KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pidato ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Serta kami juga berterima kasih kepada Ibu Novaria Zahara S.Pd selaku guru mata pelajaran Bahasa Idonesia MAN Kajai yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Pidato sebagai salah satu materi pembelajaran Bahasa Indonesia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenandan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Kajai, Juli 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 1
DAFTAR ISI 2
Bab I Pendahuluan 3
Latar Belakang 3
Rumusan Masalah 4
Tujuan dan Manfaat 4
Bab II Pembahasan 5
Pengertian Pidato 5
Tujuan Pidato 5
Jenis-Jenis Pidato 6
Metode Pidato 9
Kerangka Susunan Pidato 10
Langkah-langkah Menyusun Pidato 10
Kriteria Pidato yang Baik 13
Persiapan Sebelum Melakukan Pidato 14
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Saat Berpidato 14
Contoh Pidato 15
Bab III Penutup 14
Kesimpulan 17
Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 18
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berbicara dapat meningkatkan kualitas eksistensi (keberadaan) di tengah-tengah orang lain, bukan sekedar bicara, tetapi berbicara yang menarik (atraktif), bernilai informasi (informatif), menghibur (rekreatif), dan berpengaruh (persuasif). Dengan kata lain manusia harus berbicara berdasarkan seni berbicara yang dikenal dengan istilah retorika. Retorika adalah seni berbicara secara lisan yang dilakukan oleh sesorang kepada sejumlah orang secara langsung bertatap muka. Istilah retorika berlaitan erat dan sering disamakan dengan pidato.
Pada saat berpidato sudah dapat dipastikan akan terjadi hubungan antara pembicara dengan pendengar. Oleh sebab itu orang yang berpidato (pembicara) harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya agar tercapai apa yang diharapan. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik akan membantu kita dalam mendapatkan jenjang karir yang baik.
Untuk berpidato harus mempunyai pengetahuan yang cukup, keberanian dan ketebalan mental yang kuat, disamping telah memahami teknik dan pedoman berpidato. Untuk itu agar mahir dalam menyampaikan pidato dengan baik maka yang bersangkutan seharusnya menambah pengetahuan dan melatih diri dengan serius. Dan dalam makalah ini akan dijelaskan semua yang berkaitan dengan Pidato, yakni pengertian pidato, tujuan pidato, jenis-jenis pidato, metode pidato, dan hal lainnya yang berkaitan dengan pidato.
Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah:
Apa pengertian Pidato ?
Apa tujuan Pidato ?
Apa jenis-jenis pidato ?
Bagaimana metode berpidato ?
Bagaiman kerangka susunan pidato ?
Bagaimana langkah-langkah menyusun pidato ?
Apa persiapan sebelum berpidato ?
Apa hal-hal yang harus diperhatikan dalam berpidato ?
Tujuan dan Manfaat
Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami pengertian pidato
Untuk mengetahui dan memahami tujuan dan jenis-jenis pidato
Untuk mengetahui dan memahami metode berpidato
Untuk mengetahui dan memahami langkah-langkah menyusun pidato, serta dapat menyusun pidato
Dapat berpidato dengan baik
Manfaat
Membatu melengkapi materi pembelajaran Bahasa Indonesia tentang Pidato
Menambah wawasan tentang Pidato
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pidato
Pidato adalah suatu suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Pidato juga berarti sebagai kegiatan seseorang yang dilakukan di depan orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya.
Pidato pada dasarnya merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata (lisan) yang ditujukan kepada orang banyak dalam suatu forum. Seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat dan sebagainya.
Menurut Emha Abdurrahman dalam bukunya teknik dan pedoman berpidato, pidato adalah penyampaian uraian secara lisan tentang suatu hal dengan mengutarakan keterangan sejelas-jelasnya dihadapan massa atau orang banyak dalam suatu waktu tertentu.
Namun pada era modern saat ini saluran berpidato tidak hanya sebatas kepada berpidato di depan umum secara langsung, melainkan bisa menggunakan saluran-saluran lain, seperti melalui radio dan televisi.
2.2. Tujuan Pidato
Pada umumnya pidato mempunyai tujuan sebagai berikut :
Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela (persuasif).
Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain (informatif).
Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan (rekreatif).
2.3. Jenis-Jenis Pidato
2.3.1. Berdasarkan sifat dan isi pidato, pidato dibedakan menjadi:
Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc (master of ceremony).
Pidato pengarahan, adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
Pidato Sambutan, yaitu pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.
Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.
Berdasarkan ada tidaknya persiapan yang dilakukan sebelum melakuan pidato, pidato dibagi menjadi:
Pidato importu (serta merta), adalah pidato yang dilakukan secara tiba-tiba, spontan, tanpa persiapan sebelumanya.
Keuntungan:
Impromtu lebih dapat memgungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya, karena pembicara tidak memikirkan lebih dulu pendapat yang disampaikannya.
Gagasan dan pentapatnya datang secara spontan, sehingga tampak segar dan hidup.
Impromtu memungkinkan anda untuk terus berfikir.
Kekurangan:
Impromtu dapat menimbulkkan kesimpulan yang mentah karena dasar pengetahuan yang tidak memadai.
Impromtu mengakibatkan penyampaian yang tersedat-sendat dan tidak lancar.
Karena tiadanya persiapan kemungkinan demam pangggung besar sekali.
Pidato manuskrip (naskah), adalah pidato yang dilakukan dengan cara membaca naskah pidato dari awal hingga akhir.
Keuntungan:
Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya sehingga dapat menyampaikan arti yang tepat dan pernyataan yang gambling.
Pernyataan dapat dihemat.
Kefasihan bicara dapat dicapai.
Hal-hal yang menyimpang dapat dihindari.
manuskrip dapat diterbitkan atau diperbanyak.
Kekurangan:
Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak langsung berbicara pada mereka.
Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik sehingga akan kehilangan gerak dan bersifat kaku.
Umpan balik dari pendengar tidak dapat mengubah, memperpendek atau memperpanjang pesan.
Pembuatannya lebih lama dari pada sekedar menyiapkan garis-garis besarnya saja.
Pidato memoriter (hafalan), yaitu pidato yan dituliskan dalan bentuk naskah kemudian dihapalkan kata demi kata.
Keuntungan:
Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya, karena memiliki bersiapan yang baik.
Jika mampu menghapalnya maka pidatp akan lancar.
Gerak dan isyarat dapan diintegrasikan dengan uraian.
Kekuranga:
Tidak terjalin hubungan antara pesan yang disampaikan pembicara dengan pendengar.
Memerlukan banyak waktu untuk persiapan.
Kurang spontan (langsung).
Perhatian beralih dari kata-kata kepada usaha untuk mengingat-ingat.
Pidato Ekstemporer, yaitu pidato yang telah dipersiapkan sebelumnya berupa garis-garis besar (outline) dan pokok penunjang pembahasan (supporting points), tetapi pembicara tidak berusaha untuk mengingat kata demi kata. Outline hanya sebagai pedoman untuk mengatur gagasan yang ada di pemikiran pembicara.
Keuntungan:
Komunikasi antara pembicara dengan pendengar lebih baik karena pembicara berbicara langsung dengan pendengar atau khalayaknya.
Pesan cukup fleksible untuk dapat diubah sesuai kebutuhan,
Penyajian lebih spontan.
Kekurangan:
Persiapan kurang baik bila dibuat dengan terburu-buru.
Kefasihan yang terhambat karena kekurangna pemilihan kata dengan segera.
Kemungkinan menyimpang dari garis besar pidato.
Tidak dapat dijadikan bahan penerbitan.
Berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan, pidato dapat dibedakan menjadi:
Pidato informatif, adalah pidato yang tujuan utamanya untuk memberikan informasi, agar pendengar mengerti akan sesuatu. Reaksi yang diharapkan adalah adanya pengertian dan pemahaman pendengar atas informasi yang disampaikan.
Pidato Persuasif, adalah pidato yang tujuan utamanya membujuk atau memengaruhi orang lain agar orang mau menerima ajakan yang disarankan secara sukarela.
Pidato Rekreatif, adalah pidato yang tujuan uatamanya adalah untuk menyenangkan atau menghibur orang lain. Reaksi yang diharapkan adalah terhiburnya pendengar sehingga muncul suatu kegembiraan.
Metode pidato
Metode berpidato adalah sebagai berikut:
Impromptu yaitu metode berpidato yang serta merta tanpa adanya persiapan.
Memoriter yaitu metode berpidato dengan menghapalkan naskah pidato terlebih dahulu.
Naskah yaitu metode berpidato dengan membacakan teks/naskah pidato.
Ekstemporan yaitu metode berpidato dengan terlebih dahulu menyiapkan garis-garis besar konsep pidato yang akan disampaikan.
Kerangka Susunan Pidato
Kerangka susuna pidato terdiri dari:
Pembukaan dengan salam pembuka.
Pendahuluan dengan sedikit menggambarkan isi.
Isi atau materi pidato secara sistematis: maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll.
Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll).
Langkah-Langkah Menyusun Pidato
Sebelum berpidato seseorang harus mengetahui terlebih dahulu apa yang akan disampaikan dan tingkah laku apa yang diharapkan dari khalayak; Bagaimana akan mengembangkan topik bahasan. Dengan demikian ada beberapa tahap dalam menyusun sebuah pidato, yaitu:
Menentukan topik pembicaraan
Topik adalah pokok bahasan yang akan dikembangkan menjadi sebuah pidato. Pilihlah topik yang benar-benar kita kuasai, yaitu topik yang sesuai dengan keahlian masing-masing. Akan menjadi masalah bagi seseorang jika memaksakan diri untuk berpidato denagan topik yang tidak dikuasainya.
Untuk dapat memilih topik yang baik, seseorang dapat memerhatikan kriteria topik yang baik berikut ini:
Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan pembicara.
Topik harus menarik minat pembicara dan pendengar.
Topik harus sesuai dengan pengetahuan pendengar.
Topik harus jelas ruang lingkup dan pembatasannya.
Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi.
Topik harus dapat didukung dengan bahan lain.
Menetapkan tujuan pidato
Ada dua macam tujuan pidato, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum adalah sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu persuasif, informatif dan rekreatif. Sedangkan tujuan khusus adalah tujuan yang dapat dijabarkan dari tujuan umum.
Mengembangkan pokok bahasan
Bila telah menemukan topik yang baik, maka yang diperlukan selanjutnya adalah keterangan untuk menunjang topik tersebut. Keterangan penunjang digunakan untuk memperjelas uraian, memperkuat kesan, menambah daya tarik dan mempermudah pengertian. Ada enam macam teknik pengembangan pembahasan dalam pidato, diantaranya sebagai berikut:
Penjelasan, penjelasan adalah memberikan keterangan terhadap istilah atau kata-kata yang disampaikan. Pengembangan dengan cara penjelasan dapat dilakukan dengan cara memberikan pengertian atau definisi.
Contoh, adalah upaya untuk menkonkretkan gagasan sehingga lebih mudah untuk dipahami. Contoh dalam pidato dapat berupa cerita yang rinci yang disebut ilustrasi.
Analogi, adalah perbandingan antara dua hal atau lebih untuk menunjukkan persamaan atau perbedaannya. Ada dua macam analogi, yaitu analogi harfiyah dan analogi kiasan. Analogi harfiyah (literal analogy) adalah perbandingan antara objek-objek dalam kelompok yang sama karena adannya perbedaan dalam beberapa aspek tertentu. Analogi kiasan adalah perbandingan antara objek-objek diantara krlompok yang tidak sama.
Testimoni, yaitu pernyataan ahli untuk menunjang pembicaraan. Pendapat ahli dapat diambil dari buku, acara telivisi, surat kabar, termasuk kutipan dari kitab suci, hadist dan sejenisnya.
Statistik, yaitu kumpulan angka-angka yang penunjukkan perbandingan kasus dalam jenis tertentu. Statistik diambil untuk menimbulakan kesan yang kuat, memperjelas, dan menyakinkan.
Perulangan, yaitu menyebutkan kembali gagasan yang sama dengan kata-kata yang berbeda, berfungsi untuk menegaskan dan mengingatkan kembali.
Membuat Kerangka Pidato
Secara garis besar kerangka pidato terdiri dari tiga bagian, yaitu pembukaan isi dan penutup.
Pembukaan
Pembukaan terdiri dari ucapan salam, ucapan terima kasih, serta tujuan dari berpidato. Contoh:
Assalamualaikum Wr. Wb.
Yang terhormat Bapak Kepala SMA Al Islam 1 Surakarta
Yang saya hormati Bapak/Ibu Guru SMA Al Islam 1 Surakarta
Serta siswa SMA Al Islam 1 Surakarta yang saya sayangi
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunianya kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat wal'afiat pada hari yang cerah ini. Pada kesempatan kali ini, perkenankanlah saya untuk menyampaikan sedikit pidato mengenai kebersihan lingkungan.
Isi
Pada bagian ini, pembicara menerangkan secara sistematis hal-hal yang ingin disampaikan sesuai poin-poin yang telah ditetapkan, seperti:
Pentingnya menjaga kebersihan lingkungan
Akibat dari lingkungan yang kotor
Cara-cara menjaga kerbesihan
Ajakan menjaga kebersihan mulai sekarang
Penutup
Penutup pada intinya terdiri dari kesimpulan, ucapan perminataan maaf, serta salam penutup. Untuk lebih lengkapnya, kita bisa menambahkan harapan atau pesan sebagai penutup. Contoh:
Saudara-saudara sekalian, demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan. Sebagai penutup, saya mengutip kata pepatah yang mengatakan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman, maka apabila seseorang tidak peduli terhadap kebersihan maka ia sesungguhnya bukan merupakan orang yang beriman penuh. Kedepanya saya juga berharap kita sebagai umat manusia dapat lebih giat lagi dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Apabila di dalam perkataan saya ada yang kurang berkenan, kurang lebihnya saya mohon maaf. Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Selain itu, Menurut Gorys Keraf ada tujuh langkah yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan pidato yang baik, yaitu:
Menentukan topik dan tujuan
Menganalisis pendengar dan situasi
Memilih dan menyimpitkan topik
Mengumpulkan bahan
Membuat kerangka uraian
Menguraikan secara mendetail
Melatih dengan suara nyaring
Ketujuh langkah tersebut diperingkas menjadi tiga langkah, yaitu menelitih masalah (1, 2, dan 3), menyusun uraian (4, 5, dan 6), dan mengadakan latihan (7).
Kriteria Pidato yang Baik
Pidato yang baik harus memenuhi kriteria-kriterian berikut ini:
Isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung
Isinya menggugah dan bermanfaat bagi pendengar
Isinya tidak menimbulkan pertentangan sara
Isinya jelas
Isinya benar dan objektif
Bahasa yang digunakan mudah dipahami pendengarnya, dan
Disampaikan secara santun, rendah hati, dan bersahabat.
Persiapan Sebelum Melakukan Pidato
Sebelum menyampaikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini:
Mengetahui wawasan pendengar pidato secara umum
Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti
Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Berpidato
Agar dapat berpidato dengan baik, pembicara harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
Volume suara harus keras dan jelas. Volume suara harus dapat didengar oleh seluruh khalayak sehingga pendengar dapat menangkap dan memahami informasi yang disampaikan. Apalagi jika tidak menggunakan sarana pendukung seperti pengeras suara.
Gunakan intonasi dengan baik dan benar. Membaca naskah pidato harus memerhatikan intonasi dengan baik dan benar (tidak monoton). Berilah tekanan pada kalimat-kalimat yang penting, misalnya kapan harus memberikan nada tinggi dan nada melemah. Semuanya harus diatur agar pendengar tidak ikut terbawa suasana acara pada saat itu.
Jaga komunikasi dengan pendengar. Jaga pandangan antara penglihatan Kamu pada teks pidato dengan penglihatanmu kepada khalayak.
Contoh Pidato
Pidato Sambutan pada Perpisahan Siswa
Assalamualaikum Wr. Wb.
Bapak-bapak, Ibu-ibu guru yang kami cintai,
Izinkanlah kami atas nama teman-teman sekalian mengucapkan puji syukur kepada Tuhan YME. Yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua sehingga kita masih bisa berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat tidak kurang suatu apa pun.
Dalam kesempatan yang berbahagia ini saya atas nama teman-teman sekolah menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada bapak dan ibu guru yang telah membimbing kami semua dengan tabah dan sabar, sehingga akhirnya kami dapat menyelesaikan pelajaran yang telah Bapak dan Ibu guru ajarkan kepada kami semua, sehingga kami bisa menyelesaikan sekolah dengan diberikannya Surat Tanda Tamat Belajar (STTB).
Tiga tahun lamanya kami semua menuntut ilmu di sekolahan ini dibimbing dan diasuh dengan sabar oleh Bapak dan ibu guru, sehingga terjalin hubungan batin yang erat seolah-olah tiada bedanya dengan ibu atau bapak kandung sendiri. Berat rasanya hati ini meninggalkan Bapak dan Ibu guru yang kami cintai dan hormati. Tapi semuanya itu harus kami lakukan guna meneruskan mencari ilmu pengetahuan yang lebih mendalam dan luas lagi dalam rangka usaha menempuh cita-cita kami. Namun sekalipun kelak kami akan tetap selalu mengingat dan mengenang Bapak dan Ibu guru semuanya. Kami memang tidak bisa memberikan sesuatu yang berharga selain doa yang tulus dan ikhlas dari lubuk hati terdalam yang kami panjatkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar Bapak dan Ibu guru diberikan keselamatan, kesejahteraan, kesabaran, serta kekuatan hati agar tetap tabah mendidik siswasiswinya. Dan kami semua juga selalu berdoa semoga amal baik Bapak dan Ibu guru diterima oleh Tuhan Yang Maha Pemurah dan Pengasih agar diberikan balasan yang setimpal. Amin!
Begitu sebaliknya, kami mohon doa restu dari Bapak dan Ibu guru agar kami semua dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga, tercapailah apa yang kami cita-citakan. Dan semoga kami semua menjadi anak yang soleh, beriman, dan bertakwa serta berguna bagi kedua orang tua, masyarakat, agama, bangsa, dan negara.
Bapak dan Ibu guru yang kami hormati.
Apabila selama kami menuntut ilmu di sekolah ini dan selama mengikuti pelajaran yang Bapak dan Ibu guru berikan terdapat sikap dan tingkah laku serta tindak tanduk kami yang kurang berkenan, sehingga membuat hati Bapak dan Ibu guru marah dan jengkel, kami atas nama teman-teman mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian sedikit sambutan yang dapat kami sampaikan kepada Bapak dan Ibu guru, jika dalam ucapan kami terdapat kesalahan atau kekhilafan baik disengaja maupun tidak disengaja sehingga tidak berkenan di hati Bapak dan Ibu guru, kami juga mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Akhir kata, kami sampaikan rasa hormat yang sedalamdalamnya kepada Bapak dan Ibu guru yang kami cintai dan perkenankanlah kami meninggalkan sekolah ini untuk menuntut ilmu lebih lanjut dalam usaha meraih cita-cita. Semoga Tuhan YME. selalu memberkati dan melindungi kita semua. Amin.
Billahitaufiq walhidayah, wassalamualaikum Wr. Wb.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pidato adalah suatu suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Pidato juga berarti sebagai kegiatan seseorang yang dilakukan di depan orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya.
Tujuan pidato antara lain; memengaruhi orang lain, menyampaikan informasi dan mengibur.
Jenis-jenis pidato
Berdasarkan sifat dan isinya, pidato dibedakan menjadi; Pidato pembuka, pidato pengarahan, pidato peresmian, pidato laporan dan pidato pertanggungjawaban.
Berdasarkan ada tidaknya persiapan sebelum melakukan pidato, pidato dibedakan atas; Pidato importu, pidato manuskrip, pidato memoriter dan pidato ekstemporer.
Berdasarkan tujuan dan pokok pembahasannya. Pidato dibedakan menjadi; Pidati persuasif, informatif dan rekreatif.
Dalam menyusun pidato hendaklah memenuhi kriteria pidato yang baik.
3.2. Saran
Kemampuan berpidato atau berbicara didepan umum (publik) dapat membantu dalam mendapatkan jenjang karir yang baik di masa depan. Oleh karena itu, sebagai pelajar kita hendaklah mulai melatih diri untuk dapat berpidato dengan baik dan mengemukankan pendapat di depan umum mulai dari sekarang.
DAFTRA PUSTAKA
Trianingsih, Eka. 2009. Bahasa Indonesia untuk SMA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Isdaryanto. 2010. Pengertian pidato dan kata sambutan. http://www.isdaryanto.com/kumpulan-contoh-pidato-lengkap (diakses tanggal 28 juli 2016)
Al Ansori, Sofyan. 2010. Jenis-Jenis Pidato. http://copyan.wordpress.com/2010/02/28/jenis-jenis-pidato/ (diakses tanggal 28 juli 2016)
Muklisin, Ikhwan. 2015. Pengertian Pidato Bahasa Indonesia dan Penjelasan Lengkapnya. http://www.bahasaindonesiaku.net/2015/10/pengertian-pidato-bahasa-indoneisa-dan-penjelasan-lengkapnya.html (diakses tanggal 29 juli 2016)
Auriga. 2012. Definisi Pidato, Jenis, Tujuan, Metode, serta Langkah-langkah Menyusun Pidato. http://akses-ilmu.blogspot.co.id/2012/05/definisi-pidato-jenis-tujuan-metode.html (diakses tanggal 29 juli 2016)
Stifputra. 2009. Menulis Teks Pidato. http://stifputra.blogspot.co.id/2009/04/menulis-teks-pidato.html (diakses tanggal 29 juli 2016)
18