengekang. Secara terminologis sabar berarti menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridha Allah. Yang tidak disukai itu tidak selamanya terdiri dari hal-hal yang tidak disenangi seperti musibah kematian, sakit, kelaparan, dan sebagainya, tapi bisa juga berupa hal-hal yang disenangi misalnya segala kenikmatan duniawi yang disukai oleh hawa nafsu. Sabar dalam hal ini berarti menahan dan mengekang diri dari memperturutkan hawa nafsu.
Pemaaf
Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa ada sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk membalas. Islam mengajarkan kita untuk dapat memaafkan kesalahan orang lain tanpa harus menunggu permohonan maaf dari yang bersalah. Menurut M.Quraish Shihab, tidak ditemukan suatu ayatpun yang menganjurkan untuk meminta maaf, tetapi yang ada adalah perintah untuk memberi maaf.
Akhlaq Mahasiswa di dalam Kampus
Beberapa akhlak mahasiswa yang berkaitan dengan lingkungan kampus:
Akhlak Mahasiswa Terhadap Dosen
Dalam kehidupan akademik di lingkungan perkuliahan, mahasiswa tidak terlepas dengan bergaul dengan dosen,seperti:
Menegur Sapa Terhadap Dosen
Realitas sekarang ini banyak dari mahasiswa yang melupakan hal ini, padahal dalam bertegur sapa atau mengucapkan salam termasuk yang ada dalam syari'at islam, seperti sabda Nabi Muhammad i yang diriwayatkan Abu Hurairah , ia berkata:
Rasulullah I bersabda: Seorang pengendara hendaknya mengucapkan salam kepada pejalan kaki dan pejalan kaki mengucapkan salam kepada orang yang duduk dan jamaah yang beranggota lebih sedikit mengucapkan salam kepada jamaah yang beranggota lebih banyak. (Shahih Muslim No.4019)
Jadi atas dasar ini seorang mahasiswa pada khususnya dan umat islam pada umumnya dianjurkan untuk saling mengucapkan salam sebagai tanda saling menghormati. Dan antara mahasiswa dan dosennya hal ini perlu diterapkan di lingkungan kampus dan dimana saja ketika berjumpa dengan dosen.
Memperhatikan pada waktu pembelajaran
Ketika kegiatan perkuliahan sedang berlangsung mahasiswa seharusnya memperhatikan ketika ada dosen yang sedang mengajarkan suatu mata kuliah dan memperhatikan dengan seksama. Allah berfirman:
Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu".(QS.Al-Kahfi 18:70)
Hal ini pernah disinggung Nabi dalam sabda beliau yang yang diriwayatkan Jarir bin Abdillah : "Jarir bin Abdillah mengatakan bahwa Nabi Muhammad i bersabda kepadanya pada waktu mengerjakan haji Wada', "Diamkanlah manusia!" Lalu beliau bersabda, "Sesudahku nanti janganlah kamu menjadi kafir, di mana sebagian kamu memotong leher sebagian yang lain." (H.R. Bukhori)
Bertolak dari al-qur'an dan hadis ini seharusnya mahasiwa harus memperhatikakan hal-hal yang disampaikan oleh dosen. Tapi dalam realitas kenyataan banyak mahasiswa yang tidak memperhatikan ketika dosen sedang menjelaskan sesuatu, perbuatan seperti ini sebenarnya dapat menjadikan perbedaan pemahamam yang terjadi diantara mahasiswa. Jadi tingkat pemahaman mahasiswa tergantung pada tingkat perhatian mahasiswa terhadap penjelasan yang disampaikan.
Jangan terlalu banyak bertanya.
Maksud dari hal ini adalah mahasiswa jangan banyak bertanya kepada dosen jika belum berusaha untuk memahami suatu pelajaran yang diberi oleh dosen, jadi mahasiswa bertanya hanya dengan maksud untuk mempersulit dosen dalam menjawab pertanyaan, padahal hal ini akan membingungkan mahasiswa itu sendiri terhadap jawaban dosen tersebut. Hal serupa pernah ada di zaman Nabi Musa as., pada saat terjadi kasus pembunuhan di kalangan mereka. Mereka meminta kepada Nabi Musa as., agar dapat mengungkap kasus pembunuhan tersebut, dan Nabi Musa as. Memerintahkan kepada mereka untuk mencari sapi, tapi mereka tidak langsung mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Nabi Musa., mereka malah menanyakan hal-hal yang mempersulit mereka sendiri. Allah berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 101:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Qur'an itu sedang diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu. Allah mema`afkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.
Jadi seorang mahasiswa janganlah bertanya akan sesuatu sebelum bberusaha memahami materi yang disampaikan oleh dosen. Jika belum jelas dengan materi yang diberikan dosen berulah bertanya.
Akhlak Mahasiswa Terhadap Sesama Mahasiswa dan Lingkkungan
Jangan merendahkan orang lain
Sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari dalam perkuliahan, ada mahasiswa yang menganggap dirinya paling pandai dalam kelas tersebut dan menganggap mahasiswa lain ilmunya lebih rendah dari pada dirinya. Hal inilah harus dihindari oleh mahasiswa karena sangat bertentangan dengan perintah kodrat manusia. Allah .Pun memuliakan manusia dengan menjadikan manusia makhluk yang sempurna derajatnya. Dan Nabi i. Berkata "Sombong adalah menolak kebenaran dan merendahakan orang lain".
Memberi nasihat
Yang seharusnya dilakukan mahasiswa adalah belajar dan meraih cita-citanya. Jika ada mahasiswa yang nyeleweng maka hendaklah kita menasihatinya. Sesuai perkataan abu bakar Al-mazani: " Yang membuat Abu Bakar lebih tinggi (derajatnya) dari sahabat-sahabat yang lain bukanlah puasa atau solatnya tetapi karena suatu yang ada di dalam hatinya. Dan yang di dalam hatinya adalah kecintaan kepada Allah dan nasihat terhadap makhluk-Nya."
Jadi tidak usahlah kita malu untuk menasihati teman kita selama apa yang kita lakukan menjadikan diri kita dan teman kita menjadi lebih baik. Hendaklah menasihati teman secara tertutup, secara face to face agar tidak diketahui orang lain karena barang siapa menutupi keburukan teman maka Allah akan menutupi keburukan kita di dunia dan akhirat.
Berikan nasihat kepada teman semampunya. Apabila terjaadi sebaliknya orang yang dinasihati malah melawan bahkan sampai membahayakan diri kita maka kita boleh memilih untuk akan memberikan nasihat lagi atau tidak. Kemudian doakan semoga Allah sendiri yang menuntun teman kita agar menjadi orang yang lebih baik.
Melapangkan Ruang kelas
Dalam kehidupan mahasiswa tidak terlepas dengan diskusi-diskusi, baik dalam diskusi kelompok ataupun diskusi kelas. Yang akan disinggung dalam hal ini adalah sikap mahasiswa yang harus toleransi kepada sesama mahasiswa dalam berbagi ruang agar semua mahasiswa ikut dalam diskusi tersebut.
Mentaati Peraturan
Mahasiswa sebagai seorang civitas yang hidup di dalam lingkungan kampus tentu terikat dengan peraturan yang ada di universitas. Mahasiswa dituntut untuk mentaati peraturan yang telah ditetapkan oleh universitas, tetapi hal yang ada di lapangan lain. Diantara mahasiswa banyak melanggar peraturan yang telah dibuat. Padahal agamapun memerintahkan supaya taat terhadap peraturan. Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 59:
Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Dalam peraturan (tata tertib) yang ada di universitas mencantumkan peraturan agar mahasiswa mematuhi peraturan yang dibuat oleh universitas. Misalnya yang tercantum dalam Peraturan Disiplin Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Bab II tentang kewajiban mahasiswa pasal 2 (d): "Melaksanakan segala peraturan universitas baik langsung menyangkut kewajibannya maupun berlaku secara umum".
Peraturan yang ditetapkan oleh pihak kampus mencangkup berbagai aspek, salah satu aspek yang sering dilanggar oleh mahasiswa adalah aspek berbusana, misalnya pihak kampus telah menentukan busana yang boleh dikenakan di lingkungan kampus adalah pakaian yang sopan dan tidak ketat namun banyak dari mahasiswa yang menggunakan kaos, pakaian ketat bahkan celana yang sobek. Ironis memang kalau kenyataan di lapangan lain dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dan hal seperti ini sangat bertentangan dengan moral dan etika sebagaimana yang tercantum dalam tata tertib mahasiswa tentang kewajiban mahasiswa pasal 2 (j) "berpakaian rapi dan sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap sesama mahasiswa dan/atau civitas akademika yang lain". serta hal serupa juga bertentangan dengan agama karena agama memerintahkan untuk memilih pakaian yang menutup aurat sebagaimana firman Allah dalam surat Al-A'raaf ayat 26:
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi `auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.
Ayat ini memerintahkan kepada manusia untuk menutupi aurat dengan pakaian. Namun hal ayat ini tidak membatasi seseorang dalam berbusana untuk mengikuti perkembangan zaman. Begitu juga dengan pakaian atau busana mahasiswa, mahasiswa mempunyai kebebasan dalam bertindak dan memilih busana yang tepat. Bukan berarti mahasiswa bebas secara mutlak dalam menentukan busana. Hal ini dibatasi oleh agama, etika serta moral demi kelangsungan kegiatan perkuliahan.
Dengan lingkungan sekitar pun perilaku mahasiswa harus diperhatikan, jangan sampai perilaku mahasiswa tidak menjaga lingkungan misalnya dengan mencoret-coret dinding, bangku kuliah atau membuang sampah tidak pada tempatnya, tidak menjaga fasilitas dan lain sebagainya yang dapat mengganggu kenyamanan mahasiswa dalam belajar. Karena lingkungan kampus merupakan faktor yang sangat penting. Dengan adanya lingkungan yang nyaman dan bersih akan menimbulkan kenyamanan pada penghuninya serta dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar. Fasilitas yang telah disediakan kampus hendaknya dijaga dengan baik.
Bab 3
Penutup
Demikianlah makalah ini saya buat. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Kesimpulan
Akhlaq bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia,tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun. Akhlaq atau khuluq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar. Dalam pembahasan akhlaq atau ilmu akhlaq ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk mengatakan akhlaq atau ilmu akhlaq tersebut. Istilah-istilah itu adalah; etika, moral dan kesusilaan.
Ciri-ciri akhlaq dalam Islam, yaitu akhlaq rabbani, akhlaq manusia, akhlaq universal, akhlaq keseimabangan, dan akhlak realistik. Akhlak seseorang menurut pandangan Islam jika dilihat dari akhlak pribadi,yaitu shidiq, amanah, istiqamah, iffah, mujahadah, syaja'ah, tawadhu', malu, sabar dan pemaaf. Akhlak mahasiswa di dalam kampus,yaitu akhlak mahasiswa terhadap dosen dan akhlak mahasiswa terhadap sesame mahasiswa dan lingkungan.
Daftar Pustaka
Al-Qur'anul Karim
Asmaran. 1992. Pengantar Studi Akhlaq. Jakarta: Rajawali Pers.
Biro Kemahasiswaan Universitas Muhammadiyah Malang. 2007. Peraturan Disiplin
Mahasiswa 2007. Malang:Biro Kemahasiswaan Universitas Muhammadiyah Malang
Inyong. 2012. Akhlak. http://inyong-subhi.blogspot.com/2012/05/akhlak-mahasiswa.html
(diakses 3 Januari 2015)
Ilyas, Yunahar. 2009. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan
Islam.