LAPORAN PENDAHULUAN
SHORTNESS OF BREATH (SOB)
DI RUANG 28 RSUD dr SAIFUL ANWAR MALANG
Disusun Untuk M!nu"i Tu#$s D%$rt!n Mdik$&
Mu"$!!$d Putr$ R$!$d"$n '2*2''''+ ,&-!%-k +
PROGRAM STUDI ILMU ,EPERAWA ,E PERAWATA TAN N FA,ULTAS ,EDO,TERAN UNI.ERSITAS BRAWI/A0A MALANG 2'1
' D3inisi isi Shortness of Breath Dyspnea Dyspnea atau sesak sesak nafas adalah perasaan perasaan sulit sulit bernapas bernapas yang terjadi terjadi ketika melakukan aktivitas fisik. Sesak napas merupakan gejala dari beberapa penyakit dan dapat bersifat akut atau kronis. Sesak napas dikenal juga dengan istilah “Shortness “Shortness Of Breath” Breath” (Morgan, 2!"#. Dyspnea Dyspnea didefini didefinisikan sikan sebagai sebagai pernapa pernapasan san yang abnormal abnormal atau kurang kurang nyaman dibandingkan dengan keadaan normal seseorang sesuai dengan tingkat kebuga kebugaran rannya nya.. Dyspn Dyspnea ea merupa merupakan kan gejal gejala a yang yang umum umum ditemu ditemuii dan dan dapat dapat dise diseba babk bkan an oleh oleh berb berbag agai ai kond kondis isii dan dan etio etiolo logi gi.. $rga $rgan n yang yang pali paling ng seri sering ng berkontribusi dalam dyspnea adalah jantung dan paru (Morgan, 2!"#. Dyspnea atau sesak nafas di bedakan menjadi 2 yaitu % a. Dysp Dyspn nea &k &kut Meru Merupa paka kan n peny penyeb ebab ab umum umum kunj kunjun unga gan n ke ruan ruang g ga'a ga'att daru darura rat. t. enyebab enyebab dyspnea dyspnea akut diantara diantaranya nya penyakit penyakit pernapas pernapasan an (paru)par (paru)paru u dan pernapasan#, penyakit jantung atau trauma dada (Morgan, 2!"#. b. Dysp Dyspne nea a *ron *ronis is Dyspnea kronis dapat disebabkan oleh asma, enyakit aru $bstruktif *ronis *ronis ($*#, ($*#, emfisema emfisema,, inflamasi inflamasi paru)paru, paru)paru, tumor, tumor, kelainan pita suara suara (Morgan, 2!"#.
2 Eti-&-#i Shortness of Breath Shortness of Breath atau Dispnea atau sesak napas bisa terjadi dari berbagai mekanisme seperti jika ruang fisiologi meningkat maka akan dapat menyebab kan gangguan pada pertukaran gas antara $2 dan +$2 sehingga menyebabkan kebutuhan ventilasi makin meningkat sehingga terjadi sesak napas. ada orang normal ruang mati ini hanya berjumlah sedikit dan tidak terlalu penting, namun pada orang dalam keadaan patologis pada saluran pernapasn maka ruang mati akan meningkat. egitu juga jika terjadi peningkatan tahanan jalan napas maka pertukaran gas juga akan terganggu dan juga dapat menebab kan dispnea (+hemo, 2!"#. Shortness of Breath atau Dispnea juga dapat terjadi pada orang yang mengalami penurnan terhadap compliance paru, semakin rendah kemampuan terhadap compliance paru maka semakin besar gradien tekanan transmural yang harus dibentuk selama inspirasi untuk menghasilkan pengembangan paru yang normal. enyebab menurunnya compliance paru bisa berma-am salah satu nya adalah digantinya jaringan paru dengan jaringan ikat fibrosa akibat inhalasi asbston atau iritan yang sama (+hemo, 2!"#. Diagnosis dari Shortness of Breath memiliki keberagaman yang sangat luas dan dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu kardiak, pulmonal, gabungan kardiak atau pulmonal, dan nonkardiak atau nonpulmonal (+hemo, 2!"# yaitu sebagai berikut% *ardiak
)agal jantung )enyakit arteri koroner )*ardiomiopati )Disfungsi katup )/iipertrofi ventrikel kiri )/ipertrofi katup asimetrik )erikarditis )&ritmia
ulmonal
)
enyakit paru obstruktif kronik ($*#
)
&sma
)
enyakit paru restriktif
)
enyakit paru herediter
)
neumotoraks
abungan kardiak
)
$* dengan hipertensi pulmonal atau -or pulmonale
)
Dekondiri
dan
)
0mboli paru kronik
pulmonal
)
1rauma
onkardiak atau nonpulmonal
)
*ondisi metabolik, misal asidosis
)
yeri
)
enyakit neurmuskular
)
enyakit otorinolaringeal
)
3ungsional% elisah, pani-, hiperventilasi
Semua penyebab sesak napas kembalinya adalah kepada 4 hal antara lain% a. b. -. d. e.
$ksigenasi jaringan menurun *ebutuhan oksigen meningkat *erja pernapasan meningkat 5angsangan pada sistem saraf pusat enyakit neuromuskuler.
+ M$ni3st$si ,&inik Shortness of Breath Sesak dialami ketika seseorang bernapas se-ara sadar. enderita baisanya merasakan sensasi seperti kehabisan udara, terdapat sumbatan di tenggorokan, terdapat tali yang mengikat dadanya, dan sebagainya. ada asma, misalnya, penderita akan merasa gelisah dan mun-ul keringat dingin. Sesak yang teramat berat dapat dilihat dari posisi duduk yang membungkuk ke depan. 1erdapat beberapa karakteristik khas dari sesak napas. Sesak akibat asma biasanya timbul sejak usia anak)anak, disertai suara mengik saat sesak, dan sesak mun-ul akibat udara dingin, debu, atau saat penderita kelelahan. Sesak akibat gagal jantung juga memiliki gejala khas. Sesak mun-ul saat aktivitas berat dan akan membaik dengan istirahat. Sesak karena gagal jantung juga terasa lebih berat pada posisi tidur terlentang. Sesak akibat infeksi selaput paru)paru biasanya disertai nyeri dada ketika menarik napas. Sesak akibat penyakit paru obstruksi kronik biasanya ditemukan pada perokok berat. ejala klinis pada pasien)pasien yang menderita sesak nafas se-ara umum sebagai berikut% a. Dada terasa tegang atau konstriksi, b. *erja yang dilakukan untuk inspirasi meningkat, -. utuh bernafas, terasa kurang udara,
d. 1idak bisa tarik nafas dalam, e. ernafas berat, bernafas -epat. Setiap gejala diatas disebutkan atau dirasakan oleh pasien yang mengeluhkan sesak nafas se-ara umum. amun, tergantung penyakit yang diderita pasien, dispnea yang dialami pasien akan disertai gejala)gejala tambahan. Menurut (3ar6an, 2!"7 ederson, 2!"7 8ieve, 2!"#, gejala Shortness of Breathing adalah sebagai berikut% !. atuk dan roduksi Sputum atuk adalah pengeluaran udara se-ara paksa yang tiba)tiba dan biasanya tidak disadari dengan suara yang mudah dikenali. 9alaupun batuk merupakan gejala umum dari penyakit respirasi, gejala ini menunjukkan fungsi pertahanan dari traktus respiratorius untuk mela'an substansi yang berbahaya dan mempertahankan patensi jalan nafas dengan mengeluarkan sekresi berlebihan dari salurannya. roduksi sputum atau e:pe-toration merupakan tindakan batuk
dan
mengeluarkan bahan yang diproduksi di saluan
pernafasan. 0fek dinamis batuk merupakan hasil ke-epatan aliran udara, dengan beberapa bagian dari saluran nafas, yang -ukup kuat untuk mengikis dan mengeluarkan sekresi yang terakumulasi di permukaan mukosa. 9alaupun batuk dapat bersifat disadari, biasanya batuk menjadi suatu refleks fisiologis. $leh karena itu, refleks ini dimediasi melalui lengkung refleks. 5eseptor batuk merupakan ujung saraf yang dapat beradaptasi dengan -epat, yang dikenal dengan reseptor iritan. ;jung serat sarag ini banyak ditemui di mukosa laring, karina, trakea, bronkus yang besar, yang dengan -epat distimulasi oleh iritan kimia dan mekanik. Daerah)daerah tersebut merupakan bagian dari saluran nafas yang menjadikan batuk sebagai pembersih sekresi paling efektif. 5eseptor batuk juga terdapat di daerah lainnya, seperti faring, saluran nafas perifer, dan daerah intra ataupun ekstratorakal seperti pleura, kanal telinga, membran tifani, bahkan lambung. Serat saraf vagus merupakan serat saraf yang paling utama, 'alaupun saraf glosofaringeal dan trigeminal juga dapat terkait. usat batuk di medulla merupakan pusat yang mengontrol batuk 'alaupun posisi anatomisnya belum diketahui se-ara pasti. usat ini dipengaruhi oleh higher voluntary nerve -enters, yang dapat menginisiasi dan memodifikasi batuk. Serat eferen yang terlibat adalah vagal, phrenikus, dan serat saraf spinal motorik dari otot ekspiratorius.
*ejadian mekanik yang terkait dengan batuk merupakan rangkaian -epat dari% a.
linear yang kadang mendekati
ke-epatan
suara.
/embusan udara yang diproduksi dapat mengeluarkan sekresi dengan tekanan tinggi. >uasnya kompresi ditentukan oleh volume paru. Dengan volume paru yang besar, hanya trakea dan bronkus besar yang terkompresi, sedangkan pada volume paru yang lebih ke-il, saluran nafas yang lebih distal akan ikut menyempit.
Sputum dapat mengandung material endogen dan eksogen lain, seperti -airan transudat dan eksudat, sel lokal maupun termigrasi, mikroorganisme, jaringan nekrotik, muntah yang teraspirasi, dan partikel asing lainnya. enampakan sputum merupakan hasil dari konten yang terkandung di sputum. Sputum mukosa ber'arna jernih dan kental, mengandung hanya sedikit elemen mikroskopik. Sputum purulen ber'arna off)'hite, kuning atau hijau, dan opak.
kerusakan
alveolus pada jaringan paru
atau pneumotoraks.
neumonia juga menyebabkan dada berat disertai demam.
umumnya mun-ul ketika saluran nafas menyempit atau adanya hambatan pada saluran udara yang besar atau pada seseorang yang mengalami gangguan pita suara. enyebab mengi antara lain asma, bronkiektasis, bronkiolitis, bron-hitis, emfisema, 05D, gagal jantung, reaksi alergi, medikasi (aspirin#, pneumonia, merokok, dan infeksi viral. 4 P$t-3isi-&-#i Shortness of Breath 1erlampir. P!riks$$n Di$#n-stik Shortness of Breath !# 5i'ayat enyakit atau emeriksaan 3isik Mengetahui ri'ayat dyspnea sangat penting untuk pen-arian petunjuk dalam mendiagnosis. @ika dyspnea terjadi saat berolahraga atau beraktivitas fisik, dapat dipikirkan kemungkinan penyakit kardiak, pulmonal, atau dekondisi. Dypsnea saat beristirahat merujuk pada penyakit kardiopulmonal yang berat atau penyakit nonkardiopulmonal. $rtopnea, dypsnea no-turnal paroksismal, dan edema merujuk pada gagal jantung dan $*. asien yang diberi penghambat reseptor beta adrenergik juga dapat mengalami dyspnea akibat eksaserbasi bronkospasme dan membatas aktivitas fisik. emberian beberapa obat tertentu juga dapat menyebabkan fibrosis paru. Dyspnea yang dialami perokok dapat dipikirkan kemungkinan emfisema, bronkitis kronik, dan asma. @ika terdapat alergi, mengi, dan ri'ayat asma pada keluarga, kemungkinan terbesarnya adalah asma. ada penyakit arteri koroner, dyspnea sepadan dengan mun-ulnya angina. ada pasien dengan tekanan darah tinggi, dapat
dipikirkan
kemungkinan hipertrofi ventrikel kiri dan gagal jantung. asien yang mengalami kegelisahan identik dengan hiperventilasi dan serangan pani-. *epala yang ringan, perasaan geli di jari, dan perioral merujuk pada hiperventilasi. 1rauma yang dialami pasien biasanya berkaitan dengan pneumotoraks dan nyeri dinding toraks. ajanan terhadap debu, asbes, dan bahan kimia yang mudah menguap berkaitan dengan penyakit paru interstitial. Dalam mendiagnosis dypsnea perlu ditanyakan durasi dari dypnea, faktor lingkungan yang dapat men-etuskan, kemun-ulan di pagi atau malam hari, adanya nyeri dada, jumlah bantal yang dipakai saat tidur, seberapa nyenyak pasien tidur, batuk yang menyertai, dan toleransi aktivitas. 2# 3oto 5ontgen Dada 3oto rontgen
dada
dapat
menyatakan
hiperinflasi
mendatarnya diafragma, peningkatan area udara retrosternal.
paru)paru,
A# emeriksaan 3ungsi aru Dilakukan untuk menentukan penyebab dispnea, untuk menentukan apakah fungsi abnormal adalah obstruksi atau restriksi, untuk memperkirakan derajat disfungsi dan untuk mengevaluasi efek terapi. Selain itu, emeriksaan sputumB dahak sangat berguna untuk mengevaluasi penyakit paru. Sediaan apusan gram dan biakan sputum berguna untuk menilai adanya infeksi. emeriksaan sitologi untuk sel)sel ganas. Selain itu, dari 'arna, volum, konsistensi, dan sumber sputum dapat diidentifikasi jenis penyakitnya. =# &nalisa as Darah ada a'alnya p/ meningkat, a+$2 dan a$2 turun (alkalosis respiratori ringan akibat hiperventilasi#7 kemudian penurunan p/, penurunan a$2 dan peningkatan a+$2 (asidosis respiratorik#.
4# 0* *elainan 0* yang paling dini adalah rotasi -lo-k 'ise jantung. ila sudah terdapat *or ulmonal terdapat deviasi aksis ke kanan dan ) pulmonal pada hantaran <<, <<< dan a?3. ?oltase C5S rendah. Di ?! rasio 5BS lebih dari ! dan di ?" ?! rasio 5BS kurang dari !. Sering terdapat 5 inkomplet. 1 Pn$t$&$ks$n$$n Shortness of Breath enanganan Shortness of Breath atau sesak napas pada dasarnya men-akup tatalaksana yang tepat atas penyakit dasar yang melatar belakanginya serta komplikasinya. &kan tetapi, apabila kondisi memburuk hingga mungkin terjadi gagal napas akut, maka lebih baik perhatian ditujukan pada keadaan daruratnya dulu sebelum di-ari penyebab yang melatar belakanginya. erikut penatalaksanaannya % !# erikan $2 2)= literB menit tergantung derajat sesaknya (se-ara intermiten#. 2#
kebutuhan
)
Mengurangi beban metabolik
)
>atihan fisik % Meningkatkan efisiensi eliminasi +$2
)
1erapi $2
)
Menurunkan respiratory drive
)
1erapi $2
) 2# Meningkatkan fungsi otot ) inspirasi )
A# erubahan sentral
persepsi
=# erhatian khusus
1erapi farmakologi % opiat, an:iolitikBsedatives utrisi >atihan otot inspirasi
)
Mengurangi penggunaan steroid
)
>atihan pernapasan ( -ontoh % pursed)lip breathing #
)
*oreksi obesitas atau malnutrisi
)
Mengistirahatkan otot respirasi (-ontoh % ventilasi nasal, oksigen transtrakeal #
) )
Medikasi ( -ontoh % theophyllin # 0dukasi
)
endekatan perilaku)kognitif
)
1erapi farmakologi% $piates and sedatives
) )
)
ada (ri'ayat# sakit dad% @angan injeksi adrenalin karena akan berakibat fatal
)
ada $M @ika diperlukan $2, aliran ke-il !)2 literBmenit karena jika tidak mendapat $2 akan terjadi &pneu
* ,-ns% Asu"$n ,%r$5$t$n *' Pn#k$6i$n D$t$ d!-#r$3i Mendapatkan data identitas
pasien meliputi nama,
umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor registrasi, dan diagnosa medis.
Ri5$7$t ks"$t$n s$$t ini *eluhan utama yang biasa mun-ul pada klien dengan gangguan sistem pernapasan
antara lain% sesak nafas, batuk, batuk darah, produksi sputum
berlebih dan yeri dada. Setiap keluhan utama harus ditannyakan kepada klien sedetail) detailnya dan semuannya diterangkan pada ri'ayat penyakit saat ini. ada umumnya, berapa hal yang harus diungkapkan pada setiap gejala adalah lama timbulnnya (durasi#, lokasi penjalaran, terutama nyeri, sifat keluhan (karakter# , berat ringannya,
mula
timbulny
(onset#,
memperberat dan gejala yang menyertai. ') atuk (+ough#
faktorfaktor
yang
meringankan
atau
atuk merupakan gejala utama pada klien dengan penyakit sistem pernafasan. 1anyakan berapa lama klien batuk (misal ! minggu, A bulan#. 1anyakan juga bagaimana hal tersebut timbul dengan 'aktu yang spesifik (misal % pada malam hari, ketika bangun tidur# atau hubungannya dengan aktifitas fisik. 1entukan batuk tersebut apakah produktif atau non produktif, kongesti, kering. 2# eningkatan roduksi Sputum. Sputum merupakan suatu substansi yang keluar bersama dengan batuk. 1anyakan dan -atat 'arna, konsistensi, bau dan jumlah dari sputum karena hal)hal tersebut dapat menunjukkan keadaan dari proses patologik. @ika infeksi timbul sputum dapat ber'arna kuning atau hijau, sputum mungkin jernih, putih atau kelabu. ada keadaan edema paru sputum akan ber'arna merah mudah, mengandung darah dan dengan jumlah yang banyak. A# DyspneaB sesak napas Dyspnea merupakan suatu persepsi kesulitan untuk bernafasBnafas pendek dan merupakan perasaan subjektif klien. era'at mengkaji tentang kemampuan klien untuk melakukan aktifitas. +ontoh ketika klien berjalan apakah dia mengalami dyspnea F. kaji juga kemungkinan timbulnya paro:ysmal no-turnal dyspnea dan orthopnea, yang berhubungan dengan penyakit paru kronik dan gagal jantung kiri. =# /emoptysis /emoptysis adalah darah yang keluar dari mulut dengan dibatukkan. era'at mengkaji apakah darah tersebut berasal dari paru)paru, perdarahan hidung atau perut. Darah yang berasal dari paru biasanya ber'arna merah terang karena darah dalam paru distimulasi segera oleh refleks batuk. enyakit yang menyebabkan hemoptysis antara lain % ron-hitis *ronik, ron-hie-tasis, 1 aru, +ysti- fibrosis, ;pper air'ay ne-roti6ing granuloma, emboli paru, pneumonia, kanker paru dan abses paru. 4# +hest ain *eluhan utama lainnya yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah nyeri dada. yeri dada merupakan gejala yang timbul akibat radang pleura nyeri itu bagaikan teriris iris dan tajam, diperberat dengan batuk, bersin, dan napas yang sering klian bernapas -epat dan dangkal.
Ri5$7$t ,s"$t$n S&u!n7$ !# 5i'ayat merokok
Merokok merupakan penyebab dari mun-ulnya gangguan sistem pernapasan. enkajian merokok mepiluti usia mulainya merokok se-ara rutin, rata)rata jumlah rokok yang dihisap perhari dan usia melepas kebiasaan merokok. 2# engobatan saat ini dan masa lalu A# &lergi =# 1empat tinggal
Ri5$7$t ,s"$t$n ,&u$r#$ !# enyakit infeksi tertentu *hususnya tuberkulosa, ditularkan melalui satu orang ke orang lainnya7 jadi dengan menanyakan ri'ayat kontak dengan orang terinfeksi dapat diketahui sumber penularannya. 2# *elainan alergis, seperti asthma bron-hial, menunjukkan suatu predisposisi keturunan tertentu7 selain itu serangan asthma mungkin di-etuskan oleh konflik keluarga atau kenalan dekat. A# asien bron-hitis kronik mungkin bermukim di daerah yang polusi udaranya tinggi. 1api polusi udara tidak menimbulkan bron-hitis kronik, hanya memperburuk penyakit tersebut.
P-&$ ,s"$t$n Fun#si-n$& /al)hal yang dapat dikaji pada gangguan oksigenasi adalah% !# ola manajemen kesehatan)persepsi kesehatan agaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan , adanya faktor risiko sehubungan dengan kesehatan yang berkaitan dengan oksigen. 2# ola metabolik)nutrisi *ebiasaan diit buruk seperti obesitas akan mempengaruhi oksigenasi karena ekspansi paru menjadi pendek. *lien yang kurang gi6i, mengalami kelemahan otot pernafasan. A# ola eliminasi erubahan pola defekasi (darah pada feses, nyeri saat devekasi#, perubahan berkemih (perubahan 'arna, jumlah, ferkuensi# =# &ktivitas)latihan
&danya kelemahan atau keletihan, aktivitas yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi seseorang. &ktivitas berlebih dibutuhkan oksigen yang banyak. $rang yang biasa olahraga, memiliki peningkatan aktivitas metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen. 4# ola istirahat)tidur &danya gangguan oksigenasi menyebabkan perubahan pola istirahat. "# ola persepsi)kognitif 5asa ke-ap lidah berfungsi atau tidak, gambaran indera pasien terganggu atau tidak, penggunaaan alat bantu dalam penginderaan pasien.
G# ola konsep diri)persepsi diri *eadaan so-ial yang mempengaruhi oksigenasi seseorang (pekerjaan, situasi keluarga, kelompok sosial#, penilaian terhadap diri sendiri (gemukB kurus#. E# ola hubungan dan peran *ebiasaan berkumpul dengan orang)orang terdekat yang memiliki kebiasaan merokok sehingga mengganggu oksigenasi seseorang. H# ola reproduksi)seksual erilaku seksual setelah terjadi gangguan oksigenasi dikaji !# ola toleransi koping)stress &danya stress yang memengaruhi status oksigenasi pasien. !!# *eyakinan dan nilai Status ekonomi dan budaya yang mempengaruhi oksigenasi, adanya pantangan atau larangan minuman tertentu dalam agama pasien.
Pn#k$6i$n Fisik ') *esadaran% *esadaran menurun 2# 11?% peningkatan frekuensi pernafasan, suhu tinggi A# /ead to toe a. Mata *onjungtiva pu-at (karena anemia#, konjungtiva hipoksemia#,
konjungtiva
terdapat
pete-hie
(
sianosis
karena
emboli
endokarditis# b. Mulut dan bibir Membran mukosa sianosis, bernafas dengan mengerutkan mulut -. /idung ernafasan dengan -uping hidung d. Dada
(karena atau
Ins%ksi
emeriksaan dada dimulai dari thora: posterior, klien pada posisi duduk.
Dada diobservasi dengan membandingkan satu sisi dengan yang lainnya. 1indakan dilakukan dari atas (ape:# sampai ke ba'ah.
kondisi kulit, skar, lesi, massa, gangguan tulang belakang seperti% kiphosis, s-oliosis dan lordosis. +atat jumlah pergerakan dada atau pernafasan (mengalami peningkatan
yaitu I 2#, irama pernafasan (tidak teratur#, kedalaman pernafasan (pendek#, dan kesimetrisan pergerakan dada (asimetris#. $bservasi type pernafasan, seperti % pernafasan hidung atau pernafasan
diafragma, dan penggunaan otot bantu pernafasan. Saat mengobservasi respirasi, -atat durasi dari fase inspirasi (<# dan
fase ekspirasi (0#. ratio pada fase ini normalnya ! % 2. 3ase ekspirasi yang memanjang menunjukkan adanya obstruksi pada jalan nafas dan sering ditemukan pada klien +hroni- &irflo' >imitation (+&>#B+$D *aji konfigurasi dada dan bandingkan diameter anteroposterior (&#
dengan diameter lateralBtranversal (1#. ratio ini normalnya berkisar ! % 2 sampai 4 % G, tergantung dari -airan tubuh klien. *elainan pada bentuk dada %
)
arrel +hest% 1imbul akibat terjadinya overinflation paru. 1erjadi peningkatan diameter & % 1 (!%!#, sering terjadi pada klien emfisema.
)
3unnel +hest (e-tus 0:-avatum#% 1imbul jika terjadi depresi dari bagian ba'ah dari sternum. /al ini akan menekan jantung dan pembuluh darah besar, yang mengakibatkan murmur. *ondisi ini dapat
timbul pada ri-ketsia, marfanJs
syndrome atau akibat
ke-elakaan kerja. )
igeon +hest (e-tus +arinatum# 1imbul sebagai akibat dari ketidaktepatan sternum, dimana terjadi peningkatan diameter &. 1imbul pada klien dengan kyphos-oliosis berat.
)
*yphos-oliosis 1erlihat dengan adanya elevasi s-apula. Deformitas ini akan mengganggu pergerakan paru)paru, dapat timbul pada klien dengan osteoporosis dan kelainan muskuloskeletal lain yang mempengaruhi thora:.
)
*iposis% meningkatnya kelengkungan normal kolumna vertebrae torakalis menyebabkan klien tampak bongkok.
)
Skoliosis% melengkungnya vertebrae torakalis ke lateral, disertai rotasi vertebral
$bservasi kesimetrisan pergerakan dada. angguan pergerakan atau tidak adekuatnya ekspansi dada mengindikasikan penyakit pada paru atau pleura. @ika ada gangguan maka pergerakan dada akan asimetris.
$bservasi retraksi abnormal ruang interkostal selama inspirasi, yang dapat mengindikasikan obstruksi jalan nafas.
asien terlihat kelelahan dan gelisah
P$&%$si
Dilakukan
untuk
mengobservasi
mengkaji
kesimetrisan
abnormalitas,
pergerakan
mengidentifikasi
keadaan
dada
dan
kulit
dan
mengetahui vo-alBta-tile premitus (vibrasi#.
alpasi thoraks untuk mengetahui abnormalitas yang terkaji saat inspeksi seperti % massa, lesi, bengkak. *aji juga kelembutan kulit, terutama jika klien mengeluh nyeri. ?o-al premitus % getaran dinding dada yang dihasilkan ketika berbi-ara.
Prkusi era'at melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada disekitarnya dan pengembangan (ekskursi# diafragma. 1emuan saat dilakukan perkusi % Bun7i
Intnsit$s
Pun9$k
Dur$si
:-nt-" &-k$si
:-nt-" %$t-&-#is
,d$r$t$n
5ingan
1inggi
Singkat
aha
0fusi pleura aktif
Pk$k
Sedang
Sedang
Sedang
/epar
neumonia
Rs-n$n
*eras
5endah
>ama
aru normal
ronkitis kronis sederhana
Hi%rrs-n$ n
Sanagat keras
>ebih rendah
>ebih lama
ormalnya tidak
0mfisema,pneumothorak s
Ti!%$ni
*eras
1inggi
elembung gas pada lambung
neumothoraks masif
Suara erkusi &bnormal %
-
/iperresonan % bergaung lebih rendah dibandingkan dengan resonan dan timbul pada bagian paru yang abnormal berisi udara.
-
ekak % dapat timbul pada bagian paru yang abnormal berisi -airan.
-
3latness % sangat dullness dan oleh karena itu nadanya lebih tinggi. Dapat
didengar
pada perkusi
daerah
paha,
dimana
areanya
seluruhnya berisi jaringan.
Ausku&t$si Merupakan
pengkajian
yang
sangat
bermakna,
men-akup
mendengarkan suara nafas normal, suara tambahan (abnormal#,
Suara
nafas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan nafas dari laring ke alveoli, dengan sifat bersih Su$r$ n$3$s $n-r!$& ; $) Br-n9"i$&; sering juga disebut dengan “1ubular sound” karena suara ini dihasilkan oleh udara yang melalui suatu tube (pipa#, suaranya terdengar keras, nyaring, dengan hembusan yang lembut. 3ase ekspirasinya lebih panjang daripada inspirasi, dan tidak ada henti diantara kedua fase tersebut. ormal terdengar di atas tra-hea atau daerah suprasternal not-h. ) Br-n9"-<siku&$r; merupakan gabungan dari suara nafas bron-hial dan vesikular. Suaranya terdengar nyaring dan dengan intensitas yang sedang.
perlahan,
nyaring,
suara
mengorok
terus)menerus.
erhubungan dengan sekresi kental dan peningkatan produksi sputum 9) P&ur$& 3ri9ti-n ru; terdengar saat inspirasi dan ekspirasi. *arakter suara % kasar, ber-iut, suara seperti gesekan akibat dari inflamasi pada
daerah pleura. Sering kali klien juga mengalami nyeri saat bernafas dalam. d) :r$9k&s ) Fin 9r$9k&s; setiap fase lebih sering terdengar saat inspirasi. *arakter suara meletup, terpatah)patah akibat udara mele'ati daerah yang lembab di alveoli atau bron-hiolus. Suara seperti rambut yang 3)
digesekkan. :-$rs 9r$9k&s; lebih menonjol saat ekspirasi. *arakter suara lemah, kasar, suara gesekan terpotong akibat terdapatnya -airan atau sekresi pada jalan nafas yang besar. Mungkin akan berubah ketika klien batuk.
P!riks$$n Di$#n-stik a. & (pada pasien dispnea dapat terjadi peningkatan kadar +$2 dalam darah# b. Saturasi oksigen (Saturasi oksigen kurang dari normal# -. K)rayBfoto thora: (untuk mengetahui penyebab dari dispnea seperti pneumothora:, hematothora:, dll# d. 1es fungsi pulmonal (dengan spirometri, nilai 30?! atau 3?+ bisa mengalami peningkatan dan juga bisa menunjukkan penurunan#. *2 Di$#n-s$ ,%r$5$t$n !# ersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi mukus banyak. 2# ola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi atau hiperventilasi A# *erusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi.
*+ Rn9$n$ Asu"$n ,%r$5$t$n ND>
Tu6u$n
Intr<nsi
Setelah dilakukan tindakan kepera'atan selama A:2= jam, klien dapat men-apai bersihan jalan napas yang efektif, dengan kriteria hasil%
M$n$6!n /$&$n N$%$s !# uka jalan napas pasien 2# osisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi. A#
Respiratory Status: Airway patency N-
Indik$t-r
'
!.
engeluaran sputum pada jalan napas
2.
A.
3rekuensi pernapasan sesuai yang diharapkan
*eterangan%
sesuai
=# *eluarkan se-ret dengan su-tion Tu6u$n
yang
2
+
4
4# &uskultasi suara napas, -atat bila ada suara napas tambahan "# Monitor rata)rata respirasi setiap pergantian shift dan setelah dilakuakan tidakan su-tion Su9ti-n /$&$n N$%$s !# &uskultasi jalan napas sebelum dan sesudah su-tion 2#
2. *eluhan berat
=# /entikan suksion dan berikan oksigen bila asien menunjukkan bradikardi peningkatan saturasi oksigen
A. *eluhan sedang
4# &tur intake untuk -airan mengoptimalkan keseimbangan.
=. *eluhan ringan
"# @elaskan pada pasien dan keluarga tentang penggunaan peralatan % $2, Su-tion,
!. *eluhan ekstrim
4. 1idak ada keluhan
ND>
Tu6u$n
Intr<nsi
Setelah dilakukan tindakan kepera'atan selama A:2= jam, Airway Management klien dapat men-apai napas efektif, dengan kriteria hasil% !# uka jalan napas asien 2# osisikan asien untuk memaksimalkan ventilasi. Respiratory Status: Ventilation, Vital Sign monitoring N-
Indik$t-r
!.
&uskultasi suara napas sesuai
2.
ernapas mudah
A.
1idak didapatkan penggunaan otot tambahan
=.
11? dalam rentang normal
'
2
+
4
=# *eluarkan se-ret dengan su-tion
4# &uskultasi suara napas, -atat bila ada suara napas tambahan "# Monitor penggunaan otot bantu pernapasan G# Monitor rata)rata respirasi setiap pergantian shift dan setelah dilakuakan tidakan su-tion Vital sign monitoring !# $bservasi adanya tanda tanda hipoventilasi
*eterangan%
2# Monitor adanya ke-emasan pasien terhadap oksigenasi
!. *eluhan ekstrim
A# Monitor vital sign
2. *eluhan berat
=#
A. *eluhan sedang =. *eluhan ringan
4# &jarkan bagaimana batuk efektif
4. 1idak ada keluhan
N-
A#
Tu6u$n
"# Monitor pola nafas
Tu6u$n
Intr<nsi
D> Setelah dilakukan tindakan kepera'atan selama A : 2= jam kerusakan pertukaran pasien teratasi dengan kriteria hasil%
!# osisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi 2# asang mayo bila perlu
5espiratory Status % as e:-hange
A# >akukan fisioterapi dada jika perlu
*eseimbangan asam asa, 0lektrolit
=# *eluarkan sekret dengan batuk atau su-tion
5espiratory Status % ventilation
4# &uskultasi suara nafas, -atat adanya suara tambahan
?ital Sign Status
N!.
Indik$t-r
ventilasi
dan
oksigenasi yang adekuat Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda
A.
=.
"# &tur intake untuk -airan mengoptimalkan keseimbangan.
G# Monitor respirasi dan status $2 E# +atat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan,
Mendemonstrasikan peningkatan
2.
'
Tu6u$n 2 + 4
retraksi otot supra-lavi-ular dan inter-ostal H# Monitor suara nafas, seperti dengkur !# Monitor pola nafas % bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, -heyne stokes, biot
tanda distress pernafasan Mendemonstrasikan batuk
!!# &uskultasi suara nafas, -atat area penurunan B tidak adanya ventilasi
efektif dan suara nafas yang
!2# Monitor 11?, &D, elektrolit dan ststus mental
bersih, tidak ada sianosis dan
!A# $bservasi sianosis khususnya membran mukosa
dyspneu
(mampu
mengeluarkan
sputum,
mampu
dengan
bernafas
mudah, tidak ada pursed lips# &D dalam batas normal
dan suara tambahan
4.
Status
neurologis
batas normal *eterangan% !. *eluhan ekstrim 2. *eluhan berat A. *eluhan sedang =. *eluhan ringan 4. 1idak ada keluhan
dalam
DAFTAR PUSTA,A
Morgan 9+, /odge />. Diagnosti- evaluation of dyspnea. Diakses pada Minggu, A! @uli 2!". Diunduh dari% http%BB'''.aafp.orgBafpBHE2!4apBmorgan.html +hemo +are. Dyspnea (shortness of breath#. Diakses pada 5abu, Minggu, A! @uli 2!". Diunduh dari% http%BB'''.-hemo-are.-omBM&&<Bdyspnea.asp Mukerji ?. Dypsnea, orthopnea, and paro:ysmal no-turnal dyspnea. Diakses pada Minggu,
A!
@uli
2!".
Diunduh
dari%
http%BB'''.n-bi.nlm.nih.govBbooksB*2!AB 3ar6an S. +ough and sputum produ-tion. Diakses pada Minggu, A! @uli 2!". Diunduh dari% http%BB'''.n-bi.nlm.nih.govBbooksB*A4HB ederson *. +hest heaviness. Diakses pada 5abu, Minggu, A! @uli 2!". Diunduh dari%
http%BB'''.home)remedies)for)you.-omBarti-lesBA2EBgeneral)health)and)
fitnessB-hest)heaviness.html 8ieve D, 0lt6 D5. 9hee6ing. Diakses pada 5abu, Minggu, A! @uli 2!". Diunduh dari% http%BB'''.nlm.nih.govBmedlineplusBen-yBarti-leBAG.htm