LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN GANGGUAN KESEIMBANGAN SUHU TUBUH
A. Masalah Keperawatan
Gangguan keseimbangan suhu tubuh. B. Pengertian
Suhu adalah suatu keadaan baik panas atau dingin pada suatu substansi. Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Suhu tubuh mencerminkan kesimbangan antara produksi dan pengeluaran panas dari tubuh, yang diukur dalam unit panas yang disebut derajat. Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Suhu tubuh kita sering kali berubah-ubah tanpa kita tahu sebab-sebabnya dan mekanismenya. Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperature hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar a gar suhu tubuh inti konstan pada 37°C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakuan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.
Gangguan keseimbangan suhu tubuh ialah suatu mekanisme keadaan panas atau dingin pada tubuh yang tidak dapat terkontrol sehingga dapat menyebabkan gangguan seperti merasakan ketidaknyamanan, rasa cemas dan mengganggu aktivitas yang biasa dilakukan. Gangguan keseimbangan suhu tubuh meliputi : a. Hipertermia Hipertermia merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami kenaikan suhu tubuh <37,8 0C per oral atau 38,8 0C per rektal yang sifatnya menetap karena faktor eksternal (Lynda Juall, 2012). Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal (Nurarif, Amin H dan Hardhi Kusuma, 2015).Hipertermia adalah keadaan suhu tubuh seseorang yang meningkat diatas rentang normalnya (NIC NOC, 2007). Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah hipertermia. Setiap penyakit atautrauma pada hipotalamus dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Hipertermia malignan adalah kondisi bawaan tidak dapat mengontrol produksi panas, yang terjadi ketika orang yang rentan menggunakan obat-obatan anestetik tertentu. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hipertermia adalah keadaan dimana suhu inti tubuh diatas batas normal fisiologis sehingga menyebabkan peningkatan suhu tubuh dari individu. Menurut Nurarif, Amin H dan Hardhi Kusuma (2015) mengatakan suhu normal tubuh berkisar antara 36,50C – 37,50C, hipertermia jika suhu tubuh > 37,50C dan hipotermi jika suhu tubuh <36,50C. b. Hipotermia Hipotermia ialah pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin
mempengaruhi
kemampuan
tubuh
untuk
memproduksi
panas,
mengakibatkan hipotermia. Hipotermia diklasifikasikan melalui pengukuran suhu inti. Hal tersebut dapat terjadi kebetulan atau tidak sengaja selama prosedur bedah untuk mengurangi kebutuhan metabolik dan kebutuhan tubuh terhada oksigen.
Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak diketahui selama beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35 ºC, klien menglami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menila. Jika suhu tubuh turun di bawah 34,4 ºC, frekuensi jantung, pernafasan, dan tekanan darah turun. kulit menjadi sianotik. Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Hipotermia juga dapat didefinisikan sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C. Hipotermi adalah keadaan ketika seorang individu mengalami atau beresiko mengalami penurunan suhu tubuh terus menerus dibawah 35,5 º C per rektal karena peningkatan kerentanan terhadap faktor eksternal. ( Lynda Juall Carpenito, hal 26, buku saku diagnosis keperawatan, edisi 10 ) Jadi, hipotermia adalah suatu kondisi suhu tubuh dibawah normal (35
0
C)
yang dapat mengganggu aktivitas penderita biasanya disertai dengan rasa menggigil. C. Tanda dan Gejala
a. Hipertermia
Suhu tinggi 37,8 oC peroral atau 38,80C per rektal
Takikardi
Takipnea
Konvulsi (kejang)
Kulit kering, kemerahan dan terasa hangat
Menggigil
Dehidrasi
Pusing
Kehilangan nafsu makan
b. Hipotermia
Hipotermia ringan : -
Menggigil
-
Pusing
-
Lapar
-
Mual
-
Laju napas meningkat
-
Denyut jantung meningkat
-
Sulit berbicara
-
Lemas
-
Gangguan koordinasi gerak
Hipotermia berat : -
Penurunan kesadaran
-
Mengigau
-
Tidak dapat berkonsentrasi
- Nadi lemah dan lambat -
Laju pernapasan melambat
D. Pohon Masalah
Endogen
Pirogen
Eksogen
( Mikroorganisme,
(substansi penyebab
(trauma,
monosit,
demam)
pemakaian
makrofag, toksik)
pakaian, aktivitas )
Sirkulasi darah
Hipotalamus
Hipotalamus Anterior
Mengatur
Hipotalamus Posterior
keseimbangan termoregulasi
titik patokan suhu
titik patokan suhu
(sel point)
(sel point)
Produksi panas dan
kehilangan cairan
kehilangan panas tidak seimbang
elektrolit tubuh
elektrolit pada
kehilangan cairan elektrolit tubuh
Ketidakefektifan
pembuluh darah
termoregulasi
elektrolit pada pembuluh darah
(dehidrasi)
suhu tubuh
suhu tubuh
Hipertermia
Hipotermia
E. Pemeriksaan Diagnostik
1) Riwayat penyakit dan keluhan 2) Pemeriksaan Fisik 3) Pemeriksaan Laboratorium a. Pemeriksaan darah lengkap : mengindetifikasi kemungkinan terjadinya resiko infeksi b. Pemeriksaan urine c. Uji widal : suatu reaksi oglufinasi antara antigen dan antibodi untuk pasien thypoid d. Pemeriksaan elektrolit : Na, K, Cl 4) Uji tourniquet
F. Penatalaksanaa Medis
1. Non Farmakologi a) Observasi keadaan umum pasien b) Observasi tanda-tanda vital pasien c) Observasi perubahan warna kulit pasien d) Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis (hipertermia), menggunakan
pakaian tebal (hipotermia) e) Anjurkan pasien banyak minum (hipertermia) f) Berikan minum hangat (hipotermia) g) Kompres dengan handuk kering yang dihangatkan atau botol berisi air hangat di bagian leher, dada, atau selangkangan untuk penderita hipotermia. h) Anjurkan pasien banyak istirahat i) Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan paha, leher bagian belakang j) Beri Health Education ke pasien dan keluarganya mengenai pengertian, penanganan, dan terapi yang diberikan tentang penyakitnya 2. Farmakologi Beri obat penurun panas seperti paracetamol, asetaminofen Beri infus berisi larutan salin yang sudah dihangatkan. G. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data. 1. Identitas diri : umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat 2. Status Kesehatan : Keluhan utama : panas 3. Riwayat penyakit sekarang : a. Hipertermi : 1. Data Subjektif a) Pasien mengeluh panas b) Pasien mengatakan badannya terasa lemas/ lemah 2. Data Objektif a) Suhu tubuh >37 oC b) Takikardia c) Mukosa bibir kering d) Warna kulit kemerahan b. Hipotermi : ketika suhu tubuh turun menjadi 35 0C, klien mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menelan. Jika suhu tubuh turun di bawah 34,4 0C frekuensi jantung, pernafasan, dan tekanan darah turun.
4. Riwayat kesehatan lalu a. Hipertermi : sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang menyertai demam (misalnya mual, muntah, nafsu makan turun, eliminasi, nyeri otot, dan sendi dll). b. Hipotermi : tanyakan suhu pasien sebelumnya, sejak kapan timbul gejala gemetar, hilang ingatan, depresi dan gangguan menelan. 5. Pemeriksaan fisik a. Hitung TTV ketika panas terus menerus b. Inspeksi dan palpasi kulit, cek turgor kulit (dingin, kering,kemerahan,hangat dan turgor kulit menurun) c. Tanda – tanda dehidrasi d. Perubahan tingkah laku : bingung, disorientasi, gelisah, sakit kepala, nyeri otot, lemah dll H. Daftar Masalah Keperawatan
1.
Hipertermia berhubungan dengan penyakit
2.
Hipotermia berhubungan dengan penuaan
3.
Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan penyakit
I. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
Keperawatan
Hipertermia
NOC
NIC
berhubungan dengan
Thermoregulation
penyakit
Setelah dilakukan selama
keadaan
perkembang
2x24
jam
umum pasien
an
tindakandiharapkanhipert
2. Monitor TTV
ermiaberkurang.
3. Monitor
1. Observasi
Kriteria hasil : 1. Suhu
tubuh
warna kulit dalam
4. Monitor tanda
1. Mengetahui
kondisi
pasien 2. Tanda vital merupakan acuan untuk
rentang normal
–
(36-37,5°C).
hipertermiaa
2. Nadi dan RR dalam rentang normal (N: 60-100
x/menit,
R:
16-20 x/menit). 3. Tidak ada perubahan warna kulit 4. Tidak ada pusing
tanda
5. Berikan
obat
antipiretik
keadaan umum pasien.
6. Tingkatkan intake
mengetahui
cairan
dan nutrisi
3. Perubahan warna kulit menjadi
7. Kolaborasi
salah
satu
pemberian
indikator
cairan
tanda
intravena
hipertemia
8. Kompres
4. Mengetahui
hangat
pada
intervensi
lipatan
paha
yang tepat
dan aksila
5. Membantu
9. Anjurkan
dalam
beristirahat 10. Beri
Health
Education ke pasien
dan
penurunan panas 6. Peningkatan suhu tubuh
keluarganya
mengakibat
mengenai
kan
hipertermia
penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak/ade kuat.
7. Memenuhi kebutuhan cairan elektrolit tubuh 8. pemindahan panas secara konduksi. 9. Meminimali sir produksi panas yang diproduksi oleh tubuh 10. Meningkatk an pengetahua n
dan
pemahaman dari
pasien
dan keluarganya Hipotermia
NOC
NIC
berhubungan dengan
Thermoregulation
1. Monitor TTV
penuaan
Thermoregulation
: 2. Monitor warna
kulit
neonate
Kriteria hasil :
rentangan normal
dalam normal
dan
–
tanda
hipotermi
RR 4. Tingkatkan
rentangan
merupakan acuan untuk mengetahui
3. Monitor tanda
1. Suhu tubuh dalam
2. Nadi
1. Tanda vital
intake cairan
keadaan umum pasien. 2. Perubahan warna kulit
5. Selimuti pasien
menjadi
6. Ajarkan pasien
salah
cara mencegah
satu
indikator
hilangnya
tanda
kehangatan
hipotemia
tubuh
3. Membantu
7. Ajarkan
menentukan
indikasi
intervensi
menghindari
yang tepat
hipotermi
dan
4. Membantu
penanganan
mengembali
yang
kan
diperlukan
tubuh
8. Beri antipiretik jika perlu
suhu
normal 5. Membantu memberikan kehangatan pada pasien 6. Kehilangan kehangatan tubuh memperbur uk keadaan pasien 7. Mengetahui indikasi dan penanganan hipotermi akan mempermu dah
proses
pengobatan 8. Antipiretik membantu mengembali kan
pada
suhu normal Ketidakefektifan
NOC
NIC
1. Tanda vital
termoregulasiberhubu
Hidration
1. Monitor TTV
merupakan
ngan dengan penyakit
Adherence behavior
2. Monitor
acuan untuk
Immune status
perubahan
mengetahui
Risk control
warna kulit
keadaan
3. Monitor tanda
Risk detection
Kriteria hasil :
–
1. Keseimbangan antara
produksi
tanda
hipotermi
dan
hipertermi
umum pasien. 2. Perubahan warna kulit
panas, panas yang 4. Tingkatkan
menjadi
diterima
salah
dan
kehilangan panas
intake
cairan
dan nutrisi
indikator
2. Seimbang antara 5. Selimuti pasien produksi
panas, 6. Ajarkan pasien
panas
yang
diterima,
dan
kehilangan panas selama
cara mencegah
tanda hipotemia 3. Membantu
keletihan
menentukan
akibat panas
intervensi
28hari 7. Beritahu
pertama
indikasi
kehidupan
terjadinya
3. Keseimbangan
keletihan
yang tepat 4. Membantu mengembali dan
kan
asam basa bayi
penanganan
tubuh
baru lahir
emergency
normal
4. Temperature
yang
stabil (36,5-370C) 5. Tidak ada kejang 6. Tidak
ada
perubahan warna kulit 7. Glukosa
satu
diperlukan 8. Beri antipiretik jika perlu
suhu
5. Membantu memberikan kehangatan pada pasien 6. Keletihan yang
darah
stabil 8. Pengendalian
berlebih dapat memperlam
risiko
:
bat
proses
hipertermia,
penyembuh
hipotermis,
an
proses paparan matahari
menular, sinar
7. Penangan yang
tepat
dapat membantu proses penyembuh an 8. Antipiretik membantu mengembali kan
pada
suhu normal
J. REFERENSI
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika. Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : EGC. Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC. Herlman,T. Heather. 2015. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-2017 . Edisi 10.Jakarta : EGC Nurarif, Amin H dan Hardhi Kusuma. 2014. Handbook for Health Student . Yogyakarta: Medi Action Publishing Nurarif, Amin H dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc.Edisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta: Medi Action Publishing.