LAPORAN PENDAHULUAN BERDASARKAN RESPON TERMOREGULASI DI RAWAT RUANG ANAK C1L2 RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
Disusun oleh : IKHA WIDIARATNA N 1008021
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG PROGRAM STUDI PROFESI NERS 2011
A. Peng Penger erti tian an
Termoregulasi : keseimbangan di antara produksi panas, peningkatan panas, dan kehilangan panas. Febris Febris merupak merupakan an kenaika kenaikan n suhu suhu tubuh tubuh diatas diatas normal normal sebaga sebagaii respon respon terhadap ambang batas tertentu dari hipotalamus ( Suandi, 1999 ). Demam adalah suhu tubuh diatas batas normal yaitu lebih dari 37 derajat celcius. ( Price, Sylvia 1994). Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau lebih. Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,80C. Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 400C disebut demam tinggi (hiperpireksia) . (Kadang, JK, 2000).
B. Penyeba Penyebab/ b/ Fakto Faktorr Predi Predispos sposisi isi
Penyebab Penyebab terjadinya terjadinya febris adalah toksin toksin bakteri, bakteri, kompleks kompleks imun, bergagai hasil pemecahan pada kerusakan kerusakan jaringan. jaringan. Febris terjadi terjadi karena pelepasan pelepasan pirogen pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi. Dewasa ini diduga bahwa pirogen adalah suatu protein yang identik dengan interleukin-1. Di dalam hipotalamus arakidonat serta mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin E2 yang langsung dapat menyebabkan suatu pireksia ( Noer, 1996 ).
C. Klas Klasif ifik ikas asii
Tingkatan suhu ( Sacharin, 1996 ) :
Keadaan kolaps ( hipotermi) : dibawah 25 ºC
Subnormal
: 35 ºC dan dibawahnya
Batas normal
: 38,5 ºC – 37,3 ºC
Pireksia
: 37,8 ºC ( rendah ) – 39, 5ºC ( tinggi )
Hiperpireksia
: 39, 5ºC dan diatasnya
D. Pato Patofi fisi siol olog ogii
Hipertemia muncul sebagai akibat stimulasi pusat termoregulasi di dalam hipotalamus oleh pirogen endogen yang ada dalam darah. Protein berbobot molekul rendah rendah ini disint disintesi esiss oleh oleh leukos leukosit it palimo palimor, r, fornukl fornuklear ear,, monasi monasit, t, dan sel-se sel-sell makrofag jaringan. Zat-zat yang menyebabkan pelepasan pirogen tersebut di dalam darah adalah toksin bakteri, berbagai hasil pemecahan pada kerusakan jaringan dan komplek imun. Pirogen ini juga diproduksi oleh sejumlah neoplasma, khususnya limfoma dan karsinoma ginjal. Ketika mendapatkan rangsangan dengan cara ini, pusat termoregulasi tersebut akan mengirim impuls kepada pusat vasomotor disebe disebelah lahnya nya yang akan akan menaik menaikkan kan suhu suhu tubuh tubuh dengan dengan mening meningkat katkan kan produk produksi si panas dan mengurangi hilangnya panas, zat-zat neurotransmiter yang terlihat masih belum diketahui, tetapi mungkin senyawa-senyawa prostaglandin. Hal ini dapat menjelaskan efek antipiretik pada aspirin dan zat-zat inhibitor prostaglandin lainnya yang tidak tidak terli terlihat hat mengha menghambat mbat produks produksii pirogen pirogen itu sendir sendirii ( Mattyn Mattyngly gly and Seword, 1996 ).
E. Phatway
Toksin bakteri
berbagai hasil pemecahan
komplek imun
pada kerusakan jaringan
laju metabolik meningkat
pelepasan pirogen kedalam darah
menstimulasi pusat kerja otot tubuh meningkat
kelemahan intoleransi aktivitas
intake yg
panas tubuh
termoregulasi
kurang
meningkat
( hipotalamus )
resiko kekurangan nutrisi
daya tahan tubuh menurun
resiko infeksi
F. Pengk Pengkaji ajian an Keper Keperaw awata atan n
1. Iden Identi tita tass klie klien n 2. Stat Status us kese keseha hata tan n a. Stat Status us keseha kesehata tan n saat saat ini ini
− Alasan masuk RS − Faktor pencetus − Keluhan utama − Timbulnya keluhan − Faktor yang memperberat
mengirimkan impuls ke pusat vasomotor
hipertermi ( febris )
b. Status kesehatan masa lalu
− Penyakit yang pernah dialami − Sattus imunisasi − Riwayat alergi 3. Tinj Tinjau auan an sist sistem em
− Tingkat kesadaran − Keadaan umum klien − GCS − TTV − Sistem integumen
G. Diagnosa Diagnosa Kep Keperaw erawatan atan
1. Hipertermi Hipertermi berhubungan berhubungan dengan dengan termore termoregulas gulasii : peningkat peningkatan an panas H. Interve Intervensi nsi dan dan Implem Implementa entasi si
Pengkajian : a. Regulasi Regulasi suhu ( NIC ) : pantau suhu suhu minimal minimal setiap setiap dua dua jam, sesuai sesuai kebutuh kebutuhan. an. Pantau suhu basal secara kontinu, pantau warna kulit. Intervensi Prioritas NIC : b. Regulasi suhu : mencapai dan atau mempertahankan suhu tubuh dalam d alam rentang normal c. Pemant Pemantaua auan n TTV : pengum pengumpul pulan an dan analisi analisiss data data kardio kardiovas vaskul kular, ar, respira respirasi, si, suhu tubuh untuk menentukan serta mencegah komplikasi I. Evaluasi
a. Pasien Pasien akan menunjukk menunjukkan an termoregul termoregulasi, asi, dibuktik dibuktikan an dengan indikator indikator gangguan gangguan ( 1-5 : ekstrem, berat, sedang, ringan atau ada gangguan ) Suhu kulit dalam rentang yang diharapkan Suhu tubuh dalam batas normal Perubahan warna kulit tidak ada
DAFTAR PUSTAKA
1.
Wong, Donna L . Keperawatan pediatric, Jakarta. EGC. 2003
2.
Beltz, Ccitty L. L. Buku saku keperawatan Pediatrik. Edisi 3. Jakarta . EGC. 2002
3.
Ngastiyah, Perawatan anak sakit .Jakarta. .Jakarta. EGC. 1997
4.
Judith M. M. Wi Wilkinson. Diagnosa Keperawatan NIC dan NOC . Edisi 7, Jakarta. EGC. 2006