LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM DENGAN SECTIO CAESARIA + B20 SECTIO CAESARIA A.
Pengertian Sect Sectio io caes caesar area ea adal adalah ah pemb pembed edah ahan an untu untuk k mela melahi hirk rkan an jani janin n deng dengan an membuka dinding perut dan dinding uterus. (Sarwono , 2005). Sectio Sectio caesar caesarea ea adala adalah h suatu suatu cara cara melahi melahirka rkan n janin janin denga dengan n membua membuatt sayatan pada dinding uterus melalui depan perut atau vagina. tau disebut juga histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim. (!ochtar, "##$). Sectio %aesaria ialah tindakan untuk melahirkan janin dengan berat badan diatas 500 gram melalui sayatan pada dinding uterus yang utuh (&u (&ulard lardii 'iknjosastro, 200).
B.
Etiologi a. *ndikasi *bu a) +anggul sempit absolute b) +lacenta previa c) uptura uteri mengancam d) +artus -ama e) +artus ak ak !aju /) +re eklampsia, dan ipertensi b. *ndikasi 1anin a) elainan -etak ". -etak lintang 3ila 3ila terja terjadi di kesemp kesempita itan n pangg panggul, ul, maka maka sectio sectio caesar caesarea ea adala adalah h jalan4cara yang terbaik dalam melahirkan melahirkan janin dengan segala letak lintang yang janinnya hidup dan besarnya biasa. Semua primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan sectio caesarea walaupun tidak tidak ada perkiraan perkiraan panggul panggul sempit. sempit. !ultipar !ultipara a dengan dengan letak letak lintang lintang dapat lebih dulu ditolong dengan cara lain. 2. -etak belakang Sectio caesarea disarankan atau dianjurkan pada letak belakang bila panggul sempit, primigravida, primigravida, janin besar dan berharga. b) &awat 1anin c) 1anin 3esar c. ontra *ndikasi a) 1anin !ati b) Syok, anemia berat. c) elainan congenital 3erat
C.
T!an Se"tio Cae#area uju ujuan an melaku melakukan kan sectio sectio caesar caesarea ea (S%) (S%) adala adalah h untuk untuk mempe mempersi rsing ngkat kat lamanya lamanya perdarah perdarahan an dan mencegah mencegah terjadin terjadinya ya robekan robekan serviks serviks dan segmen segmen bawah bawah rahim. rahim. Sectio Sectio caesar caesarea ea dilaku dilakukan kan pada pada plase plasenta nta previa previa totali totalis s dan dan
plase plasenta nta previa previa lainn lainnya ya jika jika perda perdarah rahan an hebat hebat.. Selain Selain dapat dapat mengu menguran rangi gi kemati kematian an bayi bayi pada pada plase plasenta nta previa previa,, sectio sectio caesar caesarea ea juga juga dilak dilakuka ukan n untuk untuk kepent kepentin ingan gan ibu, ibu, sehin sehingga gga sectio sectio caesar caesarea ea dilak dilakuka ukan n pada pada place placenta nta previa previa walaupun anak sudah mati. D. Mani$e#ta#i %lini& Po#t Se"tio Cae#aria +ersal +ersalina inan n dengan dengan Secti Sectio o %aesa %aesaria ria , memer memerluk lukan an peraw perawata atan n yang yang le bih k op op r e he he n s i /
y a it it u u
p e r a wa wa t an an
p os os t p ar ar t um um . !a !a ni ni / es es t as as i
k lili ni ni s
post
s ec ec t io io
o p e r at at i/ i/ c ae ae sa sa r ea ea
dan
p e r aw aw a t an an
m en en ur ur u t
6 oe oe ng ng es es
(2 00 ") ,antara ,antara lain lain a. 7yeri akibat ada luka pembedahan b . danya luka insisi pada bagian abdomen c . 8undus uterus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus d. liran liran lokhea lokhea sedang sedang dan bebas bekuan yang berlebi berlebihan han (lokhea (lokhea tidak banyak) e. ehila ehilanga ngan n darah darah selama prosedu prosedurr pembed pembedaha ahan n kira9kir kira9kira a 009 009 /.
$00ml :mosi mosi
labil bil
4
perub rubahan han
emosi mosio onal
deng engan
meng menge eksp kspresi resika kan n
ketidakmampuan menghadapi situasi baru g. 3iasanya terpasang kateter urinarius h . uskultasi bising usus tidak terdengar atau samar i. +engaruh anestesi dapat menimbulkan mual dan muntah j. Status pulmonary pulmonary bunyi paru jelas jelas dan vesikuler vesikuler k. +ada kelahiran kelahiran secara S% tidak tidak direncanakan direncanakan maka bisanya bisanya kurang kurang paham paham prosedur l. 3onding dan ttachment pada anak yang baru dilahirkan. E. 'eni# ( 'eni# O)era#i Se"tio Cae#area *SC a. bdomen (S% bdominalis) a) Sectio %aesarea ransperitonealis Sectio caesarea klasik atau corporal dengan insisi memanjang pada corpus uteri y a n g m e m p u n y a i k e l e b i h a n m e n g e l u a r k a n j a n i n leb ih
c e p a t , t i d ak ak m en en ga ga ki ki ba ba t ka ka n k o mp mp lili ka ka s i k an an du du ng ng k e mi mi h
tertarik,
dan
Sedangkan Sedangkan
sayatan
kekurangan kekurangan
bias dari
diperpanjang proksimal cara
ini
adalah adalah
atau tau distal . in/eksi
mudah
menyebar menye bar secara seca ra intr intra a abd abdom omin inal al karena kare na tidak tida k ada repe reperi rito tone neal alis isas asii yang baik danuntuk danuntuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi rup ruptura tura uteri spontan. b)
Sectio Sectio caesarea caesarea pro/un pro/unda da dengan dengan insisi insisi pada pada segmen segmen bawa bawah h rah r ah im dengan kelebihan penjahitan luka lebih mudah, penu enutup tupan luk luka dengan rep reperit eriton onea ealilisasi sasi yang baik, perdarahan kurang dan kemungkinan rupture uteri spontan kurang4lebih kecil. 6an memiliki kekurangan luka
dapat melebar kekiri, bawah, dan kanan sehingga mengakibtakan pendarahan yang banyak serta keluhan pada kandung kemih. c) Sectio caesarea ekstraperitonealis !erupakan sectio caesarea tanpa membuka peritoneum parietalis dan dengan demikian tidak membuka kavum abdominalis. b. ;agina (sectio caesarea vaginalis) !enurut arah sayatan pada rahim, sectio caesaria dapat dilakukan apabila a) Sayatan memanjang (longitudinal) b) Sayatan melintang (tranversal) c) Sayatan huru/ ( *nsisian) d. Sectio %aesarea lasik (korporal) 6ilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira9kira "0cm. elebihan a) !engeluarkan janin lebih memanjang b) idak menyebabkan komplikasi kandung kemih tertarik c) Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal ekurangan ". *n/eksi mudah menyebar secara intraabdominal karena tidak ada reperitonial yang baik. 2. .
a)
-uka dapat melebar ke kiri, ke kanan dan bawah sehingga dapat
menyebabkan arteri uteri putus yang akan menyebabkan perdarahan yang banyak. b) eluhan utama pada kandung kemih post operati/ tinggi. ,.
%o-)li&a#i a. *n/eksi +uerpuralis a) ingan dengan kenaikan suhu beberapa hari saja. b) Sedang dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi disertai dehidrasi c)
atau perut sedikit kembung 3erat dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik. al ini sering kita jumpai pada partus terlantar dimana sebelumnya telah te rj ad i in/eksi intrapartum karena ketuban yang telah pecah terlalu
b.
c.
lama. +endarahan disebabkan karena a) 3anyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka b) tonia
reperitonalisasi terlalu tinggi. d. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya perut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura uteri. emungkinan hal ini lebih banyak ditemukan sesudah sectio caesarea klasik. G. Pato$i#iologi danya beberapa kelainan 4 hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal 4 spontan, misalnya plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre9eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin. ondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio %aesarea (S%). 6alam proses operasinya dilakukan tindakan
anestesi
yang
akan
menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas. danya kelumpuhan sementara dan kelemahan /isik akan menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktivitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul masalah de/isit perawatan diri. urangnya in/ormasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan perawatan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan,
pembuluh darah, dan sara/ 9 sara/ di sekitar daerah insisi. al ini akan merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka post op, yang bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah resiko in/eksi.
H.
Pe-eriaan Penn!ang a. emoglobin atau hematokrit (34t) untuk mengkaji perubahan dari kadar b. c. d. e.
I.
pra operasi dan mengevaluasi e/ek kehilangan darah pada pembedahan. -eukosit (3%) mengidenti/ikasi adanya in/eksi es golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah
Penatalaanaan a. +emberian cairan arena 2> jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka pemberian cairan perintavena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar tidak terjadi hipotermi, dehidrasi, atau komplikasi pada organ tubuh lainnya. %airan yang biasa diberikan biasanya 6S "0?, garam /isiologi dan - secara bergantian dan jumlah tetesan tergantung kebutuhan. 3ila kadar b rendah diberikan trans/usi darah sesuai kebutuhan. b. 6iet +emberian cairan perin/us biasanya dihentikan setelah penderita /latus lalu dimulailah pemberian minuman dan makanan peroral. +emberian minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan pada 9 "0 jam pasca operasi, berupa air putih dan air teh. c. !obilisasi a) !obilisasi dilakukan secara bertahap meliputi b) !iring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 9 "0 jam setelah operasi c) -atihan perna/asan dapat dilakukan penderita sambil tidur telentang sedini mungkin setelah sadar d) ari kedua post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5 menit dan diminta untuk berna/as dalam lalu menghembuskannya. e) emudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi setengah /)
duduk (semi/owler) Selanjutnya selama berturut9turut, hari demi hari, pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan
d.
sendiri pada hari ke9= sampai hari ke5 pasca operasi. ateterisasi andung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan perdarahan.
ateter biasanya terpasang 2> 9 >$ jam 4 lebih lama lagi tergantung jenis operasi dan keadaan penderita. e. +emberian obat9obatan a) ntibiotik %ara pemilihan dan pemberian antibiotic sangat berbeda9beda setiap institusi b) nalgetik dan obat untuk memperlancar kerja saluran pencernaan ". Supositoria ketopropen sup 2@42> jam 2. Aral tramadol tiap jam atau paracetamol =. *njeksi penitidine #09B5 mg diberikan setiap jam bila perlu c) Abat9obatan lain
diberikan caboransia seperti neurobian * vit. % +erawatan luka ondisi balutan luka dilihat pada " hari post operasi, bila basah dan
g.
berdarah harus dibuka dan diganti +erawatan rutin al9hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu, tekanan
h.
darah, nadi,dan perna/asan. +erawatan +ayudara +emberian S* dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan tidak menyusui, pemasangan pembalut payudara yang mengencangkan payudara tanpa banyak menimbulkan kompesi, biasanya mengurangi rasa nyeri. (!anuaba, "###)
B20HI/ AIDS A.
Pengertian 9
*; (uman *mmunode/iciency ;irus) adalah virus yang dapat menyebabkan
*6S. *; termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara in/eksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu dari 7 menjadi 67, yang kemudian menyatu dalam 67 sel tuan rumah, membentuk pro virus dan kemudian melakukan replikasi. ;irus *; ini dapat menyebabkan *6S dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel %6> sehingga dapat merusak sistem kekebalan
tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun. ;irus *; menyerang sel %6> dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak ;irus *; baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. anpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. 6ampaknya adalah kita dapat meninggal dunia akibat terkena pilek biasa. 9
*6S *6S (cCuired *mmune 6e/iciency Syndrome) merupakan dampak atau
e/ek dari perkembang biakan virus *; dalam tubuh makhluk hidup. ;irus *; membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom *6S yang mematikan dan sangat
berbahaya.
+enyakit
*6S
disebabkan
oleh
melemah
atau
menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel %6> pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh ;irus *;. etika kita terkena ;irus *; kita tidak langsung terkena *6S.
Etiologi *; ialah retrovirus yang di sebut lymphadenopathy ssociated virus
(-;) atau human 9cell leukemia virus """
(-;9""") yang juga di sebut
human 9cell lymphotrophic virus (retrovirus) -; di temukan oleh montagnier dkk. +ada tahun "#$= di prancis, sedangkan -;9""" di temukan oleh &allo di amerika serikat pada tahun berikutnya. ;irus yang sama ini ternyata banyak di temukan di a/rika tengah. Sebuah penelitian pada 200 monyet hijau a/rika,B0? dalam darahnya mengandung virus tersebut tampa menimbulkan penyakit. 7ama lain virus tersebut ialah *;. iv :6** S hiv9" 67 hiv92 terbanyak karena *;9" terdiri atas dua untaian 7 dalam inti protein yang di lindungi envelop lipid asal sel hospes. ;irus *6S bersi/at limpotropik khas dan mempunyai kemampuan untuk merusak sel darah putih spesi/ik yang di sebut limposit 9helper atau limposit pembawa /actor > (%6>). ;irus ini dapat mengakibatkan penurunan jumlah limposit 9 helper secara progresi/ dan menimbulkan imunode/isiensi serta untuk selanjut terjadi in/eksi sekunder atau oportunistik oleh kuman,jamur, virus dan parasit
serta neoplasma. Sekali virus *6S mengin/eksi seseorang, maka virus tersebut akan berada dalam tubuh korban untuk seumur hidup. 3adan penderita akan mengadakan reaksi terhapat invasi virus *6S dengan jalan membentuk antibodi spesi/ik, yaitu antibodi *;, yang agaknya tidak dapat menetralisasi virus tersebut dengan cara9cara yang biasa sehingga penderita tetap akan merupakan individu yang in/ekti/ dan merupakan bahaya yang dapat menularkan virusnya pada orang lain di sekelilingnya. ebanyakan orang yang terin/eksi oleh virus *6S hanya sedikit yang menderita sakit atau sama sekali tidak sakit, akan tetapi pada beberapa orang perjalanan sakit dapat berlangsung dan berkembang menjadi *6S yang /ull9blown. C.
Taa)(taa) In$ei 6alam proses perkembangan virus *; dari in/eksi menjadi penyakit
*6S ada > /ase, yaitu (A, 200$) ". 8ase " 8ase ini di mulai tepat setelah in/eksi, dan berlangsung selama beberapa minggu. 8ase " ditandai dengan tidak enak badan seperti /lu, meski pada 20? penderita mengalami /lu parah, namun tes *; yang dilakukan pada /ase ini mungkin menunjukkan bahwa penderita tidak terin/eksi *;. 2. 8ase 2 8ase ini adalah tahap terpanjang diantara /ase lainnya, bahkan dapat berlangsung hingga "0 tahun. 8ase ini gejala pada penderita hampir tidak terlihat, padahal sebenarnya pada /ase inilah virus sedang berkembang. Secara perlahan *; menghancurkan sel9sel %6> yang berjumlah banyak untuk melawan penyakit, dengan sedikitnya sel9sel %6> yang penderita miliki, system kekebalan tubuh penderita akan terus menurun, walaupun tubuh akan mengganti sel %6> yang rusak sebanyak mungkin tetap saja sel %6> akah kalah dengan perkembangan virus *; yang berkembang sangat cepat. =. 8ase = 8ase ini dimulai ketika sel %6> dalam tubuh sudah dikuasai virus *;. etika system kekebalan tubuh sudah gagal, penyakit9penyakit akan mudah masuk ke dalam tubuh penderita, dan ironisnya penyakit ini mengendalikan
tubuh
penderita
dan
berbagai gejala penyakitpun
berkembang. +ada awalnya terjadi gejala9gejala ringan seperti lelah, diare, in/eksi jamur, demam, berkeringat pada malam hari, berat badan terus menerus menurun, pembengkakan kelenjar limpa, sariawan terus
menerus. etapi seiring dengan melemahnya system kekebalan tubuh, gejala ini akan semakin parah. >. 8ase > +ada /ase ini, ketika gejala9gejala penyakit seperti uberculosis (anker) menjadi semakin parah, selanjutnya penderita didiagnosis mendertita *6S. +ada /ase ini obat9obatan anti virus hanya bias memperlambat perkembangan virus *; saja. D.
Pato$i#iologi
".
!ekanisme system imun yang normal Sistem imun melindungi tubuh dengan cara mengenali bakteri atau virus
yang masuk ke dalam tubuh, dan bereaksi terhadapnya. etika system imun melemah atau rusak oleh virus seperti virus *;, tubuh akan lebih mudah terkena in/eksi oportunistik. System imun terdiri atas organ dan jaringan lim/oid, termasuk di dalamnya sumsum tulang, thymus, nodus lim/a, lim/a, tonsil, adenoid, appendi@, darah, dan lim/a. 9
Sel 3 8ungsi utama sel 3 adalah sebagai imunitas antobodi humoral. !asing9
masing sel
3 mampu mengenali
antigen spesi/ik dan mempunyai
kemampuan untuk mensekresi antibodi spesi/ik. ntibody bekerja dengan cara
membungkus
antigen,
membuat
antigen
lebih
mudah
untuk
di/agositosis (proses penelanan dan pencernaan antigen oleh leukosit dan makro/ag. tau
dengan membungkus antigen
dan
memicu system
komplemen (yang berhubungan dengan respon in/lamasi). 9
-im/osit -im/osit atau sel mempunyai 2 /ungsi utama yaitu a.
egulasi sitem imun
b.
!embunuh sel yang menghasilkan antigen target khusus.
!asing9masing sel mempunyai marker permukaan seperti %6>D, %6$D, dan %6=D, yang membedakannya dengan sel lain. Sel %6>D adalah sel yang membantu mengaktivasi sel 3, killer sel dan makro/ag saat terdapat antigen target khusus. Sel %6$D membunuh sel yang terin/eksi oleh virus atau bakteri seperti sel kanker.
2.
9
8agosit
9
omplemen +enjelasan dan komponen utama dari siklus hidup virus *;
Secara structural mor/ologinya, bentuk *; terdiri atas sebuah silinder yang dikelilingi pembungkus lemak yang melingkar9melebar. +ada pusat lingkaran terdapat untaian 7. *; mempunyai = gen yang merupakan komponen /unsional dan structural. iga gen tersebut yaitu gag, pol, dan env. &ag berarti group antigen, pol mewakili polymerase,
dan env adalah
kepanjangan dari envelope (o//mann, ockhstroh, amps,200). &en gag mengode protein inti. &en pol mengode enEim reverse transcriptase, protease, integrase. &en env mengode komponen structural *; yang dikenal dengan glikoprotein. &en lain yang ada dan juga penting dalam replikasi virus, yaitu rev, ne/, vi/, vpu, dan vpr. 9
Siklus idup *; Sel pejamu yang terin/eksi oleh *; memiliki waktu hidup sangat pendekF
hal ini berarti *; secara terus9menerus menggunakan sel pejamu beru untuk mereplikasi diri. Sebanyak "0 milyar virus dihasilkan setiap harinya. Serangan pertama *; akan tertangkap oleh sel dendrite pada membrane mukosa dan kulit pada 2> jam pertama setelah paparan. Sel yang terin/eksi tersebut akan membuat jalur ke nodus lim/a dan kadang9kadang ke pembuluh darah peri/er selama 5 hari setelah papran, dimana replikasi virus menjadi semakin cepat. 9
E.
Siklus hidup *; dapat dibagi menjadi 5 /ase, yaitu G
!asuk dan mengikat
G
everse transkripstase
G
eplikasi
G
3udding
G
!aturasi
Tan1a 1an Ge!ala *; tidak ditularkan atau disebarkan melalui hubungan sosial yang biasa
seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi atau %41amban yang sama atau tinggal serumah bersama Arang 6engan *;4*6S (A6). A6 yaitu pengidap *; atau *6S. Sedangkan A*6 (Arang hidup dengan *; atau *6S) yakni keluarga (anak, istri, suami, ayah, ibu) atau teman9teman pengidap *; atau *6S.
-ebih dari $0? in/eksi *; diderita oleh kelompok usia produkti/ terutama laki9laki, tetapi proporsi penderita *; perempuan cenderung meningkat. *n/eksi pada bayi dan anak, #0 ? terjadi dari *bu pengidap *;. ingga beberapa tahun, seorang pengidap *; tidak menunjukkan gejala9gejala klinis tertular *;, namun demikian orang tersebut dapat menularkan kepada orang lain. Setelah itu, *6S mulai berkembang dan menunjukkan tanda9tanda atau gejala9gejala.anda9tanda klinis penderita *6S 9
3erat badan menurun lebih dari "0 ? dalam " bulan
9
6iare kronis yang berlangsung lebih dari " bulan
9
6emam berkepanjangan lebih dari" bulan
9
+enurunan kesadaran dan gangguan9gangguan neurologis
9
6imensia4*; ense/alopati
&ejala minor 9
3atuk menetap lebih dari " bulan
9
6ermatitis generalisata yang gatal
9
danya erpes Eoster multisegmental dan berulang
9
*n/eksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
*; dan *6S dapat menyerang siapa saja. 7amun pada kelompok rawan mempunyai risiko besar tertular *; penyebab *6S, yaitu 9
Arang yang berperilaku seksual dengan berganti9ganti pasangan tanpa menggunakan kondom
9
+engguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama9sama
9
+asangan seksual pengguna narkoba suntik
9
3ayi yang ibunya positi/ *;
+ara ahli menjelaskan bahwa anda dan &ejala +enyakit *6S seseorang yang terkena virus *; pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami demam selama = sampai minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus *; tersebut. Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus *; akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan kekebelan tubuhnya menurun4lemah hingga jatuh sakit karena serangan demam yang berulang. Satu cara untuk mendapat kepastian adalah dengan menjalani
dapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit *6S diantaranya adalah seperti dibawah ini 9
Saluran perna/asan. +enderita mengalami na/as pendek, henti na/as sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang in/eksi virus lainnya (+neumonia). idak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit *; *6S diduga sebagai 3%.
9
Saluran +encernaan. +enderita penyakit *6S menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya na/su makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik.
9
3erat badan tubuh. +enderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga "0? dibawah normal karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai !alnutrisi termasuk juga karena gangguan absorbsi4penyerapan
makanan
pada
sistem
pencernaan
yang
mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga. 9
System +ersyara/an. erjadinya gangguan pada persyara/an central yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. +ada system persyara/an ujung (+eripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, re/lek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan *mpoten.
9
System *ntegument (1aringan kulit). +enderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simple@) atau carar api (herpes Eoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. -ainnya
adalah
mengalami
in/eksi
jaringan
rambut
pada
kulit
(8olliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak9retak) serta :cEema atau psoriasis. 9
Saluran kemih dan eproduksi pada wanita. +enderita seringkali mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terin/eksi virus *;. -uka pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan +ria maka wanita lebih banyak jumlahnya yang menderita penyakit cacar. -ainnya adalah penderita *6S wanita banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal
sebagai istilah Hpelvic in/lammatory disease (+*6)H dan mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal). ,.
Pe-eriaan Diagno#i#
9
est *; 3anyak orang tidak menyadari bahwa mereka terin/eksi virus *;. urang
dari "? penduduk perkotaan di /rika yang akti/ secara seksual telah menjalani tes *;, dan persentasenya bahkan lebih sedikit lagi di pedesaan. Selain itu, hanya 0,5? wanita mengandung di perkotaan yang mendatangi /asilitas kesehatan umum memperoleh bimbingan tentang *6S, menjalani pemeriksaan, atau menerima hasil tes mereka. ngka ini bahkan lebih kecil lagi di /asilitas kesehatan umum pedesaan. 6engan demikian, darah dari para pendonor dan produk darah yang digunakan untuk pengobatan dan penelitian medis, harus selalu diperiksa kontaminasi *;9nya. es *; umum, termasuk imunoasai enEim *; dan pengujian estern blot, dilakukan untuk mendeteksi antibodi *; pada serum, plasma, cairan mulut, darah kering, atau urin pasien. 7amun demikian, periode antara in/eksi dan berkembangnya antibodi pelawan in/eksi yang dapat dideteksi (window period) bagi setiap orang dapat bervariasi. *nilah sebabnya mengapa dibutuhkan waktu =9 bulan untuk mengetahui serokonversi dan hasil positi/ tes. erdapat pula tes9 tes komersial untuk mendeteksi antigen *; lainnya, *;97, dan *;967, yang dapat digunakan untuk mendeteksi in/eksi *; meskipun perkembangan antibodinya belum dapat terdeteksi. !eskipun metode9metode tersebut tidak disetujui secara khusus untuk diagnosis in/eksi *;, tetapi telah digunakan secara rutin di negara9negara maju. 9
es -aboratorium a. +emeriksaan assay antibodi dapat mendeteksi antibodi terhadap *;. etapi karena antibodi anti *; maternal ditrans/er secara pasi/ selama kehamilan dan dapat dideteksi hingga usia anak "$ bulan, maka adanya hasil antibodi yang positi/ pada anak kurang dari "$ bulan tidak serta merta menjadikan seorang anak pasti terin/eksi *;. arenanya diperlukan
uji
laboratorik
yang
mampu
mendeteksi
virus
atau
komponennya seperti assay untuk mendeteksi 67 *; dari plasma assay untuk mendeteksi 7 *; dari plasma assay untuk mendeteksi antigen p2> *mmune %omple@ 6issociated (*%6)
b. eknologi uji virologi masih dianggap mahal dan kompleks untuk negara berkembang. eal time +%(9+%) mampu mendeteksi 7 dan 67 *;, dan saat ini sudah dipasarkan dengan harga yang jauh lebih murah dari sebelumnya. ssay *%6 p2> yang sudah dikembangkan hingga generasi keempat masih dapat dipergunakan secara terbatas. :valuasi dan pemantauan kualitas uji laboratorium harus terus dilakukan untuk kepastian program. Selain sampel darah lengkap (whole blood) yang sulit diambil pada bayi kecil, saat ini juga telah dikembangkan di negara tertentu penggunaan dried blood spots (63S) pada kertas saring tertentu untuk uji 67 maupun 7 *;. etapi uji ini belum dipergunakan secara luas, masih terbatas pada penelitian. c. !eskipun uji deteksi antibodi tidak dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis de/initi/ *; pada anak yang berumur kurang dari "$ bulan, antibodi *; dapat digunakan untuk mengeksklusi in/eksi *;, paling dini pada usia # sampai "2 bulan pada bayi yang tidak mendapat S* atau yang sudah dihentikan pemberian S* sekurang9kurangnya minggu sebelum dilakukannya uji antibodi. 6asarnya adalah antibodi maternal akan sudah menghilang dari tubuh anak pada usia "2 bulan. +ada anak yang berumur lebih dari "$ bulan uji antibodi termasuk uji cepat (rapid test) dapat digunakan untuk mendiagnosis in/eksi *; sama seperti orang dewasa. +emeriksaan laboratorium lain bersi/at melengkapi in/ormasi dan membantu dalam penentuan stadium serta pemilihan obat ;. +ada pemeriksaan
darah
tepi
dapat
dijumpai
anemia,
leukositopenia,
lim/openia, dan trombositopenia. al ini dapat disebabkan oleh e/ek langsung *; pada sel asal, adanya pembentukan autoantibodi terhadap sel asal, atau akibat in/eksi oportunistik. d. 1umlah lim/osit %6> menurun dan %6$ meningkat sehingga rasio %6>4%6$ menurun. 8ungsi sel menurun, dapat dilihat dari menurunnya respons proli/erati/ sel terhadap antigen atau mitogen. Secara in vivo, menurunnya /ungsi sel ini dapat pula dilihat dari adanya anergi kulit terhadap antigen yang menimbulkan hipersensitivitas tipe lambat. adar imunoglobulin meningkat secara poliklonal. etapi meskipun terdapat hipergamaglobulinemia, respons antibodi spesi/ik terhadap antigen baru, seperti respons terhadap vaksinasi di/teri, tetanus, atau hepatitis 3 menurun.
G.
Penatalaanaan +enatalaksanaan *;9*6S pada dasarnya meliputi aspek !edis linis,
+sikologis dan spek Sosial. ".
spek !edis meliputi a) +engobatan Suporti/. +enilaian giEi penderita sangat perlu dilakukan dari awal sehingga tidak terjadi hal hal yang berlebihan dalam pemberian nutrisi atau terjadi kekurangan nutrisi yang dapat menyebabkan perburukan keadaan penderita dengan cepat. +enyajian makanan hendaknya bervariati/ sehingga penderita dapat tetap berselera makan. 3ila na/su makan penderita sangat menurun dapat dipertimbangkan pemakaian obat nabolik Steroid. +roses +enyedian makanan sangat perlu diperhatikan agar pada saat proses tidak terjadi penularan yang /atal tanpa kita sadari. Seperti misalnya pemakaian alat9alat memasak, pisau untuk memotong daging tidak boleh digunakan untuk mengupas buah, hal ini di maksudkan untuk
mencegah
terjadinya
penularan
oksoplasma,
begitu
juga
sebaliknya untuk mencegah penularan jamur. b) +encegahan dan pengobatan in/eksi Aportunistik. !eliputi penyakit in/eksi Aportunistik yang sering terdapat pada penderita in/eksi *; dan *6S. ". uberkulosis Sejak epidemi *6S maka kasus 3% meningkat kembali. 6osis *7 =00 mg setiap hari dengan vit 3 50 mg paling tidak untuk masa satu tahun. 2. oksoplasmosis Sangat perlu diperhatikan makanan yang kurang masak terutama daging yang kurang matang. Abat !+9S!I " dosis4hari. =. %!; ;irus ini dapat menyebabkan etinitis dan dapat menimbulkan kebutaam. :nse/alitis, +nemonitis pada paru, in/eksi saluran cernak yang dapat menyebabkan luka pada usus. Abat &ansiklovir kapsul " gram tiga kali sehari. >. 1amur
1amur yang paling sering ditemukan pada penderita *6S adalah jamur andida. Abat 7istatin 500.000 u per hari 8lukonaEol "00 mg per hari. c) +engobatan ntiretroviral (;) ". 1angan gunakan obat tunggal atau 2 obat 2. Selalu gunakan minimal kombinasi = ; disebut JK (ighly ctive nti etroviral therapy) =. ombinasi ; lini pertama pasien naLve (belum pernah pakai ; sebelumnya) yang dianjurkan 27* D " 77*. >. 6i *ndonesia 9
-ini pertama M D =% D :8; atau 7;+
9
lternati/ d> D =% D :8; atau 7;+ M atau d> D =% D "+* (-+;4r)
5. erapi seumur hidup, mutlak perlu kepatuhan karena resiko cepat terjadi resisten bila sering lupa minum obat. 2.
spek +sikologis, meliputi a. +erawatan personal dan dihargai b. !empunyai seseorang untuk diajak bicara tentang masalah9masalahnya c. 1awaban9jawaban yang jujur dari lingkungannya d. indak lanjut medis e. !engurangi penghalang untuk pengobatan /.
=.
+endidikan4penyuluhan tentang kondisi mereka spek Sosial. Seorang penderita *; *6S setidaknya membutuhkan bentuk dukungan
dari lingkungan sosialnya. 6imensi dukungan sosial meliputi = hal a. :motional support, miliputiF perasaan nyaman, dihargai, dicintai, dan diperhatikan b. %ognitive support, meliputi in/ormasi, pengetahuan dan nasehat c. !aterials support, meliputi bantuan 4 pelayanan berupa sesuatu barang dalam mengatasi suatu masalah. (7ursalam, 200B) 6ukungan sosial terutama dalam konteks hubungan yang akrab atau kualitas hubungan perkawinan dan keluarga barangkali merupakan sumber dukungan sosial yang paling penting. ouse (200) membedakan empat jenis dimensi dukungan social a. 6ukungan :mosional
!encakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap pasien dengan *; *6S yang bersangkutan b. 6ukungan +enghargaan erjadi lewat ungkapan hormat 4 penghargaan positi/ untuk orang lain itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu dan perbandingan positi/ orang itu dengan orang lain c. 6ukungan *nstrumental !encakup bantuan langsung misalnya orang memberi pinjaman uang, kepada penderita *; *6S yang membutuhkan untuk pengobatannya d) 6ukungan *n/ormati/ !encakup pemberian nasehat, petunjuk, sarana. H.
Pen"egaan 3erikut beberapa upaya untuk pencegahan *; *6S a) indari narkoba, pencegahan *; ids bias dengan menghindari narkoba khususnya pada anak muda. 7arkoba bias merusak sel syara/ ada yang pada otak sehingga bias menyebabkan kondisi tubuh memburuk. Selain itu resiko menggunakan narkoba pun bias terkena virus *; apabila menggunakan jarum suntik. b) &unakan kondom, pencegahan *; *6S yaitu dengan menggunakan kondom. ondom bukan hanya upaya mencegah kehamilan saja tetapi kondom juga bias digunakan untuk mencegah penyakit kelamin yang menular termasuk *; *6S, tetapi ada baiknya jika mengetahui kondisi kesehatan pasangan lebih dulu agar tidak tertular melalui hubungan seks. c) idak sering ganti pasangan, pencegahan *; *6S dengan hubungan seks yang sehat. ubungan seks yang sehat tidak sering ganti pasangan upaya baik mencegah *; *6S. Sebab resiko untuk terkena virus *; pun bias dikarenakan oleh sering ganti pasangan berhubungan seksual. d) &aya hidup sehat, pencegahan *; *6S dengan menerapkan gaya hidup sehat agar system kekebalan tubuh selalu baik dan kuat untuk memproteksi tubuh dari serangan in/eksi yang berasal dari luar tubuh. !akanan9makanan serta olahraga teratur upaya yang bias membantu mencegah *; *6S. Pen"egaan HI/AIDS )a1a I Ha-il !enurut Nopan (20"2), penularan *; dari ibu ke bayi bisa dicegah
melalui empat cara, mulai saat hamil, saat melahirkan, dan setelah lahir yaitu
9
+enggunaan antiretroviral selama kehamilan
9
+enggunaan antiretroviral saat perasalinan dan bayi bayi yang baru dilahirkan
9
+enatalaksanan selama menyusui 3ayi dari ibu yang terin/eksi *; memperlihatkan antibody terhadap virus
tersebut hingga "0 sampai "$ bulan setelah lahir karena penyaluran *g& anti9*; ibu menembus plasenta. arena itu, uji terhadap serum bayi untuk mencari ada tidaknya antibodi *g& ,erupakan hal yang sia9sia, karena uji ini tidak dapat membedakan antibody bayi dari antibody ibu. Sebagian besar dari bayi ini, seiring dengan waktu, akan berhenti memperlihatkan antibody ibu dan juga tidak membentuk
sendiri
antibody
terhadap
virus,
yang
menunjukkan
status
seronegati/. +ada bayi, in/eksi *; sejati dapat diketahui melalui pemeriksaan9 pemeriksaan seperti biakan virus, antigen p2>, atau analisis +% untuk 7 atau 67 virus. +% 67 *; adalah uji virologik yang dianjurkan karena sensitive untuk mendiagnosis in/eksi *; selama masa neonatus (Nopan, 20"2). Selama ini, mekanisme penularan *; dari ibu kepada janinnya masih belum diketahui pasti. ngka penularan bervariasi dari sekitar 25? pada populasi yang tidak menyusui dan tidak diobati di negara9negara industri sampai sekitar >0? pada populasi serupa di negara9negara yang sedang berkembang. anpa menyusui, sekitar 20? dari in/eksi *; pada bayi terjadi in utero dan $0? terjadi selama persalinan dan pelahiran. +enularan pascapartus dapat terjadi melalui kolostrum dan S* dan diperkirakan menimbulkan tambahan risiko "5? penularan perinatal (Nopan, 20"2). !enurut Nopan (20"2), /actor ibu yang berkaitan dengan peningkatan risiko penularan mencakup penyakit ibu yang lanjut, kadar virus dalam serum yang tinggi, dan hitung sel %6>D yang rendah. +ada tahun "##>, studi 0B dari the +ediatric *6S %linical rials &roup (+%&) membuktikan bahwa pemberian Eidovudin kepada perempuan hamil yang terin/eksi *; mengurangi penularan ibu ke bayi sebesar dua pertiga dari 25? menjadi $?. 6i merika Serikat, insiden *6S yang ditularkan pada masa perinatal turun B? dari tahun "##2 sampai "##B akibat uji *; ibu prenatal dan pro/ilaksis prenatal dengan terapi Eidovudin. +erempuan merupakan sekitar 20? dari kasus *;9*6S di merika Serikat. +erempuan dari kaum minoritas (merika /rika dan keturunan Spanyol) lebih banyak terkena, merupakan $5? dari seluruh kasus *6S. Selain pemberian Eidovudin oral kepada ibu positi/ *; selama masa hamil, tindakan9
tindakan lain yang dianjurkan untuk mengurangi risiko penularan *; ibu kepada anak antaea lain ".
seksio sesaria
sebelum
tanda9tanda
partus dan pecahnya
ketuban
(mengurangi angka penularan sebesar 50?)F 2.
pemberian Eidovudin intravena selama persalinan dan pelahiranF
=.
pemberian sirup Eidovudin kepada bayi setelah lahirF
>.
tidak memberi S* 6ata
menunjukkan
bahwa
perkembangan
penyakit
mengalami
percapatan pada anak. 8ase asimptomatik lebih singkat pada anak yang terjangkit virus melalui penularan vertical. aktu median sampai awitan gejala lebih kecil pada anak, dan setelah gejala muncul, progresivitas penyakit menuju kematian dipercepat. +ada tahun "##>, %6% merevisi sistem klas/ikasi untuk in/eksi *; pada anak berusia kurang dari "= tahun. +ada sistem ini, anak yang terin/eksi diklasi/ikasikan menjadi kategori9kategori berdasarkan tiga parameter status in/eksi, status klinis, dan status imunologik (Nopan, 20"2). +erjalanan in/eksi *; pada anak dan dewasa memiliki kemiripan dan perbedaan. +ada anak sering terjadi dis/ungsi sel 3 sebelum terjadi perubahan dalam jumlah lim/osit %6>D. kibat dis/ungsi sistem imun ini, anak rentan mengalami in/eksi bakteri rekuren. *nvasi oleh pathogen9patogen bakteri ini menyebabkan berbagai sindrom klinis pada anak seperti otitis media, sinusitis, in/eksi saluran kemih, meningitis in/eksi pernapasan, penyakit &*, dan penyakit lain (Nopan, 20"2). Seluruh dunia, pada tahun 200$ diperkirakan >=0.000 O2>0.0009"0.000P in/eksi baru karena human immunode/iciency virus (*;) terjadi pada anak9anak, yang #0? diperoleh melalui motherto9child transmission (!%) *;. 6ari >=0.000 in/eksi baru, antara 2$0 dan =0.000.000 diperoleh selama persalinan danpada periode pra9melahirkan. 6ari in/eksi baruyang tersisa, sebagian besar diperoleh selama menyusui. +ada bayi yang terjangkit *; selama waktu persalinan, perkembangan penyakit terjadi sangat cepat dalam beberapa bulanp ertama kehidupan, sering menyebabkan kematian.
bagi bayi yang
mulai diberikan sedini mungkin setelah
diagnosis *;, diperoleh dari review Arganisasi esehatan 6unia (A) pedoman pengobatan pediatrik. +ada 1uni 200$, pedoman baru dikeluarkan, yang merekomendasikan inisiasi segera pada bayi didiagnosis dengan in/eksi *;. 6alam rangka untuk mengidenti/isikan bayi yang akan membutuhkan segera, kon/irmasi awal dari in/eksi *; diperlukan. +ada 7ovember 200$, pertemuan diadakan untuk meninjau rekomendasioleh A untuk pengujian diagnostikin/eksi *;pada bayi dan anak9anak (Nopan, 20"2). I.
Penlaran ;irus *; ditemukan dalam cairan tubuh manusia, dan paling banyak
ditemukan pada darah, cairan sperma dan cairan vagina. +ada cairan tubuh lain bisa juga ditemukan, misalnya air susu ibu dan juga air liur, tapi jumlahnya sangat sedikit (ndy, 20"").. Sejumlah B59$5? penularan virus ini terjadi melalui hubungan seks (59 "0? diantaranya melalui hubungan homoseksual), 59"0? akibat alat suntik yang tercemar (terutama para pemakai narkoba suntik yang dipakai bergantian), =95? dapat terjadi melalui trans/usi darah yang tercemar (ndy, 20""). *n/eksi *; sebagian besar (lebih dari $0?) diderita oleh kelompok usia produkti/ ("5950 tahun) terutama laki9laki, tetapi proporsi penderita wanita cenderung meningkat (ndy, 20""). *n/eksi pada bayi dan anak9anak #0? terjadi dari ibu yang mengidap *;. sekitar 259=5? bayi yang dilahirkan ibu yang terin/eksi *;, akan tertular virus tersebut melalui in/eksi yang terjadi selama dalam kandungan, proses persalinan dan pemberian S* (ndy, 20""). 6engan pengobatan antiretroviral pada ibu hamil trimester terakhir, resiko penularan dapat dikurangi menjadi $?(ndy, 20""). +enelitian baru menunjukkan bahwa perempuan *;9positi/ yang hamil tidak menjadi lebih sakit dibandingkan yang tidak hamil. *ni berarti menjadi hamil tidak mempengaruhi kesehatan perempuan *;9positi/(ndy, 20""). !enurut Nopan (20"2), peningkatan kerentanan untuk terin/eksi *; selama kehamilan adalah mereka yang berperilaku seks bebas dan mungkin karena penyebab biologis yang tidak diketahui. da beberapa cara penularan *;4*6S yaitu sebagai berikut .
ransmisi Seksual +enularan melalui hubungan seksual baik omoseksual maupun eteroseksual merupakan penularan in/eksi *; yang paling sering
terjadi. +enularan ini berhubungan dengan semen dan cairan vagina atau serik. *n/eksi dapat ditularkan dari setiap pengidap in/eksi *; kepada pasangan seksnya. esiko penularan *; tergantung pada pemilihan pasangan seks, jumlah pasangan seks dan jenis hubungan seks. +ada penelitian 6arrow ("#$5) ditemukan resiko seropositive untuk Eat anti terhadap *; cenderung naik pada hubungan seksual yang dilakukan pada pasangan tidak tetap. Arang yang sering berhubungan seksual dengan berganti pasangan merupakan kelompok manusia yang berisiko tinggi terin/eksi virus *; (Nopan, 20"2). 3.
ransmisi 7on Seksual 9
ransmisi +arenral Naitu akibat penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya (alat tindik) yang telah terkontaminasi, misalnya pada penyalah gunaan narkotik suntik yang menggunakan jarum suntik yang tercemar secara bersama9sama. 6isamping dapat juga terjadi melaui jarum suntik yang dipakai oleh petugas kesehatan tanpa disterilkan terlebih dahulu. esiko tertular cara transmisi parental ini kurang dari "?. ransmisi melalui trans/usi atau produk darah terjadi di negara9 negara barat sebelum tahun "#$5. Sesudah tahun "#$5 transmisi melalui jalur ini di negara barat sangat jarang, karena darah donor telah diperiksa sebelum ditrans/usikan. esiko tertular in/eksi4*; lewat tras/usi darah adalah lebih dari #0? (Nopan, 20"2).
9
ransmisi ransplasental +enularan dari ibu yang mengandung *; positi/ ke anak mempunyai resiko sebesar 50?. +enularan dapat terjadi sewaktu hamil, melahirkan dan sewaktu menyusui. +enularan melalui air susu ibu termasuk penularan dengan resiko rendah (Nopan, 20"2).
%.
+enularan !asa +renatal *; dapat ditularkan dari ibu ke bayinya dengan tiga cara yaitu di dalam
uterus (lewat plasenta), sewaktu persalinan dan melalui air susu ibu. +ada bayi yang menyusui kira9kira separuhnya transmisi t erjadi sewaktu sekitar persalinan, sepertiganya melalui menyusui ibu dan sebagian kecil di dalam uterus. 3ayi terin/eksi yang tidak disusui ibunya, kira9kira dua pertiga dari transmisi terjadi sewaktu atau dekat dengan persalinan dan sepertiganya di dalam uterus (yu, 20"2).
9
ehamilan !enurut yu (20"2), kehamilan bisa berbahaya bagi wanita dengan
*; atau *6S selama persalinan dan melahirkan. *bu sering akan mengalami masalah9masalah sebagai berikut ") eguguran 2) 6emam, in/eksi dan kesehatan menurun. =)
*n/eksi serius setelah melahirkan, yang sukar untuk di rawat dan mungkin
mengancam jiwa ibu. 9
!elahirkan Setelah melahirkan cucilah alat genitalia 2 kali sehari dengan sabun
dan air bersih sehingga terlindungi dari in/eksi (Nopan, 20"2). 9
!enyusui !enyusui meningkatkan risiko penularan sebesar >?. *n/eksi *;
kadang9kadang ditularkan ke bayi melalui air susu ibu (S*). Saat ini belum diketahui dengan pasti /rekuensi kejadian seperti ini atau mengapa hanya terjadi pada beberapa bayi tertentu tetapi tidak pada bayi yang lain. 6i S* terdapat lebih banyak virus *; pada ibu9ibu yang baru saja terkena in/eksi dan ibu9ibu yang telah memperlihatkan tanda9tanda penyakit *6S. Setelah bulan, sewaktu bayi menjadi lebih kuat dan besar, bahaya diare dan in/eksi menjadi lebih baik. S* dapat diganti dengan susu lain dan memberikan makanan tambahan. 6engan cara ini bayi akan mendapat man/aat S* dengan resiko lebih kecil untuk terkena *; (Nopan, 20"2).
%ONSEP DASAR ASUHAN %EPERA3ATAN 4.
Peng&a!ian a. *dentitas klien dan penanggung jawab
!eliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agam, alamat, status perkawinan, ruang rawat, nomor medical record, diagnosa medik, yang mengirim, cara masuk, alasan masuk, keadaan umum tanda vital. b. eluhan utama c. iwayat kehamilan, persalinan, dan ni/as sebelumnya bagi klien multipara d. 6ata iwayat penyakit a) iwayat kesehatan sekarang. !eliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit dirasakan saat ini dan keluhan yang dirasakan setelah pasien operasi. b) iwayat esehatan 6ahulu !eliputi penyakit yang lain yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang, !aksudnya apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama (+lasenta previa). c) iwayat esehatan eluarga d) !eliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah keluarga pasien ada e.
juga mempunyai riwayat persalinan plasenta previa. eadaan klien meliputi a) Sirkulasi ipertensi dan pendarahan vagina yang mungkin terjadi. emungkinan kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira9kira 009$00 mb) *ntegritas ego 6apat menunjukkan prosedur yang diantisipasi sebagai tanda kegagalan dan atau
re/leksi negati/ pada kemampuan sebagai wanita.
!enunjukkan labilitas emosional dari kegembiraan, ketakutan, menarik diri, atau kecemasan. c) !akanan dan cairan bdomen lunak dengan tidak ada distensi (diet ditentukan). d) 7eurosensori erusakan gerakan dan sensasi di bawah tingkat anestesi spinal epidural. e) 7yeri 4 ketidaknyamanan !ungkin mengeluh nyeri dari berbagai sumber karena trauma bedah, distensi kandung kemih , e/ek 9 e/ek anesthesia, nyeri tekan uterus mungkin ada. /) +ernapasan 3unyi paru 9 paru vesikuler dan terdengar jelas. g) eamanan h) 3alutan abdomen dapat tampak sedikit noda 4 kering dan utuh. i) Seksualitas 8undus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus. liran lokhea sedang. 2.
Diagno#a %e)era5atan a. 7yeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator nyeri (histamin, prostaglandin) akibat trauma jaringan dalam pembedahan (section caesarea) b. *ntoleransi aktivitas b4d tindakan anestesi, kelemahan, penurunan sirkulasi c. &angguan *ntegritas ulit b.d tindakan pembedahan
d.
esiko tinggi in/eksi berhubungan dengan trauma jaringan 4 luka kering
bekas operasi. e. nsietas berhubungan dengan kurangnya in/ormasi tentang prosedur /.
pembedahan, penyembuhan dan perawatan post operasi. 6e/isit perawatan diri b4d kelemahan /isik akibat tindakan anestesi dan pembedahan
6.
Ren"ana %)era5atan a. 7yeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator nyeri (histamin, prostaglandin) akibat trauma jaringan dalam pembedahan (section caesarea) ujuan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama = @ 2> jam diharapkan nyeri klien berkurang 4 terkontrol dengan kriteria hasil a) !engungkapkan nyeri dan tegang di perutnya berkurang b) Skala nyeri 09" ( dari 0 Q "0 ) c) ; dalam batas normal F Suhu =9=B 0 %, 6 "204$0 mmg, "$9 d) e)
20@4menit, 7adi $09"00 @4menit ajah tidak tampak meringis lien tampak rileks, dapat berisitirahat,
dan
beraktivitas sesuai
kemampuan *ntervensi ". -akukan pengkajian secara komprehensi/ tentang nyeri meliputi lokasi, karakteristik, durasi, /rekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan /aktor presipitasi. 2. Abservasi respon nonverbal dari ketidaknyamanan (misalnya wajah meringis) terutama ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara e/ekti/. =. aji e/ek pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup (e@ beraktivitas, tidur, istirahat, rileks, kognisi, perasaan, dan hubungan sosial) >. jarkan menggunakan teknik nonanalgetik (relaksasi, latihan napas dalam,, sentuhan terapeutik, distraksi.) 5. ontrol /aktor 9 /aktor lingkungan yang yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan (ruangan, suhu, cahaya, dan suara) . olaborasi untuk penggunaan kontrol analgetik, jika perlu. b. *ntoleransi ktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi ujuan llien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi riteria asil klien mampu melakukan aktivitasnya secara mandiri *ntervensi ". aji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas 2. aji pengaruh aktivitas terhadap kondisi luka dan kondisi tubuh umum =. 3antu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari9hari. >. 3antu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan 4kondisi klien 5. :valuasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas c. &angguan *ntegritas ulit b.d tindakan pembedahan
ujuan setelah dilakukan tindakan = @ 2> jam diharapkan integritas kulit dan proteksi jaringan membaik riteria asil idak terjadi kerusakan integritas kulit *ntervensi ". 3erikan perhatian dan perawatan pada kulit 2. -akukan latihan gerak secara pasi/ =. -indungi kulit yang sehat dari kemungkinan maserasi >. 1aga kelembabankulit
d.
esiko tinggi terhadap in/eksi berhubungan dengan trauma jaringan 4 luka bekas operasi (S%) ujuan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama = @ 2> jam diharapkan klien tidak mengalami in/eksi dengan kriteria hasil a) idak terjadi tanda 9 tanda in/eksi (kalor, rubor, dolor, tumor, /ungsio laesea) b) Suhu dan nadi dalam batas normal ( suhu R =,5 9=B,50 %, /rekuensi nadi R 0 9"00@4 menit) c) 3% dalam batas normal (>,"09"0,# "0= 4 u-) *ntervensi ". injau ulang kondisi dasar 4 /aktor risiko yang ada sebelumnya. %atat waktu pecah ketuban. 2. aji adanya tanda in/eksi (kalor, rubor, dolor, tumor, /ungsio laesa) =. -akukan perawatan luka dengan teknik aseptik >. *nspeksi balutan abdominal terhadap eksudat 4 rembesan. -epaskan balutan sesuai indikasi 5. njurkan klien dan keluarga untuk mencuci tangan sebelum 4 sesudah menyentuh luka . +antau peningkatan suhu, nadi, dan pemeriksaan laboratorium jumlah 3% 4 sel darah putih B. olaborasi untuk pemeriksaan
e.
b dan
t.
%atat
perkiraan
kehilangan darah selama prosedur pembedahan $. njurkan intake nutrisi yang cukup #. olaborasi penggunaan antibiotik sesuai indikasi nsietas berhubungan dengan kurangnya in/ormasi tentang prosedur pembedahan, penyembuhan, dan perawatan post operasi ujuan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama = @ jam diharapkan ansietas klien berkurang dengan kriteria hasil a) lien terlihat lebih tenang dan tidak gelisah b) lien mengungkapkan bahwa ansietasnya berkurang *ntervensi ". aji respon psikologis terhadap kejadian dan ketersediaan sistem pendukung 2. etap bersama klien, bersikap tenang dan menunjukkan rasa empati =. Abservasi respon nonverbal klien (misalnya gelisah) berkaitan >. 5.
dengan ansietas yang dirasakan 6ukung dan arahkan kembali mekanisme koping 3erikan in/ormasi yang benar mengenai prosedur pembedahan,
. B.
penyembuhan, dan perawatan post operasi. 6iskusikan pengalaman 4 harapan kelahiran anak pada masa lalu :valuasi perubahan ansietas yang dialami klien secara verbal
DA,TAR PUSTA%A ". %arpenito, *.1. 200". 6iagnosa eperawatan, :disi $. 1akarta :&% 2. 6oengoes, !arylinn. 200". encana suhan eperawatan !aternal 4 3ayi. 1akarta :&% =. !anuaba, *.3.
200".
apita Selekta +enatalaksanaan utin Abstetri
&inekologi dan 3. 1akarta :&% >. !anuaba, *.3. "###. Aperasi ebidanan andungan 6an eluarga 3erencana . 1akarta + &ramedi B. merican Aptometric ssociation, 200. Care of Patient with Myopia. merican Aptometric ssociation, <.S..
$. *lyas, Sidarta, 20"0. *lmu +enyakit !ata. 1akarta 3alai +enerbit 8<* #. *lyas, Sidarta, 200. elainan e/raksi dan aca !ata. 1akarta 3alai +enerbit 8<*. "0. idodo, ., +rillia, ., 200B. !iopia +atologi. 1urnal A/talmologi *ndonesia, 5 (") "#92. "". -ubis, Siti !ahreni *nsani, 20"0. ingkat+engetahuan !asyarakat entang !an/aat ortel Sebagai Sumber ntioksidan lami
amil.
http44ilmu9pasti9pengungkap9
kebenaran420""4""4hivaids9pada9ibu9hamil.pd/ 6iakses tanggal " 8ebruari 20"B. "=. yu. 20"2.
+engaruh *;4*6S erhadap Sistem ekebalan
ubuh.
http44ayups$B420"2404"4makalah9pengaruh9hivaids9terhadap9sistem9 kekebalan9tubuh9manusia4.pd/ 6iakses tanggal 0" 8ebruari 20"B ">. Nopan. 20"2. suhan eperawatan +ada *bu amil 6engan *;4*6S. http44yopangumilar420"240=4makalah9askep9pada9ibu9hamil9dengan.pd/ 6iakses tanggal " 8ebruari 20"B