macam tingkat kesadaran seseorang pasien 1. Compos Mentis adalah ketika seseorang masih tersadar penuh. 2. Apatis Apatis adalah yaitu yaitu kurangnya kurangnya respon respon terhadap terhadap keadaan keadaan sekeliling sekeliling ditandai ditandai dengan dengan tidak adanya kontak mata atau mata terlihat menerawang dan tidak fokus. 3. Samnolen Samnolen ( letargie letargie ) adalah adalah keadaan keadaan dimana dimana seseorang seseorang sangat sangat mudah mengantuk mengantuk dan dan tidur terus menerus tapi masih mudah di bangunkan. 4. Sopor Sopor adalah kondisi kondisi tidak tidak sadar atau atau tidur berkepan berkepanjangan jangan tetapi tetapi masih memberi memberikan kan reaksi terhadap rangsangan. . !oma adalah adalah kondisi kondisi tidak tidak sadar sadar dan tidak tidak ada reaksi reaksi terhadap terhadap rangsanga rangsangan n tertentu. tertentu. ". #elirium #elirium adalah penurunan penurunan kesadara kesadaran n disertai disertai keka$auan keka$auan motorik motorik dan dan siklus siklus tidur bangun. pasien tampak gaduh% gaduh% gelisah% ka$au% disorientasi% dan meronta&meronta. '. Semi !oma !oma adalah adalah penurunan penurunan kesadara kesadaran n yang tidak tidak memberik memberikan an respon respon rangsangan rangsangan erbal dan tidak dapat di bangunkan sama sekali ( kornea% pupil ) masih baik. respon nyeri tidak adekuat. . *+S ( glasgow glasgow $oma $oma s$ale ) adalh adalh skala skala yang dipakai dipakai untuk untuk menent menentukan ukan atau atau menilai menilai tingkat kesadaran pasien atau klien% mulai dari sadar sepenuhnya hingga koma. teknik ini terdiri dari 3 bagian yang di tunjukan oleh pasien setelah di beri stimulasi tertentu% yakmi respon buka mata% respon motorik terbaik dan respon erbal. setiap penilain men$akup poin dimana total poin tertinggi 1. Berikut macam-macam tingkat kesadaran : Kompos ments. Defnisi : Keadaan pasien sadar penuh, baik terhadap lingkungan maupun terhadap dirinya sendiri. Gcs : 15-14.
Apats. Defnisi : Keadaan pasien dimana tampak acuh tak acuh dan segan terhadap lingkungannya. Gcs : 13-1.
Delirium. Defnisi : Keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran kesadaran disertai kekacauan m!t!rik serta siklus "dur bangun yang terganggu.
Gcs : 11-1#.
Somnolen. Defnisi : Keadaan pasien mengantuk yang dapat pulih $ika dirangsang, tapi $ika rangsangan itu berhen" pasien akan "dur kembali.
Gcs : %-&. Sopor (supor). Defnisi : Keadaan pasien mengantuk yang dalam.
Gcs : '-5. Semi-koma (koma ringan). Defnisi : keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran yang "dak memberikan resp!ns rangsang terhadap rangsang (erbal, serta "dak mampu untuk di bangunkan sama sekali, tapi resp!ns terhadap nyeri "dak adekuat serta re)ek *pupil + k!rnea masih baik.
Gcs : 4. Koma. Defnisi : keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran yang sangat dalam, "dak terdapat resp!ns pada rangsang nyeri serta "dak ada gerakan sp!ntan.
Gcs : 3.
Rumus Menghitung Tetesan Infus. erikut cara mudah untuk menghitung tetesan inus per menit */0 secara sederhana yang di rumuskan !leh 0uruhit! adalah:
Teesan per meni = 2umlah cairan yang dimasukkan *ml. (normal)
lamanya inus *$am 3
Teesan per meni = 2umlah cairan inus *ml (mikro)
lamanya inus *$am
!t! : lustrasi tetesan inus makr! # /0. *dok,2015/Perbidkes.com.
Contoh soal : Berapa Tetesan per menit bila infus yang masuk RL 500 cc habis dalam waktu 5 jam? 1. Cara menghitung tetesan infus per menit (normal). "Tetes per menit (T! # jumlah cairan yang masuk $ (lamanya infus % &" 'awaban $ T! # 500 $ (5%& # 500 $ 5 # && T! 2. Cara menghitung tetesan infus per menit (mikro). "Tetes per menit (T! # jumlah cairan infus $ lamanya infus"
'awabanya adalah 500 $ 5 # 00 T!)
Glasgow Coma Scale (GCS Eye (membuka maa) = 4 6 embuka mata dengan sp!ntan. 3 6 embuka mata dengan rangsang suara *menyuruh pasien untuk membuka mata. 6 embuka mata dengan rangsang nyeri *berikan rangsang nyeri, seper" menekan $ari tangan maupun kaki.
1 6 /idak ada resp!n.
!erbal (respon bicara) = " 5 6 icara dengan biasa. 4 6 icara ngacau. 3 6 7anya dengan kata kata sa$a. 1 6 /idak ada resp!n.
#oorik (respon gerakan) = $ ' 6 engiku" apa yang diperintah. 5 6 el!kalisir bagian nyeri *men$auhkan maupun men$angkau s"mulus saat di beri rangsang nyeri. 4 6 enarik dari nyeri *menghindari 8menarik tubuh men$auhi s"mulus saat di beri rangsang nyeri. 3 6 leksi abn!rmal *kedua maupun satu tangan p!sisi kaku di atas dada serta kaki $ika di beri rangsang nyeri. 6 9kstensi abn!rmal *kedua maupun satu tangan ekstensi di sisi tubuh dengan $ari mengepal serta kaki ekstensi $ika di beri rangsang nyeri 1 6 /idak ada resp!n.
kala dihitung dengan cara pen$umlahan dari semua resp!n.
E%#%! = & s' ".
;ilai maksimal G< adalah 15. edangkan nilai minimal G< adalah 3. 0en$umlahan nilai resp!n merupakan asesmen "ngkat kateg!ri ke"daksadaran pasien, yang sudah terbagi men$adi=
*ingan = 13 sampai 15 p!in. #oera = % sampai 1 p!in.
+era : 3 sampai > p!in.
Koma = ;ilai ? > p!in
Kekurangan G< salah satunya adalah kegagalan dalam mengukur nilai batang !tak, @alupun banyak kekurangannya, G< masih tetap digunakan untuk mengukur ke"daksadaran pasien.
Cara Melakukan Pemeriksaan Fisik Perut (Abdomen). /u$uan dilakukan pemeriksaan fsik perut, yaitu untuk mengetahui apakah terdapat kelainan di sistem gastr!intes"nal, sistem gin$al, maupun sistem saluran kemih. ebelum melakukan pemeriksaan fsik perut sebaiknya melakukan anamnesis terlebih dahulu supaya dapat membantu menegakkan diagn!sis. Dalam melakukan anamnesis kadang akan kesulitan $ika pasien mengalami penurunan kesadaran, sy!k maupun gangguan em!si akibat trauma tersebut. Ai@ayat trauma $uga pen"ng untuk menilai penderita yang cidera, seper" karena $atuh ke"ka berm!t!r yang melipu" $enis benturan, kecepatan, p!sisi pasien saat ke$adian. Keterangan ini dapat di per!leh dari pasien, saksi maupun penumpang lain. 0erut di bagi men$adi 4 kuadran. *Bihat gambar 1.
*ambar 1. ,embagian daerah perut (4 kuadran). !eterangan gambar 1. a. !uadran kanan atas. b. !uadran kiri atas. $. !uadran kiri bawah. d. !uadran kanan bawah. Sedangkan pembagian yang lebih rin$i yaitu perut dibagi menjadi - bagian. (ihat gambar 2).
*ambar 2. ,embagian daerah perut (- regio). !eterangan gambar 2. 1. /egio epigastrium. 2. /egio hipokondrium kanan. 3. /egio hipokondrium kiri. 4. /egio umbili$us. . /egio lumbal kanan. ". /egio lumbal kiri. '. /egio hipogastrium. . /egio iliaka kanan. -. /egio iliaka kiri. 0elakukan pemeriksaan fisik perut harus dilakukan dengan teliti serta berurutan% yaitu nspeksi & auskultasi & perkusi & palpasi (IAPP). angan lupa% men$u$i tangan sebelum melakukan tindakan. 0engatur posisi pasien supinasi (terlentang). Inspeksi (melihat). Cntuk melakukan inspeksi, pakaian pasien sekitar perut di buka *4 kuadran terlihat agar dapat melihat keseluruhan bagian perut. nspeksi perut bagian depan serta belakang apakah terlihat ada luka, memar, bekas luka, striae, pergerakan dinfng perut, ukuran, bentuk, serta simetris 8"dak. 2ika ingin memeriksa bagian belakang, pasien dapat dibalikkan dengan ha"-ha".
*ambar 3. Stetoskop. Auskultasi (mendengarkan). +ara melakukan pemeriksaan auskultasi dengan menggunakan stetoskop untuk memeriksa% diantaranya suara bising usus% mendeteksi obstruksi pada tingkat lambung. ntuk memastikan adanya bising usus dengan waktu & 35 detik.
,erlu di ingat% kebo$oran perut dapat menyebabkan hilangnya bising usus. 6unyi bising usus normal adalah 3 kali permenit.
Perkusi (mengetuk). ,erkusi perut dilakukan dengan kaki ditekuk 7 tidak se$ara langsung melainkan dengan penekanan yang ringan serta ketokan dengan perlahan.
,erkusi dapat menunjukkan adanya bunyi redup (terdapat penimbunan $airan ke dalam rongga peritoneum)% timpani (penuh gas 8 akibat dilatasi lambung akut pada kuadran atas)% redup&pekak (tumor). Suara perkusi perut normal adalah timpani. !e$uali% pada daerah hati suara perkusinya pekak.
Palpasi (meraba). ,alpasi dapat dilakukan dengan satu tangan% ke$uali pasien gemuk dengan dua tangan.
,alpasi dinding perut sangat penting untuk dilakukan. ,alpasi dapat menunjukkan adanya pembesaran pada hati% limpa% kandung empedu% men$ari apakah terdapat pembesaran tumor 7 apa ada nyeri tekan pada salah satu kuadran%