KELOMPOK II Poppy Anisa
Yuliana
Yulian
Yulius
Nuryani
Razana Arlia Nova
Hijani
Purwaningsih Natalia
Yumiati
Masdelita
Ririn
Ayu
Egi
Wulandari
Yunia Rahmi
Prameswhari
•
Termo= “suhu/temperatur ”
•
Regulasi= “pengatur “
•
Termoregulasi= “sistem pengaturan suhu”
•
Suhu
dingin panas
•
Termostat= Termostat = penggerak pengatur suhu HIPOTALAMUS
Pusat pengatur suhu tubuh
Mekanisme umpan balik negatif
Con’t..
Mekanisme Termoregulasi Konduksi
Konveksi
Radiasi
Evaporasi
Pengukuran Suhu Tubuh Tempat pengukuran suhu tubuh berdasarkan usia anak, yaitu: •
Usia 0-2 tahun pada aksila dan rektal;
•
Usia 2-5 tahun di aksila, timpani, oral, dan rektal;
•
Usia di atas 5 tahun pada oral, aksila dan timpani.
Tempat Pengukuran Suhu Tubuh Tempat pengukuran Suhu inti dan permukaan INTI
PERMUKAAN
Rektum
Kulit
Membran timpanik
Aksila
Esofagus
Oral
Arteri pulmoner Kandung kemih
Suhu Tubuh Normal pada Anak Tempat pengukuran
Suhu
Rektal
36,8 C-37,9 C
Oral
36,7 C-37,2 C
Aksila
36,2 C-37,3 C
Timpani
35,8 C-38 C
°
°
°
°
°
°
°
°
Perpindahan Panas Tubuh Pada Anak •
Peningkatan suhu tubuh pada anak:
- berp berpen enga garu ruh h terha terhada dap p fisi fisiol olog ogis is org organ an tub tubuh uh,, - luas luas perm permuka ukaan an tubu tubuh h relat relatif if kecil kecil diba dibandi ndingk ngkan an pada pada orang dewasa, menyebabkan ketidakseimbangan ketidakseimbangan organ tubuhnya Peningkatan suhu tubuh yang yang terlalu terlalu menyebabkan : - Dehidrasi - Letargi - Penurunan na nafsu ma makan - Lebih Lebih lanjut lanjut dapat dapat mengak mengakiba ibatka tkan n terg tergang anggun gunya ya proses tumbuh kembang anak
PERAN KULIT DALAM TERMOREGLASI Kulit mengatur suhu melalui: •
Insulasi/pembungkusan tubuh,
•
Vasokonstriksi/vasodilatasi,
•
Sensasi suhu.
Kulit, jaringan subkutan, dan lemak dapat menyimpan panas di dalam tubuh. Individu dengan lemak yang banyak akan memiliki insulasi alami yang lebih banyak pula. Pada bayi BBL terdapat lemak cokelat yang berfungsi berperan juga dalam sistem termoregulasi.
Alat pengukur suhu tubuh (termometer) •
Termometer Elektronik
•
Termometer Chemical Dot - Lembaran plastik tipis sekali pakai dengan sensor suhu salah satu ujungnya
•
Termometer Kaca
Peningkatan suhu tubuh Demam; disebabkan Demam; disebabkan
oleh infeksi
Hipertemi; disebabkan Hipertemi; disebabkan
bukan oleh infeksi, seperti terpajan panas yang lama/heatstroke, suhu inkubator yang terlalu tinggi
Penurunan suhu tubuh Hipotermi; suhu Hipotermi; suhu
tubuh dibawah kisaran normal (biasanya dialami bayi preterm, bayi terlalu lama dimandikan/terpapar udara yang dingin)
1. Demam Klasifikasi: •
Intermittent fever adalah suhu tubuh bergantian berubah secara berkala antara periode demam. Contoh: abses pyogenic, pyelonephritis
•
Remittent fever adalah suhu normal terjadi pada setengah hari, atau dalam beberapa hari. Contohnya: penyakit oleh plasmodium vivax/ovale, P. malariae
•
Continuous adalah peningkatan suhu terjadi selama 24 jam. Contoh: demam tifoid.
Penampakan Toksis Kriteria
Pengamatan Reaksi Anak Normal
Kualitas tangisan
Stimulasi orang tua
Kuat atau sedang
Tangisan segera berhenti atau tidak
Ringan
Berat
Merengek atau
Lemah atau
terisak
melengking
Tangisan hilang
Terus menangis atau
timbul
tangisan bertambah
menangis Variasi keadaan
Warna kulit Hidrasi
keras
Bila bangun tetap
Mata segera menutup
terbangun atau bila tidur
lalu terbangun atau
dan distimulasi anak
terbangun dengan
segera bangun
stimulasi yang lama
Merah muda
Ekstremitas pucat
Kulit, mata normal, membran mukosa
Membran mukosa Kering
Terus tertidur atau Tidak terstimulasi
Pucat Turgor kulit buruk
Manfaat Demam
•
Pertahanan tubuh terhadap infeksi yang berhubungan dengan peninggian suhu.
•
Pusat fungsi sistem imun meningkat
•
Beberapa antimikroba juga menjadi lebih aktif pada kondisi suhu demam. Seperti: Streptococcus pneumonia.
Komplikasi demam •
Hyperpireksia
•
Kejang demam
•
Dehidrasi
2. Hipertermia •
Kegagalan sistem pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) (termoregulasi) akibat ketidakseimbangan antara penambahan/ produksi panas dengan melepaskan/mengeluarkan panas sehingga suhu tubuh melebihi set point /suhu /suhu normal
Penyebab Hipertermi •
Produksi panas yang meningkat
•
Kehilangan panas yang berkurang
•
Disfungsi hipotalamic
3. Hipotermia Klasifikasi: •
Hipotermia ringan, suhu <36,5 0 C
•
Hipotermia sedang, suhu antara 32 0 C-360 C
•
Hipotermia berat, suhu kurang dari 32 0 C
Gejala hipotermia: •
Bayi tidak mau menetek
•
Bayi lesu
•
Tubuh bayi teraba dingin
•
Denyut jantung bayi menurun Kulit tubuh bayi mengeras.
Faktor penyebab Bayi baru lahir sangatlah rentan terhadap hipotermia karena: •
Memiliki area permukaan tubuh yang relatif besar dibandingkan massanya
•
Memiliki kulit yang tipis dan permeable terhadap panas
•
Memiliki lemak subkutan yang sedikit untuk insulasi (penahan panas)
•
Memiliki kapasitas yang terbatas untuk membentuk panas
•
Kemampuan untuk menghasilkan panas dan respon simpatis sangat buruk
•
Bayi preterm tidak mampu meringkuk untuk mengurangi terpajannya kulit.
Komplikasi hipotermia •
Hipoksia, asidosis metabolic, dan hipoglikemia.
•
Kemerahan pada kulit akibat disosiasi hemoglobin
•
Berkurangnya koagulabilitas darah
•
Kegagalan untuk menambah berat badan
•
Meningkatnya mortalitas.
Tanda-tanda hipotermia:
•
Hipotermia sedang: Aktivitas berkurang, tangisan melemah, kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata), marmorata), kemampuan menghisap lemah dan kaki teraba dingin.
•
Hipotermia berat: sama dengan hipotermia sedang, bibir dan kuku kebiruan, pernafasan tidak teratur, bunyi jantung lambat, selanjutnya timbul hipoglikemi dan asidosis metabolik.
Kardiovaskuler Gastrointestinal Integumen Neurologi Pulmonary Renal
Demam Demam
berhubungan dengan bakteri, vaskulitis alergi, abses. Batasan karakteristik: Suhu tubuh lebih tinggi dari kisaran normal Kulit hangat memerah, menggigil (pada bayi belum ada), peningkatan denyut jantung Peningkatan respirasi rate
Resiko
infeksi berhubungan dengan penghambatan antibodi akibat aksi sistem imunologi, perkembangan proses inflamasi, kecenderungan untuk bakterimia, emboli septik, abses miokard, oklusi arteri yang mengarah ke nekrosis sistem tubuh, prosedur invasif, dental procedure, infeksi nosokomial, kurangnya perawatan profilaksis, suprainfection.
•
Batasan karakteristik: karakteristik: •
Suhu tinggi
•
Peningkatan sel darah putih
•
kultur darah positif
•
Kulit memerah
•
Pengeringan lokasi iv.
Hipertermia
berhubungan dengan reaksi anastetik, status hipermetabolik. hipermetabolik.
Batasan Karakteristik: •
Peningkatan suhu
•
Takikardi
•
Takipnea
•
Sianosis
•
Kekakuan otot
•
Resiko gagal jantung
•
Asidosis Asidosis
•
Disritmia
Resiko
perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan: status hipermetabolik, anoreksia.
Batasan karakteristik: •
Masukan makanan tidak adekuat
•
Kehilangan berat badan
•
Kelemahan otot
•
Kelelahan
Ketidakefektifan
termoregulasi berhubungan dengan: terpapar dingin, penekanan respon menggigil
Batasan karakteristik: °
•
temperature dibawah 95 F
•
kulit dingin, mottling
•
sianosis
•
pallor/pucat
•
lesu
•
penurunan kemampuan mental perubahan kesadaran
Penurunan
perfusi jaringan: perifer, serebral, kardiopulmonary, kardiopulmonary, renal, gastrointestinal berhubungan dengan: terpapar suhu dingin, sebagian tubuh yang yang beku, hipotermia, nekrosis jaringan, pengendapan sel darah merah, iskemik jaringan.
Batasan Karakteristik •
Mottling
•
kulit keabuan
•
kulit biru-keunguan biru-keunguan
•
kulit dingin
•
tingling/kegelian
A.Peningkatan suhu tubuh 1. Demam
2. Hipertemi B. Penurunan suhu tubuh
1. Hipotermi
Menurut Helen, Edwards, Monaghan dan Walsh (2001): Pemberian
Courtney,
Wilson,
paracetamol suhu > 38.5ºC
Mengobservasi
anak dengan suhu antara 38,5 ºC - 39
ºC Hentikan
pemberian paracetamol untuk suhu dibawah 38,5ºC, kecuali ada tanda peningkatan suhu yang cepat, seperti dari 38,5 ºC - 40 ºC dalam waktu kurang dari 1 jam
Hentikan
pemberian paracetamol bila terjadi iritasi
Intervensi
utama yang harus dilakukan adalah intervensi non farmakologis seperti melepas pakaian hangat, hindari minuman dingin, mengompres dan menjauhkan dari kipas angin
Berikan
antipirerik alternatif kecuali neurofen jika paracetamol paracetamol tidak efektif dalam penurunan penurunan suhu.
Menurut Suriadi & Rita (2001)
Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal (beri minum yang cukup, tepid sponge, pakaikan baju yang tipis)
Meningkatkan
kebutuhan nutrisi dan cairan
Mencegah
kurangnya volume cairan (monitor cairan melalui i.v)
Pada
bayi: tetap pertahankan asupan ASI
Untuk
hipotermia ringan (30 ºC-35 ºC), dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan lampu penghangat.
Isolator/Inkubator Isolator/Inkubator
Penghangat Metode
radian
kangguru